Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
filsafat Islam dipengaruhi oleh pemikiran – pemikiran Yunani, yang
masuk kedalam pemikiran Islam sehingga mendorong berkembangnya filsafat
secara pesat .
Kata filsafat sendiri berasal dari kata yunani kemudian orang Arab
mengadopsinya menjadi falsafah .
Pemikiran filsafat Islam memasuki peradaban keemasan di masa dinasti
Abbasiyah . Pada dinasti tersebut Mayoritas umat muslim sudah bisa membaca
dan menulis dan dapat memahami isi dan kandungan al-qur’an dengan baik.
Berkembang nya ilmu pengetahuan ( sains ) pada dinasti ini tampak
dengan berdirinya lembaga – lembaga pendidikan, perpustakaan dan berbagai
pusat kajian yang dilakukan dirumah – rumah ulama , istana maupun di mesjid –
mesjid.
Hasil dari usaha dan kerja keras pada dinasti tersebut banyak melahirkan
tokoh – tokoh sains Islam, seperti Al – Kindi (filosof pertama dalam sejarah
Islam),Al – farabi, ibnu sina, alghazali dan ibnu Rusyd

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu filsafat sains ?
2. Apa itu filsafat Islam ?
3. Bagaimana sejarah kemunculan filsafah sains dalam Islam ?
4. Apa faktor pendorong munculnya filsafat sains dalam Islam secara
eksternal dan internal

C. Tujuan
1. Mengetahui arti filsafat sains dalam Islam
2. Mengetahui sejarah kemunculan filsafah sains dalam Islam
3. Mengetahui faktor pendorong munculnya filsafat sains dalam Islam secara
ektrnal dan internal .
D. Kerangka Teori

SEJARAH KEMUNCULAN FILSAFAT SAINS DALAM


ISLAM DAN FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL

FILSAFAT FILSAFAT ISLAM


(Ahwani 1991, 11) Filsafat
(bagir 2005, 38) Filsafat
Islam adalah segala studi
merupakan disiplin ilmu
filsafat yang ditulis dalam
mengenai hakikat terdalam
dunia Islam, baik penulisnya
segala sesuatu dengan
orang Islam, Nasrani
menerapkan prosedur berfikir
,Yahudi.
ilmiah, yakni metode logis-
analogis ,seraya
memanfaatkan bahan – bahan
dan hasil – hasil pemikiran
yang absah.

INTERNAL

Dipengaruhi alil – dalil naqli


hadis – hadis ,ayat – ayat
suci Al – Qur’an
FAKTOR
KEMUNCULAN

Eksternal

Dipengaruhi Oleh Filsafat Yunani


BAB II
SEJARAH KEMUNCULAN FILSAFAT SAINS DALAM ISLAM DAN
FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL

A. Pengertian Filsafat
Secara Efistimologi filsafat berasal dari kata Yunani Philoshophia ,dan
terdiri dari kata Philos yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu ,dan
kata Sophia yang berarti kebijaksanaan.
(bagir 2005, 38) Filsafat merupakan disiplin ilmu mengenai hakikat
terdalam segala sesuatu dengan menerapkan prosedur berfikir ilmiah, yakni
metode logis- analogis ,seraya memanfaatkan bahan – bahan dan hasil – hasil
pemikiran yang absah.
(usman 2006, 3) memberikan klasifikasi pengertian tentang
filsafat,sebagai berikut :
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis (arti informal).
a. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat kita junjung tinggi (arti formal)
b. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.Artinya
filsafat berusaha untuk mengkombinasikan hasil bermacam – macam sains dan
pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang
alam ( arti spekulatif).
c. Filsafat adalah sekumpulan problema yang langsung, mendapat perhatian dari
mana manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli – ahli filsafat.
Dari Penejelasan diatas dapat disimpulkan Filsafat adalah Ilmu yang
mempelajari 5 pokok bahasan yaitu metafisika, etika, estetika dan sejarah dan
epilogi dimana permasalahannya yang dipecahkan oleh ahli – ahli filsafat.
B. Filsafat Islam
Pengertian Filsafat Islam tidak bisa dipisahkan dari arti filsafat secara
umum. Meski pada umumnya Filsafat Islam dipercayai sebagai berawal dari Al –
Kindi (801 -837), tetapi ada catatan bahwa orang Islam yang pertama disebut
filosog adalah Iransyahri
(Ahwani 1991, 11) Filsafat Islam adalah segala studi filsafat yang ditulis
dalam dunia Islam, baik penulisnya orang Islam, Nasrani ,Yahudi.
(Dr.mahfud junaedi 2017, 47) filasafat islam adalah filsafat yang di
dalamnya memuat pikiran para pemikir Muslim tentang permasalahan –
permasalahan filsafat,baik yang sejalan maupun yang tidak sejalan dengan para
filsuf Yunani dan termasuk didalamnya tentang Al – Qur’an dan Hadist dan
aliran – aliran pemikiran yang beraneka ragam yang muncul dalam Islam dari
waktu ke waktu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulka n bahwasannya filsafat Islam
adalah filsafat ilmu tentang permasalahan filsafat yang pemecahannya bersumber
dari al – Qur’an dan Hadist

C. Sejarah Kemunculan Filsafat Sains Dalam Islam


Dalam Ensiklopedia Islam Ichtiar Baru Van Hoeve dijelaskan bahwa
kebudayaan dan filsafat Yunani masuk kedaerah Suriah, Mesopotamia, Persia,
Mesir melalui ekpansi Alexander Agung.Penguasa Mecodomia (336 – 323 SM ),
setelah mengalahkan Darius pada abad ke – 4 SM di kawasan Arbela (Sebelah
Timur Tigris).
Alexander agung datang dengan tidak menghancurkan peradaban dan
kebudayaan Persia, bahkan sebaliknya, ia berusaha menyatukan kebudayaan
Yunani dan Persia. Hal ini memunculkan pusat – pusat kebudayaan Yunani
wilayah Timur,seperti Alexandria di MesirAntiokia di Suriah ,Jundisyapur di
Mesopotamia ,dan Bachtra di Persia.
Pada masa Dinasti Umayyah, karya – karya filsafat Yunani sudah mulai
diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab pada masa Kekhalifahan Bani Ummayah
(661 – 750 M).Namun pada masa itu buku – buku yang diterjemahkan lebih
berkaitan dengan persoalan administrasi, laporan - laporan dan dokumentasi
pemerintah dan buku – buku yang berkaitan dengan ilmu kedokteran, kimia dan
antropologi, hanya saja usaha – usaha dibidang kelimuan tidak dikembangkan
dengan baik, karena pemerintah disibukkan oelh persoalan – persolana politik dan
ekonomi.Pengaruh kebudayaan Yunani baru nampak pada Dinasti Abbasiyah.
Kekuasaan Bani Abbasiyah melanjutkan kekuasaan Dinasti
Ummayyah,dengan memindahkan pusat pemerintahan dari Damaskus ke Baghdad
sehingga pusat pemerintahan Dinasti Abbssyiah berada disekitar bangsa Persia.
orang – orang Persia pada masa itu memilki perananan penting dalam struktur
pemerintahan pusat
Pendiri Dinasti Abbasiyah dari keturunan Abbas paman Rasululla SAW
yaitu :Abdullah al – saffah ibn Muhammad ibn Ali ibnAbdullah al –
Abbas.Kekuasaan Daulah Bani Abbasyiah melanjutkan kekuasaan Dinasti
Ummayah, dengan memusatkan pemerintahan.
Para Khalifah Abbasiyah mulanya hanya tertarik pada ilmu kedokteran
Yunani dan sistem pengobatannya. Lambat Laun meraka mulai tertarik filsafat
dan ilmu pengetahuan lainnya.ilmu filsafat mengalami kemajuan pesat ( golden
age ) pada masa al – makmun (813 – 833) .
Pendiri Dinasti Abbasiyah dari keturunan Abbas paman Rasululla SAW
yaitu :Abdullah al – saffah ibn Muhammad ibn Ali ibnAbdullah al –
Abbas.Kekuasaan Daulah Bani Abbasyiah melanjutkan kekuasaan Dinasti
Ummayah, dengan memusatkan pemerintahan.
(Fauzan 2008, 100) Kekuasaan Dinasti Abbasyiah dibagi dalam lima
priode yaitu :
1. Periode I masa pengaruh Persia pertama ( 132H/750M-232H / 847M)
2. Periode II masa pengeruh Turki ertama ( 232H /847M – 334H/ 945M )
3. Perioden III masa kekuasaan Dinasti Buwaihi,pengaruh persia kedua
( 334H/945M – 447H / 1055 M)
4. Periode IV masa bani saljuk ,pengaruh Turki ke dua ( 447H/ 1055M – 590H/
1194M)
5. Periode ke V masa kebebasan dari pengaruh Dinasti lain ( 590H/1194M –
656H/ 1250M).
Kejayaan dinasti Abbasiyah ditandai dengan Kemajuan filsafat dan ilmu
pengetahuan.Dimana pada masa ini banyak berdirinya lembaga – lembaga
pendidikan Islam dan madrasah,sekolah – sekolah dan universitas – universitas
dalam berbagai pusat kebudayaan Islam.
(Sunanto 2003, 58-60) Adapun karakterikstik pendidikan pada masa
Dinasti Abbasiyah, yaitu :
1. Perkembangan ilmu naqli
Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari Al –Qur’an dan Hadist) yang
erat kaitannya dengan agama Islam. Ilmu naqli yang berkembang pada masa itu
diantaranya : tafsir, ilmu kalam, dan ilmu hadist.
2. Perkembangan ilmu Aqliyah
Ilmu ‘aqli adalah ilmu yang berdasarkan pemikiran, ilmu yang tergolong
ilmu ini kabanyakan dikenal umat Islam berasal dari ilmu aqliyah,meliputi ilmu
filsafat,ilmu kedokteran ,ilmu fisika dan matematika,astronomi,ilmu sejarah dan
geografi..
(Suriana 2013, 97)Adapun karakteristik pendidikan pada dinasti
Abbasiyah antara lain
Adapun karakteristik pendidikan masa dinasti Abbasiyah antara lain :
1. Masuknya ilmu aqli,yakni ilmu yang bersumber dari pengalaman dan
penalaran akala dan ilmu naqli.
2. Adanya lembaga pendidikan sekolah,seperti kuttab, mesjid ,istana – istana
khalifah dan rumah – rumah perdana menteri, tokoh – tokoh buku,rumah para
ulama,zawiyah (asrama) sebagai lembaga pendidikan,dan madrasah sebagai
lembaga pendidikan formal.
3. Tokoh –tokoh pendidikan yang menitik beratkan perhatian pada
kurikulum,strategi,metode dan teknik pendidikan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pada dinasti ini, bidang
pendidikan juga mengalami perbaikan yang ditandai dengan kemunculan
lembaga – lembaga pendidikan, Kurikulum pendidikan serta metode pembelajaran
1.Tingkatan Jenjang Pendidikan
Berdsarkan hal itu maka jenjang pendidkan pada dinasti Abbasiyah
menjadi 2 tingkatan yaitu :
(Ibrahim 1997, 12)
a. Tingkatan dasar, yang bertempat di maktab dan owiyah (sudut kecil mesjid). Di
tempat ini anak – anak belajar al-Qur’an , aritmatika,seni menulis,dan Bahasa
Arab.
b. Tingkatan pendalaman (sekarang setara dengan sekolah menengah dan
pendidikan yang lebih tinggi ).Para murid pergi keluar daerah untuk
menyempurnakan pendidikan di bidang masing – masing.
Namun ada pula pendapat dari Badri Yatim yang membagi menjadi tiga
tingkatan, diataranya adalah:
a. Tingkat sekolah rendah,namanya kuttab sebagai tempat belajar bagi anak –
anak disamping kuttab ada pula anak – anak belajar di rumah, istana,di toko –
toko dan di pinggir – pinggir pasar .
b. Tingkar sekolah menengah , yaitu mesjid dan majelis sastra dan ilmu
pengetahuan sebagai sambungan pelajaran di kuttab.
c. Tingkat perguruan tinggi, seperti Baitul Hikmah di Bagdad dan Darul Ilmu di
Mesir (Kairo). (Yatim 2000, 54) Pada tingkatan ini perguruan tinggi terdiri dari
dua jurusan.Ilmu agama Islam dan.ilmu hikmah.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pendidikan pada Dinasti
Abbasiyah terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu : tingkatan rendah yaitu Tk ,
menengah (SMP ) dan tingkatan sekolah tinggi ( SMA hingga Keperguruan
Tinggi.
Tidak hanya pembagian jenjang saja tetapi pada masa dinasti Abbasyiah
Kurikum Pendidikannya juga terbagi 3 yaitu :
a. Kurikulum pendidikan : membaca al- qur’an dan menghafalnya,pokok – pokok
agama Islam,seperti: cara berwudhu,shalat,puasa, menuliskan kisah atau
riwayat orang – orang besar Islam,membaca dan menghafal syair – syair atau
natsar (prosa),berhitung,pokok – pokok nahwu dan sharaf ala kadarnya.
b. Kurikulum Pendidikan Menengah :Rencana Pelajaran untuk pendidikan tingkat
menengah tidak ada keseragaman diseluruh Negara Islam.Pada umumnya mata
pembelejaran meliputi :
1.) Al – Qur’an
2.) Bahasa Arab dan kesusastraan
3.) Fiqh
4.) Tafsir
5.) Hadist
6.) Nahwu /Sharaf/Balaghah
7.) Ilmu Pasti
8.) Mantiq
9.) Ilmu Falak
10.) Tarik (sejarah)
11.) Keilmuan Alam
12.) Kedokteran
13.) Musik
c. Kurikulum Pendidikan Tinggi: Pada umumnya, rencana pelajaran pada
perguruan tinggi Islam,dibagi menjadi dua jurusan, yaiut : Pertama : jurusann
ilmu – ilmu agama dan bahasa serta sastra Arab, yang disebut sebagai ilmu
Nagli. Jurusan ilmu –ilmu umum, yang disebut ilmu aqliyah .
2. Pendidik (para ilmuwan ) dan Siswa.
Para pendidik atau pengajar pada masa ini diklasifikasikan ke dalam 3
golongan yaitu :
a. Mu’alim ,guru - guru yang mengajar sekolah kanak – kanak
b. Muaddib guru yang mengajar para putra mahkota. Untuk menjadi muaddib
tidak lah mudah, harus memnuhi beberapa syarat diantaranya adalah : alim,
berakhlak mulia dan dikenal masyarakat.
c. Rasikh guru yang memiliki ilmu pengtahuan yang begitu mendalam dan
berbobot/
Sedangkan para pelajar atau siswanya berasal dari daerah sekitar dan
mancanegera. Meraka ada yang datang dari kawasan Timur Tengah , Asia, Afrika
bahkan juga Eropa.
3. Materi Pendidikan ( Kurilkulum )
Pada masa dinasti ummayah pendidikan hanya memiliki satu tujuan
aja.lain halnya dengan masa Abbasiyah tujuan Pedidikan sudah mulai beragam,
hal itu dipengaruhi oleh masyarakat
(Yunus 1981, 46) membagi tujuan pendidikan menjadi :
a. Tujuan keagamaan dan Akhlak , seperti pada masa sebelumnya . Anak –
anak didikan dan di ajar membaca/ menghafal Al – Qur’an, ialah karena hal
itu suatu kewajiban dalam agama,supaya mereka mengikuti ajaran agama
dan berakhlak menurut agama.Begitu juga mereka diajari ilmu tafsir, hadist
dan sebagainya adalah karena tuntutan agama lain tidak .
b. Tujuan Kemasyarakatan,selain tujuan keagamaan dan akhlak ada pula
tujuan kemasyarakatan, yaitu pemuda – pemuda belajar dan menuntut
ilmu,supaya mereka dapat mengubah dan memperbaiki masyarakat,dari
masyarakat penuh kejahilan menjadi masyarkat yang bersinar ilmu
pengetahuan, dari yang mundur menjadi masyarakat yang maju dan
makmur.
c. Selain itu ada lagi tujuan pendidikan,ialah cinta akan ilmu pengetahuan
serta senang dan lezat mencapai ilmu itu.Mereka belajar tak mengharapkan
keuntungan apa – apa, selain dari pada berdalam – dalam ilmu
pengetahuan. Mereka melawat keseluruh Negara Islam, untuk menuntu
ilmu,tanpa memperdulikan susah payah dalam perjalanan, yang umumnya
dilakukan dengan berjalan kaki untuk mengendarai keledai.Tujuan mereka
lain tidak untuk memuaskan jiwanya yang haus akan ilmu pengetahuan.
4. Metode Pembelajaran
(Nizar 2008, 114) Murid – murid harus membaca secara berulang – ulang
pelajarannya sehingga dapat melekat pada benak mereka.
(Wahyuningsih, Implementasi Sistem Pendidikan Islam , 114)
menagatakan metode tulisan dianggap metode yang paling penting dalam
proses belajar mengajar pada masa itu karena merupaka metode pengkopian
karya - karya ulama .
Berdasarkan dari pernyataan diatas dapat disimpulkan metode
pembelajaran pada masa abbasiyah adalah metode ceamah, menghafal dan metode
tulis.
D. Periodisasi Perkembangan Filsafat Sains Dalam Islam
Jalaluddin dan Usman Said dalam bukunya Filsafat Islam Konssep dan
Perkembangan mengemukakan perkembangan periodisasi filsafat Islam
sebagai berikut :
1. Periode Awal Perkembangan Islam
Pemikiran mengenai filsafat sains Islam pada periode awal ini perwujudan
dari kandungan ayat – ayat al - Qur’an dan al- hadist yang keseluruhannya
membentuk kerangka umum ideologi Islam.Dengan kata lain, bahwa pemikiran
pendidikan Islam dilihat dari segi al – Qur’an dan hadis, tidaklah muncul sebagai
pemikiran yang terputus,terlepas hubungannya dengan masyarakat seperti
digambarkan ileh Islam.Pemikiran itu berada dalam kerangka paradigma umum
bagi masyarakat seperti yang dikehendaki oleh masyarakat,Dengan demikian
pemikiran mengenai pendidikan yang dilihat dalam Al-qur’an dan hadis
mendapatkan nilai ilmiahnya.Pada periode kehidupan Rasulullah Saw tampaknya
mulai terbentuk pemikiran pendidikan yang bersumber dari al –Qur’an dan
Hdistsecara murni. Jadi hal – hal yang berkaitan dengan pendidikan
bentuknya.Palaksanaan ajaran al-Qur’an yang diteladani oleh masyarakat dan
sikap prilakku hidup Nabi Muhammad Saw.
2. Periode Klasik
Peroide klasik mencakup rentang masa pasca pemerintahan Khulafa’ al –
Rasyidun hingga awal masa imperialis Barat. Rentang waktu tersebut meliputi
awal kekuasaan Bani Ummayah zaman keemasan Islam dan kemunduran Islam
secara politis hingga awal abad ke – 19.
Walapun pembagian ini bersifat tentative, namun terdapat beberapa
pertibangan yang dijadikan dasar pembagian itu .Pertama, sistem pemerintahan
,kedua, luas wilayah kekuasaan: ketiga , kemajuan - kemajuan yang dicapai; dan
keempat, hubungan antar negara.
Dari dasar pertimbangan berikut, maka diketahui bahwa awal periode
klasik terlihat munculnya sejumlah pemikiran mengenai pendidikan. Pemikiran
mengenai pendidikan disesuaikan dengan kepentingan dan tempat serta waktu .
Beberapa karya ilmuan Muslim pada periode klasik yang karya – karyanya secara
langsung memuat pembahasan mengenai pendidikan yaitu :
Ibn Qutaibah (213 – 276H), nama lengkapnya adalah Abu Muhammad
Abdullan Ibn Muslim Qutaibah al – Dainuri,keahliannya adalah berbahasa Arab
dan sejarah ; karya yang terkenal adalah “ al - Ma’ni al- Kabirah, syakl al Qur’an,
Gharib al –Qur’an, Ta’wil Mukhtalaf al –Hadist,Fadhl al – Arab, Al- Syi’r wa al –
Syu’ara; al – Ma’arif,al – Radd’ ala al Jahimmiyah wa al – Musyibbihah, Imamah
wa al – Siyasah, dan ‘Uyun al – akhbar. Pemikiran menyangkut tentang masalah
pendidikan bagi kaum wanita, ilmu yang bermanfaat dan nilai – nilai bagi yang
mengembangkannya.
Perkembangan filsafat sains islam pada periode klasik ini melahirkan tokoh
– tokoh seperti ;
a. Ibnu Masarrah (269 -319) pemikirannnya menyangkut tentang jiwa dan sifat –
sifat manusia.
b. Ibnu Maskawih (330 – 421), pemikirannya tentang pentingnya pendidikan
akhlak.
c. Ibnu Sina ( 370 – 428 ) karya besarnya as- Syifa dan al- Qanun al – Tibb
sebuah karya ensiklopedia kedokteran
d. Al – Gazali ( 450 – 505 ) karya besarnya sering menjadi acuan berbagai
pandangan masyarakat dan sangat terkenal yaitu Ihya’ Ulum al – Din,
menurutnya bahwa pendidikan yang baik adalah yang dapat menghantarkan
manusia kepada keridhaan Allah Swa, yang tentunya selamat hidup dunia dan
akhirat.
3. Periode Modern
Periode modern merujuk pada pembagian periodesasi sejarah Islam, yaitu
menutur Harun Nasution, bahwa periode modern dimulai sejak tahun 1800 M
.Periode ini ditandai dengan dikuasai Bani Abbas dan Bani Ummaiyah secara
politik dan dilumpuhkan oleh impiris Barat. Namun ada tiga kerajaan besar Islam
yang masih memegang hegemoni kekuasaan Islam yaitu Turki Usmani (Eropa
Timur dan Asia – Afrika ), kerajaan Safawi (Persia ), dan kerajaan Mughol (India)
Beberapa pemikir pendidikan yang tersebar di sejumlah kekuasaan Islam
tersebut sebagai tokoh yang ada kaitanyya dengan perkembangan filsafat sains
Islam pada periode modern, seperti :
Isma’il Raj’i al- Faruqi (1921 – 1986) membidangi secara profesional
bidang pengkajian Islam, pemikiran tersebar di berbagai dunial Islam,dan karya
pentingnya; Cristian Ethnics, An Historical Atla of Religions of the
World,Trialogue of Abrahamic Fatih,dan the Cultural Atlas of Islam,pandangnnya
bahwa umat Islam sekarang berada dalam keadaan yang lemah,dan dualisme
sistem pendidikan yang melahirkan kejumudan dan taqlid buta. Oleh sebab itu
pendidikan harus dikembangkan ke arah yang lebih modren dan berorientasi
ketauhidan.
Puncak dan pemikiran filsafat pendidikan Islam periode modern
terangkum dalam komperensi pendidikan Islam sedunia di Makkah tahun 1977
sebagai awal pencetusan konsep tentang penanganan pendidikan
Islam.selanjutnya di Islamabad (1980 ) menghasilkan pedoman tentang
pembuatan pola kurikulum, di Dhakka (1981) menghasilkan tentang
perkembangan buku teks, dan di Jakarta (1982) telah menghasilkan tentang
metodologi pengajaran.
E. Ciri – ciri Filsafat Islam
Filsafat Islalm mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Sebagai Filsafat Relegius.
Topik – topik filsafat Islam bersifat relegius, dimulai dengan meng-
Esakan Tuhan dan menganalisi secara universal dan menukik ke teori ke Tuhanan
yang tak terdahului sebelumnya . Seolah –olah menyaingi aliran kalamiah
Mu’tazilah dan Asy’ariyah yang mengkoreksi kekurangan nya dan berkonsentrasi
menggambarkan Allah Yang Maha Agung dalam pola yang berlandasan tajrid
(pengabstrakan , tanzih (penyucian ), keesaan mutlak dan kesempurnaan total.
Dari Yang Esa ber – emanasi segala sesuatu. Karena Ia pencipta, maka ia ciptakan
dari bukan sesuatu, menciptakan alam sejak azzali, menatur dan
menatanya.Karena alam merupakan akibat bagi- Nya, maka dalam wujud dan
keabdian- Nya, maka Ia menciptakannya karena semata – mata anugerah – Nya.
2. Filsafat Rasional
Akal manusia juga merupakan salah satu petensi jiwa dan disebut rasional
soul. Walaupun berciri khas relegius – spritual , tetapi bertumpu pada akal dalam
menafsirkan problematika ketuhanan, manusia dan alam , karen wajib al – wujud
adalah akal murni . Ia adalah 0byek berpikir sekaligus obyek pemikiran.
3. Filsafat Sinkretis
Filsafat Islam memadukan antara sesama filosof. Memadukan berarti
mendekatkan dan mengumpulkan dua sudut, dalam filsafat ada aspek – aspek
yang tidak sesuai dengan agama. Sebaliknya sebagian dari teks agama ada yang
tidak sejalan dengan sudut pandang filsafat. Para filosuf islam secara khusu
berkonsentrasi mempelajari Plato dan Ariestoteles. Untuk itu mereka
menerjemahkan dialog – dialog penting Plato. Republik , hukum ,Themaus,
Sophis , Paidon dan Apologia (Pidato pembelaan Socretes ).
4. Filsafat yang Berhubungan Kuat dengan Ilmu Pengetahuan
Saling take and give ,karena dalam kajian – kajian filosof terdapat ilmu
pengetahuan dan sejumlah problematika saintis,sebaliknya dalam saintis terdapat
prinsip – prinsip dan teori – teori filosofis . Filosof Islam menganggap ilmu – ilmu
pengetahuan rasional bagian dari filsafat. Misalnya adalah buku As – Syifa’ milik
Ibnu Sina yang merupakan Encyclopedia. Al- Qanun, kemudian Al – Kindi
menhkaji masalah – masalah matematis dan fisi. Al Farabi mempunyai kajian
ilmu ukur dan mekanik.
Perbandingan antara Filsafat Barat dan Filsafat Islam adalah sebagai
berikut :
Persamaannya, sama – sama berfikir radikal, bebas. Kedua – duanya
menggunakan logikal akal , dialektika. Kedua – duanya berfikir tentang realitas
alam, kosmologi .
Perbedaannya :
a. Filsafat Barat - Menggunakan rasi, berpijak pada hal – hal yang
konkrit ,hanya berfilsafat.
b. Filsafat Islam - Berfilsafat menggunakan akal dan bersandar pada
wahyu , ruang lingkup pembahasannya yang abstrak maupun konkrit ,fisik
maupun metafisik, berfilssafat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
memahami realitas alam , berfilsafat dimulai dengan keimana kepada Allah.
F. Faktor Intermal dan Eksternal Yang Mendorong timbulnya Filsafat Islam
(Dahlan 2003, 121) mengatakan faktor pendorong filsafah Islam terbagi 2
yaitu::
1. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi berkembangnya filsafat dalam dunia
Islam diantaranya dalil – dalil naqli yang memiliki kekuatan yang amat dahsyat
yang mendorong orang Islam untuk menggunakan dan mengembangkan akalnya,
(Zar 2004, 239).Dalil - dalil tersebut dalam al- qur’an yang amat menghargai akal
dan meletakkan dalam kedudukan yang tinggi. Kata – kata yang berbahasa Arab
yang berarti berfikir banyk terdapat di dalam Al –Qur’an seperti kata tadabbara
terdapat dalam Surat Shad ayat 29, surat Muhammad ayat 24, kata tafakkara
seperti dalam surat An – Bahl ayat 68 – 69, surat Al-Jatsiah ayat 12 – 13,selain itu
konsep pikir terdapat juga dalam kata faqiha,tazakkara,fahima,dan aqala seperti
di dalam surat Al – isra ayat 44, Al – AN’am ayat 97 -98 dan Al – taubah ayat
122. Faktor pendorong pemikiran filsafat Islam juga datang dari hadis sebagai
sumber kedua dari ajaran Islam
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mendorong lahirnya filsfat dalam dunia Islam adalah
filsafat Yunani yang banyak mempengaruhi perkembangan filsafat dan sains
dalam Islam. Masuknya filsafat dan sains Yunani ke dalam Islam lebih banyak
terjadi melalui Irak dibandingkan melalui daerah – daerah lain. Disanalah timbul
gerakan pernerjemah terhadap karya – karya Yunani kedalam bahasa Arab atas
dorongn Khalifah al- manshur,kemudian Khalifah Harun al- Rasyd,dilanjutkan
oleh putranya, khalifah al – Ma’mun.Khalifah al – Ma’mun mendirikan Bait al –
Hikmah sebagai pusat penerjemaha. Selain pusat penerjemahan, masjid juga
menjadi pusat pengembangan filsafat sains yang ditinggalkan oleh Yunani
.Gerakan penerjemahan ini terjadi dari tahun (750 – 900 M).Ada 3 hal yang
dilakukan untuk mengambangkan filsafat yaitu menerjemahkan,membuat
komentar dan mengkoraksidan menambahkan beberapa hal yang baru . sehingga
karya – karya Yunani itu lebih mudah dipahami,
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan terkait sejarah kemunculan filsafat sains islam :


faktor internal dan eksternal maka diambil kesilpulan Filsafat merupakan kata
yang berasal dari Yunani , sejarah awal filsafat Islam juga dipengaruhi oleh tokoh
– tokoh Yunani yaitu : Aristoteles, Plato dan Sakrates., dimana karya karya
filsafat Yunani mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada masa Bani
Ummayah (661M – 750 M).Ilmu filsafat Islam mengalami kemajuan atau (golden
age) pada dinasti Abassiyah dibawah kepemimpinan Al – Makmum (811- 813)
Kemunculan perkembangn filsafat sains Islam terbagi menjadi 3 bagian
yaitu : periode awal , ditandai dengan perwujudan dari kandungan ayat – ayat al -
Qur’an dan al- hadist yang keseluruhannya membentuk kerangka umum ideologi
Islam, Periode klasik terlihat munculnya sejumlah pemikiran mengenai
pendidikan. Pemikiran mengenai pendidikan disesuaikan dengan kepentingan dan
tempat serta waktu dan pada masa ini munculnya tokoh – tokoh filsafat Islam,
Periode modern ditandai dengan dikuasai Bani Abbas dan Bani Ummaiyah secara
politik dan dilumpuhkan oleh impiris Barat
Kemunculan filsafat Islam juga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan eksternal , dimana faktor internal sendiri dipengaruhi oleh dalil – dalil
naqli ,hadis – hadis , ayat – ayat suci Al – Qur’an,sedangkan faktor internal
dipengaruhi oleh filsafat Yunani.
Daftar Pustaka

