Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“ SEJARAH FILSAFAT ISLAM “

ELSA ARIS PASSARI ( 210602501017 )

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Filsafat adalah salah satu ilmu yang telah dipelajari sejak zaman dahulu dan
dianggap sebagai akar dari ilmu yang saat ini banyak dipelajari didunia (baca sejarah
agama islam dan sejarah islam dunia). Ilmu filsafat diketahui berasal dari budaya bangsa
Yunani dan sebagian besar dari kita mengenal sosok filsuf atau tokoh filosofi dari Yunani
seperti Socrates, aristoteles dan lain sebagainya. Setelah itu kemudian muncul tokoh-
tokoh filosofi yang mendalami ilmu filsafat islam. Meskipun ilmu filosofi islam diadaptasi
dari ilmu filsafat bangsa Yunani, ada beberapa hal yang muncul dari pemikiran para filsuf
islam itu sendiri.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan filsafat islam
2. Siapa saja tokoh - tokoh filsafat islam

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan filsafat islam
2. Untuk mengetahui tokoh - tokoh filsafat islam
BAB II
PEMBAHASAN

lsafat Islam
1. Pengertian
A. Periodisasi Perkembangan filsafat islam
 Periode awal perkembangan Islam
Pemikiran mengenai filsafat pendidikan pada periode awal ini merupakan
perwujudan dari kandungan ayat-ayat al-Qur'an dan al hadis, yang
keseluruhannya membentuk kerangka umum ideologi Islam. Dengan kata lain,
bahwa pemikiran pendidikan Islam dilihat dari segi al-Qur'an dan hadis, tidaklah
muncul sebagai pemikiran yang terputus, terlepas hubungannya dengan
masyarakat seperti yang digambarkan oleh Islam. Pemikiran itu berada dalam
kerangka paradigma umum bagi masyarakat seperti yang dikehendaki oleh
masyarakat. Dengan demikian pemikiran mengenai pendidikan yang dilihat
dalam al-Qur'an dan hadis mendapatkan nilai ilmiahnya. Pada periode kehidupan
Rasulullah Saw tampaknya mulai terbentuk pemikiran pendidikan yang
bersumber dari al-Qur'an dan Hadits secara murni. Jadi hal-hal yang berkaitan
dengan pendidikan berbentuk pelaksanaan ajaran al-Qur'an yang diteladani oleh
masyarakat dari sikap dan prilaku hidup Nabi Muhammad saw.
 Periode klasik
Periode klasik mencakup rentang masa pasca pemerintahan khulafa' al Rasyidun
hingga awal masa imperialis Barat. Rentang waktu tersebut meliputi awal
kekuasaan Bani Ummayah zaman keemasan Islam dan kemunduran kekuasaan
Islam secara politis hingga awal abad ke-19.

Walaupun pembagian ini bersifat tentative, namun terdapat beberapa


pertimbangan yang dijadikan dasar pembagian itu. Pertama, sistem
pemerintahan; kedua, luas wilayah kekuasaan; ketiga, kemajuan kemajuan yang
dicapai; dan keempat, hubungan antar negara.

Dari dasar pertimbangan tersebut, maka diketahui bahwa di awal periode klasik
terlihat munculnya sejumlah pemikiran mengenai pendidikan. Pemikiran
mengenai pendidikan tersebut tampak disesuaikan dengan kepentingan dan
tempat serta waktu.

 Periode modern
Periode modern merujuk pada pembagian periodesasi sejarah Islam, yaitu
menurut Harun Nasution, bahwa periode modern dimulai sejak tahun 1800 M.
periode ini ditandai dengan dikuasainya Bani Abbas dan Bani Ummaiyah secara
politik dan dilumpuhkan oleh imperialis Barat. Namun ada tiga kerajaan besar
Islam yang masih memegang hegemoni kekuasaan Islam, yaitu Turki Usmani
(Eropa Timur dan Asia-Afrika), kerajaan Safawi (Persia), dan kerajaan Mughol
(India).
Puncak dari pemikiran filsafat pendidikan Islam periode modern terangkum
dalam komperensi pendidikan Islam sedunia di Makkah tahun 1977 sebagai awal
pencetusan konsep tentang penanganan pendidikan Islam. Selanjutnya di
Islamabad (1980) menghasilkan pedoman tentang pembuatan pola kurikulum, di
Dhakka (1981) menghasilkan tentang perkembangan buku teks, dan di Jakarta
(1982) telah menghasilkan tentang metodologi pengajaran.

B. Ciri – ciri filsafat islam


1. Sebagai Filsafat Relegius
Topik-topik filsafat Islam bersifat relegius, dimulai dengan meng-Esakan Tuhan
dan menganalisis secara universal dan menukik ke teori ke Tuhanan yang tak
terdahuluaisebelunya. Seolah-olah menyaingi alairan kalamiah Mu'tazilah dan
Asy'ariyah yang mengoreksi kekurangan nya dan berkonsentrasi mengambarkan
Allah Yang Maha Agung dalam pola yang berlandasan tajrid (pengabstrakan), tanzih
(penyucian), keesaan mutlak dan kesempurnaan total. Dari Yang Esa ber emanasi
segala sesuatu.
2. Filsafat Rasional.
Akal manusia juga merupakan salah satu potensi jiwa dan disebut rasional soul.
Walaupun berciri khas relegius-spritual, tetapi tetap bertumpu pada akal dalam
menafsirkan problematika ketuhanan, manusia dan alam, karena wajib al-wujud
adalah akal murni. la adalah obyek berpikir sekaligus obyek pemikiran.
3. Filsafat Sinkretis
Filsafat Islam memadukan antara sesama filosof. Memadukan berarti
mendekatkan dan mengumpulkan dua sudut, dalam filsafat ada aspek-aspek yang
tidak sesuai dengan agama. Sebaliknya sebagian dari teks agama ada yang tidak
sejalan dengan sudut pandang filsafat. Para filosuf Islam secara khusus konsentrasi
mempelajari Plato dan Ariestoteles. Untuk itu mereka menerjemahkan dialog-dialog
penting Plato. Republik, hukum, Themaus, Sophis, Paidon, dan Apologia (pidato
pembelaan Socretes).
4. Filsafat yang Berhubungan Kuat dengan Ilmu Pengetahuan
Saling take and give, karena dalam kajian-kajian filosof terdapat ilmu
pengetahun dan sejumlah problematika saintis, sebaliknya dalam saintis terdapat
prinsip-prinsip dan teori-teori filosofis. Filosof Islam menganggap ilmu ilmu
pengetahuan rasional sebagai bagian dari filsafat. Misalnya adalah buku As-Syifa'
milik Ibnu Sina yang merupakan Encyclopedia, Al-Qanun, kemudian Al-Kindi
mengkaji masalah-masalah matematis dan fisis. Al-Farabi mempunyai kajian Ilmu
ukur dan mekanik.

C. Tokoh – tokoh Filsafat Islam


1. Al-Kindi
Hidup pada tahun 796-873 M pada masa khalifah al-Makmun dan al-Mu'tashim.
Al-Kindi menganut aliran Mu'tazilah dan kemudian belajar filsafat. Menurut Al-Kindi
filsafat yang paling tinggi adalah filsafat tentang Tuhan. Kata Al-Kindi: Filsafat yang
termulia dan tertinggi derajatnya adalah filsafat utama, yaitu ilmu tentang Yang
Benar Pertama, yang menjadi sebab dari segala yang benar. Masih menurut Al-Kindi
kebenaran ialah bersesuaian apa yang ada dalam akal dan yang ada diluar akal.
2. Al-Farabi
Al-Farabi hidup tahun 870-950 M, dia meninggal dalam usia 80 tahun.
Filsafatnya yang terkenal adalah teori emanasi (pancaran). Filsafatnya mengatakan
bahwa yang banyak ini timbul dari Yang Satu. Tuhan bersifat Maha Satu tidak
berubah, jauh dari materi, jauh dari arti banyak, Maha sempurna dan tidak berhajat
apapun. Kalau demikian hakekat sifat Tuhan, bagaimana terjadinya alam materi yang
banyak ini dari yang Maha satu ?
Menurut Al-Farabi alam terjadi dengan cara emanasi atau pancaran dari Tuhan
yang berubah menjadi suatu maujud. Perubahan itu mulai dari akal pertama sampai
akal kesepuluh. Kemudian dari akal kesepuluh muncullah berupa bumi serta roh-roh
dan materi pertama yang menjadi dasar dari empat unsur: api, udara, air dan tanah.
Pada falsafat kenabian dia mengatakan bahwa Nabi dan rasul adalah pilihan, dan
komunikasi dengan akal kesepuluh terjadi bukan atas usaha sendiri tetapi atas
pemberian Tuhan.
3. Ibnu Sina
Ibnu Sina lahir di Asyfana 980 M dan wafat di Isfahana tahun 1037 M. Pemikiran
terpenting yang dihasilkan oleh Ibnu Sina adalah tentang jiwa. Ibnu Sina juga
menganut paham pancaran, jiwa manusia memancar dari akal kesepuluh. Dia
membagi jiwa dalam tiga bagian, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan (nafsu nabatiyah),
jiwa binatang ( nafsu hayanawiyah), dan jiwa manusia (nafsu natiqah).
4. Ibnu Miskawaih (W. 1030 M).
Beliau lebih dikenal dengan filsafat akhlaknya yang tetuang dalam bukunya,
Tahzib al-Akhlak. Menurutnya, akhlak adalah sikap mental atau jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan tanpa pemikiran yang dibawa sejak lahir.
Kemudian ia berpendapat bahwa jiwa tidak berbentuk jasmani dan mempunyai
bentuk tersendiri. Jiwa memiliki tiga daya yang pembagiannya sama dengan
pembagian al-Kindi. Kesempurnaan yang dicari oleh manusia ialah kebajikan dalam
bentuk ilmu pengetahuan dan tidak tunduk pada hawa nafsu serta keberanian dan
keadilan.

D. Tokoh
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Filsafat telah berkembang dan berubah fungsi dari induk ilmu pengetahuan menjadi
semacam pendekatan dan perekat berbagai macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang
pesat dan terpisah satu dengan lainnya (interdisciplinary approach), dan lebih kental lagi bahwa
filsafat sebagai alat analisis dalam memecahkan permasalahan filosofis dari dunia ilmu
pengetahuan dan kehidupan manusia (philosophical analysis).
Perkembangan filsafat pendidikan Islam terbagi dalam periode awal jaman permulaan
Islam yang dibawa Rasul Muhammad saw., dan khulafa al Rashidin, periode klasik yang dimulai
dari pasca pemerintahan khulafa al-Rashidun sampai awal masa imperialisme Barat, rentang itu
dapat pula dimulai dari awal kekuasaan Bani Ummayyah sampai pada kemuduran kekuasaan
Islam secara politis hingga abad ke-19, dan periode modern dan perkembangan filsafat
pendidikan Islam yang mencuat dalam sebuah konferensi pendidikan Islam sedunia.

Referensi
https://www.slideshare.net/mohnajmialbegama/sejarah-dan-perkembangan-
filsafat-islam

Anda mungkin juga menyukai