Anatomi Fisiologi
Tumbuhan (Rev-1)
Disusun Oleh :
Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si
DAFTAR ISI
Halaman
1. DAFTAR ISI....................................................................................................i
2. TATA TERTIB PRAKTIKUM......................................................................ii
3. KETENTUAN UMUM...................................................................................iv
3. MODUL I : Pendahuluan..............................................................................1
4. MODUL II : Makroskopik..............................................................................7
5. MODUL III : Mikroskopik (SEL)....................................................................9
• Sitoplasma...........................................................................10
• Plastida.................................................................................10
• Zat Ergastik.............................................................................................11
6. MODUL IV : Mikroskopik (Epidermis)...........................................................16
• Rambut / Trikom.....................................................................................16
• Emergens.............................................................................16
• Stomata....................................................................................................16
7. MODUL V : Mikroskopik (Simplisia)..........................................................17
• Simplisia Folium.....................................................................................17
• Simplisia Cortex......................................................................................25
• Simplisia Radhix.....................................................................................27
• Simplisia Rhizoma..................................................................................30
• SimplisiaFructus......................................................................................39
• Simplisia Semen......................................................................................46
• Simplisia Flos..........................................................................................50
8. MODUL VI : Zat Warna dan Sifatnya...........................................................52
9. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................54
TATA TERTIB PRAKTIKUM
KETENTUAN UMUM
Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme yang pertama kali diperkenalkan oleh
Robert Hook (1665). Sel tumbuhan berisi protoplas yang dikelilingi oleh dinding sel kaku yang
menyebabkan tumbuhan tidak dapat bergerak (kecuali beberapa tumbuhan tingkat rendah).
hidup. Dalam sel mati tidak terdapat protoplas walau terkandung masih ada sisa /
bekasnya.
SITOPLASMA
Sitoplasma merupakan bagian dari protoplas. Secara fisik, sitoplasma merupakan senyawa yang liat,
dan agak bening jika terkena sinar yang dapat dilihat. Secara kimia, struktur sitoplasma sangat rumit
dan komponen utamanya terdiri atas 85-90 % air. Aliran sitoplasma sering kali dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya pada sel hidup. Baermacam struktur dapat ditemukan di dalam sitoplasma.
Antara sitoplasma dan dinding sel dibatasi oleh suatu unit selaput yang disebut plasmalema.
Vakuola dibatasi oleh unit selaput lain yang disebut tonoplas. Pada plasmalema sering terdapat
lipatan yang membentuk sistem evaginasi yang berbenttuk tabung. Dalam mikroskop elektron,
evaginasi dengan bagian sitoplasma di dalamnya tampak sebgai kantong dan pembuluh antara
plasmalema dan dinding sel, yang sering kali tampak sebagai strutur multi vesicular (banyak kantong
kecil). Strutur ini mungkin terlihat dalam proses sekresi, termasuk penimbunan polisakarida pada
dinding.
Di dalam sitoplasma terdapat sistem membran serta butir-butir yng dapat disebut organel. Organel
sel tumbuhan meliputi inti (nukleus) retikulum indoplasma, badan golgi, mitokondria, plastida,
badan mikro, ribosom, dan mikrotubula.
PLASTIDA
Plastida merupakan organel yang khas pada sel tumbuhan dan tidak terdapat dalam sel hewan.
Bentuk, ukuran, dan pigmentasinya
Suatu varasi dari stomata tipe dioptik adalah stomata tipe bidiasitik, yaitu stomata
yang sel tetangganya dikelilingi oleh dua sel epidermis.
III. Jenis-jenis rambut
1. Rambut penutup : Rambut yang bereksresi.
2. Rambut kelenjar : Rambut yang bereksresi; minyak atsiri dapat tertimbun dalam
ruang subkutikuler.
Dua tipe utama rambut kelenjar adalah rambut kelenjar tipe Asteraceae
(Compositiae) dan tipe Laminiaceae (Labiatae)
a. Rambut kelenjar tipeAsteraceae (Compositiae) terdiri dari 1 deret sel tangkai
dan 2 baris sel kelenjar.
b. Rambut kelenjar tipe Laminiaceae (Labiatae)terdiri dari 1 sel pangkal yang lebar,
1 atau beberapa sel tangkai dan sebaris mendatar sel kelenjar sebanyak 4, 8, 12
sel atau lebih.
Idioblas : Satu yang isi atau bentuknya jelas berbeda dengan jaringan disekitarnya,
misalnya idioblas hablur, idioblas lendir, idioblas minyak dan lain sebagiannya.
a. Serabut : sel panjang, ujung-ujung meruncing, dinding sel tebal, umumnya berlignin.
vii
V. Emergens
modul
MODUL 1Pendahuluan
Dalam praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan ini perlu dilakukan untuk melengkapi bobot
sks mata kuliah Anatomi Fisiologi Tumbuhan yang terdiri dari 2 sks teori dan 1 sks praktikum
dimana kegiatan praktikum merupakan bagian integral yang menunjang kegiatan perkuliahan.
Penyusunan modul ini menunjukkan Capaian Mata Kuliah untuk membantu para mahasiswa
dalam mendalami mata kuliah / bidang studi Anatomi Fisiologi Tumbuhan khususnya yang
berkaitan dengan mutu simplisia bahan obat nabati yang dapat ditinjau dengan melakukan
analisis kualitatif. Analisis kualitatif meliputi pengujian organoleptik, makroskopik, dan
mikroskopik untuk mengetahui jenis simplisia, pengujian histokimia, dan identifikasi kimia
terhadap senyawa yang tersari untuk menentukan kelompok utama zat aktif.
