Anda di halaman 1dari 77

BOTANI UMUM

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM


Ir. Insan Wijaya, MP
(Untuk Kalangan Sendiri)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Jember 2015

Petunjuk Praktikum Botani Umum 1


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

BOTANI UMUM

Nama : ............................................................................................

No. Induk Mahs. : ...........................................................................................

Jurusan : ...........................................................................................

Fakultas : ...........................................................................................

Gel/kelompok : ...........................................................................................

Laboratorium Botani

Jurusan : Budidaya Pertanian dan Sosial Ekonomi Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Petunjuk Praktikum Botani Umum 2


TATA TERTIB PRAKTIKUM BOTANI UMUM

1. Peserta praktikum adalah mereka yang mencantumkan mata kuliah botani umum pada
KRS-nya.
2. Hadir di Laboraotorium Botani 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Paktikum tidak diperkanankan memakai kaos oblong dan sandal.
4. Selama paktikum berlangsung, paktikum tidak boleh merokok, Ribut dan Mengganggu
ketertiban.
5. Jas Lab dikenakan sebelum memasuki ruang praktikum.
6. Yang terlambat Lebih dari 15 menit dapat mengikuti acara praktikum seijin koordinator
praktikum.
7. Bagi yang tidak dapat mengikuti acara praktikum karana sakit, harus dapat menunjukkan
surat keterangan sakit dari dokter.
8. Bagi yang tidak dapat mengikuti acara praktikum karena tugas dari Fakultas atau
Universitas harus menunjukkan surat penugasan.
9. Tiga kali berturut-turut tidak hadir tanpa keterangan Sah dinyatakan gugur.
10. Sebelum dan sesudah melalukan kegiatan, praktikum diwajibkan membersihkan alat dan
bahan serta mengembalikan ke tempat semula.
11. Menghilangkan atau merusak alat diwajibkan mengganti.
12. Prantikan menyiapkan bahan praktek sendiri.
13. Untuk acara praktikum yang dilakukan, setiap praktikuk diharuskan membuat laporan
dan susunan yang telah ditentukan.
14. Setiap acara harus selesai pada jadwal yang telah ditentukan dan tidak diperkenankan di
bawak pulang kecuali bila ada ketentuan lain.
15. Kelengkapan laporan menentukan kwalitas nilai.
16. Setiap kegiatan diawali pre test ( uji awal )
17. Responsi dilakukan setelah semua acara selesai.
18. Nilai praktikum adalah rata-rata nilai kehadiran ( Kedisiplinan, Keterampilan, Pre test,
Laporan dan Response ).
19. Hal-hal yang belum dicantum akan dicantumkan kemudian.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 3


PETUNJUK KHUSUS
1. Praktikum harus menyiapkan alat tulis sendiri dan tidak boleh saling meminjam.
2. Praktikum harus dikerjakan dengan tenang,teliti,rapi. Alat-alat yang dipakai dan tempat
kerja selalu dalam keadan kering. Bersihkan bagian-bagian Miskroskop dengan lap
vlanel dan alat lainnya dengan lap drill. Jangan sekali-kali menyentuh lensa dengan
tangan biasa.
3. Preparat harus diiris setepat mungking dengan alat pengiris yang tajam. Usahakan dalam
pembuatan preparat lebih dari satu dan jangan menggunakan preparat yang masih tebal.
4. Gambralah preparat yang paling tipis dan jelas dengan bagian-bagiangnnya dalam
perbandingan yang sesuai, sedapat-dapatnya di gambar dari pembesaran yang kuat.
5. Pada pemariksaan preparat basah (Bukan preparat awetan) Mikroskop harus selalu dalam
keadan tegak. Demikian juga bila Mikroskop dalam keadan terpakai.
6. Selama mengamati obyek ke adan mata harus terbuka. Salah satu mata melihat obyek
dan salah satu mata melihat buku atau tempat menggambar.
7. Bawalah Mikroskop dengan tangan kiki memegang kaki, tangan kanan memegang
tangkai. Posisi mikroskop jangan sampek terbalik.
8. Jika telah menggunakan pembesar kuat, janganlah memutar micrometer, agar obyek jelas
atau lensa obyektif tidak pecah.
9. Setiap kali akan memulai dan selesai praktikum alat-alat dibersihkan dan diperiksa. Jika
ada alat yang rusak/pecah, segera lapor kepada pembimbim praktikum.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 4


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, buku petunjuk paktikum Boktani Umum dapat kami selesaikan.


Mudah-mudahan petunjuk paktikum betul-betul dapat berfungsi sebagai pemandu mahasiswa
dalam melaksanakan acara-acara yang termaksud di dalamnya.
Materi praktikum terdiri dari anatomi, Morfologi dan pencandraan Tanaman. Biji,
Akar dan Batang. Pencandraan meliputi semua aspek morfogi tanaman.
Secara esensial materi praktikum tidak mengalami perubahan, hanya mengalami
penyempurnaan sesuain dengan kebutuhan. Keseluruhan materi diusahakan materi kuliah
Botani.
Kamu sadari sepenuhnya bahwa petunjuk paktikum ini belum semuanya sempurna,
Oleh sebab itu saran dan perbaikan dari pihak yang berkompeten sangat kami harapkan. Atas
koreksi dari semua pihak kami ucapkan terima kasih.

Jember, Oktober 2015


Penyusun,

Petunjuk Praktikum Botani Umum 5


DAFTAR ISI

HALAMAN

TATA TERTIB PRAKTIKUM BOTANI UMUM

PETUJUK KHUSUS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAGIAN I : ANATOMI TUMBUHAN

PENDAHULIAN

ACARA I : BENTUK DAN SIFAT DINDING SEL

ACARA II : HUBUNGAN ATARA SEL TUMBUHAN

ACARA III : SEL DENGAN BAGIAN-BAGIANNYA

ACARA IV : IDIOBLAS DAN SEL-SEL KELENJAR

ACARA V : JARINGAN AKAR DAN JARINGAN BATANG

ACARA VI : JARINGAN DAUN

ACARA VIII : TRICOMATA DAN INTI SEL

BAGIAN II : MORFOLOGI TUMBUHAN

PENDAHULUAN

ACARA VIII : MORFOLOGI BAGUN TUNGGAL

ACARA IX : MORFOLOGI DAUN MAJEMUK

ACARA X : DUDUK DAUN PADA BATANG

ACARA XI : MORFOLOGI BUNGA

ACARA XII : MORFOLOGI BUAH DAN BIJI

ACARA XIII : METAMORFOSIS AKAR,BATANG DAN DAUN

ACARA XIV : PRAKTIKUM LAPANGAN INDETIFIKASI TUMBUHAN DIKEBUN


RAYA

Petunjuk Praktikum Botani Umum 6


BAGIAN I

ANATOMI TUMBUHAN

Petunjuk Praktikum Botani Umum 7


PENDAHULUAN

Anatomi tumbuhan merupakan cabang dari biologi yang mempelajari susunan bagian
dalam dari tumbuh-tumbuhan. Seperti halnya hewan, satuan struktur dari tumbuhan adalah
sel. Ilmu yang mempelajari dan berurusan pengorganisasian struktur dan fungsi sel disebut
Cytologi.

Tubuh tumbuhan mula-mula berasal dari sebuah sel, yaitu sel telur yang telah dibuahi.
Pada perkembangan lebih lanjut sel tersebut mengalami pembelahan dan diferensiasi yang
mengakibatkan tubuh tumbuhan tersusun dari banyak sel yang berbeda dalam fungsi,
morfologi dan strukturnya. Hal inilah yang menimbulkan variasi baik antara tumbuhan dalam
tumbuhan itu sendiri.

Tumbuhan terbentuk dari kelompok sel dengan tipe yang serupa melalui suatu pola
yang terorganisir secara berkesinambungan dan mempunyai bentuk dan fungsi yang sama
yang disebut jaringan.

Suantu jaringan dapat dipandang sebagai suatu populasi sel yang serupa dan
dikelilingi oleh populasi-populasi lainnya.populasi ini saling berhubungan erat dan mutlat
dengan populas lainnya yang berdekatan. Jaringan yang bergabung menjadi bagian tubuh
yang melaksanakan satu atau beberapa fungsi untuk seluruh organism disebut organ.

Organ dapat dipandang sebagai bagian dari kelompok organ yang melaksanakan suatu
fungsi yang besar, misalnya sirkulasi. Kelompok organ ini disebut sistem organ yang pada
akhirnya membentuk suatu tubuh organism.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 8


ACARA I : BENTUK DAN SIFAT DINDING SEL.

TUJUAN : UNTUK MELIHAT BEBERAPA BENTUK SEL DAN MENGAMATI


SIFAT-SIFAT DINDING SEL.

Teori dasar :

1. bentuk dan ukuran sel

Pada tahun 1665 Rober Hook seorang sarjana Inggris dengan menggunaka Mikroskop
yang sederhana mengamati irisan tipis dari gabus. Dari hasil pengamatannya menunjukkan
bahwa irisan tersusun dari ratusan-ratusan ruang kecil yang kosong dan setiap ruang ini
dinamakan sel.

Selanjutnya HOOKE melanjutkan utuk meneliti bagian lain dari berbagai macam
tumbuhan yang masih hidup. Hasil pengamatannya menujukkan bahwa sel tersebut tidak
kosong melainkan mengandung cairan yang selalu bergerak, maka dikatakan bahwa
tumbuhan yang hidup tersusun dari suatu sel yang berisi suatu cairan.

Sel merupakan suatu unit dasar kehidupan. Bentuk sel ini bermacam-macam ada yang
seperti kubus, prisma, bundar, polyendris, maupun seperti benang (serabut). Ukuran sel juga
bervariasi, diameternya mulai dari 0,5µm sampai beberapa milimeret dan panjangnya mulai
dari 1µm sampai beberapa centimeter sehingga dapat dilihan dengan mata biasa. Namun
demikian ukuran sebagia besar sel adalah seagam dan diameternya antara 5µm sampai 15µm.

2. Sifat-Sifat Dinding Sel.

Berbeda dengan sel binatang, pada sel tumbuhan menpunyai dinding sel, yang

berguna untuk melindugi serta memperkuat cairan sel dan memberikan bentuk sel. Dinding
sel tersusun dari zat-zat organik dan anorganik.
1. Zat-zat organic pada dinding sel.
1. Sellulosa (C6H10O5)n
Zat organic ini paling umum dijumpai pada dinding sel, namun demikian ada dinding sel
yang tidak mengandung Sellulosa yaitu pada fungsi/cendawan.
2. Hemisellulosa

Petunjuk Praktikum Botani Umum 9


Zak organic ini akan memberikan warna biru ( biru pucat ) jika dibubuhi ZnC123.
Hemisellulosa hamper sama dengan sellulosa asam encer telah mengalami hidrolisa menjadi
maltose dan golaktosa. Hemisellulosa dapat dijumpai pada lendeir tumbuh-tumbuhan.
3. Pentosan ( C5H8O4)n
Zat ini merupakan hasil dari ( C5H8O4)n.
4. Protopektin
Terutama terdiri dari benang-benang pektin yang bersambungan dengan atom-atom Ca dan
Mg dan akan memberikan warna yang intensif jika diwarnai dengan safranin dan biru
metylen.
5. Lignin (zat kayu)
Zat ini terdapat pada sel-sel yang telah mengayu, zt ini tidak pernah terdapat sendirian pada
dinding sel tetapi bersama-sama dengan sellulosa dan pektin. Zat organik yang digunakan
merupakan hasil kondensasi dari berbagai tingkat derivat phenyipropan yang pada rantai
cabangnya mengandung beberapa atom C.
6. Zat-zat Anorganik pada dinding sel.
Selai zat organik, pada dinding sel juga sering terdapat zat-zat anorganik utamanya pada
dinding sel yang telah tua. Zat organic tersebut antara lain :
1. Kersik (SiO2)
Sering diketemukan pada batang Graminae, Cyperaceae, Equistinae dan ganggang kersik
(Diatomae)
2. Kapur (CaCO3)
Terdapat pada dindingsel karang (Charophyceae).
3. CaC2O4
Terdapat di dalam sel-sel kulit pohon yang termasuk dalam familia Cupressaceae (pohon
karturi)

1. Metode percobaan :
Bahan dan alat :
1. Gabus botol dari kulit pohon gabus ( Quercus suber).
2. Empulul dari batang Umbi kayu ( Manihot Uthilisima).
3. Air dan Alkohol.
4. Mokroskop monokuler dengan perlengkapannya.
5. Cara kerja :
1. Buat irisan melintang dari gabus setipis mungkin, Basahi dulu gabus yang akan diiris
dengan air atau alkohol.
2. Buat irisan empulur ubi kayu serti cara 1.
Petunjuk Praktikum Botani Umum 10
3. Gambarlah semua preparat lengkap dengan keteranganya.
4. Tulislah sistematika dari devision sampai Spesies.
LAPORAN PRAKTIKUM
1. Irisan melintang Gabus (Quercus suber)
Keterangan Gambar

2. Sistematika Gabus (Quercus suber)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
3. Irisan melintang Gabus (Manihot uthilisima)
Keterangan Gambar

Petunjuk Praktikum Botani Umum 11


4. Sistematika Gabus (Quercus suber)
Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 12


ACARA II : HUBUNGAN ATARA SEL TUMBUHAN.

TUJUN :UNTUK MELIHAT BAHWA SEL TANAMAN TIDAK BERDIRI


SENDIRI TETAPI BERHUBUNGAN SATU DENGAN YANG LAIN
DENGAN PERANTARA NOKTAH DAN PLASMODESMA.

Teori Dasar :

Sel tumbuhan selalu dilengkapi dengan dinding sel. Sel yang baru baru dibentuk dalam
pembelahan sel dindingnya masih tipis dan dinamakan dinding primitis. Pada perkembangan
lebih lanjut dinding sel yang tipis akan bertambah tebal secara secara tidak seragam karena
adanya penimbunan zat-zat hasil metabolisme. Penebalan yang terjadi peratam kali ini
disebut penebalan primer dan dinding selnya disebut dinding primer.

Dinding primer tetap praktis dan fleksibel sehingga bisa mengikuti perkembangan
volume dan bentuk sel. Setelah dinding primer berhenti tumbuh, lapisan didalamnya sering
mendapatkan tambahan pemupukan material yang membentuk dinding sel sekunder.

Bertambah tebalnya dinding sel ini dapat terjadi menurut dua cara, yaitu :

1. Aposisi, bila pada dinding sel yang lama ditempelkan lapisan-lapisan penabalan yang
baru, sehingga dinding sel yang tebal itu tampak berlapis-lapis.
2. Intussuscepsi, bila zat-zat penabalan baru disisipkan diatara penebalan yang lama.
Sedangkan arah tujuan penebalan pada dinding sel ada dua macam, yaitu :
 Sentripeta, bila penebalan itu arahnya kedalam sel, penebalan ini terdapat
pada semuadinding sel umumnya.
 Sentrifungal, bila penebalan dinding sel tersebut kearah luar. Hal ini terjadi
pada dinding spora, serbuk sari dan beberapa rambut.
Pada arganisme multiseluler bersaan dengan terjadinya perkembangan dinding sel
primer terbentuk pula suatu lapisan tipis yang berfungsi untuk mengikat antara dua sel.
Lapisan ini berada diantara suatu sel dan disebut lamella tengah yang tersusun dari
kumpulan-kupulan garam kalsium pektat.
Adanya penebalan dinding primer yang tidak seragam maka mengakibatkan adanya
bagian bagian tertentu yang tidak ikut menebalkan, bagian ini membetuk celah yang disebut
Noktah. Pada penenbalan dinding sekunder ada bgian-bagian noktah yang tidak ikut menebal
sehingga lubang menjdi lebih dalam dan membentuk saluran yang disebut saliran noktah.
Seluruh noktah umumnya sempit dan bercabang-cabang. Cabang-cabang ini terjadi karena
adanya dua atau lebih salura yang pada suatu waktu berkumpil menjadisatu. Saluran yang

Petunjuk Praktikum Botani Umum 13


bercabang ini pada sel batu. (Schlereida) dapat diamati denga jelas, misalnya sel batu dari
mendocarpium (tempurung) buah kelapa ( Cocos nucifera)
Sel batu dari tempurung buah kelapa dindingnya terbuat dari zat kayu (lignin) dan
selnya telah mati,selain itu kadang-kadang juga mengandung derivat-derivat zat penyamak
dan kristal-kristal tertentu. Sel batu juga dapat berbentuk dari sel-sel parenchyma yang
dindinya telah telah mengalami perubahan dan penebalan sehingga menjadi lebih keras,
peristiwa penebalan ini disebut dengan Schlerose.
Pada sel hidup yang dindingnya sangat tebal, di dalam saluran noktahnya terdapat
benang-benang plasma yang menghubungkan prtoplas dari siatu sel yang berdampingan.
Benang-benang plasma ini disebut dengan plasmodesma. Plasmodesma tidak hanya
mempermudah pengangkutan dari sel ke sel lainnya, tetapi juga meneruskan ransangan-
ransangan.
Adanya perubahan dari sel muda menjadi sel dewasa maka lamella tengah dari
dinding selnya juga ikut menebal. Pada saat terjadi perubahan ini, sudut-sudut dari sel akan
terlarut sehingga dinding selnya pada saat tampak itu retak-retak dan dinding sel
disekelilingnya napak saling berjatuhan. Retakan-retakan diantara sel tersebut akhirnya
membentuk ruang kosong yang disebut ruang antar sel.
Ruang sel ini merupakan suatu system yang bercabang-cabang dan berhubungan
langsung dengan udara diluar tumbuh-tumbuhan. Udara yang masuk dan berada didalam
system selluler yang penting perannya bagi sel, karena mengandung gas yang diperlukan
untuk kehidupan protoplasman. Protoplasma yang terasing dari udara akan mati.
Metode percobaan :
1. Bahan dan alat :
1. Tempurung buah kelapa ( Cocos nucifera)
2. Biji asam ( Tamarindus indica)
3. Mikroskop monokuler dengan perlengkapannya.
4. Cara kerja
1) Buat irisan melintang atau membujur dari tempurung buah kelapa, perhatikan bentuk
dan susunan dari saluran noktahnya.
2) Buat irisan melintang atau membujur dari dinding biji asam, perhatikan penebalan
dinding sel dan benang-benang plasmanya (plasmodesma)
3) Gambarlah bagian-bagiannya dan berikan keterangan yang lengkap.
4) Tuliskan sistematika dari kedua bahan tersebut.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 14


LAPORAN PRAKTIKUM
5. Irisan melintang/membujur tempurung kelapa (Cocos Nucifera)
Keterangan Gambar

6. Sistematika Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
7. Irisan melintang kulit biji Asam (Tamarandus indica)
Keterangan Gambar

Petunjuk Praktikum Botani Umum 15


8. Sistematika Gabus (Quercus suber)
Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 16


ACARA III : SEL DENGAN BAGIAN-BAGIANGNYA
TUJUAN : UNTUK MENGAMATI BAGIAN-BAGIAN DARI SEL HIDUP

Teori dasar :

Sel dikatan hidup apabila didalamnya masir terdapat bagia-bagian yang bersifat hidup
yang disebut protoplas. Protoplas terdiri dari inti sel dan cytoplasma yang semuanya
mengandung protoplasma.
A. Inti sel ( Nukleus = Caryon)
Inti sel umunya berbentuk bulat telur dan untuk sel muda diameternya kira-kira 2/3 dari
besarnya sel. Pada sel dewasa inti sel ukurannya nanpak lebih kecil karena adanya pengaruh
kebesaran sel. Inti sel terdiri dari :
1) Membran inti.
Membran inti yaitu bagian dari sel yang memisahkan inti dengan cytoplasma.
2) Rangka inti ( Recticulum).
Rangka inti terdiri dari bagian-bagian yang intensif terhadap zat warna yang disebut Linine.
Karena perbedaan antara kedua bagian ini tidak begitu jelas biasanya dikatakan bahwa rangka
inti hanya tersusun dari satu macam zat saja yang disebut dengan karotin.
3) Plasma inti ( Nukleo plasma).
Merupakan suatu cairan yang terdapat didalam inti sel dan didalamnya mengandung
kromosom dan nukleolus.
4) Kromosom.
Merupakan isi utama dari nucleus yang tersusun dari protein dan nukleuprotein.
Kromosom merupakan pembawa gen, sedang gen sendiri merupakan pembawa sifat dan
pengontrol proses selluler.
5) Nukleoslus.
Bagian dari inti sel yang berperan penting dalam mengontrol sintesa protein.
B. Plasma sel ( Cytoplasma).
Cytoplasma dapat dibedakan menjadi tiga lapisan yaitu :
1) Ektoplas (plasmodemma = plasmoderma) yaitu bagian dari plasma sel yang
berpatasan langsung dengan dinding sel.
2) Poliaclas, yaitu bagian plasma yang terdapat di tengah-tengah dan nampak keruh
karena mengandung butir-butir sangat halus yang disebut mikrosoma dan physoda.
3) Tenoplas, yaitu bagian plasma sel yang jernih dan merupakan batas dari vakuola.
Didalam cytoplasma mengandung benda-benda kecil yang secara kolektif disebut
dengan organelle ( organ kecil ). Salah satu organelle yang penting dalam sel tumbuhan
Petunjuk Praktikum Botani Umum 17
adalah plastida. Plastida merupakan benda bulat, bulat telur atau berbentuk lempeng yang
terdapat pada semua tumbuhan hijau kecuali bakteri fotosintetik dan ganggang biru hijau.
Macam-macam plastida antara lain :
1. Leukoplas, yaitu plastida yang tidak mengandung zat warna, utamanya terdapa didalam
bagia tubuh tumbuhan yang tidak mendapat sinar matahari.
2. Chromoplas, yaitu plastida yang berisi karoteinoid, yang terdiri dari :
 Karotin ( C4OH56) berwarna jingga merah.
 Xantofil (C4OH58O2) Berwarna kuning.
3. Chloplas, yaitu yang mengandung zat warna (klorifil) dan sebagian kecil karotenoid.
Chloroplas terdiri dari :
 Klorofit A ( C55H72O5N4Mg) berwarna hijau kebiruan.
 Klorofil B ( C55H70O6N4Mg) berwarna hujau kekuningan.
4. Amyloplas, yaitu plastidan yang mempunyai danya mengubah gula menjadi pati
(amilum). Tepung hasil pengubahan ini ukurannya lebil besar dan disebut tepung
codongan yang mempunyai bentuk butir-butir pipih atau bulat spesifik untuk suatu
macam tumbuhan. Titik permulaan terbentuknya tepung disebut titik initial (Hillus =
Hillum). Berdasarkan letak hilusnya butir tepung dibedakan menjadi:
o Butir tepung konsentris, jika hillus terletak di tengah-tangah dan butir tepung
berbentuk bulat.
o Butir tepung eksentris, jika hillus tidak berada di tengah dan butir tepung berbentuk
jorong atau bulat telur.
Berdasarkan jumlah hillusnya, tepung (butir amillum) dibedakan menjadi :
1. Amillum tunggal, jika didalam butir amillum hanya terdiri/terdapat satu hillus dan
dikelilingi oleh lamella-lamella.
2. Setengah majemuk, jika butir amillum mempunyai lebih dari satu hillus yang masing-
masing dikelilingi oleh lamella dan diluarnya dikelilingi oleh lamella lagi (bersama-
sama)
3. Amillum majemuk, sama dengan setengah majemuk, tetapi di bagian luarnya tidak
dikelilingi lamella lagi.
4. Eloioplas, yaitu plastida yang berbentuk minyak, masalnya pada panili.

Metode Pencobaan :
A. Bahan dan Alat :
1) Umbi lapis bawang merah ( Allium sp)
2) Umbi akar wortel (Daucus carota)

Petunjuk Praktikum Botani Umum 18


3) Biji padi (Oryza sativa)
4) Umbi kentang (solanum tuberosum)
5) Mikroskop dan perlengkapannya
6) Pinset
B. Cara kerja :
1) Ambil kulit umbi lapis dari bawang merah bagian dalam dengan pinset dan amati
plastida, plasma dan intinya.
2) Buwat irisan melintang dari akar wortel dan amati bentuk kromoplasnya.
3) Ambil butir-butir amilum dari kentang dan padi dengan menggunakan silet. Perhatikan
bentuk susunan serta letak dari hillusnya.
4) Tuliskan familli dan spesies dari masing-masing bahan yang telah diamati.

Laporan Praktikum
1. Gambar umbi lapis Bawang Merah (Allium sp)
Keterangan Gambar

2. Sistematika Tanaman Bawang Merah (Allium sp)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 19


3. Gambar penampang melintang Umbi Wortel (Daucus Carota)
Keterangan Gambar

4. Sistematika Tanaman Umbi Wortel (Daucus Carota)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

5. Gambar Amilium Padi (Oryza Sativa)


Keterangan Gambar

Petunjuk Praktikum Botani Umum 20


6. Sistematika Tanaman Padi (Oryza Sativa)
Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

7. Gambar Ammilum Kentang (Solanum Tuberosum)


Keterangan Gambar

8. Sistematika Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 21


ACARA IV : IDIOBLAS DAN SEL-SEL KELENJAR
TUJUAN :MELIHAT BEBERAPA MACAM IDIOBLAS DAN SEL-SEL
KELENJAR

Teori dasar :
1. Idioblas
Idioblas merupakan sel atau sekumpulan sel yang terdapat pada jaringan lain dan mempunyai
bentuk serta fungsi yang berbeda dari jaringan sekelilingnya. Dalam idioplas terdapat
beberapa macam alat sekresi diantaranya yaitu :
1. Saluran getah.
Merupakan suatu saluran yang dapat mengeluarkan zat yang biasanya berwarna putih yang
disebub Latek atau Getah. Getah merupakan emulsi yang mengandung zat putih telur, gula,
alkoloid, karet, gom, hars,enzyme, dan lain-lain. Getah terdapat pada saluran yang panjang
dan berada di seluruh tumbuh tumbuhan. Saluran ini biasanya berbanding tipis dan tidak
berkayu. Menurut asalnya saluran getah dibedakan menjadi :
o Sel-sel getah, organ ini umumnya terdapat pada tumbuhan yang bergolong famili
Euporbiaceae, Apocynaceae, Moraceae.
o Buluh getah, merupakan fungsi dari sel yang dinding pemisahnya telah larut.
2. Sel Hars atau Minyak
Sel ini berisi hars atau minyak Aetiris dan pada dinding selnya sering terdapat satu lapisan
gabus.Bentuk selnya ada yng bulat, ada pula yang seperti buluh-buluh bercabang.
3. Sel-sel Lendir
Sel-sel ini pada umumnya mempunyai bentuk yang sangat bervariasi. Sel lendir seringkali
mengandung inti yang berbentuk benang dan umumnya terdiri dari polysakarida yang telah
terhikdrolisa.
4. Sel-sel Penyamak
Sering terdapat bagian idioblas yang sendiri maupun sebagai suatu deretan. Umumnya
selnya berbentuk isodiametris atau berupa bulu. Seringkali zat penyamak terdapat dalam
semua sel dari semua jaringan atau ada pula yang hanya terdapat pada sebagian jaringan.
5. Sel Myrosin Buluh-Buluh Zat Putih Telur
Sel ini masih sulit dibedakan dengan sel lainnya karena bentuk seluruhnya yang seperti
buluh. Selain mengandung putih telur, juga banyak mengandung enzyme myrosin yang dapat
membebaskan minyak mostead dari glycoside yang terdapat dilain sel.
6. Sel-Sel Kristal
Sel ini mengandung satu atau beberapa kristal yang berasal dari endapan garam-garam asam
oksolat ( CaC7O4). Sel ini tidak hanya dijumpai sebagai idioblas tetapi dapat juga barupa sel
Petunjuk Praktikum Botani Umum 22
yang mengandung kristal yang nampak sebagai lapisan atau sarung yang disebut sarung
kristal.
Kristal Calsium Oksalat ( CaC7O4) dalam sel mempunyai bentuk yang bermacam-macam,
antara lain :
a) Kristal tunggal yang berbentuk Isodiametris, misalnya terdapat pada daun jeruk.
b) Kristal yang berbentuk bintang disebut druzen, misalnya terdapat pada tangkai daun
Bongania.
c) Kristal kecil yang seperti pasir disebut sand, misalnya terdapat pada tangkai daun dan
batang bayam.
d) Kristal yang seperti jarum yang disebut Raphida, misalnya terdapat pada tangkai daun
dan batang bunga paku empat.
7. Litchocyst
Yaitu sel yang dindingnya mengalami penebalan secara centripetal dengan bentuk yang
khusus, misalnya berbentuk seperti rumah labah. Sel yang mempunyai bentuk khusus ini
dinamakan Cystolith. Cystolith terdiri dari pectin, sellulosa dan CaCO3.
8. Sel-sel kelenjar.
Selain adanya sel-sel sekresi dalam organ tubuh tumbuhan, juga didapati sel kelenjar selalu
hidup menyerupai sel perenchyma dan mengandung banyak plasma yang berinti. Bila sel
kelenjar bersambungan dengan rapat maka sel ini merupakan suatu lapisan yang disebut
Ephytellium kelenjar. Sel kelenjar dan ephytellellium kelenjar banyak dijumpai pada lapisan
epidermir dan pada umumnya mempunyai bermacam-macam bentuk, antaranya ialah :
1) Rambut kelenjar
Biasanya merupakan suatu kuncup yang bertangkai rambut ini terdiri dari beberapa sel dan
sel bagian ujung membentuk membulat berfungsi sebagai kelenjar ruang atau saluran antar
sel yang menampung hasil kelenjar yang disebut dengan penampang sekret, yang terjadinya
dapat secara schizogen maupun secara schizolizigen. Menurut zat yang dihasilkan melalui sel
kelenjar dibedakan menjadi :
1. Kelenjar minyak , misalnya pada daun jeruk dan pohon kayu putih.
2. Ruang-ruang lender, misalnya pada canna.
3. Saluran Gom, misalnya pada pakis haji.
4. Saluran hars, misalnya pada pinus.
2) Collatera
Yaitu rambut-rambut kelenjar yang ukurannya pendek dan duduk pada lapisan epidermis. Zat
yang dihasilkan oleh collatera disebut Blastocolla, zat yang berupa seperti lender, gom, hars
yang dianggap sebagai pelindung terhadap kekeringan.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 23


Metode percobaan :

A. Bahan dan Alat :


1. Tangkai daun bogania (Bogonia sp)
2. Tangkai/batang bunga pukul empat (Mirabillis jalapa)
3. Tangkai/batang bayam ( Amaranthus spinosus)
4. Daun karetan (Ficus elastica)
5. Daun jeruk nipis (Cirtrus aurentifolia)
6. Mikroskop monokuler dan perlengkapannya.
B. Cara keeja :
7. Tuliskan famili dan sepecies dari bahan yang diamati.
8. Buat irisan melintang sari bahn 1,2 dan 3 kemudian amati bentuk kristal Calsium
Oksalatnya.
9. Buat irisan melintang dari daun karetan, kemudian amati bentuk Lithocystnya.
10. Buat irisan melintang daun jeruk nipis, kemudian amati susunan kelenjar
minyaknya.

Laporan Praktikum
1. Gambar Kristal Calsium Oksalat
1. Tangkai Daun Bogonia (Bogonia sp)
Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Bogonia (Bogonia sp)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 24


2. Tangkai/batang Bunga Pukul Empat (Mirabillis Jalapa)
Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Bunga Pukul Empat (Mirabillis Jalapa)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
3. Tangkai/batang Bayam (Amaranthus spinosus)
Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Bayam (Amaranthus spinosus)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 25


4. Gambar irisan melintangdaun Karetan (Ficus Elastica)
Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Karetan (Ficus Elastica)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

5. Gambar irisan melintang daun Jeruk Nipis (Cirtrus Aurentifolia)


Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Jeruk Nipis (Cirtrus Aurentifolia)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
Petunjuk Praktikum Botani Umum 26
ACARA V : JARINGAN AKAR DAN JARINGAN BATANG.
TUJUAN : 1. UNTUK MENGAMATI BENTUK & SUSUNAN JARINGAN AKAR
2. UNTUK MENGAMATI BENTUK DAN SUSUNAN JARINGAN
DAUN.
Teori dasar :
1. Akar
Akar adalah bagian dari tubuh tanaman yang berada dibawah permukaan tanah. Akar juga
merupakan organ penyerap yang menganbil air dan garam-garam mineral dari tanah selain
juga sebagai organ penyimpan. Urut-urutan susunan anatomis akar dari luar kedalam adalah
sebagai berikut.
A. Epidermis
Epidermis akar mempunyai dinding luara yang tipis tanpa selaput kutikula dan mulut kulit
yang berperan dalam penyerapan air dan zat makanan. Akar dari beberapa macam
Orchidaceae, Araceae, Liliaceae, dan Amarillidaceae epidermisnya mengalami penebalan
sampai beberapa lapis. Epidermis ini akan lekas mati dan perannya diganti oleh lapisan
Ekodermis, sadang pada bagian epidermis yang tidak mati akan terdapat lapisan-lapisan
suberin pada dindingnya membentuk lapisan tipis.
B. Cortex
Merupakan jaringan yang berada dibawah epidermis, bersifat parenkimatis, tidak berwarna
dan seringkali digunakan sebagai tempat penimbunan makanan. Pada akar epiphyt (misalnya
orchidaceae) sering pada cortexnya dijumpai adanya kloroplas yang berguna untuk asmialiasi
CO2.
C. Endodermis ( Sarang Caspary)
Merupakan selapis sel yang menjadi batas antara cortex dan stele pada akar. Endodermis
terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Pada penampang melintang,
dinding sel epidermis menebal di bagian tengahnya sehingga nampak seperti titik-titik yang
disebut titik Caspary, sedang endodermisnya sendiri dikenal pula sebagai ruang Caspary.
Tidak semua bagia endodermis mengalami penebalan, tetapi ada bagian tertentu yang tidak
ikut menebal stele (silinder), bagian ini disebut sabagi sel peresap.
D. Selider pusat (Stele)
Bagian dari jaringan akar yang berada disebelah dalam dari endodermis disebut sileder
pusas atau stele. Lapisan sel paling luar dari selider pusat yang bersifat parenkimatis dan
biasanya hanya terdiri dari satu lapisan sel saja disebut perinkambium (peresikel). Pada
bagaian dalam perikambium biasnya terdapat sekumpilan sel yang dianggap sebagai bagian

Petunjuk Praktikum Botani Umum 27


suatu berkas pengankutan. Susunan phloem (floem) dan xylem (xylem) pada berkas
pengankutan ini berganti-ganti menurut jari-jari disebut dengan berkas pengankut radial,
maka penampang melintang stele akar menunjukkan gambar seperti bintang yang disebut
aktinostele. Didalam akar letak tiap-tiap berkas xylem selalu sedemikian rupa sehingga unsur
xylem yang tertuggal ( protoxxylem) akan menghadap ke luar. Letak xylem yang seperti ada
akar ini disebut dengan Exarsh, sedang pada batang protoxxylenya menghadap ke dalam dan
disebut dengan endarch.

2. Batang
Batang merupakan bagian dari tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai sumbu. Seperti
halnya pada bagian tubuh tunbuhan yang lain maka batang juga tersusun dari beberapa
jaringan . Urut-urutan susunan jaringan batang dari luar kedalam sebagai berikut.
A. Apidermis
Merupaka jaringan primer yang berasal dari jaringan terluar titik tumbuhan (dermotogen)
dan terdiri atas selapis sel yang letaknya rapat satu sama lain, sel-sel epidermis batang yang
berhubungan dengan bagian sebelah luar biasanya lebih mengalami penebalan dibanding
dengan bagian lainya. Penebalan ini berfungsi untuk melindungi bagian jaringan yang ada
didalamnya dari pengaruh faktor lain yang merugikan, serta untuk memberi kekuatan yang
bersifat mekanik.
B. Parenkhim.
Jaringan ini merupakan jaringan dasar (fundamental tissue) karena sebagian besar organ
tumbuhan tersusun dari jaringan ini. Jaringan parenkhim menyelubungi berkas
pengangkutanmasuk diantara jaringan-jaringan lain dan mengisi sebagian besar dari jaringan
batang.
Parenthim mempunyai beberapa macam fungsi diantaranya ialah sebagai tempat asimilasi,
pembentukan cadang makanan, penimbunan cadang makanan, respirasi, ekskresi dan juga
untuk mengangkut air atau hasil asimilasi.
C. Jaringan mekanik.
Jaringan mekanik atau system mekanik pada organ secara keseluruhan dinamakan steroid.
Jaringan mekanik mempunyai sifat karakteristik yaitu mempunyai daya elastisitas dan
mempunyai kekuatan, maka dari itu jaringan mekanik mempunyai fungsi memberi kekuatan
pada batang dan memberikan perlindungan pada jaringan yang lainnya. Jaringan mekanik
dapat dibedakan menjadi :
1. Kolenkhim

Petunjuk Praktikum Botani Umum 28


Selnya bersifat hidup kan kadang-kadang mengandung kloroplas. Atas dasar penebalan
dindingnya kolenkhim dibedakan menjadi :
o Kolenkhim sudut, jika penebalan dindingnya terjadi di sudut sel sehingga ruang sel
berbentuk bulat.
o Kolenkhim lempeng, bila penebalan terjadi dibagian dinding tengensialnya.
2. Schleenkhim
Berupa sel mati dan terdapat pada tanaman yang dewasa. Jaringan schleenkhim dibedakan
menjadi :
o Sel batu ( sclereide), berbentuk polyendris dan pada dinding sel yang tebal terdapat
saluran noktah.
o Serabut schleenkhim, berbentuk seperti gelondong memanjang dengan kedua
ujungnya meruncing.
D. Phloeoterma
Phloeoterma atau sarung tepung ialah jaringan sel yang menjadi batas korteks dan stele pada
batang. Phloeoterma tersusun atas selapis sel yang tidak mempunyai ruang antar sel,
didalamnya sering terdapat butir tepung sehingga sering disebut sebagai sarung teping.
E. Kambium
Merupakan suatu lingkaran pada akar dan batang Dikotiledoneae atau Gymnospermae yang
dapat mengalami penebalan. Kalbium disebut juga sebagai tumbuh lingkar sekunder, dan
pada penampang melintang sel kambium berbentuk pipih memanjang berdinding tipis serta
tidak terdapat ruang antar sel. Kambium dibedakan menjadi :
1. Kambium fazciculair, yaitu bagian dari kambium yang terdapat dalam ikatan pembuluh.
2. Kambium interfasciculair, yaitu bagian kambium yang terdapat antara ikatan-ikatan
pembukuh.
F. Jaringan Pengangkutan
Berdasrkan sifat sel yang menyusunnya maka jaringan pengangkutan dibedakan menjadi :
1. Jaringan Buluh Ayak (phloem = floem)
Jaringan ini tersusun dari sekumpulan sel yang dinamakan unsure oribal yang terdiri dari
sel-sel yang memanjang dan merupakan sedaratan sel yang telah berfungsi tetapi masih
belum sempurna. Disamping tiap buluh tapisan pada, Amngiospermae hampir selalu
terdapat satu atau sedaratan sel yang disebut sel pengiring.
2. Jaringan Buluh Kayu (Xylem = Xylem)
Jaringan ini terdapat dalam bagian kayu dan terdiri dari unsur-unsur trcheal dan vasaal.
Unsur tracheal merupakan fungsi sel yang lebih sempurna dibanding buluh tapisan.
Unsur tracheal dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

Petunjuk Praktikum Botani Umum 29


o Tracheal, yang terdiri dari fungsi sel yang telah sempurna demgam sekat yang telah
terlarut sehingga plasmanya hilang.
o Trachide, merupakan sel yang sendiri yang panjang berbentuk seperti pipa dan
mempunyai banyak noktol halaman.
Buluh tapisan dan buluh kayu tidak pernah berdiri sendiri, tetapi selalu bersama-sama
merupakan suatu streng yang disertai dengan sel-sel lain yang pada pleom berupa sel
pengiring dan pada xylme berupa parenkhim kayu. Streng-streng ini akan berkumpul
dan merupakan suatu berkas yang disebut dengan berkas pengangkutan. Berkas
pengangkutan yang hanya terdiri dari unsur floem atau xylem saja disebut berkas
pengangkutan tidak sempurna. Berdasarkan susunan streng floem dan xylemnya. Berkas
pengankutan dibedakan menjadi :
o Konsentris, jika streng floem mengelilingi xylem atau sebaliknya. Disebut konsentris
amphivasaal jika xylem dan disebut konsentris amphicribraal, jika floem mengelilingi
xylem.
o Kollateral, jika letak floem dan xylem berdampingan, biasnya floem berada diluar
xylem. Bila antara floem dan xylem tidak terdapat kambium tetapi hanya berupa
parenkhim penghubung saja disebut kollateral tertutup , sedang bila antara floem dan
xylem terdapat kambium disebut dengan kollateral terbuka.
o Bikolateral, jika streng xylem di tengah sedang di sebelah luar dan dalamnya terdapat
streng floem.
o Radial, jika streng floem dan xylem tersusun bergantian menurut arah jari-jari.
G. Jari-jari Epulur dan Empulur.
Terdiri dari sel-sel yang paremkhimatis dan mempunyai bentuk yang kira-kira sama
dengan sel-sel empulur. Jari-jari empulur tanpak jelas pada jaringan muda pada batang
dan terdapat diantara berkas pengangkutan.
H. Stele
Ialah bagian batang atau akar yang dapat dibelah dalam phloeeoterma (batang) atau
endodermis (akar). Bagian-bagian terluar dari stele berupa jaringan yang disebut
pericambium. Macam-macam stele ialah :
a) Protostele, yaitu stele yang empulurnya tidak ada dan xylem dikelilingi oleh fleom.
b) Siphonostele, stele yang mirip Siphonostele tetapi mempunyai empulur.
c) Solenostele, stele yang mirip Protosstele tetapi mempunyai jendela daun yaitu daerah
sekitar daun yang tidak mempunyai berkas pengangkutan menuju daun.
d) Dietyostele,,stele yang mempunyai banyak jendela daun dan jendela cabang sehingga
menyerupai jala.
e) Atactostele, stele yang berkas pengangkutnya tersebar tidak beraturan.
Petunjuk Praktikum Botani Umum 30
f) Actinostele, stele yang floem dan xylemnya tersusun berselang-seling menurut
jari-jari empulur.
Metode percobaan :
A. Bahan dan Alat :
1. Akar jagung ( Zea mays).
2. Akar jarak (Richinus comunis).
3. Batang jagung.
4. Batang jarak.
B. Cara kerja
1. Buat irisan melintang dari akar dan batang jagung, akar dan batang jarak. Perhatikan
susunan jaringan akar jagun : jaringan schlerenkhym, endodermis, sel peresap dan
berkas pengangkutannya yang radial.
2. Perhatikan letak ekodermis dengan sel penyerapnya,peresikal,serta berkas
pengangkutnya yang radial untuk akar jarak.
3. Amati susunan anatomis dari kedua batang tersebut, diantaranya :
o Epidermis
o Parenkhim
Jaringan pengangkutan :
o Xylem
o Floem
o Sel pengiring
o Sel rexigen
Laporan Praktikum
1. Gambar penampang melintang akar jagung dan batang jagung (Zea Mays)

AKAR JAGUNG BATANG JAGUNG

Petunjuk Praktikum Botani Umum 31


2. Sistematika Tanaman Jagung (Zea Mays)
Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

3. Gambar penampang melintang akar jarak dan batang jarak (Richinus Comunis)

AKAR JAGUNG BATANG JAGUNG


Sistematika Tanaman jarak (Richinus Comunis)

Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 32


ACARA VI : JARINGAN DAUN
TUJUAN : UNTUK MENGAMATI BENTUK DAN SUSUNAN JARINGAN
DAUN

Teori dasar :
Daun merupakn organ khusus dari tumbuhan yang mempunyai fungsi sebagai tempat
berlangsungnya proses fotosintesis. Bagian-bagian irisan melintang daun tediri dari :
1. Epidermis
Epidermis ini tersusun dari satu lapisan sel yang biasanya tidak mengandung kloropos.
Epidermis menyelubungi daun sebagai lapisan pelindung yang hanya yang hanya terbuka
pada bagian stomata dan hidatodanya saja. Fungsi dari jaringan ini ialah sebagai pelindung
dari kekeringan, penunjang jaringan polysede dan menyalurkan produk diantara mesofil dan
tulang daun.
Epidermis menutup secara kontinyu kedua permukaan daun, karena itu dibedakan epidermis
atas dan epidermis bawah. Lapisan-lapisan tersebut tetutup oleh suatu lapisan selaput atau
film seperti versin yang menghambat perpindahan air dan gas pada daun.
Banyak tumbuh-tumbuhan yang epidermisnya yang mempunyai rambut yang bermacam
bentuknya. Rambut-rambut ini merupakan hasil pertumbuhan sel epidermis tunggal atau
sekolompok sel kearah luar. Adanya rambut ini menyebabkan permukaan daun nampak
seperti sutera, wool atau laken.
Air pada daun hilang melalui stomata yaitu lubang pada daun (porus = stoma) yang dilapis
oleh dua buah sel yang aktif disebut sel penutup. Sel penutup merupakan sel yang masih
hidup dan didalamnya mengandung kloroplas yang terdapat bersama butir tepung. Dinding
sel penutup yang berbatasan dengan dinding punggung disebut sel tetangga.
Berdasarkan arah gerakan dari sel penutupnya, stomata dibedakan menjadi :
1. Stomata type graminae, bila sel penutupnya berbentuk seperti halter.
2. Stomata type Amarillydae, bila sel penutupnya berbentuk seperti ginjal dengan dinding
punggul yang menebal.
3. Stomata type Heloborus, bentuk sel penutup seperti ginjal dengan dindingpunggung
dan bagian tengahnya menutup.
4. Stomata type Mnum, sel penutupnya seperti ginjal dengan dinding perut tipis sedang
punggung bagian luar dan dalam tebal.
Berdasarkan letaknya terhadap permukaandaun maka stomata dibedakan menjadi :
1. Stomata phanerophor, jika letaknya sejajar dengan permukaan daun.
2. Stomata Crptophor, jika letaknya tenggelam dibawahnya dibawah permukaan daun.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 33


3. Mesofir
Mesofir merupakan jaringan fotosintetik diantara epidermis atas dan epidermis bawah yang
tersusun atas sel-sel parenkhim yang berdinding tipis. Sel-sel mesofir tetap mengandung
kloropos meskipun sudah tercapai fase matang, dan bagian ini merupakan tempat terjadinya
proses fotosintesis daun.
Mesofir biasanya tersusun dua bagian sel yang ada disebelah atas bentuknya memanjang,
tegak lurus terhadap permukaan daun yang membentuk satu sampai tiga lapis sel yang rapat
disebut dengan parenkhym palisade ( jaringan tiang = jaringan pagar ). Dibawah jaringan
palisade sampai ke epidermis bawah terdapat daerah sel yang bentuknya tidak beraturan
dengan ruang antar sel yang besar disebut jaringan parenkym bunga karang (jaringan spon).
Ruang antar sel pada jaringan ini bersama ruang antar sel yang kecil-kecil pada jaringan
palisade membentuk suatu sistem saluran udara yang meliputi saluran bagian daun.
Pada beberapa jenis tumbuhan seperti jagung dan jenis rumput-rumputan, sel mesifilnya
tidak begitu mengalami diferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan bunga karang,
tetapi membentuk lapisan khusus yang disebut khlorenkhym.
4. Berkas pembuluh.
Merupakan untaian jaringan yang berfungsi sebagai penunjang dan sebagai saluran. Pada
daun, berkas pembuluh yang lebih besar dapat dilihat dipermukaan daun yang berupa tulang
daun utama ( ibu tulang daun ). Berkas pembuluh biasanya terletak di tengah-tengah antara
epidermis atas dan epidermis bawah yang terdiri dari jaringan pokok yaiti floem dan xylem,
yang keduanya secara bersama-sama membentuk jaringan pembuluh.
Metode percobaan :
A. Alat dan bahan :
1. Dun jagung ( Zea mas )
2. Daun canna ( Canna sp)
3. Mikroskop monokuler dan perlengkapannya
B. Cara kerja :
1. Buat irisan membujur dari daun jagung dan canna, kemudian amati bentuk dari
stomatanya.
2. Buat irisan melintang daun jagung dan canna, kemudian amati anatomi daunnya,
antara lain :
o Jaringan epidermis (atas dan bawah) - jaringa bunga karang
o Jaringan polisade - berkas pengangkutan

Petunjuk Praktikum Botani Umum 34


Laporan Praktikum
1. Gambar Irisan membujur daun jagung (Zea mays)
Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman jagung (Zea mays)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

2. Gambar irisan membujur daun canna (Canna sp.)


Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Canna (Canna sp.)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
Petunjuk Praktikum Botani Umum 35
ACARA VII : TRICOMATA DAN LENTISEL.
TUJUAN : UNTUK MENGAMATI BENTUK-BENTUK TRICOMATA DAN
SUSUNAN LENTISEL.
A. Teori dasar
Pada tubumbuh-tumbuhan sering pada lapisan epidermisnya terdapat alat tambahan
yang berupa rambut-rambut yang disebut tricomata. Tricomata sebenarnya merupakan suatu
tonjolan epidermis. Tidak semua tonjolan epidermis berupa rambut, tetapi kadang-kadang di
ikuti oleh sel atau jaringa sub epidermal, dan bila keadaannya demikian disebut Emergensis.
Emergensis yang bagian sub epidermalnya menonjol hanya terbatas sampai korteks
(kulit) saja disebut duri tumpul. Jika lapisan epidermis turut menonjol sampai lapisan kayu
atau stelenya maka emergensia semacam ini disebut spina atau duri.
Rambut-rambut yang amat pendek dan hanya merupakan suatu tonjolan dari epidermis
yang tidak dipisahkan oleh suatu sekat pada epidermisnya disebut dengan papilla. Bila
papilla ini dapat mengeluarkan air disebut dengan papulae.
Cara memberikan nama pada tricomata bermacam-macam, ada yang disangkut pautkan
dengan isinya, misalnya papil air (papilae) pada tumbuhan padang rumput, papil madu
(naeciarium), bila dapat menghasilkan kelenjar madu dan kadang-kadang ada yang berisi
bahan kimia yang dapat membuat kulit manusia menjadi gatal dan disebut rambut akar.
Selain disangkut pautkan dengan isinya, tricomata diberi nama sesuai dengan bentunya
misalnya bentuk bintang pada daun waru dan seperti sisik pada daun durian. Tricomata ada
yang mempunyai susunan sel khusus misalnya rambut gatal pada daun kemaduh (laportea).
Rambut ini merupakan sebuah sel yang terdiri dari tiga bagianpokok yaitu bagian ujung yang
keras dan tajam mudah masuk ke kulit manusia, bagian tengahnya berupa tangkai yang
dindingnya sangat menebal dan keras kuat, serta bagian dasar agak melembung, berdiding
tipis dan berisi cairan yang dapat membuat gatal pada kulit. Zat kimia yang gatal ini antara
lain dari acetilcolin, histanin dan naformiat.
B. Lenti sel.
Selain jaringan kulit, yang tergolong jaringanpelindung ialah jaringan gabus. Gabus
merupakan satu jaringan yang berasal dari meristem sekunder yaitu cambium gabus
(phelloingan). Pada saat pembentukan jarringan gabus tidak seluruh bagian jaringan tertutup
tetapi ada bagian tertentu yang tidak ikut menebal dan pada bagian yang berkayu
Nampak seperti bintik-bintik. Bintik-bintik ini merupakan tempat berlangsungnya
pertukaran gas dan disebut dengan pori gabus atau lenti sel.
Pada irisan melintang lenti sel Nampak berupa liang yang terisi sel-sel yang telah mati
dan kaya akan ruang antar sel. Sel-sel tersebut dapat bergandengan atau lepas dan mengisi
Petunjuk Praktikum Botani Umum 36
liang gabus itu sebagai serbuk yang berwarna coklat. Sel yang lepas dan mengisi liang gabus
ini disebut sel pengisi atau cloriphelloid.
Lenti sel biasanya hanya terdapat pada batang saja, sedang pada akar daunya hanya
terdapat disamping tempat keluarnya cabang akar. Pada umunya lenti sel terdapat pada
Dicotyledoneae, Gymnospermae dan Liliaceae yang berbentuk pohon. Pada akar terdapt pula
ling gabus tempat masuknya udar, tetapi susunannya berbeda dengan lenti sel dan dinamakan
penumathods.
Metode percobaan :
A. Bahan dan alat :
1. Daun waru (Hisbiosous tiliaceus)
2. Daun durian (Duria zibethhinus)
3. Daun kembang sepatu ( Hisbiscus rosa-sinensis)
4. Batang sambukus (Sambucus javanica)
5. Mikroskop monokuler dan perlengkapanya.
B. Cara kerja :
1. Buat irisan dari epidermis bawah dari daun waru dan amati bentuk
tricomatanya.
2. Ambil-bintik epidermis bawah daun durian, amati bentuk tricomatanya,
3. Ambil kepala sari bunga kembang sepatu kemudian dipecah. Periksa butir-butir
tepung sarinya pada jarak pandang yang berbeda.
4. Buat irisan melintang dari batang sambucus tepat pada bintik-bintik batangnya,
perhatikan bentuk lenti selnya.

Laporan Praktikum
1. Gambar epidermis bawah daun waru (Hisbisous tiliaceus)
Keterangan Gambar

Petunjuk Praktikum Botani Umum 37


Sistematika Tanaman Waru (Hisbisous tiliaceus)
Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

2. Gambar bintik-bintik epidermis bawah daun durian (Duria zibethinus)


Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Durian (Duria zibethinus)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

3. Gambar kepala sari bunga kembang sepatu (Hisbiscus Rosa-sinensis)


Keterangan Gambar

Petunjuk Praktikum Botani Umum 38


Sistematika Tanaman Kembang Sepatu (Hisbiscus Rosa-sinensis)
Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 39


BAGIAN II

MORFOLOGI TUMBUHAN

Petunjuk Praktikum Botani Umum 40


PENDAHULUAN
Ilmu tumbuh-tumbuhan saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian pesatnya,
sehingga bidang-bidang yang semula yang semula merupakan cabang dari ilmu tumbuh-
tumbuhan sekarang telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Salah satu cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah
Morphologi tumbuhan. Morphologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan
susunan tumbuh-tumbuhan. Morphologi tumbuhan ini dibagi menjadi dua bagian pokok yaitu
morphologi yang mempelajari bentuk dan susunan bagian luar tumbuhan, dan anatomi yang
mepelajari bagian dalam dari tumbuhan sendiri.
Selain mempelajari bentuk dan susunan bagian tubuh tumbuhan morphologi juga
mempunyai tugas untuk menamukan hukum-hukum yang dapat memberikan penjelasn
berdasrkan apa tumbuh-tubuhan mempunyai bentuk dan susunan sedemikian rupa.
Morphologi juga berusaha memberi keterangan mengapa arti fisiologi serta asal
filogenetis dari bagian tumbuhan. Hampir semua tubuh tumbuhan merupaka suatu alat
(organ, denga tugas hidup yang tertentu). Alat-alat tersebut akan menunaikan tugas sebaik-
bainya jika bentuk dan susunannya sesuai dengan tugas yang dibedakan.
Morphologi yang akan dibahas lebih lanjut dalam praktikum ini hanya morphologi
yang mempelajari bentuk luarnya saja, sehingga hanya menguraikan bentuk dan susunan
tubuh tumbuhan yang telah dengan nyata menunjukkan diferensiasi ketiga bagian pokok
yaitu, akar, batang, dan daun. Bagian-bagian selain akar,batang, dan daun yang ada pada
tubuh tumbuhan dipandang sebagai suatu penjelmaan dari ketiga bagian pokok tersebut.
Kelompok tubuh tumbuhan berkormus ini hanya ada dua evisio yaitu pteridoptyta dan
spermatophyta.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 41


ACARA VIII : MORPHOLOGI DAUN TUNGGAL

TUJUAN : MENGENAL MORPHOLOGI, BAGIAN-BAGIAN DAN ALAT-


ALAT TUMBUHAN PADA DAUN.

Teori dasar :

Daun merupakan bagian penting dari tubuh-tunbuhan dan pada umumnya tiap tanaman
mempunyai sejumlah besar daun. Daun yang lengkap mempunyai tiga bagian pokok yaitu
upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (ptiolus) dan helaian daun (lamina).
Kebanyakan tumbuh-tumbuhan daun yang kehilangan satu atau lebih bagian daun tersebut
daun yang demikian disebut dengan daun tidak lengkap.

Kemungkinan-kemungkinan dari dau yang tidak lengkap antara lain:

1. Daun bertangkai, bila hanya terdiri dari tangkai dan helaian daun saja.
2. Daun berupih, bila hanya terdiri helaian dan upih daun.
3. Daun yang duduk (sessilis), bila helaian daunnya langsung melekat pada batang. pada
daun yang duduk dapat mempunyai pangkal daun yang sedemikian lebarnya sehingga
seakan-akan melingkari batang, daun yang ini disebut daun memeluk batang
(amplexicaulis).
Pada tumbuh-tumbuhan tertentu selain bagian daun yang telah disebutkan masih
dilengkapi pula oleh alat-alat tambahan yaitu berupa:
1. Daun penumpu (stipula), biasanya berupa helaian daun kecil yang terdapat dekat pangkal
tangkai daun. Berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda.
2. Selaput bumbung (ocrea), berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas
batang, jadi terdapat diatas tangkai daun.
3. Lidah-lidah daun(ligula), suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara
upih dan helaian daun pada Graminae.
A. Bangun Daun.
Penggolongan bunga daun ini didasarkan atas letak bagian daun yang terlebar dan
dapat dibedakan menjadi:
1. Bagian yang terlebar berada dibagian tengah dari daun meliputi:
a. Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang x lebar =1:1
b. Perisai (peltatus), jika tangkai daun tidak tertanam pada pangkal daun tetapi pada
bagian tengah helaian daun.
c. Jorong ovallis/ellipticus, jika panjang : lebar = 2 : 1
d. Bulat memanjang(oblongus), jika panjang : lebar = 2½ : 1

Petunjuk Praktikum Botani Umum 42


e. Lancet,jika panjang: lebar =3-5: 1
2. Bagian terlebar berada dibawah tengah helaian daun meliputi:
A. Bila pangkal daunnya tidak bertoreh, terdiri dari :
- Bangun bulat telur(ovalus), bila bentuknya menyerupai bulat telur.
- Segitiga (triangulanus), jika bentuknya seperti segitiga sama kaki.
- Delta(deltadieous),bentuknya seperti segitiga tapi ketiga sisinya sama.
- Belah ketupat (rhomocideus), bangun segi empat yang sisinya tidak sama panjang.
B. Pangkal daunnya bertoreh terdiri dari :
- Bangun jantung (cordatus), seperti bulat telur tapi pangkal daunnya berlekuk.
- Gubel (reniformis), daun yang lebar pendek dengan ujung yang membulat, sedang
pangkal daunnya berlekuk.
- Anak panah (sagitatus), bila daun tidak seberapa lebar, ujungnya tajam dan
pangkalnya merupakan lekukan yang tajam pula.
- Tombak (berterus), seperti bangun anak panah tetapi bagian pangkal daun di kanan
dan kiri mendatar.
- Bertelinga, seperti bangun tombak tetapi pangkal daun di kanan dan kiri membulat.
3. Bagian terlebar terdapat di atas helaian daun, meliputi :
1. Bagian bulat telur terbalik (obovatus), seperti bulat telur tetapi bagian terlebar
terdapat di dekat ujung daun.
2. Jantung terbalik.
3. Segitiga terbalik atau pasak.
4. Sudip atau spatula atau solet (spathulatus), seperti bulat telur tetapi bawahnya
memanjang.
4. Tidak ada bagian yang melebar, meliputi:
1. Bagun garis (lenearis), pada penampang melintangnya pipih dan panjang.
2. Pita (ligulatus), seperti bagung garis tetapi ukurannya lebih panjang.
3. Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun menebal dibagian tengah dan
menipis dibagian tepi.
4. Paku (dabus), bentuk daun seperti silinder, ujung runcing dan seluruh bagian kaku
(dabus = subulatus).
5. Jarum (acerosus), serupa bangun paku tetapi ukurannya lebih kecil dan meruncing
panjang
C. Ujung daun (Apex folli).
Macam-macam ujung daun yaitu :
1. Runcing (abutus), jika keduan tepi daun sedikit demi sedikit menuju ke atas dan
pertemuannya membentuk sudut yang tajam (<900)
Petunjuk Praktikum Botani Umum 43
2. Meruncing (acuminatus),seperti pada ujung yang runcing tepi titik pertemuan kedua tepi
lebit tinggi dari yang diduga.
3. Tumpul (abtusus),jika tepi daun yang masih agak jauh dari ibu tulang cepat menuju suatu
titik pertemuan sehingga membentuk sudut yang tumpul (>900).
4. Membulat (rotundatus), seperti ujung yang tumpul tetapi tidak membentuk sudut sama
sekali.
5. Rompang (truncatus), bila ujung daun Nampak sebagai garis yang rata.
6. Terbelah (retusus), ujung daun memperlihatkan suatu lekukan.
7. Berduri (muerenatus), jika ujung daun ditutupi suatu bagian yang runcing dan keras.
D. Pangkal Daun (Basis Folli).
Pada umunya bentuk pangkal daun sama seperti ujung daun, yaitu :
1. Runcing (abutus), biasanya terapat pada bangun daun yang bulat memanjang,lanset dan
belah ketupat.
2. Meruncing (acuminatus), biasanya terdapat pada bangun daun yang bulat telur terbalik
atau bangun sudut.
3. Tumpul (obtusus), terdapat pada bangun daun bulat telur atau jorong.
4. Membulat (rotundatus), pada bangun daun bulat, jorong atau bulat telur.
5. Romping (truncates), pada bangun daun delta, segitiga dan bangun tombak.
6. Berlekuk (emergenatus), pada bangun daun jantung, ginjal dan anak panah.
E. Tulang Daun (Nervatio atau venation).
Menurut ukuran beasar kecilnya maka tulang daun dapat dibedakan menjadi :
1. Ibu tulang daun (costa), bagian tulang daun terbesar yang merupakan terusan dari tangkai
daun dan terdapat membujur di tengah-tengah daun.
2. Tulang cabang (nervus lateralis), yaitu tulang-tulang yang lebih kecil dari ibu tulang dan
berpangkal pada ibu tulang.
3. Urat daun (vena), tulang daun yang ukuranya lebih kecil dari tulang cabang dan tidak
berpangkal pada ibu tulang.
4. Daun bertulang menyirip (penninervis), bila mempunyai satu ibu tulang yang membujur
dari pangkal ke ujung dan dari sampingnya keluar tulang-tulang cabang.
5. Daun bertulang menjari (palminervis), keluar dari ujung pangkal daun tulang yang
menyebar.
6. Daun bertulang belakang, bila mempunyai tulang besar ditengah di tengah sedang yang
melengkung mengikuti tepi daun.
7. Daun bertulang sejajar (rectinarvis), bila tulang besar ditengah sedang tulang lainnya
yang lebih kecil arahnya hamper sejajar dengan ibu tulang.
F. Tepi daun (margofolli).
Petunjuk Praktikum Botani Umum 44
1. Tepi daun yang rata bila pada tepi daunnya tidak terdapat lekukan-lekukan.
2. Tepi daun, bila pada bagian tepi daun terdapat lekukan-lekukan. Bagian lekukan yang
masuk disebut sinus, sedang bagian lekukan yang keluar disebut angulus. Tepi daun
terdiri dari :
a. Daun dengan toreh merdeka, bila torehnya tidak merubah bangun aslinya, dapat
dibedakan menjadi :
- Bergerigi (serratus), jika sinus dan angulusnya sama tajam.
- Bergerigi ganda (biserratus), seperti bergerigi tetapi angulusnya lebih besar.
- Bergigi (dentalus), jika sinus tumput dan angulusnya tajam.
- Beringgit (orenatus), jika sinus tajam dan angulusnya tumpul.
- Berombak (repandus), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul.
b. Daun dengan toreh yang mempengaruhi bentuk. Berdasarkan dalamnya toreh tepi
daun dibedakan menjadi :
- Berlekuk (lobatus), jika dalamnya toreh kurang dari setengah panjangnya tulang
daun yang terdapat dikanan dan kirinya.
- Bercangap (fisus), dalamnya toreh kurang lebih sampai tengah-tengah panjangnya
tulang cabang.
- Berbagi (portitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah panjang tulang daun.

Karena letak toreh itu bergantung dari susunan tulang daun maka tepi daun dapat
dibedakan lagi berdasarkan dalamnya toreh, yaitu:
a. Berlekuk menyirip (pinnatilobus).
b. Bercangap menirip (pinnatifidus)
c. Berbagi menirip (pinnatipartitis)
d. Berlekuk menjari (palmatilobus)
e. Bercangap menjari (palmatifidus)
f. Berbagi menjari (palmatipartitis)
G. Daging daun (Intervenium)
Daging daun akan menentukan pula tebal tipisnya daun, sehubungan dengan hal itu daging
daun dibedakan menjadi :
1. Tipis seperti selaput (membranaceus)
2. Seperti kertas (papyraceus atau cliartaceus)
3. Tipis lunak (herbaceous)
4. Seperti perkemen (paerkamenteus)
5. Seperti kulis (coriacius)
6. Berdaging (carnusus)
Petunjuk Praktikum Botani Umum 45
H. Warna daun
Pada umumnya daun berwarna hijau, namun demikian tidak semuanya
mutlakberwarna hijau, bahkan ada yang menyimpang sama sekali, warna daun dibedakan
menjadi:
1. Hijau tua.
2. Hijau
3. Hijau kekuningan
4. Hijau dengan bintik-bintik (noda-noda) kuning
5. Hijau bercampur metah-merah.
I. Permukaan daun
Macam-macam permukaan daun diantaranya ialah:
1. Licin (leavis), dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan:
a. Mengkilat (nitidus)
b. Suram (opacus)
c. Berselaput lilin (pruinosus)
2. Gundul (glaber)
3. Kasap (soaber)
4. Berkerut (rugosus)
5. Berbingkul-bingkul (bulltanus)
6. Berbulu (pilosus)
7. Berbulu halus dan rapat (villosus)
8. Berbulu kasar (hispidus)
9. Bersisik (Lepidus)
Metode percobaan :
A. Bahan dan alat
1. Daun bamboo (bambusa sp)
2. Daun kembang sepau (hisbiscus rosasinensis)
3. Daun jambu biji (psidium guajava)
4. Daun beluntas (pluchea indica)
5. Dadun cocor bebek (kalanchoa piñata)
B. Cara kerja :
1. Tulis nama family dan spesies dari preparat yang telah tersedia.
2. Ganbar preparat tersebut dan sebutkan bagian bagiannya dalam bahasa Indonesia
dan latin.
3. Dari preparat yang telah digambar tersebut, candralah seluruh sifst-sifatnya dalam
bahasa Indonesia dan latin.
Petunjuk Praktikum Botani Umum 46
Laporan Praktikum
1. Gambar Daun Bambu (Bambusa sp.)
Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Bambu (Bambusa sp.)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

2. Gambar Daun Kembang Sepatu (Hisbiscus Rosasinensis)


Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Kembang Sepatu (Hisbiscus Rosasinensis)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
Petunjuk Praktikum Botani Umum 47
3. Gambar Daun Jambu Biji (Psidium guajava)
Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

4. Gambar Daun Beluntas (Pluchea indica)


Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Beluntas (Pluchea indica)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 48


5. Gambar Daun Cocor Bebek (Kalanchoa pinata)
Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Cocor Bebek (Kalanchoa pinata)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 49


ACARA XI : MORPHOLOGI DAUN MAJEMUK.

TUJUN : UNTUK MENGENAL BERBAGAI MACAM SUSUNAN DAUN


MAJEMUK.

Teori Dasar :

Daun majemuk (follumcompositum) ialah suatu susunan daun jika pada tiap
tangkainya terdapat lebih dari satu helaian daun, bila tiap tangkainya hanya mempunyai satu
helaian daun saja disebut dengan daun tunggal (folim simplex). Bagian-bagian dari suatu
daun majemuk meliputi:

1. Ibu tangkai daun (petioles comunis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat
duduknya helaian daun dan langsung berhubungan dengan batang- batang atau cabang.
2. Tangkai anak daun (petiololus) yaitu cabang dari ibu tangkai yang mendukung anak
daun.
3. Anak daun (foliolum) yaitu merupakan helaian daun pada mejemuk. Bagian ini
sebenrnya merupakan helaian daun akan tetapi torehnya sangat tajam hingga helaian
daun tersebut terpisah-pisah.
4. Uih daun (vagina) yaitu bagian di bawah ibu tangkai yang melebar dan memeluk batang.
Menurut susunan dari anak daun pada ibu tangkainya maka daun majemuk dibedakan
menjadi :
A. Daun majemuk menyirip, yaitu daun majemuk yang anak daunnya dikanan kiri
ibu tangkai. Daun majemuk menyirip dapat dapat dibedakan menjadi :
a. Berdasarkan letak dan jumlah anak daunya, terdiri dari :
- Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus), daun ini seperti daun
tunggal tetapi pada tangkai daunnya memperlihatkan suatu persendian
(arcitulation) sehingga helaian daun tidak langsung melekat pada ibu tangkai.
- Daun majemuk menyirip genap (abrupta pinatus), bila susunan daunnya menyirip
tetapi pada ujung ibu tangkai tidak terdapat anak daun.jumlah daunnya biasa
genap atau ganjil.
- Daun majemuk menyirip ganjil (impair pinatus), bila susunan daunnya menyirip
tetapi pada ujung ibu tangkai terdapat anak daun. Jumlah anak daunnya belum
tentu ganjil.
b. Berdasarkan letak dan besar kecilnya anak daun, terdiri dari :
- Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasangan, yaitu jika
duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 50


- Daun majemuk menyirip berseling, jika anak daun pada ibu tangkai duduknya
berseling.
- Daun majemuk menyirip berganti, jika anak daun pada ibu tangkai tersusun
berganti-ganti antara pasangan ank daun yang besar demgan anak daun yang
kecil.
Pada suatu susunan daun majemuk ada yang anak daunnya tidak langsung duduk pada
ibu tangkainya, melainkan pada cabang dari ibu tangkainya. Daun majemuk yang demikian
disebut dengan daun majemuk rangkap atau daun majemuk ganda. Daun majemuk rangkap
umumnya hanya terdapat pada daun majemuk menyirip saja dan daun majemuk menyirip
rangkap ini dibedakan menjadi :
1. Berdasarkan pada tingkat dimana letak anak daun berada meliputi :
a. Daun majemuka menyirip rangkap dua (bipinnatus), bila anak daun duduk pada
cabang tingkat satu dari ibu tangkai daun.
b. Daun majemuk menyirip rangkap tiga (tripinnatus), bila anak daun duduk pada
cabang tangkai dua dari ibu tangkai dan seterusnya.
2. Berdasarkan ada tidaknya helaian anak daun pada ujung ibu tangkainya, meliputi :
a. Daun majemuk menyirip rangkap dengan sempurna, jika tidak ada satu anak
daunpun yang duduk pada ujung ibu tangkai.
b. Daun majemuk menyirip rnagkap tidank sempurna, jika ada anak daun yang duduk
pada ujung ibu tangkai.
B. Daun majemuk menjari ( plamatus atau Digitatus)
Daun majemuk menjari yaitu daun majemuk yang semua anak daunya tersusun memencar
pada ujung ibu tangkai daun. Untuk menyebut susunan daun majemuk menjari didasarkan
pada banyaknya (jumlah) anak daun pada ujung ibu tangkai.
C. Daun majemuk bangun kaki.
Daun majemuk yang susunan anak daunya seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak
daun yang ada disampingnya.
D. Daun majemuk campuran (Digitato pinatus).
Daun majemuk rangkap yang cabang-cabang ibu tangkainya memencar seperti jari dan
terdapat pada ujung ibu tangkai, sedang cabang-cabang ibu tangkai mempunyai susunan anak
daun menyirip.
Metode percobaan :
A. Bahan dan alat :
1. Daun turi (sesbania glandiflora).
2. Daun ketela pohon (Manihot uthilisama)
3. Daun kembang merak ( Caesaplinia pulcharima)
Petunjuk Praktikum Botani Umum 51
4. Daun kelor ( Moringa oleifera)
5. Daun sikejut ( Mimosa pudika)
B. Cara kerja.
1. Tulis nama famili dan spesies dari preparat telah tersedia.
2. Gambar preparat yang ada kemudian lengkapi dengan keterangan-keterangan dan bagian
bagiannya dalam Bahasa Indonesia dan latin.
3. Sebutkan susunan daun majemuknya.
Laporan Praktikum
1. Gambar Daun Turi (Sesbania glandiflora)
Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Turi (Sesbania glandiflora)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

2. Gambar Daun Ketela Pohon (Manihot uthilisuma)


Keterangan Gambar

Petunjuk Praktikum Botani Umum 52


Sistematika Tanaman Ketela Pohon (Manihot uthilisuma)
Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

3. Gambar Daun Kembang Merak (Caesaplinia pulcharima)


Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Kembang Merak (Caesaplinia pulcharima)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

4. Gambar Daun Kelor (Moringa oleifera)


Keterangan Gambar

Petunjuk Praktikum Botani Umum 53


Sistematika Tanaman Kelor (Moringa oleifera)
Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

5. Gambar Daun Sikejut (Mimosa pudica)


Keterangan Gambar

Sistematika Tanaman Sikejut (Mimosa pudica)


Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species

Petunjuk Praktikum Botani Umum 54


ACARA X : DUDUK DAUN PADA BATANG (Phyllotaxis/Dispositif Foliorum)
TUJUAN : MENGENAL BERMACAM-MACAM DUDUK DAUN PADA
BATANG DAN MEMBUAT DIAGRAMNYA.
Teori dasar
Daun dari satu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau cabang daun. Bagian
batang atau cabang tempat melekatnya suatu daun disebut buku batang (nodus), sedangkan
bagian batang antar dua buku disebut ruas (internadium). Baik buku batang maupun ruas-
ruasnya Ada yang nampak jelas tetapi banyak pula yang tidak nampak.
Aturan letaknya daun pada batang disebut duduk daun. Duduk daun dari bermacam
tumbuhan menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan, tetapi untuk tumbuh-tumbuhan yang
sejinis akan mempunyai duduknya daun yang sama. Berdasarkan jumlah daun ada tiap buku
batang maka kemungkinan duduknya daun pada batang ada 3 yaitu :
A. Pada tiap-tiap buku batang hanya terdapat satu helai daun.
Jika pada tiap-tiap buku batang hanya terdapat satu daun maka duduk daunnya disebut
menyebar (folia sparsa). Walaupun duduk daunnya menyebar namun banyak dijumpai hal-hal
istimewa yang bersifat beraturan.
Bila letaknya daun yang satu dengan yang berikutnya diikuti secara urut dan ditarik
suatu garis spriral yang disebut spiral genetik. Dengan mengikuti arah spiral genetik ini akan
melewati sejumlah daun, dan pada saat mencapai jumlah daun tertentu akan didapatkan letak
daun yang satu akan berada tepat diatas daun yang lainnya. Banyak jumlah daun yang
dilewati ini selalu sama untuk tiap jenis tumbuhan. Garis-garis tegak lurus atau fertikal yang
menghubungkan antara daun yang satu dengan daun yang lain yang tepat berada diatasnya
disebut artostik.
Perbandingan antara banyaknya kali garis spiral melingkari batang sampai mencapai
daun yang tepat diatasnya dengan jumlah daun yang dilewati ( Daun pertama tidak dihitung)
merupakan suatu pecahan yang nilainya tetap untuk satu macam tumbuhan. Jika untuk
mencapai daun yang tegak lurus dengan daun yang pertama suatu garis spiral melingkari
batang a kali, dari jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan antara
kedua bilagan tadi (a/b) ini selanjutnya dapat menunjukkan besarnya sudut antara dua daun
secara berturut-turut. Jarak sudut inipun tetap untuk satu jenis tanaman dan besarnya = a/b x
3600, sudut ini disebut duvergensi.
Rumus duduknya daun dari berbagai macam tumbuhan ini merupakan suatu deret
pecahan dengan sifat karakteristik yang urut (1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, dan seterusnya) dan
tetap. Deret rumus ini disebut deret Fiboacci.
Untuk memberi penjelasan mengenai duduknya daun pada batang dapat ditempuh
melalui dua cara yaitu :
Petunjuk Praktikum Botani Umum 55
1. Membuat bagan atau skema duduknya daun
Untuk keperluan ini batang tumbuhan digambar sebagai silinder lengkap dengan jumlah
ortostik yang ada padanya.
Contoh : jika akan digambar rumus daun yang jaraknya satu sama lain sebesar 2/5
lingkaran, disini akan didapatkan bahwa setelah garis spiral melingkari batang sebanyak
2 kali akan melewati sbanyak 5 daun. Dari bagan yang telah di gambar akan nampak
bahwa daun nomor 1, 6, 11 dan seterusnya (setiap kali bertambah lima)akan terletak pada
suatu ortostik, demikian juga daun nomor 2, 7, 12, dan seterusnya akan terletak pada
ortostik yang sama pula.
2. Membuat diagram duduknya daun atau diagram daun
Untuk membuat diagram daun, batang tumbuhan dianggap sebagai kerucut yang
memanjang dengan buku buku batang sebagai lingkaran yang sempurna. Jika
diproyeksikan pada bidang datar maka batang akan memnjadi lingkaran-lingkaran yang
konsentris dan puncak dari batang akan menjadi pusat dari seluruh lingkaran, sedang
ostotiknya akan menjadi jari-jari dari lingkaran tadi.
Conoh :jika akan menggambar diagram daun dengan rumus 2/5, untuk memperlihatkan
daun yang duduk pada suatu ostotik paling tidak harus dibuat 6 buah lingkaran yang
konsentris. Ortostik-ortostik akan membagi lingkaran menjadi 5 sektor yang sama. Jarak
antara dua daun yang berurutan adala 2/5 ortostik bagian lingkaran, maka dari itu setiap
mencapai 2 ortostik (jari-jari lingkaran) yang berada disebelah dalamnya. Hal hal lainnya
sama seperti dalam bagan duduk daun.
B. Pada tiap buku batang terdiri dari dua daun
Dalam hal ini dua daun antara dua buku ini letaknya berhadapan (terpisah oleh jarak
180°). Pada kedua buku batang berikutnya biasanya kedua daun membentuk suatu silang
dengan daun yang berada dibawahnya. Duduk daun yang demikian ini disebut berhadapan
bersilangan 9folia oposita atau folia decussate)
C. Pada tiap buku batang terdapat lebih dari dua daun
Duduk daun yang demikian dinamaan duduk daun berkarang (folia verticilata). Pada
tumbuhan yang mempunyai duduk daun berkarang dan berhadapan bersilangan tidak dapat
ditentukan rumus daunnya, tetapi disini juga menampakkan ortostik-ortostik yang uang
menghubungkan daun yang satu tegak lurus dengan daun yang berikutnya.
Selain hal” yang telah disebutkan diatas masih ada beberapa sifat istemewa pada duduk
daunnya.pada daun yang duduknya menyebar kadang-kadang letak daunnya sangat rapat
antara daun yang satu dengan lainnya, keadaan daun yang demikian disebut dengan Foset
(rusula). Pada tumbuh-tumbuhan yang duduk daunnya rapat kadang-kadang daunnya seakan-

Petunjuk Praktikum Botani Umum 56


akan duduk menurut garis spiral kekiri dan kekanan, garis spiral yang demikian disebut
parastik.
Karena adanya pengaruh faktor lingkungan kadang-kadang ortostik yang biasanya lurus
keatas mengalami prubahan arah. Perubahan yang karakteristik ini merupakan perubahan
ortostik menjadi garis sepiral yang nampak melingkari batang. Ortostik yang demikian
disebut spirostik.
Metode percobaan :
A. Bahan dan Alat :
1. Daun Puring (Codiaeum variegatum)
2. Daun Soka (Ixoa paludosa)
3. Daun Almanda (Alamanda catartica)
4. Daun Pacing (Costus spinosus)
5. Daun Pandan (Pandan tectorius)
B. Cara Kerja :
1. Tulis nama Famili dan spesies dari preparat yang tersedia.
2. Gambar morphologi duduk daunnya.
3. Untuk daun yang duduknya menyebar gambar pula bagan dan diagram duduk
daunnya.
Laporan Praktikum
1. Daun Puring (Codiaeum variegatum)

2. Daun Soka (Ixoa paludosa)

Petunjuk Praktikum Botani Umum 57


3. Daun Almanda (Alamanda catartica)

4. Daun Pacing (Costus spinosus)

5. Daun Pandan (Pandan tectorius)

Petunjuk Praktikum Botani Umum 58


ACARA XI : MORPHOLOGI BUNGA
TUJUAN :
1. MEMBENTUK BERMACAM-MACAM SUSUNAN & BAGIAN BUNGA
2. MENENTUKAN RUMUS & DIAGRAM BUNGA

