Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

(Metodologi Pengembangan Keilmuan dalam Perspektif Islam dan Barat)

“Makalah ini dibuat guna memenuhi nilai pada mata kuliah ISLAM DAN SAINS”

DOSEN PENGAMPU: April Triyana,M.Pd.

Disusun Oleh :

Humam Muhammad Fawwaz : 231110089

Muhammad Fadhlan Firzatullah : 231110087

Ahmad Zaky Assyae : 231110088

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas berkat rahmat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat meneyelesaikan makalah ini yang berjudul “Metodologi
Pengembangan Keilmuan dalam Perspektif Islam dan Barat”. Shalawat serta salam tak lupa
kami ucapkan kepada baginda besar Muhammad SAW yang telah membimbing kami keluar dari
gelapnya masa jahiliyyah hingga ke masa modern seperti sekarang ini.
Sebelumnya kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
sukarela membantu dalam penyusunan makalah ini. Baik bantuan berupa tenaga, pikiran, dan
kritik serta saran. Sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik sesuai dengan tenggat
waktu yang telah ditentukan.
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna baik itu
dari segi bahasa ataupun penulisan, karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan kami.
Untuk itu kami dengan tangan terbuka mengharapkan adanya masukan berupa kritik ataupun
saran dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami di lain kesempatan.
Sebagai penutup, semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi rekan-rekan pembaca
ataupun masyarakat umum denga sebagaimana mestinya.

Serang, 27 Febuary 2024

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kemajuan suatu peradaban terkadang dicapai melalui mata-rantai waktu yang cukup
panjang dari usaha manusia dengan kemampuan abstraksi, observasi, penelitian, dan
eksprimen yang dimilikinya. Di samping kemampuan tersebut, ada faktor lain yang juga
berperan dalam perkembangan ilmu, yaitu corak pemikiran filsafati dan keyakinan atau
agama para pengembangnya. Hal ini ikut berperan dalam menentukan dasar/motivasi dan arah
perkembangan ilmu dan teknologi yang digerakkan oleh kemampuan di atas.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan keilmuan dalam islam dan barat?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan keilmuan islam dan barat?
3. Siapa saja tokoh-tokoh pengembangan keilmuan dalam islam dan barat?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Keilmuan dalam Islam dan Barat


1. Perkembangan Keilmuan dalam Islam
Salah satu faktor munculnya krisis peradaban manusia di dunia Timur dan Barat pada abad
kelima masehi adalah mandegnya gerak dinamika dan kreatifitas pengetahuan manusia. Islam lahir di
tengah krisis peradaban manusia. Untuk itu Islam lahir untuk mengatasi krisis peradaban umat
manusia dengan melakukan gerak cepat dan kreatifitas dalam mengembangkan kemampunan manusia
untuk dapat membaca (qira'ah), bernalar (ta'aqqul), menjelaskan (al-bayan), mempelajari (tafaqqaha)
berefleksi (tafakkur). Dengan pengetahuan, Islam mampu memimpin gerak maju peradaban yang
rahmatan li al-'aiamin.
Namun demikian perlu dipahami bahwa pengetahuan tidak serta merta menjadi agen tunggal
pembentuk peradaban, pengetahuan hanya salah satu dimensi utama penopang lahir dan
berkembangnya peradaban Islam sampai di tittik puncaknya. Upaya-upaya yang diperankan oleh ilmu
pengetahuan dalam mewujudkan puncak perdaban Islam merupakan salah satu ikhtiar umat Islam
untuk membangun peradaban Islam ke depan, karena hanya dengan mempelajari sejarahnya manusia
dapat membangun masa depannya. Oleh karena itu, peran pengetahuan dalam membangun peradaban
Islam perlu ditelisik ulang guna menghindari kesalahan-kesalahan dalam pemahaman. Karena
kesalahan-kesalahan yang demikian itu akan memunculkan persepsi tentang gagasangagasan
pengetahuan untuk masa depan yang keliru. Meskipun demikian perlu dipahami bahwa peran
pengetahuan dalam membangun peradaban Islam harus diposisikan secara proporsional. Artinya,
makna atas peran pengetahuan dalam membangun peradaban Islam hanya sebatas sebuah pemahaman
yang terwakili di dalamnya tidak lebih.
Dengan demikian, usaha-usaha lain yang lebih komprehensif tentu tetap perlu dilakukan. Untuk
memahami peran pengetahuan dalam mewujudkan peradaban Islam, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah membedakan antara sebaran-sebaran pengetahuan yang tumbuh secara alami dalam
proses berkembangnya peradaban Islam dan membedakan sebaran-sebaran pemahaman tentang
pengetahuan yang tumbuh dari peran dan kekuatan naq. Pengetahuan yang berkembang secara alami
di dunia Islam cenderung bersifat induktif.1

1
Zuhri, . (2009) Keilmuan dalam Islam Sejarah dan Masa Depan.

2
2. Perkembangan Keilmuan dalam Barat
Pertama, masa awal Filsafat Yunani Kuno. Masa awal Filsafat Yunani Kuno ini ditandai dengan
tercatatnya tiga nama filosof yang berasal dari daerah Miletos, yakni Thales, Anaximandros, dan
Anaximenes. Selain ketiga nama filosof tersebut, muncul beberapa nama filosof dari daerah lain
seperti Herakleitos dari Ephesos, Phytagoras dari Italia Selatan, Permenides dari Elea, dan
Demokritos dari Abdera. Sejarah filsafat mengungkapkan bahwa filsafat bermula dari Thales yang
mengungkapkan bahwa segala sesuatu terbuat dari air.
Kedua, zaman keemasan Yunani Kuno. Filsafat pada masa ini ditandai oleh sejumlah nama besar
yang sampai saat ini tidak pernah dilupakan oleh para pemikir. Nama besar filosof pertama adalah
Perikles yang tinggal di Athena sebagai pusat penganut berbagai aliran filsafat pada masa itu.
Athena memiliki pemikiran sofistik yang pengaruhnya kemudian disebut kaum sofis. Dalam hal
ini, kaum sofis memiliki kemampuan berpidato bagus dan mereka tak lagi hanya berfokus pada
alam, melainkan menjadikan manusia sebagai perhatian pusat kajiannya. Salah seorang tokoh yang
terkenal dalam hal ini ialah Protagoras, pemahamannya memperlihatkan sifat-sifat relativisme
bahwa kebenaran yang tetap dan definitif. Benar, baik, dan bagus selalu memiliki hubungan dengan
manusia, tidak mandiri sebagai kebenaran mutlak.2

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Keilmuan


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keilmuan adalah
1. Agama Islam. Menurut Al-Hassan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini
memberikan dorongan yang sangat kuat kepada umatnya untuk melakukan pencapaian-
pencapaian di bidang sains dan teknologi. Al-Quran memerintahkan umat Islam agar
menggunakan akalnya dalam mengamati hakikat alam semesta. Di samping itu, Islam telah
menyatukan seluruh umatnya yang menyebar dari Cina hingga Samudra Atlantik di bawah
pengaruh satu bahasa dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, semua orang bebas
mengembara ke berbagai kota pusat ilmu pengetahuan, seperti Baghdad, Kairo, Cordoba, dan
lain-lain, untuk belajar.
2. Pemerintah yang berpihak pada ilmu pengetahuan. Howard R Turner dalam Sains Islam yang
Mengagumkan mengatakan bahwa pencapaian di bidang sains dan teknologi sudah menjadi
ciri-ciri umum semua dinasti Islam, baik itu dinasti kecil maupun besar. Hampir di setiap kota
Islam, ketika itu, terdapat gerakan Arabisasi dan penerjemahan. Di samping itu, juga didirikan
akademi-akademi, observatorium, dan perpustakaan.

2
Abdul Karim. 2014. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan.

3
3. bahasa Arab. Sejak awal pemerintahan Dinasti Umayyah, ilmu pengetahuan dari Yunani dan
India diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Melalui aktivitas terjemahan itu, ilmu pengetahuan
menyebar tidak hanya di kalangan penguasa dan intelektual, tetapi juga di masyarakat awam.
Melalui penerjemahan itu pula, muncul banyak istilah sains dan teknologi yang baru dari bahasa
Arab.

C. Tokoh-tokoh Pengembangan Keilmuan dalam Islam dan Barat


1. Tokoh-tokoh pengembangan keilmuan dalam islam
a. Al-Kindi (188-260H)
Al-Kindi bernama lengkap Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah (sekarang salah satu kota
di Irak). Selama masa hidupnya, Al-Kindi terbilang ilmuwan yang produktif. Ia menulis banyak
karya di banyak sejumlah disiplin ilmu, mencakup metafisika, etika, logika, psikologi,
farmakologi, matematika, astrologi, optik, dan lain sebagainya.
b. Al-Farabi(258-339H)
Al-Farabi bernama lengkap Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di
Farab, Transoxiana (Asia Tengah). Sejak kecil, Al-Farabi dianggap sebagai sosok berbakat
istimewa. Ia menguasai banyak bahasa, dengan konsentrasi Arab, Persia, Turki, dan Kurdi. Di
bidang filsafat, kontribusi pentingnya adalah dengan menggabungkan filsafat Yunani dan
filsafat Islam. Saking ahlinya di bidang filsafat, ia mendapat julukan guru kedua, setelah
Aristoteles yang disebut guru pertama.
c. Ibnu Haitham (354-430H)
Ibnu Haitham bernama asli Abu Ali Muhammad Al-Hasan bin Al-Haitham lahir di Basrah
(Irak). Hingga sekarang, Ibnu Haitham dikenal sebagai Bapak Optik Modern. Di Barat, ia
dikenal dengan nama Alhazen. Ibnu Haitham menjelaskan bagaimana cara kerja optik mata
manusia dalam menangkap gambar secara detail. Analisisnya mengenai cara kerja mata dan
pengobatannya masih dipelajari hingga saat ini.
d. Jabir Al-Hayyan (721-815H)
Jabir Al-Hayyan memiliki nama asli Abu Musa Jabir bin Hayyan. Jabir bin Hayyan disebut
sebagai ilmuwan muslim pertama yang mengenalkan ilmu kimia. Hingga sekarang, ia diakui
sebagai Bapak Kimia Bangsa Arab. Di antara kontribusi Jabir adalah ia mengembangkan secara
ilmiah dua operasi utama kimia, yaitu kalnikasi dan reduksi kimia. Ia juga memperbaiki metode
penguapan, sublimasi, peleburan, dan kristalisasi.

4
2. Tokoh-tokoh pengembangan keilmuan dalam barat
a. Charles Darwin
Charles Darwin, ahli biologi asal Inggris. Ia adalah penemu teori evolusi dan penulis buku On
the Origin of Species by Means of Natural Selection. Menurut Darwin, semua spesies
organisme berkembang lewat seleksi alam yang meningkatkan kemampuan individu untuk
bertahan hidup, bersaing dan bereproduksi.
b. Isaac Newton
Isaac Newton menemukan teori gravitasi setelah sebuah apel jatuh dari pohon dan mendarat di
atas kepalanya. Terlepas apakah sejarah itu benar atau tidak, yang jelas Isaac Newton adalah
ilmuwan dunia terkenal yang sangat berpengaruh dan berjasa. Selain menemukan teori
gravitasi, ia juga menemukan konsep gaya sentrifugal dan sentripetal. Newton juga
menemukan hukum gerak (laws of motion) yang dicetuskan pada tahun 1687. Teori kalkulus
juga ia ciptakan, yang berguna untuk teknik konstruksi bangunan, menentukan dosis obat
hingga meluncurkan roket. Di sisi lain, Isaac Newton juga menciptakan teori cahaya dan
warna.
c. Phytagoras
Menghitung sisi-sisi segitiga makin mudah berkat penemuan Pythagoras. Ilmuwan dunia
terkenal ini menemukan rumus sisi-sisi segitiga, yang kita kenal dengan rumus a2 + b2 = c2.
Namun, muncul kabar bahwa ahli matematika Babilonia dan Mesir menggunakan persamaan
ini berabad-abad sebelum Pythagoras. Sementara itu, siswa Pythagoras sering mengaitkan
penemuan matematika mereka sendiri dengan gurunya. Jadi, kebenaran mengenai siapa
penemu pertama rumus sisi-sisi segitiga cukup sulit diketahui. Satu hal yang pasti, rumus sisi-
sisi segitiga sendiri dinamai Rumus Pythagoras. Nama ilmuwan ini sudah sangat melekat
dengan rumus tersebut. Bisa dibilang, ia juga sosok matematikawan hebat pada zaman dulu.
d. Ada Lovelace
Satu lagi penemu perempuan yang cerdas dan berpengaruh, yakni Ada Lovelace. Walau
namanya asing, ia adalah perempuan pertama yang menjadi programmer komputer. Ia banyak
dipengaruhi oleh Charles Babbage, seorang penemu dan insinyur. Mereka berdua pun bekerja
sama dalam banyak proyek. Ada Lovelace membuat Analytical Engine, mesin yang bisa
melakukan hampir semua tugas matematika. Mesin ini dianggap sebagai program komputer
pertama. Sayangnya, Ada Lovelace meninggal di usia yang sangat muda, yakni 36
tahun.Andai usianya bertahan lebih lama, mungkin ada lebih banyak penemuan yang ia
ciptakan

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu faktor munculnya krisis peradaban manusia di dunia Timur dan Barat pada abad
kelima masehi adalah mandegnya gerak dinamika dan kreatifitas pengetahuan manusia. Islam lahir di
tengah krisis peradaban manusia. Untuk itu Islam lahir untuk mengatasi krisis peradaban umat
manusia dengan melakukan gerak cepat dan kreatifitas dalam mengembangkan kemampunan manusia
untuk dapat membaca (qira'ah), bernalar (ta'aqqul), menjelaskan (al-bayan), mempelajari (tafaqqaha)
berefleksi (tafakkur). Dengan pengetahuan, Islam mampu memimpin gerak maju peradaban yang
rahmatan li al-'aiamin.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mikrot, M., & Anwar, A. (2023). Metodologi Pengembangan Keilmuwan (Epistimologi) Dalam Perspektif
Islam dan Barat. Jurnal Sains dan Teknologi, 5(2), 708-712.
Tulkhoiri, A., & Anwar, A. (2023). Metodologi Pengembangan Keilmuan (Epistimologi) dalam Perspektif
Islam dan Barat Observasi (Burhani), Eskperimen (Ijbari), dan Rasional (Jadali). Jurnal Sains dan
Teknologi, 5(2), 660-663.
Rianie, N. (2015). Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (sebuah perbandingan dalam konsep teori
pendidikan Islam dan barat). Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai