Anda di halaman 1dari 11

Lecture Note

Week 07
Population and
Sampling

Research Methodology

BINUS ONLINE LEARNING


Population And Sampling

Learning Outcomes

LO 3 : Mengoperasikan konsep metodologi penelitian menjadi proposal


penelitian bisnis

Peserta diharapkan mampu :


1. Menentukan komponen populasi dan sampel dalam melakukan penelitian
2. Memahami proses sampling
3. Menentukan teknik sampel
4. Menentukan ukuran sampel dalam penelitian
5. Memahami kesalahan dalam penentuan sampel
7 POPULATION AND SAMPLING

7.1. Populasi, Elemen, Sampel, Unit dan Subjek Sampel


Desain eksperimental dan survei berguna untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan penelitian melalui pengumpulan data dan analisis, tetapi peneliti dapat
melakukan kesalahan jika populasi tidak ditargetkan dengan benar. Artinya, jika
data tidak dikumpulkan dari orang, peristiwa, atau objek yang dapat memberikan
jawaban yang benar untuk menyelesaikan masalah, penelitian akan sia-sia. Proses
pemilihan individu, objek, atau peristiwa yang tepat sebagai perwakilan untuk
seluruh populasi dikenal sebagai pengambilan sampel.
Alasan peneliti menggunakan sampel daripada mengumpulkan data dari
seluruh populasi, sudah jelas. Dalam penyelidikan penelitian yang melibatkan
beberapa ratus atau ribuan elemen, praktis tidak mungkin mengumpulkan data,
atau menguji, atau memeriksa setiap elemen. Bahkan jika mungkin, pasti akan
terhalang oleh waktu, biaya, dan sumber daya manusia. Penelitian sampel
terkadang memberi hasil yang lebih baik dibanding penelitian populasi. Dalam
beberapa kasus, tidak mungkin menggunakan seluruh populasi untuk
mendapatkan pengetahuan atau menguji suatu masalah.
Untuk menjelaskan populasi, elemen, sampel dan unit sampel digunakan
Gambar 7.1. Sedangkan pengertiannya adalah :

Populasi. Populasi mengacu pada seluruh kelompok orang, peristiwa, atau hal-
hal menarik yang ingin diselidiki oleh peneliti. Populasi adalah kelompok orang,
peristiwa, atau hal-hal menarik yang peneliti ingin buat kesimpulan
(berdasarkan statistik sampel)
Element/ Populasi target. Elemen adalah satu anggota populasi. Jika 1000
pekerja kerah biru (blue-collar) dalam suatu organisasi menjadi populasi yang
diminati oleh seorang peneliti, setiap pekerja kerah biru di dalamnya adalah
elemen.

1
POPULATION AND SAMPLING |2

Sampel. Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri dari atas beberapa
anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, tetapi tidak semua elemen
populasi akan membentuk sampel.
Unit Sampel (Case/element). Unit pengambilan sampel adalah serangkaian
elemen yang tersedia untuk dipilih dalam beberapa tahap proses pengambilan
sampel.
Subjek sampel. Subjek adalah anggota tunggal sampel, sama seperti elemen
adalah anggota populasi tunggal. Jika 200 anggota dari total populasi 1000
pekerja kerah biru membentuk sampel untuk penelitian, maka setiap pekerja
kerah biru dalam sampel adalah subjek.
Data Sampel dan Nilai Populasi
Ketika mengambil sampel, unit sampling (karyawan, konsumen, dan
sejenisnya) memberi tanggapan. Sebagai contoh, seorang konsumen yang
menjawab pertanyaan survei dapat memberikan jawaban "3". Ketika memeriksa
respon yang didapatkan dari seluruh sampel, peneliti menggunakan statistik. Jika
kami mempelajari seluruh populasi dan menghitung rata-rata atau standar deviasi,
maka peneliti tidak menyebutnya sebagai statistik. Sebagai gantinya, peneliti
menyebutnya parameter populasi. Parameter merupakan ukuran yang menyatakan
suatu karakteristik dari populasi. Parameter menggunakan data yang berasal dari
populasi. Misalnya : rata-rata populasi yang dinotasikan dengan µ, standar
deviasi dengan notasi . Hal ini dapat digambarkan melalui Gambar 7.2.

Gambar 7.2. Data sampel dan nilai populasi


Alasan Pengambilan Sampel
Data yang akan dipakai dalam penelitian belum tentu merupakan
keseluruhan dari suatu populasi. Hal ini patut dimengerti mengingat adanya
beberapa alasan seperti :
– populasi tak terdefinisikan
– faktor waktu, biaya, dan tenaga
– masalah heterogenitas dan homogenitas populasi
– pengambilan sampel yang destruktif.
Representasi Sampel
Sampel yang diambil harus dapat mewakili (representatif) populasinya.
Mewakili mempunyai arti bahwa sampel tersebut dapat menggambarkan
karakteristik yang ada pada populasinya. Kita tahu bahwa jarang sampel bisa
menjadi replika eksak dari populasi di mana sampel diambil. Misalnya, sangat
sedikit rata-rata sampel ( X ) yang kemungkinan besar sama persis dengan rata-
rata populasi (). Demikian pula dengan standar deviasi sampel (s) kecil
POPULATION AND SAMPLING |3

kemungkinan sama dengan standar deviasi populasi (). Tetapi jika pemilihan
sampel dilakukan secara ilmiah, kita dapat secara logis percaya bahwa statistik
sampel (misalnya X , s dan s2) hampir sama dengan parameter populasi (yaitu
, , dan 2 ). Dengan kata lain, adalah mungkin untuk memilih sampel
sedemikian sehingga mewakili populasi. Tetapi, selalu ada sedikit kemungkinan
bahwa nilai sampel mungkin berada di luar parameter populasi.
7.2. Proses Sampling
Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen yang tepat
dari populasi, sehingga penelitian sampel dan pemahaman tentang sifat atau
karakteristiknya memungkinkan untuk menggeneralisasi karakteristik tersebut
ke elemen populasi. Langkah-langkah utama dalam pengambilan sampel
meliputi:
1. Menentukan populasi.
Pengambilan sampel dimulai dengan mendefinisikan populasi target
secara tepat. Populasi target harus didefinisikan ke dalam elemen, batas
geografis, dan waktu. Misalnya, seorang bankir tertarik dengan kebiasaan
menabung para pekerja kerah biru di industri pertambangan Amerika Serikat.
Populasi sasaran adalah semua pekerja kerah biru di industri pertambangan di
seluruh negeri. Agen periklanan tertarik pada kebiasaan lansia untuk
membaca, populasi target adalah masyarakat Jerman yang berusia 50 tahun
ke atas. Contoh-contoh ini menggambarkan bahwa tujuan penelitian dan
ruang lingkup penelitian memainkan peran penting dalam menentukan
populasi target
2. Menentukan kerangka sampel.
Dalam banyak kasus, peneliti harus mengatasi kesalahan dengan
mendefinisikan kembali target populasi dalam kerangka sampel, menyaring
responden dengan karakteristik tertentu untuk memastikan bahwa kerangka
sampel telah memenuhi kriteria target populasi. Kerangka sampel merupakan
daftar yang memuat data tentang seluruh unit atau unsur sampel yang
terdapat pada populasi.
3. Menentukan desain pengambilan sampel.
Desain pengambilan sampel terdiri atas: sampel probabilitas dan non-
probablitas. Sampel probabilitas merupakan teknik yang memberikan
peluang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel.
Sedangkan sampel non-probablitas, setiap anggota populasi tidak memiliki
kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel.
Penggunaan desain sampel probabilitas ketika keterwakilan sampel
untuk kepentingan generalisasi yang lebih luas. Sedangkan dengan tujuan
lebih kritis terhadap faktor-faktor untuk digeneralisasi, sampel non-
probablitas umumnya digunakan. Masing-masing dari dua desain
pengambilan sampel ini memiliki strategi pengambilan sampel yang berbeda.
Semua bergantung pada tingkat generalisasi yang diinginkan peneliti,
tuntutan waktu dan sumber daya lainnya, dan tujuan penelitian.
4. Menentukan ukuran sampel yang sesuai.
Apakah ukuran sampel 40 cukup besar? Apakah Anda memerlukan
ukuran sampel 75, 180, 384, atau 500? Apakah sampel besar lebih baik
daripada sampel kecil; apakah lebih representatif?
POPULATION AND SAMPLING |4