Teori Dasar
Bunga (flos) merupakan alat perkembangan biakan (organum reproduktivium) yang
penting bagi tumbuhan. Pada umumnya tumbuhan mempunyai sejumlah besar bunga (planta
multiflora) tetapi adapula yang hanya memiliki satu bunga saja (planta uniflora). Menurut
tempatnyai pada tanaman, bunga di bedakan menjadi bunga daun (flos axilaris).
A. Bagian-bagian bunga
1. Bagian bunga yang bersifat seperti cabang (batang)
a. Ibu tangkai bunga (pedunculus / pedunculus comunis / rhachis), yaitu bagian
yang merupakan terusan dari batang yang mendukung bunga majemuk.
b. Tangkai bunga (pedicellus), merupakan cabang dari ibu tangkai yang mendukung
bunga.
Bagian ini masih jelas bersifat batang.
c. Dasar bunga (reseptaculum), yaitu ujung dari tangkai bunga yang mendukung
bagian-bagian bunga lainnya.
2. Bagian bunga yang bersifat seperti daun.
a. Daun pelindung (baractea), merupakan bagian serupa daun dari ketiaknya keluar
cabang ibu tangakai / tangkai bunga
b. Daun tangkai (brateola) satu atau dua daun kecil yang terdapat dalam tangkai
bunga
c. Seludung bunga (spathal), daun pelindung bunga yang besar dan seringkali
menyelubungi seluruh bunga majemuk sewaktu belum keluar.
d. Daun pembalut (bractea infolueralis) merupakan sejumlah daun pelindung yang
tersusun dalam suatu lingkaran
e. Kelopak tambacepicalix, bagian daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu
lingkaran yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat
dibawah kelopak bunga
f. Perhiasan bunga (perlhantium) yang dapat dibedakan menjadi:
- kelopak (kalix), bagian perhiasan bunga yang merupakan lingkaran / luas,
berguna melindungi bunga sewaktu masih hidup. Kelopak terdiri dari daun-
daun kelopak (spala) yang keadaannya dapat terpisah atau berlekatan satu
sama lainnya.
Petunjuk Praktikum Botani Umum 59
- mahkota atau tajuk (corolla), bagian perhiasan bunga yang merupakan
lingkaran dalam terdiri dari daun mahkota (plata) yang keadaannya berlekatan
satu sama lainnya.
g. Tenda bunga (perigonium), jika kelopak dan mahkota mempunyai warna yang
sama. Tenda bunga terdiri beberapa daun tenda bunga (tepala). Selain tenda bunga
ada bunga-bunga tertentu yang mempunyai daun pemikat (longblad) yaitu suatu
daun atau kelopak bunga yang mengalami metamorfosis sehingga warnanya lebih
menarik dibandingkan bunganya sendiri.
h. Alat kelamin jantan (androecium), merupakan metamorfosis dari daun yang
menghasilkan serbuk sari.
i. Alat kelamin betika (gymnaecium), merupakan bagian bunga yang biasanya
disebut putik (pistillum). Putik merupakan metamorfosis dari daun dan
mempunyai beberapa helai daun buah (carpela).
Berdasarkan alat kelamin yang terdapat masing-masing bunga, maka bunga dapat
dibedakan menjadi :
1. Bunga banci atau bunga berkelamin dua (hermaproditus) yaitu bunga padanya terdapat
benang sari dan putik, umumnya ditunjukkan dengan simbol.
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu
dari alat kelamin dan ini di bedakan menjadi
a. Bunga jantan (flos maskulus), jika pada bunga terdapat benang sari saja,
ditunjukkan dengan simbol.
b. Bunga betina(flos femineus), jika pada bunga hanya terdapat pada putik
saja, ditunjukkan simbol.
c. Bunga mandul, jika pada bunga tidak terdapat benang sari atau putik
Menurut letaknya bakal buah terhadap dasar bunga, maka bunga dibedakan menjadi:
1. Bunga dengan bakal buah menumpang (superus), jika bakal buah diatas dasar bunga
sedemikian rupa sehingga bagian tepi bakal buah tidak berlekatan dengan dasar
bunga. Ditunjukkan dengan adanya garis dibawah huruf G (G).
2. Bakal buah setengah tenggelam(hemiinferus), jika bakal buah duduk diatas dasar
bunga yang cekung dan sebagian dari tepi bakal buah tidak berlekatan dengan dasar
bunga. Ditunjukkan dengan simbol huruf G.
3. Bakal buah tenggelam(inferus), jika bakal buah duduk diatas dasar bunga yang
cekung dan seluruh tepinya melekat pada dasar bunga ditunjukan adanya garis diatas
huruf G (G).

Petunjuk Praktikum Botani Umum 60


Bunga sebagai bagian dari tubuh tumbuhan dapat pula menunjukan adanya sifat simetri,
yaitu dapat dibagi oleh sebuah bidang menjadi bagian-bagian yang setangku. Bedasarkan
sifat simetrinya bunga dibedakan menjadi :
1. Asimetri, jika pada bunga tidak dapat dibuat satupun bidang simetri.
2. Setangkup tunggal (monosimetri atau zygomorf), jika pada bunga hanya dapat
dibuat satu bidang simetri, ditunjukkan dengan tanda anak panah vertikal ( )
3. Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), jika bunga
dapat dijadikan menjadi dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri
yang tegak lurus.
4. Bersimetri benyak atau beraturan (polysimetris/regularis = aktimorf), jika pada
bunga tersebut dapat dibuat banyak bidang simetri. Untuk bunga yang mempunyai
simetri lebih dari satu ditunjukkan dengan tanda (*)
Pada bunga majemuk, berdasarkan mekarnya bunga maka bunga dapat dibedakan
menjadi:
1. Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentis recemosa = inflorescentis botryyoides
= inflorescentia centripetals), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat
tumbuh
Tanda-tanda pada rumus bunga menunjukkan adanya pertalian dengan bidang simetri dan
jenis kelaminnya. Huruf menyatakan bagian-bagian bunga, sedang angka menunjukkan
jumlah dari masing-masing bagian bunga.

Rumus bunga hanya menyatakan empat bagian pokok bunga yaitu kelompok
dinyatakan dengan huruf k (kalix), mahkota dengan huruf c (corolla), benang sari dinyatakan
dengan tanda bunga huruf a (androecium), dan bakal buah dengan huruf g (gimnarcium).
Jika bunga mempunyai tanda bunga dinyatakan dengan huruf p (perigonium). Dibelakang
huruf yang telah ditentukan tadi,kemudian di taruh angka yang menunjukkan jumlah masing-
masing bagian bunga. Dianyara dua bagian bunga yang di gambarkan dengan huruf dan angka
di beri tanda koma ( , ).
Contoh 1.
Suatu bunga mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putiknya terdiri
dari sehelai daun buah, maka rumus bagunnya menjadi :
K5 C5 A10 G1
Contoh 2.
Suatu bunga mempunyai 5 daun tenda bunga, 6 benang sari dan putiknya terdiri dari 3 daun
buah, maka rumus bangunnya :
P6 A6 G3
Petunjuk Praktikum Botani Umum 61
Agar nampak lebih jelas maka dalam menuliskan rumus bunga hendaknya diberi tanda-tanda
yang menyatakan keadaan dan sifat bunga tersebut. Tanda-tanda ini berupa jumlah bidang
simetri dan sifat bunga berdasarkan kelaminnya.

Contoh 3.

Dari contoh no.1, misalnya bunga tersebut hanya mempunyai satu bidang simetri dan bunga
bersifat hermoprodit, sedang dari contoh no. 2, misalnya bumga resebut bersifat hermoprodios
dan mempunyai banyak bidang simetri, maka rumus bangunnya menjadi :

Cantoh 1a (dari contoh 1) :

K5 C5 A10 G1

Contoh 3a (dari contoh 2) :

P6 A6 G3

Tidak semua bunga tiap bagiannya hanya tersusun dari satu limgkaran, tetapi ada yang
tersusun lebih dari satu lingkaran. Untuk menuliskan keadaan yang demikian digunakan tanda
(+) diantara dua angka pada pada lingkaran yang sama.

Contoh 4.

Suatu bunga mempunyai ciri-ciri seperti contoh 3a, tetapi benang sari terdiri dari 2 lingkaran
yang masing-masing mempunyai 5 benang sari, maka rumus banyunnya menjadi :

K5 C5 A5+5 G1

Jika jumlah bagian-bagian bunga itu terletak antara satu antara satu dengan yang lainnya
maka angka yang menunjukkan bagian yang bersangkutan ditaruh dalam tanda kurung (lihat
contoh 5a). demikian juga jika antara bagin bunga yang satu berletakan dengan bagian lainnya
maka antara huruf dan angka dari bagian tersebut ditaruk dalam kurung (lihat contoh 5b).

Contoh 5a.

Sauatu bunga mempunyai ciri-ciri seperti contoh 3a tetapi kelima daun kelopaknya saling
berletakan, maka rumus bunganya menjadi

K(5), C5, A10, G1

Contoh 5b.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 62


Suatu bunga mempunyai ciri-ciri seperti contoh 3a tetapi benang sarinya melekat pada
mahkota bunga, maka rumus bunganya menjadi :

K5,(C5, A10,) G1

Selain itu rumus bunga bunga dapat dilengkapi dengan sifat-sifat bunga berdasarkan letaknya
bakal buah terdapat dasar bunganya.

Contoh 6.

Seperti contoh 5a, tetapi mempunyai bakal buah yang tenggelam, maka rumus bunganya
menjadi : K(5), C5, A10, G1

Metode percobaan :

A. Bahan dan alat :


1. Bunga kembang merak (caesalphinia puleherima)
2. Kembang soka (Ixora paludosa)
3. Bunga alamanda (Alamanda catartica)
4. Bunga kembang sepatu (Hisbiscus roza-sanensis)
5. Bunga Bougenvile (Beugainvilles speotabilis)
B. Cara kerja
1. Tulis nama famili dan spesies dari preparat yang tersedia.
2. Untuk bahan 1 dan 2, gambarlah seluruh bagian bunganya, kemudian sebutkat bagian-
bagian dan susunan bunga majemuknya.
3. Untuk bahan 3, 4 dan 5, gambarlah seluruh bunganya secara lengkap hingga seluruh
bagiannya kelihatan, kemudian sebutkan bagian-bagiannya serta buat diagram dan
rumus bunganya.

Laporan Praktikum

Petunjuk Praktikum Botani Umum 63


Petunjuk Praktikum Botani Umum 64
ACARA XII : MORPHOLOGI BUAH DAN BIJI
TUJUAN : UNTUK MENGENAL BERMACAM-MACAM BUAH DAN BAGIAN-
BAGIAN BIJI.
Teori Dasar :
Jika penyerbukan bunga telah terjadi yang kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka
bakal buah akan menjadi buah dan bakal biji akan tumbuh menjadi biji.
Pada pembentukan buah umumnya bagian bunga selain bakal buah akan menjadi layu dan
gugur,buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah dengan tanpa dilengkapi oleh bagian-
bagian lainnya akan menghasilkan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah panjang
(fructus nudus ).buah yang demikian juga disebut buah sejati atau buah sungguh.
Selain dari pada itu, kadang-kadang pada pembentukan buah masih ada bagian bunga yang
ikut tumbuh menjadi kelengkapan dari buah. Pada buah semacam ini seringkali bunganya
menjadi bagian yang penting dari buah sehingga buah yang sebenarnya sulituntuk kenal lagi.
Buah yang demikian disebut buah atau buah semu (fructus spirius), dankarena buah yang
sesungguhnya seringkali tertutup maka disebut juga buah tertutup (fructususes).
Buah semu atau buah palsu.
Buah ini dapat di bedakan menjadi:
1. Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah.
2. Buah semu berganda ,jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas
sati sama lain yang kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah.
3. Buah semu majemuk, terjadi dari bunga majemuk tetapi seluruh bagiannya dari luar
Nampak sebagai satu buah saja.
Buah sejati atau buah sungguh.
1. Buah sejati tunggal, yaitu buah sejati yang terdiri dari satu bunga dengan satu bakal buah,
yang terdiri dari :
A. Buah sejati tunggal kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras
dan mengayu seperti kulit yang kering, meliputi:
a) Buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, biasaya buah ini kalau
masak tidak pecah, buah ini dapat dibedakan menjadi :
 buah padi (caryopsis)
 buah kurung (aenenium)
 buah keras (nux)
 buah keras bersayu (samara)

Petunjuk Praktikum Botani Umum 65


b) Buah sejati tunggal kering mengandung banyak biji, dan jika masak dapat pecah
menjadi beberapa bagian buah (mericarpia) atau dapat pecah sedemikian rupa
sehingga bila terlepas. Buah ini dibedakan menjadi :
a. Buah berbelah (schyzocarpium), yaitu meliputi :
 Buah berbelah duah (diachenium)
 Buah berbelah tiga (triachenium)
 Buah berbelah empat (tetrachenium)
 Buah berbelah banyak (polychenium)
b. Buah kendaga (rhegma), yang meliputi :
 + Buah berkendaga satu (dicocous)
 + Buah berkendaga tiga (tricocous)
 + Buah berkendaga empat (tatracocous)
 + Buah berkendaga banyak (polucocous)
c. Buah kotak, dapat dibedakan menjadi :
 + Buah bumbung (folliculus)
 + Buah lobak (legumen)
 + Buah sejati (capsula)
c) Buah sejati tunggal berdaging.
Buah yang termasuk golangan ini umumnya tidak pecah jika sudah masak, dapat
dibedakan menjadi :
- Buah buni (bacca), yaitu buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan. Lapisan luar
yang tipis agak kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan kering
sering kali dapat dimakan.
- Buah mentimun (pepo), seperti buah buni tetapi kulit luarnya lebih tebal dan kaku.
Ruang bijinya selain berisi biji dalam jumlah besar juga masih ada bagian yang
kosong.
- Buah jeruk (hesperidium), buah ini dapat pula dianggap sebagai suati variasi dari buah
buni. Kulit buahnya mempunyai tiga lapisan yaitu : lapisan luar yang kaku dan banyak
mengandung kelenjar minyak, lapisan tengah seperti spons, dan lapisan dalam yang
bersekat-sekat membentuk beberapa ruang yang berisi air.
- Buah batu (drupa), buah ini mempunyai dinding buah yang terdiri dari tiga lapisan
yaitu :
 Lapisan luar (exocaopium/epicarpium) yang kaku dan mengkilat.
 Lapisan tengah (mesocarpium) yang tebal dan berdaging atau berserabuut.
 Lapisan dalam (endocarpium) merupakan lapisan tebal, keras dan berkayu.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 66


- Buah apel (pomum), seperti buah batu tetapi endorpiumnya hanya tipis, cukup kuat
seperti kulit sedang mesocarpiumnya yang lunak berair dan biasanya dapat dimakan.

Buah sejati berganda, yaitu buah yang terjadi dari suatu dengan banyak bakal buah yang
masing-masing bebas dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati tetapi semuanya tepat
berkumpul pada satu tempat. Buah ini dapat dibedakan menjadi :

a. Buah kurung berganda, jika dalam badan yang berasal dari dasar bunga yang
berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah kurung.
b. Buah batu ganda, dari bunga yang mempunyai banyak bakal buah yang masing-
masing tumbuh menjadi buah batu.
c. Buah bumbung berganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang
masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung.
d. Buah buni berganda, seperti buah bumbung tetapi bakal buahnya berubah menjadi
buah buni.
Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari bunga majemuk. Jadi merupakan
kumpulan banyak buah yang masing-masing berasal dari satu bunga. Buah ini dapat
dibedakan menjadi.
a. Buah buni majemuk, jika bakal buah dari masing-masing buah majemuk membentuk
suatu buah buni.
b. Buah batu majemuk, seperti batu tetapi disini berasal dari bunga majemuk dan buah
tersebut merupakan kumpulan dari banyak buah.
c. Buah kurung majemuk, buah ini merupakan hasil penyerbukan dari bunga majemuk
yang terdiri dari bunga-bunga mandul dipinggir dan bunga-bunga subur ditengahnya
dan disini bunga yang subur akan memjadi buah kurung yang majemuk.
Bersama dengan saat terjadinya buah maka didalam bakal buah tersebut akan berbentuk
pula biji yang berasal dari bakal biji. Semula biji itu duduk dalam suatu tangkai yang keluar
dari papan bakal biji atau tembuni (placenta). Tangkai penduduk biji ini desebut tali pusat
(faniculus, sedangkang bagian dari biji tempat perletakan tali pusat disebut pusat biji (stillus).
Pada umumnya dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut :
1. Kulit Biji (spermatodermis).
Kulit biji berasal dari selapur bakal biji (integument). Pada tumbuhan berbiji tertutup
(ngiospsermae), kulit bijinya terjadi dari dua lapisan yaitu :
a. Lapisan kulit luar (testa), lapisan ini mempunyai siat yang bermacam-macam dan
merupakan pelindung utama dari bagian biji sebelah dalam.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali dinamakan
kulit ari biji.
Petunjuk Praktikum Botani Umum 67
Pada tumbuhan berbiji telanjang (gymnospermae), kulit bijinya terdiri dari tiga lapisan yaitu :
a. Lapisan luar (sarcocest), biasanya tebal dan berdaging.
b. Lapisan tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras dan berkayu yang
menyerpai endocarpium pada buah batu.
c. Lapisan dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat erat
pada inti biji.

