Anda di halaman 1dari 14

KOMPLEMENTER KEPERAWATAN

MAHKOTA DEWA

Disusun Oleh :

Diah Lestari 1315111230


Gaudensiana U 1315111230
Kumala Sari M 1315111230
Latifatul Muna 1315111230
Moh Zen Arifin 131511123039
Moch Chaerudin 1315111230
Puteri Hirika Reptes 131511123007
Toto Sujarwo 1315111230

Kelompok 5
Kelas/Semester : AJ /III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia dan
hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah Manajemen Keperawatan
yang berjudul Komplementer herbal Mahkota Dewa ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Komplementer Keperawatan, juga sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa
mengenai bagaimana Khasiat tanaman mahkota dewa bagi kesehatana.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing, yang telah
membimbing dan memberi saran serta masukan kepada kami dalam menyusun makalah ini.
Selain itu, juga kepada teman-teman yang selalu memberikan dukungannya, sehingga kami
dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
amin

Surabaya, Oktobert 2016

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada
hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perorangan dan
masyarakat.Tubuh yang sehat akan dapat melakukan semua aktifitas yang kita
inginkan. Tetapi akhir-akhir ini berbagai penyakit sering menyerang masyarakat, baik
penyakit ringan maupun penyakit yang sangat serius misalnya kanker. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) memperingati bahwa problematika kesehtan akan semakin kompleks
dikemudian hari apabila tidak segera dilakukan perubahan secara radikal dalam tata cara
kehidupan masyarakat bumi (Hartanti, 2008).
Di era modern seperti sekarang, banyak cara medis untuk mengobati berbagai
penyakit, tetapi belum tentu semua orang dapat menjangkau cara medis tersebut. Bagi
masyarakat kalangan bawah untuk bias melakukan pengobatan medis tersebut sangat sulit
karena factor ekonomi yang sangat kurang. Penyelesaian masalah di atas, pengobatan
tidak hanya dengan pengobatan medis tetapi juga bias dengan pengobatan tradisional atau
pengobatan herbal. Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di
dunia. Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa negara-negara di
Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan
primer yang mereka terima. Pada negara Afrika sebanyak 80% dari populasi
menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003).
Di indonesia, penggunaan tanaman herbal sudah sejak dahulu digunakan dengan
alasan pemilihannya pengobatan ini alami, efek samping sedikit, dan lebih murah serta
mudah didapat. Pengobatan alternatif seperti obat yang berasal dari simplisia mempunyai
khasiat yang lambat, hal ini disebabkan zat berkhasiat obat dalam simplisia tersebut
sedang merekonstruksi atau membangun jaringan yang rusak menjadi normal kembali.
Tetapi pada kenyataannya, pengobatan tradisional belum dikenal oleh masyarakat luas.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang khasiat atau manfaat
obat-obatan tradisional, sehingga masih banyak masyarakat yang cenderung memilih
pengobatan medis. Padahal banyak tanaman herbal yang diracik untuk obat-obatan
tradisional yang khasiatnya tidak kalah dengan obat-obatan medis. Salah satu contohnya
adalah tanaman Mahkota Dewa (Hartanti, 2008).
Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) banyak dibudidayakan di Indonesia.
Tetapi, mahkota dewa masih asing di lingkungan masyarakat dan masih banyak
masyarakat yang tidak mengetahui manfaat / khasiat mahkota dewa tersebut. Padahal,
mahkota dewa merupakan tanaman yang khasiatnya ampuh untuk menyembuhkan
berbagai penyakit. Salah satu bagian mahkota dewa yang dapat dimanfaatkan yaitu
buahnya. Tetapi kenyataannya di lingkungan masyarakat buah mahkota dewa diabaikan,
buah yang matang (berwarna merah) dibiarkan jatuh dan membusuk. Hal itu disebabkan
kurangnya pengetahuan masyarakat, juga hal itu sangat merugikan karena buah mahkota
dewa dapat menyembuhkan kanker payudara (Harmanto, 2001).
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis akan membahas mengenai tanaman herbal
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) untuk mengetahui kegunaannya bagi kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumasan masalah yang penulis ambil dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengertian, klasifikasi tanaman, dan ciri-ciri morfologi mahkota dewa?
2. Bagaimana kandungan kimia mahkota dewa?
3. Bagaimana kegunaan dosis penggunaan mahkota dewa?
4. Apa saja efek samping, kontraindikasi, dan hal-hal yang harus diperhatikan dari
pemakaian mahkota dewa?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umun penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui khasiat dari tanaman
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa).

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian, klasifikasi tanaman, dan ciri-ciri morfologi mahkota
dewa.
2. Mengetahui kandungan kimia mahkota dewa.
3. Mengetahui kegunaan dan cara penggunaan mahkota dewa.
4. Mengetahui efek samping, kontraindikasi, dan hal-hal yang harus diperhatikan dari
pemakaian mahkota dewa

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa dan Perawat
1. Mahasiswa dapat mengetahui khasiat tanaman mahkota dewa serta sebagai acuan
pada diskusi mahasiswa pada proses pembelajaran selanjutnya.
2. Perawat dapat melaksanakan terapi komplementer kepada pasien dengan mengetahui
kegunaan tanaman mahkota dewa untuk kesehatan.

1.4.2 Bagi Penyedia Layanan Kesehatan


Sebagai masukan untuk perbaikan mutu pelayanan dalam proses pelaksanaan asuhan
keperawatan komplementer secara profesional kepada pasien.

1.4.3 Bagi Pasien


1. Meningkatkan pengetahuan pasien dengan adanya terapi komplimenter
2. Meningkatkan kenyamanan pasien.
3. Sebagai bentuk advokasi bagi pasien dari penggunaan obat herbal yang tidak tepat.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Mahkota Dewa


1.1.1 Pengertian
Mahkota dewa atau yang nama latinnya Phaleria macrocarpa merupakan tanaman
yang hidup di daerah tropis yang sudah sejak lama digunakan sebagai obat untuk
mengatasi berbagai keluhan penyakit seperti diabetes, darah tinggi, liver, dan lain-lain.
Bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan yaitu daging dan kulit buah serta bagian daun.
Buah mahkota dewa tidak tumbuh sepanjang musim, pemanfaat buah untuk obat bisa
dilakukan ketika buah sudah berwarna merah sebagai tanda bahwa buah sudah masak.
Bagian daun dan kulit buah bisa digunakan untuk obat baik dalam keaadaan segar atau
sudah dikeringkan, sedangkan daging buah harus melalui proses pengeringan terlebih
dahulu (Winarto, 2003).
Pada awalnya, mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) di budidayakan sebagai
tanaman hias dan digunakan untuk tanaman peneduh, tetapi saat ini tanaman mahkota
dewa berguna untuk salah satu tanaman obat tradisional yang dikenal merupakan obat
asli indonesia. Sampai saat ini telah banyak penyakit yang berhasil disembuhkan
tergantung pada bagian tanaman yang digunakan biasanya memberikan efek yang
berbeda terhadap jenis penyakit yang dapat di obati/disembuhkan. Bagian yang
digunakan atau yang paling sering digunakan adalah daunnya, daunnya biasa di
gunakan dengan cara merebusnya. Penyakit yang dapat di obati yaitu disentri, alergi
dan tumor. Kulit dan daging buah juga digunakan untuk pengobatan flu,rematik dan
kanker rahim. Beberapa keunggulan dari mahkota dewa ini menjadikannya salah satu
tanaman obat yang mendapatkan perhatian cukup besar untuk terus di kembangkan
(Harmanto, 2001).

1.1.2 Klasifikasi
Tanaman yang awalnya ditanam sebagai tanaman peneduh ini tergolong
dalam suku atau famili Thymelaeacea dan marga Phaleria. Dalam taksonomi
tumbuhan, tanaman yang memiliki nama dagang mahkota dewa dan nama daerah
simalakama (Sumatera/Melayu) atau makuto dewo (Jawa) diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Kingdom : Plantae
b. Subkingdom : Tracheobionta Super
c. Divisi : Spermatophyta
d. Divisi : Magnoliophyta
e. Kelas : Magnoliopsida
f. Sub Kelas : Rosidae
g. Ordo : Myrtales
h. Famili : Thymelaeaceae
i. Genus : Phaleria
j. Spesies : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.
k. Sinonim : Phaleria papuana
l. Nama Lokal : Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto
ratu, makuto rojo (Jawa).

1.1.3 Ciri- Ciri Morfologi

Tanaman mahkota dewa (Phaleria Macrocarpa) masuk dalam famili Thymelaece.


Tanaman ini bias ditemukan dan ditanam di pekarangan rumah, di kebun dan di jalan
sebagai tanaman peneduh. Tanaman mahkota dewa ternyata bukan sekedar pohon
penghijauan yang sekaligus berfungsi untuk peneduh. Hampir semua bagian dari
tanaman ini mengandung khasiat yang besar pengaruhnya bagi dunia pengobatan
alternatif. Bagian-bagian tanaman ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Berikut ini bagian-bagian dari tanaman mahkota dewa:

1. Batang
Batangnya terdiri dari kulit dan kayu. Kulit batang berwarna cokelat kehijauan,
sementara kayunya berwarna putih. Batang mahkota dewa bergetah. Diameternya
dapat mencapai 15cm dan percabangan batang cukup banyak.

2. Daun
Daun mahkota dewa merupakan daun tunggal. Bentuknya lonjong, langsing,
memanjang, dan berujung lancip. Hampir menyerupai bentuk daun jambu air, tetapi
lebih langsing. Teksturnya pun lebih liat dan warnanya hijau. Daun tua berwarna
lebih gelap daripada daun muda. Permukaannya licin dan tidak berbulu. Permukaan
bagian atas berwarna lebih tua daripada permukaan bagian bawah. Panjang daun
bisa mencapai 7-10cm dengan lebar 3-5cm.

3. Bunga
Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2-
4 bunga. Pertumbuhan bunga menyebar di batang atau ketiak daun. Warnanya putih,
bentuknya seperti terompet kecil, dan baunya harum. Ukurannya kira-kira sebesar
bunga pohon cengkeh. Bunga ini keluar sepanjang tahun atau tak kenal musim,
tetapi paling sering tumbuh pada musim hujan.

4. Buah
Buah mahkota dewa merupakan ciri khas tanaman mahkota dewa. Bentuknya bulat,
permukaan licin dan beralur. Pada malam hari, jika terkena sinar lampu tampak
seperti berkilau. Buahnya mampu tumbuh dengan lebar. Buah mahkota dewa terdiri
dari kulit, daging, cangkang dan biji. Buah mahkota dewa saat muda berwarna hijau,
sedangkan saat tua, warnanya menjadi merah marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5-
1mm. Daging buah berwarna putih. Ketebalan daging bervariasi, tergantung pada
ukuran buah.

5. Cangkang
Cangkang buah adalah batok pada buah. Jadi, cangkang merupakan bagian buah
yang paling dekat dengan biji. Cangkang buah berwarna putih dan ketebalannya bisa
mencapai 2mm. Rasa cangkang buah sepat-sepat pahit, tetapi setelah matang rasanya
sepat-sepat manis.

6. Biji
Biji mahkota dewa merupakan bagian yang paling beracun, biji buah berbentuk
bulat, dan berwarna putih diameternya mencapai 2cm.
2.2 Kandungan kimia Mahkota Dewa dan manfaatnya
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman
mahkota dewa. Ditemukan beberapa zat aktif pada beberapa bagian tanaman seperti
buah, batang, dan daun dimana zat tersebut terkandung dalam jumlah banyak, ternyata
bisa memberikan manfaat yang cukup besar terhadap tubuh manusia. Zata aktif yang
terkandung dalam mahkota dewa antara lain :
1. Alkaloid
Zat ini memiliki sifat detoksifikasi sehingga dapat menetralisir sejumlah racun dalam
tubuh.

2. Saponin
Zat ini tergolong memiliki cukup banyak manfaat bagi tubuh, yaitu :
a. Bersifat anti-bakteri dan anti-virus.

b. Membantu meningkatkan vitalitas tubuh

c. Menurunkan kadar gula darah

d. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

e. Mengurangi terjadinya penggumpalan darah pada aliran darah dalam tubuh.

3. Flavonoid
Manfaatnya bagi tubuh yaitu :
a. Menurunkan resiko penyakit jantung koroner
b. Membantu mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah sehingga
aliran darah dari dan ke jantung tetap lancar.

c. Bersifat anti-oksidan

d. Bersifat anti-radang (anti-inflamasi)

e. Mengurangi rasa sakit ketika terjadi pendarahan ataupun pembengkakan

4. Polifenol
Berperan sebagai antihistamin atau antialergi. Dalam menjadikan bagian dari tanaman
seperti buah dan daun sebagai obat, anda tidak bisa secara langsung
mengkonsumsinya, tapi bagian-bagian tersebut harus diolah terlebih dahulu. Hal ini
dikarenakan mahkot dewa termasuk dalam tanaman yang keras dan mengandung
racun. Cara pengolahan secara umum yaitu dengan cara mengeringkan baik
buah,batang,ataupun daunnya (Harmanto, 2001).

2.3 Kegunaan buah mahkota dewa beserta pengolahannya secara tradisional


Mahkota dewa merupakan tanaman perdu yang batang, daun, dan buahnya sangat
ampuh untuk menaklukkan berbagai penyakit karena mengandung antioksidan yang
tinggi, namun bijinya sangat beracun. Tanaman ini merupakan tanaman obat yang
sedang popular karena daun dan buahnya dianggap mampu menyembuhkan berbagai
macam penyakit. Misalnya : penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, sakit
jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, sakit ginjal, alergi, berbagai macam
penyakit kulit, mengatasi ketergantungan obat, insomnia, paru-paru, sirosis hati,
meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap influenza.
Dalam daun dan kulit buah mahkota dewa terkandung senyawa saponin dan
flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin. Selama ini
daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa,
sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim. Penyakit tersebut ditandai dengan
gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel
tubuh mengeluarkan histamin.
Dari penelitian secara in vitro menggunakan usus halus marmot, diketahui, memang
benar daun dan buah mahkota dewa mempunyai efek antihistamin. Artinya, tanaman
tersebut secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai obat gatal-
gatal akibat gigitan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi.
Pemanfaatan lain adalah bagian kulit buah dan daging buah dalam pengobatan
penyakit, antara lain: disentri, psoriasis, jerawat. Sedangkan daun dan biji biasanya
digunakan untuk penyakit kulit, seperti eksim dan gatal-gatal. Namun, belum diketahui
dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa
irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi
sedikit, sampai dirasakan manfaatnya.
Adapun khasiat lain dan cara pengolahannya dari mahkota dewa adalah sebagai
berikut:
1. Obat Diabetes Mellitus
Cara Pembuatan :
a. Ambil buah mahkota dewa yang telah matang sebanyak 5 6 buah, lalu iris tipis
dengan menggunakan pisau dan cuci bersih.
b. Rebus bahan yang telah di iris-iris dalam 5 gelas air, didihkan, dan biarkan air
rebusan tersisa untuk 3 gelas.
c. Saring air rebusan, dan dinginkan.

Cara Pengobatan :
Minum air rebusan yang telah didinginkan 3 kali sehari.

2. Obat Kanker dan Tumor


Cara membuat :
a. Ambil beberapa buah mahkota dewa, untuk diiris tipis lalu keringkan.
5 gram daging buah mahkota dewa yang telah kering di campur dengan 15 gram
temu putih, 10 gram sambiloto kering dan 15 gram cakar ayam kering, cuci bersih
semua bahan.
b. Rebus semua bahan ke dalam 5 gelas air, sampai air rebusan tersisa 3 gelas.
c. Saring air rebusan, dan dinginkan.
Cara Pengobatan :
Minum ramuan yang telah dingin 1 jam sebelum makan. Dengan dosis satu gelas dan
maksimal 3 gelas sehari.

3. Obat Hepatitis
Cara membuat:
a. Campur 5 gram daging buah mahkota dewa kering dengan 15 gram pegagan, 10
gram sambiloto kering dan 15 gram daun dewa, cuci bersih semua bahan.
b. Masak semua bahan yang telah dicampur dengan 5 gelas air sampai air rebusan
tersisa sekitar 3 gelas.
c. Saring air rebusan, tunggu sampai dingin.

Cara pengobatan :
Minum air rebusan yang telah disaring 3 kali sehari masing-masing 1 gelas.

4. Rematik dan Asam urat


Cara membuat :
a. Campur 5 gram daging buah mahkota dewa dengan 15 gram akar sidaguri, 10 gram
sambiloto kering, cuci bersih semua bahan.
b. Rebus semua bahan dalam 5 gelas air sampai air rebusan tersisa hingga 3 gelas.
c. Saring air rebusan, tunggu sampai dingin.

Cara pengobatan :
Minum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Ramuan diminum sekurang-kurangnya 1
jam sebelum makan.

5. Penyembuhan kanker payudara

Bahan
a. Daging buah mahkota dewa : 5gram
b. Umbi kunyit putih : 15gram
c. Sambiloto kering : 10gram
d. Daun dewa : 15gram

Cara Pembuatan
a. Buah mahkota dewa dipotong-potong
b. Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air
c Angkat dan saring ramuan setelah tinggal 3 gelas.
(Winarto, 2003)

2.4 Efek Samping Mahkota Dewa


Tanaman mahkota dewa mengandung banyak manfaatnya tetapi tidak banyak orang
tahu meskipun herbal tetap saja ada dampak buruk jika dikonsumsi berlebih dan tidak
sesuai dengan aturan. Sebagian orang juga belum mengetahui jika tanaman yang
memiliki buah yang cantik ini memiliki efek samping atau berbahaya bagi kesehatan..
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh dokter dari Puslitbang Farmasi dan Obat
Tradisional, Departeman Kesehatan, Dra.luicie Widowati mengatakan bahwa biji
mahkota dewa bersifat sangat toksin (racun) dan untuk buahnya tidak mengandung
toksin dan aman untuk dikonsumsi.
Efek yang biasa muncul setelah mengkonsumsi mahkota dewa adalah serangan rasa
kantuk, efek lainnya adalah mabuk
Bagi penderita suatu penyakit, jika mahkota dewa dimakan melebihi takaran, buah
mahkota dewa akan menyebabkan efek negatif yang tidak diharapkan, dari sariawan
hingga pusing dan mual- mual (Harmanto, 2001). Berikut efek samping yang dapat
ditimbulkan oleh mahkota dewa:
1. Mahkota dewa dapat menyebabkan keracunan
Seseorang yang mengalami keracunan biji mahkota dewa bisanya gejalanya dapat
diketahui setelah orang tersebut mengkonsumsi buah. Pada lidahnya akan mati rasa,
kaku dan tubuh akan mengalami gejala demam seketika. Oleh karena itu, pastikan
anda mengkonsumsi buah ini tanpa memakan bijinya tetapi jika lupa atau tidak
sengaja biji buahnya termakan, tindakan yang pertama kali dilakukan yaitu konsumsi
air putih sebanyak-banyaknya dam periksakan pada dokter.
2. Mahkota dewa dapat menyebabkan sakit kepala
Meskipun buah mahkota dewa dapat dikonsumsi dana baik bagi kesehatan, namun
bukan berarti anda dapat mengkonsumsi buah ini secara berlebihan atau terlalu sering.
Jika dikonsumsi terlalu sering serta dengan dosis yang tinggi, maka dapat
mengakibatkan sakit kepala yang kronis.
3. Bahaya mahkota dewa bagi ibu hamil
Bagi ibu hamil dilarang untuk mengkonsumsi buah ini. Hal ini bukan tanpa sebab dan
alasan melainkan adanya kandungan oksitosin dan sintosinon yang dapat
membahayakan kesehatan janin yang ada didalam kandungan bunda. Kedua zat
tersebut berfungsi untuk merangsang kontraksi rahim pada saat proses kelahiran. Jika
usia kandungan bunda masih muda, maka hal ini dapat mempengaruhi kesehatan janin
yang dapat menyebabkan keguguran.

2.5 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dari Pemakaian Mahkota Dewa


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalammemanfaatkan mahkota dewa.
Dalam pemakaian sebagai obat, sangat tidak dianjurkan untuk memakan buah mahkota
dewa mentah- mentah. Hal tersebut dikarenakan akibatnya yang ditimbulkannya cukup
serius. Dibeberapa pengalaman orang mengkonsumsi buah mahkota dewa secara mentah
alhasil orang tersebur merasakan mabuk. Dilain hal menelan biji mahkota dewa yang
mentah sangat berbahaya, orang bisa merasakan tubuh terasa panas seperti terbakar api
dan buang air terus menerus. Ibu- ibu hamil muda juga dilarang mengkonsumsi mahkota
dewa dikarenakan mahkota dewa dapat meningkatkan kontraksi otot rahim. Hal lainnya
yang perlu diperhatikan lainnya adalah setelah mengkonsumsi mahkota dewa perbanyak
minum air putih (Harmanto, 2001).
BAB 3

KESIMPULAN

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) termasuk dalam famili Thymelaece. Tanaman


ini bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai
tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama
botaninya (Phaleria papuana), banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi
aslinya dari tanah papua Irian Jaya.

Tanaman mahkota dewa berupa perdu menahun yang tumbuh tegak dengan tinggi 1-
2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah,
percabangan simpodial. Daunnya tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek,
bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip,
permukaan licin, warnya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang
tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna
putih dan harum (Erlan, 2005)

Buah mahkota dewa bentuknya bulat dengan diameter 3-5 cm. Permukaan buah licin,
dan beralur. Ketika muda, warna buah hijau dan setelah masak, warnanaya berubah menjadi
merah. Daging buah berwarna putih, berserat dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat.
Berakar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Perbanyakan dengan cangkok dan
bijinya. Bagian tanaman mahkota dewa yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, daging,
dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan,
sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.

Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkoloid, saponin dan polifenol


(lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Dan buah mahkota dewa
mengandung beberapa zat aktif seperti :

1. Alkaloid yang bersifat detoksifikasi sehingga dapat menetralisir racun di dalam tubuh.
2. Saponin, yang bermanfaat sebagai: sumber anti bakteri dan anti virus, meningkatkan
system kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah,
serta mengurangi penggumpalan darah.
3. Flavonoid yang bermanfaat dalam melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan
mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan
kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah,
mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner, mengandung antiinflamasi
(antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan, serta membantu mengurangi rasa sakit jika
terjadi pendarahan atau pembengkakan
4. Polifenol yang berfungsi sebagai antihistamin (antialergi)

DAFTAR PUSTAKA

Erlan. (2005). Pengaruh berbagai media terhadap pertumbuhan bibit mahkota dewa (Phaleria
macrocarpha (Scheff.) Boerl.) di polibag. Jurnal Akta Agrosia , 7: 72-75.

Harmanto, N. (2001). Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Hartanti, V. (2008). Jadi Dokter Dirumah Sendiri Dengan Terapi Herbal dan Pijat.
Yogyakarta: Pustaka Anggrek.

Winarto, W. (2003). Mahkota Dewa, Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai