PENDAHULUAN
keemasan ada banyak sekali kisah atau hal yang dapat dipelajari, bahkan pendekatan-
pendekatan dan metode-metodenya bisa juga diterapkan dalam era modern seperti di
zaman sekarang ini. Sejarah perkembangan studi Islam ini merupakan bidang studi
yang banyak menarik perhatian para peneliti, baik dari kalangan sarjana muslim
maupun nonmuslim. Karena dari penelitian itu banyak manfaat yang dapat dapat
pendekata n, cara, ataupun hal-hal yang lain dalam studi islam. Disadari atau tidak,
selama ini informasi mengenai sejarah perkembangan studi Islam banyak berasal dari
Hal ini terjadi karena selain masyarakat barat memiliki etos keilmuan yang
tinggi, juga didukung oleh dana dan kemauan politik yang kuat dari para
rendah, juga belum didukung oleh keahlian di bidang penelitian yang memadai, serta
ajaran Islam sebagaimana termaktub dalam Al-Qur`an dan terjabar dalam Sunnah
Rasul bermula sejak Nabi Muhmmad SAW menyampaikan ajaran tersebut pada
umatnya.
PEMBAHASAN
keadaan yang variatif. Walaupun keadaan amat variasi, tetapi tidak keluar
dari ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al Sunnah, serta sejalan
agama yang berbeda. Permasalahn ini banyak ditemukan oleh para pemikir
Islam. Pemikiran mereka tentang Islamic Studies atau Dirasah Islamiyah berakar
manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni
Tujuan dan motivasi studi keIslaman dikalangan umat Islam pun tentunya
Dalam kajian Islam di Barat Studi Islam disebut Islamic Studies, secara
berhubungan dengan agama Islam. Dengan perkataan lain “usaha sadar dan
tentang seluk beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik
Islam.
berkembang dengan cepat sehingga mengungguli dan bahkan menjadi puncak budaya
umat manusia pada masa itu. Dalam perkembangan kebudayaan Islam, ada dua faktor
yang mempengaruhi yaitu faktor intern atau pembawaan dari ajaran Islam itu sendiri
dan faktor ekstern yaitu berupa tantangan dan rangsangan dari luar.
yaitu pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid (170-193 H). Karena beliau adalah
ahli ilmu pengetahuan dan mempunyai kecerdasan serta didukung negara dalam
kondisi aman, tenang dan dalam masa pembangunan sehingga dunia Islam pada saat
Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat
ilmu agama dengan Al-Qur`an sebagai intinya. Selain itu hadits dan tafsir. Hadits
agama Islam yang kedua, setelah Al-Qur`an. Sedangkan tafsir adalah ilmu yang
Pelajaran fiqh, merupakan materi kurikulum yang paling populer karena bagi
bidang studi tersebut. Banyaknya muslim yang tertarik pada ilmu fiqh karena
sebagaimana yang dikritik oleh Al- Ghazali yaitu munculnya ahli fiqh yang
dan pelajaran yang ilmiah serta memainkan peranan penting dalam kehidupan
retorika teridiri dari tiga cabang yaitu Al- Ma`ani yang membahas perbedaan kalimat
dan bagaimana melafalkannya dengan jelas, Al- Bayan, yang mengajarkan seni
mengekspresikan ide-ide dengan fasih dan tidak mengandung arti ganda, dan Al-
Badi yang membahas kata-kata indah dan hiasan kata dalam pidato.
2.3 Perkembangan Ilmu Pengetahuan
1. Ilmu Tafsir
tetapi juga menerangkan sebab-sebab turunnya ayat, bukti-bukti dari segi bahasa,
nahwu, balaghah, yang dikandungnya dan dengan akidah dan hukumhukum fiqh yang
bisa dihasilkan dari ayat-ayat tersebut. Seperti tafsir Imam Salam Al-Basri (w.200 H),
Abu Ishaq Al- Zajjaj, tafsir Al-Bahr al Muhit (masalah nahwu) karangan Abu
(penentuan hukum-hukum fiqh), dan tafsir Al-Fahr Al-Razi yang bernama Mafatih
2. Ilmu Qira`at
3. Ilmu Hadits
shahih adalah Imam Malik bin Anas (95-179 H) yang menulis kitab Al-Muwatha`,
kemudian diikuti oleh Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhori (259 H) dan
muridnya Muslim bin Al Hajaj Al-Nisaburi (w.261 H). Kemudian muncul kitabkitab
hadits shahih yang dikarang oleh ulama-ulama terkenal seperti Abu Dawud Sulaiman
bin Al-Asy`ath Al- Sajistani (w.275 H), Imam Abu `Isa Tirmidzi (w.273 H), dan
4. Ilmu Fiqh
Di antara yang terkenal dalam bidang ini adalah Abu Hanifah Al-Nu`man bin
Tabith pendiri madzhab Hanafi (80 – 150 H), Malik bin Anas Al-Asbahi (95 – 179
H), Abu Abdullah Muhammad bin Idris Al- Syafi`i (150-204 H), dan Imam Ahmad
Diantara yang terkenal dalam bidang ini adalah Imam Muhammad bin Idris
kitab Al-Mustasfa. Juga terkenal Al-Baqillani, Ibnu Al-Hajib, dan Abu Ishaq Ibrahim
Al-Nisaburi.
6. Ilmu Kalam
7. Ilmu Tasawuf
Mula-mula tasawuf Islam berdasar pada Al-Qur`an dan Sunnah seperti yang
diamalkan para sahabat, tabi`in, dan ulama-ulama fiqh, seperti Malik bin Anas dan
Ahmad bin Hanbal. Kemudian muncul tasawuf sunni yang berkembang ditangan Al-
Harits, Al-Muhasibi, dan Abu Al-Qasim Al-Junaid dan pada puncaknya ditangan Al-
8. Ilmu Tulen
Ilmu Matematika, di antarnya yang terkenal adalah Muhammad bin Musa Al-
Khawarizmi (w.236 H) yang menulis Al-Jabar dalam bukunya Al- Jibr wal
Ilmu Falaq, di antara yang terkenal adalah Muhammad Al-Fazzari (w.158 H),
sebagai ahli falaq Islam yang pertama dan penerjemah buku Al-Sind Hind.
Kemudian Abu Ishaq bin Habib bin Sulaiman (w.160 H) yang menulis buku
falaq dan mencipta alat-alat teropong bintang, Musa bin Syakir yang menulis
buku ilmu falaq berjudul Kitab Al- Ikhwah Al- Thalathah, Abu Ma`asyar bin
Muhammad bin Umar Al-Balkhi, dengan bukunya Al- Madkhal Ila Ahkam
Al- Nujum, dan Ibnu Jabir Al- Battani (w.318 H), salah seorang pelopor
trigonometri.
Arab ialah Amir Umaiyah Khalid bin Yazid bin Muawiyah (w.85 H). Kemudian
diikuti oleh Al-Kindi, Al-Razi, Ibnu Sina, Abu Mansur Muwaffaq, Muhammad bin
Ilmu Fisika, salah seorang yang paling berpengaruh dalam bidang ini adalah
Al-Hasan bin Al-Haitham (w.430 H), salah satu bukunya adalah Al-Manazir.
Ilmu Biologi, di antara yang terkenal adalah Abu Bakar Muhammad Al-Razi (w.315
H), seorang dokter yang menulis tentang tumbuhan bunga dan buah-buahan. Diikuti
oleh Ibnu Sina (w.423 H) seorang filosof dan dokter yang menulis tentang
Abu Bakar Al-Razi (w.351 H), bukunya yang termasyhur adalah Al-Hawi sebagai
ensiklopedia kedokteran. Kemudian Ibnu Sina yang mengarang buku Al-Qanun yang
juga dianggap ensiklopedia kedokteran dan farmasi, Ali Al-Abas (w.348 H) dengan
bukunya Kamil Al- Sina`ah fi Al- Tib. Juga terkenal dokter mata dan pengarang
buku Al- Tazkir yaitu Ibnu Al-Jazzar (w.1009 H). Abu Al-Qasim Al-Zahrawi,
seorang tukang bedah di Andalusia yang menulis buku Al- Tasrif liman `Aziz `an Al-
Ta`alif, Abu Marwan Abdullah bin Zuher Al-Isyabili Al-Andalusi seorang ahli
kedokteran klinik terbesar, `Ala Al-Din `Ali bin Abi Hazm AlQurasyi Al-Dimasqi
(Ibnu Al-Nafis) seorang ahli anatomi, Ibnu AlKhatimah yang menulis tentang
Ilmu Farmasi, ahli-ahli yang menulis khusus mengenai farmasi yaitu Al-
Razzi, Abd Rahman bin Syahid Al-Andalusi, Masawaih AlMardini, Ibn Wafid Al-
Tulaitali Al-Andalusi, Ibnu Al-Baitar, Abu Abdullah bin Sa`id Al-Tamimi, dan
Ilmu Pertanian, di antara yang terkenal adalah Ibn Al-Rumiyah AlIsyabili dan
muridnya Ibn Al-Baitar, Zakariya bin Muhammad bin Al- `Awwam Al-Isyabili yang
Metode pemngajaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses
belajar mengajar untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru
kepada anak didiknya. Melalui metode pengajaran terjadi proses internalisasi dan
pemilihan ilmu oleh murid, sehingga murid dapat menyerap apa yang disampaikan
gurunya. Metode pengajaran yang dipakai pada masa dinasti Abbasiyah dapat
1. Metode lisan
Metode ini dapat berupa dikte, ceramah, qira`ah, dan dapat berupa diskusi.
Dikte (imla) adalah metode untuk menyampaikan pengetahuan yang dianggap baik
dan aman sehingga pelajar mempunyai catatan yang dapat membantunya terutama
bagi yang daya ingatnya tidak kuat. Metode ceramah (al-asma`), yaitu guru
membacakan bukunya atau menjelaskan isi buku dengan hafalan, sedangkan murid
mendengarkannya. Pada saat tertentu guru memberi kesempatan kepada murid untuk
2. Metode hafalan
mengeluarkan kembali pelajaran yang dihafalnya sehingga dalam suatu diskusi dia
3. Metode tulisan
samping bermanfaat bagi proses penguasaan pengetahuan juga sangat besar artinya
bagi penggandaan jumlah buku karena pada masa itu belum ada mesin cetak. Di
antara ciri khas pendidikan di masa dinasti Abbasiyah adalah teacher oriented , yaitu
kualitas suatu oendidikan tergantung pada guru. Pelajar bebas mengikuti suatu
pelajaran yang dikehendaki dan bisa belajar dimana saja, misdalnya di perpustakaan,
toko buku, rumah ulama atau tempat terbuka. Pelajar dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu pelajar tidak tetap, yang terdiri dari para pekerja yang mengikuti pelajaran
untuk menunjang profesi dan pelajar tetap, yaitu pelajar yang mempunyai tujuan
Kutab atau maktab, berasal dari kata dasra kattaba yang berarti menulis atau
yang diajarkan adalah menulis dan membaca. Kemudian pada akhir abad pertama
hijriyah, kutab tidak hanya mengajarkan menulis dan membaca, tetapi juga
umumnya. Di istana orang tua murid membuat rencana pelajaran yang selaras dengan
anaknya. Guru yang mengajar disebut Mu`addib, karena berfungsi mendidik budi
c. Toko-Toko Kitab
Toko-toko kitab bukan hanya sebagai tempat berjual beli saja, tetapi juga
sebagi tempat berkumpulnya para ulama, pujangga, dan ahli-ahli ilmu pengetahuan
untuk berdiskusi, berdebat, bertukar pikiran dalam berbagai masalah ilmiah atau
rumah-rumah para ulama dan ahli ilmu pengetahuan menjadi tempat belajar dalam
Ibnu Muhammad Al-Fashihi, Ya`qub Ibnu Killis, Wazir Khalifah, dan Al-Aziz Billah
Al-Fathimy.
e. Majelis Kesusasteraan
Badiah digunakan sebagai tempat untuk mempelajari bahasa Arab yang fasih
dan murni serta mempelajari syair-syair dan sastra Arab. Ulama-ulama yang banyak
1) Al-Khalil bin Ahmad (160 H). Ia pergi ke badiah Hijaz, Najd, dan Tihamah.
2) Bajar bin Burd (167 H). Ia belajar kepada 80 orang syekh di Bani Aqil.
3) Al-Kasai (182 H). Ia belajar di badiah dan menghabiskan 15 botol tinta untuk
Pada masa dinasti Abbasiyah yang mendirikan rumah sakit adalah Harun al
Rasyid, yang memerintahkan kepada dokter Jibrail bin Buhtaisu untuk mendirikan
rumah sakit di Baghdad. Di sebelah rumah sakit ada perpustakaan dan bilik untuk
h. Perpustakaan
Perpustakaan menjadi aspek budaya yang penting dan sebagai tempat belajar
AlRasyid. Perpustakaan ini berisi ilmu-ilmu agama Islam dan bahasa Arab
dan 8 ilmu umum yang diterjemahkan dari bahasa Yunani, Persia, India,
Thalib.
c. Perpustakaan Ibnu Suwar di Basrah, didirikan oleh Abu Ali bin Suwar. Dalam
Ardasyir. Dalam perpustakaan ini kurang lebih ada 10.400 jilid buku.
AlMutawakkil Al-Abbasy (247 H), Perpustakaan Hunain bin Ishaq (264 H),
i. Ribath (Khaniqah)
Ribath adalah kamp, tempat tentara yang dibangun di perbatasan negeri untuk
mempertahankan negara dari serangan musuh. Ribath yang terbesar adalah di sebelah
utara negeri Syam (Syiria) dan utara Afriqiah (Tunisia). Ribath digunakan sebagai
tempat tinggal orang-orang sufi dan tempat penginapan alim ulama dan pelajar yang
datang dari luar negeri untuk belajar hadits, ilmu agama, dan bahasa Arab.
sekolah masih di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri hafalan namun sudah
dikenalkan logika. Selama abad ke 5 H, selama periode khalifah Abbasiyah sekolah-
sekolah didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar dan mulai
intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial. Berdirinya sistem madrasah justru menjadi
titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian
awal terjadi pemisahan ilmu agama dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang
menjadi pusat kajian Islam di zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus,
dan Jerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di dunia Muslim yakni:
1. Nizhamiyah di Baghdad,
3. Cordova, dan
Sejarah singkat masing-masing pusat studi Islam ini digambarkan sebagai berikut:
a. Nizhamiyah di Baghdad
perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di
Baghdad, yakni Bait Al-Hikmat, yang dibangun oleh Al-Makmun (813-833 M). salah
seorang ulama besar yang pernah mengajar disana, adalah ahli pikir Islam terbesar
Abu Hamid Al-Ghazali (1058-1111 M) yang kemudian terkenal dengan sebutan
imam Ghazali.
Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup selama hampir dua
abad. Yang pada akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol dibawah
Perguruan Tinggi Al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syi’ah. Pada
tinggi Al-Azhar, yang diberri nama Bait Al-hikmat (Balai Ilmu Pengetahuan), seperti
Pergutuan Tinggi Al-Azhar lantas mengalami perombakan total, dari aliran Syiah
kepada aliran Sunni. Ternyata Perguruan Tinggi Al-Azhar ini mampu hidup terus
sampai sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 dan tampaknya akan
sebelum tahun 1961 dan kedua, periode setelah tahun 1961. Pada periode pertama,
fakultas agama.
daerah minus, berubah menjadi daerah yang makmur dan kaya raya. Pada masa
berikutnya Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang
sepanjang Zaman Tengah. The Historians History of the World, menulis tentang
tulis buku sejarah terbesar tersebut tentang perikeadaan Andalusia waktu itu yang
Sejarah mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar
ke Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran yang dutuntutnya ialah geometri,
algebra (aljabar), matematika. Gerard dari Cremonia belajar ke Toledo seperti halnya
tahun 859 M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari
Kairwan (Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan kepada
pemerintah dan sejak itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan
halnya Perguruan tinggi Al-Azhar, perguruan tinggi Kairwan masih tetap hidup
sampai kini. Diantara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim
terkenal.
pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara bayaran
Turki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa bendera
perang salib. Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu dihancurkan
Kontak Islam dengan Barat (Eropa) dapat dikelompokkan menjadi dua fase,
yakni: (1) di masa kejayaan Islam (abad ke 8 M) kalau melihat Spanyol adalah abad
13 M, dan (2) di masa renaissance/ runtuhnya muslim, dimana Barat yang berjaya
perguruan tinggi. Bahwa sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang di perguruan
tinggi muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dunia Islam
sementara di belahan barat ada di Cordova. Bentuk lain dari kontak dunia muslim
dalam bahasa latin sejak abad ke-13 M hingga bangkitnya zaman kebangunan
sesudah aliran empirisme yang dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai alam
dan dikembangkan oleh sarjana-sarjana Barat, dirasakan banyak tidak sejalan dengan
Islam. Misalkan dirasakan dirasuki oleh paham sekuler dan sejenisnya. Karena itu,
dunia barat, khususnya Eropa Barat dilatar belakangi oleh dua alasan pokok, yakni:
(1) alasan politik dan (2) alasan ekonomi. Alasan politik adalah kesepakatan kedua
negara, yang satu sebagai bekas penjajah, sementara yang satunya sebagai bekas
bahwa penduduk bekas jajahannya boleh masuk ke Perancis tanpa pembatasan. Maka
berdatanglah muslim dari Afrika Barat dan Afrika Utara, khususnya dari Algeria ke
Perancis. Adapun alasan ekonomi adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang
Jerman, Belanda merekrut buruh dari Turki, Maroko, dan beberapa negara Timur
jajahannya. Adapun kategori Muslim yang ada di Eropa Barat ada dua, yakni
sistem pendidikan Islam di Indonesia mulai dari sistem pendidikan langgar, kemudian
di langgar, surau, masjid atau di rumah guru. Kurikulumnya pun bersifat elementer,
yakni mempelajari abjad huruf arab. Dengan sistem ini dikelola oleh ‘alim, mudin,
lebai. Mereka ini umumnya berfungsi sebagai guru agama atau sekaligus menjadi
tukang baca do’a. Pengajaran dengan sistem langgar ini dilakukan dengan dua cara.
Pertama, dengan sorongan, yakni seorang murid berhadapan secara langsung dengan
guru dan bersifat perorangan. Kedua, adalah dengan cara halaqah, yakni guru
dengan sarana masjid sebagai tempat pengajaran/ pendidikan dan didukung oleh
pondok sebagai tempat tinggal santri. Di pesantren juga berjalan dua cara yakni
sorongan dan halaqah. Hanya saja sorongan di pesantren biasanya dengan cara si
santri yang membaca kitab sementara kyai mendengar sekaligus mengoreksi jika ada
kesalahan.
yang dimulai dari kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Adapun materi yang diajarkan di
majlis ta’lim dan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh mazhab Al-Syafi’i.
sekolah model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Vernahuler. Sekolah khusus bagi
ningrat Belanda, sekolah Vernahuler khusus bagi warga negara Belanda. Di samping
itu ada sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama dengan sekolah-sekolah
Belanda tersebut, seperti sekolah Taman Siswa. Kemudian dasawarsa kedua abad ke
tinggi Islam tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam Indonesia untuk
memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sejak zaman kolonial. Pada bulan April
1945 diadakan pertemuan antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama, dan
cendekiawan. Setelah persiaapan cukup, pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27
Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra’ dan Mi’raj diadakan acara pembukaan resmi
Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari sinilah sekarang kita mengenal UII,
Darmarastri, Hayu Adi. 2010. Sejarah dan Peradaban Dunia. Yogyakarta: Empat Pilar
Naim, Ngainun. 2009. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Penerbit Teras. Mudzhar,
Dr. H. M. Atho. 2004. Pendekatan Studi Islam Dalam Toeri dan Praktek.
Nanji, Prof. Dr. Azim. 2003. Peta Studi Islam Orientalisme dan Arah Baru Kajian
Yusuf, Dr. H. Ali Anwar. 2003. Studi Agama Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia