MAHKOTA DEWA
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Kelas/Semester : AJ /III
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia dan
hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah Manajemen Keperawatan
yang berjudul Komplementer herbal Mahkota Dewa ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Komplementer Keperawatan, juga sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa
mengenai bagaimana Khasiat tanaman mahkota dewa bagi kesehatana.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing, yang telah
membimbing dan memberi saran serta masukan kepada kami dalam menyusun makalah ini.
Selain itu, juga kepada teman-teman yang selalu memberikan dukungannya, sehingga kami
dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
amin
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umun penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui khasiat dari tanaman
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa).
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa dan Perawat
1. Mahasiswa dapat mengetahui khasiat tanaman mahkota dewa serta sebagai acuan
pada diskusi mahasiswa pada proses pembelajaran selanjutnya.
2. Perawat dapat melaksanakan terapi komplementer kepada pasien dengan mengetahui
kegunaan tanaman mahkota dewa untuk kesehatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.2 Klasifikasi
Tanaman yang awalnya ditanam sebagai tanaman peneduh ini tergolong
dalam suku atau famili Thymelaeacea dan marga Phaleria. Dalam taksonomi
tumbuhan, tanaman yang memiliki nama dagang mahkota dewa dan nama daerah
simalakama (Sumatera/Melayu) atau makuto dewo (Jawa) diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Kingdom : Plantae
b. Subkingdom : Tracheobionta Super
c. Divisi : Spermatophyta
d. Divisi : Magnoliophyta
e. Kelas : Magnoliopsida
f. Sub Kelas : Rosidae
g. Ordo : Myrtales
h. Famili : Thymelaeaceae
i. Genus : Phaleria
j. Spesies : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.
k. Sinonim : Phaleria papuana
l. Nama Lokal : Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto
ratu, makuto rojo (Jawa).
1. Batang
Batangnya terdiri dari kulit dan kayu. Kulit batang berwarna cokelat kehijauan,
sementara kayunya berwarna putih. Batang mahkota dewa bergetah. Diameternya
dapat mencapai 15cm dan percabangan batang cukup banyak.
2. Daun
Daun mahkota dewa merupakan daun tunggal. Bentuknya lonjong, langsing,
memanjang, dan berujung lancip. Hampir menyerupai bentuk daun jambu air, tetapi
lebih langsing. Teksturnya pun lebih liat dan warnanya hijau. Daun tua berwarna
lebih gelap daripada daun muda. Permukaannya licin dan tidak berbulu. Permukaan
bagian atas berwarna lebih tua daripada permukaan bagian bawah. Panjang daun
bisa mencapai 7-10cm dengan lebar 3-5cm.
3. Bunga
Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2-
4 bunga. Pertumbuhan bunga menyebar di batang atau ketiak daun. Warnanya putih,
bentuknya seperti terompet kecil, dan baunya harum. Ukurannya kira-kira sebesar
bunga pohon cengkeh. Bunga ini keluar sepanjang tahun atau tak kenal musim,
tetapi paling sering tumbuh pada musim hujan.
4. Buah
Buah mahkota dewa merupakan ciri khas tanaman mahkota dewa. Bentuknya bulat,
permukaan licin dan beralur. Pada malam hari, jika terkena sinar lampu tampak
seperti berkilau. Buahnya mampu tumbuh dengan lebar. Buah mahkota dewa terdiri
dari kulit, daging, cangkang dan biji. Buah mahkota dewa saat muda berwarna hijau,
sedangkan saat tua, warnanya menjadi merah marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5-
1mm. Daging buah berwarna putih. Ketebalan daging bervariasi, tergantung pada
ukuran buah.
5. Cangkang
Cangkang buah adalah batok pada buah. Jadi, cangkang merupakan bagian buah
yang paling dekat dengan biji. Cangkang buah berwarna putih dan ketebalannya bisa
mencapai 2mm. Rasa cangkang buah sepat-sepat pahit, tetapi setelah matang rasanya
sepat-sepat manis.
6. Biji
Biji mahkota dewa merupakan bagian yang paling beracun, biji buah berbentuk
bulat, dan berwarna putih diameternya mencapai 2cm.
