Anda di halaman 1dari 88

SAMPEL & TEKNIK SAMPLING

FARMASI UHAMKA
Isi
• Populasi & Sampel
• Teknik Sampling
• Instrumen Sampling
• Tipe Data
Definisi Populasi
• Populasi adalah kumpulan / keseluruhan anggota dari subyek
penelitian dan memenuhi kriteria tertentu yang telah
ditetapkan dalam penelitian
• Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti.
• Satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat
berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dll.
• Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun
kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai semua
objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya

3
Definisi
• Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang
memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang
membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus.
Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas
sebelum penelitian dilakukan (Santoso & Tjiptono, 2002)

• Sampel adalah semacam miniatur (mikrokosmos) dari


populasinya (Santoso & Tjiptono, 2002)
Sampel
• Sampel adalah sebagian dari populasi subjek data, yang
berdasarkan perhitungan tentang tingkat kesalahan tertentu,
dianggap mewakili informasi yang sama dengan populasi.
• Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti.
• Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada
populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang
dapat menggambarkan karakteristik populasi
• Sampel yang dianggap mewakili populasi disebut sebagai
sampel yang representatif.

5
Populasi vs Sampel
Populasi Sampel
Kelebihan Data dijamin lebih lengkap Efisien penggunaan sumber
daya (tenaga, biaya, waktu)

Pengambilan kesimpulan/ Anggota sampel lebih mudah


generalisasi lebih akurat didata/dilacak di lapangan

Kekurangan Membutuhkan banyak sumber Membutuhkan ketelitian


daya (biaya, tenaga, waktu) dalam menentukan sampel

Tidak ada jaminan bahwa Pengambilan


semua anggota populasi dapat kesimpulan/generalisasi perlu
didata/dilacak di lapangan analisis yang teliti dan
dilakukan secara hati-hati
Populasi, Generalisasi, Sampel
• Populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang
dimaksudkan untuk diteliti dan yang nantinya akan dikenai
generalisasi.
• Generalisasi adalah suatu cara pengambilan kesimpulan
terhadap kelompok individu atau objek yang lebih luas
berdasarkan data yang diperoleh dari sekelompok individu
atau objek yang lebih sedikit.
• Sebagian kecil individu atau objek yang dijadikan wakil dalam
penelitian disebut Sampel. Sampel yang baik sejauh mungkin
dapat menggambarkan populasi (representativeness)
Populasi, Sampel & Sampling
2. diteliti

1. Teknik sampling
POPULASI
SAMPEL

3. Generalisasi

8
Pengertian dan Konsep Dasar

Gambar 1. Hubungan populasi dan sampel


Karakteristik Populasi dan Sampel
No. Karakteristik Populasi Karakteristik Sampel

1. Ukuran N Ukuran n

2. Parameter Statistik

3. Mean,  Rata-rata (mean), X

4. Standar deviasi,  Standar deviasi, S

5. Proporsi, p Proporsi, p̂

6. Populasi terbatas dan tak terbatas Sampel besar dan kecil

• Terdapat gap antara populasi dan sampel yang disebut sebagai kesalahan
(penyimpangan)
• Sebab kesalahan sampel: kesalahan pemilihan sampel, kesalahan hitung, dll
Alasan Menggunakan Sampel
Alasan Menggunakan Sampel
1. Mengurangi kerepotan
2. Jika populasinya terlalu besar maka akan ada yang terlewati
3. Dengan penelitian sampel maka akan lebih efesien
4. Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak
5. Adanya bias dalam pengumpulan data
6. Seringkali tidak mungkin dilakukan penelitian dengan
populasi
Manfaat Sampling
• Manfaat sampling
– Menghemat biaya penelitian.
– Menghemat waktu untuk penelitian.
– Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.
– Memperluas ruang lingkup penelitian.

12
Syarat sampel
1. Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias”
(kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat
kekeliruan yang ada dalamsampel, makin akurat sampel tersebut.
Tolok ukur adanya“bias” atau kekeliruan adalah populasi
• Agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel
harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi
2. Presisi. memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada
persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik
populasi. Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error).
Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh
dari sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi (s), makin
tinggi pula tingkat presisinya.
ILustrasi Sampel Yang Baik
Popu
Popu Samp
Samp
lasi
lasi elel Popul sa
Popul sa
mp
asi
asi mp
el
el

Permasalahan dalam Sampel


1. Berapa jumlah sampel yang akan diambil ?
2. Bagaimana teknik pengambilan sampel ?
Ukuran Sampel
• Banyak cara menentukan ukuran sampel dari suatu populasi.
• Beberapa ahli mengemukakan berbagai cara yang berbeda
• Ukuran sampel harus mewakili populasi.
• Ukuran sampel mempengaruhi tingkat kesalahan yang terjadi.
• Semakin banyak ukuran sampel maka semakin kecil tingkat
kesalahan generalisasi yang terjadi dan sebaliknya
Ukuran sampel

K
e
s
a
l
a
h
a
n

0
Besarnya sampel
Pertimbangan dalam Menentukan Sampel

1. Seberapa besar keragaman populasi ?


2. Berapa besar tingkat keyakinan yang kita perlukan ?
3. Berapa toleransi tingkat kesalahan dapat diterima ?
4. Apa tujuan penelitian yang akan dilakukan ?
5. Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti ?
Faktor yang menentukan ukuran sampel
• Derajat Keseragaman Populasi (degree of homogenity). Semakin
tinggi tingkat homogenitas populasi semakin kecil ukuran sampel
yang boleh diambil; semakin rendah tingkat homogenitas populasi
semakin besar ukuran sampel yang harus diambil.
• Tingkat Presisi yang diinginkan (level of precisions). Semakin tinggi
tingkat pesisi yang diinginkan peneliti, semakin besar sampel yang
harus diambil.
• Banyaknya variabel yang diteliti dan rancangan analisis yang akan
digunakan. Semakin banyak variabel yang akan dianalisis, misalnya
dengan menggunakan rancangan analisis tabulasi silang atau uji
chi-square of independen (uji chi kuadrat), mengingat adanya
persyaratan pengujian hubungan antarvariabel yang tidak
membolehkan adanya nilai frekuensi hasil penelitian < 1, maka
ukuran sampelnya harus besar.
• Alasan-alasan Peneliti (waktu, biaya, tenaga, dan lain-lain).
Prosedur Penentuan Sampel
Identifikasi
Identifikasipopulasi
populasitarget
target

Memilih
MemilihKerangka
Kerangkasampel
sampel

Menentukan
MenentukanMetode
MetodePemilihan
Pemilihan
Sampel
Sampel

Merencanakan
MerencanakanProsedur
Prosedur
Pemilihan Unit Sampel
Pemilihan Unit Sampel

Menentukan
Menentukanukuran
ukuranSampel
Sampel

Menentukan
Menentukanunit
unitsampel
sampel
Tahap Pemilihan Sampel
Tahap Proses Pemilihan Sampel, meliputi :
1. Penentuan Populasi : menentukan apa yang menjadi elemen populasi
(individu, organisasi, produk)
2. Penentuan Unit Pemilihan Sampel : menentukan kelompok-kelompok
elemen berdasarkan desain sampel yang digunakan.
3. Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel : menentukan daftar elemen
dari setiap unit pemilihan sampel.
4. Penentuan Desain Sampel : menentukan teknik sampling yang
digunakan (probability sampling atau non probability sampling)
5. Penentuan Jumlah Sampel : menentukan jumlah atau besarnya sampel
yang digunakan dalam penelitian.
6. Pemilihan Sampel : menentukan elemen yang akan menjadi sampel dari
penelitian yang dilakukan.
Prosedur Penentuan Sampel
Prosedur Penentuan Sampel
1. Mendefinisikan populasi
2. Mengidentifikasi kerangka sampling
3. Memilih prosedur sampling
4. Menentukan ukuran sampel
5. Memilih unsur-unsur sampel
6. Mengumpulkan data dari unsur-unsur yang ditetapkan
Menentukan Ukuran Sampel
Penentuan Ukuran Sampel : ialah menentukan jumlah sampel yang dipergunakan
dalam penelitian sedemikian rupa sehingga dapat mewakili populasinya
(representatif).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Jumlah Sampel :


1. Homogenitas : semakin homogen unit pemilihan sampel (elemen populasi), maka
semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan dan sebaliknya.
2. Derajat Kepercayaan : jumlah sampel lebih banyak diperlukan bila derajat
kepercayaan meningkat.
3. Presisi (ketelitian) : semakin tinggi tingkat presisi yang diinginkan maka semakin
banyak jumlah sampel yang diperlukan.
4. Prosedur Analisis : Beberapa model analisis tertentu memerlukan sampel dalam
jumlah tertentu. Peneliti perlu mempertimbangkan jumlah sampel yang diperlukan
sesuai dengan model analisis yang digunakan.
5. Kendala Sumber Daya : keterbatasan waktu, dana dan sumber daya manusia
sering menjadi kendala dalam menentukan jumlah sampel yang layak dalam suatu
penelitian.
Populasi Kerangka
Kerangkasampel
sampel
Populasi
Mahasiswa No
No Nama
MahasiswaJurusan
JurusanFarmasi
FarmasiFMIPA
FMIPA Nama
UHAMKA 01
01 Suli
UHAMKAAngkatan
Angkatan2009
2009 Suli
0022 Rofiq
Rofiq
0033 Prima
Prima
….….
95
95 Malik
Malik

Prosedur
Prosedur Teknik
Tekniksampling
sampling
Setelah
Setelahpopulasi
populasiditetapkan,
ditetapkan, Probablitas:
Probablitas:Simple
Simplerandom
random
kerangka
kerangka samplingdibuat,
sampling dibuat,teknik
teknik Sampling
Sampling
sampling simple random sampling
sampling simple random sampling
maka
makadilakukan
dilakukanpengundian
pengundian

Menentukan
Menentukanukuran
ukuransampel
sampel Unit
Unitsampel
sampel
Misal
Misal sampel yang ditetapkan20
sampel yang ditetapkan 20 Berdasarkan
Berdasarkanundian
undiandiperoleh
diperoleh
orang
orang sampe:
sampe:02,05,01,08,65,85,92,
02,05,01,08,65,85,92,
18,17,15,13,25,27,29,45,44,42,
18,17,15,13,25,27,29,45,44,42,
Banyak Rumus Menentukan Jumlah Sampel

Hair et al (1998)
• Rasio antara jumlah subjek dan jumlah variabel independen
dalam analisis multivariat dianjurkan sekitar 15 sampai 20
subjek per variabel independen

Ukuran Sampel menurut Gay (1984)

Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada


desain penelitian yang digunakan, yaitu :
• Metode deskriptif, minimal 10% populasi untuk populasi
yang relatif kecil min 20%
• Metode deskriptif-korelasional, minimal 30 subyek
• Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
• Metode eksperimental, minimal 15 subyek per kelompok
Ukuran sampel menurut Gay & Diehl (1992)
• Penelitian deskriptif korelasional, paling sedikit 30 elemen
populasi,
• Penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok,
• Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
• Penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok
Roscoe (1975)
• Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen
• Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel
(laki/perempuan, SD/SLTP/SMU), jumlah minimum subsampel
harus 30
• Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi
multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar
(10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.
• Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan
pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20
elemen.
Rumus Slovin
N
n
1  Ne 2

Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja pada


karyawan PT. Cucak Rowo. Di dalam PT tersebut terdapat 130 orang
karyawan. Dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar
5%, berapa jumlah sampel minimal yang harus diambil ?

130
n  98,11
1  130(0,05) 2
Tabel Krejcie dan Morgan (1970)

Populasi (N) Sampel (n) Populasi Sampel (n) Populasi Sampel (n)
(N) (N)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
Tabel Krejcie dan Morgan (1970)
Populasi (N) Sampel (n) Populasi Sampel (n) Populasi Sampel (n)
(N) (N)
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Rumus Isaac & Michael

2.N.P.Q
S =
d2 (N – 1) + 2.P.Q

Keterangan : 2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%


P = Q = 0,5
d = 0,05
S = Jumlah Sampel
Penggunaan Rumus Isaac & Michael

Jika kita akan mengambil sampel sebanyak 140, maka:


• pada taraf kesalahan 1%, sampel yang bisa diambil 116
responden,
• pada taraf kesalahan 5% sampel yang bisa diambil 100
responden,
• pada taraf 10% sampel yang bisa diambil sebanyak 92
responden.
Rumus Taro Yamane
(jumlah populasi diketahui)

N
n =
N.d2 + 1

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Rumus Wibisono
(jumlah populasi tidak diketahui)

Z/2. 2

n=
e

Keterangan :
n = jumlah sampel
Z = nilai table Z = 0.05
 = Standar deviasi populasi
e = Tingkat kesalahan
Rumus Sugiyono
(sampel berstrata)

Ni
ni = .n
N

Ni = jumlah populasi menurut stratum


N = Jumlah populasi seluruhnya
ni = Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya
No JENIS MASALAH RUMUS BESAR SAMPEL
1 Deskriptif kategorik ( Z α )2 pq
    d2
2 Deskriptif numerik ( Z α x s)2
    d2
3 Analitik komparatif ( Z α √2PQ + Zβ √ P1Q1 + P2Q2)2
  Kategorikal tdk berpsg (p1 - P2 ) 2
4 Analitik komparatif N1=N2= [ Z α (OR-1) + Zβ√[ (OR+1)2 - (OR-1)2 π)]2
  Kategorikal berpsg (OR-1)2 π 2
5 Analitik komparatif numerik 2 ( Z α + Z β )2 S2
  tdk berpasangan 2 kelompok ( x1 - X2 )2
6 Analitik komparatif numerik  
  tdk berpasangan > 2 kelompok  
7 Analitik komparatif numerik ( Z α + Z β )2 S2
  berpasangan 2 kelompok ( x1 - X2 )2
8 Analitik komparatif numerik  
  berpasangan > 2 kelompok  
9 Korelatif [ ( Z α + Z β )2 ]
    (0,5 ln) [ ( 1 + r )/(1-r) ]2
10 Multivariate F (V1, ES
     
