Anda di halaman 1dari 68

Penuntun Praktikum

Anatomi Fisiologi
Tumbuhan (Rev-1)

Disusun Oleh :
Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN
KARAWANG
2021
i

DAFTAR ISI

Halaman

1. DAFTAR ISI.................................................................................................... i
2. TATA TERTIB PRAKTIKUM ..................................................................... ii
3. KETENTUAN UMUM ................................................................................... iv
3. MODUL I : Pendahuluan .............................................................................. 1
4. MODUL II : Makroskopik .............................................................................. 7
5. MODUL III : Mikroskopik (SEL) ................................................................... 9
• Sitoplasma.................................................................... 10
• Plastida ......................................................................... 10
• Zat Ergastik ............................................................................................. 11
6. MODUL IV : Mikroskopik (Epidermis) .......................................................... 16
• Rambut / Trikom..................................................................................... 16
• Emergens...................................................................... 16
• Stomata ................................................................................................... 16
7. MODUL V : Mikroskopik (Simplisia) .......................................................... 17
• Simplisia Folium ..................................................................................... 17
• Simplisia Cortex...................................................................................... 25
• Simplisia Radhix ..................................................................................... 27
• Simplisia Rhizoma .................................................................................. 30
• SimplisiaFructus ..................................................................................... 39
• Simplisia Semen...................................................................................... 46
• Simplisia Flos.......................................................................................... 50
8. MODUL VI : Zat Warna dan Sifatnya ........................................................... 52
9. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54
ii

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Tata Tertib Penggunaan Laboratorium Farmasi

1. Setiap pengunjung laboratorium wajib mengisi buku kunjungan


laboratorium dan log book alat dan bahan
2. Dilarang membuat gaduh di dalam laboratorium
3. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam laboratorium
4. Membuang sampah harus pada tempat sampah yang sudah ditentukan
5. Semua pengunjung laboratorium wajib menjaga kebersihan laboratorium
6. Semua mahasiswa yang mengunjungi atau praktek di laboratorium, wajib
merapikan kembali semua inventaris laboratorium
7. Dilarang membawa peralatan laboratorium keluar ruang laboratorium
tanpa izin dariasisten dan koordinator laboratorium
8. Mahasiswa yang meminjam peralatan laboratorium harus memenuhi
ketentuanpeminjaman dan pengembalian
9. Dilarang membawa pulang peralatan laboratorium
10. Semua pengunjung laboratorium harus menjaga keamanan inventaris
laboratorium
11. Jika terjadi kerusakan dan kehilangan peralatan laboratorium, maka
pengunjung yang merusakkan atau menghilangkan alat tersebut wajib
melapor ke petugaslaboratorium dan mengganti alat tersebut
12. Setiap materi praktikum dalam praktikum inti dapat dipandu oleh satu
(1) atau beberapa orang asisten praktikum dengan jumlah kapasitas
maksimal mahasiswa nya sebanyak 20 orang.
iii

Tata Tertib Praktek Laboratorium

1. Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktikum laboratorium


2. Berpakaian sopan dan rapi saat masuk kedalam laboratorium
3. Mahasiswa yang akan praktikum wajib memakai jas lab dan sepatu kets
4. Sebelum masuk laboratorium mahasiswa meletakkan tas di tempat
penyimpanan tas, mahasiswa hanya membawa petunjuk praktikum, buku
kerja, buku catatan, dan alat tulis
5. Mahasiswa harus hadir diruang praktek laboratorium 15 menit sebelum
praktikum dimulai
6. Sebelum masuk ruang laboratorium, setiap mahasiswa harus sudah
mempelajari materi praktikum dan membuat persiapan praktikum
sebelumnya
7. Selama praktek di laboratorium dilarang membuat gaduh, makan, minum
dan merokok didalam laboratorium
8. Selesai praktikum tempat kerja harus dibersihkan dan dirapikan kembali,
serta alat-alat dikembalikan pada tempatnya
9. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum harus melapor kepada
asisten praktikum mata kuliah yang bersangkutan
10. Peralatan laboratorium yang dipakai dalam praktikum, menjadi tanggung
jawab mahasiswa, oleh karenanya harus berhati-hati dalam
mempergunakannya
11. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 10 menit tidak
diperkenankan mengikuti praktikum
4

KETENTUAN UMUM

Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme yang pertama kali diperkenalkan oleh
Robert Hook (1665). Sel tumbuhan berisi protoplas yang dikelilingi oleh dinding sel kaku yang
menyebabkan tumbuhan tidak dapat bergerak (kecuali beberapa tumbuhan tingkat rendah).

Didalam protoplas terdapat organel-organel yang menunjukkan bahwa sel adalah hidup.

Dalam sel mati tidak terdapat protoplas walau terkandung masih ada sisa / bekasnya.

SITOPLASMA

Sitoplasma merupakan bagian dari protoplas. Secara fisik, sitoplasma merupakan senyawa yang liat,
dan agak bening jika terkena sinar yang dapat dilihat. Secara kimia, struktur sitoplasma sangat rumit
dan komponen utamanya terdiri atas 85-90 % air. Aliran sitoplasma sering kali dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya pada sel hidup. Baermacam struktur dapat ditemukan di dalam sitoplasma.

Antara sitoplasma dan dinding sel dibatasi oleh suatu unit selaput yang disebut plasmalema.

Vakuola dibatasi oleh unit selaput lain yang disebut tonoplas. Pada plasmalema sering terdapat lipatan
yang membentuk sistem evaginasi yang berbenttuk tabung. Dalam mikroskop elektron, evaginasi
dengan bagian sitoplasma di dalamnya tampak sebgai kantong dan pembuluh antara plasmalema dan
dinding sel, yang sering kali tampak sebagai strutur multi vesicular (banyak kantong kecil). Strutur ini
mungkin terlihat dalam proses sekresi, termasuk penimbunan polisakarida pada dinding.

Organel di dalam sel

Di dalam sitoplasma terdapat sistem membran serta butir-butir yng dapat disebut organel. Organel
sel tumbuhan meliputi inti (nukleus) retikulum indoplasma, badan golgi, mitokondria, plastida,
badan mikro, ribosom, dan mikrotubula.

PLASTIDA

Plastida merupakan organel yang khas pada sel tumbuhan dan tidak terdapat dalam sel hewan.
Bentuk, ukuran, dan pigmentasinya

Istilah-istilah pada uraian mikroskopik

I. Batang, akar, dan rimpang


A. Jaringan primer
- Epidermis : lapisan sel terluar, umumnya terdiri dari 1 lapisan sel.
5

- Korteks : Jaringan yang terletak antara epidermis dan endodermis, sebagian


besar terdiri dari parenkim.
- Endodermis : Lapisan batas antara korteks dan perisikel, terdiri dari 1 lapisan sel
yang dinding selnya sebagian atau seluruhnya menggabus, kadang-kadang
berupa seludang Caspari. Endodermis umumnya terdapat pada akar dan rimpang,
jarang terdapat pada batang, pada tangkai daun atau pada tulang daun.
- merupakan bagian terluar dari silinder pusat dan terdiri dari satu atau beberapa
lapis sel, sebelah dalam berbatasan dengan floem primer, Sering merupakan ciri
khas karena pembentukan sklerenkim.
- Silinder pusat : Semua jaringan yang terletak disebelah dalam endodermis.
- Jari-jari empulur : Jaringan penghubung antara empulur dengan korteks dan
perisikel, terdapat diatara berkas pembuluh, umumnya terdiri dari parenkim.
- Empulur : Bagian engah batang, terdiri dari parenkim. Jarang terdapat pada akar.
B. Jaringan Sekunder.
- Periderm : Jaringan terluar dari tanaman ; dalam berturut-turut terdiri dari
jaringan gabus (felem), kambium gabus (felogen) dan feloderm.
- Korteks tidak lagi terdapat jika kambium gabus terbentuk pada bagian
dalamkorteks, pada perisikel atau pada floem.
- Ritidom : Jaringan mati terluar, terjadi oleh pembentukan periderm berulang-
ulang.
C. Perubahan sususnan silinder pusat oleh pertumbuhan sekunder.
- Floem : Jaringan yang terdiri dari pembuluh tapis dan sel pengikut, umumnya
terdapat di sebelah dalam perisikel atau jaringan antara periderm dan kambium.
- Jari-jari floem : Jari-jari empulur yang terdapat dalam floem.
- Baji floem : Bagian floem yang jelas berbentuk baji, satu sama lain dihubungkan
oleh jari-jari floem.
- Xilem : Jaringan yang terdiri dari pembuluh kayu, umumnya terletak diantara
kambium dan empulur.
- Jari-jari xilem : Jari-jari empulur yang terdapat dalam xilem
- Baji Xilem : Bagian xilem yang jelas berbentuk baji, satu sama lain dihubungkan
oleh jari-jari xilem.
- Berkas pembuluh : Sekelompok jaringan terdiri dari floem dan xilem, dengan
atau tanpa kambium.
6