Pada kulit luar biji dari beberapa tumbuhan masih dapat di temukan lagi bagian-bagian lain
yang berupa alat tambahan diantaranya:

a. Sayap (ala), alat tambahan yang dapat memudahkan penyebaran biji yang di lakukan
oleh angina.
b. Bulu (coma), merupakan penonjolan kulit luar dari biji yang berupa rambut-rambut
halus.
c. Selaput biji (erillus), biasanya berasaldari pertumbuhan tali pusat biji.
d. Selaput biji palsu (arillodium), seperti selaputbiji tetapi tidak berasal dari tali pusat,
melainkan tumbuh dari sekitar liang bakal biji (mikropil).
e. Pusat biji (hillus), bagian kulit luar dari biji yang merupakan bekas perlekatan dari tali
pusat biasanya Nampak kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain
dari kulit biji.
f. Liang biji (mikropil), merupakan liang kecil bekas jalannya bulu serbuk dari masuk
kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
g. Berkas-berkas pembuluh pengangkutan (chaalaza), merupakan tempat pertemuan
integument dengan nucellus.
h. Tulang biji ( lae), merupakan terusan tali pusat pada biji dan biasanya namak tidak
begitu jelas.
B. Tali pusat (funicullus).
Tali pusat merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan bakal biji, jadi merupakan
tangkai biji, jika biji telah masak biasanya terlepas dari tali pusatnya sehingga pada tali hanya
tampak bekasnya saja yang dikenal sebagai pusat biji.
C. Inti biji (nucleus seminis)
Merupakan bagian biji yang terdapat didalam kulit biji, oleh karna itu inti biji di sebut inti
biji. Inti biji terdiri dari :
Lembaga (embyo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru
setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah
mamperlihatkan ketiga bagian utama dari biji yaitu :
Petunjuk Praktikum Botani Umum 68
1. Akar lembaga atau calon akar (radicula). Akar lembga ini ujungnya menghadap ke arah
liag biji dan pada saat perkembagan akan tumbuh menembus kulit luar biji dan ke luar
melalui liang biji tadi.
2. Daun lembaga (cotyledon), merupakan daun pertama dari suatu tumbuhan. Daun lembaga
mempuyai dapat mempuyai fungsi yang berbeda-beda diantaranya adalah :
- Sebagai tempat menimbun makanan.
- Sebagai alat untuk melakukan asimilasi.
- Sebagai penghisap makanan dari puttih lembaga.
3. Batang lembaga (cauliculus).
Batang lembaga ini sering kali dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
- Ruas batang yang terletak diatas daun lembaga (internodium spycotylum).
- Ruas batang yang terletak dibawah daun lembaga (internodium hypocotylum)
Putih Lembaga (albumen)
Merupakan bagian dari biji yang terdiri dari suatu jaringan yang menjadi cadangan makanan
bagi lembaga. Tidak semua biji mi mempunyai putih lembaga, seperit misalnya pada biji
tanaman Leguminoceae,cadangan makanannya tidak tersimpan dalam putih lembaga,
malainkan dalam daun lembaga sehingga daun lembaga menjadi tebal.
Metode percobaan :
C. Bahan dan alat
1. Buah kacang tananh (Arahyis hyogaea)
2. Buah kacang merah (Pasheolus vulgaris)
3. Buah padi (Oryza santiva)
4. Buah jagung (Zea mays)
5. Buah awar-awar (Ficus saptica)
D. Cara kerja
1. Sebutkan nama spesies dan family dari preparat yang tersedia.
2. Gambarkan sacara skematis dari preparat yang ada kemudian sebutkan bagian-bagian
dari buah dan bijinya.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 69


Laporan Praktikum

1. Bunga kembang merak (Caesalphinia puleherima)

2. Kembang Soka (Ixora paludosa)

3. Bunga Alamanda (Alamanda catartica)

Petunjuk Praktikum Botani Umum 70


4. Bunga Kembang Sepatu (Hisbiscus Roza-sinensis)

5. Bunga Bougenvile (Beugainvilles speotabilis)

Petunjuk Praktikum Botani Umum 71


ACARA XIII : METAMARPHOSIS AKAR, BATANG DAN DAUN.
TUJUAN : MENGENAL BERMACAM-MACAM METAMORPHOSIS DARI
AKAR, BATANG DAN DAUN.
Teori dasar :
1. Batang (Caulus)
Batang merupakan bagian tumbuh-tumbuhan yang dapat dipandang sebagai sumbu air
tersebut. Berdasarkan sifat-sifatnya batang tumbuhan dapat dibedakan menjadi :
1. Batang basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair.
2. Batang berkayu (lignosus), batang yang biasanya keras dan kuat karena terdiri dari
jariang kayu. Umumnya terdapat pada pohon-pohonan (arbores) dan semak-semak
(frupices).
3. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas yang datar dan
seringkali berongga.
4. Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi ruasnya lebih panjang.
Berdasarkan bentuknya, batang dapat dibedakan menjadi :
1. Bulat (teras).
2. Persegi (angularis),yang terdiri dari :
a) Bersegi tiga (triangularis).
b) Bersegi empat (quagrangularis).
3. Pipih dan bersikap melebar, yang terdiri dari :
1. Filokladia, jika amat pipih dan pertumbuhannya amat terbatas.
2. Cladosia, jika pertumbuhannya tidak terbatas dan mengadakan percabangan.
Berdasarkan keadaan permukaannya, batang dibedakan menjadi :
a) Licin (laevis).
b) Berusuk (costatus), jika pada permukaanya terdapat rigi yang membujur.
c) Beralur (suleatus), jika pada permukaanya membujur batang terdapat alur-alur
yang jelas.
d) Bersayap (alatus), jika pada sudut seginya terdapat pelebaran yang tipis.
e) Berambut (pilosus).
f) Berduri (spinosus).
g) Memperlihatkan bekas daun
h) Memperlihatkan bekas daun penumpu.
i) Memperlihatkan banyak lentisel.
j) Memperlihatkan lepasnya kerak.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 72


Berdasarkan arah tumbuhannya, batang dapat dibedakan menjadi :
1. Tegak lurus (erecrus), jika arahnya lurus keatas.
2. Menggantung (pendulus/ dependent), terdapat pada tumbuhan yang hidup di lereng-
lereng.
3. Berbaring (humifusus),jika batang terletak pada permukaan tanah tetapi teapi ujungnya
sedikit membengkok ke atas.
4. Menjalar atau merayap (repens), seperti berbaring tetapi pada buku-bukunya keluar
akar.
5. Condong (ascendes), pangkal batang seperti hendak berbaring tetapi bagian-bagian
lainnya membelok ke atas.
6. Menagguk (nutans), batang tegak ke atas tetapi ujungnya membengkok ke bawah.
7. Memanjat (scandens), batang tumbuh ke atas melalui penunjang dengan menggunakan
alat khusus.
8. Membelit (volubilis), batang tumbuh keatas melalui batang penunjang tanpa
menggunakan alat khusus.
Akar (radix)
Akar merupakan bagian dari kormus yang berada dibawah permukaan tanah. Bagain-bagian
pokok dari akar meliputi :
1. Leher akan atau pangkal akar (collum), bagian akar yang bersambungan dengan batang.
2. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda dan terdiri dari jaringan-
jaringan meristenatik yang masih tumbuh.
3. Batang akar (carus radicis), bagian akar yang terletak antara pangkal akar dan ujung
akar.
4. Cabang akar (radizx lanteralus), bagian akar yang langsung dari akar pokok.
5. Serabut akar (fibrilla radicalus), bagian akar yang halus dan berbentuk serabut.
6. Tudung akar (calliptra), bagian paling ujung dari akar dan berguna melindungi akar
yang masih muda.
Macam-macam system perakaran :
1.System akar tunggal, jika akar lembaga tumbuh terus lebih kecil. Berdasarkan system.
1. Akar tombok (fusiormis), pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut akar
sebagai percabangan. Biasanya berguna sebagai alat penyimpanan makanan.
2. Akar gasing (naptiormis), pangkal akar besar membulat, akar serabut terdapat pada ujung
yang meruncing dan sempit.
3. Akar benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut dan juga
seikit sekali bercabang.

Petunjuk Praktikum Botani Umum 73


4. System akar serabut, yaitu akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya
mengalami kematian yang kemudian di susul dengan keluarnya sejumlah akar yang
ukurannya kurang lebih sama dan semuanya keluar dari pangkal batang. Berdasarkan
bentuknya akar serabut dibedakan menjadi :
1. Akar serabut seperti benang.
2. Akar serabut yang kaku dan keras seperti tambang.
3. Akar serabut yang besar dan tidak banyak memerlihatkan percabangan.
2.Bentuk-Bentuk Modifikasi Akar, Batang Dan Daun.
Akar rimpang atau tongkat (rhyzoma), merupakan bagian batang beserta daunnya yang ada
di dalam tanah. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan.
Umbi (tuberu ), merupakan penjelmaan dari batang atau akar membentuk suatu badan yang
membengkak, bangunnya bulat seperti kerucut atau tidak teratur. Berfungsi sebagai tempat
penyimpan cadangan makanan dan alat perkembang biakan.umbi di bedakan menjadi:
1. Umbi batang (tuber caulo genum), merupakan penjelmaan dari batang dengan ruas-ruas
yang tidak jelas.
2. Umbi akar (tuber rhyzogenum), bila penjelmaan dari akar.
3. Umbi lapis (bulbus), merupakan mudifikasi batang beserta daunnya. Umbi lapis dibedakan
menjadi bagian-bagian sebagai berikut :
a) Subang atau cakram (discus), merupakan dari batang umbi lapis dengan ruas-ruas
yang sangat pendek.
b) Sisik (tunica squama), merupakan penjelmaan dari daun yang menjadi tebal, lunak dan
berdaging.
c) Kuncup (gemae), yang dapat dibedakan menjadi :
1. Kuncup pokok (gemae bulbi), merupakan kuncup ujung yang mendukung daun
sesungguhnya dan bunga.
2. Kuncup samping (bulbulus), merupakan umbi lapis kecil-kecil yang tumbuh
berkelompok disekitar induknya.
3. Akar serabut yang terdapat di bagian bawah dari cakram.

Metode percobaan :

A. Bahan dan alat :


1. Bawang mera (Allium sp)
2. Rambut Teki (Cyperus roduntus)
3. Bayam duri (Amaranthus spinosus)
4. Ganyong (Canna indca)

Petunjuk Praktikum Botani Umum 74


B. Cara kerja :
1. Tulis spesies dan family dari preparat yang tersedia, gambarlah
2. Seluruh bagian dari akar, batang dan daun serta bentuk modifikasinya.
3. Dari gambar tersebut, ber keterangan bagian-baginnya secara lengkap.

Laporan Praktikum

Petunjuk Praktikum Botani Umum 75


Petunjuk Praktikum Botani Umum 76
ACARA XIV : PRAKTIKUM LAPANG INDENTIFIKASI T TUMBUHAN DIKEBUN RAYA.
TUJUAN :
1. MELIHAT DARI DEKAT BERBAGAI SPESIES TUMBUHAN DIKEBUN RAYA.
2. MEMPELAJARI CARA-CARA INDENTIFIKASI TUMBUHAN DIKEBUN RAYA.

LEMBAGA KERJA PRAKTIKUM LAPANGAN

Sistematika
1. Division :……………………………………………………………………………
2. Sub Devision :……………………………………………………………………………
3. Klassis :…......……………………………………………………………………..
4. Ordo :……..……………………………………………………………………..
5. Familia :…………………………………………………………………………..
6. Genus :…………………………………………………………………………..
7. Spesies :…………………………………………………………………………..

Tempat Hidup
1. Tinggi tempat : ……………………………………………………………………………..
2. Lokasi : ……………………………………………………………………………..
3. Penyebaran : ……………………………………………………………………………..

Morphologi

1. Susunan daun :
a. Bagun daun : ……………………………………………………………………………..
b. Ujung daun : ……………………………………………………………………………..
c. Pangkal daun :……………………………………………………………………………..
d. Tepi daun :……………………………………………………………………………..
e. Tulang daun : ……………………………………………………………………………..
f. Daging daun : ……………………………………………………………………………..
g. Warna daun : ……………………………………………………………………………..
h. Permukaan daun : ……………………………………………………………………………..
i. Rumus daun : ……………………………………………………………………………..
j. Alat tambahan : ……………………………………………………………………………..
2. Susunan bunga :
a. Letak bunga : ……………………………………………………………………………..
b. Rumus bunga : ……………………………………………………………………………..
c. Alat tambahan : ……………………………………………………………………………..
3. Batang
a. Sifat batang : ……………………………………………………………………………..
b. Bentuk batang : ……………………………………………………………………………..

Petunjuk Praktikum Botani Umum 77

Anda mungkin juga menyukai