Anda di halaman 1dari 18

KORELASI FKI TERHADAP VISI MISI

UIN WALISONGO
Nama Anggota Kelompok :
1. Nurul Hikmah (23070260002)
2. Ika Puji Lestari (23070260020)
3. Muhammad Hilmy Hikam (23070260102)
Falsafah
Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu “philo” yang berarti cinta,
dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan, sehingga “philo Sophia” berarti
cinta akan kebijaksanaan.
Filsafat digerakkan oleh tiga pertanyaan pokok, yaitu:
1. Apa yang dapat kita ketahui? yang kemudian berkembang menjadi ontology
2. Bagaimana cara memperoleh pengetahuan? yang berkembang menjadi
epistemologi
3. Untuk apa pengetahuan tersebut? yang berkembang menjadi aksiologi
Falsafat Kesatuan Ilmu (FKI)
Prinsip Wahdatul Ulum
Istilah wahdatul 'ulum, secara etimologi berasal dari kata wahdat yang berarti satu dan
'ulum (jamak dari kata 'ilm) yang berarti ilmu-ilmu. Konteks kemunculan istilah
wahdatul ulum berdasarkan dari fenomena pemisahan antara ilmu agama dan ilmu
umum.

FKI
Cinta akan yang didasarkan atas kebijaksanaan terhadap ilmu-ilmu yang berkembang
di masyarakat
Visi dan Misi
UIN WALISONGO

Visi
Universitas Islam Riset Terdepan Berbasis pada Kesatuan Ilmu
Pengetahuan untuk Kemanusiaan dan Peradaban pada Tahun 2038
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran IPTEKS berbasis kesatuan ilmu
pengetahuan untuk menghasilkan lulusan professional dan berakhlak al-karimah;
2. Meningkatkan kualitas penelitian untuk kepentingan Islam, ilmu dan masyarakat;
Menyelenggarakan pengabdian yang bermanfaat untuk pengembangan masyarakat;
3. Menggali, mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal;
4. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga dalam skala regional, nasional, dan
internasional;
5. Mewujudkan tata pengelolaan kelembagaan professional berstandar internasional.
KETERKAITAN FALSAFAH KESATUAN ILMU DENGAN
VISI MISI UIN WALISONGO SEMARANG

Falsafah Kesatuan Ilmu atau unity of sciences menjadi paradigma dan


penetap visi UIN Walisongo yaitu "Universitas Islam Riset Terdepan
Berbasis pada Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk Kemanusiaan dan
Peradaban pada Tahun 2038".
Berdasarkan visi tersebut kemudian dikembangkan oleh UIN Walisongo
sebagai paradigma "Wahdatul Ulum" Atau "Unity of Sciences".
A. UNIVERSITAS ISLAM

• Memiliki tujuan untuk membentuk manusia sempurna, tidak hanya mempelajari ilmu umum tapi
juga mempelajari ilmu keagamaan.

• Memiliki tujuan untuk perguruan tinggi yang berbasis “Unity of Science”

B. UNIVERSITAS RISET

• Karena semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,maka UIN Walisongo


berkomitmen untuk menciptakan pengetahuan baru.

• Menciptakan lingkungan yang kondusif, karena dengan lingkungan yang kondusif proses
pembelajaran saat perkuliahan maupun saat melakukan beberapa praktikum science bisa berjalan
dengan lancar.

• UIN Walisongo memliki beberapa program atau jurusan yang bukan hanya mempelajari tentang
keagamaan melainkan juga ilmu umum.
C. KESATUAN UNTUK PERADABAN “UNITY OF SCIENCES”

• Semua ilmu pada dasarnya berasal dari Allah SWT baik secara langsung maupun tidak
langsung

D. KEMANUSIAAN DAN PERADABAN

• Kemanusiaan adalah semua hal terkait dengan sesama manusia. Dalam UIN Walisongo
kemanusiaan ditetapkan dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan melaksanakan
tugas tugas kemanusiaan.

