Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA (Aloe vera) DAN

PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN


DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI LANSIA

PROPOSAL SKRIPSI PENELITIAN

Oleh:

ADITYA PRAJANA PUTRI PRASETYOWATI

2016030104

PRODI SI GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang
berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari
populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi
dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan
peningkatan usia harapan hidup.
Jumlah proporsi lansia di Indonesia juga bertambah setiap tahunnya. Data
WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49% dari total populasi,
tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013 didapatkan proporsi lansia
sebesar 8,1% dari total populasi (WHO, 2015).
Pertambahan usia akan terjadi penurunan elastisitas dari dinding aorta. Pada
lansia umumnya juga akan terjadi penurunan ukuran dari organ-organ tubuh
tetapi tidak pada jantung. Jantung lansia akan mengalami pembesaran dan
nantinya akan berhubungan kelainan pada sistem kardiovaskuler yang akan
menyebabkan gangguan pada tekanan darah seperti hipertensi (Fatmah, 2010).
Umumnya hipertensi pada usia lanjut ditemukan paling banyak pada
kelompok wanita. Pada wanita lansia adanya penurunan fungsi organ
reproduksi berupa menopause diyakini berperan dalam meningkatkan risiko
wanita lansia terkena penyakit kardiovaskuler.
Hipertensi banyak terjadi pada kelompok umur 55-64 (17,2 %) , umur 44-54
(11,9%), 35-44 (6,3%).menurut WHO, jumlah prevalensi hipertensi akan terus
meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% Di Amerika
sekitar 75% wanita pasca menopause menderita hipertensi (Barton dkk, 2009) .
Menurut survei yang dilakukan oleh Survei Indikator Kesehatan Nasional
(Siskesnas) tahun 2016, prevalensi Hipertensi mengalami peningkatan menjadi
32,4 %.
Berdasarkan Survei yang dilakukan The National Health and Nutrition
Examination (NHANES) menyatakan bahwa prevalensi hipertensi pada usia
diatas 65 tahun sebesar 50 hingga 75 % (Nwankwo, 2013).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2017, banyak
proporsi kasus Hipertensi di wilayah Jawa Tengah 55 % dan merupakan yang
terbanyak dibandingkan dengan 11 penyakit lain . Menurut Kemenkes (2010),
hipertensi menduduki peringkat nomor tiga penyebab kematian setelah stroke
dan tuberkulosis, yaitu mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua
umur di Indonesia.
Pengobatan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
tidak hanya dengan mengkonsumsi obat , pemanfaatan bahan alami mulai
menjadi alternatif untuk mengobati penyakit, beberapa penelitian yang
dilakukan dengan memberiakan jus dari buah atau tanaman yang mengandung
kalium tinggi dan kandungan natrium yang rendah untuk menurunkan kadar
tekanan darah pada hipertensi .Salah satu alternatif yang dilakukan adalah
memberikan kombinasi jus lidah buaya dan pepaya.
Lidah buaya (Aloe vera) mempunyai Kandungan terdiri dari senyawa
Flavonoid, Vitamin, Asam Amino, Enzim, dan juga Mineral (Khomsan dan
Faisal,2008) . Senyawa Flavonoid pada lidah buaya dapat membantu
menurunkan tekanan darah dengan cara menurunkan Systemic Vascular
Resistance (SVR) karena akan menyebabkan vasodilatasi sehingga
mempengaruhi kerja Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang mampu
menghambat terjadinya perubahan angiotensin I menjadiangiotensin II
( Junaedi et al,2013)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahmadani (2016) dalam Skripsinya ,
pemberian jus lidah buaya memberikan penurunan yang signifikan terhadap
tekanan darah.
Buah pepaya mempunyai kandungan vitamin ( A, B1,B2, C ), mineral
(fospor, serat, magnesium,Zat besi, kalsium, magnesium,kalium,natrium,selain
itu pepaya juga mempunyai senyawa yang kaya antioksidan seperti karotein,
flavonoid (Surtiningsih,2005).Kandungan dalam buah pepaya yang bermanfaat
untuk menurunkan hipertensi yaitu enzim papain, kalium dan magnesium
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nugroho (2014) dengan
memberikan jus Pepaya pada penderita hipertensi terdapatpengaruh pada
penurunan tekanan darah penderita hipertensi .
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh
pemberian jus lidah buaya dan pepaya terhadap perubahan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi.
B. Rumusan Masalah
“ Apakah Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya dan Pepaya Terhadap
Perubahan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi? “
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendiskripsikan pengaruh pemberian jus lidah buaya dan pepaya
terhadap perubahan tekanan darah hipertensi pada lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan kadar tekanan darah hipertensi pada lansia
sebelum diberikan jus lidah buaya dan pepaya
b. Mendiskripsikan kadar tekanan darah hipertensi pada lansia setelah
diberikan jus lidah buaya dan pepaya
c. Menganalisa pengaruh pemberian jus lidah buaya dan pepaya
terhadap perubahan tekanan darah hipertensi pada lansia
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternafif pengobatan
untuk menurunkan kadar hipertensi
b. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh
peniliti khususnya tentang kandungan dalam bahan makanan yang
dapat mengobati penyakit
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan manfaaat khususnya dalam bidang ilmu gizi,
sebagai alternatif pemberian menu diet untuk pasien hipertensi, dan
juga digunakan sebagai refrensi untuk penelitian berikutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Lansia
Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang
berumur 60 tahun atau lebih,sedangkan menurut Depkes,Lansia
merujuk pada kelompok manusia yang berusia diatas 55 tahun.
Klasfikasi Lansia Menurut BKKBN dalam Panji (2012) dibagi menjadi
a. Kelompok awal Lansia yaitu berumur 45-54
b. Kelompok pralansia yaitu berumur 55-59
c. Kelompok Lansia yaitu berusia 60 tahun ke atas
Klasifikasi Lansia menurut WHO dalam Panji (2012) terbagi menjadi
a. lansia usia pertengahan atau middle age yaitu berusia 45-59 tahun
b. lansia atau elderly yaitu berusia 60-74 tahun
c. lansia tua atau old yaitu berusia 75-90 tahun
d. lansia sangat tua atau very old yaitu berusia di atas 90 tahun.
2. Tekanan Darah
Tekanan darah yaitu kekuatan yang digunakan untuk melawan
dinding pembuluh arteri dan biasanya dinyatakan dalam dua angka
yaitu tekanan darah sensorik dan tekanan darah diastolik. Tekanan
darah diukur dengan alat tensimeter dan biasanya nilai yang tertera
tekanan darah sensorik per tekanan darah diabsotik. Menurut palmer
2009 dalam manurung (2017) menyatakan tekanan darah diukur
menggunakan satuan mmHg ( milimeter air raksa ).
Tekanan darah sensorik yaitu tekanan puncak yang terjadi saat
jantung mengalami kontraksi sedangkan tekanan darah diastolik
merupakan tekanan rendah saat jantung beristirahat. (Manurung;dkk,
2017)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah menurut
Prasetyaningrum, 2014 terdiri dari Jenis Kelamin, Umur , Pekerjaan
Lingkungan ,Suku
3. Hipertensi
Definisi Hipertensi menurut Depkes yaitu Terjadinya Peningkatan
Darah sistorik lebih dari 10 mmHg dan tekanan darah diabsorik lebih
dari 180 mmHg saat dua kali pengukuran, dan dilakukan dalam jangka
waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.
Kategori Hipertensi menurut The seventh Report of the Joint
National Commite on Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure (JNC-VII) 2003 dalam Prasetyaningrum (2014) yaitu
a. Normal yaitu bila tekanan darah sensorik < 120 mmHg dan
tekanan darah diasolik <80 mmHg
b. Prehipertensi yaitu bila tekanan darah sensorik 120-139 mmHg dan
tekanan darah diasolik 80-89 mmHg
c. Hipertensi Stadium 1 yaitu bila tekanan darah sensorik 140-159
mmHg dan tekanan darah diasolik 90-99 mmHg
d. Hipertensi Stadium 2 yaitu bila tekanan darah sensorik ≥ 160
mmHg dan tekanan darah diasolik ≥ 100 mmHg
Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi menurut Washita, 2014
dibagi menjadi dua yaitu
a. Faktor Resiko yang dapat dikontrol terdiri dari
1) Mengkonsumsi garam yang tinggi
Garam mengandung natrium. Natrium mempunyai sifat
mengikat air. Saat kadar garam berlebih, tubuh akan berusaha
menetralkannya, yaitu dengan menstimulus otak untuk
merasakan haus, sehingga mendorong manusia untuk banyak
minum, dengan demikian volume darah akan bertambah karena
sifat garam adalah mengikat air. Pertambahan volume darah
akibat banyaknya kandungan air ini akan di buang oleh ginjal
melalui urin . Namun karena natrium yang mengikat air maka
sehingga air dipertahankan oleh tubuh akibat sifat natrium
yang lain yaitu antidiuretik, yang menyebabkan ginjal menyerap
kembali sebagian besar air yang telah disaringnya sebelum
dikeluarkan menjadi urin . Masuknya air dalam jumlah besar ke
dalam pembuluh darah menyebabkan volume darah yang ada
dalam sistem peredaran darah bertambah. Sedangkan ukuran
pembuluh darah tetap. Hal ini menyebabkan tekanan darah yang
berlebih di dinding pembuluh darah yang menjadi sebab utama
terjadinya hipertensi.
2) Obesitas
masa tubuh seseorang yang semakin besar mengakibatkan
meningkatnya suplai darah yang dibutuhkan untuk memasok
oksigen dan nutrisi ke dalam tubuh. Hal ini menyebabkan
volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat
sehingga tekanan darah pada dinding arteri menjadi lebih besar.
3) Stres
Stres dapat merangsang kelenjar anak ginjal sehingga
melepaskan hormon adrenalin yang dapat memacu jantung
berdenyut lebih cepat dan kuat, menyebabkan tekanan darah
akan meningkat (Notoadmojo, 2003 dalam Washita 2014)
b. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol terdiri dari
1) Genetik
hipertensi merupkan penyakit keturunan, jika salah satu
orang tua menderita hipertensi, maka anaknya akan mempunyai
25 % terkena hipertensi
2) Usia
Tekanan darah meningkat seiring dengan pertambahan usia
merupakan pengaruh fisiologis tubuh . peningkatan tekanan
darah disebabkan oleh perubahan fisiologis pada jantung,
pembuluh darah dan hormon
3) jenis kelamin
Hormon sex mempengaruhi renin angiotensin. Hal ini
ditunjukkan bahwa pada perempuan setelah masa monopause
beresiko hipertensi sedangkan pada laki-laki banyak menderita
hipertensi disebabkan karena gaya hidupnya yang meningkatkan
hipertensi
4. Lidah Buaya
Lidah Buaya atau AloeVera mempunyai bentuk batang
pendek,mempuyai bentuk daun seperti tombak, daun yang terdapat duri
yang tidak terlalu tajam,daunnya berwarna hijau dan mempunyai
lapisan lilin, didalam daunnya terdapat daging daun yang tebal
berwarna bening. Bentuk lidah buaya hampir menyerupai kaktus
(Furnawanthi, 2002)
Lidah buaya memiliki senyawa aktif diantaranya Saponin,
atrakhuionin (alonin,barbaloin,athranol,asam aloetat, aloe emodin,dan
yak eter), enzin ( oksidase,katalase,lipase,aminase,amilase), vitamin
(B1,B2,B6,B12, C) , kalsium, natrium,kalium,mangan, seng,
polisakarida,karbohidrat, asam amino, lemak, flavonoid, dan hormon.
( Utami, 2012).
Lidah buaya dapat digunakan untuk mengobati diabetes karena
kandungan mukopolisakarida, selain itu lidah buaya juga dapat
digunakan untuk mencegah diabetes komplikasi, hipertensi,jantung
koroner, dan ulkus diabetes.Lidah buaya mempunyai peran untuk
mendongkrak imunitas tubuh dan anti inflamasi sehingga lidah buaya
dapat digunakan untuk mengobati penyakit saluran pernafasan, saluran
pencernaan, infeksi saluran kencing. Lidah buaya juga sering digunakan
untuk mengobati tungkak lambung, dan radang tenggorokan. Hal ini
disebabkan karena kandungan gliberelin dan kandungan polisakarida
sehingga dapat mengobati penyakit tersebut. ( Utami, 2012)
Lidah buaya (Aloe vera) mempunyai Kandungan terdiri dari
senyawa Flavonoid, Vitamin, Asam Amino, Enzim, dan juga Mineral
(Khomsan dan Faisal,2008) . Senyawa Flavonoid pada lidah buaya
dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan cara menurunkan
Systemic Vascular Resistance (SVR) karena akan menyebabkan
vasodilatasi sehingga mempengaruhi kerja Angiotensin Converting
Enzyme (ACE) yang mampu menghambat terjadinya perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II ( Junaedi et al,2013). Jika kadar
agliostensis turun maka pembulu darah akan stabil dan tekanan darah
akan turun ( Utami, 2012)
5. Pepaya
Tanaman pepaya mempunyai tinggi 2,5-10 m,batangnya bulat
silinder, tangkai daunnya panjang menyerupai pipa dan helai daunnya
berbentuk seperti jari. Buah pepaya memiliki bentuk oval, kulit buah
jika masih mentah berwarna hijau, jika sudah masak kulit buah pepaya
menjadi oraye. Daging buah pepaya mempunyai tekstur
lunak ,mempunyai rasa manis dan daging buah berwarna oranye.
Buah pepaya mempunyai kandungan Vitamin
( A,B1,B2,C ) ,mineral (fospor, serat, magnesium,Zat besi, Kalsium,
magnesium,kalium,natrium. selain itu pepaya juga mempunyai senyawa
yang kaya antioksidan seperti karotein, flavonoid (Surtiningsih,2005).

Pepaya mempunyai beberapa manfaat yaitu


a. Kandungan papain berperan untuk mempercepat penyembuhan luka
dan pencernaan protein
b. Kandungan salah satu alkoloid (karpaina) berguna untuk mengurangi
serangan jantung, antiamuba,dan peluruh cacing.
c. Sebagai antikanker
d. Mengatasi sariawan
e. Mengatasi infeksi
f. Mempelancar sistem pencernaan
(surtiningsih,2005)
Kandungan dalam buah pepaya yang bermanfaat untuk
menurunkan hipertensi yaitu enzim papain, kalium dan
magnesium.enzim papain berperan untuk mencegah protein menjadi
arginin, L-arginine merupakan substrat untuk produksi endothelial
nitric oxise (nitrogen monosakarida) yang menjadi Pengatur utama
untuk tekanan darah melalui efek memberi kestabilan. Kalium berperan
untuk merilekskan pembuluh darah, otot dan mengatur natrium dalam
sel yang memicu terjadinya hipertensi, kandungan kalium yang tinggi
pada pepaya juga berguna untuk membantu kerja jantung dan
menurunkan tekanan darah (Nugroho ,2014) . kandungan magnesium
dalam pepaya dapat menghambat kontraksi otot polos sehingga terjadi
kesetabilan pembulu darah (jensen,2004)
B. Kerangka Teori

Faktor yang dapat Faktor yang tidak dapat


dikontrol dikontrol
a. Konsumsi garam a. Genetik
tinggi b. Usia
b. Obesitas c. Jenis kelamin
c. Stres

Hipertensi

Perubahan Tekanan
Pemberian jus lidah
Darah
buaya dan pepaya

Hasil positif (+)


Hasil negatif (-)
C. Kerangka Konsep

Pemberian jus lidah Tekanan Darah


buaya dan pepaya

D. Hipotesis
Ha: Ada pengaruh pemberian jus lidah buaya dan pepaya terhadap
perubahan tekanan arah hipertensi pada lansia
Daftar Pustaka

Barton, M., & Meyer, M. R. (2009).Postmenopausal


Hypertension:Mechanismsand Therapy. Journal of American Heart
Association
Fatimah.2010.Gizi Lanjut Usia. Jakarta :Erlangga
Junaedi, E., Sufrida, Y., & Mira, G.R. Hipertensi Kandas Berkat Herbal.
Jakarta. Fmedia; 2013.
Kemenkes.www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/ebook/Tekanan_Darah_Ting
gi (Diakses tanggal 18 maret 2018)
Khomsan, A., dan Faisal, A. 2008.Sehat Itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat
dengan Makanan Tepat. Jakarta. Hikmah
Kushariyadi. 2010. Keperawatan Pada Klien Lansia. Jakarta: Salemba Medika
Manurung, Nixson; dkk. 2017. Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin
Dilengkapi Mind Mapping Dan Asuhan Keperawatan NANDA
NIC NOC. Yogyakarta: CV Budi Utomo
Nugroho,S.H.P. 2014. Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertnsi Primer Di Desa Sukoanyar
Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2014. Jurnal Surya Vol.03,
No.XiX.
Nwankwo, T., Yoon, S., Burt, V.,& Gu, Q. (2013). Hypertension among
Adults in the United States:National health and nutrition
Examination Survey, 2011-2012. NCHS data brief: US department
of Health and Human Services
Panji, D . 2012.Menembus Dunia Lansia. Jakarta : PT Elex Media Kumputindo.
Prasetyaningrum, Yunita Indah .2014. Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti.
Jakarta : Fmedia
Riskesdas . http://www.depkes.go.id/article/print/17051800002/sebagian-besar-
penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.html (diakses tanggal 18
maret 2018)
Surtiningsih. 2005. Cantik Dengan Bahan Alami Cara Mudah, Aman Untuk
Mempercantik Kulit.Jakarta : PT Elex Media Kumputindo.
Utami, Prepti. 2012.Antibiotik Alami Untuk Megatasi Aneka Penyakit. Jakarta:
PT ArgoMedia Pustaka
Wasita, Rai R.2014. Pengaruh Pemberian Jus Lidah Buaya (Aloe Vera) Dan
Jus Belimbing (Averrhoa Carambola L.) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Sosial
Tresna Werdha (Pstw) Wana Seraya Denpasar. Skripsi : Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana Denpasar
World Health Organization. Silent killer, A global public health crisis; 2015

Anda mungkin juga menyukai