II. Tipe stomata ditetapkan berdasarkan jumlah, perbandingan ukuran dan letak sel
tetangga.
1. Tipe anomositik (tipe Ranunculaceae) : Jumlah sel tetangga tiga atau lebih, satu
sama lain sukar dibedakan.
2. Tipe anisositik (tipe Cruciferae) : Jumlah sel tetangga tiga atau lebih, satu sel jelas
lebih kecil dari sel lainnya.
3. Tipe diasitik (tipe Caryophyllaceae) : Jumlah sel tetangga dua, bidang persekutuan
menyilang celah stomata.
4. Tipe parasitik (tipe Rubiaceaae) : Jumlah sel tetangga dua, bidang persekutuan
segaris dengan celah stomata.
Suatu variasi dari stomata tipe anomositik adalah stomata tipe aktinositik, yaitu
stomata dengan sel-sel tetangga yang pipih dan mengelilingi stomata dalam susunan
berbentuk lingkaran.

Suatu varasi dari stomata tipe dioptik adalah stomata tipe bidiasitik, yaitu stomata
yang sel tetangganya dikelilingi oleh dua sel epidermis.
III. Jenis-jenis rambut
1. Rambut penutup : Rambut yang bereksresi.
2. Rambut kelenjar : Rambut yang bereksresi; minyak atsiri dapat tertimbun dalam
ruang subkutikuler.
Dua tipe utama rambut kelenjar adalah rambut kelenjar tipe Asteraceae
(Compositiae) dan tipe Laminiaceae (Labiatae)
a. Rambut kelenjar tipeAsteraceae (Compositiae) terdiri dari 1 deret sel tangkai
dan 2 baris sel kelenjar.
b. Rambut kelenjar tipe Laminiaceae (Labiatae)terdiri dari 1 sel pangkal yang lebar,
1 atau beberapa sel tangkai dan sebaris mendatar sel kelenjar sebanyak 4, 8, 12
sel atau lebih.

IV. Tipe sel.

Idioblas : Satu yang isi atau bentuknya jelas berbeda dengan jaringan disekitarnya,
misalnya idioblas hablur, idioblas lendir, idioblas minyak dan lain sebagiannya.

Sklerenkim : Dapat terdiri dari dua tipe sel, yaitu :

a. Serabut : sel panjang, ujung-ujung meruncing, dinding sel tebal, umumnya berlignin.
vii

b. Sklereida (sel batu) : Sel berbentuk isodiametrik, dinding sel tebal, umumnya
berlignin.

V. Emergens

Merupakan penonjolan pada epidermis yang melibatkan sel epidermis ataupun


subepidermis seperti kutil dan duri.
1

modul
MODUL 1 Pendahuluan

Dalam praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan ini perlu dilakukan untuk melengkapi bobot sks
mata kuliah Anatomi Fisiologi Tumbuhan yang terdiri dari 2 sks teori dan 1 sks praktikum
dimana kegiatan praktikum merupakan bagian integral yang menunjang kegiatan perkuliahan.

Penyusunan modul ini menunjukkan Capaian Mata Kuliah untuk membantu para mahasiswa
dalam mendalami mata kuliah / bidang studi Anatomi Fisiologi Tumbuhan khususnya yang
berkaitan dengan mutu simplisia bahan obat nabati yang dapat ditinjau dengan melakukan
analisis kualitatif. Analisis kualitatif meliputi pengujian organoleptik, makroskopik, dan
mikroskopik untuk mengetahui jenis simplisia, pengujian histokimia, dan identifikasi kimia
terhadap senyawa yang tersari untuk menentukan kelompok utama zat aktif.

Uji Organoleptik

Uji Organoleptik dilakukan untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia yang diuji.
Cara organoleptik dapat digunakan untuk uji pendahuluan atau dugaan agar identifikasi dapat
mengarah ke golongan fragmen simplisia, yaitu mengamati warna, rasa, dan bau.

Uji Makroskopik

Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat. Cara ini
dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji. Setiap
ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan persyaratan dalam monografi Materia Medika
Indonesia. Seperti daun diamati dengan melihat bentuk daun, tepi daun, tulang daun, ujung dan
pangkal daun, serta halus atau kasarnya permukaan daun.

Uji Mikroskopik

Uji Mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran yang


disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan melintang, radial,

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


2

paradermal, atau membujur atau dapat pula berupa serbuk. Uji ini untuk mengamati unsur-
unsur anatomi jaringan yang khas.

Perekasi yang digunakan dalam metode ini antara lain adalah air untuk melihat serbuk
amilum pada radix, semen, dan fructus; kloral hidrat untuk melihat serbuk-serbuk pada
umumnya; dan reagen zat warna, seperti aqua-iod untuk melihat amilum, NaOH/KOH untuk
melihat lignum, dan FeCl3 untuk melihat tanin.

Uji Histokimia

Uji Histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai kandungan zat yang terdapat dalam
jaringan tanaman. Dapat dilakukan pada sayatan melintang simplisia dan bisa juga pada serbuk
simplisia. Uji histokimia pada serbuk dilakukan dengan cara meletakkan serbuk simplisia yang
akan diperiksa di atas kaca objek, kemudian ditetesi dengan perekasi yang sesuai.

I.1 ALAT YANG DIPERLUKAN

Mikroskop Buku / Jurnal Catatan responsi

Kertas Lensa Lembar kerja / Buku Gambar

Kaca Objek Pensil hitam (runcing)

Kaca Penutup Pensil berwarna (runcing)

Pinset Penghapus pensil

Pisau / silet tajam Penggaris

Lap kain / Tissue Jas praktikum

Pipet Tetes

Reagen (air, kloral hidrat, aqua-iod, KOH, dan FeCl3)

I.2. PERHATIAN

Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan praktikum antara lain adalah :

1. Kaca objek dan kaca penutup harus bersih dan kering.


2. Lakukan sayatan pada simplisia sesuai dengan panduan.
3. Menuangkan serbuk simplisia cukup sedikit saja.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


3

I.3 PENGENALAN MIKROSKOP

Gambar.1.1 Bagian-bagian mikroskop

➢ Bagian-bagian mikroskop
A. Lensa okuler terdapat 3 buah lensa dengan perbesaran masing-masing 5X; 10X;
12,5X
B. Buluh teropong / Tabung mikroskop
C. Revolver
D. Lensa objektif perbesaran lemah
E. Lensa objektif terdapat 3 lensa dengan perbesaran masing-masing 5, 10, dan 40 X
F. Meja benda / meja mikroskop
G. Klip
H. Alas mikroskop
I. Cermin
J. Diagfragma
K. Lengan mikroskop atau pegangan
L. Penggerak halus untuk memperjelas fokus
M. Penggerak kasar untuk mengarahkan fokus secara kasar

I.4 CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

1. Keluarkan mikroskop dari wadahnya dengan hati-hati, kemudian dengan memegang


pegangan dan alas mikroskop menggunakan dua tangan. Periksa kelengkapan serta
keadaan mikroskop, jika ada kelainan segera lapor pada asisten. Sebelum digunakan