Uji Organoleptik
Uji Organoleptik dilakukan untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia yang diuji.
Cara organoleptik dapat digunakan untuk uji pendahuluan atau dugaan agar identifikasi dapat
mengarah ke golongan fragmen simplisia, yaitu mengamati warna, rasa, dan bau.
Uji Makroskopik
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat. Cara ini
dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji.
Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan persyaratan dalam monografi Materia
Medika Indonesia. Seperti daun diamati dengan melihat bentuk daun, tepi daun, tulang daun,
ujung dan pangkal daun, serta halus atau kasarnya permukaan daun.
Uji Mikroskopik
Perekasi yang digunakan dalam metode ini antara lain adalah air untuk melihat serbuk
amilum pada radix, semen, dan fructus; kloral hidrat untuk melihat serbuk-serbuk pada
umumnya; dan reagen zat warna, seperti aqua-iod untuk melihat amilum, NaOH/KOH untuk
melihat lignum, dan FeCl3 untuk melihat tanin.
Uji Histokimia
Uji Histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai kandungan zat yang terdapat dalam
jaringan tanaman. Dapat dilakukan pada sayatan melintang simplisia dan bisa juga pada serbuk
simplisia. Uji histokimia pada serbuk dilakukan dengan cara meletakkan serbuk simplisia yang
akan diperiksa di atas kaca objek, kemudian ditetesi dengan perekasi yang sesuai.
Pipet Tetes
I.2. PERHATIAN
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan praktikum antara lain adalah :
➢ Bagian-bagian mikroskop
A. Lensa okuler terdapat 3 buah lensa dengan perbesaran masing-masing 5X; 10X;
12,5X
B. Buluh teropong / Tabung mikroskop
C. Revolver
D. Lensa objektif perbesaran lemah
E. Lensa objektif terdapat 3 lensa dengan perbesaran masing-masing 5, 10, dan 40 X
F. Meja benda / meja mikroskop
G. Klip
H. Alas mikroskop
I. Cermin
J. Diagfragma
K. Lengan mikroskop atau pegangan
L. Penggerak halus untuk memperjelas fokus
M. Penggerak kasar untuk mengarahkan fokus secara kasar
Pembesaran yang dilihat adalah perkalian dari pembesaran objektif dan pembesaran okuler
Pembesaran Total = Pembesaran Objektif X Pembesaran Okuler
I.6 CARA MEMBUAT SAMPEL UJI / PREPARAT
1. Gunakan kaca objek dan tutup kaca / cover glass yang bersih, tidak berdebu, dan tidak
berlemak (sehingga bersihkan terlebih dahulu dengan air kemudian alcohol, dan
keringkan).
2. Buatlah sayatan dari sampel setipis mungkin menggunakan pisau atau silet.
3. Letakkan sampel uji (baik berupa sayatan simplisia menggunakan pinset / jarum atau
serbuk simplisia menggunakan spatel) dan beri setetes reagen dengan pipet tetes pada
kaca obejek
4. Lalu tutup dengan kaca penutup (cover glass) yang bersih dengan cara letakkan satu
sisi cover diujung tetesan, kemudian turunkan perlahan-lahan sisi lain cover sampai
semua objek tertutup.
Usahakan jangan sampai terbentuk gelembung udara yang akan mengganggu
pengamatan. Jika tetesan reagen terlampau besar, maka kelebihan air harus segera
diserap dengan tissue, karena akan menempel dan merusak lensa objektif. Jika tetesan
terlalu kecil diperpesar dengan cara meneteskan kembali raeagen melalui sisi cover
glass.
5. Ada beberapa macam sayatan yang dapat dibuat, yaitu sayatan / potongan melintang,
radial, tangensial, dan membujur.
P. radial
P. melintang
P. tangensial P. membujur
Gambar.1.2 Macam-macam bentuk sayatan
I.7 CARA MENGGAMBAR
Tujuan
Mahasiswa Mampu melakukan Uji Maskroskopik menggunakan Alat atau tanpa alat
Mahasiswa Mampu mengamati ciri morfologi tumbuhan yang disesuaikan dengan
literatur agar memenuhi persyaratan parameter.
Uji Makroskopik
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat. Cara ini
dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji.
Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan persyaratan dalam monografi Materia
Medika Indonesia. Seperti daun diamati dengan melihat bentuk daun, tepi daun, tulang daun,
ujung dan pangkal daun, serta halus atau kasarnya permukaan daun.
Tujuan
Mahasiswa Mampu melakukan Uji Mikroskopik sel menggunakan Mikroskop
Mahasiswa Mampu mengamati ciri-ciri sel (Sitoplasma, Nukleus, Zat ergastik,
Plastida) pada tumbuhan tertentu (sampel segar) yang disesuaikan dengan literatur agar
memenuhi persyaratan parameter standar mutu simplisia.
Bagian- bagian sel tumbuhan dari DAUN tumbuhan tingkat tinggi secara umum terdiri
dari :
Sitoplasma :
Selaput-selaput (plasmalema, tonoplas)
Plastida (kloroplas, kromoplas, leukoplas)
Mikrobadan, mitokondria
Retikulum endoplasma
Protoplasma Vakuola
Zat ergastik (pati, aleuron, minyak, lemak, lilin, kristal, silika)
Nukleus :
Selaput nucleus (nukleoplasma)
Sel Nucleolus, kromatin - kromosom
Dinding primer
Dinding sekunder
Dinding sel
Lamela tengah
Gambar.III.1 Bagian - Bagian Sel
I. Sitoplasma
1. Buatlah penampang tangensial gabus (kulit batang Quercus suber) dalam air,
Famili Fagaceae. Tandailah dinding sel dan ruang !
2. Bualah preparat selaput bagian dalam Allium cepa dalam air, Famili
Amaryllidaceae. Gambarlah beberapa sel dan tunjukkan mana dinding sel,
nucleus, dan sitoplasma.
II. Plastida
1. Buatlah penampang melintang dari korteks umbi Daucus carota dalam air.
Buatlah Gambar bentuk sel dan kromoplas yang ada !
a. Amylum Solani
Pemerian
Amylum solani adalah pati kentang, berasal dari umbi tumbuhan Solanum tuberosum
L., suku Solanaceae, berupa serbuk agak kasar, warna putih, tidak berbau, dan tidak
berasa.
Mikroskopik
Butiran berbentuk oval dengan ukuran bervariasi antara 30 hingga 100 µm. Hilus
berupa titik pada bagian yang sempit. Lamella terletak eksentris (di pinggir), dan
Lamella terlihat jelas.
b. Amylum Manihot
Pemerian
Amylum manihot adalah pati singkong, berasal dari tumbuhan Manihot utillisima
Pohl, suku Euphorbiaceae, berupa serbuk warna putih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Mikroskopik
Terdiri atas butir-butir tunggal atau majemuk, berbentuk bulat, kadang-kadang
muncul bentuk seperti helm (topi baja), Hilus berada di tengah, Lamela tidak jelas,
kecuali pada pembesaran kuat, Berukuran 20 µm
c. Amylum Tritici
Pemerian
Amylum tritici adalah pati gandum, berasal dari tumbuhan Triticum vulgare L.suku
Graminae, berupa serbuk sangat halus, berwarna putih, tdak berbau, dan tidak berasa.
Mikroskopik
Terdiri atas butir-butir tunggal atau majemuk, berbentuk bulat, ukuran yang besar 30-
40µm, sedangkan yang kecil 10-20 µm Hilus dan lamela tidak terlihat jelas.
d. Amylum Maidis
Pemerian
Amylum maidis adalah pati jagung, berasal dari biji Zea mays L. yang masak, suku
Gramineae, berupa serbuk halus atau massa bersudut-sudut tidak beraturan, warna
putih.
Mikroskopika
Terdiri atas butir-butir tunggal atau majemu, berbentuk poligon dengan ukuran 5-
25µm, Hilus konsentris (di tengah) dan retak, Lamela sulit dilihat.
e. Amylum Oryzae
Pemerian
Amylum oryzae adalah pati beras, berasal dari tmbuhan Oryza Sativa L, suku
Gramineae, berupa serbuk sangat halus, berwarna putih, tidak berbau, dan tidak
berasa.
Mikroskopik
Terdiri atas butir-butir tunggal atau majemuk, berbentuk segi banyak (poligon),
berukuran 5 µm, Umumna tidak mempunyai hilus, kadang-kadang terdapat hilus pada
pembesaran kuat.
MODUL- IV MIKROSKOPIK (EPIDERMIS)
Tujuan
Mahasiswa Mampu melakukan Uji Mikroskopik epidermis menggunakan Mikroskop
Mahasiswa Mampu Menjelaskan dan mengamati ciri-ciri, bentuk epidermis
(Rambut/Trikom, Emergens, Stomata) pada tumbuhan tertentu yang disesuaikan
dengan literatur agar memenuhi persyaratan parameter standar mutu simplisia.
Mahasiswa Mampu menjelaskan fungsi dan manfaat dari jaringan epidermis
(Rambut/Trikom, Emergens, Stomata) pada tumbuhan tertentu.
Tugas
1. RAMBUT / TRIKOM
• Rambut sisik pada permukaan bawah daun durian (Durio zibenthinus) dalam
air. Warna ini yang menyebabkan warna keemasan.
• Rambut bintang dari tangkai daun waru (Hibiscus tiliaceus sub sp. Simmiles
atau Guazuma ulmi folia) dalam air.
2. EMERGENS
Buatlah preparat dalam air penampang melintang batang Rosa sp., gambarkan sel-sel
epidermis dan sel pada duri. Amati bahwa sel epidermis turut memebentuk duri.
3. STOMATA
Buatlah preparat membujur sel epidermis permukaan bawah daun. Kemudian gambar
stomata lengkap dengan sel penutup dan sel tetangga serta sebutkan bagian-bagiannya
dan tipenya.
o Daun jagung (Zea mays) dalam air , perhatikan bentuk sel penutup.
MODUL- V MIKROSKOPIK (SIMPLISIA)
Tujuan
Mahasiswa Mampu melakukan Uji Mikroskopik Beberapa Simplisia menggunakan
Mikroskop dan dengan ukuran perbesaran yang berbeda-beda.
Mahasiswa Mampu Menjelaskan dan mengamati ciri-ciri, bentuk-bentuk jaringan khas
pada (Folium, Cortex, Radhix, Rhizoma, Fructus, Semen, Flos) pada tumbuhan tertentu
yang disesuaikan dengan literatur agar memenuhi persyaratan parameter standar mutu
simplisia.
Mahasiswa mampu membuat dan milih reagen pereaksi untuk pengamat mikroskopik
untuk jenis-jenis jaringan simplia yang berbeda-beda.
Mahasiswa Mampu menjelaskan fungsi dan manfaat dari jaringan pada beberapa jenis
simplisia (Folium, Cortex, Radhix, Rhizoma, Fructus, Semen, Flos) pada tumbuhan
tertentu.
