Anda di halaman 1dari 40

MK.

Biostatistik

POPULASI, SAMPEL, DAN


TEKNIK SAMPLING
PENELITIAN
Sudjatmiko Setyobudihono
Prodi. Kesehatan Masyarakat
Fak. Sains dan Teknologi
Univ. Cahaya Bangsa
Tujuan Pembelajaran
 Setelah pembelajaranan diharapkan mahasiswa dapat:
 Menjelaskan pengertian populasi dan sampel
 Menjelaskan kegunaan sampel
 Menjelaskan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan sampel
 Prosedur yang Berhubungan dengan Penentuan Sampling
 Teknik Sampling
Pengertian Populasi
 Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu
orang mempunyai berbagai karateristik, misalnya gaya
bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya
dan lain-lain.
 Misalnya; akan melakukan penelitian kepemimpinan presiden Y,
maka kemimpinan itu merupakan sampel dari semua
karateristik yang dimiliki presiden Y.
 Dalam bidang kedokteran satu orang sering bertindak sebagai
populasi.
 Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi. Untuk
pemeriksaan darah, cukup mengambil beberapa tetes darah
yang ada pada orang tersebut
Pengertian Populasi

 Populasi dengan segala batasnya harus didefinisikan secara


jelas, sehingga generalisasi hasil penelitian dapat
dirumuskan secara akurat
 Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari
satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya
hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit
analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi,
benda-benda, dst
Pengertian Sampel
 Sebagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap
dapat menggambarkan karakteristik populasinya (Fraenkel,
1990:84)
 Dalam analisis data, anggota sampel disebut juga unit
analisis atau satuan analisis
 Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti (Djarwanto, 1994:43). Sampel
yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada
populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau
yang dapat menggambarkan karakteristik populasi. Sampling
adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel agar
sampel dapat mewakili populasinya.
Sampel representatif ditentukan oleh:
• Homogenitas populasi (teh, erithrosit, dll).
• Besar kecilnya sampel.
• Banyaknya ciri/ karakteristik subyek.
• Teknik Pemilihan sampel yang tepat.
• Besar kecilnya sampel; makin besar sampel, makin refresentatif
atau menggambarkan keadaan/ karakteristik yg sebenarnya.
Kriteria Sampel
 Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi. Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk
mengurangi hasil penelitian yang bias.
 Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti
(Nursalam, 2003: 96).
 Sedangkan yang dimaksud dengan Kriteria eksklusi adalah
menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria
inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam,
2003: 97). Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam
menentukan kriteria ekslusi antara lain:
a. subjek membatalkan kesediannya untuk menjadi responden
penelitian, dan
b. subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan
data dilakukan.
 Enam alasan melakukan sampling (Sujana:1992:161-163)
1. Ukuran populasi
2. Faktor biaya
3. Faktor waktu
4. Percobaan yang sifatnya merusak/mengganggu
5. Faktor kecermatan penelitian
6. Faktor ekonomis
Ukuran Populasi
 Ukuran populasi; Apabila populasi itu tak terhingga (tidak
diketahui) maka peneliti tidak mungkin melakukan sensus
terhadapnya, karena itu harus dilakukan sampling.
 Atau sekalipun ukuran populasi itu terhingga (dapat
diketahui), namun apabila jumlahnya terlalu banyak, maka
tidak mungkin dilakukan sensus, sehingga untuk mengetahui
karakteristik populasi harus dilakukan sampling.
 Misalnya untuk populasi terhingga, ambilah populasi 5
miliyard obyek. Bagaimana mencatat segala karakteristik ke-
5 milyard obyek? Bagaimana menganalisis data sebanyak
itu?
 Dalam kondisi yang demikian, peneliti lebih memerlukan
sampling daripada sensus.
Faktor Biaya
 Masalah biaya; biaya yang diperlukan dalam suatu
penelitian, bukan hanya untuk pengumpulan data saja, tetapi
juga untuk analisis, diskusi, perhitungan-perhitungan dan
transportasi.
 Adalah wajar bahwa makin banyak obyek yang diteliti makin
banyak pula biaya yang diperlukan.
 Salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan biaya
adalah melalui sampling.
Faktor Waktu
 Masalah waktu; Sensus memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan sampling.
 Dengan demikian sampling dapat memberikan data lebih
cepat, terutama apabila peneliti menghendaki kesimpulan
yang segera, maka sampling benar-benar terasa faedahnya.
 Demikian pula, menganalisis data hasil sampling selain
dapat menghemat biaya, juga dapat menghemat waktu
karena dapat dilakukan dalam tempo yang singkat.
Percobaan yang sifatnya
merusak/mengganggu dan Faktor
Ekonomis
 Percobaan yang sifatnya merusak atau mengganggu;
Misalnya, melakukan penelitian terhadap keadaan darah
seorang pasien, mungkinkah semua darah pasien dikeluarkan
dari tubuhnya untuk diperiksa? Untuk ini jelas sampling harus
dilakukan.
 Faktor ekonomis; apakah kegunaan dari hasil penelitian
sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang telah
dikeluarkan atau tidak.
 Jika tidak, mengapa harus dilakukan sensus.
 Melalui sampling, di samping dapat menghemat biaya, waktu,
dan tenaga, juga dapat mengoptimalkan kecermatan peneliti
dalam melakukan proses penelitian.
Faktor kecermatan penelitian
 Masalah kecermatan penelitian; Ketelitian dalam
pengumpulan data, pencatatan, dan penganalisisannya sangat
berpengaruh terhadap pembuatan kesimpulan yang akan
dipertanggungjawabkan.
 Makin banyak obyek yang diteliti makin memberikan peluang
untuk terjadinya ketidakcermatan penelitian baik yang
menyangkut pengumpulan, pengolahan, maupun analisis data.
 Ketidakcermatan ini akan menimbulkan kekeliruan dalam
pengambilan kesimpulan.
 Dengan sampling ketidakcermatan ini dapat dikurangi karena
peneliti akan bekerja dalam lingkup yang lebih terbatas yang
dapat dia kendalikan.
POPULASI
Populasi
 kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu yang
ingin diselidiki oleh peneliti.

Populasi sasaran
 Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh
informasi tentang populasi.
 Oleh karena itu sejak awal perlu mengidentifikasi populasi
secara tepat dan akurat.
Contoh :
 Populasi sasaran untuk penelitian
persepsi akuntan adalah para akuntan.
 Populasi sasaran untuk calon mahasiswa
potensial adalah siswa SMU dll
 Elemen
 suatu anggota tunggal dari populasi.
Jika terdapat 200 penumpang pesawat dalam suatu penerbangan,
maka setiap penumpang pesawat tersebut merupakan elemen dari
populasi.

 Sampel
beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari populasi.
Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.
Sehingga sebagaian elemen dari populasi merupakan sampel.
penting dalam penelitian
berkaitan dengan kredibilitas dan mutu penelitian serta biaya
penelitian yang harus di bayar.
Alasan diperlukannya sampel dalam
penelitian :
Sulit mengambil seluruh populasi (sensus) menjadi data
penelitian, karena:

(a) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya


tidak mungkin seluruh elemen diteliti;
(b) keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya
manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti
sebagian dari elemen penelitian;
(c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap
sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi
 misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan
memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya
sehingga banyak terjadi kekeliruan. (Uma Sekaran, 1992);
(d) jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap
seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal,
 misalnya untuk meneliti kualitas jeruk dari satu pohon jeruk
Mengapa dalam penelitian digunakan
sampel dan apakah sampel dapat
dikatakan mewakili seluruh populasi?
Sampel dapat mewakili seluruh populasi, apabila:
 Sampel harus mengandung dua kriteria yaitu cermat
(accuracy) dan tepat (precission).

 Kriteria cermat dimaksudkan agar sampel yang diambil


tidak akan bias sehingga sampel dapat memberikan reaksi
yang tidak berlebih atau kurang tetapi memberikan reaksi
wajar.
 Kriteria tepat mengandung arti sampel yang diambil dapat
mewakili dengan wajar keseluruhan populasi tersebut.
Oleh karena itu aspek ketepatan ini mengandung
pengukuran standard yang dapat ditoleransi terhadap
kemungkinan kesalahan pengambil sampel.

 Menggunakan teknik pengambilan sampel (teknik sampling)


yang sesuai dengan strategi penelitian yang dilakukan.
SAMPLING
 Sampling  adalah proses memilih suatu jumlah unsur
populasi yang mencukupi dari populasi, sehingga dengan
mempelajari sampel dan memahami karakteristiknya
memungkinkan untuk untuk menggeneralisasikan
karakteristik tersebut pada seluruh anggota populasi.

 Kategori Sampling
 Probability Sampling dan
 Nonprobability sampling
PROBABILITY SAMPLING
 Probability sampling yaitu proses pengambilan sampel
yang menjamin adanya peluang bahwa setiap unsur populasi
dipilih sebagai anggota sampel.
 Probability sampling meliputi:
 random sampling,
 systematic sampling,
 stratified random sampling,
 cluster sampling,
 area sampling dan
 duble sampling
NONPROBABILITY SAMPLING
 Adalah proses pengambilan sampel yang tidak menjamin
adanya peluang bahwa setiap unsure poppulasi dipilih
sebagai anggota sampel.

 Meliputi:
 convenience sampling,
 judgement sampling,
 quota sampling
 snowball sampling.
Ukuran Sampel
Syarat sampel yang baik adalah:
 tingkat ketepatan (precision)
 seberapa dekat estimasi peneliti berdasarkan sampel
yang terpilih terhadap karakteristik yang sebenarmya
dari populasi
 tingkat kepercayaan (confidence)
 derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan sebuah
sampel
 Confidence level 95%-99%.
 Semakin tinggi Condidence level semakin dapat
dipercaya data tersebut.
Ukuran Sampel
 Ukuran sampel dapat pula ditentukan dengan menggunakan
rumus slovin (1960):
𝑁
𝑛=
1+𝑁𝑒2

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir atau diinginkan, misalnya 2%
Ukuran Sampel
 Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu
memperhatikan pedoman kasar yang dikemukakan oleh Roscoe
dalam Sekaran (2000), yaitu:

 Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua


penelitian adalah 30 < n < 500

 Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa


kategori/subsampel jumlah sampel minimum untuk tiap
kategori adalah 30

 Dalam penelitian multivariate(multiple regression analysis)


jumlah sampel harus beberapa kali (sekitar 10 kali atau
lebih) lipat dari jumlah variabel dalam penelitian.

 Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan


pengendalian ekperimental yang ketat, penelitian yang baik
dapat dilakukan dengan menggunakan sampel sekitar 10
sampai 20.
Ukuran Sampel
Ukuran minimum sampel yang dapat diterima
berdasarkan desain/metode penelitian yang digunakan
menurut Gay (1976):
 Deskriptif, minimal 10 % dari populasi. Untuk
populasi yang relatif kecil minimal minimal 20%.
 Desain deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek
 Metode ex post facto, minimal 15 subyek per
kelompok
 Metode eksperimental, minimal 15 subyek

Penggunaan kaidah di atas sebaiknya disesuaikan


dengan kondisi populasi dan keadaan lain yang berkaitan
DESAIN SAMPLING
A. Probability Sampling (PS)
 Simple random sampling
 Systematic sampling
 Stratified random sampling
 Cluster sampling
 Area Sampling
 Double sampling
B. Non Probability Sampling (NPS)
 Convenience sampling
 Purposive Sampling
 Judgment sampling
 Quota sampling
 Snowball sampling
PS: Simple Random Sampling
 Seluruh elemen dalam populasi diperhitungkan dan tiap
elemen mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih
sebagai objek

 Kelebihan: kemampuan generalisasi hasil penenmuan


tinggi
 Kelemahan: Tidak seefisien stratified sampling

 Setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama


untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya :

 Susun “sampling frame”


 Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
 Tentukan alat pemilihan sampel
 Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
PS: Systematic Sampling

 Setiap elemen ke n dari populasi dipilih, mulai dari anggota


tertentu dalam kerangka populasi

 Kelebihan: Mudah dilakukan bila kerangka populasinya


tersedia
 Kelemahan: Dimungkinkan terjadinya bias sistematik
PS: Stratified Random Sampling
 Populasi dibagi ke dalam kelompok tertentu kemudian
subyek diambil:
 dalam proporsi jumlah yang sebenarnya dan
perbandingannya (proporsionate)
 berdasarkan criteria selain jumlah populasi sebenarnya
(disproporsionate)
 Kelebihan: Paling efisien di antara semua desain
probabilitas semua kelompok terwakili jumlahnya
 Kelemahan:
 Stratified harus memiliki arti tertentu
 lebih memakan waktu dibandingkan dengan simple
random sampling
 kerangka populasi untuk tiap kelompok/strata diperlukan.
Dari setiap stratum yang dibentuk, dipilih sampel secara acak.
Prosedurnya :
1. Siapkan “sampling frame”
2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang
dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
PS: Cluster Sampling
 Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara
pengambilan sampel berdasarkan gugus.

 Dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung


unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.

 Kelebihan: Dalam cluster geografis , biaya pengumpulan


datanya rendah

 Kelemahan: Paling kurang dapat diandalkan & kurang


efisien diantara desain probabilitas lainnya karena sub-sub
dari kelompok lebih cenderung homogen daripada
heterogen.
Prosedur cluster sampling:

 Susun sampling frame berdasarkan gugus


 Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
 Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak
 Teliti setiap sampel yang ada dalam gugus sampel
PS: Area Sampling
 Cluster sampling dalam suatu
daerah/lokasi tertentu

 Kelebihan: Biayanya efektif, berguna


untuk keputusan yang berhubungan
dengan lokasi tertentu

 Kelemahan: Memakan waktu untuk


mengumpulkan data dari suatu lokasi.
PS: Double Sampling
 Sampel atau sub sampel yang sama diteliti dua kali

 Kelebihan: Menawarkan infomasi yang lebih rinci dalam


topik penelitian

 Kelemahan: Original bias individu mungkin tidak senang


merespon untuk kedua kali
NPS: Convenience Sampling
 Anggota populasi yang paling
mudah ditemui dipilih sebagai
subyek
 Kelebihan: Cepat, mudah, tidak
mahal
 Kelemahan: Tidak dapat
digeneralisasikan sama sekali
 Disebut juga: accidental
sampling – tidak disengaja –
atau juga captive sample (man-
on-the-street)
 Jenis sampel ini sangat baik jika
dimanfaatkan untuk penelitian
penjajagan, yang kemudian diikuti
oleh penelitian lanjutan yang
sampelnya diambil secara acak
(random).
NPS: Purposive Sampling

 sampel diambil dengan


maksud atau tujuan tertentu
Judgement Sampling:
1. Subyek dipilih berdasarkan
keahlian dalam bidang
diteliti
2. Kelebihan: Kadang
merupakan satu-satunya
cara untuk menyelidiki
3. Kelemahan: Kemampuan
generalisasinya
dipertanyakan, tidak dapat
digeneralisasikan ke
seluruh popolasi
 NPS: Purposive Sampling
Quota sampling
1. Subyek dipilih yang paling
mudah ditemui dari
kelompok yang ditargetkan
berdasar jumlah kuota
yangtelah ditentukan
sebelumnya
2. Kelebihan: Sangat
berguna bila partisipasi
kelompok minoritas
diperlukan dalam suatu
penelitian
3. Kelemahan: Tidak dapat
digeneralisasikan dengan
mudah
NPS: Snowball Sampling
 Memilih unit yang karakteristiknya jarang, unit selanjutnya ditunjukkan responden
sebelumnya
 Hanya untuk penerapan yang sangat khusus
 Kelemahan: Keterwakilan dari karakteristik yang jarang tidak terlihat dalam pemilihan
sampel
 Metode ini biasa digunakan untuk meneliti kelompok eksklusif (tertutup) misalnya: gay,
lesbian, pecandu narkotik, dll.

Anda mungkin juga menyukai