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


4

bersihkan bagian-bagian yang kotor. Bagian – bagian mikroskop dibersihkan dengan


menggunakkan tissue/lap, sedangkan untuk bagian lensa hanya diperbolehkan
dibersihkan dengan menggunakan KERTAS LENSA saja!!!!!!! TIDAK
diperbolehkan dibersihkan dengan lap / tissue.
2. Letakkan sampel uji pada meja benda, jepitlah dengan objek tepat diatas lubang meja.
3. Pasang lensa objektif paling lemah. Turunkan lensa dengan menggunakan penggerak
kasar hingga kira-kira objek mulai terlihat agak jelas (kira-kira lensa berada ½ cm diatas
sampel uji).
4. Aturlah posisi kondensor agar pandangan terlihat penuh.
5. Aturlah posisi cermin hingga cahaya dapat terlihat jelas (untuk mikroskop yang telah
dilengkapi dengan lampu, tinggal mengatur terangnya lampu).
6. Perjelaslah pandangan terhadap objek dengan memutar penggerak halus hingga
pandangan menjadi lebih tajam.
7. Jika hendak mengganti lensa objektif berhati-hatilah dan harus dilihat dari samping
karena panjang lensa objektif yang berbeda dapat merusak sampel uji.
8. Untuk mendapatkan hasil yang tiga dimensi pada pembesaran kuat, dapat dengan
memutar penggerak halus.
9. Untuk mencegah kelehan mata, biasakanlah untuk mengamati dengan KEDUA
MATA!
10. Setelah selesai menggunakan mikroskop, periksa kembali bagian-bagiannya.
Lepaskan kaca objek berisi sampel uji yang menempel pada meja benda mikroskop,
kemudian cuci dan keringkan kaca objek dan kaca tutup sebelum disimpan. Bersihkan
bagian mikroskop yang kotor, jika ada bagian mikroskop yang rusak laporkan pada
asisten. Lepaskanlah bagian-bagiannya dan kembalikkan ke wadahnya seperti semula.

I.5 CARA MEMPERKIRAKAN PEMBESARAN

Pembesaran yang dilihat adalah perkalian dari pembesaran objektif dan pembesaran okuler

Pembesaran Total = Pembesaran Objektif X Pembesaran Okuler

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


5

I.6 CARA MEMBUAT SAMPEL UJI / PREPARAT

1. Gunakan kaca objek dan tutup kaca / cover glass yang bersih, tidak berdebu, dan tidak
berlemak (sehingga bersihkan terlebih dahulu dengan air kemudian alcohol, dan
keringkan).
2. Buatlah sayatan dari sampel setipis mungkin menggunakan pisau atau silet.
3. Letakkan sampel uji (baik berupa sayatan simplisia menggunakan pinset / jarum atau
serbuk simplisia menggunakan spatel) dan beri setetes reagen dengan pipet tetes pada
kaca obejek
4. Lalu tutup dengan kaca penutup (cover glass) yang bersih dengan cara letakkan satu
sisi cover diujung tetesan, kemudian turunkan perlahan-lahan sisi lain cover sampai
semua objek tertutup.
Usahakan jangan sampai terbentuk gelembung udara yang akan mengganggu
pengamatan. Jika tetesan reagen terlampau besar, maka kelebihan air harus segera
diserap dengan tissue, karena akan menempel dan merusak lensa objektif. Jika tetesan
terlalu kecil diperpesar dengan cara meneteskan kembali raeagen melalui sisi cover
glass.
5. Ada beberapa macam sayatan yang dapat dibuat, yaitu sayatan / potongan melintang,
radial, tangensial, dan membujur.

P. radial
P. melintang

P. tangensial P. membujur

Gambar.1.2 Macam-macam bentuk sayatan


Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan
6

I.7 CARA MENGGAMBAR

1. Setiap halaman lembar kerja dibagi menjadi empat bagian


2. Catatlah tanggal praktikum disebelah kanan atas.
3. Setiap gambar diberi :
a. Nomor tugas & judul lengkap (sesuai julum dalam modul)
b. Jenis sayatan (mis : potongan melintang, membujur, dsb)/ untuk gambar simplisia
diberi nama simplisianya di bagian bawah gambar
c. Nama bagian tumbuhan (misal : Folium (daun), Semen (biji)),
d. Nama Spesies tumbuhan (Latin dan Indonesia),
e. Nama Family,
f. Reagen yang digunakan (misal : Aquadest, Kloral hidrat),
g. Ukuran perbesaran (10 X x 10 X),
h. Bagian-bagian sel yang ditugaskan ditunjukkan dengan garis horizontal yang tidak
saling berpotongan.
4. Setiap tulisan dan gambar dikerjakan dengan rapih dan sejelas mungkin.
5. Warnai gambar yang ditugaskan dengan warna yang sesuai dengan sampel uji yang
terlihat pada mikroskop.
6. Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan pada modul lembar kerja.
7. Setiap sebelum praktikum dimulai, lembar kerja harus sudah dilengkapi dengan
semua keterangan-keterangn atau data-data yang diminta dan yang harus dibuat pada
hari praktikum tersebut (akan diperiksa oleh asisten).

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


7

MODUL- II

MAKROSKOPIK

Tujuan
• Mahasiswa Mampu melakukan Uji Maskroskopik menggunakan Alat atau tanpa alat
• Mahasiswa Mampu mengamati ciri morfologi tumbuhan yang disesuaikan dengan
literatur agar memenuhi persyaratan parameter.

Uji Makroskopik

Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat. Cara ini
dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji. Setiap
ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan persyaratan dalam monografi Materia Medika
Indonesia. Seperti daun diamati dengan melihat bentuk daun, tepi daun, tulang daun, ujung dan
pangkal daun, serta halus atau kasarnya permukaan daun.

DAFTAR SIMPLISIA UNTUK IDENTIFIKASI MAKROSKOPIK

1. ANISI STELLATI FRUCTUS


2. BLUMEAE FOLIUM
3. CARYOPHYLLI FLOS
4. CARDAMOMI FRUCTUS
5. CAPSICI FRUCTUS
6. CINNAMOMI CORTEX
7. CORIANDI FRUCTUS
8. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA
9. CURCUMAE XANTHORRHIZAE RHIZOMA
10. FOENICULI FRUCTUS
11. FOENIGRAECI SEMEN
12. GUAZUMAE FOLIUM
13. GALANGAE RHIZOMA
14. KAEMPFERIAE RHIZOMA
15. LIQUIRITIAE RADIX / GLYCYRRHIZAE RADIX
16. ORTHOSIPHONE FOLIUM
17. PSIDII FOLIUM
18. PIPERIS BETLE FOLIUM
19. PIPERIS NIGRI FRUCTUS
20. PARKIAE SEMEN
21. RETROFRACTI FRUCTUS

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


8

22. RHEI RADIX


23. THEAE FOLIUM
24. ZINGIBERIS RHIZOMA

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


9

TUGAS

Lakukanlah identifikasi makroskopik terhadap masing-masing simplisia tersebut.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


10

MODUL- III MIKROSKOPIK (SEL)

Tujuan
• Mahasiswa Mampu melakukan Uji Mikroskopik sel menggunakan Mikroskop
• Mahasiswa Mampu mengamati ciri-ciri sel (Sitoplasma, Nukleus, Zat ergastik, Plastida)
pada tumbuhan tertentu (sampel segar) yang disesuaikan dengan literatur agar memenuhi
persyaratan parameter standar mutu simplisia.

Bagian- bagian sel tumbuhan dari DAUN tumbuhan tingkat tinggi secara umum terdiri
dari :
Sitoplasma :
- Selaput-selaput (plasmalema, tonoplas)
- Plastida (kloroplas, kromoplas, leukoplas)
- Mikrobadan, mitokondria
- Retikulum endoplasma
Protoplasma
- Vakuola
- Zat ergastik (pati, aleuron, minyak, lemak, lilin, kristal,
silika)

Nukleus :
- Selaput nucleus (nukleoplasma)
Sel - Nucleolus, kromatin - kromosom

- Dinding primer

Dinding sel - Dinding sekunder

- Lamela tengah

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


11

Gambar.III.1 Bagian - Bagian Sel

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


12

I. Sitoplasma
1. Buatlah penampang tangensial gabus (kulit batang Quercus suber) dalam air,
Famili Fagaceae. Tandailah dinding sel dan ruang !

2. Bualah preparat selaput bagian dalam Allium cepa dalam air, Famili
Amaryllidaceae. Gambarlah beberapa sel dan tunjukkan mana dinding sel, nucleus,
dan sitoplasma.

II. Plastida
1. Buatlah penampang melintang dari korteks umbi Daucus carota dalam air.
Buatlah Gambar bentuk sel dan kromoplas yang ada !

2. Buatlah penampang melintang umbi Solanum tuberosum (yang sudah


mengijau karena terkena cahaya matahari) dalam air, Famili Solanaceae. Buatlah
gambar sel yang mengandung leukoplas yang berubah menjadi kloroplas,
dan gambarlah pula amiloplas yang ada !

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


13

III. Zat Ergastik

Buatlah preparat dan gambar dari :

a. Amylum Solani

Pemerian

Amylum solani adalah pati kentang, berasal dari umbi tumbuhan Solanum tuberosum
L., suku Solanaceae, berupa serbuk agak kasar, warna putih, tidak berbau, dan tidak
berasa.

Mikroskopik

Butiran berbentuk oval dengan ukuran bervariasi antara 30 hingga 100 µm. Hilus
berupa titik pada bagian yang sempit. Lamella terletak eksentris (di pinggir), dan
Lamella terlihat jelas.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


14

b. Amylum Manihot

Pemerian

Amylum manihot adalah pati singkong, berasal dari tumbuhan Manihot utillisima
Pohl, suku Euphorbiaceae, berupa serbuk warna putih, tidak berbau, dan tidak berasa.

Mikroskopik
Terdiri atas butir-butir tunggal atau majemuk, berbentuk bulat, kadang-kadang
muncul bentuk seperti helm (topi baja), Hilus berada di tengah, Lamela tidak jelas,
kecuali pada pembesaran kuat, Berukuran 20 µm

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


15

c. Amylum Tritici

Pemerian

Amylum tritici adalah pati gandum, berasal dari tumbuhan Triticum vulgare L.suku
Graminae, berupa serbuk sangat halus, berwarna putih, tdak berbau, dan tidak berasa.

Mikroskopik

Terdiri atas butir-butir tunggal atau majemuk, berbentuk bulat, ukuran yang besar 30-
40µm, sedangkan yang kecil 10-20 µm Hilus dan lamela tidak terlihat jelas.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


16

d. Amylum Maidis

Pemerian

Amylum maidis adalah pati jagung, berasal dari biji Zea mays L. yang masak, suku
Gramineae, berupa serbuk halus atau massa bersudut-sudut tidak beraturan, warna
putih.

Mikroskopika

Terdiri atas butir-butir tunggal atau majemu, berbentuk poligon dengan ukuran 5-
25µm, Hilus konsentris (di tengah) dan retak, Lamela sulit dilihat.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


17

e. Amylum Oryzae

Pemerian

Amylum oryzae adalah pati beras, berasal dari tmbuhan Oryza Sativa L, suku
Gramineae, berupa serbuk sangat halus, berwarna putih, tidak berbau, dan tidak
berasa.

Mikroskopik

Terdiri atas butir-butir tunggal atau majemuk, berbentuk segi banyak (poligon),
berukuran 5 µm, Umumna tidak mempunyai hilus, kadang-kadang terdapat hilus pada
pembesaran kuat.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


18

MODUL- IV MIKROSKOPIK (EPIDERMIS)


Tujuan
• Mahasiswa Mampu melakukan Uji Mikroskopik epidermis menggunakan Mikroskop
• Mahasiswa Mampu Menjelaskan dan mengamati ciri-ciri, bentuk epidermis
(Rambut/Trikom, Emergens, Stomata) pada tumbuhan tertentu yang disesuaikan
dengan literatur agar memenuhi persyaratan parameter standar mutu simplisia.
• Mahasiswa Mampu menjelaskan fungsi dan manfaat dari jaringan epidermis
(Rambut/Trikom, Emergens, Stomata) pada tumbuhan tertentu.

Tugas

1. RAMBUT / TRIKOM

Buatlah preparat dan gambarlah bagian – bagian yang diinginkan dari :

• Rambut sisik pada permukaan bawah daun durian (Durio zibenthinus) dalam
air. Warna ini yang menyebabkan warna keemasan.

• Rambut bintang dari tangkai daun waru (Hibiscus tiliaceus sub sp. Simmiles
atau Guazuma ulmi folia) dalam air.

2. EMERGENS

Buatlah preparat dalam air penampang melintang batang Rosa sp., gambarkan sel-sel
epidermis dan sel pada duri. Amati bahwa sel epidermis turut memebentuk duri.

3. STOMATA

Buatlah preparat membujur sel epidermis permukaan bawah daun. Kemudian gambar
stomata lengkap dengan sel penutup dan sel tetangga serta sebutkan bagian-bagiannya
dan tipenya.

o Daun alpuket (Persea americana) dalam air

o Daun cabe (Capsicum sp) dalam air

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


19

o Daun kumis kucing (Orthoshipon sp). Dalam air

o Daun jagung (Zea mays) dalam air , perhatikan bentuk sel penutup.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


20

MODUL- V MIKROSKOPIK
(SIMPLISIA)

Tujuan
• Mahasiswa Mampu melakukan Uji Mikroskopik Beberapa Simplisia menggunakan
Mikroskop dan dengan ukuran perbesaran yang berbeda-beda.
• Mahasiswa Mampu Menjelaskan dan mengamati ciri-ciri, bentuk-bentuk jaringan khas
pada (Folium, Cortex, Radhix, Rhizoma, Fructus, Semen, Flos) pada tumbuhan tertentu
yang disesuaikan dengan literatur agar memenuhi persyaratan parameter standar mutu
simplisia.
• Mahasiswa mampu membuat dan milih reagen pereaksi untuk pengamat mikroskopik
untuk jenis-jenis jaringan simplia yang berbeda-beda.
• Mahasiswa Mampu menjelaskan fungsi dan manfaat dari jaringan pada beberapa jenis
simplisia (Folium, Cortex, Radhix, Rhizoma, Fructus, Semen, Flos) pada tumbuhan
tertentu.

V.1 SIMPLISIA FOLIUM

A. BLUMEAE FOLIUM

PEMERIAN
Blumeae folium adalah daun sembung, yang berasal dari tumbuhan Blumeae
balsamifera (L.) DC. Suku Compositae, berbau mirip kamfer, rasa mirip kamfer dan
agak pahit, warna hijau kuning hingga hijau kelabu.

MAKROSKOPIK

Daun tunggal bertangkai. Pada tangkai terdapat beberapa pasang daun kecil berbentuk
lidah tombak.Helai daun berbentuk bundar telur atau lidah tombak sampai bulat
panjang, panjang helai daun 10 cm sampai 30 cm, lebar 2,5 cm, sampai 12 cm; tepi daun
umumnya bergigi tajam tidak beraturan,. Permukaan daun berambut; Permukaan bawah
berambut sangat rapat dan terasa seperti beludru, warna kelabu kehijauan; permukaan
atas kasar, warna hijau tua sampai hijau coklat kelabu. Diantara rambut penutup banyak
sekali rambut kelenjar yang halus, bentuk bulat berwarna kuning coklat.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


21

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna hijau hingga hijau kecoklatan atau hijau kelabu dengan fragmen
pengenal sebagai berikut :

1. Epidermis atas terdiri atas satu lapis; epidermis bawah terdiri atas sel yang lebih
kecil.
2. Rambut penutup yang berbentuk seperti benang dan terdiri atas 2-10 sel.
3. Stomata tipe anomositik dengan panjang 25-35 µm. Stomata sangat banyak di
epidermis bawah, tetapi sangat sedikit di epidermis atas.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


22

4. Rambut penutup terdapat pada kedua epidermis, tetapi lebih banyak pada
epidermis bawah. Rambut penutup terdiri atas 2-10 sel, yang tersusun dalam satu
deretan panjang. Bentuk rambut penutup mirip benang berujung runcing dengan sel
pangkal lebih lebar dan dinding tipis. Panjang rambut 400-1000 µm. Sambungan
antarsel seperti cincin.

Serbuk Daun Sembung 1 = Fragmen rambut penutup, 2 = Fragmen berkas pembuluh,


3 =serabut sklerenkim, 4 = fragmen epidermis atas, 5 = fragmen epidermis bawah
dengan stomata dan rambut kelenjar, 6=Fragmen mesofil.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


23

B. GUAZUMAE FOLIUM

PEMERIAN
Guazumae folium adalah daun jati belanda (daun Guazuma ulmifolia Lamk) Suku
Sterculiaceae, berbau aromatik lemah, rasa agak kelat.

MAKROSKOPIK

Daun tunggal, berbentuk bundar telur sampai lanset, panjang helai daun 4 sampai
22,5 cm; lebar 2 sampai 10 cm, pangkal daun berbentuk jantung yang kadang-
kadang tidak setangkup, ujung daun meruncing, pinggir daun bergigi, permukaan daun
kasar, warna hijau kecoklatan sampai coklat muda; tangkai daun panjang 5 sampai 25
mm.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna hijau tua kecoklatan dengan fragmen pengenal sebagai berikut :

1. Hablur kalsium oksalat berbentuk prisma.


2. Epidermis atas dan epidermis bawah.
3. Stomata tipe anisositik.
4. Pembuluh kayu dengan penebalan.
5. Rambut penutup berbentuk bintang, terdiri dari beberapa rambut bersel
tunggal yang berimpit pada bagian pangkalnya, dinding tebal tidak berwarna,
panjang berbeda-beda, ruang rambut berwarna coklat.
6. Rambut kelenjar terdiri dari 2 sampai 3 sel tangkai dan 3 sel kepala, 1 sel
kepala lebih besar dari 2 sel lainnya.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


24

2
3

6
4

Serbuk Daun jati belanda 1 = pembuluh kayu dengan penebalan tangga, 2 = epidermis
atas, 3 =Rambut kelenjar, 4 = Rambut penutup bentuk bintang, 5 = fragmen
Epidermis bawah, 6=Kalsium Oksalat.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


25

C. PSIDII FOLIUM

PEMERIAN
Daun jambu biji adalah Psidium guajava L. Suku Myrtaceae. Berbau khas, Rasa
kelat.

MAKROSKOPIK

Daun tunggal, bertangkai pendek, helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong
atau bulat memanjang, pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas
agak licin, warna hijau kelabu, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada
permukaan bawah, bertulang menyirip, warna putih kehijauan.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna hijau keabu-abuan dengan fragmen pengenal sebagai berikut :

1. Hablur kalsium oksalat berbentuk roset.


2. Rambut penutup yang terlepas, betuk kerucut ramping yang umumnya agak
bengkok, terdapat dari 1 sel.
3. Stomata tipe anomositik.
4. Mesofil dengan kelenjar lisigen.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


26

D. PIPERIS BETLE FOLIUM

PEMERIAN
Piperis betle folium adalah Daun sirih yang berasal dari tumbuhan Piper betle L.
Suku Piperaceae. Berbau sedikit aromatik, Rasa tajam dan pedas.

MAKROSKOPIK

Daun tunggal, bentuk seperti jantung, warna hijau muda hingga hijau tua. Ujung
daun meruncing, tulang daun terlihat menonjol.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna hijau kecoklatan dengan fragmen pengenal sebagai berikut :

1. Epidermis dengan rambut penutup.


2. Mesofil dengan sel-sel minyak berwarna kuning hingga kuning jingga yang
tersebar pada hipodermis dan palidsade.
3. Epidermis bawah dengan stomata berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh 2-3
sel tetangga (anomositik).
4. Rambut penutup terdiri satu sel, bentuk kerucut pendek, ujung runcing, panjang
18-25 µm, dinding tebal, kutikula licin. Rambut kelenjar mempunyai kepala
kelenjar bersel satu, bentuk bulat.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


23

E.ORTHOSIPHONIS FOLIUM

PEMERIAN
Orthosiphonis folium adalah daun kumis kucing yang berasal dari tumbuhan
Orthosiphon aristatus (BI) Miq. Atau Orthosiphon stamineus Benth, suku Laabiatae,
berbau aromatik, rasa agak asin, agak pahit, dan kelat.

MAKROSKOPIK

Daun tunggal, bertangkai, letak berselang berhadapan. Warna hijau, rapuh. Bentuk
bundar telur, lonjong, belah ketupat memanjang, atau lidah tombak, ujung daun lancip
atau tumpul. Panjang 2-12 cm, lebar 1-8 cm.n tangkai daun persegi. Tepi helai
daun bergerigi kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan menggulung
ke bawah. Permukaan licin. Tulang daun menyirip halus, tulang cabang sedikit, warna
hijau atau ungu.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna hijau kecoklatan dengan fragmen pengenal sebagai berikut :

1. Epidermis atas dan bawah dengan stomata yang dikelilingi oleh dua sel
tetang ga menyilang celah stomata.
2. Rambut penutup berisi zat warna ungu atau warna jambu.
3. Mesofil dengan palisade tipe dorsivebtral yang jelas.
4. Rambut kelenjar pada epidermis atas
5. Tipe stomata diasitik fan memiliki dua sel tetangga yang tidak sama besar.
6. Rambut penutup berbentuk kerucut, terdiri atas 1-2 sel berukuran 20-65 mm,
dan berdinding tebal dengan kutikula yang bergaris halus. Rambut pada ibu
tulang dan kadang-kadang pada tepi daun berbentuk kerucut dan terdiri atas
4-6 sel.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


24

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


25

V.2 SIMPLISIA CORTEX

A. CINNAMOMI CORTEX

PEMERIAN
Cinnamomi Cortex adalah kulit kayu manis yang berasal dari tumbuhan Cinnamomum
zeylanicum Blume. suku Lauracea, berbau khas aromatik, rasa agak manis, agak pedas,
dan kelat, berwarna coklat kemerahan hingga coklat kehitaman.

MAKROSKOPIK

Berupa bagian dalam kulit batang, yang memiliki bau harum, bagian luar rata dan
berwana kuning coklat suram dengan garis membujur berwarna kuning muda.
Bagian dalam tidak begitu rata, berwarna cokelat tua, sangat tipis, dan rapuh.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna cokelat kemerahan hingga cokelat kehitaman dengan fragmen


pengenal sebagai berikut :

1. Serat skelenrkim berwarna kuning atau tidak berwarna, panjang, lurus, dan
tipis. Serat sklerenkim tunggal atau bertumpuk dengan lumen/noktah yang
tidak jelas
2. Terdapat sel batu berdinding tebal
3. Terdapat sel parenkim dengan dinding cokelat kemerahan. Di dalam sel
parenkim, kadang-kadang terdapat sel minyak dan mucilago (lendir) dari
amilum.
4. Serat sklerenkim yang tipis dan lumen / noktah yang tidak jelas.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


26

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


27

V.3 SIMPLISIA RADIX

A. LIQUIRITIAE RADIX

PEMERIAN
Liquiritiae Radix adalah akar manis yang berasal dari tumbuhan Glicyrrhiza glabra
L.. suku Liguminosae, berbau khas, rasa manis agak tajam, berwarna coklat
kekuningan atau cokelat tua.

MAKROSKOPIK
Simplisia akar manis adalah potongan- potongan akar dengan panjang bervariasi
antara 14 hingga 20 cm, diameter 5 hingga 20 mm. Bagian luar akar manis berwarna
kelabu cokelat sampai merah cokelat, sedangkan bagian dalam berwarna kuning tua.
Patahan berserat kasar.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna cokelat kekuningan hingga cokelat tua dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :

1. Parenkim mengandung butir-butir amilum tunggal tau majemuk, berbentuk bulat


atau oval
2. Serabut sklerenkim mengandung deretan-deretan kristal oksalat berbentuk poligon
sehingga disebut serabut kristal.
3. Pembuluhan kayu (xilem) dengan penebalan noktah dan terdapat trakea
berdinding tebal.
4. Sel gabus berwarna merah cokelat.
5. Serabut sklerenkim mengandung kristal (serabut kristal).

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


28

Keterangan :
a. Parenkim
b. Parenkim dengan kristal oksalat dan butir pati serat kayu dan serat kulit
c. Serat yang mengandung kristal oksalat
d. Kristal oksalat
e. Trakhea
f. Sel gabus

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


29

B. RHEI RADIX

PEMERIAN
Rhei Radix adalah Akar kelembak yang berasal dari tumbuhan Rheum palmatum L.
suku Polygonaceae, berbau spesifik dan asam, rasa pahit dan tidak enakt, jika
dikunyah, ludah akan berwarna kuning.

MAKROSKOPIK
Simplisia Rhei Radix berupa potongan-potongan subsilindris berbentuk tong, atau
tidak beraturan, seringkali berluban-lubang kecil, atau bentuk-bentuk kubus,
permukaan luar halus, cekung, berwarna coklat kekuningan. Patahan tidak rata dan
berbutir-butir, permukaannya berwarna merah coklat.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna jingga kuning gelap hingga cokelat dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :
1. Butir-butir amilum tunggal atau majemuk (dalam air).
2. Trakea memiliki penebalan seperti angka 4 atau huruf Y.
3. Terdapat kristal kalsium oksalat yang terlepas atau di dalam parenkim.
4. Kristal kalsium oksalat dan trakea yang memiliki penebalan seperti angka 4
atau huruf Y.

Keterangan : a. Kristal oksalat berbentuk roset dan pecahanya spesifik, b. Butir Pati,
c. Fragmen trakhea tidak berkayu, d.sel parenkim mengandung butir
pati

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


30

V.4 SIMPLISIA RHIZOMA

A. CURCUMA DOMESTICA RHIZOMA

PEMERIAN
Curcuma Domestica Rhizoma adalah Rimpang kunyit yang berasal dari tumbuhan
Curcuma domestica Val. suku Zingiberaceae, berbau khas aromatik, rasa pahit dan
agak pedas, dan lama-lama berasa tebal.

MAKROSKOPIK

Curcuma Domestica Rhizoma adalah akar tinggal yang bagian luarnya berwarna
kuning cokelat sampai cokelat. Patahan kunyit berwarna jingga kuning sampai cokelat.
Bentuk hampir bundar atau lonjong.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna cokelat merah hingga cokelat kehitaman dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :

1. Warna preparat kuning karena zat warana kurkumin.


2. Di dalam air, tampak amilum.
3. Di dalam kloralhidrat, terlihat sel-sel parenkim, trakea, kelenjar sekresi,
sel-sel sekresi, rambut penutup, dan periderma.
4. Preparat kekuningan, granul, pati, dan sel parenkim berisi pati (dalam air).

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


31

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


32

B.CURCUMA XANTHORHIZAE RHIZOMA

PEMERIAN
Curcuma Xanthorhizae adalah rimpang temulawak yang berasal dari tumbuhan
Curcuma Xanthorhiza Roxb. suku Zingiberaceae, Rasa pahit dan kelat, Berwarna
coklat kekuningan hingga coklat.

MAKROSKOPIK
Rimpang berupa keping tipis, bentuk atau jorong ringan, keras, rapuh. Diameter
dapat mencapai 6 cm, dengan tebal 2 hingga 5 mm. Permukaan luar berkerut, warna
cokelat kuning hingga cokelat. Bidang irisan berwarna cokelat kuning buram,
melengkung tidak beraturan, tidak rata, sering terdapat tonjolan melingkar antara
silinder pusat dengan korteks. Bekas patahan berdebu, warna kuning jingga hingga
cokelat jingga terang.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna cokelat kuning hingga cokelat dengan fragmen pengenal sebagai
berikut :

1. Dalam air, dapat terlihat adanya amilum (bentuk amilum lebih besar dari
amilum jahe).
2. Dalam kloral hidrat (preparat berwarna kuning), terlihat sel parenkim dan
kelenjar sekresi berwarna jingga kecoklatan. Selain itu, terlihat juga trakea
dan rambut penutup.
3. Preparat berwarna kuning dan amilum.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


33

Serbuk rimpang temulawak, 1 = Fragmen berkas pembuluh, 2= Fragmen parenkim


korteks, 3= Serabut sklerenkim, 4= Butir pati diperbesar, 5= Fragmen jaringan gabus
bentuk poligonal, 6= Rambut penutup

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


34

C. GALANGA RHIZOMA

PEMERIAN
Galanga Rhizoma adalah lengkuas yang berasal dari tumbuhan Calpinia galanga.
suku Zingiberaceae, berbau khas aromatik, rasa pedas, berwarna coklat.

MAKROSKOPIK
Rimpang berupa potongan dengan panjang 4 sampai 6 cm dan tebal 1 sampai 2 cm,
kadang-kadang bercabang, ujung bengkok, warna permukaan cokelat kemerahan.
Bekas patahan berserat pendek, berbutir-butir kasar, berwarna cokelat.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna cokelat merah hingga cokelat kehitaman dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :

1. Dalam air, terlihat butir-butir amilum yang tersebar dan berukuran besar
seperti biji ketimun (lebih besar dari jahe).
2. Dalam kloral hidrat, terlihat sel parenkim yang banyak mengandung
kelenjar sekresi, berwarna orange atau cokelat. Selain itu terdapat pula trakea
dan serat.
3. Amilum seperti biji ketimun (dalam air) dan gumpalan sekret cokelat.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


35

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


36

D. KAEMPFERIAE RHIZOMA

PEMERIAN
Kaempferiae Rhizoma adalah rimpang kencur yang berasal dari tumbuhan Kaempferia
galanga L. suku Zingiberaceae, berbau khas aromatik, rasa pedas dan agak pahit,
akhirnya menimbulkan rasa tebal pada lidah, hangat. berwarna putih kecoklatan.

MAKROSKOPIK
Rimpang berupa keping, pipih, bentuk hampir bulat hingga jorong, atau tidak
beraturan, warna putih kecoklatan, bagian tengah berwarna putih. Berkas pembuluh
tersebar tampak seperti bintik-bintik berwarna kelabu atau keunguan.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna putih, putih kecoklatan hingga coklat dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :

1. Butir pati, umumnya tunggal, besar, berbentuk bulat hingga bulat telur, atau tidak
beraturan dengan salah satu ujung mempunyai puting. Lamella dan hilius tidak
jelas.
2. Periderm dengan parenkim.
3. Parenkim dengan sel-sel minyak berwarna putih semu kuning.
4. Periderm dengan sel-sel berbentuk hampir persegi panjang, berlapis-lapis.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


37

Serbuk rimpang kencur. 1= Periderm, 2=parenkim, 3= Pembuluh kayu dengan


penebalan spiral, 4= parenkim dan sel minyak, 5=periderm dengan parenkim, 6=Butir
pati.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


38

E. ZINGIBERIS RHIZOMA

PEMERIAN
Zingiberis Rhizoma adalah Rimpang jahe yang berasal dari tumbuhan Zingiber
officinale. suku Zingiberaceae, berbau khas aromatik, rasa pedas panas.

MAKROSKOPIK

Akar tinggal yang belum dikupas, warna abu-abu atau kuning cokelat, beruas, dan
kadang-kadang bercabang. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna putih kekuningan, atau kuning muda dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :

1. Dalam air, banyak terlihat amilum tunggal berbentuk bulat telur panjang dan
memiliki benjolan dengan inti eksentris (eksosentris).
2. Dalam kloral hidrat, sel gabus berdinding tipis dan jernih. Sel parenkim
berdinding kuning cokelat penuh terkadang ditemukan. Salah satu permukaan
serabut sklerenkim kelihatan berombak.
3. Serat sklerenkim berombak dan granul pati (dalam air).

Serbuk rimpang jahe. 1= Parenkim berisis butir pati, 2= Jaringan gabus dilihat
tangelsial, 3=berkas pembuluh, 4=Butir pati (diperbesar), 5=Periderm, 6=pembuluh
kayu, 7=Serabut, 8=Parenkim dengan sel sekresi.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


39

V.5 SIMPLISIA FRUCTUS

A. CAPSICI FRUCTUS

PEMERIAN
Capsici Fructus adalah buah cabe yang berasal dari tumbuhan Capsicum annuum L.
suku Solanaceae, berbau merangsang, rasa pedas.

