Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu dan dasar dasar logika
Pembina : Dr. Sholih Muadi, SH., M.Si
Disusun oleh :
Fany Adi Pratama / IPL A-1
195120500111005
Fokus utama karya tulis ini mengkaji proses akulturasi budaya Jawa dan
Islam dengan mengeksplorasi berbagai aspek pengaruh unsur nilai dari berbagai
segi kehidupan. Keadaan masyarakat Jawa, sebelum munculnya berbagai akulturasi
dengan agama islam dan budaya asli, serta memiliki peradaban Jawa yang khas
yang tercermin dalam sistem sosial dan norma kemasyarakatan.
Di Indonesia sendiri, memiliki banyak sekali suku dan agama yang masing
masing memiliki budaya yang berbeda beda. Keberadaan itulah yang menjadi ciri
khas dan keunggulan bangsa Indonesia. Keberagaman ini makin dioerindah dengan
adanya akulturasi antara kebudayaan Indonesia dan kebudayaaan asing, khususnya
akukturasi Islam – Jawa yang memunculkan kebudayaan kebudayaan yang unik
tetapi tidak meninggalkan pokok dari masing masing kebudayaan.
2. Rumusan Masalah
2.1. Apa itu ajaran dan filsafat islam ?
2.2. Bagaimana islam bisa masuk ke Indonesia
2.3. Aoa saja bentuk akukturasi kebudayaan Islam – Jawa ?
3. Tujuan Penulisan
3.1. Untuk mengetahui apa itu ajaran dan filsafat islam
3.2. Untuk mengetahui bagaimana islam bisa masuk ke Indonesia
3.3. Untuk mengetahui berbagai akulturasi kebudayaan Islam - Jawa
BAB II
PEMBAHASAN
Islam (bahasa Arab: )اإلسالم, adalah salah satu agama dari kelompok agama
yang diterima oleh seorang nabi (agama samawi) yang mengajarkan monoteisme
tanpa kompromi1. Mengajarkan iman terhadap Allah, Nabi Muhammad, malaikat,
kitab suci, hari kiamat, dan qadha & qadar (takdir). Allah, menurut ajaran Islam,
adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan memiliki nama-nama terbaik
(asmaul husna) serta memiliki sifat dan karakter tertinggi.
Dalam Islam, terdapat dua istilah yang erat kaitannya dengan pengertian
filsafat, yang pertama adalah ‘falsafa’ yang merujuk pada kajian filosofi, ilmu
pengetahuan alam dan logika, dan ‘Kalam’ yang merujuk pada kajian teologi
keagamaan. Bila merujuk pada periodisasi filsafat islam yang dicetuskan oleh
Jalaluddin dan Usman Said dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan
1
Wikipedia.org, islam, diakses tanggal 10 Oktober 2019 https://id.m.wikipedia.org/wiki/islam
2
Tim Redaksi, 2008, Ensiklopedi Islam, Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve.
Perkembangan3 maka perkembangan kajian filsafat islam dibagi menjadi 3 periode,
yakni
b. Periode Klasik
3
Academia.edu, sejarah dan perkembangan filsafat islam, diakses tanggal 10 Oktober 2019
https://www.academia.edu/19486159/SEJARAH_DAN_PERKEMBANGAN_FILSAFAT_ISLA
M
4
As Syifa : obat dan Qanun fi At Thib : kaidah kedokteran, yang keduanya merupakan buku karya
Ibnu Sina yang masih sering dijadikan sandaran untuk ilmu kedokteram masa kini
c. Periode Modern
Dalam bahasa arab filsafat disebut sebagai falsafah, yang berasa dari bahasa
Yunani philo dan sophia yakni cinta dan kebijaksanaa. Sehingga orang yang cinta
terhadap kebijaksanaan disebut philosopher (dalam bahasa Arab failasuf). Menurut
Mustofa Abdul Razik 6 , pemakaian kata filsafat di kalangan umat islam adalah
hikmah 7 hal ini diperkuat lagi dengan banyaknya penyair penyair arab yang
menggunakan kata hikmah untuk menggantikan filsafat. Tetapi ada juga yang
beranggapan bahwa ia berada di atas filsafat.
5
Al Faruqi adalah cendekiawan muslim yang sangat berpengaruh, lahir di Palestina 1 Januari
1921. Gagasannya adalah perlunya islamisasi ilmu pengetahuan modern ke dalam sebuah bingkai
tauhid
6
Abdul Razik adalah filsuf yang juga merupakan mantan rektor Universitas Al Azhar
7
Kompasiana.com, makna dan konsep filsafat dalam islam, diakses 12 Oktober 2019
usaha untuk mencari kesempurnaan jiwa melalui konseptualisasi atas segala hal dan
pembenaran realitas realitas teoretis dan praktis berdasarkan ukuran manusia.
Mulla Sadra9 membagi filsafat pada dua bagian utama, yang pertama adalah
yang bersifat teoretis, mengacu pada segala sesuatu sebagaimana adanya. Yang
kedua adalah bersifat praktis yang mengacu pada penyampaian kesempurnaan
kesempurnaan yang cocok bagi jiwa.
Filsafat islam juga membahas tentang problem problem besar filsafat pada
umumnya seperti soal wujud, esa, berbilang, teori tentang pembagian dan
keutamaan, hubungan manusia dengan Tuhan, dan sebagainya. Filsafat islam
memiliki banyak kemiripan dengan filsafat yang berkembang di Yunani, karena
memang banyak filsuf islam yang menyandarkan cara berpikir filsafatnya pada
aristoteles.
8
Republika.co.id, Filsafat Menurut Al Kindi, diakses pada 13 Oktober 2019
m.republika.co.id/amp/p04tij313
9
Memiliki nama asli Muhammad bin Ibrahim, ia merupakan filsuf pada masa dinasti Safawiyyah
menyebutnya al-Fiqh al-Akbar karena menurut persepsinya, ilmu kalam
membahas satu bagian fiqih yang paling penting yakni keyakinan dan istilah pokok
dalam beragama. Nama lain dari ilmu kalam adalah Teologi Islam, istilah ini
dicetuskan oleh William L Reese yang menjelaskan bahwa teologi adalah up up
ilmu yang membicarakan kebenaran wahyu sebagaimana ilmu kalam menjelaskan
keimanan, keyakinan, dan pengetahuan agama secara rasional10.
Sejarah dari kemunculan ilmu kalam ini tak lepas dari peristiwa terbunuhnya
khalifah 11 Usman bin Affan yang berujung pada penolakan Muawiyah 12 pada
kepemimpinan khalifah Ali bin Abi Thalib. Banyak pihak yang menuntut
dituntaskannya kasus pembunuhan Usman bin Affan, bahkan ada yang menuduh
bahwa Ali bin Abi Thalib ikut terlibat dalam pembunuhan itu. Sampai pada
akhirnya meletus perang siffin antara pihak Ali dan Muawiyah, akan tetapi perang
ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), hal ini membuat beberapa tentara di barisan
Ali meninggalkannya karena menganggap bahwa Ali telah melanggar hukum Allah
bahwa segala keputusan itu kembali pada hukum Allah. Mereka inilah yang
akhirnya disebut sebagai kaum khawarij dengan berpegang teguh pada semboyan
mereka yakni la hukma ila lillah (tidak ada hukum selain dari Allah). Setelah itu
mulai muncul banyak lagi aliran ilmu kalam, beberapa diantaranya :
10
Academia.edu, pengantar sejarah munculnya ilmu kalam menurut buku ilmu kalam karya prof.
Abdul rozak dan prof. Rosihon anwar, diakses tanggal 12 Oktober 2019
https://www.academia.edu/37618982/Pengantar_Sejarah_Kemunculan
_Ilmu_Kalam_Menurut_Buku_Ilmu_Kalam_Karya_Prof._Abdul_Rozak_Dan_Prof._Rosihon_An
war
11
Seorang pemimpin dalam sistem pemerintahan islam
12
Gubernur Syam yang juga masih kerabat dari khalifah Usman bin Affan
a. Khawarij
Aliran khawarij adalah aliran pertama yang muncul pada teologi islam.
Tokoh tokohya adalah Abdullah bin Wahab, Urwah bin Hudair, Mustarid bin
Sa’ad, dan Hausarah al Asadi. Secara garis besar beberapa ajaran aliran
khawarij adalah, orang islam yang melakukan dosa besar adalah kafir dan
harus dibunuh; orang yang terlibat dalam perang jamal dan pelaku tahkim
(atau yang menerimanya) dihukumi kafir; khalifah harus dipilih langsung
oleh rakyat; seorang khalifah tidak harus orang Arab.
b. Syi'ah
Salah satu tokoh penting yang menyebarkan aliran kalam syu'ah ini
adalah Abu Dzar Al Ghiffari. Ajaran pokok aliran syi'ah ada 5, yaitu at tauhid
(Allah itu Maha Esa), al 'adl (Allah itu Maha Adil), An Nubuwwah (Allah
mengutus para nabi), Al Imamah (pemimpin pengganti rasul), Al Ma'ad
(adanya alam akhirat).
c. Murji’ah
d. Jabariyah
Berasal dari kata jabara yang artinya memaksa. Hal ini berkaitan
dengan kehidupan orang arab (sebagai tempat lahirnya agama islam) di gurun
pasir yang keras dan tidak bersahabat, sehingga hal ini membuat mereka tidak
berbuat apa apa (berpasrah pada Tuhan). Tokohnya yakni Jaham bin Shafwan
berpendirian bahwa manusia itu terpaksa, tidak mempunyai kekuasan dan
kekuatan. Allah telah menakdirkan apapun yang dilakukannya dari lahir
sampai kematiannya.
e. Qadariyah
Pokok pokok ajarannya berisi, orang islam yang melakukan dosa besar
itu bukanlah kafir ataupun mukmin, melainkan fasik13, dan orang fasik itu
kekal di dalam neraka; Allah tidak menciptakan amal perbuatan manusia,
melainkan manusia bebas melakukan perbuatannya; kaum qadariyah
berpendapat bahwa akal manusia dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, menurut
13
Orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya
mereka segala sesuatu memiliki “zat dasar” yang membuat ia baik ataupun
buruk.
a. Filsafat Religius
Karena islam adalah agama, maka pastinya salah satu ciri filsafat islam adalah
bagian dari religi. Dimulai dengan meng-Esa-kan Tuhan, menganalisis secara
universal, dan menukik ke teori ke-Tuhan-an yang tak terdahului sebelumnya.
Dari Yang Maha Esa-lah muncul segala sesuatu di alam raya. Karena Ia pencipta,
maka Ia menciptakan sesuatu berasal dari bukan sesuatu, menciptakan alam sejak
zaman azzali15, kemudian mengatur dAcademia.edu, sejarah dan perkembangan filsafat
islam, diakses tanggal 10 Oktober 2019
https://www.academia.edu/19486159/SEJARAH_DAN_PERKEMBANGAN_FILSAFAT_ISLA
M
Zaman semenjak manusia dan alam raya belum diciptakan dan yang ada hanyalah Allah SWT
Hijran1.wordpress.com, Filsafat Baan menatanya. Karena alam adalah
akibat bagi-Nya, maka dalam wujud dan keabadian-Nya, Ia menciptakannya
semata mata karena anugerah-Nya.
b. Filsafat Rasional
c. Filsafat Sinkretisme
14
Academia.edu, sejarah dan perkembangan filsafat islam, diakses tanggal 10 Oktober 2019
https://www.academia.edu/19486159/SEJARAH_DAN_PERKEMBANGAN_FILSAFAT_ISLA
M
15
Zaman semenjak manusia dan alam raya belum diciptakan dan yang ada hanyalah Allah SWT
Filsafat islam mendekatkan dan mengumpulkan dua sudut pandang.
