Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGANTAR STUDI ISLAM


DOSEN PENGANMPUN
ABDUL HARIS S,ag.MM

NAMA: FANI NURFADILLAH


PRODI: HUKUM EKONOMI SYARIAH (SEMETER 1)

STAI HAJI AGUS SALIM CIKARANG


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang atas berkat rahmat-nya
saya dapat menyelsaikan penyusuanan makalah yang berjudul pemahaman studi
islam .penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah pengatar studi islam

Dalam penyusun makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teks penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran snagat
saya harapkan dari semua pihak demi penyepurnakan dalam penyusunan makalah
berikut

Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
membantu dalam penyusun makalah ini baik secara moral maupun material,khususnya
kepada Pak abdul haris S.ag,MM sebagai dosen pengampun mata kuliah pengantar
studi islam

Saya berharap semoga Allah SWT memberikan keberkahan kepada kita semua
khususnya kepada pihak yang sudah mambantu penyusunana makalah ini. Aamiin ya
robbal alamiin

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 latar belakang................................................................................................1


1.2 rumusan masalah...........................................................................................1
1.3 tujuan pembahasan........................................................................................1
PEMBAHASAN.....................................................................................................2

2.1 pengertian studi islam ...............................................................................2

2.2 bagaimana ruang lingkup studi islam .......................................................2

PENUTUP...............................................................................................................3

3.1 kesimpulan....................................................................................................3

DAFTAR PUSAKA................................................................................................4

ii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam pelajaran bahasa terutma pengantar studi islam kita bisa memehami scara
mendetail tentang mata kuliah studi islam. PENGANTAR STUDI ISLAM adalah mata
kuliah yang semua dasar-dasar studi islam kita pelajari semuanya dalam mata kuliah
ini,dalam bentuk secara metologi maupun terminologi dan lain-lainnya

RUMUSAN MASLAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagasi
berikut

1.pengertian studi islam

2 .bagaimana ruang lingkup studi islam

TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan pembahasan dari makalah ini adalah :

1 . mengetahui maksud dari studi islam

2 . bagaimana ruang lingkup studi islam

1
BAB 1

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Studi Islam


Istilah Studi Islam dalam bahasa Inggris adalah Islamic Studies, dan dalam
bahasa Arab adalah Dirasat al-Islamiyah. Ditinjau dari sisi pengertian, Studi Islam
secara sederhana dimaknai sebagai “kajian islam”. Pengertian Studi Islam sebagai
kajian islam sesungguhnya memiliki cakupan makna dan pengertian yang luas. Hal ini
wajar adanya sebab sebuah istilah akan memiliki makna tergantung kepada mereka
yang menafsirkannya.
Karena penafsir memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lainnya, baik
latar belakang studi, bidang keilmuan, pengalaman, maupun berbagai perbedaan
lainnya, maka rumusan dan pemaknaan yang dihasilkannyapun juga akan berbeda.
Selain itu, kata Studi Islam sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata
Studi dan kata Islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian. Rumusan Lester Crow
dan Alice Crow menyebutkan bahwa Studi adalah kegiatan yang secara sengaja
diusahakan dengan maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang
lebih besar, atau meningkatkan suatu ketrampilan. Sementara kata Islam sendiri
memiliki arti dan makna yang jauh lebih kompleks. Kata Islam berasal dari
kata Aslama yang bararti patuh dan berserah diri. Kata ini berakar pada kata silm yang
berarti selamat, sejahtera, dan damai.
Adapun pengertian Islam secara terminologis sebagaimana yang dirumuskan
para ahli ulama dan cendikiawan bersifat sangat beragam tergantung dari sudut pandang
yang digunakan. Salah satu rumusan definisi Islam adalah wahyu Allah yang
disampaikan kepada nabi Muhammad SAW.
Sedangkan Studi Islam dibarat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan agama islam. Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya
bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat islam saja, melainkan juga dilaksanakan
oleh orang-orang diluar kalangan umat Islam.

1
Studi keislaman dikalangan umat islam sendirinya tentunya sangat berbeda tujuan dan
motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-orang diluar kalangan umat Islam.
Dikalangan umat islam, studi keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami
serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat melaksanakan dan
mengamalkannya dengan benar. Sedangkan diluar kalangna umat islam, studi keislaman
bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik agama yang
berlaku dikalangan umat islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan. Namun
sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan
praktik-praktik keagamaan Islam tersebut bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk
tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif.

2
B.     Ruang Lingkup Studi Islam
Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya Islam
dapat menjadi obyek studi. Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari
Islam yang dapat menjadi obyek studi, yaitu:
1.      Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah final,
dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2.      Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3.      Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.

Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah


keilmuan agama Islam yang dapat menjadi obyek Studi Islam:
1.      Wilayah praktek keyakianan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah
diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat pada
umumnya. Wilayah praktek ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan penjernihan
teoritik keilmuan yang di pentingkan disisni adalah pengalaman.
2.      Wilayah teori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan
metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang kajiannya
masing-masing. Apa yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan
adalah “teori-teori” keilmuan agama islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau
teks-teks wahyu , maupun secara induktif dari praktek-praktek keagamaan yang hidup
dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi’in maupun sepanjang sejarah
perkembangan masyarakat muslim dimanapun mereka berada.
3.      Telaah teritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sejarah
perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusun oleh kalangan ilmuan dan
ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks
dan sophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu
keislaman.

Sedangkan menurut M. Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian islam


adalah substansi ajaran-ajaran islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam aspek ini
agama lebih bersifat penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman
semacam ini merupakan salah satu bentuk doktrin yang dirumuskan oleh penganutnya
yang bersumber dari wahyu Allah melalui proses penawaran dan perenungan.
3
C.    Tujuan Studi Islam
Studi Islam sebagai usaha untuk mempelajari secara mendalam tentang Islam
dan segala seluk beluk yang berhubungan dengan agama Islam sudah barang tentu
mempunyai tujuan yang jelas, yang sekaligus menunjukan kemana Studi Islam tersebut
diarahkan. Dengan arah dan tujuan yang jelas itu, maka dengan sendirinya Studi Islam
akan merupakan usaha sadar dan tersusun secara sistematis.
Adapun arah dan tujuan Studi Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :  
1.      Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agam Islam
itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam
kehidupan budaya manusia.Sehubungan dengan ini, Studi Islam dilaksanakan
berdasarkan asumsi bahwa sebenarnya agama Islam diturunkan oleh Allah adalah untuk
membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan pertumbuhan dan
perkembangan agama-agama dan budaya umat dimuka bumi.
2.      Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang asli,
dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya peradaban Islam sepanjang sejarahnya. Studi ini berasumsi
bahwa agama Islam adalah fitrah sehingga pokok-pokok isi ajaran agama Islam
tentunya sesuai dan cocok dengan fitrah manusia. Fitrah adalah potensi dasar,
pembawaan yang ada, dan tercipta dalam proses pencipataan manusia.
3.      Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap
abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. Studi ini
berdasarkan asumsi bahwa agama Islam sebagai agama samawi terakhir membawa
ajaran yang bersifat final dan mampu memecahkan masalah kehidupan manusia,
menjawab tantangan dan tuntutannya sepanjang zaman. Dalam hal ini sumber dasar
ajaran agama Islam akan tetap aktual dan fungsional terhadap permasalahan hidup dan
tantangan serta tuntutan perkembangan zaman tersebut.
4.      Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran
agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Asumsi dari studi ini adalah, Islam yang meyakini mempunyai misi sebagai rahmah li
al-‘alamin tentunya mempunyai prinsip dasar yang bersifat universal, dan mempunyai
daya dan kemampuan untuk membimbing, mengarahkan dan mengendalikan faktor-
faktor potensial dari pertumbuhan dan perkembangan sistem budaya dan peradaban
modern.
4
D.    Pendekatan dan Metodologi Studi Islam
Untuk melakukan Studi Islam ada beberapa istilah yang perlu dipahami dengan
baik. Pemahaman terhadap istilah-istilah ini akan memudahkan untuk memasuki bidang
studi islam. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan, metode dan metodologi.
Pendekatan adalah cara memperlakuakan sesuatu, sementara metode merupakan
cara mengerjakan sesuatu, sedangkan metodologi yaitu langkah-langkah praktis dan
sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah tidak dipertanyakan lagi
karena sudah bersifat aplikatif.
 Berikut akan diuraikan beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam studi
islam:
1.      Pendekatan Historis
Sejarah atau Historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat, waktu objek, latar belakang, dan pelaku peristiwa
tersebut, sedangkan yang dimaksud pendekatan historis adalah meninjau suatu
permasalahan dari sudut peninjauan sejarah, dan menjawab permasalahan, serta
menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau Historis
adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian masa lalu yang
menyangkut kejadian atau keadaan sebenarnya. Melalui pendekatan sejarah seseorang
diajak menukik dari alam idealis kealam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari
keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang
terdapat dalam alam Idealis dengan di alam Empiris dan Historis.
2.      Pendekatan Filosofis
Yang dimaksudkan pendekatan Filosofis adalah melihat suatu permasalahan dari
sudut tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu
dengan menggunakan metode analisis spektulatif. Pada dasarnya Filsafat adalah
berpikiran untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan menjawab suatu persoalan,
namun demikian tidak semua berpikir untuk memecahkan dan menjawab suatu
permasalahan dapat disebut filsafat, yang dimaksud filsafat disini adalah berpikir secara
sistematis, radikal dan universal. Di samping itu, filsafat mempunyai bidang (objek
yang dipikirkan) sendiri, yaitu bidang atau permasalahan yang bersifat Filosofis yakni
bidang yang terletak diantara dunia ketuhanan yang ghaib dengan dunia ilmu
pengetahuan yang nyata. Dengan demikian filsafat yang menjembatani kesenjangan
antara masalah-masalah yang bersifat keagamaan semata-mata dengan masalah yang
bersifat ilmiah.
5
3.      Pendekatan Ilmiah
Yang dimaksud pendekatan Ilmiah adalah meninjau dan menganalisis suatu
permasalahan atau objek studi dengan menggunakan metode ilmiah pada umumnya.
Diantara ciri pokok dari pendekatan ilmiah adalah terjaminnya objektifitas dan
keterbukaan dalam studi. Objektifitas suatu studi akan terjamin jika kebenarannya bisa
dibuktikan dan didukung oleh data empiris, konkret, dan rasional. Sedangkan
keterbukaan suatu studi terjadi jika kebenaran bisa dilacak oleh siapa saja. Disamping
itu,pendekatan ilmiah selalu siap dan terbuka menerima kritik terhadap kesimpulan
studinya.
4.      Pendekatan Doktriner
Adapun pendekatan Doktriner atau pendekatan studi islam secara konvensioanal
merupakan pendekatan studi di kalangan umat islam yang berlangsung adalah bahwa
agama islam sebagai objek studi diyakini sebagai sesuatu yang suci dan merupakan
doktrin-doktrin yang berasal dari illahi yang mempunyai nilai (kebenaran) absolut,
mutlak dan universal. Pendekatan doktriner juga berasumsi bahwa ajaran islam yang
sebenarnya adalah ajaran islam yang berkembang pada masa salaf yang menimbulkan
berbagai mazhab keagamaan, baik teologis maupun hukum-hukum atau fiqih,yang
kemudian di anggap sebagai doktrin-doktrin yang tetap dan baku.
5.      Pendekatan Normatif
Maksud pendekatan Normatif adalah studi Islam yang memandang masalah dari
sudut legal formal dan atau normatifnya. Maksud legal formal adalah hubungannya
dengan halal dan haram, boleh atau tidak dan sejenisnya. Sementara normatif adalah
seluruh ajaran yang terkandug dalam nash. Dengan demikian, pendekatan normatif
mempunyai cakupan yang sangat luas. Sebab seluruh pendekatan yang digunakan oleh
ahli ushul fiqih (usuliyin), ahli hukum Islam (fuqoha), ahli tafsir (mufassirin), dan ahli
hadist (muhadditsin) yang berusaha menggali aspek legal-formal dan ajaran Islam dari
sumbernya adalah ternasuk pendekatan normatif.

6
Kelima pendekatan tersebut dimaksudkan bukanlah sebagai pendekatan-
pendekatan yang dilaksanakan secara terpisah satu dengan yang lainnya, melainkan
merupakan satu kesatuan sistem yang dalam pelaksanaannya secara serempak yang satu
melengkapi lainnya (complement) atau merupakan sistem pendekatan sistem (systemic
approach) .

Dalam hubungannya dengan Studi Islam, metodologi berarti membahas kajian-


kajian seputar berbagai macam metode yang bisa digunakan dalam Studi Islam.
Adapun metode studi Islam secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.      Metode Ilmu Pengetahuan
Metode Ilmu Pengetahuan atau metode ilmiah yaitu cara yang harus dilalui oleh
proses ilmu sehingga dapat mencapai kebenaran. Oleh karenanya maka dalam sains-
sains spekulatif mengindikasikan sebagai jalan menuju proposisi-proposisi mengenai
yang ada atau harus ada, sementara dalam sains-sains normative mengindikasikan
sebagai jalan menuju norma-norma yang mengatur perbuatan atau pembuatan sesuatu.
2.      Metode Diakronis
Suatu metode mempelajari islam menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi
kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dalam islam, sehinggga umat islam memiliki pengetahuan yang
relevan, hubungan sebab akibat dan kesatuan integral. Metode diakronis disebut juga
metode sosiohistoris, yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan,
sejarah atau kejadian dengan melihat suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan yang
mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan, dan lingkungan dimana
kepercayaan, sejarah atau kejadian itu muncul.
3.      Metode Sinkronis-Analistis
Suatu metode mempelajari Islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis
yang sangat berguna bagi perkembangan keimananan dan mental intelek umat islam.
Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi aplikatif praktis, tetapi juga
mengutamakan telaah teoritis.

7
4.      Metode Problem Solving (hill al-musykilat)
Metode mempelajari Islam yang mengajak pemeluknya untuk berlatih menghadapi
berbagai masalah dari satu cabang Ilmu Pengetahuan dengan solusinya. Metode ini
merupakan cara penguasaan ketrampilandari pada pengembangan mental-intelektual,
sehingga memiliki kelemahan, yakni perkembangan pemikiran umat Islam mungkin
hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistis.
5.      Metode Empiris
Suatu metode mempelajari Islam yang memungkinkan umat Islam mempelajari
ajarannya melalui proses realisasi, dan internalisasi norma dan kaidah islam dengan satu
proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial, kemudian secara deskriptif
proses interaksi dapat dirumuskan dan suatu norma baru.
6.      Metode Deduktif (al-Manhaj al-Isthinbathiyah)
Suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah secara logis dan
filosofis dan selanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk menuntukan masalah yang
dihadapi. Metode ini dipakai untuk sarana meng-istinbatkan hukum-hukum syara’, dan
kaidah-kaidah itu benar bersifat penentu dalam masalah-masalah furu’ tanpa
menghiraukan sesuai tidaknya  dengan paham mazhabnya.
7.      Metode Induktif (al-Manhaj al-Istiqraiyah)
Suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah hukum untuk
diterapkan kepada masalah-masalah furu’ yang disesuaikan dengan madzhabnya
terlebih dahulu. Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-masalah khusus, lalu
dianalisis, kemudian disusun kaidah hukum dengan catatan setelah terlebih dahulu
disesuaikan dengan paham mazhabnya.

8
 BAB II
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Studi Islam meliputi kajian agama Islam dan tentang aspek-aspek keislaman
masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek Studi Islam
meliputi Islam sebagai doktrin dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran Islam dan interaksi
sosial. Adapun tujuan Studi Islam adalah sebagai wawasan normatif, kontekstual,
aplikatif dan konstribusi konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada,
mendapatkan gambaran tentang agama islam secara luas, mendalam namun utuh, dan
dinamis.
Ada beberapa pendekatan Studi Islam antara lain, pendekatan Historis, Filosofis,
Ilmiah doktriner dan normatif.

B.     Saran
Demikianlah  makalah ini Penulis buat. Tentunya masih banyak kesalahan yang
terdapat dalam makalah ini untuk menuju yang lebih baik lagi, kritik dan saran Penulis
butuhkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis ucapkan terimakasih dan
mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

III
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1.Naim Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.


2.Syukur M.Amin dkk, Metodologi Studi Islam, Semarang: Gunung jati, 1998.
3.Nasution Khoirodin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia+ Tazzafa, 2009.
4.Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
5.Muhaimin dkk, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta:
Kencana, cet III, 2012

IV

Anda mungkin juga menyukai