• Peradaban adalah “Way of Life” yang muncul setelah manusia hidup dalam suatu
daerah atau Masyarakat. Dalam UIN Walisongo peradaban engandung arti bahwa
Universitas Islam Negeri Walisongo ini bertekad memberikan kontribusi bagi kualitas
hidup manusia, Masyarakat, bangsa, bahkan dunia.
Strategi Falsafah Kesatuan Ilmu
a. Humanisasi ilmu-ilmu keislaman, yaitu upaya “memanusiakan manusia” dengan jalan
memberikan kesempatan kepada penuntut ilmu untuk mengaktualisasikan dan menumbuh-
kembangkan potensi atau fitrah yang dimilikinya

b. Spiritualisasi ilmu-ilmu modern, Strategi spiritualisasi iomu-ilmu modern meliputi segala upaya
membangun ilmu pengetahuan baru yang didasarkan pada kesadaran kesatuan ilmu yang
kesemuanya bersumber dari ayat-ayat Allah baik yang diperoleh melalui para Nabi, eksplorasi akal,
maupun eksplorasi alam.

c. Revitalisasi Lokal Wisdom, Revitalisasi kearifan lokal sendiri merupakan sebuah strategi yang
digunakan untuk menghidupkan kembali tradisi dan budaya masyarakat indonesia dan yang mulai
tersingkirkan atau terlupakan agar kebudayaan tersebut kembali diminati oleh masyarakat terutama
para generasi muda terlebih di era globalisasi seperti sekarang ini.
PARADIGMA UNITY OF SCIENCES UIN
WALISONGO SEMARANG

Falsafah Kesatuan ilmu atau unity of


science telah ditegaskan sebagai
paradigma keilmuan Universitas Islam
Negeri Walisongo yang digambarkan
dengan model “Intan Berlian” yang
cemerlang, berkilau dengan sinar indah,
tajam, dan mencerahkan dengan lima sisi
yang saling berkaitan.
Di dalam ilustrasi paradigma integrasi “Kesatuan Ilmu” UIN Walisongo
dengan metapora “intan berlian”,Sumbu paling Tengah menggambarkan
Allah sebagai sumber nilai, doktrin, dan ilmu pengetahuan. Allah
menurunkan ayat-ayat Qur’aniyah dan ayat-ayat kawniyyah sebagai lahan
eksplorasi pengetahuan yang saling melengkapi dan tidak mungkin saling
bertentangan. Eksplorasi atas ayat-ayat Allah menghasilkan lima gugus
ilmu, yaitu:
a) Ilmu Agama dan Humaniora (religion and humanity sciences);
b) Ilmu-ilmu Sosial (social sciences);
c) Ilmu-ilmu Kealaman (natural sciences);
d) Ilmu Matematika dan Sains Komputer (mathematics and computing
sciences);
e) Ilmu-ilmu Profesi dan Terapan (professions and applied sciences).
Hubungan dengan pengembangan pemikiran IoK

IOK = Islamitation of Knowledge. IOK sangat memengaruhi


pengembangan genealogi dan prinsip fki. Dikarenakan pengetahuan
akan terus berkembang seiring berjalannya waktu
Genealogi
PERKEMBANGAN FKI DARI MASA KE MASA
Genealogi dalam Peradaban Islam pada abad ke-9 Masehi, yaitu di masa pemerintahan Abbasiyah.
Filsafat muncul dalam gelanggang pemerintahan Islam. abad ke-9 sampai abad ke-12 filsafat
berkembang dengan pinggirannya dalam khazanah ilmu pengetahuan dan masyarakat Islam. Akan
tetapi pada abad ke-12 secara tiba-tiba perkembangan filsafat Islam terhenti, karena mendapat
serangan dari ahli-ahli agama.
Banyak ahli-ahli filsafat mengecam sebagai orang-orang mulhid (atheis), akibatnya pada akhir abad
ke-12 menghilanglah filsafat dari kebudayaan Islam. Buku-buku filsafat betapa pun besar dan
tingginya tuntutannya, dibakar dalam perunggunan di musim dingin dan akhirnya pada abad ke 14.
Sejak itulah perkembangan filsafat di dunia Islam menjadi tertinggal. Sementara dunia Barat yang
pada mulanya mempelajari filsafat dari orang-orang Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat
hingga saat ini.
Sejarawan Filsafat dari masa ke masa
1. Al-Kindi (801-873 M)
Salah satu karya besar al-Kindi adalah Al-Falsafah al-Ula. Karya ini merupakan persembahan al-Kindi untuk
khalifah al-Mu`tashim (833-842 M) dari Dinasti Abbasiyah. Al-Falsafah al-Ula sekaligus juga istilah untuk
pemikiran metafsika al-Kindi yang didasarkan pada konsep filsafat Aristoteles.
2. Al-Farabi (870-950 M)
Kapasitas Al-Farabi dalam memahami filsafat Yunani Klasik sekaligus mengomparasikannya dengan filsafat Islam
membuat ia meraih reputasi tinggi. Al-Farabi mendapat julukan terhormat, yakni The Second Master atau Guru
Kedua setelah Aristoteles.Kecemerlangan pemikiran Alfarabi membentang dalam berbagai bidang. Mulai dari
bahasa, kimia, militer, astronomi, ketuhanan, ilmu alam, fiqih, musik, manthiq, dan tentu saja filsafat. Al-farabi
tercatat menghasilkan 100 karya dalam bentuk risalah, naskah, dan buku.Dari sekian banyak karyanya, salah satu
yang cukup terkenal ialah kitab Ar-Royu Ahlul al-Madinah wa al-Fadilah (pemikiran tentang penduduk negara
utama).
3. Ibnu Sina (980-1073 M)

