Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE-METODE STUDI ISLAM

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Metode Studi Islam


Dosen Pengampu : Syamsul Mu’arif, M.E.

Disusun oleh :

Lailatun Ni’mah 1121011

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI

JURUSAN TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas kami.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen pengampu
Syamsul Mu‟arif, M.E yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualikum warahmatullahi wabarakatuh

Pati, Desember 2021

Peyusun

I
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara alamiah, manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungansampai
meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pulakejadian alam semesta
ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demisetingkat. Pola perkembangan
manusia dan kejadian alam semesta yang berproses demikian berlangsung di atas
hukum alam yang ditetapkan olehAllah sebagai sunnatullah.
Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agamayang telah
ada, islam merupakan agama rahmatal lil a‟lamin untuk semua
umat.Islam itu dibawakan oleh nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyudari
Allah. Untuk mengetahui islam lebih mendalam maka muncullah ilmuyang
dinamakan Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu sendiri merupakan bidang kajian
yang cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya agamaislam maka dari itu
Studi Islam menimbulkan berbagai permasalahn yangumum diantaranya : apa
penertian Studi Islam, apa ruang lingkup, atau objekStudi Islam, apa tujuan Studi
Islam, bagaimana pendekatan dan metodologidalam Studi Islam.
Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari
StudiIslam dapat melalui segala hal, berkaitan dengan persoalan
tentang mempelajari Studi Islam, islam memberikan kesempatan secara luaskepada
manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara maksimal untukmempelajarinya,
namun jangan sampai penggunaannya melampaui batas dankeluar dari rambu-rambu
ajaran Allah SWT.
Oleh karena itu, islam sebagai ajaran menjadi sebuah topik yang menarikuntuk
dikaji baik dari kalangan intelektual muslim sendiri maupun sarjana-sarjana barat,
mulai tradisi orientalis sampai pada sebutan islamisist. Kajiankeislaman (Islamic
studies) merupakan suatu disiplin ilmu yang membahasislam baik ajaran,
kelembagaan, sejarah maupun kehidupan umatnya. Dalam prosesnya, usaha kajian itu
mencerminkan suatu transmisi doktrin-doktrinkeagamaan dari generasi ke generasi,
dengan menjadikan tokoh-tokoh agama,mulai dari Rasulullah sampai dengan ustad
dan para dai sebagai perantarasentral yang hidup. Dari ustad maupun guru kita dapat
mengetahui apa itustudi islam, baik pengertian, ruang lingkup, obyek, pendekatan,

II
metodologi.Banyak sekali pendapat-pendapat yang menjelaskan tentang itu semua
yang perlu kita kaji bersama dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian Latar belakang diatas dapat kita simpulkan
dua permasalahan pokok yang akan penulis bahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apakah pengertian Studi Islam?
2. Bagaimanakah ruang lingkup kajian Studi Islam?
3. Apakah tujuan Studi Islam?
4. Bagaimanakah pendekatan dan metodologi Studi Islam?

C. Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui Pengertian dari Studi Islam.
2.Untuk mengatahui ruang lingkup kajian dari Studi Islam.
3.Untuk mengetahui tujuan dari adanya Studi Islam.
4.Untuk mengetahui pendekatan dan metodologi studi Islam

III
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Islam

Kata Studi Islam secara Etimologi (bahasa) merupakan gabungan dari duakata yaitu Studi
dan Islam. Dan kata studi sendiri memiliki banyak makna,diantaranya Studi berasal dari
bahasa Inggris yaitu Study, yang berartimempelajari atau mengkaji. Dan menurut Lester
Crow dan Alice Crowmenyebutkan bahwa studi adalah kegiatan yang secara sengaja
diusahakandengan maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yanglebih
besar atau meningkatkan suatu keterampilan. Kemudian menurutMuhammad Hatta Studi
adalah mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan
tentang sesuatu dalamhubungan sebab akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu dan dengan
metodetertentu pula. Sedangkan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salimadan aslama.
Salima mengandung arti selamat, tunduk, dan berserah.Sedangkan aslama juga mengandung
arti kepatuhan, ketundukan, dan berserah. Yang disebut dengan muslim adalah orang yang
tunduk, patuh, dan berserah diri sepenuhnya kepada ajaran Islam dan akan selamat dunia
danakhirat. Secara Terminologi (Istilah) Kajian Islam atau di Barat terkenaldengan istilah
Islamic Studies adalah usaha mendasar dan sistematis untukmengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam seluk belukyang berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran-
ajarannya, maupun praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-
harisepanjang sejarah.Pengertian Studi Islam menurut Muhammad Nur Hakimkegunaan
istilah Studi1