2.2 Kandungan kimia Mahkota Dewa dan manfaatnya
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman
mahkota dewa. Ditemukan beberapa zat aktif pada beberapa bagian tanaman seperti
buah, batang, dan daun dimana zat tersebut terkandung dalam jumlah banyak, ternyata
bisa memberikan manfaat yang cukup besar terhadap tubuh manusia. Zata aktif yang
terkandung dalam mahkota dewa antara lain :
1. Alkaloid
Zat ini memiliki sifat detoksifikasi sehingga dapat menetralisir sejumlah racun dalam
tubuh.
2. Saponin
Zat ini tergolong memiliki cukup banyak manfaat bagi tubuh, yaitu :
a. Bersifat anti-bakteri dan anti-virus.
3. Flavonoid
Manfaatnya bagi tubuh yaitu :
a. Menurunkan resiko penyakit jantung koroner
b. Membantu mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah sehingga
aliran darah dari dan ke jantung tetap lancar.
c. Bersifat anti-oksidan
4. Polifenol
Berperan sebagai antihistamin atau antialergi. Dalam menjadikan bagian dari tanaman
seperti buah dan daun sebagai obat, anda tidak bisa secara langsung
mengkonsumsinya, tapi bagian-bagian tersebut harus diolah terlebih dahulu. Hal ini
dikarenakan mahkot dewa termasuk dalam tanaman yang keras dan mengandung
racun. Cara pengolahan secara umum yaitu dengan cara mengeringkan baik
buah,batang,ataupun daunnya (Harmanto, 2001).
Cara Pengobatan :
Minum air rebusan yang telah didinginkan 3 kali sehari.
3. Obat Hepatitis
Cara membuat:
a. Campur 5 gram daging buah mahkota dewa kering dengan 15 gram pegagan, 10
gram sambiloto kering dan 15 gram daun dewa, cuci bersih semua bahan.
b. Masak semua bahan yang telah dicampur dengan 5 gelas air sampai air rebusan
tersisa sekitar 3 gelas.
c. Saring air rebusan, tunggu sampai dingin.
Cara pengobatan :
Minum air rebusan yang telah disaring 3 kali sehari masing-masing 1 gelas.
Cara pengobatan :
Minum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Ramuan diminum sekurang-kurangnya 1
jam sebelum makan.
Bahan
a. Daging buah mahkota dewa : 5gram
b. Umbi kunyit putih : 15gram
c. Sambiloto kering : 10gram
d. Daun dewa : 15gram
Cara Pembuatan
a. Buah mahkota dewa dipotong-potong
b. Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air
c Angkat dan saring ramuan setelah tinggal 3 gelas.
(Winarto, 2003)
KESIMPULAN
Tanaman mahkota dewa berupa perdu menahun yang tumbuh tegak dengan tinggi 1-
2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah,
percabangan simpodial. Daunnya tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek,
bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip,
permukaan licin, warnya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang
tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna
putih dan harum (Erlan, 2005)
Buah mahkota dewa bentuknya bulat dengan diameter 3-5 cm. Permukaan buah licin,
dan beralur. Ketika muda, warna buah hijau dan setelah masak, warnanaya berubah menjadi
merah. Daging buah berwarna putih, berserat dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat.
Berakar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Perbanyakan dengan cangkok dan
bijinya. Bagian tanaman mahkota dewa yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, daging,
dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan,
sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.
1. Alkaloid yang bersifat detoksifikasi sehingga dapat menetralisir racun di dalam tubuh.
2. Saponin, yang bermanfaat sebagai: sumber anti bakteri dan anti virus, meningkatkan
system kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah,
serta mengurangi penggumpalan darah.
3. Flavonoid yang bermanfaat dalam melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan
mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan
kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah,
mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner, mengandung antiinflamasi
(antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan, serta membantu mengurangi rasa sakit jika
terjadi pendarahan atau pembengkakan
4. Polifenol yang berfungsi sebagai antihistamin (antialergi)
DAFTAR PUSTAKA
Erlan. (2005). Pengaruh berbagai media terhadap pertumbuhan bibit mahkota dewa (Phaleria
macrocarpha (Scheff.) Boerl.) di polibag. Jurnal Akta Agrosia , 7: 72-75.
Harmanto, N. (2001). Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Hartanti, V. (2008). Jadi Dokter Dirumah Sendiri Dengan Terapi Herbal dan Pijat.
Yogyakarta: Pustaka Anggrek.
Winarto, W. (2003). Mahkota Dewa, Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Jakarta:
Penebar Swadaya.