MAKROSKOPIK
Simplisia berupa buah buni yang panjang, berbentuk kerucut atau bulat panjang, ujung
meruncing lurus atau bengkok, panjang 3,5 – 10 cm, dan lebar 0,5-2 cm. Buah
berongga dan permukaan luar buah licin dan mengkilap. Bagian pangkal memiliki dua
atau tiga ruang. Warna merah, cokelat kemerahan, atau jingga, jarang berwarna
kuning. Gagang buah memiliki panjang 1,5-2,5 cm dan warna kelabu.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna cokelat kemerahan, rasa pedas, bau menyengat dengan fragmen
pengenal sebagai berikut :

1. Permukaan epidermis epikarp mempunyai kutikula dan dinding agak


bergelombang.
2. Sel parenkim pada mesokarp berisi minyak berwarna merah kehijauan.
3. Terdapat pula butir-butir aleuron dan hablur kalsium oksalat. Kadang-kadang
ada sel yang besar.
4. Pada endokarp, terdapat sklerenkim berdinding tebal, berlekuk, dan kadang-
kadang terdapat sel berdinding tebal dan bernoktah.
5. Pada epitel, terdapat sel-sel yang berlekuk seperti usus.
6. Epidermis dengan sel berlekuk seperti usus, sklerenkim pada endokarp, dan sel
parenkim yang berisi minyak berwarna merah.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


40

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


41

B. CORIANDRI FRUCTUS

PEMERIAN
Coriandri Fructus adalah buah ketumbar yang berasal dari tumbuhan Coriandrum
sativum L. suku Umbelliferae, berbau dan rasa harum.

MAKROSKOPIK

Merikarp saling berlekatan pada tepi sehingga buah berbentuk bulat, garis tengah 2-
5 mm, warna kuning kecokelatan atau cokelat keunguan. Pada permukaan tiap
merikarp, terdapat empat rusuk sekunder yang membujur, berkelok-kelok, dan
kurang menonjol. Gagang buah pendek atau tidak ada. Perikarp sangat tipis, yaitu
kurang dari 0,5 mm, terlihat pada potongan melintang memulai pertengahan merikarp.
Endosperma dari masing-masing merikarp berbentuk ginjal dan berwarna putih
kelabu. Pada potongan membujur merikarp, terlihat embrio berwarna lebih muda dari
pada endosperma dan terdapat dibagian ujung dari endosperma.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna kuning kecoklatan dengan fragmen pengenal sebagai berikut :

1. Serabut skelerenkim perikarp berbentuk seperti benang-benang halus yang


berliku.
2. Endosperma memiliki sel-sel yang mengandung aleuron dan tetes minyak
yang tersebar.
3. Fragmen vitae kuning cokelat dan sel parenkim bergaris.
4. Parenkim bergaris dan serabut skelerenkim yang berliku.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


42

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


43

C. PIPERIS NIGRI FRUCTUS

PEMERIAN
Piperis Nigri Fructus adalah buah Lada hitam yang berasal dari tumbuhan Piper
nigrum L. suku Piperaceae, berbau merangsang, rasa pedas.

MAKROSKOPIK

Buah bulat tidak bertangkai, warna cokelat hitam. Bagian luar berkerucut seperti
jala, sedangkan bagian dalam putih kekuningan. Dibagian tengah, terdapat lubang
kecil. Buah diambil waktu masih muda. Piperis albi fructus adalah Piper nigrum L.
yang direndam di aliran sungi sampai kulit terlepas.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna cokelat muda dengan fragmen pengenal sebagai berikut :

1. Sel batu ada dua macam, yaitu hipedermal, yaitu tidak rata dan agak
panjang, dan sel batu dengan penebalan berbentuk U.
2. Fragmen hitam.
3. Sel perisperma berisis amilum yang berwarna bening dan halus.
4. Terdapat sel sekret dan pembuluh kayu.
5. Sel batu berwarna keabu-abu (banyak).

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


44

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


45

D. RETROFRACTI FRUCTUS

PEMERIAN
Retrofracti Fructus adalah buah cabe jawa yang berasal dari tumbuhan
Cpiperretrofractum Vahl., suku Piperaceae, mempunyai warna kelabu kehitaman, atau
cokelat kehitaman hingga hitam, rasa pedas, bau khas aromatik.

MAKROSKOPIK
Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang hingga silindris. Bagian ujung
agak mengecil. Panjang 2 hingga 7 cm, diameter 4 hingga 8 mm, bergagang panjang
atau tanpa gagang. Permukaan luar tidak rata, bertonjolan teratur. Pada irisan
melintang bulir tampak buah batu berbentuk bulat telur dengan ukuran kurang dari 2
mm. Daun pelindung berbentuk perisai.

MIKROSKOPIK
Serbuk berwarna kelabu kecokelatan dengan fragmen pengenal sebagai berikut :
1. Sel-sel perisperm yang berisi butir-butir pati.
2. Hipodermis dengan sel batu.
3. Mesokarpium dengan sel sekresi.
4. Endokarpium dengan sel berbentuk poligon, dinding samping berpori.
5. Epidermis dengan sel berbentuk segi panjang, dinding tebal agak bergelombang.

Serbuk buah cabe jawa. 1= Jaringan mesokarp dengan sel sekresi, 2= Hipodermis
dengan sel batu, 3= Endokarp, 4= Epidermis luar, 5= perisperm dengan butir pati, 6=
Sel batu.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


46

V.6 SIMPLISIA SEMEN

A. FOENIGRAECI SEMEN

PEMERIAN
Foenigraeci Semen adalah biji klabet yang berasal dari tumbuhan Trigonella
foenumgraecum L. suku Papilionaceae, berwarna kuning atau kuning cokelat, bau khas
aromatik, rasa agak pahit tidak enak.

MAKROSKOPIK
Biji keras berbentuk belah ketupat, panjang 3-5 mm, lebar 2-3 mm, dan tebal ± 2
mm. Permukaan luar berwarna kuning kecokelatan sampai cokelat kekuningan. Bagian
dalam berwarna kekuningan sampai cokelat kekuningan dan jernih. Pada salah satu
bidang datar, terdapat alur dalam yang terentang hampir menyudut dan membagi biji
menjadi dua bagian yang tidak sama besar. Bagian yang besar mengandung keping
biji. Pada bagian yang kecil, terdapat akar.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna cokelat kekuningan dengan fragmen pengenal sebagai berikut :

1. Epidermis dan hipodermis testa.


2. Kutikula, epidermis, dan hipodermis dari testa.
3. Epidermis dan sel parenkim dari kotiledon.
4. Bagian biji memperlihatkan epidermis, hipodermis, dan lapisan parenkim dari
testa.
5. Lapian parenkim testa.
6. Epidermis dan palisade dari kotiledon.
7. Parenkim kotiledon dan parenkim testa atu lapis.
8. Pengenal : Epidermis testa dan hipodermis testa.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


47

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


48

PARKIAE SEMEN

PEMERIAN
Parkiae Semen adalah biji kedawung yang berasal dari tumbuhan Parkia roxburghii
G. Don. suku Mimosaceae, berbau khas, rasa khas agak pahit.

MAKROSKOPIK
Biji berbentuk bulat telur atau agak segitiga bulat memanjang, pipih. Pada bidang yang
pipih terdapat garis yang melingkar pada jarak 2-3 mm dari tepi biji. Panjang
10-22 mm, lebar 8-15 mm, tebal sekitar 8 mm. Permukaan luar licin, berwarna hijau
cokelat kahitaman atau cokelat tua kehitaman hingga hitam. Kulit biji keras dan padat.
Inti biji berwarna hijau muda hingga hijau kecokelat. Lembaga sangat kecil, terdapat
di tengah pada pertemuan pangkal keping biji. Bila biji direndam, permukaan
biji menjadi berlendir.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna hijau muda dengan sedikit bintik hitam. Serbuk berwarna cokelat
kekuningan dengan bintik hitam yang lebih banyak. dengan fragmen pengenal sebagai
berikut :

1. Lapisan Luar kulit biji yang mengkilat dengan susunan mirip palisade.
2. Parenkim yang bentuknya tidak beraturan dengan dinding sel tebal berwarna
putih jernih dan lumen berisi zat yang berwarna kuning kecokelatan atau cokelat
kemerahan.
3. Sel parenkim keping biji berisi butir-butir aleuron
4. Sel berbentuk halter dengan parenkim kulit biji.

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


49

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


50

V.7 SIMPLISIA FLOS

B. CARYOPHYLLI FLOS

PEMERIAN
Caryophylli Fols adalah cengkeh yang berasal dari tumbuhan Eugenia caryophyllata
Thunberg. suku Myrtaceae, berbau khas cengkeh.

MAKROSKOPIK
Terdiri dari bunga-bunga yang dipetik sebelum mekar, berwarna cokelat tua, rasa
harum dan spesifik. Bentuk silindris dengan ujung berbentuk bulatan di dalam kaliks
epigen yang tebal, panjang antara 10 hingga 17,5 mm.

MIKROSKOPIK

Serbuk berwarna cokelat tua hingga merah cokelat dengan fragmen pengenal
sebagai berikut :

1. Pada epidermis, terdapat kutikula yang tebal dan stomata yang memiliki empat
sel tetangga.
2. Pada parenkim, terdapat kelenjar minyak berwarna sampai cokelat.
3. Seklerenkim mengandung deretan kalsium oksalat.
4. Pada dasar bunga, ditemukan sel batu yang berasal dari dasar bunga.
5. Fragmen tangkai sari dengan kristal kalsium oksalat berbentuk roset.
6. Fragmen kepala sari.
7. Kelenjar skizolisigen, lepas atau dalam jaringan.
8. Pollen berbentuk tetrahedral, garis tengah 15 sampai 20 mm.
9. Pengenal adalah parenkim yang mengandung kelenjar minyak (beberapa
berbentuk seperti jantung atau hati).

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


51

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


52

MODUL-VI ZAT WARNA DAN SIFATNYA

Tujuan
• Mahasiswa Mampu melakukan Uji Zat Warna dan Sifatnya
• Mahasiswa Mampu Menjelaskan, melakukan, dan mengamati hasil pengaruh pH
sebagai penentu Zat warna yang ada pada tumbuhan tertentu.
• Mahasiswa Mampu menjelaskan mengenai pigmen warna yang ada pada tumbuhan
tertentu, dan hubungan nya dengan kandungan metabolit sekunder tertentu pada
tumbuhan yang diamati.
• Mahasiswa mampu melakukan, menjelaskan cara ekstraksi sederhana dengan metode
perendaman yang ditambah pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya, beserta
hubungan nya kepolaran pelarut dengan hasil pengujian terkait dengan sifat kepolaran
kandungan metabolit sekunder termasuk zat warna.

VI.1 PENGARUH pH PADA ZAT WARNA (PIGMEN)

Pigmen tumbuhan ditemukan dalam plastida dan vakuola. Ada bermacam-macam


pigmen tumbuhan, misalnya klorofil (pigmen hijau) di dalam kloroplas dan
karotenoid (pigmen kuning-merah) di dalam kromoplas yang tidak mempunyai
klorofil atau hanya mengandung sedikit klorofil.

Kelompok pigmen lain adalah flavonoid (antosianin dan flavon atau flavonol) yang
biasanya terdapat di dalam vakuola, khususnya pada bunga dan buah dengan berbagai
warna. Pigmen ini larut dalam air. Antosianin berwarna merah, merah muda, ungu,
dan biru. Karena sifat ion antosianin, intensitas dan warnanya tergantung pada PH.
Pada larutan asam, ada berbagai warna, dari oranye-merah sampai ungu. Apabila PH
mendekati 7 terbentuk semu-basa yang tidak berwarna, dan pada lingkungan basa
akan berwarna hijau.

V1.1 BAHAN
- Daun segar Rhoe discolor
- Air
- KOH
- HCl

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


53

V1.2 TUGAS
1. Buatlah tiga buah preparat epidermis permukaan bawah daun Rhoe discolor pada
tiga kaca objek yang berbeda. Kemudian tetesi masing-masing preparat sampel
dengan air, KOH, dan HCl.
2. Amati sel dibawah mikroskop.
3. Gambarlah ketiga sel yang terlihat dibawah mikroskop dan jelaskan apa yang
terjadii,

VI.2 KELARUTAN DAN KOMPOSISI PIGMEN (DINAMOLISIS)

Fotosintesis adalah proses perubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia
dalam bentuk pembuatan karbohidrat dari karbondioksida dan air. Senyawa yang
bertanggung jawab dalam proses fotosintesis ini adalah klorofil yang merupakan
pigmen hijau. Klorofil terdapat dalam organel sel khusus yang disebut kloroplas pada
tumbuhan hijau terutama didaun. Pada daun hijau, kandungan klorofil mencapai 0,1 %
dari berat daun segar.

VI.2.1 BAHAN DAN ALAT

- Beberapa lembar daun suji (daun suji, daun pandan)


- Beberapa jenis pelarut (Aquadest, Etanol, n-Heksana, Etil asetat, Jumlah masing-
masing pelarut yang digunakan adalah 10 ml)
- Kertas saring
- Alumunium foil
- Tabung reaksi
- Wadah penampung

VI.2.2 TUGAS
1. Daun diiris dan dihaluskan dengan mortir, dan masukkan kedalam tabung
reaksi.
2. Masukkan kedalam masing-masing pelarut dengan jumlah yang sama banyak

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


54
3. Tutuplah tabung reaksi dengan alumunium foil dan diamkan selama 5 menit
dan kocok.

4. Perhatikan dan catat pelarut mana yang warnanya lebih hijau, jelaskan yang
terjadi !
5. Saringlah ekstrak yang paling kental tersebut dan tampung filtratnya.
6. Buatlah gulungan kertas saring yang berujung runcing dan masukkan kedalam
filtrat.
7. Letakkan ujung kertas saring tersebut pada kertas saring lain dan amati pola
rembesan yang terbentuk.
8. Catat ada berapa warna yang muncul dan jelaskan apa yang terjadi!

Lia Fikayuniar, S.Farm., M.Si Universitas Buana Perjuangan


54

DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan, Ed, 3, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Steenis, Van. 1978, Flora untuk sekolah di Indonesia, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.
Intruction Manual For Biological Microscope.
Dirjen POM. 1989, Materia Mediaka Indonesia, Jilid 5-6, Departemen kesehatan RI,
Jakarta.
Dirjen POM. 1977, Materia Mediaka Indonesia, Jilid 5-6, Departemen kesehatan RI,
Jakarta.
WHO Monographs. 1999, Selected Medicinal Plant, Geneva.
Ross, MSF., and Brain, KR. 1977, An Itroduction to Phytopharmacy, The Pitman
Press, Tunbridge.
Ikan, Raphael. 1991, Natural Product : a Laboratory Guide, 2nd ed, Academic Press
Inc, California.
Ratnawati, J., Riyanti, S., Desmiaty, Y. 2012, Penuntun Praktikum Botani Farmasi,
Universitas Jendral Achmad Yani, Cimahi
Tim Dosen. 2008, Penuntun Praktikum Farmakognosi, Universitas Jendral Achmad
Yani, Cimahi.
Eliyanoor, B.2012, Penuntun Praktikum Farmakognosi, Buku Kedokteran AGC,
Jakarta.

Sofian, FF., Tijtraresmi, A., Susilawati, Y., Runadi, D. 2015, Panduan Praktikum
Analisis Fitokimia, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Fidrianny I., Ruslan, K., 2014, Modul Praktikum Fitokimia, Institut Teknologi
Bndung, Bandung.
Shriner R.L., et.al. 2004, The Systematic Identification of Organic Compound, 8th ed.,
John Wiley & Sons, Singapore.
Cannell, R.J.P. 1998, Natural Product Isolation, Humana Press, New Jersey.
Mann, J., et.al. 1994, Natural Product, John Wiley & Sons, New York.
55

Gritter, R.J., Schwarting, A.E. 1991, Pengantar kromatografi, Penerbit ITB, Bandung.
Robinson, T. 19991, The Organic Cnstituents of Higer Plant, 6 th ed., Cordus Press,
North Amherst.
Geiss, F. 1987, Fundamental of TLC, Huthig Verlag, Heidelberg.
Harbone, J.B. 1987, Metode Fitokimia, Penerbit ITB, Bandung.
Murray, R.D.H., Mendez, J., Brown, S.A. 1982, The Natural Coumarins, John Wiley
& Sons, New York.

Anda mungkin juga menyukai