A. BLUMEAE FOLIUM
PEMERIAN
Blumeae folium adalah daun sembung, yang berasal dari tumbuhan Blumeae
balsamifera (L.) DC. Suku Compositae, berbau mirip kamfer, rasa mirip kamfer dan
agak pahit, warna hijau kuning hingga hijau kelabu.
MAKROSKOPIK
Daun tunggal bertangkai. Pada tangkai terdapat beberapa pasang daun kecil berbentuk
lidah tombak.Helai daun berbentuk bundar telur atau lidah tombak sampai bulat
panjang, panjang helai daun 10 cm sampai 30 cm, lebar 2,5 cm, sampai 12 cm; tepi
daun umumnya bergigi tajam tidak beraturan,. Permukaan daun berambut; Permukaan
bawah berambut sangat rapat dan terasa seperti beludru, warna kelabu kehijauan;
permukaan atas kasar, warna hijau tua sampai hijau coklat kelabu. Diantara rambut
penutup banyak sekali rambut kelenjar yang halus, bentuk bulat berwarna kuning
coklat.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna hijau hingga hijau kecoklatan atau hijau kelabu dengan fragmen
pengenal sebagai berikut :
1. Epidermis atas terdiri atas satu lapis; epidermis bawah terdiri atas sel yang lebih
kecil.
2. Rambut penutup yang berbentuk seperti benang dan terdiri atas 2-10 sel.
3. Stomata tipe anomositik dengan panjang 25-35 µm. Stomata sangat banyak di
epidermis bawah, tetapi sangat sedikit di epidermis atas.
4. Rambut penutup terdapat pada kedua epidermis, tetapi lebih banyak pada
epidermis bawah. Rambut penutup terdiri atas 2-10 sel, yang tersusun dalam satu
deretan panjang. Bentuk rambut penutup mirip benang berujung runcing dengan
sel pangkal lebih lebar dan dinding tipis. Panjang rambut 400-1000 µm.
Sambungan antarsel seperti cincin.
PEMERIAN
Guazumae folium adalah daun jati belanda (daun Guazuma ulmifolia Lamk) Suku
Sterculiaceae, berbau aromatik lemah, rasa agak kelat.
MAKROSKOPIK
Daun tunggal, berbentuk bundar telur sampai lanset, panjang helai daun 4 sampai
22,5 cm; lebar 2 sampai 10 cm, pangkal daun berbentuk jantung yang kadang-
kadang tidak setangkup, ujung daun meruncing, pinggir daun bergigi, permukaan
daun kasar, warna hijau kecoklatan sampai coklat muda; tangkai daun panjang 5
sampai 25 mm.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna hijau tua kecoklatan dengan fragmen pengenal sebagai berikut :
6
4
Serbuk Daun jati belanda 1 = pembuluh kayu dengan penebalan tangga, 2 = epidermis
atas, 3 =Rambut kelenjar, 4 = Rambut penutup bentuk bintang, 5 = fragmen
Epidermis bawah, 6=Kalsium Oksalat.
C. PSIDII FOLIUM
PEMERIAN
Daun jambu biji adalah Psidium guajava L. Suku Myrtaceae. Berbau khas, Rasa
kelat.
MAKROSKOPIK
Daun tunggal, bertangkai pendek, helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong
atau bulat memanjang, pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas
agak licin, warna hijau kelabu, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada
permukaan bawah, bertulang menyirip, warna putih kehijauan.
MIKROSKOPIK
PEMERIAN
Piperis betle folium adalah Daun sirih yang berasal dari tumbuhan Piper betle L.
Suku Piperaceae. Berbau sedikit aromatik, Rasa tajam dan pedas.
MAKROSKOPIK
Daun tunggal, bentuk seperti jantung, warna hijau muda hingga hijau tua. Ujung
daun meruncing, tulang daun terlihat menonjol.
MIKROSKOPIK
E.ORTHOSIPHONIS FOLIUM
PEMERIAN
Orthosiphonis folium adalah daun kumis kucing yang berasal dari tumbuhan
Orthosiphon aristatus (BI) Miq. Atau Orthosiphon stamineus Benth, suku Laabiatae,
berbau aromatik, rasa agak asin, agak pahit, dan kelat.
MAKROSKOPIK
Daun tunggal, bertangkai, letak berselang berhadapan. Warna hijau, rapuh. Bentuk
bundar telur, lonjong, belah ketupat memanjang, atau lidah tombak, ujung daun
lancip atau tumpul. Panjang 2-12 cm, lebar 1-8 cm.n tangkai daun persegi. Tepi
helai daun bergerigi kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan
menggulung ke bawah. Permukaan licin. Tulang daun menyirip halus, tulang cabang
sedikit, warna hijau atau ungu.
MIKROSKOPIK
1. Epidermis atas dan bawah dengan stomata yang dikelilingi oleh dua sel
tetang ga menyilang celah stomata.
2. Rambut penutup berisi zat warna ungu atau warna jambu.
3. Mesofil dengan palisade tipe dorsivebtral yang jelas.
4. Rambut kelenjar pada epidermis atas
5. Tipe stomata diasitik fan memiliki dua sel tetangga yang tidak sama besar.
6. Rambut penutup berbentuk kerucut, terdiri atas 1-2 sel berukuran 20-65 mm,
dan berdinding tebal dengan kutikula yang bergaris halus. Rambut pada ibu
tulang dan kadang-kadang pada tepi daun berbentuk kerucut dan terdiri atas
4-6 sel.
A. CINNAMOMI CORTEX
PEMERIAN
Cinnamomi Cortex adalah kulit kayu manis yang berasal dari tumbuhan
Cinnamomum zeylanicum Blume. suku Lauracea, berbau khas aromatik, rasa agak
manis, agak pedas, dan kelat, berwarna coklat kemerahan hingga coklat kehitaman.
MAKROSKOPIK
Berupa bagian dalam kulit batang, yang memiliki bau harum, bagian luar rata dan
berwana kuning coklat suram dengan garis membujur berwarna kuning muda.
Bagian dalam tidak begitu rata, berwarna cokelat tua, sangat tipis, dan rapuh.
MIKROSKOPIK
1. Serat skelenrkim berwarna kuning atau tidak berwarna, panjang, lurus, dan
tipis. Serat sklerenkim tunggal atau bertumpuk dengan lumen/noktah yang
tidak jelas
2. Terdapat sel batu berdinding tebal
3. Terdapat sel parenkim dengan dinding cokelat kemerahan. Di dalam sel
parenkim, kadang-kadang terdapat sel minyak dan mucilago (lendir) dari
amilum.
4. Serat sklerenkim yang tipis dan lumen / noktah yang tidak jelas.
V.3 SIMPLISIA RADIX
A. LIQUIRITIAE RADIX
PEMERIAN
Liquiritiae Radix adalah akar manis yang berasal dari tumbuhan Glicyrrhiza glabra
L.. suku Liguminosae, berbau khas, rasa manis agak tajam, berwarna coklat
kekuningan atau cokelat tua.
MAKROSKOPIK
Simplisia akar manis adalah potongan- potongan akar dengan panjang bervariasi
antara 14 hingga 20 cm, diameter 5 hingga 20 mm. Bagian luar akar manis berwarna
kelabu cokelat sampai merah cokelat, sedangkan bagian dalam berwarna kuning tua.
Patahan berserat kasar.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna cokelat kekuningan hingga cokelat tua dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
PEMERIAN
Rhei Radix adalah Akar kelembak yang berasal dari tumbuhan Rheum palmatum L.
suku Polygonaceae, berbau spesifik dan asam, rasa pahit dan tidak enakt, jika
dikunyah, ludah akan berwarna kuning.
MAKROSKOPIK
Simplisia Rhei Radix berupa potongan-potongan subsilindris berbentuk tong, atau
tidak beraturan, seringkali berluban-lubang kecil, atau bentuk-bentuk kubus,
permukaan luar halus, cekung, berwarna coklat kekuningan. Patahan tidak rata dan
berbutir-butir, permukaannya berwarna merah coklat.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna jingga kuning gelap hingga cokelat dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
1. Butir-butir amilum tunggal atau majemuk (dalam air).
2. Trakea memiliki penebalan seperti angka 4 atau huruf Y.
3. Terdapat kristal kalsium oksalat yang terlepas atau di dalam parenkim.
4. Kristal kalsium oksalat dan trakea yang memiliki penebalan seperti angka 4
atau huruf Y.
Keterangan : a. Kristal oksalat berbentuk roset dan pecahanya spesifik, b. Butir Pati,
c. Fragmen trakhea tidak berkayu, d.sel parenkim mengandung butir
pati
30
PEMERIAN
Curcuma Domestica Rhizoma adalah Rimpang kunyit yang berasal dari tumbuhan
Curcuma domestica Val. suku Zingiberaceae, berbau khas aromatik, rasa pahit dan
agak pedas, dan lama-lama berasa tebal.
MAKROSKOPIK
Curcuma Domestica Rhizoma adalah akar tinggal yang bagian luarnya berwarna
kuning cokelat sampai cokelat. Patahan kunyit berwarna jingga kuning sampai
cokelat. Bentuk hampir bundar atau lonjong.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna cokelat merah hingga cokelat kehitaman dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
PEMERIAN
Curcuma Xanthorhizae adalah rimpang temulawak yang berasal dari tumbuhan
Curcuma Xanthorhiza Roxb. suku Zingiberaceae, Rasa pahit dan kelat, Berwarna
coklat kekuningan hingga coklat.
MAKROSKOPIK
Rimpang berupa keping tipis, bentuk atau jorong ringan, keras, rapuh. Diameter
dapat mencapai 6 cm, dengan tebal 2 hingga 5 mm. Permukaan luar berkerut, warna
cokelat kuning hingga cokelat. Bidang irisan berwarna cokelat kuning buram,
melengkung tidak beraturan, tidak rata, sering terdapat tonjolan melingkar antara
silinder pusat dengan korteks. Bekas patahan berdebu, warna kuning jingga hingga
cokelat jingga terang.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna cokelat kuning hingga cokelat dengan fragmen pengenal sebagai
berikut :
1. Dalam air, dapat terlihat adanya amilum (bentuk amilum lebih besar dari
amilum jahe).
2. Dalam kloral hidrat (preparat berwarna kuning), terlihat sel parenkim dan
kelenjar sekresi berwarna jingga kecoklatan. Selain itu, terlihat juga trakea
dan rambut penutup.
3. Preparat berwarna kuning dan amilum.
Serbuk rimpang temulawak, 1 = Fragmen berkas pembuluh, 2= Fragmen parenkim
korteks, 3= Serabut sklerenkim, 4= Butir pati diperbesar, 5= Fragmen jaringan gabus
bentuk poligonal, 6= Rambut penutup
C. GALANGA RHIZOMA
PEMERIAN
Galanga Rhizoma adalah lengkuas yang berasal dari tumbuhan Calpinia galanga.
suku Zingiberaceae, berbau khas aromatik, rasa pedas, berwarna coklat.
MAKROSKOPIK
Rimpang berupa potongan dengan panjang 4 sampai 6 cm dan tebal 1 sampai 2 cm,
kadang-kadang bercabang, ujung bengkok, warna permukaan cokelat kemerahan.
Bekas patahan berserat pendek, berbutir-butir kasar, berwarna cokelat.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna cokelat merah hingga cokelat kehitaman dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
1. Dalam air, terlihat butir-butir amilum yang tersebar dan berukuran besar
seperti biji ketimun (lebih besar dari jahe).
2. Dalam kloral hidrat, terlihat sel parenkim yang banyak mengandung
kelenjar sekresi, berwarna orange atau cokelat. Selain itu terdapat pula
trakea dan serat.
3. Amilum seperti biji ketimun (dalam air) dan gumpalan sekret cokelat.
36
D. KAEMPFERIAE RHIZOMA
PEMERIAN
Kaempferiae Rhizoma adalah rimpang kencur yang berasal dari tumbuhan
Kaempferia galanga L. suku Zingiberaceae, berbau khas aromatik, rasa pedas dan
agak pahit, akhirnya menimbulkan rasa tebal pada lidah, hangat. berwarna putih
kecoklatan.
MAKROSKOPIK
Rimpang berupa keping, pipih, bentuk hampir bulat hingga jorong, atau tidak
beraturan, warna putih kecoklatan, bagian tengah berwarna putih. Berkas pembuluh
tersebar tampak seperti bintik-bintik berwarna kelabu atau keunguan.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna putih, putih kecoklatan hingga coklat dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
1. Butir pati, umumnya tunggal, besar, berbentuk bulat hingga bulat telur, atau tidak
beraturan dengan salah satu ujung mempunyai puting. Lamella dan hilius tidak
jelas.
2. Periderm dengan parenkim.
3. Parenkim dengan sel-sel minyak berwarna putih semu kuning.
4. Periderm dengan sel-sel berbentuk hampir persegi panjang, berlapis-lapis.
E. ZINGIBERIS RHIZOMA
PEMERIAN
Zingiberis Rhizoma adalah Rimpang jahe yang berasal dari tumbuhan Zingiber
officinale. suku Zingiberaceae, berbau khas aromatik, rasa pedas panas.
MAKROSKOPIK
Akar tinggal yang belum dikupas, warna abu-abu atau kuning cokelat, beruas, dan
kadang-kadang bercabang. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna putih kekuningan, atau kuning muda dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
1. Dalam air, banyak terlihat amilum tunggal berbentuk bulat telur panjang dan
memiliki benjolan dengan inti eksentris (eksosentris).
2. Dalam kloral hidrat, sel gabus berdinding tipis dan jernih. Sel parenkim
berdinding kuning cokelat penuh terkadang ditemukan. Salah satu permukaan
serabut sklerenkim kelihatan berombak.
3. Serat sklerenkim berombak dan granul pati (dalam air).
Serbuk rimpang jahe. 1= Parenkim berisis butir pati, 2= Jaringan gabus dilihat
tangelsial, 3=berkas pembuluh, 4=Butir pati (diperbesar), 5=Periderm, 6=pembuluh
kayu, 7=Serabut, 8=Parenkim dengan sel sekresi.
Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan
V.5 SIMPLISIA FRUCTUS
A. CAPSICI FRUCTUS
PEMERIAN
Capsici Fructus adalah buah cabe yang berasal dari tumbuhan Capsicum annuum L.
suku Solanaceae, berbau merangsang, rasa pedas.
MAKROSKOPIK
Simplisia berupa buah buni yang panjang, berbentuk kerucut atau bulat panjang,
ujung meruncing lurus atau bengkok, panjang 3,5 – 10 cm, dan lebar 0,5-2 cm. Buah
berongga dan permukaan luar buah licin dan mengkilap. Bagian pangkal memiliki
dua atau tiga ruang. Warna merah, cokelat kemerahan, atau jingga, jarang berwarna
kuning. Gagang buah memiliki panjang 1,5-2,5 cm dan warna kelabu.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna cokelat kemerahan, rasa pedas, bau menyengat dengan fragmen
pengenal sebagai berikut :
B. CORIANDRI FRUCTUS
PEMERIAN
Coriandri Fructus adalah buah ketumbar yang berasal dari tumbuhan Coriandrum
sativum L. suku Umbelliferae, berbau dan rasa harum.
MAKROSKOPIK
Merikarp saling berlekatan pada tepi sehingga buah berbentuk bulat, garis tengah 2-
5 mm, warna kuning kecokelatan atau cokelat keunguan. Pada permukaan tiap
merikarp, terdapat empat rusuk sekunder yang membujur, berkelok-kelok, dan
kurang menonjol. Gagang buah pendek atau tidak ada. Perikarp sangat tipis, yaitu
kurang dari 0,5 mm, terlihat pada potongan melintang memulai pertengahan
merikarp. Endosperma dari masing-masing merikarp berbentuk ginjal dan berwarna
putih kelabu. Pada potongan membujur merikarp, terlihat embrio berwarna lebih
muda dari pada endosperma dan terdapat dibagian ujung dari endosperma.
MIKROSKOPIK
PEMERIAN
Piperis Nigri Fructus adalah buah Lada hitam yang berasal dari tumbuhan Piper
nigrum L. suku Piperaceae, berbau merangsang, rasa pedas.
MAKROSKOPIK
Buah bulat tidak bertangkai, warna cokelat hitam. Bagian luar berkerucut seperti
jala, sedangkan bagian dalam putih kekuningan. Dibagian tengah, terdapat lubang
kecil. Buah diambil waktu masih muda. Piperis albi fructus adalah Piper nigrum L.
yang direndam di aliran sungi sampai kulit terlepas.
MIKROSKOPIK
1. Sel batu ada dua macam, yaitu hipedermal, yaitu tidak rata dan agak
panjang, dan sel batu dengan penebalan berbentuk U.
2. Fragmen hitam.
3. Sel perisperma berisis amilum yang berwarna bening dan halus.
4. Terdapat sel sekret dan pembuluh kayu.
5. Sel batu berwarna keabu-abu (banyak).
D. RETROFRACTI FRUCTUS
PEMERIAN
Retrofracti Fructus adalah buah cabe jawa yang berasal dari tumbuhan
Cpiperretrofractum Vahl., suku Piperaceae, mempunyai warna kelabu kehitaman,
atau cokelat kehitaman hingga hitam, rasa pedas, bau khas aromatik.
MAKROSKOPIK
Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang hingga silindris. Bagian ujung
agak mengecil. Panjang 2 hingga 7 cm, diameter 4 hingga 8 mm, bergagang panjang
atau tanpa gagang. Permukaan luar tidak rata, bertonjolan teratur. Pada irisan
melintang bulir tampak buah batu berbentuk bulat telur dengan ukuran kurang dari 2
mm. Daun pelindung berbentuk perisai.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna kelabu kecokelatan dengan fragmen pengenal sebagai berikut :
1. Sel-sel perisperm yang berisi butir-butir pati.
2. Hipodermis dengan sel batu.
3. Mesokarpium dengan sel sekresi.
4. Endokarpium dengan sel berbentuk poligon, dinding samping berpori.
5. Epidermis dengan sel berbentuk segi panjang, dinding tebal agak bergelombang.
Serbuk buah cabe jawa. 1= Jaringan mesokarp dengan sel sekresi, 2= Hipodermis
dengan sel batu, 3= Endokarp, 4= Epidermis luar, 5= perisperm dengan butir pati, 6=
Sel batu.
A. FOENIGRAECI SEMEN
PEMERIAN
Foenigraeci Semen adalah biji klabet yang berasal dari tumbuhan Trigonella
foenumgraecum L. suku Papilionaceae, berwarna kuning atau kuning cokelat, bau
khas aromatik, rasa agak pahit tidak enak.
MAKROSKOPIK
Biji keras berbentuk belah ketupat, panjang 3-5 mm, lebar 2-3 mm, dan tebal ± 2
mm. Permukaan luar berwarna kuning kecokelatan sampai cokelat kekuningan.
Bagian dalam berwarna kekuningan sampai cokelat kekuningan dan jernih. Pada
salah satu bidang datar, terdapat alur dalam yang terentang hampir menyudut dan
membagi biji menjadi dua bagian yang tidak sama besar. Bagian yang besar
mengandung keping biji. Pada bagian yang kecil, terdapat akar.
MIKROSKOPIK
PARKIAE SEMEN
PEMERIAN
Parkiae Semen adalah biji kedawung yang berasal dari tumbuhan Parkia roxburghii
G. Don. suku Mimosaceae, berbau khas, rasa khas agak pahit.
MAKROSKOPIK
Biji berbentuk bulat telur atau agak segitiga bulat memanjang, pipih. Pada bidang
yang pipih terdapat garis yang melingkar pada jarak 2-3 mm dari tepi biji. Panjang
10-22 mm, lebar 8-15 mm, tebal sekitar 8 mm. Permukaan luar licin, berwarna hijau
cokelat kahitaman atau cokelat tua kehitaman hingga hitam. Kulit biji keras dan
padat. Inti biji berwarna hijau muda hingga hijau kecokelat. Lembaga sangat kecil,
terdapat di tengah pada pertemuan pangkal keping biji. Bila biji direndam,
permukaan biji menjadi berlendir.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna hijau muda dengan sedikit bintik hitam. Serbuk berwarna cokelat
kekuningan dengan bintik hitam yang lebih banyak. dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
1. Lapisan Luar kulit biji yang mengkilat dengan susunan mirip palisade.
2. Parenkim yang bentuknya tidak beraturan dengan dinding sel tebal berwarna
putih jernih dan lumen berisi zat yang berwarna kuning kecokelatan atau cokelat
kemerahan.
3. Sel parenkim keping biji berisi butir-butir aleuron
4. Sel berbentuk halter dengan parenkim kulit biji.
B. CARYOPHYLLI FLOS
PEMERIAN
Caryophylli Fols adalah cengkeh yang berasal dari tumbuhan Eugenia caryophyllata
Thunberg. suku Myrtaceae, berbau khas cengkeh.
MAKROSKOPIK
Terdiri dari bunga-bunga yang dipetik sebelum mekar, berwarna cokelat tua, rasa
harum dan spesifik. Bentuk silindris dengan ujung berbentuk bulatan di dalam kaliks
epigen yang tebal, panjang antara 10 hingga 17,5 mm.
MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna cokelat tua hingga merah cokelat dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
1. Pada epidermis, terdapat kutikula yang tebal dan stomata yang memiliki empat
sel tetangga.
2. Pada parenkim, terdapat kelenjar minyak berwarna sampai cokelat.
3. Seklerenkim mengandung deretan kalsium oksalat.
4. Pada dasar bunga, ditemukan sel batu yang berasal dari dasar bunga.
5. Fragmen tangkai sari dengan kristal kalsium oksalat berbentuk roset.
6. Fragmen kepala sari.
7. Kelenjar skizolisigen, lepas atau dalam jaringan.
8. Pollen berbentuk tetrahedral, garis tengah 15 sampai 20 mm.
9. Pengenal adalah parenkim yang mengandung kelenjar minyak (beberapa
berbentuk seperti jantung atau hati).