11 Diagnostik ( Z α )2 Sen (1-sen)
    d2P
12 Survival ( Z α + Z β )2 [ Ǿ ( λc) + Ǿ ( λi)]
    ( λc - λi)2
Teknik Sampling
• Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari
populasi.
• Sampel yang merupakan sebagian dari populasi kemudian
diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian
dikenakan pada populasi (generalisasi)
• Secara garis besar teknik sampling dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Probability sampling
2. Non probability sampling

37
Teknik Sampling
• Probability
– Pengambilan data yang dilakukan secara acak
– Probability sampling adalah teknik-teknik sampling yang
memungkinkan setiap anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih menjadi angota sampel

• Nonprobability
– Pengambilan data yang dilakukan tidak acak dan subyektif
– Non-probability sampling adalah teknik-teknik sampling
yang tidak memungkinkan setiap anggota populasi
memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel
Teknik Sampling

Probability Non-Probability
Sampling Sampling

Random Quota
Sampling Sampling
Purposive
Stratified Sampling
Sampling

Accidental
Cluster Sampling
Sampling
JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING
SIMPLE RANDOM

RANDOM SISTEMATIS

RANDOM RANDOM PROPORSIONAL


SAMPLING
STRATIFIED RANDOM

TEKNIK CLUSTER RANDOM


SAMPLING

PURPOSIVE SAMPLING

NON RANDOM SNOWBALL SAMPLING


SAMPLING
QUOTA SAMPLING

ACCIDENTAL SAMPLING

40
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Sampling

Probability Sampling Non Probability Sampling

Simple Random Sampling • Convenience Sampling


Sistematis Random Sampling • Purposive sampling
Stratified Sampling • Judgement Sampling
Cluster Sampling • Quota Sampling
Double Sampling • Snowball Sampling
Random sampling
• Random sampling merupakan teknik sampling yang
memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
• Teknik random bisa dilakukan dengan cara undian atau
dengan angka random.

Populasi Sampel
Simple Random Sampling
• Merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk
dijadikan sampel
• Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan sama
untuk diseleksi sebagai sampel. Satu hal penting, peneliti
harus mengetahui jumlah total populasi
• Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi
• Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling
adalah:
– Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen
– Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen
populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel
Sampel acak tanpa Bias
• Data SAMPEL diambil secara acak tanpa BIAS. Artinya:
– Setiap unit data memiliki peluang yang sama untuk dipilih
– Pemilihan setiap unit data tidak mempengaruhi pemilihan
unit lainnya
Prosedur untuk mendapatkan SAMPEL acak disebut

SAMPEL acak sederhana

Metode sampling yang paling memenuhi kriteria sampling


yang representatif adalah metode
SAMPLING ACAK SEDERHANA

CONTOH:
Peneliti ingin mengukur kinerja SD di kota Bandung
Ada 1000 SD di kota Bandung.
Contoh sederhana menentukan
sampel acak:
• Nama keseribu SD ini dituliskan di
atas potongan kecil kertas, digulung
dan dimasukkan ke dalam kotak.
Kotak dikocok, lalu sambil menutup
mata peneliti mengambil nama SD
secara acak sampai sejumlah sampel
yang diperlukan
• Dengan demikian, setiap SD punya
kesempatan untuk menjadi sampel
penelitian. Pemilihan sampel acak
dengan cara ini menghindarkan
sampel SD dipilih secara bias,
misalnya sampel SD yang dipilih
hanya SD yang mampu menghimpun
murid-murid dari kalangan ekonomi
menengah dan atas.
Cara simple random sampling
• Syarat yang harus dipenuhi untuk SRS adalah:
a. Ukuran populasi harus terhingga, besarnya populasi harus diketahui oleh
peneliti, populasi yang bersifat konseptual atau teoretis dapat
dikategorikan pada populasi tak terhingga.
Populai yang terlalu banyak juga termasuk populasi tak terhingga.
b. Anggota populasi harus homogen, anggota populasi yang mempunyai
karakteristik yang dianggap sama atau pada umumnya sama (homogen)
samplingnya dapat dilakukan dengan sampling acak. Populasi yang
anggotanya mempunyai karakteristik berbeda-beda sampelnya tidak dapat
diambil dengan cara sampling acak

47
Cara lain mengambil sampel secara acak ialah dengan menggunakan tabel
bilangan acak. Ada berbagai tabel bilangan acak salah satunya dapat
dilihat di kalkulator
Cara menggunakan tabel bilangan acak adalah sebagai berikut:
1) Pertama-tama semua anggota populasi diberi nomor urut.
Jika populasi ada 500, maka berilah semua anggota populasi nomor
urut 1, 2, 3, dst. …… 500.
Misalnya jumlah sampel yang diambil ada 75.