Dalam filsafat, ada hal yang tidak sejalan dengan konsep agama. Sebaliknya,
ada konsep agama yang tidak sejalan dengan sudut pandang filsafat. Para
filsuf islam berkonsentrasi untuk mempelajari Plato dan Aristoteles, dan saat
itu mereka banyak menerjemahkan buku dan naskah ke dalam Bahasa Arab.
Beberapa pandangan para ahli tentang objek dan ruang linglkup filsafat
(barat) adalah, tentang hal mengerti, syarat syaratnya, dan metode metodenya;
tentang ada dan tidak ada; tentang alam, dunia dan seisinya, menentukan apa
yang baik dan apa yang buruk; hakikat manusia dan hubungannya dengan
makhluk lain; membahas alam pikiran manusia yang amat luas. Mulai dari
yang mungkin ada dan benar; benar ada (nyata); baik material konkrit
maupun non-material abstrak (tak terlihat).
16
Hijran1.wordpress.com, Filsafat Barat vs Filsafat Islam, diakses tanggal 13 oktober 2019
hijran1.wordpress.com/2015/12/05/filsafat-barat-vs-filsafat- islam/amp/
Sedangkan objek dan ruang lingkup filsafat menurut Al Kindi adalah
ilmu fisika (ilmu-thabiyyat) sebagai tingkat bawah, ilmu matematika (ilmur-
rhiyyadhi) sebagai tingkat tengah, ilmu ketuhanan (ilmur-rububiyyah)
sebagai tingkatan tertinggi. Menurut Al Farabi objek dan ruang lingkup
filsafat ada dua meliputi, filsafat teori yaitu mengetahui sesuatu yang ada
dimana seseorang tidak bisa/tidak perlu melakukannya (dalam perbuatan) dan
filsafat amalan yaitu mengetahui dan harus mewujudkannya dalam bentuk
perbuatan.
Fungsi dari filsafat barat adalah untuk mendalami unsur unsur pokok
ilmu, sehingga kita bisa melihatnya dari hakikat, sumber sumber, dan tujuan
dari ilmu; memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan
ilmu di berbagai bidang, sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis, dan beberapa fungsi lainnya.
a. Teori Gujarat
20
Teori Gujarat ini juga didukung oleh W.F Shutterheim yang
mengatakan bahwa islam masuk ke Indonesia pada up ke-13 dibuktikan oleh
nisan Sultan Malik As Saleh, Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai yang
wafat pada tahun 1297
17
Kumparan.com, Sejarah masuknya islam di Indonesia, diakses tanggal 13 Oktober 2019
m.kumparan.com/amp/muhammad-alief-raflie/sejarah-masuknya-islam-di-indonesia
18
Ia adalah seorang antropolog dan sejarawan asal Belanda
19
Sejarahlengkap.com, Sejarah Islam di Indonesia – Awal Masuk dan Perkembangannya, diakses
tanggal 13 oktober 2019 sejarahlengkap.com/agama/islam/sejarah-islam-di-indonesia/amp
20
Seorang arkeolog, sejarawan, dan pejabat pemerintahan di Hindia Belanda
b. Teori Mekkah (Arab)
c. Teori Persia
21
Kumparan.com, Sejarah masuknya islam di Indonesia, diakses tanggal 13 Oktober 2019
m.kumparan.com/amp/muhammad-alief-raflie/sejarah-masuknya-islam-di-indonesia
22
Lebih dikenal sebagai Hamka, ia adalah seorang ulama, penulis, dan sastrawan asal Sumater
Barat
Namun, teori ini tidak diterima oleh K.H. Saifuddin Zuhri23. Alasannya
adalah jika kita berpatokan pada masuknya agama Islam ke Indonesia pada
abad ke-7 M, hal ini berarti terjadi pada masa kekuasaan Khalifah Ummayah.
Saat itu kepemimpinan Islam di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan
berada di tangan bangsa Arab, sedangkan pusat pemerintahan Islam berada di
daerah Makkah, Madinah, Damaskus, dan Baghdad, Jadi masih belum
memungkinkan bila Persia menduduki kepemimpinan dunia Islam.
23
Mantan menteri agama republik Indonesia pada masa Ir. Soekarno
24
Id.islamic-sources.com, Sejarah Awal Masuknya Islam ke Tanah Jawa, diakses tanggal 13
oktober 2019 http://www.id.islamic-sources.com/article/sejarah-awal-agama-islam-masuk-ke-
tanah-jawa/)
25
Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah
dengan cara mendakwah. Penyebaran Islam melalui dakwah ini dilakukan dengan
cara para ulama mendatangi masyarakat (sebagai objek dakwah), dengan
menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu
menggunakan jenis budaya setempat yang disisipi dengan ajaran Islam di
dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan berbagai pondok
pesantren sebagai instansi pendidikan Islam.
Masyarakat Jawa sangat kental dengan masalah tradisi dan budaya. Tradisi
dan budaya Jawa hingga akhir-akhir ini masih mendominasi tradisi dan budaya
nasional di Indonesia. Di antara faktor penyebabnya adalah begitu banyaknya orang
Jawa di Indonesia, melebihi 40% dari total penduduk Indonesia. Nama-nama Jawa
pun sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia, begitu pula jargon atau
istilah istilah Jawa. Hal ini membuktikan bahwa tradisi dan budaya Jawa cukup
memberi warna dalam berbagai permasalahan bangsa dan negara di Indonesia.
Situasi kehidupan “religius” masyarakat di Tanah Jawa sebelum datangnya
Islam sangatlah heterogen. Mulai dari Hindu dan Buddha, sampai animisme dan
dinamisme yang telah dipeluk masyarakat Jawa pada masa pra-sejarah. Pandangan
hidup orang Jawa pada masa itu adalah mengarah pada pembentukan kesatuan
numinous antara alam nyata, masyarakat, dan alam adikodrati (supranatural) yang
dianggap keramat. Di samping itu, mereka meyakini adanya kekuatan magis dalam
keris, tombak, dan senjata lainnya. Benda-benda yang dianggap keramat dan
memiliki kekuatan magis ini selanjutnya dipuja, dihormati, dan mendapat perlakuan
istimewa.
26
Ciptoprawiro, Abdullah, 1986, Filsafat Jawa, Jakarta, Balai Pustaka
27
Ciptoprawiro, Abdullah, 1986, Filsafat Jawa, Jakarta, Balai Pustaka
Kepercayaan-kepercayaan dari agama Hindu, Budha maupun kepercayaan
dinamisme-animisme itulah yang dalam perkembangan berikutnya secara perlaham
dipengaruhi oleh agama Islam, seperti pada istilah istilah akidah kejawen : Hyang
Maha Agung (Allahu Akbar) dan Gusti kang murbeng Dumadi (al-Khaliq). Agama
Islam mengajarkan ibadah-ibadah yang berdimensi ritualistik yakni berbagai
bentuk ibadah sebagai penjabaran konsep rukun Islam dan rukun iman. Bila kita
melihat akulturasi antara islam dan Jawa ini dalam aspek filsafat, maka
pembagiannya adalah sebagai berikut
a. Aspek Ontologi
b. Aspek Epistemologi
28
Uin.malang.ac.id, Ontologi, diakses 14 Oktober 2019 https://www.uin-
malang.ac.id/r/131101/ontologi.html
sesungguhnya' dari filsafat 29 . Epistemologi juga bisa disebut sebagai
sumber datangnya sebuah ilmu pengetahuan.
c. Aksiologi
29
Wikipedia.org, Epistemologi, diakses tanggal 14 Oktober 2019
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Epistemologi
sebuah konsep yang digagas oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun
1980-an30. Konsep ini mencoba menyelaraskan ajaran Islam yang bersifat normatif
dan berasal dari Tuhan dengan kebudayaan yang berasal dari manusia tanpa
menghilangkan identitas masing-masing. Dengan begitu, keduanya akan
memberikan memberi corak keunikannya masing masing. Konsep ini berupaya
untuk menghindari timbulnya konflik dengan kebudayaan setempat, sehingga
budaya tersebut tidak hilang, bahkan sebagai sarana dan wadah untuk Islamisasi.
Upacara adat Jawa yang meliputi kehidupan manusia mulai dari dalam rahim
sampai meninggal pun turut dipengaruhi oleh nilai nilai islam di dalamnya seperti.
a. Tingkeban/Mitoni
30
iain-surakarta.ac.id, Islam dan Budaya Jawa, diakses tanggal 14 Oktober 2019 http://www.iain-
surakarta.ac.id/?p=1988://
31
Syukuran
32
Wikipedia.org, Tingkeban, diakses tanggal 13 Oktober 2019
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tingkeban
lah dzat yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu dan
darinya Dia ciptakan istrinya agar ia merasa senang kepadanya.
Maka ketika ia telah mencampurinya, sang istri mengandung
dengan kandungan yang ringan dan teruslah ia dengan kandungan
ringan itu. Lalu ketika ia merasa berat kandungannya keduanya
berdoa kepada Allah Tuhannya, “Apabila Engkau beri kami anak
yang saleh maka pastilah kami termasuk orang-orang yang
bersyukur.”
b. Sepasaran
33
Seorang ulama ahli tafsir dan hadist dari mazhab syafi'i
34
Islam.nu.or.id, Budaya Selametan Kehamilan dalam Pandangan Islam, diakses tanggal 15
oktober 2019 https://islam.nu.or.id/post/read/87463/budaya-selamatan-kehamilan-dalam-
pandangan-islam
Acara sepasaran dilaksanakan setelah bayi berusia lima hari.
Pada upacara ini, orang tua akan menyiapkan acara syukuran dan
jamuan makan bersama alias kenduri. Biasanya nama bayi juga
diumumkan dalam acara ini. Semua tamu undangan yang hadir akan
mendoakan bayi yang telah dilahirkan.
c. Mantenan
35
Wikipedia.org, Ijab Qabul, diakses tanggal 14 Oktober 2019
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ijab_kabul
upacara yang lain seperti balang gantal, ngidhak endhog, sindur,
dan kacar kucur
d. Tahlilan
36
Wikipedia.org, Tahlilan, diakses 14 Oktober 2019 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tahlilan
ini. Di Indonesia, sampai saat ini tahlilan masih menjadi budaya
yang selalu dijalankan oleh masyarakat.
Gambar 4 tahlilan
37
Handipaningrat, KRT. H. Perayaan Sekaten. Surakarta: Kapustakan Sono Pustoko Karaton
Surakarta. Hal. 3.
38
Salah satu bulan pada sistem penanggalan Jawa, atau rabiul awal pada sistem penanggalan
hijriyah
puncaknya, Garebeg Mulud sebagai bentuk syukur pihak istana dengan keluarnya
sejumlah gunungan yang terbuat dari berbagai hasil pertanian untuk diperebutkan
oleh masyarakat.
Selain sekaten, masih banyak lagi kebudayaan hasil akulturasi dari Islam –
Jawa yang masih dipertahankan hingga sekrang. Seperti tingkeban/mitoni,
sepasaran, selapanan, sunatan, mantenan, tahlilan, maupun hasil akukturasi
lainnya.
BAB III
KESIMPULAN