Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME

METODE STUDY ISLAM ( MSI )

Nama : Muhazam

Nim : 2381130300

Kelas : B8

Dosen/ Pengampu : Dr. Anwar Sanusi, M.Ag.

A. Pengertian Study Islam

Study Islam secara etimologi merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah
Islamiyah. Sedangkan Study Islam di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka
studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan Islam. Maka ini
sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi pengertian terminologis tentang studi Islam
dalam kajian yang sistematis dan terpadu. Dengan perkataan lain Studi Islam adalah usaha
sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam
tentang seluk beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan
dengan ajaran , sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari.

Studi Islam diarahkan pada kajian keIslaman yang mengarah pada tiga hal sebagai
berikut : 1) Islam yang bermuara pada ketundukan atau berserah diri, 2). Islam dapat
dimaknai yang mengarah pada keselamatan dunia dan akherat, sebab ajaran Islam pada
hakekatnya membimbing manusia untuk berbuat kebajikan dan menjauhi semua larangan, 3).
Islam bermuara pada kedamaian.

Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya


dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang
diluar kalangan umat Islam. Studi keIslaman dikalangan umat Islam sendiri tentunya sangat
berbeda tujuan dan motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-orang di luar kalangan
umat Islam, studi keIslaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas
ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkan nilai-nilai keIslaman.
Dengan adanya kontak budaya modern dengan budaya Islam, mendorong para
Ulama’ tersebut untuk bersikap objektif dan terbuka terhadap pandangan luar yang pada
gilirannya pendekatan ilmiah yang bersifat rasional dan objektif pun memasuki dunia Islam,
termasuk pula dalam studi keIslaman di kalangan umat Islam sendiri. Maka dengan
menampilkan kajian yang objektif dan ilmiah maka ajaran-ajaran Islam yang diklaim sebagai
ajaran universal bisa menjadi berkembang dan menjadi sangat releven dan dibutuhkan oleh
umat Islam serta betul-betul mampu menjawab tantangan zaman.

B. Tujuan Studi Islam


Studi Islam, sebagai usaha untuk mempelajari secara mendalam tentang Islam dan
segala seluk- beluk yang berhubungan dengan agama Islam, sudah tentu mempunyai tujuan
yang jelas, yang sekaligus menunjukkan kemana studi Islam tersebut diarahkan.
Adapun arah dan tujuan studi Islam dapat dirumuskan sebagi beriukut :
1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agama Islam itu,
dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan
budaya manusia.
2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang asli, dan
bagaimana penjabaran serta operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan
budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarahnya.
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap abadi
dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya
4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama
Islam, dan bagaiman realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.

Selanjutnya dengan tujuan-tujuan tersebut diharapkan agar setudi Islam akan


bermanfaat bagi peningkatan usaha pembaruan dan pengembangan kurikulum pendidikan
Islam pada umumnya, dalam usaha transpormasi kehidupan social budaya serta agama umat
Islam sekarang ini, menuju kehidupan social –budaya modern pada generasi-generasi
mendatang sehingga misi Islam sebagai rahmatan lil alamin dapat terwujud dalam kehidupan
nyata di dunia global.

C. Urgensi Studi Islam.


Pada saat ini, umat Islam sedang menghadapi tantangan dari kehidupan dunia dan
budaya modern, studi keIslaman menjadi sangat urgen. Urgensi studi Islam dapat dipahami
dan diuraikan sebagi berikut:

1. Umat Islam saat ini Berada Dalam Kondisi Problematis.

2. Umat Manusia dan Peradabannya Berada dalam Suasana Globalisasi.


3. Situasi keberagamaan di Indonesia cenderung menampilkan kondisi keberagmaan yang leglistik-
formalistik.
Melalui pendekatan yang bersifat rasional-obyektif, studi Islam diharapkan: a) Mampu memberikan
alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi yang problematis tersebut; b) Dapat mengarah
kepada dan bertujuan untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran agama
Islam agar mampu beradaptasi dan menjawab tantangan zaman dan dunia modern denga tetap berpegang
teguh pada sumber ajaran agama Islam yang asli, yaitu Al-Qur‘an dan as-Sunnah; c) Mampu
memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat Islam, agar tetap menjadi seorang muslim sejati, yang
mampu menjawab tantangan pada era globalisasi ini.
Disinilah letak urgensi studi Islam, untuk menggali kembali ajaran-ajaran Islam yang murni, dan
yang bersifat manusiawi dan universal, yang mempunyai daya untuk mewujudkan dirinya sebagai
rahmatan lil ,, alamin.
Kondisi seperti itu, menyebabkan agama kurang dipahami sebagai dasar moral dan etika yang bertujuan
membebaskan manusia dari kebodohan, ataupun kebobrokan moral. Di samping itu, formalisme keagamaan
yang cenderung induvidualistik daripada kesatuan sosial mengakibatkan munculnya sikap negatif seperti
nepotisme, kolusi dan korupsi. Oleh karenanya, signifikasi studi Islam di Indonesia adalah mengubah
pemahaman dan penghayatan keIslaman masyarakat Muslim-Indonesia secara khusus, dan masyarakat
agama pada umumnya.
D. Ruang lingkup Studi Islam
Agama sebagai objek studi minimal dapat dilihat dari sigi sisi sebagai berikut:
1. Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah final dalam arti absolute, dan
diterima apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan
agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam.
Bila Islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi Islam dapat dibatasi pada tiga ruang lingkup
tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas kebenaran teks wahyu, maka hal ini tidak
memerlukan penelitian didalamnya.
Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya Islam dapat menjadi
obyek studi. Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari Islam yang dapat
menjadi obyek studi, yaitu:

1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah final,
dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.

2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.

3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.

Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah keilmuan agama
Islam yang dapat menjadi obyek Studi Islam adalah sebagai berikut:

1. Wilayah praktek keyakianan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah


diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat pada
umumnya. Wilayah praktek ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan penjernihan
teoritik keilmuan yang di pentingkan disisni adalah pengalaman.

2. Wilayah teori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan


metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang kajiannya
masing-masing. Apa yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan
adalah “teori-teori” keilmuan agama islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau
teks-teks wahyu , maupun secara induktif dari praktek-praktek keagamaan yang hidup
dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi’in maupun sepanjang sejarah
perkembangan masyarakat muslim dimanapun mereka berada.

3. Telaah teritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sejarah


perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusun oleh kalangan ilmuan dan
ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks
dan sophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu
keislaman.

Sedangkan menurut M. Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian islam adalah
substansi ajaran-ajaran islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam aspek ini agama lebih
bersifat penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam ini
merupakan salah satu bentuk doktrin yang dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber
dari wahyu Allah melalui proses penawaran dan perenungan.
Demikian resume singkat ini yang bisa saya buat, sadar akan jauh dari kata
kesempurnaan dan berharap kiranya kepada Bapak Dosen untuk terus membimbing saya
kedepan dalam peningkatan pembuatan resume dan pembelajaran lainnya, dan sebelumnya
saya sampaikan terimakasih.

Lombok NTB, 4 Maret 2024

Hormat Saya

TTD.

Muhazam

Anda mungkin juga menyukai