Disusun Oleh :
FIRDAYANTI (AK.18.007)
MICHAELA MEGA VANI (AK.18.012)
MUHAMMAD ASRUN (AK.18.14)
NURUL AFDHALIYAH NURDIN (AK.18.021)
RISKI (AK.18.024)
SITI KAYLA ( AK.18.026)
Kelompok penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................. 3
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................... 3
1.4. Manfaat Penulisan............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................5
2.1 Pengertian Ebola Virus Disease (EVD)……………...........................5
2.2 Gejala Ebola Virus Disease (EVD)...................................................... 5
2.3 Etiologi Ebola Virus Disease (EVD) ................................................. 7
2.4. Patogenesis Ebola Virus Disease……………..........................………8
2.5 Diagnosis Ebola Virus Disease…………………….........................….9
2.6 Pengobatan dan Pencegahan Ebola Virus Disease………………….....10
2.7 Sejarah EVD..........................................................................................11
2.8 Kasus Ebola Virus Disease....................................................................11
2.9 Epidemiologi Ebola Virus Disease........................................................15
BAB III PENUTUP......................................................................................21
a. Kesimpulan ...........................................................................................21
b. Saran......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................22
BAB 1
PENDAHULUAN
Dahsyatnya wabah Ebola di benua Afrika saat itu menjadi perhatian dunia
termasuk Indonesia. Bahkan, pemerintah Arab Saudi telah membatalkan kuota umroh
dan haji tahun 2014 bagi negara-negara Afrika yang terserang wabah virus Ebola
demi mencegah penyebarannya. Diharapkan negara-negara di luar benua Afrika
termasuk Indonesia dapat melakukan upaya-upaya untuk mencegah penyebaran virus
Ebola masuk ke negaranya.
Penularan virus Ebola dari manusia ke manusia mudah terjadi. Menurut para
ahli, virus Ebola dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh penderita
seperti darah, urin, cairan semen, air liur dan muntahan. Virus dapat masuk ke tubuh
manusia melalui kulit atau mukosa yang tidak intak.3 Penyakit yang ditimbulkan
virus Ebola disebut dengan Ebola hemorrhagic fever. Masa inkubasinya sekitar 6-8
hari. Manifestasi klinis yang terjadi adalah demam tinggi mencapai 40oC, nyeri
kepala hebat, nyeri otot, muntah, diare, nyeri perut dan diikuti perdarahan spontan
yang masif.4 Diagnosis Ebola pada awal penyakit sulit ditegakkan jika hanya
berdasarkan gejala klinis. Jika ada kecurigaan kontak dengan penderita Ebola, perlu
dilakukan pemeriksaan seperti ELISA, PCR, isolasi virus atau imunohistokimia.5
Obat antivirus maupun vaksin untuk penyakit Ebola belum ditemukan hingga saat ini.
Terapi yang dapat diberikan kepada penderitanya hanya sebatas terapi suportif seperti
pemberian oksigen, cairan intravena dan obat-obat simtomatik.6 Karena penularan
dan penyebarannya sangat cepat dan prognosisnya buruk, penyakit Ebola harus segera
dicegah.
PEMBAHASAN
Virus Ebola menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seperti
darah dari manusia atau hewan yang terinfeksi. Penyebaran melalui udara oleh
primata atau manusia belum terbukti pada percobaan laboratorium atau kondisi
alamiah. Sperma atau ASI dari orang yang telah sembuh dari EVD masih
mengandung virus Ebola hingga beberapa bulan. Pembawa alamiah virus Ebola
adalah kelalawar buah dimana mereka kebal terhadap virus ini. Penyakit lainnya
seperti malaria, kolera, demam tifus, meningitis dan demam berdarah memiliki
kemiripan dengan EVD. Diperlukan tes darah untuk mengetahui RNA, antibodi dan
virus itu sendiri untuk menegakkan diagnosis EVD.
Waktu yang diperlukan sejak virus masuk hingga timbul gejala klinis adalah
biasanya 7-10 hari (rentang waktu 3-16 hari). Gejala klinik awal adalah :
1 Panas badan;
2 Nyeri pada pangkal tenggorokan;
3 Bercak pada kulit tampak jelas pada batang tubuh (pada hari ke 5-7);
4 Mata kemerahan.
Pada penderita yang bertahan hidup dari infeksi virus ebola dapat mengalami
gejala:
1 Nyeri otot;
2 Nyeri sendi yang berpindah-pindah;
3 Nyeri kepala;
4 Lemas;
5 Bulimia;
6 Tidak mendapat menstruasi;
7 Kehilangan daya pendengaran;
8 Suara mendengung di telinga;
9 Radang salah satu buah zakar;
10 Radang kelenjar ludah parotis
2.3 Etiologi Ebola Virus Disease (EVD)
2.8.2 Kejadian Luar Biasa dan Kasus EVD Tahun 1995 -2012
Pada Tahun 1995, kejadian luar biasa Ebola di Zaire (sekarang menjadi
Republik Demokrat Kongo) terjadi untuk kedua kalinya, menyerang 315
orang dan 254 orang diantaranya meninggal.
Pada tahun 2000, terjadi kejadian luar biasa Ebola di Uganda ,
menyerang 425 orang dan 224 diantaranya meninggal.
Pada tahun 2003, terjadi kejadian luar biasa Ebola di Republik Kongo,
menyerang 143 orang dan 128 diantaranya meninggal dengan CFR mencapai
90 %.
Pada tahun 2004, ilmuwan dari Rusia meninggal akibat Ebola setelah
menususk dirinya dengan jarum yang terinfeksi virus Ebola.
Pada bulan April sampai Agustus tahun 2007, terjadi kasus Ebola di
empat desa di Republik Demokrat Kongo. Banyak orang yang meninggal
setelah menghadiri acara pemakaman kepala desa. Kejadian ini menyebabkan
264 orang terinfeksi Ebola dan 187 orang diantaranya meninggal.
Pada tanggal 30 November 2007, Kementerian Kesehatan Uganda
melaporkan kejadian luar biasa Ebola yang terjadi di distrik Bundibugyo yang
terletak di Uganda barat. WHO mengkonfirmasi adanya virus baru dari genus
Ebolavirus yang dinamakan Bundibugyo. WHO mencatat dari 149 kasus
Ebola dan 37 diantaranya meninggal.
Pada tahun 2012, WHO melaporkan dua kejadian luar biasa Ebola skala
kecil terjadi di Uganda. Kejadian yang pertama menyerang 7 orang dan
menyebabkan 4 kematian. Kejadian yang kedua menyerang 24 orang dan
menyebabkan 17 kematian. Virus Ebola variasi Sudan yang menyebabkan dua
kejadian tersebut.
Pada tanggal 17 Agustus 2012, Kementerian Kesehatan Republik
Demokrat Kongo melaporkan kejadian luar biasa Ebola yang disebabkan
oleh virus varian Bundibugyo di wilayah timur. WHO mencatat bahwa terjadi
57 kasus dan 29 diantaranya dapat hidup terdapat dugaan bahwa penyebab
kejadian tersebut adalah daging hewan liar / bushmeat (kelalawar dan
primata) yang dijual oleh penduduk desa sekitar kota Isiro dan Viadana.
Tabel 1
Kasus Suspected, Probable, dan Confirmed Ebola di Guinea, Liberia dan
Sierra Leone Per 13 Mei 2015
Dari table 1 diatas dapat sisimpulkan bahwa negara dengan kasus Ebola
paling banyak adalah Sierra Leone dengan jumlah kasus 12.523 kasus. Sedangkan
jenis kasus terbanyak pada ke tiga negara adalah kasus confirmed ebola dengan
jumlah 14.992 kasus.
Tabel 2
No Tempat Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Case Attack
(Negara) Popula Kasus Kematian Fatality Rate
si Rate (%) /10.000
Beresik Pddk
o
1 Sudan 1976 - 284 151 53,17 -
2 Zaire 1976 - 318 280 88,05 -
(Kongo)
3 Zaire 1995 - 315 254 80,63 -
4 Uganda 2000 - 425 224 52,70 -
5 Kongo 2003 - 143 128 89,51 -
6 Kongo 2007 - 267 187 70,04 -
7 Uganda 2007 - 149 37 24,83 -
8 Uganda 2012 - 7 4 57,14 -
9 Uganda 2012 - 24 17 70,83 -
10 Kongo 2012 - 57 28 49,12 -
11 Guinea 2014 - 2015 12,043, 3.597 2.392 66,50 2,97
898
11 Liberia 2014 - 2015 4,396,8 10.604 4.796 45,23 24,1
73
12 Sierra 2014 - 2015 6,205,3 12.523 3.904 31,17 20,18
Leone 82
13 Mali 2014 - 2015 15,768, 8 6 75 0,005
227
14 Nigeria 2014 - 2015 178,51 20 8 40 0,001
6,904
15 Senegal 2014 - 2015 - 1 0 0 -
16 Spanyol 2014 – 2015 - 1 0 0 -
17 Inggris 2014 - 2015 - 1 0 0 -
18 Amerika 2014 - 2015 - 4 1 25 -
Serikat
Case Fatality Rate dan Attack Rate Ebola Virus Disease
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa CFR Ebola tertinggi terjadi di Kongo
yahun 2003 dimana CFR Ebola mencapai 89,51 % dan attack rate Ebola tertinggi terjadi
di Liberia pada tahun 2014 – 2015 dimana attack rate mencapai 24,1 orang per 10.000
penduduk.
Tabel 3
Distribusi Proporsi Kasus Ebola Confirmed Ebola Menurut Jenis Kelamin di
Guinea, Liberia dan Sierra Leone Per 13 Mei 2015
Jumlah Kasus Distribusi
No Negara Jenis Kelamin
Yang Dikonfirmasi Proporsi (%)
Dari tabel 3 diatas, dapat disimpulkan bahwa di negara Guinea dan Liberia, laki –
laki lebih beresiko terkena Ebola dengan jumlah kasus 42,51% (1.527) dan 51,01%
(1.911) sedangkan di negara Sierra Leone, perempuan lebih beresiko terkena Ebla dengan
jumlah kasus 51,56% (4.95)
Tabel 4
Distribusi Proporsi Kasus Confirmed Ebola Yang Dikonfirmasi Menurut
Umur di Guinea, Liberia dan Sierra Leone Per 13 Mei 2015
Jumlah Kasus
Distribusi
No Negara Jenis Kelamin Yang
Proporsi
Dikonfirmasi
Dari tabel 3 diatas, dapat disimpulkan bahwa di ketiga negara, umur 15-44 tahun
lebih beresiko terkena Ebola dengan jumlah kasus di Guinea 57,00% (1809) , di Liberia
61,91% (5.454) dan di Sierra Leone 54,70% (2.605).
Grafik 1
Jumlah Kasus Ebola di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone Tahun 2014 – 2015
Grafik 2
Jumlah Kasus Ebola dan Kematian Akibat Ebola di Guinea Tahun 2014 – 2015
Grafik 3
Jumlah Kasus Ebola dan Kematian Akibat Ebola di Liberia Tahun 2014 – 2015
Grafik 4
Jumlah Kasus Ebola dan Kematian Akibat Ebola di Siera Leone Tahun 2014 –
2015
BAB 3
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Baize S, Pannetier D, Oestereich L, Rieger T, Koivogui L, Magassouba N, et al.
Emergence of Zaire ebola virus disease in Guinea – Preliminary report. N Eng J Med.
2014:1-8.
Bente D, Gren J, Strong J, Feldmann H. Disease modeling for Ebola and Marburg virus.
DMM. 2009;2:12-7.
Bausch DG, Towner JS, Dowell SF, Kaducu F, Lukwiya M, Sanchez A, et al. Assessment
of the risk of Ebola virus transmission from bodily fluids and fomites. J Infect Dis.
2007;196:S142-7.
Center Of Disease Control and Prevention . 2014 Ebola Outbreak in West Africa -
Reported Cases Graph.
Center Of Disease Control and Prevention. 2014 Ebola Outbreak in West Africa –
Outbreak.
Colebunders R, Borchert M. Ebola haemorrhagic fever--a review. J Infect.
2000;40(1):16-20.
Clark DV, Jahrling PB, Lawler JV. Clinical management of filovirus-infected patients.
Viruses 2012;4(9):1668-86.
European Centre for Disease Prevention and Control. Outbreak of Ebola virus disease in
West Africa. Stockholm: ECDC; 2014.International Journal of Pharma and Bio Sciences.
2010;1:1-9. 6.
Li YH, Chen SP. Evolutionary history of Ebola virus. Epidemiol Infect. 2013;16:1-8.
Leroy EM, Rouquet P, Formenty P, Souquiere S. Multiple Ebola virus transmission
events and rapid decline of central African wildlife. Science. 2004;303:387-90.
Muyumbe-Tamfum JJ, Mulangu S, Masumu J, Kayambe JM, Kemp A, Paweska J. Ebola
virus outbreaks in Africa: Past and present. Onderstepoort Journal of Veterinary
Research. 2012;79(2).
Roddy P, Howard N, Van Kerkhove MD, Lutwama J, Wamala J, Yoti Z, et al. Clinical
manifestations and case management of Ebola haemorrhagic fever caused by a newly
identified virus strain, Bundibugyo, Uganda, 2007–2008. PLoS One 2012;7(12):e52986.
Sullivan N, Yang YZ, Nabel GJ. Ebola virus pathogenesis: implications for vaccines and
therapies. J Virol. 2003;77(18):9733-7.
Tyagi S, Kumara S, Singla M. Clinical aspects of Ebola hemorrhagic fever: a review.
Worldmeters. Countries in the world (ranked by 2014 population).
World Health Organization. Ebola fact sheet
World Health Organization. Ebola Situation.
Lampiran
Gambar 1 : Peta distribusi kasus Ebola di Afrika Barat