Tujuan
Mahasiswa Mampu melakukan Uji Zat Warna dan Sifatnya
Mahasiswa Mampu Menjelaskan, melakukan, dan mengamati hasil pengaruh pH
sebagai penentu Zat warna yang ada pada tumbuhan tertentu.
Mahasiswa Mampu menjelaskan mengenai pigmen warna yang ada pada tumbuhan
tertentu, dan hubungan nya dengan kandungan metabolit sekunder tertentu pada
tumbuhan yang diamati.
Mahasiswa mampu melakukan, menjelaskan cara ekstraksi sederhana dengan metode
perendaman yang ditambah pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya, beserta
hubungan nya kepolaran pelarut dengan hasil pengujian terkait dengan sifat
kepolaran kandungan metabolit sekunder termasuk zat warna.
Kelompok pigmen lain adalah flavonoid (antosianin dan flavon atau flavonol) yang
biasanya terdapat di dalam vakuola, khususnya pada bunga dan buah dengan berbagai
warna. Pigmen ini larut dalam air. Antosianin berwarna merah, merah muda, ungu,
dan biru. Karena sifat ion antosianin, intensitas dan warnanya tergantung pada PH.
Pada larutan asam, ada berbagai warna, dari oranye-merah sampai ungu. Apabila PH
mendekati 7 terbentuk semu-basa yang tidak berwarna, dan pada lingkungan basa
akan berwarna hijau.
V1.1 BAHAN
- Daun segar Rhoe discolor
- Air
- KOH
- HCl
V1.2 TUGAS
1. Buatlah tiga buah preparat epidermis permukaan bawah daun Rhoe discolor pada
tiga kaca objek yang berbeda. Kemudian tetesi masing-masing preparat sampel
dengan air, KOH, dan HCl.
2. Amati sel dibawah mikroskop.
3. Gambarlah ketiga sel yang terlihat dibawah mikroskop dan jelaskan apa yang
terjadii,
Fotosintesis adalah proses perubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia
dalam bentuk pembuatan karbohidrat dari karbondioksida dan air. Senyawa yang
bertanggung jawab dalam proses fotosintesis ini adalah klorofil yang merupakan
pigmen hijau. Klorofil terdapat dalam organel sel khusus yang disebut kloroplas pada
tumbuhan hijau terutama didaun. Pada daun hijau, kandungan klorofil mencapai 0,1 %
dari berat daun segar.
VI.2.2 TUGAS
1. Daun diiris dan dihaluskan dengan mortir, dan masukkan kedalam tabung
reaksi.
2. Masukkan kedalam masing-masing pelarut dengan jumlah yang sama banyak
3. Tutuplah tabung reaksi dengan alumunium foil dan diamkan selama 5 menit
dan kocok.
4. Perhatikan dan catat pelarut mana yang warnanya lebih hijau, jelaskan yang
terjadi !
5. Saringlah ekstrak yang paling kental tersebut dan tampung filtratnya.
6. Buatlah gulungan kertas saring yang berujung runcing dan masukkan kedalam
filtrat.
7. Letakkan ujung kertas saring tersebut pada kertas saring lain dan amati pola
rembesan yang terbentuk.
8. Catat ada berapa warna yang muncul dan jelaskan apa yang terjadi!
54
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan, Ed, 3, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Steenis, Van. 1978, Flora untuk sekolah di Indonesia, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.
Intruction Manual For Biological Microscope.
Dirjen POM. 1989, Materia Mediaka Indonesia, Jilid 5-6, Departemen kesehatan RI,
Jakarta.
Dirjen POM. 1977, Materia Mediaka Indonesia, Jilid 5-6, Departemen kesehatan RI,
Jakarta.
WHO Monographs. 1999, Selected Medicinal Plant, Geneva.
Ross, MSF., and Brain, KR. 1977, An Itroduction to Phytopharmacy, The Pitman
Press, Tunbridge.
Ikan, Raphael. 1991, Natural Product : a Laboratory Guide, 2nd ed, Academic Press
Inc, California.
Ratnawati, J., Riyanti, S., Desmiaty, Y. 2012, Penuntun Praktikum Botani Farmasi,
Universitas Jendral Achmad Yani, Cimahi
Tim Dosen. 2008, Penuntun Praktikum Farmakognosi, Universitas Jendral Achmad
Yani, Cimahi.
Eliyanoor, B.2012, Penuntun Praktikum Farmakognosi, Buku Kedokteran AGC,
Jakarta.
Sofian, FF., Tijtraresmi, A., Susilawati, Y., Runadi, D. 2015, Panduan Praktikum
Analisis Fitokimia, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Fidrianny I., Ruslan, K., 2014, Modul Praktikum Fitokimia, Institut Teknologi
Bndung, Bandung.
Shriner R.L., et.al. 2004, The Systematic Identification of Organic Compound, 8th ed.,
John Wiley & Sons, Singapore.
Cannell, R.J.P. 1998, Natural Product Isolation, Humana Press, New Jersey.
Mann, J., et.al. 1994, Natural Product, John Wiley & Sons, New York.
55
Gritter, R.J., Schwarting, A.E. 1991, Pengantar kromatografi, Penerbit ITB, Bandung.
Robinson, T. 19991, The Organic Cnstituents of Higer Plant, 6 th ed., Cordus Press,
North Amherst.
Geiss, F. 1987, Fundamental of TLC, Huthig Verlag, Heidelberg.
Harbone, J.B. 1987, Metode Fitokimia, Penerbit ITB, Bandung.
Murray, R.D.H., Mendez, J., Brown, S.A. 1982, The Natural Coumarins, John Wiley
& Sons, New York.