Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK V:

JELITA CAHYANI
RESMITA
RISMAN

DOSEN PENGAMPUH : SYAFRI EDI,SH. I, .ME, sy


kegiatan periwayatan Hadist mulai berkembang, sejalan
dengan banyaknya ulama yang tertarik untuk menulis
fatwa-fatwa dari para Sahabat dan Tabiin dalam
permasalahan-permasalahan yang timbul pada waktu
itu. Dan untuk mengantisipasi hilangnya Hadist-Hadist
nabi, karena adanya Hadist-Hadist palsu yang menyebar
di kalangan sahabat yang wafat dalam menegakkan
agama Allah, maka usaha penulisan dan kodifikasi
(tadwin) Hadist semakin keras di lakukan para ulama di
kalangan Tabiin.
Kodifikasi atau tadwin Hadist, artinya ialah pencatatan,
penulisan, atau pembukuan Hadist. Secara individual, seperti
diuraikan dalam pembahasan diatas, pencatatan telah dilakukan
oleh para Sahabat sejak zaman Rasul SAW. Akan tetapi yang
dimaksud dalam pembahasan ini, ialah kodifikasi secara resmi
berdasarkan perintah khalifah, dengan melibatkan beberapa
personil yang ahli dalam masalah ini. Bukan yang dilakukan
secara perseorangan atau untuk kepentingan pribadi, seperti yang
terjadi pada masa-masa sebelumnya,. dalam pembahasan
kodifikasi Hadist adalah, bahwa kodifikasi Hadist ini terjadi pada
akhir qurun partama, dan pembahasan tentang kaidah-kaidah
kodifikasi Hadist belum ditulis pada waktu itu, akan tetapi hanya
dikonsep dalam hati para penulis, dan di hati mereka terdapat
Hadist- Hadist pilihan sebelum masa kodifikasi. Pun pula para
perowi.
Usaha kodifikasi Hadist yang pertama ini yang dipimpin
oleh khalifah Umar bin abdul Aziz ( khalifah bani
umayyah VIII ), Intruksi khalifah yang pertama ini
pertama kali di sampaikan pada Abu Bakr bin
Muhammad ibn mr ibn Hazm ( Gubernur Madinah ), ia
mengirim instruksi yang lainnya, Ibn Syihab al-Zuhri
adalah orang yang pertama yang melaporkan
pengumpulan Hadist pada permulaan abad ke-2
Kemudian disusul oleh ulama yang lain bersamaan
dengan kegiatan Ulama dalam bidang Ilmu-ilmu agama
lainya.
Masa Pentashihan Hadist
Pada perterngahan abad kedua dan awal abad ketiga hijriyah,
muncul ulama-ulama besar yang menekuni spesialisasi Ilmu
Hadist. mereka meneliti setiap perowi Hadist yang bersangkutan
(Rijal al- Hadist ). Masa pentashihan atau penyaringan Hadist
terjadi ketika pemarintah dipegang oleh dinasti Bani Abbasiyah,
khususnya sejak masa Al-Mamun sampai dengan Al-Mutadir
(sekitar tahun 201-300 H ). Masa abad ketiga Hijriyah ini disebut
masa kegemilangan dan kecemerlangan kekhidmatan pada Hadist
Rasulullah.
Masa Penyempurnaan sistem penulisan Hadis
Penyusunan kitab-kitab pada masa ini lebih mengarah pada usaha
mengembangkan beberapa variasi pen-tadwinan terhadap kitab-
kitab yang sudah ada. setelah munculnya Kutub al-Sittah, Al-
Muwattha Malik bin Anas, dan al-musnad Ahmad bin
Hanbal, para ulama mengalihkan perhatian untuk menyusun
kitab-kitab Jawami (mengumpulkan kitab-kitab Hadist
dalam satu karya), Kitab Syarh (kitab komentar dan uraian),
kitab Mukhtashar (kitab ringkasan), men-Takhrij (mengkaji
sanad dan mengembalikan pada sumbernya), menyusun
kitab athraf (menyusun pangkal-pangkal suatu Hadist
sebagai petunjuk kepada materi Hadist secara keseluruhan),
dan penyusunan kitab Hadist untuk topik-topik tertentu.
Kalau pada abad pertama, kedua dan ketiga, Hadist mengalami
berturut-turut periwayatan,penulisan, dan penyaringan dari fatwa-
fatwa para sahabat dan tabiin, dan Hadist yang telah didewan
oleh ulama Mutaqoddimin (ulama abad I sampai III ) tersebut
mengalami sasaran baru , yakni di hafal dan diselidiki sanadnya
oleh ulama mutaakhkhirin (ulama abad IV dan seterusnya). Abad
keempat ini adalah abad pemisah antara ulama mutaqoddimin,
yang dalam penyusunan kitab Hadist mereka berusaha sendiri
menemui para sahabat atau tabiin penghafal Hadist kemudian
meneliti sendiri dengan ulama mutaakhirin yang usahanya
menyusun kitab-kitab Hadist, mereka hanya menukil dari kitab-
kitab ulama mutaqaddimin.
Usaha ulama ahli Hadist pada abad V dan seterusnya
adalah ditujukan untuk mengklasifikasikan Hadist
dengan menghimpun Hadist-Hadist yang sejenis
kandungannya atau sejenis sifat-sifat isinya dalam kitab
Hadist. Di samping itu mereka pada men-syarahkan
(menguraikan dengan luas), dan meng-ikhtishar
(meringkaskan) kitab-kitab Hadist yang telah disusun
oleh ulama yang mendahuluainya.
Kodifikasi Hadist/Sunnah dalam bentuk kitab mengenal beberapa
macam format.
Berikut ini penjelasan singkat beberapa format kitab hadis yang
populer:
Al-Jami

Format kitab al-jami adalah kitab koleksi hadis yang melengkapi


ke 8 (delapan) materi pokok hadis, yaitu materi aqaid, hadis
hukum, al-riqaq (suluk dan perikehidupan zuhud), adab al-mufrad
(etika perorangan), materi tafsir, tarikh dan sirah, materi al-
syamail (tata cara bepergian, duduk dan berdiri), ramalan fitnah,
manaqib (biografi) keluarga Nabi/Khulafa al-Rasyidin/tokoh-
tokoh shahabat.
Al-Musnad
Kitab koleksi hadis dinyatakan berformat musnad apabila koleksi hadis
(sunnah) ditertibkan berdasarkan atas nama panggilan sahabat
perawinya. Ada beberapa cara yang dianut oleh kitab musnad, berdasar
persatuan kabilah (suku bangsaan rawi) atau berdasar rangking nasab.
Sunan
Kitab hadis berformat sunan mengkhususkan diri pada koleksi
hadis marfu dan sama sekali tidak memberikan tempat pada
atsar.
Mustadrak
Istidrak (akar kata mustadrak) berarti susulan. Kitab hadis format
mustadrak muncul sesudah berlaku kodifikasi hadis berformat
sunan. Motifasi utama kelahiran kitab mustadrak adalah asumsi
bahwa belum tentu seluruh hadis/sunnah bermutu shahih telah
tertampung dalam kutubussattah (sunan al-sittah), karenanya
perlu upaya menyusuli (istidrak) guna memperkaya hasanah
hadis bermutu shahih.
Mustakhraj
Kitab hadis berformat mustakhraj adalah kitab yang oleh
penyusunnya dimaksudkan sebagai upaya peningkatan derajat
keluhuran sanad, tidak diarahkan untuk menguji/mendeteksi
legalitas maupun otentisitas hadis. Kitab format mustakhraj
menyajikan sistem tansmisi (sanad) hadis yang berbeda dengan
sanad yang ada untuk matan yang sama.
Takhrij
Format takhrij mirip sekali dengan resensi, yakni upaya
mengeluarkan hadis-hadis yang termuat sebagai dasar rujukan
(referensi tesktual) oleh kalangan ulama dalam aneka disiplin
keilmuan Islam.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai