Antagonis Adrenergik

Introduction
• Aksi berbagai syaraf simpatis diperantarai oleh
reseptor adrenergik

• Pada th 1948 Ahlquist menggolongkan

reseptor adrenergik menjadi 2 tipe :
Alfa adrenergik
Beta adrenergik
 Karakteristik reseptor adrenergik
Reseptor Lokasi Respon
α1 Hati Glikogenolisis, glukoneogenesis
Jantung kontraksi
Otot polos Kontraksi, vasokonstriksi

α2 Sel β-pankreas sekresi insulin

Ujung syaraf pelepasan NE
Platelet Agregasi
Otot polos Kontraksi

β1 Jantung Kekuatan dan kecepatan kontraksi

Sel Juxtaglomerular Sekresi renin

β2 Otot polos Relaksasi, vasodilatasi

Otot rangka Glikogenolisis, uptake Kalium
Hati Glikogenolisis, glukoneogenesis

β3 Jaringan adiposa Lipolisis, thermogenesis

Con’t ...

• Antagonis adrenergik menghambat interaksi

antara senyawa katekolamin dan obat – obat
simpatomimetik dengan reseptor adrenergik

• Sifat interaksi : antagonis kompetitif

 Alfa adrenergik
reseptor adrenergik  reseptor katekolamin

katekolamin (epinefrin/adrenalin)  α adrenergik

• Reseptor α1
Berikatan dgn katekolamin di neuron
Kontraksi pembuluh darah (arteri, vena)  otot polos

• Reseptor α2
Berikatan dgn katekolamin di plasma/perifer
Menghambat pelepasan NE dari ujung presinaps
Bekerja pada SSP, menekan aksi Simpatis
Mediasi kontraksi pada beberapa pembuluh darah
 Antagonis alfa adrenergik
• Inhibitor alfa, alfa adrenoreseptor blockers
• Tergantung dari status kardiovaskuler dan
selektivitas obat pada reseptor α-adrenergik

• Efek yg muncul  vasodilatasi

1. penurunan TD (BP)
2. penurunan tahanan perifer (PR)
 Klasifikasi
• Non selektif  α dan β blockers
carvedilol, labetalol
• Non selektif  α1 dan α2 blockers
phenoxybenzamin, phentolamine
• Selektif α1 blockers
terazosin, prazosin, doxazosin
• Selektif α2 blockers
yohimbine
 Indikasi Antagonis α adrenergik
• Pheochromocytoma
• Hypertension
• Benign Prostatic Hyperthrophy (BPH)
• Congestive Heart Failure
• Angina Pectoris

Efek samping ? Hipotensi, lemas, vertigo

 Antagonis Beta adrenergik
reseptor adrenergik  reseptor katekolamin
katekolamin (norepinefrin/noradrenalin)  β adrenergik

• Inhibitor beta, beta adrenoreseptor blockers

• Tergantung dari :
1. Afinitas relatif terhadap β1 dan β2
2. Aktivitas Intrinsik Simpatomimetik (ISA)
3. Inhibitor terhadap α-reseptor
4. Perbedaan kelarutan dalam lipid
5. Kemampuan memacu vasodilatasi
6. Profil Farmakokinetika obat
 Klasifikasi
1st generation : Non selektif (β1 dan β2 blockers)
propranolol

2nd generation : Selektif β1 blockers

bisoprolol, atenolol, metoprolol

3rd generation : vasodilating activity

Direct (pelepasan NO) nebivolol, carvedilol
α adrenergic blocking (MSA) labetalol, carvedilol
β2-ISA acebutolol, pindolol, labetalol
 Indikasi Antagonis β adrenergik
• Cardiovascular
Hipertensi
Angina Pectoris
Gagal jantung

• Non cardiovascular
Neuropsychiatric (profilaksis migrain)
Endocrine (hiperparatirodism)
Glaucoma
Calcium Channel Blocker
 Introduction
• Calcium antagonis, Inhibitor kanal kalsium

• Secara spesifik menghambat kanal kalsium

kanal kalsium L
initial depolarization : potensial negatif >>
jalan masuk Ca ekstrasel ke intrasel
kanal kalsium T
induced Ca release from Reticulum Sarcoplasma
lainnya : kanal N dan kanal P
 Efek farmakologi CCB
• Derivat  struktur kimia berbeda
1. Dihidropiridin
2. Nondihidropiridin

• Efek farmakologi sama, yaitu :

1. Vasodilator perifer dan koroner  arteriadilator
2. Konduksi di nodus SA, AV
 Dihidropiridin
• Memiliki efek vasodilator lebih kuat
• Menstimulasi pelepasan NO pd endotel vaskuler
• Mengaktifkan refleks baroreseptor

• Contoh :
Amlodipin, Nifedipin, Nicardipin
 Nondihidropiridin
• Memiliki efek vasodilator lebih kecil
• Refleks baroreseptor kecil
• Efek negatif inotropik dan kronotropik >>
• Menurunkan konduksi di nodus SA dan AV

• Contoh :
Diltiazem, Verapamil
 Indikasi Calcium Antagonis
Hipertensi
Congestive heart failure
Infark miokardium
Stroke hemorrhage
Aritmia

Efek samping ?? Pusing, lemah, edema,

flushing, GI