Dua karya Ibnu Sina yang paling populer, ensiklopedia filsafat Kitab al-Shifa (Buku Penyembuhan) dan
The Canon of Medicine, menjadi warisan bagi dunia kedokteran yang diakui oleh dunia Barat. The
Canon of Medicine (Al Qanun fi Tibb) menjadi buku kedokteran eksperimental paling penting yang
pernah ditulis dalam sejarah dan menjadi kanon pengobatan dalam dunia Muslim dan Eropa hingga
abad ke-17.

4. Ibnu Rusyd (1126-1198 M)

Karyanya yang berjudul Kuliyat Fi At-Tib, buku tentang kedokteran, pernah menjadi pegangan bagi
para mahasiswa kedokteran di Eropa. Tahafut At Tahafut juga merupakan karya Ibnu Rusyd yang paling
populer karena isinya mengomentari dan mengkritik karya Al-Ghazali yang berisi kritikan terhadap
filsafat.
Jauhar Al Ajram As Samawiyah (Struktur Benda-benda Langit), Ittishal Al 'Aql Al Mufarriq bi Al Insan
(Komunikasi Akal yang Membedakan dengan), Maqalah fi Ar Radd 'ala Abi Ali bin Sina (Makalah
Jawaban untuk Ibnu Sina), Syuruh Katsirah 'ala Al Farabi fi Masa'il Al Manthiqi Aristha (Beberapa
Komentar terhadap Pemikiran Aristoteles) juga termasuk karya-karya Ibnu Ruysd yang berpengaruh
dan dipelajari hingga kini.
5. Al-Ghazali (1058-1111 M)
(Imam al-Ghazali) dapat dikatakan sebagai ahli filsafat dan teolog yang memiliki
pengaruh luas di dunia Islam hingga kini. Al-Ghazali juga termasuk pengkritik paling
keras terhadap para filsfuf di era periode klasik. Terkait kritiknya itu, al-Ghazali
memiliki karya yang sangat populer, berpengaruh, sekaligus kontroversial, yakni
Tahafut al-Falasifah (kerancuan para filsuf). Tidak hanya itu, al-Ghazali adalah ulama
yang sangat berpengaruh di bidang keagamaan sehingga ia mendapat gelar Hujjatul
Islam (bukti kebenaran Islam). Di antara karyanya yang terkenal, yaitu Ihya’
Ulumuddiin yang membahas perkara ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawuf
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Hingga kini, buku itu masih kerap dikaji, termasuk
di pesantren-pesantren.
Daftar Pustaka
https://tirto.id/5-tokoh-cendekiawan-islam-di-bidang-ilmu-filsafat-karya-mereka-guTc
https://uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan-fils
afat-islam.html
Badrul Munir Chair, M. (2020). Falsafah Kesatuan Ilmu. Semarang: SeAP (Southeast Asian
Publishing).
Suharto, T. (2015). THE PARADIGM OF THEO-ANTHROPO-COSMOCENTRISM.
Reposition of the Cluster of Non-Islamic Studies in Indonesian State Islamic Universities,
270.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai