FAKULTAS PERTANIAN
Jember 2015
BOTANI UMUM
Nama : ............................................................................................
Jurusan : ...........................................................................................
Fakultas : ...........................................................................................
Gel/kelompok : ...........................................................................................
Laboratorium Botani
FAKULTAS PERTANIAN
1. Peserta praktikum adalah mereka yang mencantumkan mata kuliah botani umum pada
KRS-nya.
2. Hadir di Laboraotorium Botani 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Paktikum tidak diperkanankan memakai kaos oblong dan sandal.
4. Selama paktikum berlangsung, paktikum tidak boleh merokok, Ribut dan Mengganggu
ketertiban.
5. Jas Lab dikenakan sebelum memasuki ruang praktikum.
6. Yang terlambat Lebih dari 15 menit dapat mengikuti acara praktikum seijin koordinator
praktikum.
7. Bagi yang tidak dapat mengikuti acara praktikum karana sakit, harus dapat menunjukkan
surat keterangan sakit dari dokter.
8. Bagi yang tidak dapat mengikuti acara praktikum karena tugas dari Fakultas atau
Universitas harus menunjukkan surat penugasan.
9. Tiga kali berturut-turut tidak hadir tanpa keterangan Sah dinyatakan gugur.
10. Sebelum dan sesudah melalukan kegiatan, praktikum diwajibkan membersihkan alat dan
bahan serta mengembalikan ke tempat semula.
11. Menghilangkan atau merusak alat diwajibkan mengganti.
12. Prantikan menyiapkan bahan praktek sendiri.
13. Untuk acara praktikum yang dilakukan, setiap praktikuk diharuskan membuat laporan
dan susunan yang telah ditentukan.
14. Setiap acara harus selesai pada jadwal yang telah ditentukan dan tidak diperkenankan di
bawak pulang kecuali bila ada ketentuan lain.
15. Kelengkapan laporan menentukan kwalitas nilai.
16. Setiap kegiatan diawali pre test ( uji awal )
17. Responsi dilakukan setelah semua acara selesai.
18. Nilai praktikum adalah rata-rata nilai kehadiran ( Kedisiplinan, Keterampilan, Pre test,
Laporan dan Response ).
19. Hal-hal yang belum dicantum akan dicantumkan kemudian.
HALAMAN
PETUJUK KHUSUS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULIAN
PENDAHULUAN
ANATOMI TUMBUHAN
Anatomi tumbuhan merupakan cabang dari biologi yang mempelajari susunan bagian
dalam dari tumbuh-tumbuhan. Seperti halnya hewan, satuan struktur dari tumbuhan adalah
sel. Ilmu yang mempelajari dan berurusan pengorganisasian struktur dan fungsi sel disebut
Cytologi.
Tubuh tumbuhan mula-mula berasal dari sebuah sel, yaitu sel telur yang telah dibuahi.
Pada perkembangan lebih lanjut sel tersebut mengalami pembelahan dan diferensiasi yang
mengakibatkan tubuh tumbuhan tersusun dari banyak sel yang berbeda dalam fungsi,
morfologi dan strukturnya. Hal inilah yang menimbulkan variasi baik antara tumbuhan dalam
tumbuhan itu sendiri.
Tumbuhan terbentuk dari kelompok sel dengan tipe yang serupa melalui suatu pola
yang terorganisir secara berkesinambungan dan mempunyai bentuk dan fungsi yang sama
yang disebut jaringan.
Suantu jaringan dapat dipandang sebagai suatu populasi sel yang serupa dan
dikelilingi oleh populasi-populasi lainnya.populasi ini saling berhubungan erat dan mutlat
dengan populas lainnya yang berdekatan. Jaringan yang bergabung menjadi bagian tubuh
yang melaksanakan satu atau beberapa fungsi untuk seluruh organism disebut organ.
Organ dapat dipandang sebagai bagian dari kelompok organ yang melaksanakan suatu
fungsi yang besar, misalnya sirkulasi. Kelompok organ ini disebut sistem organ yang pada
akhirnya membentuk suatu tubuh organism.
Teori dasar :
Pada tahun 1665 Rober Hook seorang sarjana Inggris dengan menggunaka Mikroskop
yang sederhana mengamati irisan tipis dari gabus. Dari hasil pengamatannya menunjukkan
bahwa irisan tersusun dari ratusan-ratusan ruang kecil yang kosong dan setiap ruang ini
dinamakan sel.
Selanjutnya HOOKE melanjutkan utuk meneliti bagian lain dari berbagai macam
tumbuhan yang masih hidup. Hasil pengamatannya menujukkan bahwa sel tersebut tidak
kosong melainkan mengandung cairan yang selalu bergerak, maka dikatakan bahwa
tumbuhan yang hidup tersusun dari suatu sel yang berisi suatu cairan.
Sel merupakan suatu unit dasar kehidupan. Bentuk sel ini bermacam-macam ada yang
seperti kubus, prisma, bundar, polyendris, maupun seperti benang (serabut). Ukuran sel juga
bervariasi, diameternya mulai dari 0,5µm sampai beberapa milimeret dan panjangnya mulai
dari 1µm sampai beberapa centimeter sehingga dapat dilihan dengan mata biasa. Namun
demikian ukuran sebagia besar sel adalah seagam dan diameternya antara 5µm sampai 15µm.
Berbeda dengan sel binatang, pada sel tumbuhan menpunyai dinding sel, yang
berguna untuk melindugi serta memperkuat cairan sel dan memberikan bentuk sel. Dinding
sel tersusun dari zat-zat organik dan anorganik.
1. Zat-zat organic pada dinding sel.
1. Sellulosa (C6H10O5)n
Zat organic ini paling umum dijumpai pada dinding sel, namun demikian ada dinding sel
yang tidak mengandung Sellulosa yaitu pada fungsi/cendawan.