Ahwani, Ahmad Fuad Al -. Filsafat Islam . Jakarta : Pustaka Firdaus , 1991.

bagir, haidar. Buku saku Filsafat Islam. Bandung: Mizan, 2005.

Dahlan, Abdul Aziz. Pemikiran falsafi dalam Islam . jakarta : djembatan , 2003.

Dr.mahfud junaedi, M.Ag. paradigma baru filsafat pendidikan islam. Vol. 1. depok:
kencana, 2017.

Fauzan, Suwito dan. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada media
Group, 2008.

Ibrahim, Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam . Yogyakarta: kota kembang, 1997.

K.Ali. Sejarah Islam Tarikh Pra Modern. Jakarta, 1997.

Kaptein, H.I Beck dan N.J.G. Pandangan Barat Terhadap Literatur,Hukum,filosofi,Teologi


dan Mistik Tradisi Islam. jakarta: INIS, 1988.

Nizar, Samsul. Sejarah Pendidkan Islam Menelusuk Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia. Jakarta : kencana, 2008.

Sejarah Islam Klasik . Jakarta : Prenada Media , 2003.

Sunanto, Musrifah. Sejarah Islam Klasik . Jakarta: Prenada Media , 2003.

Suriana. Dimensi Historis Pendidikan Islam (Masa


Pertumbuhan,Perkembangan,Kejayaan,dan Kemunduran ). 1 vol. Jurnal pionir,
2013.

usman, ali. Kebebasan Perbincangan filsafat pendidikan. yogyakarta: pilar media, 2006.

Wahyuni, Sri. implementasi Sistem Pendidikan Islam, t.thn.: 114.

Wahyuningsih, Sri. “Implementasi Sistem Pendidikan Islam .” t.thn.: 114.

—. Implementasi Sistem Pendidikan Islam. jurnal , t.thn.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam: Dirasa Islamiyah II. Jakarta : PT.Raja, 2000.

Yunus, Muhmud. Sejarah Pendidikan Islam . Jakarta : Hidakarya Agung, 1981.

Zar, sirajuddin. Filsafat Islam (Filosof & Filsafatnya). Jakarta: Grafindo Persada, 2004.
SEJARAH KEMUNCULAN FILSAFAT SAINS DALAM
ISLAM : FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu
Pada Mata Kuliah Filsafat Sains dalam Islam

Dosen Pengampu
Dr. SHOLIHA TITIN SUMANTRI,M.Ag

Disusun Oleh :

MILAYANTI SIREGAR

NIM : 0332193014

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUMATERA UTARA MEDAN

2019

Anda mungkin juga menyukai