Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“ MENGANALISIS TENTANG SAMPEL PENELITIAN “

Kelompok 11 :
ELSA ARIS PASSARI ( 210602501017 )
ZULKIFLI ( 210602502003 )
MUHAMMAD HIKMAL ( 210602501033)

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Membuat sampel adalah metode yang efisien dalam melakukan penelitian seperti
dalam kebanyakan kasus, tidak mungkin atau sangat mahal dan memakan waktu untuk
meneliti seluruh populasi dan karenanya meneliti sampel memberikan wawasan yang
dapat diterapkan pada seluruh populasi.
Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel
yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.
Dengan kata lain, karakteristik sampel harus sesuai dengan populasi sehingga hasil
percobaan atau survei yang dilakukan pada sampel dapat ditiru jika memungkinkan untuk
meneliti seluruh populasi. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya
sampel yang diambil.
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan pengertian sampel
2. Menjelaskan ciri sampel
3. Menyebutkan tujuan teknik pengambilan sampel
4. Menjelaskan jenis - jenis teknik penentuan sampel
5. Menjelaskan keuntungan dan kelemahan metode sampling
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sampel
2. Mengetahui ciri sampel
3. Mengetahui tujuan teknik pengambilan sampel
4. Mengetahui jenis - jenis teknik penentuan sampel
5. Mengetahui keuntungan dan kelemahan metode sampling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampel
Sampel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang digunakan untuk
menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar; bagian kecil yang mewakili kelompok atau
keseluruhan yang lebih besar; percontoh. Sampel, contoh, atau cuplikan dalam bahasa Inggris
sample merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya akan
dianggap mewakili keseluruhan gejala yang diamati.
Sampel atau contoh merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam sebuah penelitian
yang kemudian hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, namun bukan
populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili
keseluruhan gejala yang telah diteliti atau diamati.
Berikut ini adalah pengertian sampel menurut beberapa ahli, adapun para ahli tersebut
diantaranya:
1. Sugiyono (2008: 118)
Sampel merupakan suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki
oleh sebuah Populasi. Apabila Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti
tentunya tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang ada pada
populasi tersebut beberapa kendala yang akan di hadapi di antaranya seperti dana
yang terbatas, tenaga dan waktu maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel
yang di ambil dari populasi itu. Selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut
maka akan mendapatkan kesimpulan yang nantinya di berlakukan untuk Populasi.
2. Riduwan, (2007: 56)
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu
yang akan diteliti.
3. Gulo (2010: 78)
Sampel merupakan himpunan bagian/subset dari suatu populasi, sampel memberikan
gambaran yang benar mengenai populasi.
4. Arikunto (2006: 131),
Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang kana diteliti.Apabila
penelitian yang di lakukan sebagian dari populasi maka bisa di bilang penelitian
tersebut penelitian Sampel.
5. Nana Sudjana & Ibrahim (2004: 85)
Sampel merupakan sebagian dari populasi bisa di jangkau serta memiliki sifat yang
sama dengan populasi yang di ambil sampelnya tersebut.

B. Ciri Sampel
Sampel yang baik setidaknya memiliki dua karakteristik yang lengkap di antaranya :
 Akurasi
Adalah sejauh mana tidak ada bias dari sampel. Ketika sampel diambil dengan benar, ukuran
perilaku, sikap, atau pengetahuan (atau variabel pengukuran) dari beberapa elemen sampel
akan kurang dari ukuran variabel-variabel yang sama yang diambil dari populasi.

Juga, ukuran perilaku, sikap, atau pengetahuan elemen sampel lain akan lebih dari nilai
populasi. Variasi dalam nilai sampel ini saling mengimbangi, menghasilkan nilai sampel
yang dekat dengan nilai populasi. Agar efek pengimbang ini terjadi, harus ada cukup elemen
dalam sampel, dan mereka harus ditarik dengan cara yang tidak mendukung terlalu tinggi
atau terlalu rendah.
 Presisi
Presisi diukur dengan kesalahan estimasi standar, jenis pengukuran standar deviasi; semakin
kecil kesalahan estimasi standar, semakin tinggi presisi sampel. Desain sampel yang ideal
menghasilkan kesalahan estimasi standar yang kecil. Namun, tidak semua jenis desain
sampel memberikan perkiraan presisi, dan sampel dengan ukuran yang sama dapat
menghasilkan jumlah kesalahan yang berbeda.

C. Tujuan teknik pengambilan sampel


 Tujuan pengambilan sampel menurut ahli adalah (Soegeng dalam Tahir):
 Mengurangi jumlah objek atau orang yang diteliti, jumlah tenaga yang terlibat, waktu
yang diperlukan, dan biaya yang harus dikeluarkan.
 Membuat simpulan atau ringkasan dari fenomena yang sangat banyak jumlahnya
 Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual diabaikan. (Soegeng
dalam Tahir, 2011:37).
 Tujuan pengambilan sampel menurut Sugiarto dalam Martono (2010:75)
 Apabila kita tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi yang ada, hal tersebut
dapat terjadi jika anggota populasi sangat banyak.
 Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.
 Menghemat biaya, waktu dan tenaga yang digunakan.
 Mampu memberikan suatu informasi yang akurat, lebih menyeluruh dan mendalam
(komprehensif). (Martono, 2011:75).

D. Jenis – jenis teknik penentuan sampel


1. Probability Sampling
Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan
probability sampling, maka pengambilan sampel secara acak atau random dari populasi yang
ada.
Teknik sampel probability sampling meliputi:
 Simple Random Sampling
Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan
pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil
memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasinya. Cara
tersebut dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Teknik tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu populasi tidak terlalu
besar. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling dapat dilakukan dengan
metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
Untuk penentuan sample dengan cara ini cukup sederhana, tetapi dalam prakteknya akan menyita
waktu. Apalagi jika jumlahnya besar, sampelnya besar.
 Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai
susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai daftar subjek maka tidak dapat
membuat strata.
 Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila
populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
 Cluster Sampling (Area Sampling)
Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random sampling. Teknik pengambilan sampel
ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
Kelemahan teknik pengambilan sampel ini dapat dilihat dari tingkat error samplingnya. Jika
lebih banyak di bandingkan dengan pengambilan sampel berdasarkan strata karena sangat sulit
memperoleh cluster yang benar-benar sama tingkat heterogenitasnya dengan cluster yang lain di
dalam populasi.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Jenis teknik sampling ini antara lain:
 Sampling Sistematis atau Systematic Sampling
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut.
 Sampling Kuota atau Quota Sampling
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan
akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan
jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit
sampling. Setelah jatah terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.
Teknik ini biasanya digunakan dan didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel
dimana setiap kasus dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika sampel terlalu sedikit,
maka tidak akan dapat mewakili populasi.
 Sampling Aksidental atau Accidental Sampling
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti
langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
 Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan
sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu
yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
 Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang.
Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel.
 Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya kecil,
kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Dan begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak. Ibaratkan sebuah bola salju yang
menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan
sampel purposive dan snowball.

E. Keuntungan dan kelemahan metode sampling


     Keuntungan menggunakan metode sampling, antara lain:
1. Menghemat Biaya
Menghemat Biaya karena data yang dikumpulkan hanya sebagian dari populasi. Karena
merupakan sample, maka petugas yang dibutuhkan lebih sedikit, hemat biaya percetakan,
biaya pelatihan, pencacahan, dan pengolahan.
2. Mempercepat Hasil Survei
Pada umumya data yang dibutuhkan segera, sehingga berbagai perencanaan segera dapat
dilakukan. Dengan melakukan survei sample maka pelaksanaan lapangan dan pengolahan
tentunya akan jauh lebih cepat diselesaikan.
3. Cakupan Materi Lebih Besar
Data yang diperlukan biasanya beragam dan cukup banyak, sehingga tidak mungkin
dikumpulkan melalui pencacahan lengkap. Data yang dikumpulkan melalui sensus
lengkap biasanya sangat terbatas. Variable yang dicakup sangat dibatasi pada variable
dasar saja.
4. Akurasi Lebih Tinggi
Pada sensus jumlah petugas dan responden yang besar akan mengakibatkan tingkat
kesalahan yang juga besar terutama kesalahan yang diakibatkan bukan oleh teknik
sampling yang disebut dengan Non Sampling Error. Non Sampling Error dapat
diakibatkan oleh tidak terpenuhi kualifikasi petugas yang baik, kuesioner yang kurang
baik, konsep dan definisi yang kurang tepat, jawaban responden yang salah, maupun
kesalahan dalam proses pengolahan..
Kelemahan menggunakan metode sampling, antara lain:
1. Penyajian Wilayah Kecil
Penyajian wilayah kecil seperti kecamatan dan desa dengan sample terbatas tidak dapat
dipenuhi. Pada umumnya jumlah sample yang digunakan sesuai dengan tingkat ketelitian
yang dikehendaki.
2. Penyajian Variable Proporsi Kecil
Survei sample tidak dapat menyajikan variable yang kejadiannya kecil dalam
populasi(proporsi kecil).
3. Trend Data
Apabila data diperlukan secara berkala untuk mengukur perubahan yang sangat kecil dari
satu period ke periode berikutnya, kemungkinan sample diperlukan cukup besar.
4. Tidak Tersedianya Kerangka Sampel
Tidak tersedianya kerangka sample sehingga persyaratan probabilita sampling tidak
terpenuhi. Biaya untuk pembentukan kerangka sample cukup tinggi sehingga memiliki
pengaruh besar terhadap total biaya.

KESIMPULAN
Sampel atau contoh merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam sebuah penelitian
yang kemudian hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, namun bukan
populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili
keseluruhan gejala yang telah diteliti atau diamati.
Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik pengambilan sampel yang
digunakan. Teknik sampling berdasarkan adanya randomisasi, yakni pengambilan subyek secara acak dari
kumpulannya, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sampling nonprobabilitas dan sampling probabilitas

DAFTAR PUSTAKA
(admin, https://materibelajar.co.id/pengertian-sampel-menurut-para-ahli/, 2022)

(rabbani, https://www.sosial79.com/2020/12/pengertian-sampel-ciri-cara-teknik.html, n.d.)

(Hidayat, https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-penelitian.html, n.d.)

(setiawati j. , https://juliasetiawati.blogspot.com/2015/04/kelebihan-dan-kelemahan-sampling.html,
n.d.)

Anda mungkin juga menyukai