Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas II yang Diampu Oleh:
Heni Purwaningsih, S. Kep.,Ns

Oleh:
Kelompok 7

1. Tri Mukti Setyoningsih (010115A129)


2. Ninik Tri BudiYati (010115A082)
3. Muh. Riski Eko P. (010115A076)
4. Shendy Prastika (010115A116)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2017

DAFTAR ISI
1
COVER........................................................................................................................... 01

DAFTAR ISI................................................................................................................... 02

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG.......................................................................................... 03

B.TUJUAN................................................................................................................ 04

C.MANFAAT............................................................................................................ 05

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 06

A. DEFINISI............................................................................................................. 06

B.MANIFESTASI KLINIS..................................................................................... 07

C.ETIOLOGI........................................................................................................... 07

D.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK....................................................................... 09

E.KOMPLIKASI..................................................................................................... 10

F.PENATALAKSANAAN....................................................................................... 10

G.PATHWAY............................................................................................................ 12

H.FORMAT PENGKAJIAN IBU HAMIL........................................................... 13

ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................... 19

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 24

A.KESIMPULAN............................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 25

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan sebuah proses yang normal.


Walaupun demikian, masalah dapat terjadi selama kehamilan yang mengubah
perjaqlanan kehamilan yang normal. Oleh karena itu, surveilans kesehatan sdecara
dini dan sering diperlukan untuk menentukan apakah ada ancaman signifikan terhadap
kesejahteraan maternal dan janin, yang memungkinkan intervensi tepat waktu dan
pencapaian hasil akhir yang baik bagi wanita dan janin.

Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan


perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi di seluruh sistem organ, sebagian besar
perubahan pada tubuh ibu kebanyakan disebabkan oleh kerja hormonal. Perubahan ini
terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progestrogen dan estrogen yakni
hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan
(Mandriwati, 2008). Beberapa keluhan yang membuat ibu merasa tidak nyaman di
antaranya adalah mual dan muntah (Smith, dkk, 2009). Wanita hamil sebanyak 50%
mengalami Emesis Gravidarum yang dikenal dengan istilah Morning Sickness (rasa
mual di pagi hari) menjadi bagian yang tidak enak dalam kehamilan (Koesno, 2009).

Emesis gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum


yang menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum atau makan, akibatnya
tubuh ibu semakin lemah, pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis
sehingga cairan tubuh berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi)
sehingga melambatkan peredaran darah yaitu oksigen dan jaringan sehingga dapat
menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan
perkembangan janin yang dikandungnya (Hidayati, 2009).

3
Menurut Supriyanto (2009), 50-90% wanita hamil mengalami mual pada
trimester pertama dan sekitar 25% wanita hamil mengalami masalah mual muntah
memerlukan waktu untuk beristirahat dari pekerjaannya (Smith, dkk, 2009). Setiap
wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu
merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat
mual dan ingin muntah setiap saat (Maulana, 2008).

Menurut Rahingtyas (2008) dan Booth (2004), sebanyak 80% wanita hamil
yang mengalami mual muntah terjadi pada trimester I kehamilan dan 2% ibu hamil
pada trimester 1 mengalami masalah mual dan muntah yang berat sehingga
diperlukan perawatan medis. Rasa mual pada awal kehamilan dapat di kurangi dengan
menggunakan terapi komplementer antara lain dengan tanaman herbal atau tradisional
yang bisa dilakukan dan mudah di dapatkan seperti jahe,daun peppermint, lemon, dll
(Ira, 2012).

Komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan dapat dibagi menjadi dua


kategori besar, yaitu komplikasi yang terkait hanya dengan kehamilan dan pengakit
penyerta serta kondisi yang telah ada sebelumnya atau terjadi secara tiba-tiba selama
kehamilan. Salah satu dari beberapa komplikasi kehamilan ini salah satunya ialah
hiperemesis gravidarum dimana hiperemesis gravidarum ini merupakan tanda gejala
kehamilan berupa mual dan muntah yang berlebihan yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan yang nyata,
asetoburia dan kekurangan nutrisi. Walaupun mual dan muntah ringan antara minggu
ke-5 dan minggu ke-12 dialami 50% sampai 80% wanita hamil hiperemesis
gravidarum terjadi hanya pada rata-rata 1% sampai 2% kehamilan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mendapatkan wawasan tentang materi hyperemesis gravidarum
yang lebih luas sehingga mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menjelaskan definisi dari hiperemesis gravidarum.
b. Dapat menyebutkan etiologi dari hiperemesis gravidarum.
c. Dapat menyebutkan manifestasi klinis dari hiperemesis gravidarum.
d. Dapat menentukan diagnosa keperawatan.
e. Dapat memberikan asuhan keperawatan.

4
C. Manfaat
Menjadikan mahasiswa memiliki pemikiran kritis sehingga mampu menjadi
perawat professional yang berkualitas, mengerti dan memahami kebutuhan pasien
serta metode metode dalam penerapan proses keperawatan terhadap pasien.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah


berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari hari (Arief. B., 2009).

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada masa
kehamilan trimester pertama. Kejadian ini dapat menyebabkan cadangan karbohidrat
habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh berlebihan pada
cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna
terbentuklah badan keton didalam darah yang dapat menambah beratnya gejala klinik
(Moctar, 2010).

Mual muntah umumnya disebut morning sickness, dialami oleh sekitar 70-
80% wanita hamil yang bersifat ringan dan merupakan kondisi yang dapat dikontrol
sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Hiperemesis gravidarum adalah
muntah berlebihan pada wanita hamil yang menyebabkan terjadinya penurunan berat
badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan tidak normalnya kadar
elektrolit (Runiari, 2010).

Hiperemesis gravidarum merupakan tanda gejala kehamilan berupa mual dan


muntah yang berlebihan yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, penurunan berat badan yang nyata, asetonuria dan kekurangan nutrisi.
Walaupun mual dan muntah ringan antara minggu ke-5 dan minggu ke-12 dialami
50% sampai 80% wanita hamil hiperemesis gravidarum terjadi hanya pada rata-rata
1% sampai 2% kehamilan. Mual dan muntah yang ringan merupakan hal yang sering
terjadi dan merupakan keadaan yang normal pada awal masa kehamilan. Walaupun
demikian, ketika kedua hal tersebut terjadi secara berlebihan akan terjadi dampak
patologis.

6
Jadi kesimpulannya hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan dimana dapat mengganggu aktivitas sehari hari yang tidak terkendali
selama masa kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit
atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.

B. Manifestasi Klinis
1. Muntah hebat.
2. Nafsu makan buruk.
3. Asupan makanan buruk.
4. Penurunan berat badan.
5. Dehidrasi.
6. Ketidak seimbangan elektrolit
7. Respon berlebihan terhadap masalah psikososial yang mendasar.
8. Muntah yang tak dapat di atasi dengan tindakan untuk mengatasi morning
sickness
9. Asedosis yang di sebabkan karena kelaparan
10. Alkolosis akibat hilangnya asam hidroklorida yang keluar bersama muntahan.
(Helen Varney, 2010)
C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum dapat diketahui secara pasti, namun ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu :
1. Primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Pada mola hidatidosa dan
kehamilan ganda, faktor hormon memegang peranan dimana hormon khorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurundari pihak ibu terhadap perubahan tersebut.
3. Faktor psikologis. Faktor psikologis seperti depresi, gangguan psikiatri, rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap tanggung jawab sebagai
ibu, tidak siap untuk menerima kehamilan memegang peranan yang cukup
penting dalam menimbulkan hiperemesis gravidarum.
4. Faktor alergi. Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
(Sugma dan Ricky, 2016).

Terjadi perubahan-perubahan yang cukup besar yang mungkin merusak


keseimbangan didalam badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual dan
muntah ialah masuknya bagian-bagian viluus ke dalam peredaran darah ibu,
perubahan-perubahan endokrin misalnya hipofungsi kortek g1 suprarenalis,
perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan.

7
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas teteapi
muntah yang menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari dan dehidrasi memberi
petunjuk bahwa ibu hamil tersebut memerlukan perawatan yang intensif. Gambaran
gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi tiga tingkat berikut
ini :

1. Hiperemesis Gravidarum Tingkat Pertama


a. Muntah berlangsung terus.
b. Makan berkurang.
c. Berat badan menurun.
d. Kulit dehidrasi sehingga tonusnya lemah.
e. Nyeri didaerah epigastrium.
f. Tekanan darah turun dan nadi meningkat.
g. Lidah kering.
h. Mata tampak cekung.
2. Hiperemesis Gravidarum Tingkat Kedua
a. Penderita tampak lemah.
b. Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin kurang,
lidah kering dan kotor.
c. Tekanan darah turn dan nadi meningkat.
d. Berat badan makin menurun.
e. Mata ikterus.
f. Gejala hemokonsentrasi makin tampak, urin berkurang, dan jumlah aseton
dalam urin meningkat.
g. Terjadinya gangguan buang air besar.
h. Mulai tampak gejala, gangguan kesadaran menjadi apatis.
i. Nafas berbau asseton.

3. Hiperemesis Gravidarum Tingkat Ketiga


a. Muntah berkurang
b. Keadaan umum ibu hamil makin menurun, tekanan darah turun, nadi
meningkat dan suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas.
c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
d. Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma, komplikasi
susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) nistagmus (perubahan arah bola
mata) diplopia (gambar tampak ganda), dan perubahan mental.

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
2. Urinalisis :
a. kultur,
b. mendeteksi bakteri,

8
c. BUN: produk akhir dari metabolism protein, dibuat oleh hati. Pada orang
normal, Urem dikeluarkan melalui urin

DEWASA 5 25 mg/dll

ANAK 5 20 mg/dl

BAYI 5 15 mg/dl

d. Keton: untuk mendeteksi adanya produksi sampingan penguraian karbohidrat


dalam urin.
3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH
a. AST: enzim hati yang terdapat dalam sel parenkim hati
b. ALT: enxim yang dapat dijumpai di dalam serum darah dan berbagai jaringan
tubuh, namun seringkalo dikaitkan dengan kinerja organ hati.
c. Kadar LDH: salah satu enzim yang melepas hydrogen dan tersebar luas pada
jaringan terutama ginjal, rangka, hati dan otot jantung. Nilai normal 80 240
u/L

E. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada hiperemesis gravidarum antara lain:
a. Depresi.
b. Dehidrasi meningkatkan risiko ketoasidosis diabetikum pada penderita dengan
diabetes tipe 1.
c. Gangguan elektrolit seperti yang terlihat pada setiap pasien dengan muntah terus-
menerus, alkalosis, hipokalemia dan hiponatremia.
d. Gizi buruk dan disertai ketosis, anemia, hypoalbuminemia (Edward,2010).
e. Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan
gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan
keluarga, menarik diri dan depresi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa
pada hubungan gastroesofagi yang menyebabakn peredaran ruptur esofagus,
kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak
sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang
(setiawan, 2007). Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan
tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderita

9
hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR,
Premtur hingga menjadi abortus.
F. Penatalaksanaan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan:

Penatalaksanaan Medis :

1. Obat obatan; Sedativa : Phenobarbital, Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B


kompleks, Anti histamine : dramamin, avomin, Anti emetik (pada keadaan lebih
berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine. Penanganan hiperemesis
gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.

2. Isolasi; Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan
perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti
pada penderita mau makan. Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama
24 jam. Kadang kadang dengan isolasi saja gejala gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologika; perlu diyakinkan kepeda penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik.
4. Cairan parenteral; cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2 3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan
vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan
asam amino secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan
keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan
yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala gejala akan
berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
5. Menghentikan kehamilan; Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik
dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus,
anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung
diantaranya:
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai koma,
terjadi gangguan jiwa.

10
b. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina, kemunduran
penglihatan.
c. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam
bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan
darah menurun.
Penatalaksanaan Keperawatan:
Pemberian terapi komplementer dengan menggunakan jahe (zingiberofficinale)
sebagai tablet isap untuk ibu hamil dengan gejala mual dan muntah.

G. Pathway
Kehamilan

Primigravida. Mala Hidatidosa & Masuknya vili khoralis dalam


Kehamilan GAnda sirkulasi maternal Faktor psikologis

HCG Meningkat Depresi


Diimbangi dengan
perubahan mettabolik Kehilangan pekerjaan

Albuminuria Takut tanggung jawab

Terjadi perubahan keseimbangan

Hyperemesis gravidarium

Hyperemesis gravidarium I Hyperemesis gravidarium II Hyperemesis gravidarium III

Muntah secara terus- Pasien tampak lemah


Muntah menurun
menerus
Gejala dehidrasi makin
Keadaan umum makin
Makan berkurang tampak
menurun
BAB menurun Mata ikterik
Gangguan hati
Nyeri spigastrium Nafas batu aseton
Gangguan kesadaran
Mata tampak cekung Terjadi gangguan BAB

Mual dehidrasi BB turun 11 Ketidakseimbangnya elektrolit muntah

MK: kekurangan volume cairan b/d


MK: Mual b/d
Kehamilan kehilangan cairan aktif
dehidrasi MK:stres
Ansietas b/d perubahan besar MK : Nyeri
H. Format Pengkajian Ibu Hamil
1. Pengumpulan Data
a. Identitas / Biodata
Nama Ibu: Nama Suami
Umur: Umur
Suku/kebangsaan: Suku/kebangsaan
Agama : Agama
Pendidikan: Pendidikan
Pekerjaan: Pekerjaan
Alamat: Alamat
b. Riwayat Sosial
Status Perkawinan :
Perkawinan ke :
Umur ketika menikah :
Istri :
Suami :
Lama menikah :
c. Anamnese / Data Subjektif
Pada Tanggal : Pukul : di :
1. Kunjungan ke :
2. Alasan kunjungan : ulang ada keluhan
3. Keluhan Utama :
4. Riwayat Menstruasi :
Menarche :
Siklus Haid :
Teratur/ tidak teratur :
Sifat darah :
Banyak :
Lamanya :
Dismenorhoe :
Keluhan :
Cara Mengatasi :

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu

Tgl Usia Jenis Tempat Komplikasi Bayi Nifas


No Lahir/ Kehamil Persa Persa Penolong
PB/ Keada Lact Keada
an
Umur linan linan an asi an
Ibu Bayi BB JK

12
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
- HPHT :
- TTP :
- Pergerakan Fetus pertama x : minggu
- Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam terakhir :
<10 x 10 20x >20x
- Bila lebih dari 20x dalam 24 jam, dengan durasi : <15 >15
Keluhan pada :
Trimester I :
Trimester II :
Trimester III :
Keluhan keluhan yang dirasakan :
Rasa lelah :
Mual muntah yang lama :
Nyeri perut :
Panas Menggigil :
Sakit kepala berat/terus menerus :
Penglihatan kabur :
Rasa nyeri, panas waktu BAK :
Rasa gatal pada vulva dan sekitarnya :
Pengeluaran cairan pervaginam :
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai :
Oedema :
7. Obat-Obatan yang dikonsumsi selama kehamilan
Jenis :
Alasan :
8. Diet
Makan
Frekuensi : x/hari
Jenis Makanan :
Perubahan makan yang dialami :
Cara mengatasi :
Minum
Frekuensi : gelas/hari
Minuman tambahan : Frekuensi : gelas/hari
9. Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi : x/hari
Warna :
Banyaknya : cc/cc/BAK
- Keluhan :
- Cara mengatasi :
BAB
- Frekuensi : x/hari
- Warna :
- Konsistensi :
13
- Keluhan :
- Cara mengatasi :
10. Pola Istirahat dan Tidur
Tidur siang
Frekuensi : jam
Keluhan :
Cara mengatasi:
Tidur malam

Frekuensi : jam
Keluhan :
Cara mengatasi:
11. Seksualitas
Coitus/senggama : x/minggu
Keluhan :
Cara mengatasi :
12. Aktifitas Sehari Hari
Pekerjaan :
Lama :
Jarak tempuh :
Alat transportasi :
13. Imunisasi
TT1 : Kehamilan minggu ke :
TTII : Kehamilan minggu ke :
14. Kontrasepsi Yang Pernah Digunakan
Jenis :
Keluhan :
Cara mengatasi:
15. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita
Jantung :
Ginjal :
Asma/TBC Paru :
Hepatitis :
Epilepsi :
Gamelli :
Lain-lain :
16. Riwayat Penyakit Keluarga
Jantung :
Skizoprenia :
Hipertensi :
DM :
17. Penyimpangan Perilaku Hidup Sehat
Merokok : Ya Tidak
Minuman Keras : Ya Tidak
Obat-obat terlarang : Ya Tidak
18. Data Psikologi
Status emosional :

14
Kehamilan ini : Direncanakan dan diterima
Direncanakan dan tidak diterima
Tidak direncanakan dan diterima
Tidak direncanakan dan tidak diterima
d. Pemeriksaan Fisik / Head To Toe (Data Objektif)
1. Keadaan Umum :
2. Keadaan Vital :
TD : mmHg
Pols : x/i
RR : x/i
Suhu : C
3. Berat badan
BB sebelum hamil : kg
BB sekarang : kg
4. Rambut
Jenis rambut :
Distribusi :
Kebersihan :
Kelainan :
5. Wajah
Cloasma gravidarum : Ya Tidak Ada
Oedema : Ya Tidak Ada
Kelainan :
6. Mata
Sklera : Ya Tidak Anemis
Konjungtiva : Ya Tidak Ikterik
Kelopak mata : Ya Tidak Oedema
Kelainan :
7. Hidung
Polip : Ya Tidak Ada
Sekret : Ya Tidak Ada
Sinositis : Ya Tidak Ada
Kelainan :
8. Mulut dan gigi
Lidah : Bersih Kotor
Tonsil : Bengkak Tidak Bengkak
Stomatitis : Ya Tidak Ada
Epulsi : Ya Tidak Ada
Gigi : Caries dan berlubang
Caries dan tidak berlubang
Tidak Caries dan berlubang
Tidak Caries dan tidak berlubang
9. Telinga
Letak : Simetris Asimetris
Serumen : Ya Tidak Ada
OMA : Ya Tidak Ada
Kelainan :
10. Leher

15
Kelenjar tiroid : Bengkak Tidak Bengkak
Pembuluh limfe : Besar Tidak membesar
Kulit : Bekas luka operasi Tidak ada bekas luka
operasi
11. Dada
Letak payudara : Simetris Asimetris
Areola mamae : Hyperpigmentasi Tidak hyperpigmentasi
Puting susu : Datar
Menonjol
Terbalik/masuk ke dalam
Colostrum : Ya Tidak Ada
Massa/ benjolan : Ya Tidak Ada
Kelainan :
12. Aksila
Pembengkakan kelenjar (hypoma) : Ya Tidak Ada
Kebersihan : Bersih Kotor
13. Abdomen
a. Inspeksi
Bekas luka / operasi : Ya Tidak Ada
Linea nigra : Ya Tidak Ada
Striae Albicans : Ya Tidak Ada
Striae Lipid : Ya Tidak Ada
Acites : Ya Tidak Ada
b. Palpasi
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
Letak :
Presentasi :
Kontraksi :
Frekuensi :
TBBJ :
c. Auskultasi
DJJ :
Frekuensi :
Punctum maximum :
d. Pelvimetri klinik
Distansia Spinarum : cm
Distansia Cristarum : cm
C. Externa : cm
L. Panggul : cm
14. Pinggang dan Punggung
a. Inspeksi
Posisi tulang belakang :
b. Perkusi (CVAT)
Nyeri : Ya Tidak Ada
15. Genetalia

16
a. Vulva dan Vagina
Varices : Ya Tidak Ada
Luka : Ya Tidak Ada
Kemerahan : Ya Tidak Ada
Rabas : Ya Tidak Ada
Kelainan :
b. Perineum
Bekas luka parut : Ya Tidak Ada
c. Anus
Hemoroid : Ya Tidak Ada
Kelainan :
16. Ekstremitas
a. Inspeksi
Ekstremitas Atas
Tangan dan jari : Oedema Tidak Oedema
Kelainan :
Ektremitas Bawah
Tibia kaki :
Varices :
Kelainan :
b. Perkusi
Refleks patela : kanan positif dan kiri positif
kanan positif dan kiri negatif
kanan negatif dan kiri positif
kanan negatif dan kiri negatif

c. Pemeriksaan Laboratorium
HB :
Protein Urine :
Glukosa :

17
ASUHAN KEPERAWATAN

N Diagnosa NOC NIC


O
1. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen cairan dan elektrolit
Volume Cairan selama x24 jam, diharapkan 2080
berhubungan dengan kriteria hasil : Definisi : pengaturan dan
dengan 1. Keseimbangan cairan pencegahan komplikasi dari
kehilangan cairan (0601) perubahan cairan dan atau
aktif (Domain - 060101 tekanan darah elektrolit.
2,Nutrisi kelas 5 dipertahankan dari - 05 Timbang berat badan
Hidrasi 00027) skala 2, ditingkatkan harian dan pantau gejala
NANDA I 2015- ke skala 4 - 06 berikan cairan yang sesuai
2017 hal 193) - 060122 denyut nadi - 07 tingkatkan intake atau
radial dipertahankan asupan cairan per oral
Definisi: dari skala 2, (misalnya memberikan cairan
penurunan cairan ditingkatkan ke skala 4 oral sesuai preferensi pasien,
intravascular, - 060107 keseimbangan tempatkan cairan di tempat
interstisiel, dan intake dan output yang mudah terjangkau,
atau intraseluler. dalam 24 jam memberikan sedotan dan
Ini mengacu pada dipertahankan dari menyediakan air segar)
dehidrasi, skala 2, ditingkatkan - 16 Monitor hasil laboratorium
kehilangan cairan ke skala 4 yang relevan dengan
saja tanpa - 060109 berat badan keseimbangan cairan
perubahan kadar stabil dipertahankan (misalnya hematocrit, BUN,
natrium. dari skala 2, Albumin, protein total,
ditingkatkan ke skala 4 asmolalitas serum, dan urin
- 060116 turgor kulit spesifik tingkat gravitasi)
dipertahankan dari - 19 jaga pencatatan intake
skala 2, ditingkatkan asupan dan output yang
ke skala 4 akurat
- 060117kelembaban - 23 monitor tanda-tanda vital
membrane mukosa yang sesuai
dipertahankan dari - 26 monitor manifestasi dari
skala 2, ditingkatkan keseimbangan elektrolit
ke skala 4 - 28 berikan sub elektrolit
- 060115 kehausan tambahan yang diresepkan
dipertahankan dari - 30 monitor efek samping dari
skala 2, ditingkatkan suplemen elektrolit yang
ke skala 4 diresepkan
2. Keparahan mual dan - 31 amati membrane bukal
muntah (2107) pasien, sclera, dan kulit
- 210701 frekuensi mual terhadap indikasi perubahan
dipertahankan dari cairan dan keseimbangan
skala 2, ditingkatkan elektrolit
ke skala 4 - 37 monitor kehilangan cairan
- 210702 intensitas mual (misalnya perdarahan,
dipertahankan dari muntah, diare, keringat,
skala 2, ditingkatkan takipnea)
ke skala 4 2. Manajemen muntah 1570
18
- 210704 frekuensi Definisi: pencegahan dan
muntah dipertahankan penanggulangan muntah
dari skala 2, - 01 kaji emesis terkait dengan
ditingkatkan ke skala 4 warna, konsistensi, akan
- 210705 intensitas adanya darah, waktu, dan
muuntah sejauh mana kakuatan emesis
dipertahankan dari - 05 dapatkan riwayat lengkap
skala 2, ditingkatkan mengnai perawatan
ke skala 4 sebelumnya
- 210713 kehilangan - 06 dapatkan riwayat makanan
berat badan seperti makanan yang disukai,
dipertahankan dari yang tidak disukai dan
skala 2, ditingkatkan referensi makanan sesuai
ke skala 4 budaya
- 07 identifikasi faktor-faktor
yang dapat menyebabakan
atau berkontribusi terhadap
muntah
- 08 pastikan obat antiemetic
yang efektif diberikan untuk
mencegah muntah bila
memungkinkan
- 09 kendalikan faktor-faktor
lingkungan yang mungkin
membangkitkan keinginan
untuk muntah(misalnya bau
yang menyengat, suara, dan
stimulasi visual yang tidak
menyenangkan)
- 10 kurangi atau hilangkan
fajtor-faktor yang bersifat
personal yang memicu atau
meningkatkan keinginan unuk
muntah (kecemasan,
ketakutan, dan kurangnya
pengtahuan)
- 13 berikan dukungan fisik
selama muntah( misalnya
membantu untuk
membungkuk atau menopang
kepala)
- 14 berikan kenyamanan
selama episode muntah
(misalnya kain dingin pada
dahi, sponge wajah atau
menyediakan pakaian kering
bersih)
- 18 tunggu minimal 30 menit
setelah episode muntah

19
sebelum menawarkan cairan
kepada pasien
- 20 tingkatkan pemberian
cairan secara bertahap jika
tidak ada muntah yang terjadi
selama 30 menit
- 23 dorong istirahat

2. Mual Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen Mual


berhubungan selama x24 jam, diharapkan Definisi: pencegahan dan
dengan dengan kriteria hasil : penanggulangan mual
kehamilan, 1. Kontrol mual & - Dorong pasien untuk belajar
domain 12 muntah (1618) strategi mengatasi mual
kenyamanan - 161801 mengenali sendiri
kelas 1 onset mual - Lakukan penilaian lengkap
kenyamanan dipertahankan dari terhadap mual, termasuk
fisiik 00134 skala 2, frekuensi, durasi tingkat
NANDA I 2015- ditingkatkan ke keparahan, dan faktor-faktor
2017 halaman skala 4 pencetus, dengan
648 - 161802mendeskrip menggunakan alat
sikan faktor-faktor (pengkajian) seperti selfcare
Definisi : suatu penyebab journal, visual analog scales,
fenomena dipertahankan dari timbangan analog visual, duke
subjektif tentang skala 2, dercriptive scales, dan Rhodes
rasa tidak nyaman ditingkatkan ke index of nausea and vomiting
pada bagian skala 4 (INV) form 2
tenggorok atau - 161806 - Evaluasi dampak dari
lambung yang menghindari pengalaman mualpada kualitas
dapat atau tidak faktor-faktor hidup (misalnya nafsu makan ,
dapat penyebab bila aktivitas, prestasi kerja,
mengakibatkan mungkin ttanggung jawab peran, dan
muntah. dipertahankan dari tidur)
skala 2, - Identifikasi faktor-faktor yang
ditingkatkan ke dapat menyebabkan atau
skala 4 berkontribusi terhadap
- 161807 mual(misalnya obat-obatan
menghindari bau atau prosedur)
yang tidak - Kurangi atau hilangkan faktor-
menyenangkan faktor yang bersifatpersonal
dipertahankan dari yang memicu atau
skala 2, meningkatkan mual
ditingkatkan ke (kecemasan, takut, kelelahan,
skala 4 dan kurangnya pengetahuan)
2. Mual &muntah: efek - Identifikasi strategi yang telah
yang mengganggu berhasil dialkukan dalam
(2106) upaya mengurangi mual
- 210601 asupan - Tingkatkan istirahat tidur yang
cairan menurun cukup untuk memfasilitasi
dipertahankan dari pengurangan mual
skala 2,
20
ditingkatkan ke - Berikan informasi mengenai
skala 4 mual, seperti penyebabmual
- 210602 asupan dan berapa lama itu akan
makanan berkurang berlangsung
dipertahankan dari 2. Monitor Nutrisi
skala 2, Definis: pengumpulan dan analisa
ditingkatkan ke data pasien yang berkaitan dengan
skala 4 asupan nutrisi
- 210604 perubahan - Timbang berat badan pasien
keseimbanngan - Tentukan banyaknya
cairan penambahan berat badan
dipertahankan dari selama periode anterpartum
skala 2, - Monitor turgor kulit dan
ditingkatkan ke mobilitas
skala 4 - Monitor adanya mual dan
- 210625 kehilangan muntah
selera makan - Monitor diet dan asupan kalori
dipertahankan dari - Identifikasi perubahan asupan
skala 2, makan dan aktivitas akhir-
ditingkatkan ke akhir ini
skala 4
- 210608 penurunan
berat badan
dipertahankan dari
skala 2,
ditingkatkan ke
skala 4
3. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1.Pengurangan Kecemasan 5820
berhubungan selama x24 jam, diharapkan - gunakan pendekatan yang tenang
dengan perubahan dengan kriteria hasil : dan meyakinkan
besar (misalnya 1. Tingkat Kecemasan - jelaskan semua prosedur termasuk
status ekonomi, 1211 sensasi yang akan dirasakan yang
lingkungan, - 121101 tidak dapat mungkin akan dialami klien selama
fungsi peran, beristirahat prosedur dilakukan
status peran), dipertahankan dari - berada disisi klien untuk
domain 9. skala 2, meningkatkan rasa aman
Koping/Toleransi ditingkatkan ke danmengurangi ketakutan
stress kelas 2 skala 4 - lakukan usapan pada punggung
Respon Koping - 121105 perasaan /leher dengan cara yang tepat
00146 NANDA I gelisah - Bantu klien mengidentifikasi
2015-2017 hal. dipertahankan dari situasi yang memiccu kecemasan
343 skala 2, - kontrol stimulus untuk kebutuhan
ditingkatkan ke klien secara tepat
Definisi: perasaan skala 4 - dukung penggunaan mekanisme
yang tidak - 121113 kesulitan koping yang sesuai
nyaman atau dalam belajar/ - Instruksikan klien menggunakan
kekhawatiran memahami sesuatu teknik relaksasi
yang samar dipertahankan dari - atur penggunaan obat-obatan
disertai respon skala 2, untuk mengurangi kecemasan
otonom (sumber ditingkatkan ke secara tepat
21
sering kali tidak skala 4 - kaji untuk tanda verbal dan non
spesifik atau tidak - 121120 verbal kecemasan
diketahui oleh Peningkatan
individu) krekuensi nadi
perasaan takut dipertahankan dari
yang disebabkan skala 2,
oleh antisipasi ditingkatkan ke
terhadap bahaya. skala 4
Hal ini - 121124 pusing
merupakan dipertahankan dari
isyarat skala 2,
kewaspaddaan ditingkatkan ke
yang skala 4
memperingatkan
individu akan
adanya bahaya
dan
memampukan
individu untuk
bertindak
menghadapi
ancaman

22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada masa
kehamilan trimester pertama. Kejadian ini dapat menyebabkan cadangan karbohidrat
habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh berlebihan pada
cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna
terbentuklah badan keton didalam darah yang dapat menambah beratnya gejala klinik.
Dimana mual dan muntah dimana disebabkan karena masuknya bagian villus ke
dalam peredaran darah ibu, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung.
Tetapi reaksi seorang wanita terhadap mual dan muntah tergantung pada bagaimana
penerimaan ibu itu terhadap kehamilanya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Hellen Varney,dkk.2010. Buku-Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran :


EGC.

Manuaba Ida Ayu Chandranita,dkk.2010. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran : EGC.

Parwitasari Dhian Chatur, dkk. Desember 2013. Perbandingan Efektivitas Pemberian


Rebusan Jahe Dan Daun Mint Terhadap Mual Muntah Pada Ibu Hamil. 7
September 2017.

Santi Silvia Lina. 1 Agustus 2015 Januari 2016. Hubungan Antara Status Gizi Ibu Hamil
Dengan Hiperemesis Gravidarum. Jurnal Darul Azhar Vol 4. 7 September
2017
Sugma Epri Setiawati dan Ricky Ramdlan, Mei 2016. Penatalaksanaan Mual Dan Muntah
Pada Hiperemesis Gravidarum. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
Volume 5 No 1. 11 September 2017.

24

Persalinan : pertograf WHO - Pengobatan gagal


Persalinan dengan kesehatan ibu - Terminasi kehamilan
dan bayi optimal dengan indikasi medis

Anda mungkin juga menyukai