Islam bertujuan untuk mengungkapkan beberapamaksud, yaitu :1. Studi Islam yang
dikonotasikan dengan aktivitas-aktivitas dan program- program pengkajian dan penelitian
terhadap agama sebagai objeknya.2. Studi Islam yang dikonotasikan dengan materi, subjek,
bidang, dankurikulum atas semua kajian Islam 3. Studi Islam yang dikonotasikan dengan
institusi-institusi pengkajianIslam, baik dilakukan secara formal seperti perguruan tinggi,
maupun yangnon formal seperti forum-forum kajian dan halaqoh-halaqoh.

1
Pemahaman Ajaran Islam Studi Islam dan Isu-isu Kontemporer dalam Studi Islam), Yogyakarta:Teras, 2013,
hlm. 19-20

1
B. Ruang Lingkup Kajian Studi Islam

Pada dasarnya pengkajian keislaman mengikuti pada wawasan dan keahlian para
pengkajinya, sehingga terkesan nuansa kajian mengikuti selera pengkajinya.Secara
material, ruang lingkup kajian Islam dalam tradisi Barat (orientalismsscholar) meliputi
pembahasan mengenai ajaran, doktrin, pemikiran, teks, sejarahdan institusi keislaman.
Pada awalnya ketertarikan sarjana Barat terhadap pemikiran Islam lebih karena kebutuhan
atas penguasaan daerah koloni.Mengingat daerah koloni pada umumnya adalah negara-
negara yang banyak didomisili warga negara yang beragama Islam, sehingga mau tidak
mau merekaharus paham tentang budaya lokal. Kasus ini dapat dilihat pada pada perang
Aceh,Snouck Hurgronje (sarjana Belanda) telah mempelajari Islam terlebih
dahulusebelum diterjunkan dilokasi dengan asumsi ia telah memahami budaya dan
peradaban masyarakat Aceh yang mayoritas beragama Islam. Islam dipelajari olehSnock
Hurgronje dari sisi landasan normatif maupun praktik bagi para pemeluknya, kemudian
dibuatlah rekomendasi kepada para penguasa kolonialuntuk membuat kebajikan yang
berkaitan dengan kepentingan umat Islam.

Islam dipahami dari sisi ajaran, doktrin dan pemahaman masyarakat denganasumsi
dapat diketahui tradisi dan kekuatan masyarakat setempat. Setelah itu, pemahaman yang
telah menjadi input bagi kaum orientalis diambil sebagai dasarkebajikan oleh para
penguasa kolonial yang tentunyalebih menguntungkan mereka dibandingkan dengan
rakyat banyak di wilayah jajahannya.2

Hasil studi ini sesungguhnya lebih menguntungkan kaumpenjajah. Atas dasarmasukan ini
para penguasa kolonial dapat mengambil kebijakan daerah kolonidengan
mempertimbangkan budaya lokal. Atas masukan ini, para penjajah mampumembuat peta
kekuatan sosial masyarakat terjajah sesuai dengan kepentingan
dankeuntungannya.Menurut Muhammad Nurhakim, memang tidak semua aspek agama,
khususnyaIslam dapat menjadi objek studi. Dalam konteks khusus studi Islam, ada
beberapaaspek tertentu dari Islam yang dapat menjadi objek studi,yaitu :

1. Islam sebagai Doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi para pemeluknya sudah
final, dalam arti absolut, dan diterima secara apaadanya.

2
Muhammad Mustahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2011, hlm. 1

2
2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasimanusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orangterhadap doktrin agama.

3. Interaksi sosial yaitu realitas umat Islam.

Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah keilmuanagama


Islam yang dapat menjadi Objek Studi Islam, yaitu :

1. Wilayah praktik keyakinan dan pemahaman terhadap wahyu yang


telahdiintrepretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutanmasyarakat
pada umumnya. Wilayah praktik ini umumnya tanpa melaluiklarifikasi dan
penjernihan teoritik keilmuan yang dipentingkan disiniadalah pengalaman.

2. Wilayah-wilayah teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematikadan


metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang kajiannya
masing-masing. Apayang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan
adalah “teori teori” keilmuan agama Islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau
teks-teks wahyu,maupun secara induktif dari praktik-praktik keagamaan yang
hidup3dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi‟in maupun sepanjang sejarah
perkembangan asyarakat muslim dimanapin mereka berada.

3. Telaah kritis yang lebih populer disebut metadiscourse, terhadap sejarah


perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusun oleh kalanganilmuan dan
ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yangkompleks dan sophisticated
inilah yang sesungguhnya dibidangi olehfilsafat ilmu-ilmu keislaman.

Sedangkan menurut M. Atho‟ Mudzhar menyatakan bahwa objek kajian Islam adalah
substansi ajaran-ajaran Islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf.Dalam aspek ini agama
lebih bersifat penelitianbudaya, hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam
ini merupakan salah satu bentukdoktrin yang dirumuskan oleh penganutnya yang
bersumber dari wahyu Allahmelalui proses penawaran dan perenungan. Ketika seseorang
mempelajari bagaimana ajaran Islam tentang sholat, haji, zakat, haji, tentang konsep ke-
Esa-an Allah, tentang argumen adanya Tuhan, tentang aturan etika dan nilaimoral dalam
Islam, berarti sedang mempelajari Islam sebagai gejala Budaya

3
Jamali Sahordi, Metodologi Studi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011, hlm. 57M. Nur Hakim, Metode Studi
Islam, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004,

3
C. Tujuan Studi Islam

Dalam adagium ushuliyah dinyatakan bahwa al-umur bi maqashidiyah, bahwa setiap


tindakan dan aktifitas harus berorientasi pada tujuan ataurencana yang telah ditetapkan4
Adagium ini menunjukkan bahwa pendidikanserharusnya berorientasi pada tujuan yang
ingin dicapai, bukan semata mata berorientasi pada sederetan materi. Sehingga tujuan
study Islam terlebihdahulu harus dirumuskan, sebelum komponen-komponen
lainnya.Sesuai perkembangan masyarakat yang semakin dinamis sebagaikonsekuensi dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka aktualisasinilai-nilai al-Qur‟an menjadi
sangat penting. Karena tanpa aktualisasi kitab suci ini, umat Islam akan menghadapi
kendala dalam upaya internalisasi nilai-nilai al-Qur‟ani sebagai upaya pembentukan
pribadi umat Islam yang bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, maju, dan mandiri , atau
disebut denganinsane kamil. Pribadi semacam inilah yang menjadi tujuan study
Islamsebagaimana dirumuskan oleh al-Ghazali. Dalam mewujudkan Islam kamil,
pendidikan Islam ditujukan sebagai proses transfer pengetahuan (transfer ofknowledge),
transfer metode (transfer of methodology), dan transfer nilai-niilai (transfer of values).

Study Islam sebagai media transfer pengetahuan dapat ditinjau dari perspektif
perspektif human capital, pendidikan tidak dipandang sebagai barang konsumsi saja tetapi
juga sebagai sebuah investasi. Hasil investasi ini berupa tenaga kerja yang mempunyai
pengetahuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilannnya dalam proses
produksi dan pembangunan pada umumnya.Secara normative tujuan yang ingin dicapai
pendidikan Islam meliputitiga dimensi yaitu:

1. Dimensi spiritual, yaitu iman, takwa, dan akhlak mulia (yang tercermindalam ibadah
dan muamalah). Dimensi spiritual ini tersimpul dalam satukata yaitu akhlak mulia, yang
menurut M. Athiyah Al-Abrasyi sebagaitujuan utama study Islam.Sementara menurut
Said Aqil Husein al-Munawar, akhlak merupakanalat control psikis dan sosial bagi
individu dan masyarakat. Tanpaakhlak, manusia akan berada dalam kumpulan binatang
yang tidakmemliliki tata nilai dalam kehidupannya. Rasulullah saw. Merupakansumber
akhlak yang hendaknya diteladani oleh orang mukmin, sepertitercermin dalam sabdanya:

“Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

4
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009, hlm. 8-9Muhammad Mustahibun Nafis,
Opcit, hlm. 9Ibid, hlm. 57

4
2. Dimensi budaya, yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini secara universalmenitikberatkan pada
pembentukan kepribadian muslim sebagai individu yang diarahkan kepada peningkatan
dan pengembangan factor dasar(bawaan) dan factor ajar (lingkungan) dengan
berpedoman kepada nilai-nilai keislaman.

3. Dimensi kecerdasan yang membawa kemajuan, yaitu cerdas, aktif,disiplin, inovatif,


produktif, dan sebagainya. Dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan
sebuah proses yang mencakup tiga hal:analisis, kreatifitas, dan praksis.

Upaya yang dilakukan dalam study Islam tentunya tidak cukupn di ruangkelas atau
disekolah saja. Sebab lembaga yang mempunyai peransesungguhnya adalah keluarga.
Sebagai unit masyarakat terkecil, keluargamemiliki dampak langsung terhadap kehidupan
peserta didik danmasyarakat itu sendiri. Disinilah anak mendapatkan imu pengetahuan
pertama kalinya sebelum mendapatkan dari lembaga lain. Studi islamsebagai sebuah
kajian secara sistematis terhadap islammemiliki sebuah tujuan kegiatan apapun, apalagi
studi islam, akan lebihmudah tercapai manakala ditetapkan tujuannya secara konkret.
Secaragarisbesar tujuan studi islam adalah:

1. Mempelajari secara mendalam tentang hakikat islam, bagaimana posisinya dengan


agama lain, dan bagaimana hubungannya dengandinamika oerkembangan yang terus
berlangsung.

2. Mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agamaislamyang tetap


abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah

3. Mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yangasli,dan bagaimana
operasionalisasinya dalam pertumbuhan budaya dan peradaban islam sepanjang sejarah.

4. Mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilaidasar ajaran


islam dan bagaimana perwujudannya dalam membimbingdan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradabanmanusia pada zaman modern ini.5

5
Rizki Putra, 2008 hlm. 21-24

5
D. Pendekatan dan Metodologi Studi Islam

Istilah “pendekatan” merupakan kataterjemahan dari bahasa inggris,approach.


Maksudnya adalah suatu disiplin ilmu untuk dijadikan landasankajian sebuah study atau
penelitian. Pendekatan dalam aplikasinya lebihmendekati disiplin ilmu karena tujuan
disiplin ilmu karena tujuan utama pendekatan ini untuk mengetahui sebuah kajian dan
langkah-langkahmetodologis yang dipakai dalam pengkajian atau penelitian itu sendiri.
Setiapdisiplin ilmu memiliki kekhususan metodologi sebab tidak ada sebuahmetode yang
dapat digunakan dalam semua disiplin ilmu.

