Makalah
Disampaikan pada Seminar Kelas untuk Mata Kuliah
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Bersama
Martin Saputra, M.Ag.
Oleh :
Fulan bin Fulan
NIM : 44.2023.224.000
B. Pembahasan
a. Biografi Singkat Syed Muhammad Naquib Alattas
Nama lengkap al-Attas adalah Syed Muhammad Naquib ibn Ali ibn
Abdullah ibn Muhsin Al-Attas, beliau lahir pada 5 September 1931 di
Bogor, Jawa Barat. Ayahnya, Syed Ali ibn Abdullah al-Attas adalah orang
yang terkemuka dikalangan syed. Ibunya bernama Syarifah Raquan
Al-‘Aydarus adalah keturunan raja-raja Sunda. Al-Attas adalah keturunan
1
ke-37 dari Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad saw. Silsilah yang dapat
dilacak secara pasti hingga seribu tahun kebelakang, melalui silsilah
keluarga sayyid Ba’Alawi di Hadramaut.1
2
Sikap kritis al-Attas terhadap perdaban Barat, telah dimulai pada awal
1950-an. Namun, sikap kritisnya ini baru tampak pada tahun 1970-an
dengan tampilnya sebuah buku yang mengkritik gagasan sekularisme,
yaitu Risalah Untuk Kaum Muslimin. Kemudian ia semakin dikenal
sebagai cendikiawan Muslim yang sangat kritis terhadap peradaban Barat,
setelah menerbitkan satu karyanya, yaitu “Islam and Sekularism”, pada
tahun 1978.4 Sikap kritis al-Attas yang menentang faham sekularisme yang
dibawa peradaban Barat, juga tampak, misalnya dalam konferensi
Internasional di University of Hawaii. Konferensi ini diikuti sekitar 160
cendikiawan dari 30 negara dan berlangsung selama dua minggu. Tema
yang dibahas adalah “Technology and Cultural Values on the Egde of the
Third Millennium (2000).
4
Ahmad Suyuthi, “Ta’dib Sebagai Upaya Rekonstruksi Pendidikan Islam Perspektif Syed Naquib
Al-Attas” 1, no. 2 (2011).
3
a) Gagasan tentang Manusia
Berdasarkan objek dan fungsinya, manusia adalah objek
sekaligus subjek dari pendidikan, sehingga pendidikan hanya
dikhususkn untuk manusia saja. Para ahli sepakat bahwa teori dalam
praktik pendidikan Islam itu sangatlah dipengaruhi oleh pandangan
tentang fitrah manusia.5
4
hewani/badan (al-Nafs al-Hayawaniah) yang utuh (monodualis),
dimana yang tinggi harus mengalahkan yang rendah, sebagaimana
Allah SWT mengatur jagad raya ini.6
6
Kemas Badaruddin, Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Pemikiran Prof. Dr. Syed
Muhammad Naquib al-Attas) (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), hlm. 18-19.
7
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis
(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 145-146.
5
yang bersifat sekuler, karena dalam kajiannya terhadap kitab-kitab
klasik ternyata tidak ada yang menggunakan terma tarbiyah dengan
makna pendidikan. Begitu juga ta’lim yang diartikan al-Attas sebagai
pengajaran. Jadi, kata ta’lim itu lebih sempit dari pendidikan.8
6
dalam istilah ta’dib yang dalam struktur konseptualnya ta’dib sudah
mencakup unsur-unsur pengetahuan (‘ilm) pengajaran (ta’lim) dan
penyuluhan yang baik (tarbiyah). Oleh karena itu, tidak perlu lagi
mengacu kepada konsep pendidikan Islam sebagai tarbiyah, ta’lim,
dan ta’dib secara sekaligus.10
7
akan selalu ingat dan sadar serta mampu dalam memosisikan dirinya,
baik terhadap sesama makhluk, apalagi terhadap Allah SWT sebagai
Khaliq.11
8
Perwujudan paling tinggi dan sempurna dari sistem pendidikan adalah
universitas. Menurut Al-Attas, universitas yang dirancang untuk
mencerminkan yang universal, harus pula merupakan pencerminan
manusia itu sendiri. Universitas Islam tidak begitu saja mencontoh
unversitas Barat, sebab secara konseptual keduanya berbeda.
Universitas Barat diyakini tidak mencerminkan manusia, tetapi lebil
mencerminkan unsur-unsur yang sekuler. Hal ini terjadi karena dalam
peradaban Barat atau lainnya di luar Islam tidak pernah ada seorang
manusia sempurna yang bisa menjadi model untuk ditcladani dalam
hidup dan dipakai untuk memprokyesikan ilmu pengetahuan dan
tindakan yang benar dalam bentuk universal sebagai universitas. Al-
Attas menegaskan bahwa universitas Islam harus mencerminkan
pribadi Nabi dalam hal ilmu pengeahuan dan tindakan yang benar,
yang berfungsi menghasilkan manusia laki-laki dan perempuan yang
kualitasnya sedckat mungkin menyerupai beliau, yakni manusia
beradab.14
I. Ilmu-ilmu Agama
14
Ibid, hlm. 189-190.
9
1. Al-Qur'in: Pembacaan dan penafsirannya (tafsir dan ta'wil)
1. Ilmu-ilmu Kemanusiaan
2. Ilmu-ilmu Alam
3. llmu-ilmu Terapar
4. Ilmu-ilmu Teknologi.
10
Sebagai kesimpulan dari keseluruhan uraian di atas dapatlah
dirangkum sebagai berikut: 1. Konsep agama
C. Penutup
11
Kontribusi beliau jelas mempengaruhi disegala aspek dan disiplin ilmu,
seperti filsafat, teologi, pendidikan, sastra, seni, dll. Ini menunjukkan bahwa
beliau adalah manusia produktif yang istiqomah dalam menolak westernisasi.
12
Daftar Pustaka
Wan Mohd Nor Wan Daud, The Educational Philosophy And Practice of
Syed Muhammad Naquib al-Attas, (Kuala Lumpur: ISTAC, 1998).
NB :
1. Menjilid makalah menggunakan KERTAS MIKA BERWARNA
BIRU dan KERTAS BUFALO BERWARNA BIRU
2. Ketentuan Pembahasan bisa berbeda-beda, menyesuaikan dengan
materi dan isntruksi dari Dosen Pengampu.