Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam
Dosen : Ajun Rois,M.pd.

Disusun oleh :
 Pupuh Pauziah
 Putri Pebriani
 Shesya Naufalia Putri Hidayat

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL ( IAIN ) LAA ROIBA
BOGOR 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada baginda
nabi Muhammad SAW, beserta keluarga-Nya dan sahabat nya hingga akhir zaman, dengan diiringi
upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang mana merupakan tugas dari mata kuliah Pengantar
Studi Islam dengan tema yang berjudul “ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN”.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman untuk
menambah pengetahuan.
Kami akui masih banyak kekurangan pada makalah ini, karena pengalaman yang kami miliki masih
sangat kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik yang membangun demi
kesempurnaan penulisan makalah ini.

Bogor, 18 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Makalah
c. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Islam telah lahir sejak 1400 tahun silam. Sepanjang sejarah itu, selain
menyiarkan ajaran agama, para pemimpin Islam juga turut menyebarkan budaya, ilmu
pengetahuan, dan teknologi pada setiap wilayah masyarakat yang didatanginya. Sejak zaman
Nabi Muhammad, Islam telah menyebar luas hingga ke luar wilayah jazirah Arab.
Kedatangan Islam yang begitu cepat menyebar hampir ke seluruh dunia membawa pandangan
baru dan nilai-nilai baru dalam kehidupan masyarakat
Memperbincangkan Islam dan ilmu pengetahuan terasa mendua. Pada tataran konsep dan atau
petunjuk di dalam al Qur'an maupun hadits nabi sudah sedemikian jelas, yaitu bahwa ajaran
Islam mendorong umatnya agar mencari ilmu seluas-luasnya dan bahkan tanpa membatasi
umur. Jika sekarang ini dikenal terdapat jenjang pendidikan, yaitu mulai dari PAUD hingga
perguruan tinggi, sehingga ada batas menempuh pendidikan, maka dalam Islam tidak
mengenal batas itu. Mencari ilmu hendaknya dijalankan mulai dari ayunan hingga masuk ke
liang lahat atau meninggal. Akan tetapi pada kenyataannya, dalam mencari ilmu pada
umumnya umat Islam masih tertinggal jauh di belakang. Lembaga pendidikan yang
diselenggarakan atau dimiliki oleh umat Islam di mana saja masih tertinggal. Hingga sampai
saat ini masih sulit ditemukan lembaga pendidikan Islam yang tergolong maju. Demikian pula
perpustakaan, laboratorium atau pusat-pusat riset yang bisa dibanggakan masih sulit dicari.
Memang dari sejarahnya, umat Islam dikenal sebagai perintis di dalam membangun lembaga
pendidikan, seperti Universitas Al Azhar di Mesir, yang selama ini dikenal sebagai perguruan
tinggi tertua.
Demikian pula juga dikenal tidak sedikit ilmuwan muslim yang selalu menjadi inspirator bagi
ilmuwan lainnya. Sekedar menyebut beberapa nama misalnya Ibnu Sina, al Farabi, al Kindi,
Ibnu Kholdun, al Ghazali, dan lain-lain. Para ilmuwan muslim dimaksud telah merintis tradisi
pengembangan ilmu. Mereka melakukan pengamatan, eksperimentasi, perjalanan jauh, dan
penulisan kitab-kitab dalam jumlah yang sedemikian banyak. Artinya, semangat
mengembangkan ilmu sudah tumbuh sejak lama di kalangan umat Islam.Namun pada
perkembangan selanjutnya, ternyata kemajuan umat Islam berhasil dikalahkan dan akhirnya
menjadi tertinggal. Pada saat sekarang ini, mendasarkan pada ajaran dan sejarahnya itu,
seharusnya umat Islam dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan berposisi sebagai
pemberi, manum ternyata tertinggal dan masih harus mencari ke negara-negara yang dikenal
bukan muslim. Akibatnya, adalah amat luas. Ketertinggalan di bidang ilmu pengetahuan, juga
diikuti oleh ketertinggalan pada bidang-bidang lainnya, baik bidang ekonomi, politik, sosial,
pertahanan, dan lain-lain.

b. Rumusan Makalah
1. Pengertian Islam
2. Pengertian Ilmu
3. Ilmu dalam pandangan Islam
4. Perkembangan Ilmu pada zaman zaman nya

c. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui arti islam tersendiri
2. Untuk mengetahui arti Ilmu tersebut
3. Untuk mengetahui cara pandang ilmu dalam pandangan Islam
4. Untuk mengetahui perkembangan Ilmu pada zaman – zaman nya
BAB II
PEMBAHASAN

 ISLAM
Mengenai Islam, terdapat beberapa istilah dalam kamus tentang akar kata
Islam. Secara umum kata ini mempunyai dua kelompok makna dasar yaitu Selamat, bebas,
terhindar, terlepas dari, sembuh, meninggalkan. Bisa juga berarti : Tunduk, patuh, pasrah,
menerima. Kedua kelompok makna dasar ini saling terkait dan tidak terpisah satu sama lain.
Adapun pengertian Islam secara terminologi akan kita jumpai rumusan yang berbeda-
beda. Dalam ensiklopedi Agama dan filsafat dijelaskan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diperintahkan-Nya untuk mengajarkan tentang pokok-pokok serta peraturan-peraturannya
kepada Nabi Muhammad SAW. dan menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut
kepada seluruh manusia dengan mengajak mereka untuk memeluknya.
Harun Nasution mengatakan bahwa Islam menurut istilah adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai rasul. Islam
pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi tetapi mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengandung berbagai aspek
itu adalah Al-Qur’an dan Hadist.
Kata Islam memiliki jaringan konseptual yang kaya, karena itu tidak berlebihan kalau di
dalam Al-Qur’an, ia dipilih untuk menjadi nama agama (din) baru yang diwahyukan Allah SWT.
melalui nabi Muhammad SAW. dengan menyisihkan nama lain yang juga memiliki makna
yang srupa. Kata Islam ini kemudian digandengkan dengan kata din yang juga memiliki
makna konseptual yang luas, seperti dalam (QS. Ali-Imran/3:9).
Perkataan Islam berasal dari kata silm yang berarti damai. Karena itu, Islam mengandung makna
masuk ke dalam suasana atau keadaan damai dalam kehidupan individual maupun sosial.

 ILMU
Menurut Etimologi, Kata ilmu dalam bahasa Arab ‫" (علم‬ilm" ) yang berarti memahami,
mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan
sebagainya.
Ilmu pengetahuan (kerap diperpendek menjadi Ilmu, serapan dari bahasa Arab : ‫ )علم‬atau sains
(serapan dari Latin : scientia) adalah suatu usaha sistematis dengan metode ilmiah dalam
pengembangan dan penataan pengetahuan yang dibuktikan dengan penjelasan dan prediksi yang teruji
sebagai pemahaman manusia tentang alam semesta dan dunianya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode
yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi, dengan kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang filsafat yakni ontologi,
epistemologi dan aksiologi, jika ketiga cabang itu terpenuhi berarti sah dan diakui sebagai sebuah
ilmu.
Berbeda dengan pengetahuan, Ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan
mengapa.

 ILMU DALAM PANDANGAN ISLAM


Allah SWT. Berfirman dalam QS. Al-Mujadalah Ayat 11 :

Artinya :
“dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Maka dari itu, berbahagialah bagi kita yang mempunyai ilmu pengetahuan, Karena
dalam QS. Al-Mujadalah : 11, telah dijelaskan bahwa Allah SWT. Akan mengangkat derajat
orang yang berilmu. Jadi dalam Islam dengan mempunyai ilmu pengetahuan maka seorang
insan manusia diharapkan dapat dengan mudah mengenal Allah SWT. Dan tentunya
menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Dalam sudut pandang Islam, ilmu diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh berdasarkan ijtihad

atau hasil pemilkiran mendalam para ulama dan ilmuwan muslim yang didasarkan pada

Alqur’an dan hadits. Alqur’an dan hadits adalah pedoman hidup manusia dan di dalamnya
terdapat ilmu pengetahuan yang universal. Sehingga pada masa keemasannya umat islam
mampu merubah dunia barat yang pada saat itu mengalami masa kelam. Pada masa keemasan
Islam banyak ilmuwan muslim yang melalukan riset dan penterjemahan besar-besaran
terhadap karya-karya filosofi para ilmuwan Yunani. Sehingga tingkat kemajuan ilmu
pengetahuan pun meningkat pesat kala itu. Dan karena semua fakta tersebut, tidak bisa kita
pungkiri bahwa Islam juga ikut andil dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan di dunia

 PANDANGAN ISLAM TENTANG ILMU SOSIAL


Sejak kelahirannya Islam telah terampil sebagai Agama yang memberikan perhatian pada
keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia, dan antara urusan ibadah dan urusan muamalah. Keterkaitan Agama dengan masalah
kemanusiaanmejadi penting jika dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman modern ini. Sejak
manusia memasuki zaman modern mereka mampu mengembangkan potensi-potensi rasionalnya,
mereka telah membebaskan diri dari belenggu pemikiran mistis yang irrasional dan belenggu
pemikiran hukum alam yang sangat mengikat kebebasan manusia. Dalam keadaan demikian, kita saat
ini nampaknya sudah mendesak untuk memiliki ilmu pengetahuan sosial yang mampu membebaskan
manusia dari berbagai problema tersebut. Ilmu pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu
pengetahuan yang digali dari nilai-nilai Agama.
Ilmu sosial yang demikian yaitu ilmu sosial yang dapat meluruskan gerak langkah Islam dan
Ilmu Pengetahuan, perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi saat ini dan juga dapat
meredam berbagai kerusuhan sosial dan tindakan kriminal lainnya yang saat ini mewarnai
kehidupan. Fenomena kerusuhan, tindak kriminal, pemerkosaan, bencana kebakaran hutan,
kecelakaan lalulintas yang menelan ribuan nyawa manusia, penyalahgunaan narkotika dan
obat-obat terlarang, penyimpangan sosial, tindakan nekad, perampasan hak-hak asasi
manusia, dan masalah sosial lainnya yang terus berkembang, secara sosiologis bukanlah
masalah yang berdiri sendiri. Semua itu merupakan produk sistem dan pola pikir, pandangan
yang dekaden, dan sebagainya. Pemecahan masalah tersebut salah satunya adalah dengan
memberikan nuansa keagamaan pada ilmu sosial yang menurut Kuntowijoyo disebut sebagai
ilmu sosial yang profetik. Dengan ilmu sosial yang demikian itulah kita siap menyongsong
era globalisasi di Abad modern yang tanda-tandanya sudah terasa di kota besar.

 PANDANGAN ISLAM TENTANG ILMU SAINS


Selain ilmu sosial, ilmu-ilmu sains pun dipelajari dalam islam yang bertumpu pada kajian ayat-ayat
yang ada dijagat raya (ayat Kauniyah) menggunakan metode kajian eksperimen di laboratorium
dengan syarat-syarat dan langkah-langkahnya yang teruji oleh para ahli. Dan melalui metode
eksperimen ini maka dihasilkan ilmu-ilmu alam seperti biologi, fisika, pertanian, kedokteran,
kehewanan, perhutanan, perairan, perudaraan, percuacaan, dan sebagainya yang didalamnya juga
terdapat berbagai teori mazhab yang tidak sepenuhnya sama.
Di zaman kalsik, tokoh ilmuan Islam juga pernah mempraktikan ilmu sains, misalnya Ibn Sina yang
Menekuni ilmu kedokteran. Ilmu kedokteran yang yang dikembangkan oleh Ibn Sinaberdasarkan pada
konsep tentang jiwa manusia yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani yang saling berhubungan dan
mempengaruhi antara satu dan lainnya. Konsep jiwa manusia itu dipengaruhi oleh pandangan
filsafatnya yangdijiwai Al-quran. Karena itu pengobatan yang ia lakukan tidak hanya menggunakan
pendekatan ilmu murni fisik semata-mata, melainkan terpadu dengan konsep jiwa. Suatu ilmu
kedokteran yang melihat manusia bukan semata-mata sebagai mahluk biologis fisikal, melainkan
sebagai mahluk psikologis spiritual. Ilmu kedokteran yang bukan semata-mata bertumpu pada analisis
yang serba mekanis akademis, melainkan juga ilmu kedokteran yang bersahabat dengan alam dan
lingkungan. Ilmu kedokteran yang melihat bahwa obat-obatan yang berasal dari alam sebagai
alternatif yang tidak kalah pentingnya dari obat-obatan yang diolah secara teknologi. Selain itu ilmu
kedokteran yang dikembangkannya juga bukan ilmu kedokteran yang arogan yang melihat
kesembuhan pasien sebagai disebabkan oleh satu-satunya bantuan medis, melainkan kesembuhan itu
juga berkat anugerah Tuhan. Dengan demikian ilmu kedokteran yang dikembangkan adalah ilmu
kedokteran yang memadukan antara usaha dan doa, harap dan cemas seterusnya. Ilmu kedokteran
yang tidak mengenal jalan buntu. Karena diatas usaha medis masih ada lagi usaha medis yang
dilakukan dengan pendekatan pada tuhan. Ilmu kedokteran yang Islami ini adalah ilmu kedokteran
yang akan memberikan pencerahan dan optimisme kepada manusia.

 PANDANGAN ISLAM TENTANG ILMU PENDIDIKAN


Dikalangan masyarakat Indonesia, istilah “Pendidikan” mendapatkan arti yang sangat luas.
Kata-kata pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan, sebagai istilah-istilah teknis
tidak lagi dibeda-bedakan oleh masyarakat kita, tetapi ketiga-tiganya lebur menjadi satu
pengertian baru tentang pendidikan (Mochtar Buchori, 1989). Didalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 misalnya,
dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang”. Pengertian pendidikan bahkan diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan
fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap
hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual maupun mental dan sosial.
Sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau
lebih yang dampaknya ialah bekembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup atau
keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak. Sedangkan dalam konteks
pendidikan Islam, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup tersebut harus
bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islami yang bersumbe dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah/Al-Hadits.

Anda mungkin juga menyukai