2) Pilih secara acak atau acak baris dan kolom pada tabel bilangan random,
misalnya dipilih:
baris kedua kolom 05-09,
baris ketiga kolom 10-14,
baris keempat kolom 20-24,
baris kelima kolom 25-29.
baris keenam kolom15-19,
baris kesembilan kolom 25-29.

48
 Dimulai dari baris kedua kolom 05-09, pilihlah berurutan ke bawah digit
yang tiga angka pertama-nya sesuai dengan nomor anggota populasi.
 Setelah digit yang ada pada kolom tersebut habis, lanjutkan pada kolom
berikutnya, dst . sampai diperoleh sampel sebanyak 75.

3) Dari hal di atas, nomor yang menjadi sampel adalah:


 176, 374, 092, 036, 124, 214,
 112, 106, 206, 108, 298, 499, 072, 448, 428,
 466, 162, 100, 473, 456, 234, 373, 284
 364, 417.

49
Tapi sampel acak sederhana terkadang juga sulit dan
terlalu mahal.
Maka dicari metode sampling lainnya yang
dianggap cukup representatif.
Sistematis Random Sampling
• Merupakan cara pengambilan sampel dimana sampel pertama
ditentukan secara acak sedangkan sampel berikutnya diambil
berdasarkan satu interval tertentu
• Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil
setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
• Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n
elemen) dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih
sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval
misalnya ditentukan angka pembagi 5, 6 atau 10. Atau dapat
menggunakan dasar urutan abjad
• Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar
semua anggota populasi
• Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya,
tapi bisa menimbulkan bias
Sistematis random sampling
Cara Pengambilan Sampel Sistematis

 Suatu populasi yang mempunyai anggota 500 individu, akan diambil


sampelnya dengan teknik ini sebanyak 50 individu, maka pertama-tama
peneliti memberi nomor urut pada setiap anggota populasi dengan
urutan nomor 1, 2, 3, ….., 500.
 Kemudian peneliti membuat interval pada nomor-nomor anggota
populasi misalnya dengan interval 10 angka, sehingga diperoleh 50
kelompok bilangan (kelas interval).
 Setiap kelas interval secara acak ditetapkan bilangan mana akan diambil
anggotanya untuk dijadikan sampel yang mewakili interval tersebut.
 Misalnya ditetapkan 7 sebagai nomor yang mewakili kelas interval
pertama ( 1 s.d. 10), maka selanjutnya akan didapati 17 untuk mewakili
kelas interval kedua (11 s.d. 20).
 Selanjutnya 27 mewakili kelas interval ketiga, dan seterusnya, sampai
497 untuk mewakili kelas interval terakhir atau kelima puluh (491 s.d.
500).
 Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 50.
52
Metode Sampling untuk menghasilkan
SAMPEL SISTEMATIS
• Satu unit dipilih secara acak. Lalu setiap kelipatan k
berikutnya, data yang datang diambil sebagai sampel.

• Contoh: studi persepsi pengguna tol Padaleunyi terhadap


kenaikan tarif tol.

• Dimulai dari mobil warna biru (ditentukan secara acak).

• Lalu mobil ke-50 setelah mobil biru dipilih jadi sampel. Lalu
mobil ke-50 berikutnya. Dan seterusnya.
Stratified random sampling
• Bila subpopulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan
sampel sama seperti pada teknik sampling secara proporsional.
• Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan
melakukan pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata.
Selanjutnya dari masing-masing strata dipilih sampelnya secara
random sesuai proporsinya.
• Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik
yang berbeda, misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau
responden dapat dibedakan menurut jenis kelamin; laki-laki dan
perempuan, dll.
• Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila
menggunakan teknik random. Karena hasilnya mungkin satu
kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel.

54
Stratified random sampling
Cara pengambilan sampel
 Pertama mengidentifikasi karakteristik umum anggota populasi,
kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-
unit tersebut.
 Setelah ditentukan stratanya, baru dari masing-masing strata diambil
sampel yang mewakilinya.
 Pengambilan sampel tahap kedua ini, biasanya dilakukan dengan cara
acak, karenanya disebut stratified random sampling.
 Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata memadai, maka
dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah
anggota populasi berdasarkan masing-masing strata.
 Apabila sampling memperhatikan daerah (sampling area) maka dalam
hal ini setiap wilayah harus pula terwakili dalam sampel.

55
Stratified Random Sampling
Strata Anggot
Populasi
Persenta
se
Sampel • Adakalanya populasi yang
(%) ada memiliki strata atau
tingkatan dan setiap
1 2 3 4 = (3 x 50)
tingkatan memiliki
SD 150 37,5 19
karakteristik sendiri

SMP 125 31,25 16

SMU 75 18,75 9

Sarjana 50 12,5 6

Jumlah 400 100 50


Stratified random sampling
• Stratified sampling
Jumlah Siswa SMU 360 siswa dilakukan ketika dijumpai
populasi tidak homogen
atau berstrata dan diduga
Kelas 3: Kelas 2: Kelas 1: strata tersebut berpengaruh
144 siswa 126 90 pada variabel yang diteliti
(40%) (35%) (25%)
Metode Sampling untuk menghasilkan
SAMPEL STRATA
• Populasi dipilah ke kelompok-kelompok HOMOGEN (strata).
• Sampel acak kemudian dipilih dari setiap strata itu.
• c/ Populasi masyarakat sebuah kota dipilah berdasarkan
tingkat penghasilan per bulan. Maka populasi terbagi atas
kelompok warga berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000,
kelompok warga berpenghasilan Rp. 500.000 s/d Rp. 1000.000
dan seterusnya
• c/ Jika sebuah lembaga menganggap bahwa persepsi
terhadap pelayanan publik akan sangat dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, maka sampel harus dipilih dengan
mempertimbangkan tingkat pendidikan responden. Sampel
kemudian dipilih secara strata berdasarkan tingkat pendidikan
responden.
Disproporsional Random Sampling
Anggota Persentase Sampel Sampel Non
Strata
Populasi (%) proporsional proporsional

1 2 3 4 = (3 x 50) 5
SD 150 37,5 19 18
SMP 125 31,25 16 15
SMU 122 30,5 15 14
Sarjana 3 0,75 0 3

Jumlah 400 100 50 50


Cluster sampling
• Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang
ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di
wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat
menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sampel
semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling
• Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau
kelompok, jika ada beberapa kelompok dengan heterogenitas
dalam kelompoknya dan homogenitas antar kelompok. Teknik
cluster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang
mungkin wilayahnya luas.
• Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal
ketepatan serta tidak umum

60
Cluster sampling
• Pada sampling random dan stratified,
peneliti selalu berupaya
Propinsi
mengikutsertakan setiap individu
menjadi sampel. Akan tetapi, tidak
selamanya keinginan tersebut dapat
dengan mudah dilakukan. Apalagi jika
populasi jumlahnya besar dan tidak Kabupaten Kabupaten Kabupaten
1 2 N
tersedia daftar anggota dari populasi
tersebut. Dalam kondisi yang
demikian, cluster sampling menjadi
pilihan yang tepat.
• Dalam cluster sampling, yang dipilih
bukan individu, melainkan kelompok
atau area yang kemudian disebut
cluster.
respondens
Cluster Sampling
• Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan
teknik stratified. Hanya yang membedakan adalah jika pada
stratified anggora populasi dalam satu strata relatif homogen
sedangkan pada cluster sampling anggota dalam satu cluster
bersifat heterogen

Purwokerto
•Purwokerto utara Purwokerto
Purwokerto selatan •Purwokerto utara
Purwokerto barata Baturaren
Purwokerto timur
Baturaden
Sokaraja
Metode Sampling untuk menghasilkan
SAMPEL KELOMPOK (CLUSTER)
• Populasi dipilah ke kelompok-kelompok kecil.

• Beberapa kelompok diambil secara acak.

• Seluruh populasi dalam kelompok yang sudah dipilih lalu


diamati sebagai data.
Contoh Sampel Cluster
• Jika sebuah lembaga menganggap bahwa pelayanan air
minum sangat bervariasi di setiap kelurahan di sebuah kota,
maka penting untuk mempertimbangkan komposisi kelurahan
dalam pemilihan sampel.

• Dengan mempertimbangkan kelurahan sebagai cluster, maka


lembaga tersebut memilih sampel kelompok.
Double Sampling/Multyphase Sampling
• Double sample (sampel ganda) sering juga disebut dengan
istilah sequential sampling (sampel berjenjang, multiphase-
sampling (sampel multi tahap).

Purwokerto
Purwokerto Pwt-Utara
Pwt-Utara Sumampir
Sumampir
•Pwt-Utara
•Pwt-Utara •Grendeng
•Grendeng •Rw
•RwII
Pwt-Selatan
Pwt-Selatan Sumampir
Sumampir Rw
RwIIII
Pwt-Barat
Pwt-Barat Bancatkembar
Bancatkembar Rw
RwIII
III
Pwt-Timur
Pwt-Timur Buaran
Buaran Rw IV
Rw IV
Baturaden
Baturaden Kararangwangkal
Kararangwangkal
Sokaraja
Sokaraja karanggintung
karanggintung
Nonprobability Sampling
Alasan menggunakan:
• Total anggota populasi tidak diketahui dengan pasti
• Biayanya murah
• Waktunya terbatas atau tidak terlalu lama
• Human error dapat ditekan saat melakukan pengambilan
sampel
• Metode yang dapat digunakan:
– Convenience /Accidental Sampling
– Purposive Sampling
– Quota Sampling
– Snowball Sampling
Nonprobability Sampling
1. Accidental sampling adalah teknik sampling dimana sampel
dikenakan kepada siapa saja yang kebetulan dijumpai peneliti saat
mengadakan penelitian, asalkan ada hubungannya dengan tema
penelitian
2. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang ciri
atau karakteristiknya sudah diketahui lebih dulu berdasarkan ciri
atau sifat populasi
3. Quota sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan jalan
menetapkan lebih dulu quota atau jumlah individu yang akan
diteliti, tanpa memperhatikan siapapun yang akan diteliti
4. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang pada
mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak hingga
didapatkan jumlah sampel yg mencukupi
Convenience Sampling
• Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui
peneliti dan bersedia menjadi responden di jadikan sampel
• Alias: incidental, accidental, haphazard, fortuitous sampling
• Peneliti memilih sejumlah kasus yang conveniently/readily
available.
• Metode ini cepat, mudah, dan murah.
• Kalau penelitian permasalahan baru tahap awal dan generalisasi
bukan masalah, metode ini boleh2 saja
• Tapi karena sampel yang cuma “sedapatnya”, tidak bisa ditentukan
hasil penelitian ini bisa diterapkannya ke mana kecuali ke sampel
itu sendiri
Convenience Sampling
• Metode yang proses pengambilan sampelnya cukup dengan
mengambil siapa saja yang kebetulan ditemui oleh observer di
lapangan sesuai kebutuhan studi.
• Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang
tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara
kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat
pengumpulan data dilakukan
Purposive Sampling
• Disebut juga Judgmental sampling
• Merupakan cara yang dilakukan memiih subjek berdasarkan
kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
• Pelaksanaan pengambilan sampel yang menggunakan teknik ini,
mula-mula peneliti harus mengidentifikasi semua karakteristik
populasi, maupun dengan cara lain dalam mempelajari berbagai
hal yang berhubungan dengan populasi.
• Setelah itu peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya,
sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian.
• Jadi teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling
berdasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti

70
Purposive Sampling
• Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan
pada kriteria-kriteria tertentu
• Peneliti menggunakan expert judgement untuk memilih
kasus2 yang “representatif” atau “tipikal” dari populasi.
• Pertama, identifikasi sumber2 variasi yang penting dari
populasi. Berikutnya memilih kasus2 sesuai sumber2 variasi
tersebut.
• Bisa dipilih satu kasus atau satu subpopulasi yang dianggap
“representatif” atau “tipikal” yang memiliki karakteristik
tertentu. Atau memilih beberapa kasus yang mewakili
perbedaan2 utama dalam populasi.
Purposive Sampling
• Purposive sampling dapat digunakan untuk prediksi hasil
election
• Misalnya kalau di propinsi A partai X menang maka
diprediksikan dengan sangat yakin (keyakinan sebesar korelasi
historisnya) bahwa secara nasional partai X bakal menang.
• Tetap kurang bisa diterima dibandingkan probability sampling
jika akan digeneralisasi yang tepat dan akurat. Tetapi kalau
berbagai hal membatasi, ya boleh lah.
• Secara umum lebih “kuat” dibandingkan convenience
sampling tapi sangat tergantung expert judgement-nya
peneliti.
• Kelemahan utama: informed selection seperti itu memerlukan
pengetahuan yang cukup mengenai populasi.
Quota Sampling
• Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan
quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum
quota masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian
belum dianggap selesai
• Quota sampling adalah sejenis purposive sampling yang ada
kemiripan dengan proportionate stratified random sampling:
– Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia,
jenis kelamin, lokasi, dsb.
– Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data
eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap
strata (kuota).
– Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti
menggunakan expert judgement-nya.
Quota Sampling
• Misalnya populasi 55% pria 45% wanita. Sampel 100 orang
berarti 55 pria dan 45 wanita. Pemilihan sampelnya sendiri
tergantung penilaian peneliti.
• Bedanya dengan stratified random sampling, sampel diambil
secara acak sedangkan dalam quota sampling, sampelnya
dipilih berdasarkan pendapat subjektif peneliti pokoknya
kuotanya terpenuhi (mirip2 convenience sampling).
• Bias peneliti sangat mempengaruhi: pemilihan teman sebagai
sampel, milih lokasi2 yang nyaman, dan sebagainya
• Keuntungan:
– tidak perlu membuat sampling frame
– kalau perlu konfirmasi tinggal cari lagi yang baru asal kuota terpenuhi,
tidak perlu menghubungi responden yang telah diwawancarai.
– Cepat, mudah dan murah
Quota Sampling
• Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertama-tama
menetapkan berapa besarnya jumlah sampel yang diperlukan.
• Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang
mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses
pengumpulan data.
• Kemudian menetapkan banyaknya jatah atau quotum, maka
jatah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk
mengambil unit sampel yang diperlukan.
• Anggota populasi manapun yang akan diambil, tidak menjadi
masalah, yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan
dapat dipenuhi

75
Snow Ball Sampling
• Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya
jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak berhenti
sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik
ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk
identifikasi.

AA

B1 B2 B3
B1 B2 B3

C1 C2 C3 C4 C5 C6
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Snow ball Sampling
• Proses pengambilan sample dengan cara sambung
menyambung informasi dari unit satu dengan unit lain
sehingga menjadi satu kesatuan unit yang banyak
• Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan
sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan
informasi dari sampel pertama, sampel ketiga ditentukan
berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya
sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi
efek bola salju

77
Memilih Teknik Sampling
Memilih teknik sampling yang akan digunakan, akan sangat
tergantung dari masalah yang diteliti, serta ketersediaan sumber
daya seperti waktu, jumlah peneliti, dan jumlah dana
Instrumen Sampling
• KUESIONER
– PERTANYAAN YANG HARUS DIJAWAB TERTULIS
– DISEBAR PADA POPULASI
– SYARAT: TIDAK TERLALU BANYAK, MUDAH DIJAWAB, BISA DIUJI DAN BISA
DIANALISA
• WAWANCARA/INTERVIEW
– PERTANYAAN SECARA LISAN
– DATA DICATAT DENGAN OBJEKTIF
– SIFATNYA BEBAS DAN TERARAH
• OBSERVASI PENGAMATAN DAN PENCATATAN
– SESUAI TUJUAN, DIRENCANAKAN SECARA SISTEMATIK, TERCATAT DAN
DAPAT DIKONTROL
– TEKNIKNYA:PARTISIPAN, SISTEMATIK, DAN EKSPERIMENTAL

79
Transformasi Data Menjadi Informasi

Data
Data Diolah Informasi/
Informasi/
Diolah Kesimpulan
Kesimpulan
Tipe Data

Klasifikasi Data

Waktu
Cara Memperoleh: Sumber: Sifat :
pengumpulan:
1. Primer 1. Internal 1. Kualitatif
1. Time series
2. Sekunder 2. Eksternal 2. Kuantitatif
2. Cross section

81
Data menurut cara memperolehnya
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber pertama.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengolahnya
Data menurut sumbernya
1. Data Internal
Data internal adalah data yang berasal dari dalam instansi
mengenai kegiatan lembaga dan untuk kepentingan instansi
itu sendiri.
2. Data Ekternal
Data eksternal adalah data yang berasal dari luar instansi.
Data menurut waktu pengumpulannya
1. Data Time Series
Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu-
kewaktu pada satu obyek dengan tujuan untuk
menggambarkan perkembangan.
2. Data Cross Section
Data cross section adalah data yang di kumpulkan pada satu
waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan untuk
menggambarkan keadaan
Data Berdasarkan Dimensi Waktu
• Cross-sectional studies
– Pengambilan data dilakukan hanya 1 kali saja dan
mencerminkan ‘potret’ dari suatu keadaan pada satu saat
tertentu, setelah itu data langsung diolah

• Longitudinal studies
– Data yang dikumpulkan berulang-ulang dalam suatu jangka
waktu tertentu, mis: data produksi atau penjualan dalam 1
hari, setelah itu data baru diolah
Data menurut sifatnya
1. Data Kualitatif
Adalah data yang berupa pendapan atau judgement sehingga
tidak berupa angka akan tetapi berupa kata atau kalimat.
Contoh:
– Pelayanan rumah sakit Enggal Waras Sangat Baik
– Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Banyumas Tinggi
2. Data Kuantitatif
adalah data yang berupa angka atau bilangan
Contoh:
– Tingkat kepuasan pasien di Rumah sakit Enggal Waras
mencapai 92%
– Tingkat pendapatan masyarakat bamyumas mencapai Rp.
800.000/bulan
Syarat-syarat data yang baik
• Data harus Akurat.
• Data harus relevan
• Data harus up to date
Selamat Belajar untuk UTS

88

Anda mungkin juga menyukai