2. Hemisellulosa
1. Metode percobaan :
Bahan dan alat :
1. Gabus botol dari kulit pohon gabus ( Quercus suber).
2. Empulul dari batang Umbi kayu ( Manihot Uthilisima).
3. Air dan Alkohol.
4. Mokroskop monokuler dengan perlengkapannya.
5. Cara kerja :
1. Buat irisan melintang dari gabus setipis mungkin, Basahi dulu gabus yang akan diiris
dengan air atau alkohol.
2. Buat irisan empulur ubi kayu serti cara 1.
Petunjuk Praktikum Botani Umum 10
3. Gambarlah semua preparat lengkap dengan keteranganya.
4. Tulislah sistematika dari devision sampai Spesies.
LAPORAN PRAKTIKUM
1. Irisan melintang Gabus (Quercus suber)
Keterangan Gambar
Teori Dasar :
Sel tumbuhan selalu dilengkapi dengan dinding sel. Sel yang baru baru dibentuk dalam
pembelahan sel dindingnya masih tipis dan dinamakan dinding primitis. Pada perkembangan
lebih lanjut dinding sel yang tipis akan bertambah tebal secara secara tidak seragam karena
adanya penimbunan zat-zat hasil metabolisme. Penebalan yang terjadi peratam kali ini
disebut penebalan primer dan dinding selnya disebut dinding primer.
Dinding primer tetap praktis dan fleksibel sehingga bisa mengikuti perkembangan
volume dan bentuk sel. Setelah dinding primer berhenti tumbuh, lapisan didalamnya sering
mendapatkan tambahan pemupukan material yang membentuk dinding sel sekunder.
Bertambah tebalnya dinding sel ini dapat terjadi menurut dua cara, yaitu :
1. Aposisi, bila pada dinding sel yang lama ditempelkan lapisan-lapisan penabalan yang
baru, sehingga dinding sel yang tebal itu tampak berlapis-lapis.
2. Intussuscepsi, bila zat-zat penabalan baru disisipkan diatara penebalan yang lama.
Sedangkan arah tujuan penebalan pada dinding sel ada dua macam, yaitu :
Sentripeta, bila penebalan itu arahnya kedalam sel, penebalan ini terdapat
pada semuadinding sel umumnya.
Sentrifungal, bila penebalan dinding sel tersebut kearah luar. Hal ini terjadi
pada dinding spora, serbuk sari dan beberapa rambut.
Pada arganisme multiseluler bersaan dengan terjadinya perkembangan dinding sel
primer terbentuk pula suatu lapisan tipis yang berfungsi untuk mengikat antara dua sel.
Lapisan ini berada diantara suatu sel dan disebut lamella tengah yang tersusun dari
kumpulan-kupulan garam kalsium pektat.
Adanya penebalan dinding primer yang tidak seragam maka mengakibatkan adanya
bagian bagian tertentu yang tidak ikut menebalkan, bagian ini membetuk celah yang disebut
Noktah. Pada penenbalan dinding sekunder ada bgian-bagian noktah yang tidak ikut menebal
sehingga lubang menjdi lebih dalam dan membentuk saluran yang disebut saliran noktah.
Seluruh noktah umumnya sempit dan bercabang-cabang. Cabang-cabang ini terjadi karena
adanya dua atau lebih salura yang pada suatu waktu berkumpil menjadisatu. Saluran yang
Teori dasar :
Sel dikatan hidup apabila didalamnya masir terdapat bagia-bagian yang bersifat hidup
yang disebut protoplas. Protoplas terdiri dari inti sel dan cytoplasma yang semuanya
mengandung protoplasma.
A. Inti sel ( Nukleus = Caryon)
Inti sel umunya berbentuk bulat telur dan untuk sel muda diameternya kira-kira 2/3 dari
besarnya sel. Pada sel dewasa inti sel ukurannya nanpak lebih kecil karena adanya pengaruh
kebesaran sel. Inti sel terdiri dari :
1) Membran inti.
Membran inti yaitu bagian dari sel yang memisahkan inti dengan cytoplasma.
2) Rangka inti ( Recticulum).
Rangka inti terdiri dari bagian-bagian yang intensif terhadap zat warna yang disebut Linine.
Karena perbedaan antara kedua bagian ini tidak begitu jelas biasanya dikatakan bahwa rangka
inti hanya tersusun dari satu macam zat saja yang disebut dengan karotin.
3) Plasma inti ( Nukleo plasma).
Merupakan suatu cairan yang terdapat didalam inti sel dan didalamnya mengandung
kromosom dan nukleolus.
4) Kromosom.
Merupakan isi utama dari nucleus yang tersusun dari protein dan nukleuprotein.
Kromosom merupakan pembawa gen, sedang gen sendiri merupakan pembawa sifat dan
pengontrol proses selluler.
5) Nukleoslus.
Bagian dari inti sel yang berperan penting dalam mengontrol sintesa protein.
B. Plasma sel ( Cytoplasma).
Cytoplasma dapat dibedakan menjadi tiga lapisan yaitu :
1) Ektoplas (plasmodemma = plasmoderma) yaitu bagian dari plasma sel yang
berpatasan langsung dengan dinding sel.
2) Poliaclas, yaitu bagian plasma yang terdapat di tengah-tengah dan nampak keruh
karena mengandung butir-butir sangat halus yang disebut mikrosoma dan physoda.
3) Tenoplas, yaitu bagian plasma sel yang jernih dan merupakan batas dari vakuola.
Didalam cytoplasma mengandung benda-benda kecil yang secara kolektif disebut
dengan organelle ( organ kecil ). Salah satu organelle yang penting dalam sel tumbuhan
Petunjuk Praktikum Botani Umum 17
adalah plastida. Plastida merupakan benda bulat, bulat telur atau berbentuk lempeng yang
terdapat pada semua tumbuhan hijau kecuali bakteri fotosintetik dan ganggang biru hijau.
