Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

ISLAM INTERDISIPLINER

OLEH:

Rahmi Dewi Utami


1700030220

Islam Interdisipliner F

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS SASTRA, BUDAYA, DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2022
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TA 2021/2022
FAKULTAS SASTRA, BUDAYA DAN KOMUNIKASI
MATA
: Islam Interdisipliner PRODI : Ilkom
KULIAH(sks)
Rizki
DOSEN : KELAS/SEM : A-G/8
Firmansyah.,M.Hum
HARI/TANGGAL : Jumat, 20Mei 2022 RUANG :
JAM MULAI / SIFAT
: 14.30-16.00 : Open book
WAKTU UJIAN

Jawablahpertanyaanberikut !

1. Ceritakan dengan singkat kemajuan dan kumunduran peradaban Islam..


2. Jelaskan pandangan teologis islam dan barat tentang pengetahuan..
3. Berikan beberapa nama Ilmuwan muslim di bidang sains dan sumbangannya pada ilmu
pengetahuan…
4. Apa yang menjadi alasan perlunya pengembangan etika dalam ilmu pengetahuan dan
bagaimana caranya..
5. Apa yang dimaksud dengan integrasi ilmu pengetahuan dan bagaimana Muhammadiyah
mengembangkan integrasi ilmu pengetahuannya..

Diverifikasioleh : Disusun oleh :


Ketua Program Studi Penanggungjawab Keilmuan Dosen Pengampu

Rizki Firmansyah, M.Hum


1. Ceritakan dengan singkat kemajuan dan kemunduran peradaban islam
Jawab :
Kemajuan Peradaban Islam
Pada masa bani Abbasiyah ini, umat Islam telah memiliki sebuah peradaban yang maju
pesat jika dibanding peradaban yang lain. Kemajuan peradaban Islam ini jauh
meninggalkan peradaban Eropa yang tenggelam dan mulai berkiblat kepada Islam.
Terdapat beberapa aspek yang menjadi menunjang adanya kemajuan ini, seperti tradisi
keilmuan, membaca, dan menganalisis suatu hal yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Sehingga, pada masa itu perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat dan
mengakibatkan lompatan kemajuan di bidang keilmuan yang menghasilkan berbagai karya
ilmiah. Kemajuan peradaban pada masa bani Abbasiyah terjadi melalui beberapa cara dan
metode yang diterapkan oleh para cendekiawan serta para khalifah. Berbagai proses yang
tejadi seperti penerjemahan, pengkajian teks yang disertai komentar, memodifikasi dan
mengasimilasiknnya dengan ajaran Islam. Menurut Thomas Brown, proses asimilasi
terjadii saat peradaban Islam sudah kuat dan mengakar, sains, filsafat dan kedokteran
Yunani diadopsi, dan melebur menjadi satu dengan lingkungan pandangan hidup Islam.
Proses ini menunjukkan bahwa kreativitas ilmuwan muslim pada masa itu sangatlah
tinggi, dan akhirnya dapat melahirkan pemikiran yang berbeda dengan pemikiran Yunani.
Kemajuan peradaban Islam dimulai pada masa bani Abbasiyah, berbagai macam cara
digunakan pada nasa bani Abbasiyah nebunjukkan adanya kemajuan dalam peradaban
islam. Memberlakukan cinta terhadap menuntut ilmu melalui metode pembangunan
perpustakaan besar dan budaya belajar menjadikan masyarakat muslim pada masa itu
benar – benar dalam gulungan ombak ilmu yang melimpah.Kekhalifahan pada masa bani
Abbasiyah merupakan periode pengembangan di bidang ilmu. Proses islamisasi tradisi
merupakan aktivitas yang melampui sebuah integritas ataupun perbaikan. Sehingga
menghasilkan energi kreatif yang luar biasa dari tokoh-tokoh di bidang keilmuannya
masing-masing. Terdapat berbagai pusat pendidikan dan perpustakaan besar di berbagai
wilayah, seperti di Cordova, Palermo, Nisyapur, Kairo, Baghdad, Damaskus, dan Bukhara.
Kehidupan kebudayaan dan politik masyarakat setempat mulai berkembang dengan
peradaban Islam sebagai alirannya, meskipun terdapat berbagai macam suku dan agama
yang berbeda.
Kemunduran Peradaban Islam

Abad ke-19 dunia Islam mengalami masa suram, terus-menerus merosot, terbelakang
dan banyak Negara muslimin yang sedang menghadapi pendudukan asing. Pada masa
itulah muncul seorang pemimpin Jamaluddin Al-Afghani, mengumandangkan seruan
untuk membangkitkan muslimin. Muridnya yang pertama yang mengikuti jejaknya ialah
Syaikh Muhammad Abduh. Dia yang mengajar pembaharuan dalam berbagai prinsip dan
pengertian Islam. Ia menghubungkan ajaran-ajaran agama dengan kehidupan modern, dan
memebuktikan bahwa Islam sama sekali tidak bertentangan dengan peradaban, kehidupan
modern serta apa yang bernama kemajuan (Al-Syirbashi, 2001:161). Islam merupakan
agama yang memadukan iman dan ilmu yang melahirkan amal. Dengan demikian
pendidikan Islam diharapkan mampu menumbuhkembangkan pemahan yang benar
tentang hakekat keberadaan umat manusia di seantero alam ini. pendidikan dunia akhirat
inilah yang bergaransi kelestarian nilainilai budaya Islam di masa-masa yang akan datang.
Umat Islam terperosok ke dalam sikap taklid yang kemudian diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Setiap generasi menambahkan ke dalam ijtihad ulama sebelumnya
hal-hal sebelumnya bukan hasil dari ijtihad, sehingga umat Islam dari abad ke abad
semakin jauh dari ajaran Islam yang murni. Meskipun pada abadabad tertentu tampil
beberapa mujtahid yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam kepada dasarnya, Qur‟an
dan Hadits, namun taklid yang lebih dulu tertanam dan 2 menjalar keseluruh dunia Islam
tidak terbendung oleh usaha yang mereka lakukan (Arbiyah Lubis, 1993: 4). Sehingga,
muncul pula zaman taqlid yang dianggap zaman kemunduran umat Islam dalam pelbagai
bidang terutamanya apabila jatuhnya kerajaan Baghdad ke tangan Monggol dimana ia
adalah sebuah tempat berkumpulnya para ilmuan Islam. Kejatuhan ini memberi kesan
yang mendalam kepada umat Islam sehingga penguasa tidak mampu menegakkan
kebenaran dan menangkis kebatilan. Para ulama pula tidak berijtihad secara murni,
masyarakat Islam pula mula sedikit demi sedikit meninggalkan Al-Quran dan Al-Hadist

