Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH AGAMA ISLAM II

SEJARAH ILMU PENGETAHUAN DUNIA ISLAM

Disusun Oleh : Kelompok 1


Muhammad Dzakwan Ihza Mahendra
(041911535035)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah pendidikan Islam pada hakikatnya tidak lepas dari sejarah Islam.
Sejarah Islam merupakan sejarah suatu bangsa yang tidak lepas dari pendidikan
Islamnya. Sejarah pendidikan Islam adalah cerita yang tersusun dan sistematis dari
satu periode ke periode berikutnya, dari usaha dan rekayasa manusia dalam
mencerdaskan dirinya dan masyarakat sekitar, mengembangkan potensinya, terutama
mewariskan kecerdasan dan potensi tersebut kepada generasi selanjutnya, untuk
melestarikan tradisi budayanya sesuai nilai normatif Islam yaitu Al-Qur'an dan Al-
Hadits. Pandangan dan sikap keilmuan di zaman Nabi Muhammad yang
memposisikan ilmu secara pararel tersebut itu menyebabkan explorasi terhadap ilmu
selain "ilmu agama" sudah mulai dilakukan meskipun dalam kadar yang sangat
sederhana.
Pada masa era globalisai ini agama Islam tentunya harus bisa beradaptasi agar
ajaran-ajaran yang yang dulunya dibawakan oleh nabi kita tidak pudar dan hilang
ditelannya.maka seiring berjalannya waktu, umat muslim harus terus istiqamah dalam
ajaran-ajaran yang dulu dibawakan oleh nabi Muhammad SAW, yang bersumber dari
al Quran dan sunnah Muhammad SAW, serta ijma’ dan qiyas yang menjadi sumber
penetapan hukum dalam hukum Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Studi Islam
2. Bagaimana pertumbuhan studi islam dahulu dan sekarang ?
3. Dimana saja pusat – pusat studi islam ?
4. Bagaimana sejarah perkembangan studi islam dikalangan ilmuwan muslim dari
masa ke masa ?
5. Bagaimana sejarah perkembangan studi islam dikalangan ilmuwan muslim pada
era modern ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami Pengertian Studi Islam
2. Untuk mengetahui pertumbuhan studi islam dahulu dan sekarang
3. Untuk mengetahui pusat – pusat studi islam
4. Untuk mengetahui sejarah perkembangan studi islam dikalangan ilmuwan muslim
dari masa ke masa
5. Untuk mengetahui sejarah perkembangan studi islam dikalangan ilmuwan muslim
pada era modern
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Studi Islam

Pengertian Studi Islam dalam makna etilomogis (bahasa) merupakan terjemah


dari Dirasah Islamiah dalam bahasa arab. Dalam studi keislaman di Eropa, Studi
Islam disebut dengan istilah Islamic Studies, yang dalam bahasa Indonesia sama
maknanya dengan Kajian Islam. Dengan demikian, Studi Islam (Islamic Studies)
secara harfiah (bahasa) dapat dimaknai sebagai segala bentuk kajian-kajian yang
berkaitan dengan hal-hal agama islam. Atau bisa dimaknai sebagai segala bentuk
usaha untuk mempelajari segala hal yang berhubungan dengan agama keislaman.
Dengan perkataan lain Studi Islam (Islamic Studies) adalah sebuah disiplin keilmuan
secara sadar dan sistematis untuk memepelajari, mengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam (secara detail) tentang seluk beluk atau segala hal yang
berkaitan dengan agama islam. Studi Islam dalam arti kebahasaaan seperti ini masih
bersifat sangat umum, oleh karena itu sangat penting dilakukan pemaknaan Studi
Islam (Islamic Studies) secara terminologis atau secara istilah.

Kemudian pengertian Studi Islam (Islamic Studies) secara terminologi


(istilah), ditemukan berbagai pengertian yang sangat bervariatif dari para ahli tentang
Studi Islam (Islamic Studies) tergantung sudut pandang yang mereka gunakan . Tim
Penulis UIN Sunan Ampel Surabaya menyampaikan pengertian dari Studi Islam
sebagai “Memahami dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan degan
agama islam, baik yang menyangkut sumber-sumber ajaran islam, pokok-pokok
ajaran Islam, sejarah Islam, maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan”. Dan
disamping itu Muhaimin, Abdul Mujib, dan Mudzakkir menyampaikan pendapatnya
bahwasannya Studi Islam (Islamic Studies) merupakan “Usaha sadar dan sistematis
untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-
beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama islam, baik berhubungan dengan
ajaran, sejarah, maupun praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya”.
Sedangkan menurut Nurhakim, penggunaan istilah Studi Islam bertujuan
untuk mengungkapkan beberapa maksud. Pertama, studi islam yang dikonotasikan
dengan aktivitas-aktivitas dan program-program pengkajian dan penelitian terhadap
agama sebagai objeknya. Kedua, studi islam berhubungan dengan materi, subjek, dan
kurikulum suatu kajian atas keislaman, seperti ilmu-ilmu agama islam (Fiqh atau
kalam). Ketiga, studi islam yang berhubungan dengan institusi-institusi pengkajian
islam, baik dilakukan secara formal.3

Pendalaman pengetahuan tentang Studi Islam tidak hanya dilakukan oleh


orang-orang muslim saja, namun banyak orang-orang dari agama lain turut
mempelajari hal-hal dalam agaam Islam. Dalam memahami ajaran-ajaran agama
Islam terjadi banyak perbedaan di kalangan umat Islam. Maka dari itu, diperlukan
sikap yang bijak agar tidak mudah menyalahkan pihak lain ditengah berbagi
perbedaan. Di antara yang harus dilakukan saat ini adalah menggali pemahaman
secara komperehensif terhadap ajaran-ajaran Islam. Tujuannya adalah agar ajaran-
ajaran Islam dapat dikonsumsi oleh semua umat Islam pada tataran empirik dan
mampu berdialog atau berdialektika dengan mereka beserta kondisi riilnya4.

Jadi, Studi Islam di perguruan tinggi adalah melakukan kajian terhadap Islam
secara ilmiah, melalui beberapa pendekatan, bekerja dengan data yang mengandung
makna-makna keagamaan dalam masyarakat atau komunitas, kelompok atau individu,
dengan menggunakan bantuan metodologi, dan memperhatikan secara penuh apa

yang dimaksud dengan beragama dan agama.5

Apabila memperhatikan sejumlah definisi diatas dapat disimpulkan bahwa


agama Islam merupakan objek atau sasaran pembahasan dalam Studi Islam (Islamic
Studies). Studi Islam meliputi pengkajian agama islam yang mencakup seluruh aspek-
aspek keislaman masyarakat dan kebudayaan orang-orang muslim.

2. Pertumbuhan Studi Islam Dahulu dan Sekarang

A. Studi Islam pada masa Nabi Muhammad SAW


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Nabi Muhammad guna mengembangkan
pendidikan Islam didukung oleh kepiawaian Nabi Muhammad dalam
menggunakan cara-cara pembelajaran untuk menghindari kebosanan dan
kejenuhan peserta didik. Dibawah ini adalah cara yang diterapkan oleh Nabi
Muhammad dalam pembelajaran Islam :
1. Metode Ceramah
2. Metode Dialog
3. Metode Diskusi dan Tanya Jawab
4. Metode Diskusi untuk mengambil keputusan
5. Metode Demonstrasi
6. Metode Eksperimen
Pembelajaran Islam pada masa Nabi Muhammad juga di dukung dengan
adanya Lembaga Pendidikan sebagai wadah berprosesnya pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam yang sempurna bagi para peserta didik.
Berikut ini adalah beberapa Lembaga Pendidikan pada masa Nabi Muhammad :
a. Kuttab/Maktab
Kuttab/Maktab berasal dari kata katab yang artinya menulis. Sehingga
Kuttab/Maktab adalah tempat pendidikan menulis atau suatu tempat
dimana dilangsngkannya kegiatan tulis menulis. Kuttab merupakan tempat
yang digunakan oleh Kaum Muslim sebagai Lembaga Pendidikan dasar
(tempat pembelajaran bagi anak-anak). Kuttab masih memperkenalkan
kepada anak-anak dengan ilmu membaca dan menulis Al-Quran dan
prinsip-prinsip ajaran Islam.

b. Masjid
Salah satu program yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan sahabat
ketika hijrah ke Madinah adalah membangun masjid. Selain sebagai
tempat untuk beribadah, masjid juga digunakan sebagai tempat
berlangsungnya pendidikan. Di masjid, umat muslim mempelajari agama
Islam bersama Rasulullah apabila terdapat persoalan diantara mereka
tentang ajaran Islam, maka Rasulullah yang menjadi tumpuan mereka
untuk bertanya. Peserta kajian di masjid mayoritas adalah orang-rang
dewasa, karena tujuan utama pembelajaran di Masjid adalah untuk
pengajarah Al-Quran dan ajaran agama, bukan untuk ketrampilan
membaca dan menulis.

c. Majlis Muharadhoh
Majlis Muharadhoh adalah suatu lembaga pendidikan yang didalamnya
membahas tentang isu-isu moral dan kontroversi mengenai masalah
teologi, bahasa, filsafat, tafsir, dan lain sebagainya. Kegiatan yang
berlangsung dalam lembaga ini adalah saling memberikan pendapat yang
dilandasi dengan semangat saling menghormati sesama lawan pendapat.
Lembaga pendidikan ini hanya diikuti orang-orang dewasa saja.

d. Maktabah (Perpustakaan)
Maktabah (Perpustakaan) adalah salah satu lembaga yang paling
penting untuk mendukung kelancaran proses pendidikan yang bergantung
pada sarana dan prasarana yang tersedia. Pada masa itu perpustakaan tidak
hanya berfungsi untuk menyimpan buku tetapi juga sebagai majlis tempat
kajian yang terbentuk beberapa guru.

e. Madrasah
Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang sangat menonjol
dalam dunia pendidikan islam. Madrasah adalah sebagai tempat lanjutan
dari lembaga pendidikan Masjid. Dalam kajian materi Madrasah
menonjolkan kajian hukum sebagai kajian utamanya dengan metode-
metode pengajaran dan menawarkan bidang studi yang telah berkembang6.
Metode yang digunakan adalah menyalin manuskrip, menghafal, dan
keterlibatan dalam sebuah diskusi. Madrasah adalah bangunan yang
digunakan sebagaitempat ajar mengajar yang biasanya dilengkapi dengan
perpustakaan.

B. Studi Islam pada Masa Setelah Nabi Muhammad SAW


Setelah Rasulullah wafat pada usia 63 tahun. Pendidikan Islam
dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin. Abu Bakar As Shiddiq adalah Khalifah
pertama setelah Rasulullah wafat.

A. Abu Bakar As-Shiddiq


Adapun metode pembelajaran yang dilakukan Abu Bakar As Siddiq
masih seperti pada zaman Nabi Muhammad SAW, baik dari segi materi
maupun Lembaga Pendidikannya. Dari segi materi Pendidikan Islam terdiri
dari Tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dll.
a. Keimanan yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah
ialah Allah.
b. Pendidikan Akhlak seperti adab masuk rumah orang lain, sopan santun
bertetangga, bergaul dengan masyarakat.
c. Kesehatan seperti tentang kebersihan, gerak gerik dalam sholat merupakan

didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.7

B. Umar bin Khattab


Setelah Abu Bakar wafat, kepemimpinannya digantikan oleh Umar Bin
Khattab yang melalui proses musyawarah Abu Bakar sebelum ia meninggal
dan para sahabat yang lain. Jika dilihat dari sisi kurikulumnya, pada masa
Khalifah Umar Bin Khattab adalah belajar tentang membaca dan menulis Al-
Quran dan menghafalnya karena pada masa ini banyak para penghafal Quran
yang gugur dalam perang, serta belajar pokok-pokok agama Islam.
Pendidikan pada masa Umar Bin Khattab juga lebih menekankan pada
pengajaran bahasa Arab8. Jadi, orang yang baru masuk di daerah
kekuasaannya haruslah belajar bahasa Arab terlebih dahulu jika ingin belajar
dan memahami pengetahuan Islam.

C. Utsman bin Affan


Setelah Umar meninggal dunia, pemerintahan digantikan oleh
Utsman bin Affan. Pada masa Utsman bin Affan pendidikan Islam tidak jauh
berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Pendidikan pada masa ini hanya
melanjutkan apa yang telah ada, akan tetapi ada sedikit perubahan dalam
pendidikan Islam.

D. Ali bin Abi Thalib


Ali bin Abi Thalib berkuasa setelah Usman bin Affan wafat. Pada masa
ini terjadi perang saudara yang disebabkan karena kesalah pahaman dalam
menyikapi pembunuhan terhadap Utsman bin Affan sehingga pada masa ini
tidak pernah mendapat ketenangan dan kedamaian, misalnya kericuhan
politik. Oleh sebab itu pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib tidak
berfokus pada peningkatan pendidikan. Tetapi memfokuskan untuk
meneruskan ajaran pada masa pemerintahan Rasulullah SAW yaitu pegajaran
membaca dan menulis ajaran-ajaran islam yang berpatokan pada Al-Quran,
Hadits dan Sunnah Rasul.

E. Bani Umayyah
Pada masa pemerintahan ini, Bani Umayyah memperluas kekuasaannya
hingga di tanah Eropa. Dari segi pendidikan pada masa ini Pendidikan
memperluas kurikulum yang meliputi :

a. Ilmu agama: Al-Qur’an, Hadits, dan fiqih.


b. Ilmu sejarah dan geografi, yaitu sebagai ilmu yang membahas tentang
perjalanan hidup, kisah dan riwayat.
c. Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari
bahasa nahwu, sharaf, dan lain-lain.
d. Filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing,
seperti ilmu mantik, kimia , astronomi, ilmu hitung, ilmu kedokteran, dan
ilmu yang berhubungan dengan hal tersebut.
Dan dari segi kelembagaan pada zaman ini lembaga pendidikan yang
berkembang selain Masjid, Kuttab, dan Rumah sebagaimana yang telah ada
sebelumnya dan ditambah dengan Lembaga pendidikan lain seperti Istana,
Badiah, Perpustakaan, dan Al-Bimaritsan9.
Dari segi sarana dan prasarana, tenaga pendidik, pembiayaan,
pengelolaan, kualitas lulusan pun terdapat banyak kemajuan dari periode
pemerintahan sebelumnya.

F. Bani Abassyah
Pada masa Pemerintahan Bani Abassyah perkembangan dan kemajuan
islam mencapai pada masa kejayaanya, sehingga berdampak pula pada
perkembangan pola pendidikan Islam. Metode pendidikan yang digunakan
pada masa ini adalah Metode Lisan, Metode Menghafal, Metode Tulisan.
Pada masa ini para Tokoh Ilmuwan Muslim mulai bermunculan seperti Ibnu
Sina, Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Bukhari dan Muslim, Al-Khawarizmi, dan lain
sebagainya.

G. Era Modern
Pendidikan Islam pada Era Modern atau pada saat ini sudah
berkembang dengan sangat pesat. Banyak lembaga-lembaga pendidikan yang
bermunculan di hampir di seluruh negara di deluruh dunia baik islam maupun
bukan islam. Di Indonesia, Studi Islam dilaksanakan di UIN, IAIN, STAIN.
Ada pula Perguruan Tinggi Swasta yang menyelenggarakan pendidikan Islam
seperti Unissula di Semarang, dan Unisba di Bandung. Studi Islam di negara-
negara non islam diselenggarakan di berbagai negara seperti di India,

Chicago, Los Angeles, London, dan Kanada.

3. Pusat-Pusat Studi Islam

Studi islam pada saat ini telah berkembang di seluruh dunia di berbagai
negara. Berikut adalah wilayah – wilayah yang menjadi tersebarnya studi islam :

1. Di kota Mekkah dan Madinah (Hijaz)


2. Di kota Basrah dan Kufah (Irak)
3. Di kota Damsik dan Palestina (Syam)
4. Di kota Fisfat (Mesir)

Didalam negara – negara ini pusat pendidikan di berikan banyak pengajaran


tentang agama islam baik itu pada penduduk setempat maupun penduduk pendatang
baru dari daerah lain. Pengajaran tersebut di berikan oleh sahabat. Dan dalam proses
penyebaran agama islam banyak terdapat madrasah yang terkenal dan menjadi pusat

pertumbuhan islam, yaitu :

1. Madrasah Mekkah
Guru yang pertama kali mengajar di Madrasah Mekkah ini adalah Mu’ad Bin
Jabbal. Beliau mengajarkan berbagai macam ajaran yang berkaitan dengan Islam
seperti tentang al–qur’an, hukum halal dan haram dalam Islam. Ajaran tersebut
merupakan ajaran pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65–69 H),
Abdullah bin Abbas turut ikut serta dalam penyebaran islam yaitu mengajarkan
ilmu tafsir, hadits, fiqih, dan sastra. Oleh karena itu Abdullah bin Abbas adalah
orang yang membangun dan membuat Madrasah ini menjadi terkenal atau
termansyur keseluruh negeri islam.

2. Madrasah Madinah
Madrasah ini lebih terkenal di bandingkan dengan Madrasah Mekkah, karena
Madrasah Madinah adalah tempat yang digunakan sekaligus tempat tinggal
sahabat – sahabat Rasulullah. Misalnya Abu Bakar Ash-Siddiq, Umar bin Khattab
dan Utsman bin Affan. Dari semua sahabat Rasullullah di antaranya yang
mengajar di Madrasah ini adalah Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Khattab. Mereka
merupakan sahabat Nabi Muhammad yang mahir dan pandai dalam bidang
qiro’at dan fiqih, oleh karena itu beliaulah yang mendapatkan dan melakakukan
tugas untuk penulisan kembali al–qur’an.

3. Madrasah Basrah
Para ulama sahabat yang banyak di kenal dan termansyur di Basrah
diantaranya adalah Abu Musa Al Asy’ari yang terkenal sebagai ahli fiqih, hadits
dan ilmu al qur-an dan Anas bin Malik yang termansyur dalam hadits.

4. Madrasah Kufah
Para ulama sahabat yang terkenal di Madrasah ini adalah Ali bin Abi Tholib
beliau mengurusi masalah politik dan pemerintahan. Sedangkan Abdullah bin
Mas’ud diberikan tanggung jawab lansung oleh Khalifah Umar sebagai guru
agama.

5. Madrasah Damsik
Setelah Negeri Damsik di tetap menjadi salah satu bagian dari negeri Islam,
maka Khalifah Umar bin Khattab langsung mengutus dan mengirimkan tiga guru
yang di tempatkan pada tempat–tempat yang berbeda, yaitu :
1. Muadz bin Jabal di Palestina
2. Abu Dardak di Damsik
3. Ubada di Hims
Madrasah Damsik juga dapat mampu melahirkan imam penduduk Syam
antara lain Abdurrahman Al Auza’i yang ilmu sama dengan Imam Malik dan Abu
Hanifah.

6. Madrasah Fisfat (Mesir)


Madrasah ini berdiri karena didirikan oleh oleh Abdullah bin Amr Al As beliau
merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu hadits.

4. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim dari Masa ke Masa

Perkembangan Studi Islam dikalangan ilmuwan muslim merupakan sebuah


kegiatan yang bergerak dalam pengembangan Studi Islam dan mengetahui
perkembangan Studi Islam. Tujuan dengan adanya kegiatan ini adalah agar mengerti
perkembangan apa saja yang dibuat oleh tokoh- tokoh dalam mengembangkan ilmu
Studi Islam dari dulu sampai sekarang, dan mengetahui pendekatan atau cara yang
digunakan dalam pengembangan Studi Islam.
Islam telah ada sejak zaman kenabian, sejak saat itu Islam terus berkembang
sampai saat ini. Banyak yang dilalui oleh ajaran Islam dari dulu sampai sekarang
bahkan tidak semudah apa yang ada saat ini. Semua perkembangan Islam dirangkum
dalam sejarah islam yang terbagi menjadi 3 periode, yaitu Periode Klasik (650- 1250
M), Periode Pertengahan (1250-1800 M) dan Periode Modern (1800- sekarang). Pada
tahun 1800 M disebut sebagai Islam modern sampai saat ini karena saat ini banyak
perkembangan dalam kehidupan Islam (wadah) seperti pendidikan, politik,
perdagangan, dan kebudayaan.

1. Periode Klasik (650- 1250 M)

Masa ini mengalami keemasan karena mengalami perluasan wilayah


kekuasaan Islam karena adanya kemajuan Islam dibidang ilmu dan sains. Pada
masa ini mengalami 4 kali masa kepemimpinan, yaitu masa kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW dan sahabat (611- 622 M), Abbasiyah (656 M) dan Umayyah
(masa peralihan dan pemerintahan), Dinasti Fatimah di Mesir. Ciri- ciri periode ini
banyak memperhatikan dari sejarah dan tanpa menutup mata terhadap dinasti-
dinasti kecil. Namun pada akhir tahun periode sekitar tahun (1000- 1250 M)
keutuhan kaum muslim di bidang politik pecah , kekuasaan Khalifah menurun,
akhirnya tahun 1251 M dapata dikuasai dan di hancurkan Hulagu Khan. Pada
periode ini banyak menghasilkan ulam- ulama besar diantaranya seperti Imam
Maliki, Imam Abu Hanafi, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang
hukum.

2. Periode Pertengahan (1250- 1800 M)

Pada periode ini terdapat dua fase yaitu, fase pertama kemunduran (1250-1500
M)pada fase ini desentralisasikan dan disintegrasi seakin meningkat. Banyak
wilayah yang memisahkan diri dari kekuasaa pusat. Kedua, 3 kerajaan besar(1500-
1800 M) dimulai dari kejayaan 3 negara yaitu kerajaan Ustman diturki, kerajaan
Syafawi di Persia, kerajaan Mughal di India yang berjaya di bidang literatur dan
arsitektur . ciri- ciri dari periode ini adalah kekuasaan politik mulai terpecah dan
saling bermusuhan.

3. Periode Modern (1800- sekarang)


Periode ini dikenal dengan periode pembaharuan karena merupakan zaman
kebangkitan dan kesadaran umat islam terhadap kelemahan dirinya dan umtuk
memperoleh kemajuan dalam bidang pengetahuan dan teknologi . Pada masa
tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang berpikiran mengarah kepada
kemajuan agama islam seperti ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan perkembangan

agama islam diberbagai negara seperti: Mesir, India, Turki.12

5. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Kalangan Ilmuwan Muslim pada Era Modern

Pada era modern ini pendidikan diseluruh dunia menjadi sangat pesat
perkembangannya. Dikhususkan dalam pengembangan studi islam yang semakin
maju dalam penggunaa alatnya yang semakin canggih dibandingkan pada masa
klasik, banyak penemuan- penemuan baru dan yang diajarkan juga sekarang sangat
komplek sesuai bidangnya masing- masing dan pada era modern ini banyak ilmuwan-
ilmuwan muslim yang bermunculan yang mengajarkan ilmunya atas tuntunan dari
Allah Swt atas dasar keimanan mereka.

Pada era modern banyak bermunculan bidang- bidang ilmu pendidikan, baik
pendidikan agama , ekonomi, budaya dan juga politik. Perkembangan pada era ini
disebut dengan masa pembaharuan. Para ilmuwan- ilmuwan melakukan pembaharuan
dalam banyak bidang yang berlandaskan Al- Quran dan Hadist. Pembaharuan tersebut
mulai muncul ketika umat islam sadar bahwa mereka telah tertinggal dari bangsa
perancis dan bangsa barat lainnya yang saat itu mengalami perkembangan yang
sangat pesat dan juga adanya kesadaran bahwa mereka telah jauh dari ajaran
Rasulullah seperti:
1. Bercampurnya akidah islamiyah dengan kemusyrikan
2. Ada sekelompok umat islam yang hidup mementingkan kehidupan akhirat tanpa
memperdulikan dunia
3. Orang islam yang menganut paham kejawen.

Dengan adanya penyimpangan- penyimpangan tersebut mendorong


munculnya para penggagas dan pembaharu muslim yang berusaha menyandarkan
terhadap penyimpangan yang telah dilakukan agar kembali ke jalan yang di ridhoi
Allah SWT. Beberapa tokoh yang merintis perkembangan islam pada periode modern
yaitu: Muhammad bin Abdul Wahab (1115H/1703 M), dari Arab. Rifa’ah Badawi Rafi
At- Tahtawi (1801 M) dari tahta tahub. Jamaludin Al- Afghani (1839 M), dari
Afghanistan.

Dari sekian banyak hal yang terjadi didalam pendididkan islam , perlu adanya
perubahan dan pembaharuan pola pendidikan . karena dari pola pendidikan yang ada
sekarang kurang mampu memberikan konstribusi yang cukup dalam dunia pendidikan
yang masih terlalu jauh dengan kemajuan yang terjadi oleh bangsa arab . secara garis
besar, terjadi 3 pola pemikiran pembaharuan pendidikan islam, sebagai berikut:
7. Pola pembaharuan pendidikan islam yang berorientasi pada pendidikan modern di
barat.
8. Pola pembaharuan yang berorientasi pada sumber islam yang murni.
9. Pola pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme.13
BAB III

KESIMPULAN

Studi Islam atau yang lebih dikenal dengan istilah Islamic studies, secara sederhana
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama
Islam.
Studi Islam di dunia islam pada awal priode Madinah di awali di masjid-masjid, dan
pada masa Rasullah SAW islam diajarkan di masjid dan rumah. Dimasa sahabat mulai banyak
perubahan dan mulai mengalami kemajuan seperti pembukuan al Quran dan ilmu tafsir dan
lain sebagainya.
Studi Islam meliputi kajian agama islam dan tentang aspek-aspek keislaman
masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek Studi Islam meliputi
islam sebagai doktrin dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran islam dan interaksi sosial. Adapun
tujuan Studi Islam adalah sebagai wawasan normative, kontekstual, aplikatif dan konstribusi
konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan gambaran tentang
agama islam secara luas, mendalam namun utuh, dan dinamis.

Anda mungkin juga menyukai