Jika seorang pengkaji telah menentukan pendekatan yang digunakannya, akan


denganmudah terbaca langkah-langkah metodologis yang digunakan.Jika seorang
pengkaji keislaman telah menentukan pendekatan yangdigunakannya, pembaca dapat
melihat, bahkan menguji kelurusan logika danlangkah metodologis yang harus dilakukan.
Kalaupun terjadi perbedaan,mungkin diperbolehkan hanya pada aspek pengembangannya
saja, namuntidak diperbolehkan melenceng dari metode dan prinsip-prinsipnya yang
berlaku dalam disiplin ilmu itu. Sesungguhnya di era perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi saat ini., perkembangan ilmu harus dibarengi puladengan perkembangan
metodologi dan semakin mendalamnya kajian akanditentukan berdasarkan pendekatan
dan disiplin ilmunya. Menurut Marylin R. Waldman.6 sejarah agama dapat diajarkan
melalui dua pendekatan:Teologis yaitu mengenai tindakan realitas tertinggi dan mutlak
didunia ini.Humanis yaitu mengenai respons manusia terhadap kehadiran realitas
tertinggitersebut.Disamping itu, sejarah agama juga dapat disampaikan dalam bahasa
agama yang plural, yang menekankan pemisahan berbagai tradisi dan dalam bahasa
agama yang tunggal yang menekankan religiolitas sebagai satu-satunya dimensi
pengalaman manusia. Pendekatan humanistis digunakan untuk mengkaji bahasa agama
yang plural maupun yang tunggal, namun iaseringkali dipakai untuk yang tersebut
terakhir. Salah satu pendekatanhumanistis adalah pendekatan antropologis yang dapat
digunakan untukmengkaji sejarah islam oleh pengamat luar yang berusaha secara
mendalamuntuk melihat islam secara simpatik. Berkaitan dengan penggunakan
pendekatan,Waldmand memberikan dua catatan penting.

6
Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2008, hlm. 64-66

6
Pertama, pemahaman manusia tentang tradisi agama, baik miliknya sendiri maupunmilik
orang lain, bersifat terbatas.Demikian pula, kualitas pemahaman orangluar dan orang
dalam adalah bertingkat-tingkat, bahkan terkadang pemahaman org luar lebih baik.

Kedua, keunikan sebuah tradisi hanya tampak jika agama adalahsubbeknya, yakni hanya
ketika tradisi yang ada diletakan dalam kontekskeberagaman manusia.Karena itu
pendekatan humanitis tidak menolak pendekatan teologis, ia hanya mengurunginya (
ephoche) sehingga membuat pemahaman timbal balik. Pendekatan humanitis bahwa ada
sesuatu pada banyak level yang harus kita pelajari dari orang lain. Jadi pendekatan
teologis

harus ditambahkan agar mendapatkan hasil yang memuaskan.Pendekatan antropologis


dapat membantu non muslim memahami aspek-aspek tertentu dari kecenderungan bahwa
agama harus ditumbuhkan dandisakukan dalam kehidupan koimunitas secara keseluruhan
dan bahwasekularisasi oleh teknologi modern bukan merupakan kemajuan.Menurut
Adams, dia mengemukakan ada dua pendekatan dalam kajian studiislam yaitu:

1. Pendekatan normatif adalah pendekatan yang di jiwai oleh motifasi dantujuan


keagamaan
2. Pendekatan deskriptif muncul sebagai jawaban terhadap motifasikeingintauan
intelektual atau akademis.

Untuk melakukan studi islam, ada beberapa istilah yang perlu dipahamidengan baik.
Pemahaman terhadap istilah-istilah ini akan memudahkan untukmemasuki bidang studi
islam. Istilah-istilah tersebut adalah ; Pendekatan,metode, dan metodologi.

Tetapi jika kita melakukan telaah secara mendalam dan kritis, antarakeduanya terdapat
perbedaan, walaupun perbedaannya sangat tipis. Metodemerupakan cara mengerjakan
sesuatu ( a way of doing something). Sementara pendekatan adalah cara memperlakukan
sesuatu ( a way of dealing withsomething). Dengan mencermati pengertian ini, dapat kita
pahami bahwa perbedaan antara keduanya tertetak pada perlakuan atas objek.
Metoodecenderung menganggap sebuah objek sebagai entitas pasif Sementara
pendekatan cenderung mengaanggap sebuah objek yang aktif. Ketikaseseorang akan
memperlakukan sesuatu, misalnya saja, kuda sebagai objekyang aktif, maka ia berarti
sedang melakukan pendekatan tehadapkuda.Sementara ketika ia memperlakukan
perawatan terhadapnya, kudadianggap sebagai benda pasif, maka sesungguhnya ia sedang
melakukanmetode perawatan kuda. Dalam konteks kajian islam, ketika seseorang

7
inginmengkaji islam, dan menganggapnya sebagai sebagai entitas yang aktif dandinamis,
maka sesungguhnya ia sedang melakukan pendekatan atas Islam.Sementara metodologi
berasal dari tiga kata yunani yaitu, meta, hetodos,dan logos . Meta berarti menuju, melaui,
dan mengikuti. Hetodos berarti jalanatau cara. Maka kata metodos ( metode) berarti jalan
atau cara yang harusdilalui untuk mencapai sesuatu.Ketika kata metode digabung dengan
katalogos maka maknanya berubah. Logos berarti „‟ studi tentang” atau “teori tentang” .
Metodologi disebut pula sebagai „ science of methods‟ yaitu ilmu yang membicarakan
cara, jalan atau petunjuk praktis dalam penelitian,sehingga metodologi penelitian
membahas tentang konsep teoritik berbagaimetode. Dalam islam, kajian tentang metode-
metode studi islam merupakanmetodologi. Oleh karena itu, metodologi dalam studi islam
bersifat teoritis.7

7
Ngainun Naim, Opcit, hlm. 10

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari sisi pengertian studi islam secara sederhana adalah usaha mendasardan sistematis
untuk mengetahui dan memahami serta membahas secaramendalam seluk beluk yang
berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran-ajarannya, maupun praktek-praktek
pelaksanaannya secara nyata dalamkehidupan sehari-hari sepanjang sejarah.

Dalam konteks khusus studi islam, ada beberapa aspek tertentu dari islamyang dapat
menjadi objek studi, yaitu :

o Islam sebagai doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi para pemeluknya sudah final,
dalam arti absolut, dan diterima secara apaadanya.

o Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasimanusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orangterhadap doktrin agamanya.

o Interaksi sosial yaitu realitas umat islam.

Istilah “pendekatan” merupakan kata terjemahan dari bahasa inggris, approach. Maksudnya
adalah suatu disiplin ilmu untuk dijadikan landasankajian sebuah study atau penelitian.
Pendekatan dalam aplikasinya lebihmendekati disiplin ilmu karena tujuan disiplin ilmmu
karena tujuan utama pendekatan ini untuk mengetahui sebuah kajian dan langkah-
langkahmetodologis yang dipakai dalam pengkajian atau penelitian itu sendiri.Metode
merupakan cara mengerjakan sesuatu ( a way of doing something).Sementara pendekatan
adalah cara memperlakukan sesuatu ( a way ofdealing with something).

B. Kritik dan Saran

Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untukmenambah khazanah
keilmuan kita. Kritik dan Saran yang membangun, kami harapkan untuk perbaikan
penyusunan makalah ini.

9
Daftar Pustaka

Choir Tholhatul, Islam dalam Berbagai Pembacaan Kontemporer, PustakaPelajar, 2009.

Hakim M. Nur, Metode Studi Islam, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.

Khoiriyah, Memahami Metodologi Studi Islam (Suatu Konsep tentang SelukBeluk


Pemahaman Ajaran Islam Studi Islam dan Isu-isu Kontemporer dalam StudiIslam),
Yogyakarta: Teras, 2013.

Nafis Muhammad Mustahibun, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2011.

Naim Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.

Sahordi Jamali, Metodologi Studi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Sahrodi Jamali, Metodologi Studi Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2008.

Tantowi Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang :Pustakan


Rizki Putra, 2008.

10

Anda mungkin juga menyukai