Macam-macam plastida antara lain :
1. Leukoplas, yaitu plastida yang tidak mengandung zat warna, utamanya terdapa didalam
bagia tubuh tumbuhan yang tidak mendapat sinar matahari.
2. Chromoplas, yaitu plastida yang berisi karoteinoid, yang terdiri dari :
Karotin ( C4OH56) berwarna jingga merah.
Xantofil (C4OH58O2) Berwarna kuning.
3. Chloplas, yaitu yang mengandung zat warna (klorifil) dan sebagian kecil karotenoid.
Chloroplas terdiri dari :
Klorofit A ( C55H72O5N4Mg) berwarna hijau kebiruan.
Klorofil B ( C55H70O6N4Mg) berwarna hujau kekuningan.
4. Amyloplas, yaitu plastidan yang mempunyai danya mengubah gula menjadi pati
(amilum). Tepung hasil pengubahan ini ukurannya lebil besar dan disebut tepung
codongan yang mempunyai bentuk butir-butir pipih atau bulat spesifik untuk suatu
macam tumbuhan. Titik permulaan terbentuknya tepung disebut titik initial (Hillus =
Hillum). Berdasarkan letak hilusnya butir tepung dibedakan menjadi:
o Butir tepung konsentris, jika hillus terletak di tengah-tangah dan butir tepung
berbentuk bulat.
o Butir tepung eksentris, jika hillus tidak berada di tengah dan butir tepung berbentuk
jorong atau bulat telur.
Berdasarkan jumlah hillusnya, tepung (butir amillum) dibedakan menjadi :
1. Amillum tunggal, jika didalam butir amillum hanya terdiri/terdapat satu hillus dan
dikelilingi oleh lamella-lamella.
2. Setengah majemuk, jika butir amillum mempunyai lebih dari satu hillus yang masing-
masing dikelilingi oleh lamella dan diluarnya dikelilingi oleh lamella lagi (bersama-
sama)
3. Amillum majemuk, sama dengan setengah majemuk, tetapi di bagian luarnya tidak
dikelilingi lamella lagi.
4. Eloioplas, yaitu plastida yang berbentuk minyak, masalnya pada panili.
Metode Pencobaan :
A. Bahan dan Alat :
1) Umbi lapis bawang merah ( Allium sp)
2) Umbi akar wortel (Daucus carota)
Laporan Praktikum
1. Gambar umbi lapis Bawang Merah (Allium sp)
Keterangan Gambar
Teori dasar :
1. Idioblas
Idioblas merupakan sel atau sekumpulan sel yang terdapat pada jaringan lain dan mempunyai
bentuk serta fungsi yang berbeda dari jaringan sekelilingnya. Dalam idioplas terdapat
beberapa macam alat sekresi diantaranya yaitu :
1. Saluran getah.
Merupakan suatu saluran yang dapat mengeluarkan zat yang biasanya berwarna putih yang
disebub Latek atau Getah. Getah merupakan emulsi yang mengandung zat putih telur, gula,
alkoloid, karet, gom, hars,enzyme, dan lain-lain. Getah terdapat pada saluran yang panjang
dan berada di seluruh tumbuh tumbuhan. Saluran ini biasanya berbanding tipis dan tidak
berkayu. Menurut asalnya saluran getah dibedakan menjadi :
o Sel-sel getah, organ ini umumnya terdapat pada tumbuhan yang bergolong famili
Euporbiaceae, Apocynaceae, Moraceae.
o Buluh getah, merupakan fungsi dari sel yang dinding pemisahnya telah larut.
2. Sel Hars atau Minyak
Sel ini berisi hars atau minyak Aetiris dan pada dinding selnya sering terdapat satu lapisan
gabus.Bentuk selnya ada yng bulat, ada pula yang seperti buluh-buluh bercabang.
3. Sel-sel Lendir
Sel-sel ini pada umumnya mempunyai bentuk yang sangat bervariasi. Sel lendir seringkali
mengandung inti yang berbentuk benang dan umumnya terdiri dari polysakarida yang telah
terhikdrolisa.
4. Sel-sel Penyamak
Sering terdapat bagian idioblas yang sendiri maupun sebagai suatu deretan. Umumnya
selnya berbentuk isodiametris atau berupa bulu. Seringkali zat penyamak terdapat dalam
semua sel dari semua jaringan atau ada pula yang hanya terdapat pada sebagian jaringan.
5. Sel Myrosin Buluh-Buluh Zat Putih Telur
Sel ini masih sulit dibedakan dengan sel lainnya karena bentuk seluruhnya yang seperti
buluh. Selain mengandung putih telur, juga banyak mengandung enzyme myrosin yang dapat
membebaskan minyak mostead dari glycoside yang terdapat dilain sel.
6. Sel-Sel Kristal
Sel ini mengandung satu atau beberapa kristal yang berasal dari endapan garam-garam asam
oksolat ( CaC7O4). Sel ini tidak hanya dijumpai sebagai idioblas tetapi dapat juga barupa sel
Petunjuk Praktikum Botani Umum 22
yang mengandung kristal yang nampak sebagai lapisan atau sarung yang disebut sarung
kristal.
Kristal Calsium Oksalat ( CaC7O4) dalam sel mempunyai bentuk yang bermacam-macam,
antara lain :
a) Kristal tunggal yang berbentuk Isodiametris, misalnya terdapat pada daun jeruk.
b) Kristal yang berbentuk bintang disebut druzen, misalnya terdapat pada tangkai daun
Bongania.
c) Kristal kecil yang seperti pasir disebut sand, misalnya terdapat pada tangkai daun dan
batang bayam.
d) Kristal yang seperti jarum yang disebut Raphida, misalnya terdapat pada tangkai daun
dan batang bunga paku empat.
