Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH :

STUDI AGAMA AGAMA

TENTANG :

STUDI AGAMA DALAM RUANG LINGKUP ISLAM BESERTA KAJIAN KEISLAMAN

DOSEN :

ZENI SUNARTI M.H

DI SUSUN OLEH:

NAMA : MUHAMMAD FATCHURROHMAN

SELA SEPTIANI PUTRI

KELAS : HES 1 A

SEMESTER :1

NIM :-

NO. URUT ABSEN : 7, 8

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARIAH AL MUJADDID TANJUNG JABUNG


TIMUR TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

,Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan
terus dapat menimba ilmu di sekolah tinggi ilmu ekonomi syariah al mujaddid tanjung
jabung timur.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah studi
agama agama Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi
mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Terima kasih
, wassalamu’ alaikum wr.wb.

Pandan jaya, 21 september 2022


Penyusun

Muhammad Fatchurrohman
Sela Septiani Putri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. LATAR BELAKANG……….…………………………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………1
C. TUJUAN PEMBAHASAN…………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN……………………..…….……………………………………….……2
A. PENGERTIAN STUDI ISLAM……………………………………………………………...2
B. RUANG LINGKUP STUDI ISLAM…………………………………………………………4
C. PEMBIDANGAN STUDI ISLAM…………………………………………………………...5
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………9
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………..9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada,
islam merupakan agama-agama rahmatal lil a’lamin untuk semua umat.Islam itu
dibawakan oleh nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk
mengetahui islam lebih mendalam mak muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam
akan tetapi Studi Islam itu sendiri merupakan bidang kajian yang cukup lama. Ia telah
ada bersama dengan adanya agama islam maka dari itu Studi Islam menimbulkan
berbagai permasalahn yang umum diantaranya : apa penertian Studi Islam, apa ruang
lingkup dan pembidangan Studi agama.
Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari Studi
Islam dapat melalui segala hal, berkaitan dengan persoalan tentang mempelajari Studi
Islam, islam memberikan kesempatan secara luas kepada manusia untuk
menggunakan akal pikirannya secara maksimal untuk mempelajarinya, namun jangan
sampai penggunaannya melampaui batas dan keluar dari rambu-rambu ajaran Allah
SWT.
Dan didalam makalah ini akan membahas pengertian, ruang lingkup dan pembidangan
studi Agama, diharapkan kita dapat memahaminya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Studi Islam ?
2. Apa ruang lingkup Studi Islam ?
3. Apa saja pembidangan Studi Agama?

C. Tujuan pembahasan
1. Mengetahui pengertian dari Studi Islam
2. Mengetahui apa saja Ruang Lingkup dari Studi Islam
3. Mengetahui apa saja Pembidangan Studi Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Islam

Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah
Islamiyah. Sedangkan Studi Islam di barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka
studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Islam.
Makna ini sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi pengertian terminologis tentang
studi Islam dalam kajian yang sistematis dan terpadu. Dengan perkataan lain, Studi
Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan
dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik
pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.
Islam secara harfiyah berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti selamat,
sentosa dan damai. Arti pokok Islam adalah ketundukan, keselamatan dan kedamaian.
Maka studi Islam diarahkan pada kajian keislaman yang mengarah pada 3 hal :
1. Islam yang bermuara pada ketundukan/berserah diri, berserah diri artinya
pengakuan yang tulus bahwa Tuhan satu-satunya sumber ntoritas yang serba mutlak.
Keadaan ini membawa timbulnya pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan
tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya sendiri.
2. Islam dapat dimaknai yang mengarah kepada keselamatan dunia dan akhirat
sebab ajaran Islam pada hakekatnya membina dan membimbing manusia untuk
berbuat kebajikan dan menjauhi semua larangan dalam kehidupan di dunia termasuk
kehidupan akhirat.
3. Islam bermuara pada kedamaian manusia harus hidup berdampingan dengan
makhluk hidup yang lain bahkan berdampingan dengan alam raya. Dengan demikian
kedamaian harus dilakukan secara utuh dan multi dimensi.
Dari 3 dimensi di atas studi Islam mencerminkan gagasan tentang pemikiran dan
praktis yang berrnuara pada kedudukan Tuhan, selamat di dunia dakhirat dan berdamai

2
dengan makhluk lain. Dengan demikian studi Islam tidak hanya bermuara pada wacana
pemikiran tetapi juga pada praktis kehidupan yang berdasarkan pada perilaku baik dan
benar dalam kehidupan.
Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya
dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-
orang di luar kalangan umat Islam. Studi keislaman di kalangan umat Islam sendiri
tentunya sangat berbeda tujuan dam motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-
orang di luar kalangan umat Islam. Di kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan
untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka
dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan di luar kalangan
umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan
praktik-praktik keagamaan yang berlaku di kalangan mat Islam, yang semata-mata
sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi). Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu
pengetahuan pada umumnya, maka ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan
praktik-praktik keagamaan Islam tersebut bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk
tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat positif maupun negative.
Para ahli studi keislaman di luar kalangan umat Islam tersebut dikenal dengan
kaum orientalis (istisyroqy), yaitu orang-orang Barat yang mengadakan studi tentang
dunia Timur, termasuk di kalangan dunia orang Islam. Dalam praktiknya, studi Islam
yang dilaukan oleh mereka, terutama pada masa-masa awal mereka melakukan studi
tentang dunia Timur, lebih mengarahkan dan menekankan pada pengetahuan tentang
kekurangan-kekurangandan kelemahan-kelemahan ajaran agama Islam dan praktik-
praktik pemgalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari uamat Islam.
Namun, pada masa akhir-akhir ini banyak juga di antara para orientalis yang
memberikan pandangan-pandangan yang objektif dan bersifat ilmiah terhadap Islam
dan umatnya. Tentu saja pandangan-pandangan yang demikian itu kan bisa
bermanfaat bagi pengembangan studi-studi keislaman di kalangan umat Islam sendiri.

Kenyataan sejarah menunjukkan (terutama setelah masa keemasan Islam dan


umat Islam sudah memasuki masa kemundurannya) bahwa pendekatan studi Islam
yang mendominasi kalangan umat Islam lebih cenderung bersifat subjektif, apologi, dan
doktriner, serta menutup diri terhadap pendekatan yang dilakukan orang luar yang

3
bersifat objektif dan rasional. Dengan pendekatan yang bersifat subjektif apologi dan
doktriner tersebut, ajaran agama Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits –yang
pada dasarnya bersifat rasional dan adaptif terhadap tuntutan perkembangan zaman-
telah berkembang menjadi ajaran-ajaran yang baku dan kaku serta tabu terhadap
sentuhan-sebtuhan rasional, tuntutan perubahan, dan perkembangan zaman. Bahkan
kehidupan serta keagamaan serta budaya umat Islam terkesan mandek, membeku dan
ketinggalan zaman. Ironisnya, keadaan yang demikian inilah yang menjadi sasaran
objek studi dari kaum orientalis dalam studi keislamannya.

B. Ruang Lingkup Studi Islam


Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya islam
dapat menjadi obyek studi. Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu
dari islam yang dapat menjadi obyek studi, yaitu:
1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah
final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.
Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah keilmuan
agama islam yang dapat menjadi obyek studi islam:
a) Wilayah praktek keyakianan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah
diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat
pada umumnya. Wilayah praktek ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan
penjernihan teoritik keilmuan yang di pentingkan disisni adalah pengalaman.
b) Wilayah tori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan
metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang
kajiannya masing-masing. Apa yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain
dan tidak bukan adalah “teori-teori” keilmuan agama islam, baik secara deduktif
dari nash-nash atau teks-teks wahyu , maupun secara induktif dari praktek-
praktek keagamaan yang hidup dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi’in

4
maupun sepanjang sejarah perkembangan masyarakat muslim dimanapun
mereka berada.
c) Telah teritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sejarah
perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusunoleh kalangan ilmuan
dan ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks dan
sophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu
keislaman.
Sedangkan menurut M.Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian islam adalah
substansi ajaran-ajaran islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam aspek ini agama
lebih bersifat penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam
ini merupakan salah satu bentuk doktrin yang dirumuskan oleh penganutnya yang
bersumber dari wahyu Allah melalui proses penawaran dan perenungan.[1] 1

C. Pembidangan Studi Agama

Wacana (discourse) tentang pemikiran dan peradaban Islam dalam konteks


pergumulan antar peradaban telah berkembang sedemikian pesat.Namun, pesatnya
perkembangan discourse pemikiran dan peradaban tersebut bukan tanpa
problem.Problematika itu muncul Ketika terjadi ketidak seimbangan wacana yang
berkembang dalam pergumulan antara peradaban, pergumulan antar ideologi dan
bahkan pergumulan antar agama dan aqidah (multifaith dan interfaith relation).
Pergumulan yang tidak seimbang itu melahirkan benturan antar peradaban (clash of
civilization) menurut versi Barat-Kristen atau perang pemikiran (al-ghazw al-fikr),
menurutversiTimur-Islam.

