Anda di halaman 1dari 15

Metode Studi Islam

Urgensi Dan Tujuan Studi Islam

Dosen Pengampu:
Ridho Agung Juwantara. M. pd

Pgmi kelas L
Kelompok 3
Disusun oleh:
Muhajah Khotimah 2211100326
Yoris Andrian 2211100217
Yulinda 2211100218

Universitas Islam Raden Intan Lampung


Fakultas Tarbiyah & Keguruan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang pengertian studi islam.

Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulisan menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah. Akhir kata, saya
berharap semoga makalah ilmiah tentang bahasa gaul ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung, 05 maret 2023

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
A. Pengertian Studi Islam ....................................................................................... 3
B. Urgensi Studi Islam ........................................................................................... 5
1. Munculnya Perbedaan Pandangan Antara Insider Dan Outsider Yang
Memerlukan Jalan Tengah............................................................................................ 6
2. Umat Islam Saat ini Berada dalam Kondisi Problematik ...................................... 7
3. Umat Manusia Dan Peradabannya Berada Dalam Suasana Problematis .............. 7
C. Tujuan Studi Islam ............................................................................................. 9
D. Rasa Ingin Tahu ............................................................................................... 10
BAB III ........................................................................................................................... 11
KESIMPULAN .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada zaman saat ini islam sudah berkembang sangat pesat dibeberapa negara.
Biladibandingkan dari islam yang dahulu dan sekarang tentunya sangatlah berbeda,
tentunyayang berbeda bukanlah ajarannya akan tetapi ranah atau ruang lingkup islam itu
sendiri. dahulu islam hanya dianut oleh masyarakat sekitar jazirah arab saja atau dalam
skalakecil. Berbeda dengan saat ini, islam sudah dikenal oleh masyarakat seluruh dunia.

Bahkan dinegara yang mayoritas penganut non islam pun, pasti terdapat orang
yangmemeluk agama islam walaupun minoritas. karena saking familiarnya islam
ditelinga masyarakat dunia dan agama yang ajarannyamasih sangat murni, artinya tak
berubah-ubah dari pada agama selain islam. Hal itumembuat daya tarik tersendiri bagi
semua kalangan untuk mengklaim akan keabsahanagama ini. ditambah kehadiran sang
misionary agama islam yakni manusia mulia yang bernama Muhammad SAW. Sosoknya
yang sederhana, murah hati, menghargai sesama, tidak gampang marah, dan akhlaq yang
sangat mulia, membuat banyak para pemikir atau cendekia eropa yang memberikan
peringkat tertinggi atau nomor satu sebagai manusiayang paling berpengaruh. Turunnya
al-qur’an juga membawa rahmat tersendiri bagiislam, karena saat ini banyak para ilmuan-
ilmuan eropa yang memilih masuk islam sebab al-qur’an yang memiliki
kesesuaian dengan sains.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian studi islam?
2. Bagiamana urgensi Studi Islam?
3. Apa tujuan studi islam?
4. Rasan ingin tahu tentang islam?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian studi islam
2. Mengetahui pemecahan masalah di di dalam studi islam
3. Mempelajari tujuan pokok ajaran islam seperti hakikat, islam isi ajaran islam, pokok
ajaran islam.
4. Keingin untuk mempelajari akan bertambah seiring berjalanya waktu.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Islam
Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah
Islamiyah. Sedangkan Studi Islam di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka
studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Islam.
Makna ini sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi pengertian terminologis tentang
studi Islam dalam kajian yang sistematis dan terpadu. Dengan perkataan lain, Studi Islam
adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas
secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama
Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Studi Islam diarahkan pada kajian keIslaman yang mengarah pada tiga hal:

1. Islam yang bermuara pada ketundukan atau berserah diri,


2. Islam dapat dimaknai yang mengarah pada keselamatan dunia dan akhirat, sebab
ajaran Islam pada hakikatnya membimbing manusia untuk berbuat kebajikan dan
menjauhi semua larangan,
3. Islam bermuara pada kedamaian

Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya


dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-
orang di luar kalangan umat Islam. Studi keIslaman di kalangan umat Islam sendiri
tentunya sangat berbeda tujuan dam motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-
orang di luar kalangan umat Islam. Di kalangan umat Islam, studi keIslaman bertujuan
untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat
melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan di luar kalangan umat
Islam, studi keIslaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-
praktik keagamaan yang berlaku di kalangan umat Islam, yang semata-mata sebagai ilmu
pengetahuan (Islamologi). Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan
pada umumnya, maka ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan praktik-praktik

3
keagamaan Islam tersebut bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu,
baik yang bersifat positif maupun negative.

Kenyataan sejarah menunjukkan (terutama setelah masa keemasan Islam dan umat
Islam sudah memasuki masa kemundurannya) bahwa pendekatan studi Islam yang
mendominasi kalangan umat Islam lebih cenderung bersifat subjektif, apologi, dan
doktriner, serta menutup diri terhadap pendekatan yang dilakukan orang luar yang bersifat
objektif dan rasional. Dengan pendekatan yang bersifat subjektif apologi dan doktriner
tersebut, ajaran agama Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits yang pada
dasarnya bersifat rasional dan adaptif terhadap tuntutan perkembangan zaman telah
berkembang menjadi ajaran-ajaran yang baku dan kaku serta tabu terhadap sentuhan-
sentuhan rasional, tuntutan perubahan, dan perkembangan zaman.

Bahkan kehidupan serta keagamaan serta budaya umat Islam terkesan mandek,
membeku dan ketinggalan zaman. Ironisnya, keadaan yang demikian inilah yang menjadi
sasaran objek studi dari kaum orientalis dalam studi keIslamannya. Dengan adanya
kontak budaya modern dengan budaya Islam, mendorong para Ulama’ tersebut untuk
bersikap objektif dan terbuka terhadap pandangan luar yang pada gilirannya pendekatan
ilmiah yang bersifat rasional dan objektif pun memasuki dunia Islam, termasuk pula
dalam studi keIslaman di kalangan umat Islam sendiri. Maka, dengan menampilkan
kajian yang objektif dan ilmiah, maka ajaran-ajaran Islam yang diklaim sebagai ajaran
universal bisa menjadi berkembang dan

Para ahli studi keIslaman di luar kalangan umat Islam tersebut dikenal dengan kaum
orientalis (istisyroqy), yaitu orang-orang Barat yang mengadakan studi tentang dunia
Timur, termasuk di kalangan dunia orang Islam. Dalam praktiknya, studi Islam yang
dilakan oleh mereka, terutama pada masa-masa awal mereka melakukan studi tentang
dunia Timur, lebih mengarahkan dan menekankan pada pengetahuan tentang kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan ajaran agama Islam dan praktik-praktik
pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari uamat Islam. Nmaun, pada
masa akhir-akhir ini banyak juga di antara para orientalis yang memberikan pandangan-
pandangan yang objektif dan bersifat ilmiah terhadap Islam dan umatnya.

4
Tentu saja pandangan-pandangan yang demikian itu akan bermanfaat bagi
pengembangan studi-studi keIslaman di kalangan umat Islam sendiri.

Kenyataan sejarah menunjukkan (terutama setelah masa keemasan Islam dan umat
Islam sudah memasuki masa kemundurannya) bahwa pendekatan studi Islam yang
mendominasi kalangan umat Islam lebih cenderung bersifat subjektif, apologi, dan
doktriner, serta menutup diri terhadap pendekatan yang dilakukan orang luar yang bersifat
objektif dan rasional. Dengan pendekatan yang bersifat subjektif apologi dan doktriner
tersebut, ajaran agama Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits yang pada
dasarnya bersifat rasional dan adaptif terhadap tuntutan perkembangan zaman telah
berkembang menjadi ajaran-ajaran yang baku dan kaku serta tabu terhadap sentuhan-
sentuhan rasional, tuntutan perubahan, dan perkembangan zaman. Bahkan kehidupan
serta keagamaan serta budaya umat Islam terkesan mandek, membeku dan ketinggalan
zaman. Ironisnya, keadaan yang demikian inilah yang menjadi sasaran objek studi dari
kaum orientalis dalam studi keIslamannya.

Dengan adanya kontak budaya modern dengan budaya Islam, mendorong para Ulama
tersebut untuk bersikap objektif dan terbuka terhadap pandangan luar yang pada
gilirannya pendekatan ilmiah yang bersifat rasional dan objektif pun memasuki dunia
Islam, termasuk pula dalam studi keIslaman di kalangan umat Islam sendiri. Maka,
dengan menampilkan kajian yang objektif dan ilmiah, maka ajaran-ajaran Islam yang
diklaim sebagai ajaran universal bisa menjadi berkembang dan menjadi sangat relevan
dan dibutuhkan oleh umat Islam serta betul-betul mampu menjawab tantangan zaman.1

B. Urgensi Studi Islam


Seiring berkembangnya zaman agama lantas tidak hanya berfungsi sebagai
penegasan terhadap doktrin semata namun agama juga harus mampu dipelajari secara
akademik. Sebagaimana yang dijelaskan Amin Abdullah bahwa fenomena keberagamaan
manusia tidak hanya dilihat dari sudut normativitas ajaran wahyu, meskipun fenomena
ini sampai kapanpun akan menjadi ciri khas dari pada agama-agama yang ada. Tetapi

1
Nurhasanah Bakhtiar Marwan, Metodologi Studi Islam, (PekanBaru: Cahaya Firdaus, 2016) h. 1-2

5
juga harus mampu dilihat dari sudut historisitas pemahaman dan interpretasi orang-orang
atau kelompok terhadap norma-norma ajaran agama yang dipeluknya serta model-model
amalan dan praktek-praktek ajaran agama yang dilakukan. Usaha mempelajari agama
terutama Islam dalam keyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat Islam,
melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. Studi
keislaman dikalangan umat Islam sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dan motivasinya
dengan yang dilakukan oleh orang-orang diluar kalangan umat Islam.

Dari segi tingkat kebudayaan, agama merupakan universal cultural. Salah satu prinsip
teori fungsonal menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap
dengan sendirinya. Karena sejak dulu hingga sekarang, agama telah menunjukkan
eksistensinya, dalam hal ini mempunyai dan memerankan sejumlah peran dan fungsi di
masyarakat. Oleh karena itu, secara umum studi Islam menjadi penting karena agama,
termasuk Islam memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat. Urgensi studi
Islam dapat dipahami dan diuraikan sebagai berikut.

1. Munculnya Perbedaan Pandangan Antara Insider Dan Outsider Yang


Memerlukan Jalan Tengah
Sebelum lebih jauh membahas problem insider dan outsider maka akan
dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian insider dan outsider. Insider adalah
para pengkaji agama yang berasal dari agamanya sendiri (orang dalam). Sedangkan
outsider adalah para pengkaji non muslim yang mempelajari Islam dan
menafsirkannya dalam berbagai analisis dan pembacaan dengan metodologi tertentu
(orang luar). Problem insider dan outsider muncul pasca jatuhnya kejayaan Islam, lalu
ilmu pengetahuan pindah ke Barat. Dari sini orang-orang Barat kemudian mulai
mempelajari Islam yang pada akhirnya muncul kajian orientalisme. Pada saat itu studi
Islam di Barat didorong oleh kebutuhan akan kekuasaan koloni untuk belajar dan
memahami masyarakat yang mereka kuasai. Sehingga studi Islam di Barat
juga perlu diuji.2

2 Rosihon Anwar Dkk, Pengantar Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h 26-33.

6
2. Umat Islam Saat ini Berada dalam Kondisi Problematik
Seperti yang kita ketahui, saat ini umat Islam berada dalam posisi yang
terpinggirkan dan lemah dalam berbagai aspek kehidupan, sementara di sisi lain dunia
terus berkembang dengan modernisasinya. Dalam kondisi tersebut, umat Islam
dituntut untuk melakukan gerakan pemikiran yang diharapkan dapat menghasilkan
konsep pemikiran yang cemerlang untuk mampu bersaing dengan perkembangan
globalisasi.3

Di satu sisi, jika umat Islam hanya berpegang pada ajaran-ajaran Islam hasil
penafsiran ulama terdahulu yang dianggap sebagaia ajaran yang sudah mapan,
sempurna, dan paten, serta tidak ada keberanian untuk melakukan kajian ulang, berarti
umat Islam mengalami kemandegan intelektual dan akan berdampak pada masa depan
yang suram. Sementara jika mereka bersikap kritis dan berani melakukan
pembaharuan rasional guna menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman,
mereka akan dituduh sebagai umat yang tidak lagi setia dengan ajaran Islam dari
pendahulunya.

Melalui pendekatan yang bersifat objektif rasional, studi Islam diharapkan


mampu memberikan alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi yang
problematik tersebut. Studi Islam diharapkan dapat mengarah dan bertujuan untuk
mengadakan usaha-usaha pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran-ajaran Islam,
agar mampu beradaptasi dan menjawab tantangan serta tuntutan zaman, dengan tetap
berpegang teguh pada sumber dasar ajaran Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.

3. Umat Manusia Dan Peradabannya Berada Dalam Suasana Problematis


Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia.
Dalam suasana seperti ini, tentunya umat manusia membutuhkan aturan, nilai, dan
norma serta pegangan hidup yang universal dan diakui atau diterima oleh semua

3 Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori Dan Praktik. (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002) h. 4

7
bangsa, demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan hidup dan kehidupan umat
manusia.

Dalam sejarah dan peradaban modern, agama dipandang tidak ada kaitannya,
bahkan tidak mampu mengontrol dan mengarahkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern. Filsafat dan dan ilmu pengetahuan yang selama ini diandalkan
ternyata juga tidak mampu memberikan pedoman, pegengan hidup, apalagi aturan-
aturan yang universal. Adanya filsafat dan ilmu pengetahuan jika sampai kepada
aspek nilai, norma, atau hukum hanya bersifat relatif, temporal, sektoral, kondisional,
dan tidak universal. Sementara itu teknologi yang semakin canggih justru menjadikan
manusia modern kehilangan identitas dan kemanusiaannya.

Dengan rumitnya problematika yang terjadi saat ini, hal ini bukan hanya tantangan
bagi-bagi bangsa modern yang memunculkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
tenologi tesebut, namun juga bagi seluruh umat anusia termasuk umat Islam.

Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘aalamiin, tentunya mempunyai konsep
atau ajaran yang bersifat universal, yang dapat menyelamatkan umat manusia dan
alam semeta dari kehancurannya. Oleh karena itu Islam harus bisa menawarkan nilai,
norma, atau aturan hidup yang manusiawi dan universal kepada dunia, dan diharapkan
mampu memberikan pemecahan terhadap keadaan yang problematis. Disinilah
urgensi studi Islam, untuk menggali kembali ajaran-ajaran Islam yang asli dan murni,
manusiawi, namun tetap relevan dengan keadaan zaman.

Di Indonesia sendiri, dimana mayoritas penduduknya beragama Islam, terlihat


bahwa agama Islam belum sepenuhnya dipahami dan dihayati. Oleh karena itu,
urgensi studi Islam di Indonesia adalah mengubah pemahaman dan penghayatan
keislaman masyarakat muslim di Indonesia. Adapun yang perlu dirubah adalah format
formalisme keagamaan Islam menjadi format agama yang substansif. Sikap
eksklusivisme diubah menjadi universlisme, yakni agama yang tidak mengabaikan
nilai-nilai spiritualitas dan humanitas, karena pada dasarnya agama diwahyukan untuk
manusia.

8
Disamping itu, studi Islam diharapkan dapat melahirkan komunitas yang mampu
melakukan perbaikan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal,
komunitas tersebut dapat mempertemukan dan mencari jalan keluar dari konflik
internal dalam agama Islam, seperti organisasi keagamaan yang belum final.
Sedangkan secara ekternal adalah penanganan konflik yang melibatkan Islam dengan
agama atau kepercayaan lain, salah satunya adalah kisis kerukunan anar umat
beragama. Studi Islam diharapkan dapat melahirkan masyarakat yang siap hidup
toleran dalam wacana pluralitas agama sehingga tidak melahirkan Muslim Ekstrem
yang membalas kekerasan agama dengan kekerasan pula. Oleh karenanya, dalam
kondisi masyrakat yang mayoritas memeluk agama Islam, posisi Studi Islam Menjadi
Sangat Penting Adanya.

C. Tujuan Studi Islam


Studi Islam merupakan sebuah usaha untuk mempelajari islam secara mendalam
dan segala seluk-beluk yang berhubungan dengan agama islam. Studi islam ini
mempunyai tujuan yang jelas yang sekaligus menunjukkan arah studi tersebut dengan
arah dan tujuan yang jelas itu, dengan sendirinya, studi islam merupakan usaha sadar dan
tersusun secara sistematis.

Muhaimin, dalam bukunya mengemukan bahwa arah dan tujuan studi islam dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Mempelajari secara mendalam hakikat islam itu, berdasarkan asumsi bahwa agama
yang diturunkan oleh Allah adalah untuk membimbing dan mengarahkan serta
menyempurnakan perkembangan agama terdahulu.
2. Mempelajari pokok isi ajaran islam yang asli, dan berbagaiman penjabaran dan
operasionalnya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban islam
sepanjang sejarah. Studi ini berasumsi bahwa agama islam itu fitra manusia, fitrah
merupakan potensi dasar, pembawaan yang ada tercipta dalam proses penciptaan
manusia.
3. mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan
dinamis,dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. Studi ini berdasarkan

9
asumsi bahwa agama islam sebagai agama samawi terakhir yang membawa ajaran
yang bersifat final dan mampu menjawab tantangan perubahan zaman.
4. mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama
islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Agama islam sebagai ramatan lil’alamin tentunya mempunyai prinsip dan nilai dasar
yang universal dan mempunyai daya kontrol untuk mengarahkan dan mengendalikan
perkembangan sistem budaya dan peradaban dunia.
5. dan tujuan-tujuan tersebut, studi islam diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan
usaha pembaharuan dan pengembangan kurikulum pendidikan islam umumnya,
dalam usaha transformasi kehidupan sosial budaya serta agama umat islam saat ini,
menuju kehidupan sosial budaya pada generasi yang akan datang, sehingga misi islam
sebagai rahmatan lilalamin dapat terwujud dalam kehidupan nyata di dunia global.4

D. Rasa Ingin Tahu


Rasa Ingin Tahu Manusia Manusia lahir tanpa mengetahui sesuatu ketika itu yang
diketahuinya hanya “saya tidak tahu”. Tapi kemudian dengan pancaindra, akal, dan
jiwanya sedikit demi sedikit pengetahuannya bertambah, dengan coba-coba (trial and
error), pengamatan, pemikiran yang logis dan pengalamannya ia menemukan
pengetahuan. Namun demikian keterbatasan panca indra dan akal menjadikan sebagian
banyak tanda tanya yang muncul dalam benaknya tidak dapat terjawab. Hal ini dapat
mengganggu perasaan dan jiwanya dan semakin mendesak pertanyaan-pertanyaan
tersebut semakin gelisah ia apabila tak terjawab. Hal inilah yang disebut dengan rasa ingin
tahu manusia. Manusia membutuhkan informasi yang akan menjadi syarat kebahagiaan
dirinya.5

4
M.Rozali, Metodologi Studi Islam, (Medan:Azhar Centre,2019), H .45.
5M.Rozali, Metodologi Studi Islam Dalam Perspectives Multydisiplin Keilmuan, (Depok: Rajawali Buana
Pusaka, 2020), H.56 (m, 2019) (rozali, 2020)

10
BAB III
KESIMPULAN
Metode Studi Islam merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah Islamiyah.
Sedangkan Studi Islam di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka studi Islam
secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Islam baik
berhubungan dengan sejarah maupun dengan kehidupan sehari-hari.

Ugrensi studi islam ialah bagaimana cara agar kita mempertahankan agama islam
agar bisa mengikuti zaman dan bisa berkembang dan mempelajari agama sendiri sehingga
bisa memcahkan masalah yang ada.

Tujuan studi islam merupakan sebuah usaha untuk mempelajari islam secara
mendalam dan segala seluk-beluk yang berhubungan dengan agama islam. Studi islam
ini mempunyai tujuan yang jelas yang sekaligus menunjukkan arah studi tersebut dengan
arah dan tujuan yang jelas itu, dengan sendirinya, studi islam merupakan usaha sadar dan
tersusun secara sistematis.

Rasa Ingin Tahu Manusia Manusia lahir tanpa mengetahui sesuatu ketika itu yang
diketahuinya hanya “saya tidak tahu”. Tapi kemudian dengan pancaindra, akal, dan
jiwanya sedikit demi sedikit pengetahuannya bertambah sehingga dengan coba-coba
pengamatan, pemikiran yang logis dan pengalamannya ia menemukan pengetahuan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Rozali,M. (2019). metodologi studi islam. medan: azhar centre.

nurhasanah, m. b. (2016). metodologi studi islam. PekanBaru: 2016.

Rosihon, A. (2011). Pengantar Studi Islam. Bandung: pustaka setia.

rozali, M. (2020). metodologi studi islam dalam perpestives multydisiplin keilmuan.


depok: Rajawali buana pusaka.

sayuthi, a. (2002). metodologi penelitian agama: pendekatan teori dan praktik. Jakarta:
Raja grafindo persada.

12

Anda mungkin juga menyukai