7. Litchocyst
Yaitu sel yang dindingnya mengalami penebalan secara centripetal dengan bentuk yang
khusus, misalnya berbentuk seperti rumah labah. Sel yang mempunyai bentuk khusus ini
dinamakan Cystolith. Cystolith terdiri dari pectin, sellulosa dan CaCO3.
8. Sel-sel kelenjar.
Selain adanya sel-sel sekresi dalam organ tubuh tumbuhan, juga didapati sel kelenjar selalu
hidup menyerupai sel perenchyma dan mengandung banyak plasma yang berinti. Bila sel
kelenjar bersambungan dengan rapat maka sel ini merupakan suatu lapisan yang disebut
Ephytellium kelenjar. Sel kelenjar dan ephytellellium kelenjar banyak dijumpai pada lapisan
epidermir dan pada umumnya mempunyai bermacam-macam bentuk, antaranya ialah :
1) Rambut kelenjar
Biasanya merupakan suatu kuncup yang bertangkai rambut ini terdiri dari beberapa sel dan
sel bagian ujung membentuk membulat berfungsi sebagai kelenjar ruang atau saluran antar
sel yang menampung hasil kelenjar yang disebut dengan penampang sekret, yang terjadinya
dapat secara schizogen maupun secara schizolizigen. Menurut zat yang dihasilkan melalui sel
kelenjar dibedakan menjadi :
1. Kelenjar minyak , misalnya pada daun jeruk dan pohon kayu putih.
2. Ruang-ruang lender, misalnya pada canna.
3. Saluran Gom, misalnya pada pakis haji.
4. Saluran hars, misalnya pada pinus.
2) Collatera
Yaitu rambut-rambut kelenjar yang ukurannya pendek dan duduk pada lapisan epidermis. Zat
yang dihasilkan oleh collatera disebut Blastocolla, zat yang berupa seperti lender, gom, hars
yang dianggap sebagai pelindung terhadap kekeringan.
Laporan Praktikum
1. Gambar Kristal Calsium Oksalat
1. Tangkai Daun Bogonia (Bogonia sp)
Keterangan Gambar
2. Batang
Batang merupakan bagian dari tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai sumbu. Seperti
halnya pada bagian tubuh tunbuhan yang lain maka batang juga tersusun dari beberapa
jaringan . Urut-urutan susunan jaringan batang dari luar kedalam sebagai berikut.
A. Apidermis
Merupaka jaringan primer yang berasal dari jaringan terluar titik tumbuhan (dermotogen)
dan terdiri atas selapis sel yang letaknya rapat satu sama lain, sel-sel epidermis batang yang
berhubungan dengan bagian sebelah luar biasanya lebih mengalami penebalan dibanding
dengan bagian lainya. Penebalan ini berfungsi untuk melindungi bagian jaringan yang ada
didalamnya dari pengaruh faktor lain yang merugikan, serta untuk memberi kekuatan yang
bersifat mekanik.
B. Parenkhim.
Jaringan ini merupakan jaringan dasar (fundamental tissue) karena sebagian besar organ
tumbuhan tersusun dari jaringan ini. Jaringan parenkhim menyelubungi berkas
pengangkutanmasuk diantara jaringan-jaringan lain dan mengisi sebagian besar dari jaringan
batang.
Parenthim mempunyai beberapa macam fungsi diantaranya ialah sebagai tempat asimilasi,
pembentukan cadang makanan, penimbunan cadang makanan, respirasi, ekskresi dan juga
untuk mengangkut air atau hasil asimilasi.
C. Jaringan mekanik.
Jaringan mekanik atau system mekanik pada organ secara keseluruhan dinamakan steroid.
Jaringan mekanik mempunyai sifat karakteristik yaitu mempunyai daya elastisitas dan
mempunyai kekuatan, maka dari itu jaringan mekanik mempunyai fungsi memberi kekuatan
pada batang dan memberikan perlindungan pada jaringan yang lainnya. Jaringan mekanik
dapat dibedakan menjadi :
1. Kolenkhim
3. Gambar penampang melintang akar jarak dan batang jarak (Richinus Comunis)
Divisio
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
Teori dasar :
Daun merupakn organ khusus dari tumbuhan yang mempunyai fungsi sebagai tempat
berlangsungnya proses fotosintesis. Bagian-bagian irisan melintang daun tediri dari :
1. Epidermis
Epidermis ini tersusun dari satu lapisan sel yang biasanya tidak mengandung kloropos.
Epidermis menyelubungi daun sebagai lapisan pelindung yang hanya yang hanya terbuka
pada bagian stomata dan hidatodanya saja. Fungsi dari jaringan ini ialah sebagai pelindung
dari kekeringan, penunjang jaringan polysede dan menyalurkan produk diantara mesofil dan
tulang daun.
Epidermis menutup secara kontinyu kedua permukaan daun, karena itu dibedakan epidermis
atas dan epidermis bawah. Lapisan-lapisan tersebut tetutup oleh suatu lapisan selaput atau
film seperti versin yang menghambat perpindahan air dan gas pada daun.
Banyak tumbuh-tumbuhan yang epidermisnya yang mempunyai rambut yang bermacam
bentuknya. Rambut-rambut ini merupakan hasil pertumbuhan sel epidermis tunggal atau
sekolompok sel kearah luar. Adanya rambut ini menyebabkan permukaan daun nampak
seperti sutera, wool atau laken.
Air pada daun hilang melalui stomata yaitu lubang pada daun (porus = stoma) yang dilapis
oleh dua buah sel yang aktif disebut sel penutup. Sel penutup merupakan sel yang masih
hidup dan didalamnya mengandung kloroplas yang terdapat bersama butir tepung. Dinding
sel penutup yang berbatasan dengan dinding punggung disebut sel tetangga.
Berdasarkan arah gerakan dari sel penutupnya, stomata dibedakan menjadi :
1. Stomata type graminae, bila sel penutupnya berbentuk seperti halter.
2. Stomata type Amarillydae, bila sel penutupnya berbentuk seperti ginjal dengan dinding
punggul yang menebal.
3. Stomata type Heloborus, bentuk sel penutup seperti ginjal dengan dindingpunggung
dan bagian tengahnya menutup.
4. Stomata type Mnum, sel penutupnya seperti ginjal dengan dinding perut tipis sedang
punggung bagian luar dan dalam tebal.
Berdasarkan letaknya terhadap permukaandaun maka stomata dibedakan menjadi :
1. Stomata phanerophor, jika letaknya sejajar dengan permukaan daun.
2. Stomata Crptophor, jika letaknya tenggelam dibawahnya dibawah permukaan daun.
Laporan Praktikum
1. Gambar epidermis bawah daun waru (Hisbisous tiliaceus)
Keterangan Gambar
MORFOLOGI TUMBUHAN
Teori dasar :
Daun merupakan bagian penting dari tubuh-tunbuhan dan pada umumnya tiap tanaman
mempunyai sejumlah besar daun. Daun yang lengkap mempunyai tiga bagian pokok yaitu
upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (ptiolus) dan helaian daun (lamina).
Kebanyakan tumbuh-tumbuhan daun yang kehilangan satu atau lebih bagian daun tersebut
daun yang demikian disebut dengan daun tidak lengkap.
1. Daun bertangkai, bila hanya terdiri dari tangkai dan helaian daun saja.
2. Daun berupih, bila hanya terdiri helaian dan upih daun.
3. Daun yang duduk (sessilis), bila helaian daunnya langsung melekat pada batang. pada
daun yang duduk dapat mempunyai pangkal daun yang sedemikian lebarnya sehingga
seakan-akan melingkari batang, daun yang ini disebut daun memeluk batang
(amplexicaulis).
Pada tumbuh-tumbuhan tertentu selain bagian daun yang telah disebutkan masih
dilengkapi pula oleh alat-alat tambahan yaitu berupa:
1. Daun penumpu (stipula), biasanya berupa helaian daun kecil yang terdapat dekat pangkal
tangkai daun. Berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda.
2. Selaput bumbung (ocrea), berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas
batang, jadi terdapat diatas tangkai daun.
3. Lidah-lidah daun(ligula), suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara
upih dan helaian daun pada Graminae.
A. Bangun Daun.
Penggolongan bunga daun ini didasarkan atas letak bagian daun yang terlebar dan
dapat dibedakan menjadi:
1. Bagian yang terlebar berada dibagian tengah dari daun meliputi:
a. Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang x lebar =1:1
b. Perisai (peltatus), jika tangkai daun tidak tertanam pada pangkal daun tetapi pada
bagian tengah helaian daun.
c. Jorong ovallis/ellipticus, jika panjang : lebar = 2 : 1
d. Bulat memanjang(oblongus), jika panjang : lebar = 2½ : 1
Karena letak toreh itu bergantung dari susunan tulang daun maka tepi daun dapat
dibedakan lagi berdasarkan dalamnya toreh, yaitu:
a. Berlekuk menyirip (pinnatilobus).
b. Bercangap menirip (pinnatifidus)
c. Berbagi menirip (pinnatipartitis)
d. Berlekuk menjari (palmatilobus)
e. Bercangap menjari (palmatifidus)
f. Berbagi menjari (palmatipartitis)
G. Daging daun (Intervenium)
Daging daun akan menentukan pula tebal tipisnya daun, sehubungan dengan hal itu daging
daun dibedakan menjadi :
1. Tipis seperti selaput (membranaceus)
2. Seperti kertas (papyraceus atau cliartaceus)
3. Tipis lunak (herbaceous)
4. Seperti perkemen (paerkamenteus)
5. Seperti kulis (coriacius)
6. Berdaging (carnusus)
Petunjuk Praktikum Botani Umum 45
H. Warna daun
Pada umumnya daun berwarna hijau, namun demikian tidak semuanya
mutlakberwarna hijau, bahkan ada yang menyimpang sama sekali, warna daun dibedakan
menjadi:
1. Hijau tua.
2. Hijau
3. Hijau kekuningan
4. Hijau dengan bintik-bintik (noda-noda) kuning
5. Hijau bercampur metah-merah.
I. Permukaan daun
Macam-macam permukaan daun diantaranya ialah:
1. Licin (leavis), dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan:
a. Mengkilat (nitidus)
b. Suram (opacus)
c. Berselaput lilin (pruinosus)
2. Gundul (glaber)
3. Kasap (soaber)
4. Berkerut (rugosus)
5. Berbingkul-bingkul (bulltanus)
6. Berbulu (pilosus)
7. Berbulu halus dan rapat (villosus)
8. Berbulu kasar (hispidus)
9. Bersisik (Lepidus)
Metode percobaan :
A. Bahan dan alat
1. Daun bamboo (bambusa sp)
2. Daun kembang sepau (hisbiscus rosasinensis)
3. Daun jambu biji (psidium guajava)
4. Daun beluntas (pluchea indica)
5. Dadun cocor bebek (kalanchoa piñata)
B. Cara kerja :
1. Tulis nama family dan spesies dari preparat yang telah tersedia.
2. Ganbar preparat tersebut dan sebutkan bagian bagiannya dalam bahasa Indonesia
dan latin.
3. Dari preparat yang telah digambar tersebut, candralah seluruh sifst-sifatnya dalam
bahasa Indonesia dan latin.
Petunjuk Praktikum Botani Umum 46
Laporan Praktikum
1. Gambar Daun Bambu (Bambusa sp.)
Keterangan Gambar
Teori Dasar :
Daun majemuk (follumcompositum) ialah suatu susunan daun jika pada tiap
tangkainya terdapat lebih dari satu helaian daun, bila tiap tangkainya hanya mempunyai satu
helaian daun saja disebut dengan daun tunggal (folim simplex). Bagian-bagian dari suatu
daun majemuk meliputi:
1. Ibu tangkai daun (petioles comunis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat
duduknya helaian daun dan langsung berhubungan dengan batang- batang atau cabang.
2. Tangkai anak daun (petiololus) yaitu cabang dari ibu tangkai yang mendukung anak
daun.
3. Anak daun (foliolum) yaitu merupakan helaian daun pada mejemuk. Bagian ini
sebenrnya merupakan helaian daun akan tetapi torehnya sangat tajam hingga helaian
daun tersebut terpisah-pisah.
4. Uih daun (vagina) yaitu bagian di bawah ibu tangkai yang melebar dan memeluk batang.
Menurut susunan dari anak daun pada ibu tangkainya maka daun majemuk dibedakan
menjadi :
A. Daun majemuk menyirip, yaitu daun majemuk yang anak daunnya dikanan kiri
ibu tangkai. Daun majemuk menyirip dapat dapat dibedakan menjadi :
a. Berdasarkan letak dan jumlah anak daunya, terdiri dari :
- Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus), daun ini seperti daun
tunggal tetapi pada tangkai daunnya memperlihatkan suatu persendian
(arcitulation) sehingga helaian daun tidak langsung melekat pada ibu tangkai.
- Daun majemuk menyirip genap (abrupta pinatus), bila susunan daunnya menyirip
tetapi pada ujung ibu tangkai tidak terdapat anak daun.jumlah daunnya biasa
genap atau ganjil.
- Daun majemuk menyirip ganjil (impair pinatus), bila susunan daunnya menyirip
tetapi pada ujung ibu tangkai terdapat anak daun. Jumlah anak daunnya belum
tentu ganjil.
b. Berdasarkan letak dan besar kecilnya anak daun, terdiri dari :
- Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasangan, yaitu jika
duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan.
Teori Dasar
Bunga (flos) merupakan alat perkembangan biakan (organum reproduktivium) yang
penting bagi tumbuhan. Pada umumnya tumbuhan mempunyai sejumlah besar bunga (planta
multiflora) tetapi adapula yang hanya memiliki satu bunga saja (planta uniflora). Menurut
tempatnyai pada tanaman, bunga di bedakan menjadi bunga daun (flos axilaris).
A. Bagian-bagian bunga
1. Bagian bunga yang bersifat seperti cabang (batang)
a. Ibu tangkai bunga (pedunculus / pedunculus comunis / rhachis), yaitu bagian
yang merupakan terusan dari batang yang mendukung bunga majemuk.
b. Tangkai bunga (pedicellus), merupakan cabang dari ibu tangkai yang mendukung
bunga.
Bagian ini masih jelas bersifat batang.
c. Dasar bunga (reseptaculum), yaitu ujung dari tangkai bunga yang mendukung
bagian-bagian bunga lainnya.
2. Bagian bunga yang bersifat seperti daun.
a. Daun pelindung (baractea), merupakan bagian serupa daun dari ketiaknya keluar
cabang ibu tangakai / tangkai bunga
b. Daun tangkai (brateola) satu atau dua daun kecil yang terdapat dalam tangkai
bunga
c. Seludung bunga (spathal), daun pelindung bunga yang besar dan seringkali
menyelubungi seluruh bunga majemuk sewaktu belum keluar.
d. Daun pembalut (bractea infolueralis) merupakan sejumlah daun pelindung yang
tersusun dalam suatu lingkaran
e. Kelopak tambacepicalix, bagian daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu
lingkaran yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat
dibawah kelopak bunga
f. Perhiasan bunga (perlhantium) yang dapat dibedakan menjadi:
- kelopak (kalix), bagian perhiasan bunga yang merupakan lingkaran / luas,
berguna melindungi bunga sewaktu masih hidup. Kelopak terdiri dari daun-
daun kelopak (spala) yang keadaannya dapat terpisah atau berlekatan satu
sama lainnya.
Petunjuk Praktikum Botani Umum 59
- mahkota atau tajuk (corolla), bagian perhiasan bunga yang merupakan
lingkaran dalam terdiri dari daun mahkota (plata) yang keadaannya berlekatan
satu sama lainnya.
g. Tenda bunga (perigonium), jika kelopak dan mahkota mempunyai warna yang
sama. Tenda bunga terdiri beberapa daun tenda bunga (tepala). Selain tenda bunga
ada bunga-bunga tertentu yang mempunyai daun pemikat (longblad) yaitu suatu
daun atau kelopak bunga yang mengalami metamorfosis sehingga warnanya lebih
menarik dibandingkan bunganya sendiri.
h. Alat kelamin jantan (androecium), merupakan metamorfosis dari daun yang
menghasilkan serbuk sari.
i. Alat kelamin betika (gymnaecium), merupakan bagian bunga yang biasanya
disebut putik (pistillum). Putik merupakan metamorfosis dari daun dan
mempunyai beberapa helai daun buah (carpela).
Berdasarkan alat kelamin yang terdapat masing-masing bunga, maka bunga dapat
dibedakan menjadi :
1. Bunga banci atau bunga berkelamin dua (hermaproditus) yaitu bunga padanya terdapat
benang sari dan putik, umumnya ditunjukkan dengan simbol.
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu
dari alat kelamin dan ini di bedakan menjadi
a. Bunga jantan (flos maskulus), jika pada bunga terdapat benang sari saja,
ditunjukkan dengan simbol.
b. Bunga betina(flos femineus), jika pada bunga hanya terdapat pada putik
saja, ditunjukkan simbol.
c. Bunga mandul, jika pada bunga tidak terdapat benang sari atau putik
Menurut letaknya bakal buah terhadap dasar bunga, maka bunga dibedakan menjadi:
1. Bunga dengan bakal buah menumpang (superus), jika bakal buah diatas dasar bunga
sedemikian rupa sehingga bagian tepi bakal buah tidak berlekatan dengan dasar
bunga. Ditunjukkan dengan adanya garis dibawah huruf G (G).
2. Bakal buah setengah tenggelam(hemiinferus), jika bakal buah duduk diatas dasar
bunga yang cekung dan sebagian dari tepi bakal buah tidak berlekatan dengan dasar
bunga. Ditunjukkan dengan simbol huruf G.
3. Bakal buah tenggelam(inferus), jika bakal buah duduk diatas dasar bunga yang
cekung dan seluruh tepinya melekat pada dasar bunga ditunjukan adanya garis diatas
huruf G (G).
Rumus bunga hanya menyatakan empat bagian pokok bunga yaitu kelompok
dinyatakan dengan huruf k (kalix), mahkota dengan huruf c (corolla), benang sari dinyatakan
dengan tanda bunga huruf a (androecium), dan bakal buah dengan huruf g (gimnarcium).
Jika bunga mempunyai tanda bunga dinyatakan dengan huruf p (perigonium). Dibelakang
huruf yang telah ditentukan tadi,kemudian di taruh angka yang menunjukkan jumlah masing-
masing bagian bunga. Dianyara dua bagian bunga yang di gambarkan dengan huruf dan angka
di beri tanda koma ( , ).
Contoh 1.
Suatu bunga mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putiknya terdiri
dari sehelai daun buah, maka rumus bagunnya menjadi :
K5 C5 A10 G1
Contoh 2.
Suatu bunga mempunyai 5 daun tenda bunga, 6 benang sari dan putiknya terdiri dari 3 daun
buah, maka rumus bangunnya :
P6 A6 G3
Petunjuk Praktikum Botani Umum 61
Agar nampak lebih jelas maka dalam menuliskan rumus bunga hendaknya diberi tanda-tanda
yang menyatakan keadaan dan sifat bunga tersebut. Tanda-tanda ini berupa jumlah bidang
simetri dan sifat bunga berdasarkan kelaminnya.
Contoh 3.
Dari contoh no.1, misalnya bunga tersebut hanya mempunyai satu bidang simetri dan bunga
bersifat hermoprodit, sedang dari contoh no. 2, misalnya bumga resebut bersifat hermoprodios
dan mempunyai banyak bidang simetri, maka rumus bangunnya menjadi :
K5 C5 A10 G1
P6 A6 G3
Tidak semua bunga tiap bagiannya hanya tersusun dari satu limgkaran, tetapi ada yang
tersusun lebih dari satu lingkaran. Untuk menuliskan keadaan yang demikian digunakan tanda
(+) diantara dua angka pada pada lingkaran yang sama.
Contoh 4.
Suatu bunga mempunyai ciri-ciri seperti contoh 3a, tetapi benang sari terdiri dari 2 lingkaran
yang masing-masing mempunyai 5 benang sari, maka rumus banyunnya menjadi :
K5 C5 A5+5 G1
Jika jumlah bagian-bagian bunga itu terletak antara satu antara satu dengan yang lainnya
maka angka yang menunjukkan bagian yang bersangkutan ditaruh dalam tanda kurung (lihat
contoh 5a). demikian juga jika antara bagin bunga yang satu berletakan dengan bagian lainnya
maka antara huruf dan angka dari bagian tersebut ditaruk dalam kurung (lihat contoh 5b).
Contoh 5a.
Sauatu bunga mempunyai ciri-ciri seperti contoh 3a tetapi kelima daun kelopaknya saling
berletakan, maka rumus bunganya menjadi
Contoh 5b.
K5,(C5, A10,) G1
Selain itu rumus bunga bunga dapat dilengkapi dengan sifat-sifat bunga berdasarkan letaknya
bakal buah terdapat dasar bunganya.
Contoh 6.
Seperti contoh 5a, tetapi mempunyai bakal buah yang tenggelam, maka rumus bunganya
menjadi : K(5), C5, A10, G1
Metode percobaan :
Laporan Praktikum
Buah sejati berganda, yaitu buah yang terjadi dari suatu dengan banyak bakal buah yang
masing-masing bebas dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati tetapi semuanya tepat
berkumpul pada satu tempat. Buah ini dapat dibedakan menjadi :
a. Buah kurung berganda, jika dalam badan yang berasal dari dasar bunga yang
berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah kurung.
b. Buah batu ganda, dari bunga yang mempunyai banyak bakal buah yang masing-
masing tumbuh menjadi buah batu.
c. Buah bumbung berganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang
masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung.
d. Buah buni berganda, seperti buah bumbung tetapi bakal buahnya berubah menjadi
buah buni.
Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari bunga majemuk. Jadi merupakan
kumpulan banyak buah yang masing-masing berasal dari satu bunga. Buah ini dapat
dibedakan menjadi.
a. Buah buni majemuk, jika bakal buah dari masing-masing buah majemuk membentuk
suatu buah buni.
b. Buah batu majemuk, seperti batu tetapi disini berasal dari bunga majemuk dan buah
tersebut merupakan kumpulan dari banyak buah.
c. Buah kurung majemuk, buah ini merupakan hasil penyerbukan dari bunga majemuk
yang terdiri dari bunga-bunga mandul dipinggir dan bunga-bunga subur ditengahnya
dan disini bunga yang subur akan memjadi buah kurung yang majemuk.
Bersama dengan saat terjadinya buah maka didalam bakal buah tersebut akan berbentuk
pula biji yang berasal dari bakal biji. Semula biji itu duduk dalam suatu tangkai yang keluar
dari papan bakal biji atau tembuni (placenta). Tangkai penduduk biji ini desebut tali pusat
(faniculus, sedangkang bagian dari biji tempat perletakan tali pusat disebut pusat biji (stillus).
Pada umumnya dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut :
1. Kulit Biji (spermatodermis).
Kulit biji berasal dari selapur bakal biji (integument). Pada tumbuhan berbiji tertutup
(ngiospsermae), kulit bijinya terjadi dari dua lapisan yaitu :
a. Lapisan kulit luar (testa), lapisan ini mempunyai siat yang bermacam-macam dan
merupakan pelindung utama dari bagian biji sebelah dalam.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali dinamakan
kulit ari biji.
Petunjuk Praktikum Botani Umum 67
Pada tumbuhan berbiji telanjang (gymnospermae), kulit bijinya terdiri dari tiga lapisan yaitu :
a. Lapisan luar (sarcocest), biasanya tebal dan berdaging.
b. Lapisan tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras dan berkayu yang
menyerpai endocarpium pada buah batu.
c. Lapisan dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat erat
pada inti biji.
Pada kulit luar biji dari beberapa tumbuhan masih dapat di temukan lagi bagian-bagian lain
yang berupa alat tambahan diantaranya:
a. Sayap (ala), alat tambahan yang dapat memudahkan penyebaran biji yang di lakukan
oleh angina.
b. Bulu (coma), merupakan penonjolan kulit luar dari biji yang berupa rambut-rambut
halus.
c. Selaput biji (erillus), biasanya berasaldari pertumbuhan tali pusat biji.
d. Selaput biji palsu (arillodium), seperti selaputbiji tetapi tidak berasal dari tali pusat,
melainkan tumbuh dari sekitar liang bakal biji (mikropil).
e. Pusat biji (hillus), bagian kulit luar dari biji yang merupakan bekas perlekatan dari tali
pusat biasanya Nampak kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain
dari kulit biji.
f. Liang biji (mikropil), merupakan liang kecil bekas jalannya bulu serbuk dari masuk
kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
g. Berkas-berkas pembuluh pengangkutan (chaalaza), merupakan tempat pertemuan
integument dengan nucellus.
h. Tulang biji ( lae), merupakan terusan tali pusat pada biji dan biasanya namak tidak
begitu jelas.
B. Tali pusat (funicullus).
Tali pusat merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan bakal biji, jadi merupakan
tangkai biji, jika biji telah masak biasanya terlepas dari tali pusatnya sehingga pada tali hanya
tampak bekasnya saja yang dikenal sebagai pusat biji.
C. Inti biji (nucleus seminis)
Merupakan bagian biji yang terdapat didalam kulit biji, oleh karna itu inti biji di sebut inti
biji. Inti biji terdiri dari :
Lembaga (embyo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru
setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah
mamperlihatkan ketiga bagian utama dari biji yaitu :
Petunjuk Praktikum Botani Umum 68
1. Akar lembaga atau calon akar (radicula). Akar lembga ini ujungnya menghadap ke arah
liag biji dan pada saat perkembagan akan tumbuh menembus kulit luar biji dan ke luar
melalui liang biji tadi.
2. Daun lembaga (cotyledon), merupakan daun pertama dari suatu tumbuhan. Daun lembaga
mempuyai dapat mempuyai fungsi yang berbeda-beda diantaranya adalah :
- Sebagai tempat menimbun makanan.
- Sebagai alat untuk melakukan asimilasi.
- Sebagai penghisap makanan dari puttih lembaga.
3. Batang lembaga (cauliculus).
Batang lembaga ini sering kali dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
- Ruas batang yang terletak diatas daun lembaga (internodium spycotylum).
- Ruas batang yang terletak dibawah daun lembaga (internodium hypocotylum)
Putih Lembaga (albumen)
Merupakan bagian dari biji yang terdiri dari suatu jaringan yang menjadi cadangan makanan
bagi lembaga. Tidak semua biji mi mempunyai putih lembaga, seperit misalnya pada biji
tanaman Leguminoceae,cadangan makanannya tidak tersimpan dalam putih lembaga,
malainkan dalam daun lembaga sehingga daun lembaga menjadi tebal.
Metode percobaan :
C. Bahan dan alat
1. Buah kacang tananh (Arahyis hyogaea)
2. Buah kacang merah (Pasheolus vulgaris)
3. Buah padi (Oryza santiva)
4. Buah jagung (Zea mays)
5. Buah awar-awar (Ficus saptica)
D. Cara kerja
1. Sebutkan nama spesies dan family dari preparat yang tersedia.
2. Gambarkan sacara skematis dari preparat yang ada kemudian sebutkan bagian-bagian
dari buah dan bijinya.
Metode percobaan :
Laporan Praktikum
Sistematika
1. Division :……………………………………………………………………………
2. Sub Devision :……………………………………………………………………………
3. Klassis :…......……………………………………………………………………..
4. Ordo :……..……………………………………………………………………..
5. Familia :…………………………………………………………………………..
6. Genus :…………………………………………………………………………..
7. Spesies :…………………………………………………………………………..
Tempat Hidup
1. Tinggi tempat : ……………………………………………………………………………..
2. Lokasi : ……………………………………………………………………………..
3. Penyebaran : ……………………………………………………………………………..
Morphologi
1. Susunan daun :
a. Bagun daun : ……………………………………………………………………………..
b. Ujung daun : ……………………………………………………………………………..
c. Pangkal daun :……………………………………………………………………………..
d. Tepi daun :……………………………………………………………………………..
e. Tulang daun : ……………………………………………………………………………..
f. Daging daun : ……………………………………………………………………………..
g. Warna daun : ……………………………………………………………………………..
h. Permukaan daun : ……………………………………………………………………………..
i. Rumus daun : ……………………………………………………………………………..
j. Alat tambahan : ……………………………………………………………………………..
2. Susunan bunga :
a. Letak bunga : ……………………………………………………………………………..
b. Rumus bunga : ……………………………………………………………………………..
c. Alat tambahan : ……………………………………………………………………………..
3. Batang
a. Sifat batang : ……………………………………………………………………………..
b. Bentuk batang : ……………………………………………………………………………..