Dalam perkembangan mutakhir, banyak kalangan muslim merasakan derasnya


hegemoni pemikiran, ideologi dan peradaban Barat terhadap Islam dan peradaban
dunia pada umumnya. Namun demikian, kondisi tersebut, disikapi secara berbeda oleh
umat Islam, termasuk para pemikir dan ilmuan muslim. Sebagian mereka, ada yang
berpandangan bahwa kemajuan pemikiran dan peradaban Barat layak untuk diadopsi
oleh kalangan Islam. Mereka berpendapat bahwa pemikiran dan peradaban Islam akan
mengalami kemandegan ketika umat Islam menutup diri terhadap Barat. Namun,
1
[1]Azyumardi Azra, Konteks Berteologi di Indonesia, (Jakarta: Paramadina, 1999), hlm. 214.
kecenderungan pandangan tersebut sering diikuti oleh sikap yang berlebihan dalam
menerima pemikiran dan peradaban Barat, sehingga kehilangan sikap kritis dan
selektifnya.
Di sisi lain terdapat sebagian umat Islam yang secara a priori, menolak secara
mutlak segala yang datang dari Barat. Dua ekstremitas dalam menyikapi
perkembangan pemikiran dan peradaban Barat dalam konteks perkembangan
peradaban Isla Materi ini diberikan dalam bentuk telaah analitis, komprehensif, dan
komparatif dengan worldview pemikiran atau peradaban lain, sehingga diharapkan
mampu memberikan pemahaman yang konprehensif dan mendasar serta mampu
menjawab tantangan pemikiran kontemporer dengan prinsip-prinsip atau paradigma
ta’sil, taswir, tarsyid, tatwirdantanzir.
Ta’sil, adalah melakukan analisis-kritisterhadap segala permasalahan dan
memberikan konsep dan landasan syar’i merujuk kepada sumber-sumber orisinalitas
Islam, yakni Al-Quran dan al-Sunnah al-Sahihah (al-Maqbulah) dengan pemahaman
yang benar, sesuai petunjuk Rasulullah dan generasi al-Sabiqun al-Awwalun (al-Salaf
al-Salih)
Taswir, yakni deskripsi permasalahan dan realitas pemikiran dan peradaban Islam
dengan pandangan hidup Islam yang bersumber Al-Quran dan Sunnah serta khazanah
intelektual Islam.[2]2
Tarsyid, mempertautkan antara al-alelah (orisinalitas) dengan al-muneiarah
(realitas kekinian) dengan komitmen terhadap nilai-nilai dan pandangan hidup Islam
sebagai kerangka dasarnya, sehingga realitas dapat diarahkanmenujuidealisme Islam
Tatwer, melakukan pengembangan atas perkembangan pemikiran dan peradaban
Islam sebagai peradaban alternatif (al-badel al-thaqefe, ‫ )البـديـــل الثـقافـى‬yang sesuai
dengan perkembangan jaman dengan tetap berada dalambingkaiparadigma Islam.
Tanzirr, kritik terhadap teori-teori pengetahuan yang ada dengan pandangan Islam,
reformulasi atas teori yang ada, atau membangun teori baru dalam pemikiran dan
peradaban Islam dengan pandangan dunia Islam (Islamic worldview).menjadi menarik
untuk di kaji dalam rangka merumuskan konsep peradaban dan kebudayaan Islam
yang ideal, tetapi juga aktual, tranformatif dan integratif.

2
[2] Ibid. hlm. 216-217
Sejumlah ulama tradisional mengklasifikasikan ajaran islam menjadi tiga kelompok
besar, yakni :[3]3
1. Akidah
2. syari’ah dan
3. Akhlak tasawuf
Pengelompokan lain adalah :
a) Ilmu kalam yang mencakup hukum-hukum yang berhubungan dengan dzat Allah
dan sifat-Nya, iman kepada rasul-rasul Nya ,hariakhiratdansebagainya.
b) Ilmu akhlak yang mencakup tentang “pengolahan” jiwa sehingga semakin baik ,
dengan cara menjalankan keutamaan-keutamaan dan menjauhi perbuatan-
perbuatan tercela.
c) Ilmu fiqih yang melingkupi hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan-
perbuatan hamba dalam bidang ‘ibadah, mua’amalah, ‘uqubahmaupun yang
lainnya.
Dari kedua teori diatas tercermin bahwa aqidah identik dengan kalam. Dan syari’ah
sama dengan fiqih. Penyebutan akidah sama dengan kalam dalam pengertian
sederhana dapat diterima. Tetapi dalam perkembangannya ada perbedaan antara
keduanya.Demikian juga pengidentikan syari’ah dengan fiqih tidak seluruhnya benar.
Penjabaran lebih luas dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa hukm islam secara
umum dapat diartikan dalam arti luas ‘ al-asyari’ah ‘ berarti seluruh ajaran islam yang
berupa norma -norma ilaihiyah. Dalam arti ini, al-syari’ah identik dengan din, yang
berarti meliputi seluruh cabang pengetahuan keagamaan islam. Sedang dalam arti
sempit, al-syari’ah berarti norma- norma yang mengatur sistem tingkah laku.