2. Jelaskan pandangan teologis islam dan barat tentang pengetahuan


Jawab :

Ilmu pengetahuan dalam Islam tidak sekedar bermakna konkret empiris yang didapat
melalui pengalaman manusia, tetapi juga bersifat spiritual. Yang artinya ilmu datang dari
Allah yaitu wahyu dan tidak langsung melalui peristiwa alam. Islam sangat menganjurkan
manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan sampai-sampai mewajibkan semua manusia
baik itu laki-laki dan perempuan. Islam sangat menghargai orang yang memiliki ilmu, di
dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat seseorang kalau dia
memiliki ilmu. Artinya manusia sebagai makhluk yang berpikir mempunyai akal dituntut
untuk memiliki ilmu yang bermanfaat agar hidupnya terarah. Dapat meningkatkan
keimanan kepada Allah, bisa membedakan antara benar atau salah, dan bisa bermanfaat
bagi orang lain.

Masyarakat Barat menjadikan akal sebagai landasan dalam pemikiran sehingga


melahirkan karya-karya inovatif yang mendukung peradaban mereka. Sementara
masyarakat Timur menempatkan rasionalitas dalam tatanan doktrin yang menjadikan
mereka stagnan dalam berkarya. Namun demikian, masyarakat Barat menggunakannya
secara berlebihan sehingga melupakan aspek spiritual. Karenanya mereka masuk ke
dalam tatanan masyarakat materialis dan kapitalis.
3. Berikan beberapa nama ilmuan muslim di bidang sains dan sumbangannya pada
ilmu pengetahuan
 Bidang matematika dengan tokohnya al-Khawarizmi (w. 833 M) dengan penemuan
angka nol yang disebutnya shifr. Al-Khawarizmi juga perumus utama “al-Jabar”.
Nama al-Khawarizmi juga diabadikan dalam nama “logaritma” yang diambil dari kata
IInggris algorithm dan merupakan transliterasi dari al-Khawarizmi.
 Dalam bidang kedokteran prestasi umat Islam terlihat dari konstribusi salah seorang
ilmuwannya, Ibn Sina (Avicenna) melalui sebuah karya medisnya, al-Qanun fit-Thibb
(The Canon). Karya ini bukan hanya membahas persoalan-persoalan medis,
melainkan juga farmasi, farmakologi, dan zoology; di samping ilmu bedah dan saraf.
 Bidang fisika, terdapat dua tokoh muslim yang menonjol, yaitu al-Biruni (w. 1038 M)
dan Ibn Haitsam (w. 1041 M). Al-Biruni dengan penemuannya tentang hukum
gravitasi. Selain itu juga berhasil mengukur keliling bumi secara matematis dengan
menggunakan rumusrumus trigonometri.
 Ibn Haitsam menemukan bidang optik yang ditulis dalam dalam karyanya al-
Manazhir. Ibn Haitsam berhasil menemukan teori penglihatan yang memastikan
dalam temuannya bahwa sesorang bisa melihat disebabkan objek yang memantulkan
cahaya pada kornea mata.

4. Apa yang menjadi alasan perlunya pengembangan etika dalam ilmu pengetahuan
dan bagaimana caranya
Jawab :
Etika sendiri sangat penting dalam ilmu pengetahuan agar tidak kehilangan arah dan
menjadi titik pijak dalam mencari ilmu pengetahuan. Pengembangan etika dalam ilmu
pengetahuan tidak bisa lepas dari patokan-patokan mengenai moralitas, makna dan tujuan
hidup manusia, termasuk apa yang baik dan apa yang buruk bagi manusia modern.
Patokan-patokan tersebut berakar pada agama. Pengembangan etika dalam ilmu
pengetahuan harus disosialisasikan secara terus menerus. Dimana dalam sosialisasi
tersebut dimasukkan pendidikan karakter.

5. Apa yang dimaksud dengan integritasi ilmu pengetahuan dan bagaimana Muhammadyah
mengembangkan integrasi ilmu pengetahuannya
Jawab :
Integrasi ilmu adalah penyatuan ilmu Islam dengan ilmu-ilmu lain, sehingga ilmu-ilmu
tersebut tidak saling bertentangan dan dikotomis. Salah satu pengembangan yang
dilakukan Muhammadiyah dalam integrasi ilmu pengetahuan yaitu dengan adanya
Integrasi AIK (Al-Islam Kemuhammadiyahan) dalam perkuliahan non-AIK .

Anda mungkin juga menyukai