Keputusan tentang seberapa besar ukuran sampel adalah sangat sulit.


Berikut dapat dirangkum faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
tentang ukuran sampel:
a. Tujuan penelitian.
b. Tingkat presisi yang diinginkan (interval kepercayaan).
c. Risiko yang diterima dalam memprediksi tingkat presisi (tingkat
kepercayaan).
d. Jumlah variabilitas dalam populasi.
e. Kendala biaya dan waktu.
f. Dalam beberapa kasus, bergantung ukuran populasi itu sendiri.
Jadi, seberapa besar sampel seharusnya merupakan fungsi dari enam
faktor di atas.
5. Menerapkan proses pengambilan sampel.
Berikut dua contoh dalam menerapkan proses pengambilan sampel.
BOX 7.1
1. Survei kepuasan dilakukan untuk pengecer komputer di Selandia Baru. Tujuan dari survei adalah
untuk meningkatkan operasional internal perusahaan dan mempertahankan pelanggan. Kepuasan
atas layanan dan beberapa variabel diukur setelah pertemuan dengan pengecer. Umpan balik
pelanggan diperoleh dari pengalaman layanan. Untuk mendapatkan sampel yang representatif dari
pelanggan pengecer komputer (disebut populasi target), setiap orang kesepuluh, meninggalkan
satu dari sepuluh toko dipilih secara acak (di sebut teknik pengambilan sampel). Enumurator
terlatih mewawancarai 732 pelanggan yang meninggalkan toko (disebut ukuran sampel).
2. Seorang peneliti sedang menyelidiki anteseden kinerja tenaga penjual. Untuk menguji hipotesis,
data dikumpulkan dari kepala eksekutif penjualan di Inggris (populasi target) melalui kuesioner.
Sebelum membagikan kuesioner, peneliti itu menghubungi setiap perusahaan yang dipilih untuk
mendapatkan nama kepala eksekutif penjualan, dan diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Kuesioner kemudian didistribusikan kepada kepala eksekutif penjualan di 450 perusahaan (ukuran
sampel).

7.3. Teknik Sampling


Secara garis besat, teknik pengambilan sampel dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
1. Pengambilan sampel probabilitas
2. Pengambilan sampel non-probabilitas.
Teknik sampling secara lengkap digambarkan melalui Gambar 7.3.
POPULATION AND SAMPLING |5

Gambar 7.3. Teknik Sampling


Berdasarkan Gambar 7.3 dapat dijelaskan masing-masing teknik sampling.
Sampel Probabilitas
Secara umum, sampel probabilitas dikaitkan dengan penelitian survei di
mana peneliti membuat kesimpulan dari sampel tentang populasi untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan untuk memenuhi tujuan.
Proses pengambilan sampel probabilitas dapat dibagi menjadi empat
tahap:
1. Identifikasi kerangka sampel yang sesuai berdasarkan pertanyaan dan
tujuan penelitian.
2. Tentukan ukuran sampel yang cocok.
3. Pilih teknik pengambilan sampel yang paling tepat dan pilih sampel.
4. Periksa apakah sampel mewakili populasi target.
Ketika elemen dalam populasi memiliki peluang yang diketahui sama dan
bukan nol untuk dipilih sebagai subjek dalam sampel, peneliti menggunakan desain
sampel probabilitas. Sampel probabilitas dapat berupa pengambilan sampel secara
acak sederhana atau dibatasi (sampel probabilitas kompleks).
1. Simple Random Sampling (sampel acak sederhana).
Setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama dan diketahui serta
setara untuk dipilih sebagai subjek. Sebagai alternatif dari desain sampel acak
sederhana, beberapa desain sampel probabilitas kompleks (probabilitas terbatas)
dapat digunakan. Prosedur pengambilan sampel probabilitas telah menawarkan
alternatif yang layak, dan terkadang lebih efisien dari desain tidak terbatas.
2. Sampel sistematis
Teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang
berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas
tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya.
3. Stratified random sampling
Stratified random sampling, melibatkan proses stratifikasi, diikuti oleh
pemilihan acak subjek dari setiap strata. Populasi dibagi menjadi kelompok-
kelompok yang saling eksklusif dan relevan, sesuai, dan bermakna dalam
konteks penelitian.
POPULATION AND SAMPLING |6

Stratified random sampling dapat berupa Proportionate dan


disproportionate stratified random sampling. Setelah populasi
dikelompokkan menjadi beberapa strata, sampel anggota dari setiap strata
diambil dengan menggunakan sampel acak sederhana atau prosedur
pengambilan sampel sistematis. Subjek yang diambil dari setiap strata dapat
berupa proporsional atau tidak proporsional dengan jumlah elemen dalam strata.
4. Sampling Area (Cluster Random Sampling)
Sampling area digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya
penduduk suatu provinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di
seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka
wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan
jumlah sampel yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan
menggunakan teknik proporsional stratified random sampling mengingat
jumlahnya yang bisa saja berbeda.
5. Sampel ganda (Multi-stage)
Sampel ganda adalah desain pengambilan sampel yang awalnya sampel
digunakan untuk mengumpulkan beberapa informasi awal, kemudian subsampel
digunakan untuk memeriksa masalah secara lebih rinci. Dengan kata lain, sebuah
populasi yang dapat diambil satu sampel kedua, hanya jika sampel pertama di
anggap belum cukup mewakili dalam pengambilan keputusan. Sebagai contoh,
wawancara terstruktur mungkin menunjukkan bahwa subkelompok responden
memiliki wawasan lebih dalam tentang masalah organisasi. Responden ini
diwawancarai lagi dengan mengajukan pertanyaan tambahan. Penelitian ini
mengadopsi prosedur pengambilan sampel ganda.

Sampel Non-Probabilitas
Dalam desain sampel non-probabilitas, setiap elemen dalam populasi tidak
memiliki probabilitas untuk dipilih sebagai subjek sampel. Setiap temuan dari
penelitain yang mengadopsi sampel non-probabilitas tidak dapat disamaratakan
pada populasi. Tetapi, peneliti kadang kurang peduli tentang generalisasi
daripada mendapatkan beberapa informasi awal dengan cara cepat dan murah.
Secara umum, teknik sampel non-probabilitas adalah :
1. Convenience sampling
Convenience sampling adalah sekumpulan informasi dari anggota populasi
yang dengan setuju mau memberikan informasi. Siapa saja yang setuju
memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti baik bertemu secara langsung
maupun tak langsung, dapat digunakan sebagai sampel pada penelitian bila
responden tersebut cocok sebagai sumber data. Convenience sampling paling
sering digunakan selama fase eksplorasi suatu penelitian dan merupakan cara
terbaik untuk mendapatkan beberapa informasi dasar dengan cepat dan efisien.
2. Purposive sampling
Pengambilan sampel secara purposive terbatas pada orang tertentu yang dapat
memberikan informasi yang diinginkan peneliti, termasuk karena mereka (orang)
adalah satu-satunya yang memiliki, atau sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
oleh peneliti. Desain pengambilan sampel purposive sampling dibagi menjadi
dua, yaitu judgment sampling dan quota sampling
a. Judgment sampling
Teknik sampling yang melibatkan pemilihan subyek yang berada di tempat
yang paling menguntungkan atau dalam posisi terbaik untuk memberikan
informasi yang di perlukan oleh peneli.
POPULATION AND SAMPLING |7

Contohnya, seorang peneliti ingin mengetahui apa yang diperlukan oleh


manajer perempuan untuk mencapai puncak, satu-satunya orang yang dapat
memberikan informasi langsung adalah para wanita yang telah naik ke posisi
presiden, wakil presiden, dan yang penting eksekutif tingkat atas dalam
organisasi kerja.
b. Quota sampling
Teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki
ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Pengambilan sampel kuota
sebagai bentuk pengambilan sampel bertingkat yang proporsional, tetapi
berdasarkan convenience.
Contoh, diduga sikap pekerja kerah biru dalam organisasi A sangat berbeda
dari pekerja kulit putih. Jika ada 60% pekerja kerah biru dan 40% pekerja
kerah putih di organisasi A, dan jika total 30 orang akan diwawancarai untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian, maka kuota 18 pekerja kerah
biru dan 12 pekerja kerah putih akan membentuk sampel, karena angka-angka
ini mewakili 60% dan 40% dari ukuran sampel.
7.4. Ukuran Sampel
Desain pengambilan sampel dan ukuran sampel penting untuk menetapkan
keterwakilan sampel dengan tujuan generalisasi. Jika desain pengambilan
sampel tidak sesuai, ukuran sampel yang besar tidak bisa digeneralisasikan ke
populasi (hasil penelitian). Oleh karena itu, keputusan pengambilan sampel
harus mempertimbangkan desain pengambilan sampel dan ukuran sampel.
Generalisasi tentang target populasi dari data yang dikumpulkan
menggunakan sampel probabilitas didasarkan pada probabilitas statistik.
Semakin besar ukuran sampel, semakin rendah kemungkinan kesalahan dalam
generalisasi ke target populasi. Oleh karena itu, pengambilan sampel
probabilitas adalah kesepakatan antara akurasi temuan penelitian dengan jumlah
waktu, dana yang diinvestasikan untuk mengumpulkan data, memeriksa, dan
menganalisis data. Pilihan ukuran sampel diatur oleh:
1. Tingkat kepercayaan
2. margin error yang bisa ditoleransi
3. jenis analisis yang akan dilakukan
4. ukuran target populasi dari sampel yang akan diambil
Merujuk pada distribusi normal, implikasi untuk ukuran sampel perlu
dipertimbangkan. Para ahli statistik telah membuktikan bahwa semakin besar
ukuran absolut sampel, semakin dekat distribusinya dengan distribusi normal
sehingga akan semakin kuat. Hubungan ini dikenal sebagai teorema limit pusat,
yang dijelaskan jika ukuran sampel semakin besar, maka sifat dari rata-rata
distribusi peluang sampelnya (sample mean distribution) akan semakin
mendekati distribusi normal. Ahli statistik telah menunjukkan bahwa ukuran
sampel 30 atau lebih biasanya akan menghasilkan distribusi sample untuk rata-
rata yang sangat dekat dengan distribusi normal.
Berikut disajikan tabel ukuran sampel untuk berbagai ukuran target
populasi pada tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi data dikumpulkan
dari semua kasus dalam sampel)
Roscoe (1975) dikutip Sekaran (2019) memberikan beberapa panduan
untuk menentukan ukuran sampel (sampel size) yaitu:
a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
POPULATION AND SAMPLING |8

b. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan


sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
c. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran
sampel sebaiknya 10× lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
d. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang
ketat, penelitian mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20.

7.5. Kesalahan Penentuan Sampel


Ukuran sampel yang terlalu besar (katakanlah, lebih dari 500) dapat
menjadi masalah karena peneliti cenderung melakukan kesalahan Tipe II. Artinya,
peneliti akan menerima temuan penelitian, padahal sebenarnya harus menolak.
Dengan kata lain, dengan ukuran sampel yang terlalu besar, bahkan hubungan
yang lemah (katakanlah korelasi 0,10 antara dua variabel) dapat mencapai tingkat
signifikansi, dan kami akan cenderung untuk percaya bahwa hubungan signifikan
yang ditemukan dalam sampel memang benar dengan populasi, padahal
kenyataannya mungkin tidak. Dengan demikian, ukuran sampel tidak terlalu besar
atau terlalu kecil membantu penelitian.
Tabel 7.1 menunjukkan ukuran sampel pada tingkat kepercayaan 95% pada
beberapa macam margin error atau tingkat kesalahan.
POPULATION AND SAMPLING |9

KESIMPULAN
Dalam mempelajari bagaimana data representatif dapat dikumpulkan,
beberapa istilah harus dipahami. Populasi mengacu pada seluruh kelompok orang,
peristiwa, atau hal-hal menarik yang ingin diselidiki oleh peneliti. Populasi adalah
kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal menarik yang peneliti ingin buat
kesimpulan (berdasarkan statistik sampel). Sampel adalah bagian dari populasi.
Unit pengambilan sampel adalah serangkaian elemen yang tersedia untuk dipilih
dalam beberapa tahap proses pengambilan sampel. Subjek adalah anggota tunggal
sampel, sama seperti elemen adalah anggota populasi tunggal.
Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen yang tepat dari
populasi, sehingga penelitian sampel dan pemahaman tentang sifat atau
karakteristiknya memungkinkan untuk menggeneralisasi karakteristik tersebut ke
elemen populasi. Langkah-langkah utama dalam pengambilan sampel meliputi: (1)
mendefinisikan populasi; (2) menentukan kerangka sampel; (3) menentukan desain
pengambilan sampel; (4) menentukan ukuran sampel yang sesuai; dan (5)
menjalankan proses pengambilan sampel.
Sampel probabilitas merupakan teknik yang memberikan peluang sama
kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Sedangkan sampel non-
probablitas, setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang
sama sebagai sampel..
Dalam desain sampel non-probabilitas, setiap elemen dalam populasi tidak
memiliki probabilitas untuk dipilih sebagai subjek sampel. Setiap temuan dari
penelitain yang mengadopsi sampel non-probabilitas tidak dapat disamaratakan
pada populasi. Tetapi, peneliti kadang kurang peduli tentang generalisasi daripada
mendapatkan beberapa informasi awal dengan cara cepat dan murah. Secara umum,
teknik sampel non-probabilitas antara lain convenience sampling dan purposive
sampling.
Generalisasi tentang target populasi dari data yang dikumpulkan
menggunakan sampel probabilitas didasarkan pada probabilitas statistik. Semakin
besar ukuran sampel, semakin rendah kemungkinan kesalahan dalam generalisasi
ke target populasi. Oleh karena itu, pengambilan sampel probabilitas adalah
kesepakatan antara akurasi temuan penelitian dengan jumlah waktu, dana yang
diinvestasikan untuk mengumpulkan data, memeriksa, dan menganalisis data.
Pilihan ukuran sampel diatur oleh: (1) tingkat kepercayaan; (2) margin error yang
bisa ditoleransi; (3) jenis analisis yang akan dilakukan; (4) ukuran target populasi
dari sampel yang akan diambil.

REFERENSI
Uma Sekaran and Roger Bougie (2019) Research Methods for Business: A Skill Building-Approach. 8th Edition.
John Wiley & Sons Ltd. ISBN 978-1-119-56124-8 [Chapter 14]
Mark Saunders, Philip Lewis and Adrian Thornhill (2016). Research methods for business students. 7th Edition.
Pearson Education Limited. ISBN 978-1-292-01662-7 [Chapter 7]

Anda mungkin juga menyukai