Sementara syari’ah dalam arti sempit (fiqih) itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga bidang
i) Ibadah
ii) Mu’amalah
iii) ‘Uqubah

3
[[3] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers. 2009), hlm. 23-24 2] Ibid. hlm. 216-
217

7
Sementara pembidangan syari’ahmenurut pemikir kontemporer lain, meskipun tidak
seperti pembagian pemikir tradisional tetapi lebih sebagai pembidangan obyek kajian
tentang islam dapat di gambarkan sebagai demikian : pada tulisan pertama, Charles
Adam mengelompokan studi islam menjadi 9 bidang, yakni :[4] 4
(1) Nama/istilah dan pengertian islam.
(2) Latar belakang kehidupan masyarakat arab sebelum islam.
(3) Kehidupan Nabi.
(4) Al – Qur’an.
(5) Hadis Nabi Muhammad.
(6) Kalam.
(7) Falsafah.
(8) Institusi islam, yang meliputi syari’ah dan politik/konsep negara.
(9) Syi’ah..
Kemudian pengelompokan ini sedikit di modifikasi meskipun tetap menjadi 9 bidang
kajian, menjadi :[5]5
(a) Latar belakang kehidupan masyarakat arab sebelum islam.
(b) Studi tentang kehidupan Nabi.
(c) Studi Al-Qur’an.
(d) Hadis Nabi Muhammad SAW.
(e) Kalam.
(f) Hukum islam.
(g) Falsafah.
(h) Tasawuf.
(i) Aliran – aliran dalam islam khususny asyi’ah.
Sedang Harun Nasution membagi studi islam atau dengan sebutan sendiri Aspek Studi
Islam menjadi 7, yakni:[6]6

(i) ibadah atau latihan Spiritual danajaran moral.


(ii) Politik.
(iii) Hukum.
4
[4] Ibid. hlm. 27-28
5
[5] Ibilm. hlm. 30
6
[6] Ngainum Naim, Pengantar Studi Islam, Y(ogyakarta: Teras, 2009), hlm. 86

8
(iv) Teologi.
(v) Falsafah.
(vi) Mistisisme.
(vii) Pembaruan dalam islam

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Maka dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup studi agama menurut Menurut
Muhammad Nur Hakim, ada beberapa aspek tertentu dari islam yang dapat menjadi
obyek studi, yaitu:
1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah final,
dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2.Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.
Dan utnuk pembidangan Studi Agama Sejumlah ulama tradisional mengklasifikasikan
ajaran islam menjadi tiga kelompok besar, yakni :
1. Akidah
2. Syari’ah dan
3. Akhlak tasawuf

10
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra. 1999. Konteks Berteologi di Indonesia. Jakarta: Paramadina.


Naim,Ngainum. 2009. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Teras..
Nata, Abuddin. 2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Muhaimin, 2015. Kawasan dan Wawasan Studi iSlam .Jakarta: Kencana.
Yusuf, Mundzirin dkk,. 2005. Islam dan Budaya Lokal. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga.
 Al-Qardhawi, Yusuf.1996.Karakteristik Islam.Surabaya:Risalah Gusti
 Anwar, Rosihon, Dr, dkk.2009.Pengantar studi islam.Bandung:Pustaka Setia.
 Burhani, Ahmad Najib.2001.Islam Dinamis.Jakarta:Kompas
 Muhaimin, dkk. 1994.Dimensi-dimensi Studi Islam.Surabaya:Abditama.
 Smith, Cantwel, Wilfred. 1964.The meaning and End of Religion.New York: the new
American library of the world literature.
 Syaiful, Arif, H.2006.Pengantar Supervisi PAI.Pamekasan:STAIN Pmk Press
 Yusuf, Anwar, Ali.2003.Studi agama islam untuk Perguruan tinggi.Bandung:Pustaka
Setia
.  http://mubarok-institute.blogspot.com/dimensi-ajaran-islam. diakses pada
20/09/2022, 20:43.

[1]Azyumardi Azra, Konteks Berteologi di Indonesia, (Jakarta: Paramadina,


1999), hlm. 214.
[2] Ibid. hlm. 216-217
[3] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers. 2009), hlm. 23-24

[4] Ibid. hlm. 27-28


[5] Ibilm. hlm. 30

[6] Ngainum Naim, Pengantar Studi Islam, Y(ogyakarta: Teras, 20 09), hlm. 86

Anda mungkin juga menyukai