Anda di halaman 1dari 29

PANDUAN PRAKTIKUM

BIOLOGI

Oleh: Tim
Dosen
Mata Kuliah Biologi

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018

i
KATA PENGANTAR

Penuntun Praktikum Biologi ini disusun hanya untuk kalangan sendiri di Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Penuntun ini digunakan sebagai pedoman kerja
untuk mahasiswa yang melakukan praktikum dan panduan untuk mahasiswa yang
berminat mempelajari biologi pertanian.

Dalam penuntun praktikum ini diuraikan beberapa penjelasan sederhana mengenai


inventarisasi tumbuhan dan hewan di sekitar kampus, pengenalan sel tumbuhan
dan hewan, analisis vegetasi, serta pembuatan awetan tumbuhan dan hewan.

Penuntun praktikum ini merupakan penyempurnaan dari penuntun yang sudah ada
sebelumnya, tetapi kami menyadari bahwa masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya masukan baik berupa kritik
maupun saran perbaikan.

Bandar Lampung, Agustus 2018

Penyusun,
Tim Dosen Biologi

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM ............................................................................... iv
I. Kontrak Praktikum ......................................................................................... 1
II. Inventarisasi Makhluk Hidup di Lingkungan Kampus ................................
2
III. Pengenalan Mikroskop dan Penggunaannya ................................................ 4
IV. Pengenalan Struktur Tumbuhan .................................................................... 9
V. Pengenalan Struktur Hewan ...........................................................................
13
VI. Ujian Tengah Praktikum ................................................................................ 14
VII. Determinasi Bunga ...........................................................................................
14
VIII. Herbarium .........................................................................................................
16
IX. Insektarium .......................................................................................................
18
X. Determinasi Serangga ...................................................................................... 20
XI. Analisis Vegetasi ............................................................................................... 22
XII. Seleksi Alam ..................................................................................................... 24
XIII. Ujian Akhir Praktikum ................................................................................... 24

3
33
TATA TERTIB PRAKTIKUM
DI LABORATORIUM ILMU PENYAKIT TUMBUHAN

1. Setiap praktikan diwajibkan mengenakan jas laboratorium


2. Praktikan wajib hadir paling lambat lima menit sebelum jadwal praktikum
3. Praktikan wajib membaca penuntun praktikum dan mengetahui kegiatan yang
akan dilakukan pada setiap praktikum
4. Praktikan dilarang makan atau minum di ruang laboratorium
5. Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium selama praktikum dan
sesudah kegiatan praktikum
6. Praktikan wajib menjaga keamanan alat-alat dan bahan yang ada di
laboratorium selama dan sesudah kegiatan praktikum
7. Praktikan yang melakukan kesalahan sehingga mengakibatkan kerusakan alat
di laboratorium wajib untuk menggantinya. Ketentuan penggantian alat
ataupun ganti rugi kerusakan ditentukan berdasar pada peraturan yang telah
disusun oleh Kepala Laboratorium dan disetujui oleh Ketua Jurusan
8. Keamanan laboratorium selama praktikum menjadi tanggung jawab setiap
praktikan yang menggunakan fasilitas laboratorium
9. Setiap pelanggaran tata tertib akan dibeikan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.

Kepala Laboratorium

4
4
I. KONTRAK PRAKTIKUM

Acara kegiatan di laboratorium:


1. Pengarahan umum
2. Kontrak Praktikum
3. Pembacaan tata tertib praktikum
4. Penyusunan kelompok kerja dalam praktikum

1
II. IDENTIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Pendahuluan

Makhluk hidup adalah suatu organisme yang mampu mempertahankan


dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembangbiak untuk
melestarikan jenisnya.Di lingkungan sekitar kampus banyak terdapat berbagai
jenis makhluk hidup. Berbagai jenis makhluk hidup terdiri dari berbagai
tumbuhan dan hewan. Tumbuh-tumbuhan terbagi menjadi tumbuhan dikotil dan
monokotil. Untuk mengenal tumbuhan yang tergolong sebagai tumbuhan dikotil
dan monokotil dapat dilihat dari akar, batang, dan daun.
Tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang, batangnya bercabang dan
berkambium, dan daunnya melebar dengan tulang daun yang menyirip atau
menjari. Tumbuhan monokotil memiliki ciri akar serabut, batangnya tidak
bercabang dan tidak memiliki kambium, serta daunnya memanjang dengan tulang
daun yang sejajar. Hewan terbagi menjadi hewan vertebrata dan avertebrata.
Hewan vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang, sedangkan hewan
avertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Tumbuhan dikotil di sekitar kampus misalnya pohon jati (Tectona grandis),
sengon (Albizia chinensis), akasia (Acacia), bungur (Lagerstroemia speciosa),
mangga (Mangifera indica), mahoni (Swietenia mahagoni), singkong (Manihot
esculenta), dan jarak (Ricinus comunis). Tumbuhan monokotil seperti jagung
(Zea mays), sorghum (Sorghum bicolor), padi(Oryza sativa), pisang (Musa
paradisica), bunga anggrek (Dendrobium), dan kelapa (Cocos nucifera).
Hewan vertebrata di sekitar kampus misalnya kucing liar (Felis catus), anjing
(Canis lupus familiaris), rusa (Cervidae), ayam (Gallus domesticus), dan burung
gereja (Passer domesticus). Hewan avertebrata seperti lalat (Sarcophaga sp.),
capung (Drosophila melanigaster), ulat penggulung daun pisang (Erionata thrax),
semut (Solenopsis invicta), rayap (Coptotermes curvignathus), dan belalang
(Atractomorpha crenulata).
Keseluruhan dari aspek tersebut dapat membentuk suatu individu,
populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer karena saling berinteraksi dengan
faktor abiotik.

Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengenali dan menyebutkan tumbuhan dan hewan di
sekitar kampus baik nama umum dan nama ilmiahnya.
2. Mahasiswa mampu mengenali dan menyebutkan berbagai jenis tanaman
dikotil dan monokotil dan hewan vertebrata dan avertebrata.
3. Mahasiswa mampu memahami definisi individu, populasi, komunitas,
ekosistem dan biosfer
Cara Kerja
1. Mahasiswa mengamati lingkungan dengan menghitung dan mencatat
makluk hidup yang ditemui disekitar kampus
2. Mahasiswa mengelompokkan masing-masing amatan yang ditemui
berdasarkan golongannya
3. Foto/Gambar keadaan amatan dengan membuat tabel dan keterangan

Lembar Kerja
No Gambar/Foto Taksonomi Ciri-ciri Keterangan
III. PENGENALAN MIKROSKOP DAN PENGGUNAANNYA

Berdasarkan sumber iluminasinya, mikroskop dibedakan menjadi dua kelompok


utama yaitu mikroskop elektron (Gambar 1) dan mikroskop cahaya. Dalam
kegiatan praktikum ini dan selanjutnya hanya akan digunakan mikroskop cahaya.
Mikroskop cahaya, menggunakan gelombang cahaya sebagai sumber
iluminasinya, terdiri atas mikroskop medan terang (bright filed), medan gelap
(dark field), kontras fase (phase contrast), dan pendar fluor (fluorescence).
Berdasarkan ukuran obyek yang diamati dan penampilan obyek yang diinginkan,
mikroskop cahaya dibedakan atas mikroskop majemuk (compound microscope)
dan mikroskop stereo (stereo microscope / dissecting microscope). Kedua jenis
mikroskop tersebut ada yang monokuler (hanya mempunyai satu lensa okuler) dan
ada juga yang binokuler (mempunyai dua lensa okuler) atau bahkan trinokuler.

Gambar 1. Mikroskop elektron

Mikroskop majemuk (Gambar 2) memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif,
lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler masing-masing
terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa obyektif (dekat dan
menghadap meja preparat) berfungsi untuk memperbesar bayangan pertama dari
obyek. Lensa ini terdiri atas 3 atau empat perbesaran, yaitu 4x, 10x, 40x, dan 100x
(tinggi minyak imersi). Lensa okuler (dekat dan menghadap mata pengamat)
berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif ,
dengan perbesaran maksimum yang dihasilkan dapat mencapai 1000x. Lensa
okuler ada yang terdiri atas satu lensa tunggal (monokuler) atau lensa ganda
(binokuler). Dalam penggunaan mikroskop majemuk, mikroba yang akan diamati
harus disiapkan dalam bentuk yang tipis seperti olesan atau usapan menggunakan
kaca slide atau kaca obyek (object glass) dan ditutup dengan kaca penutup (cover
glass/cover slip). Lensa kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-
lensa mikroskop lain.

Gambar 2. Mikroskop majemuk (compound/biological microscope):


monokuler (kiri) dan binokuler (kanan).

Mikroskop stereo (Gambar 3) merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa


digunakan untuk benda yang relatif besar atau tebal. Benda yang diamati dengan
mikroskop stereo tidak perlu disiapkan pada kaca preparat (gelas objek) karena
dapat langsung diletakkan pada meja preparat di bawah lensa obyektif sehingga
dapat terlihat secara tiga dimensi dengan perbesaran 7 hingga 30 kali. Sistem
lensa yang ada pada mikroskop stereo hanya dua lensa, tanpa lensa kondensor.
Seperti halnya pada mikroskop majemuk, lensa okuler pada mikroskop stereo ada
yang tunggal (monokuler), dua lensa (binokulter), maupun tiga lensa okuler
(trinokuler).
Selain lensa okuler dan objektif, bagian-bagian penting pada mikroskop antara
lain tabung mikroskop, tombol pengatur fokus kasar, pengatur fokus halus,
revolver, meja preparat (stage), kondensor, diafragma, penjepit objek glass,
cermin, dan dasar atau kaki penyangga mikroskop.

Gambar 3. Mikroskop stereo (stereoscopic/dissecting microscope):


binokuler (kiri) dan trinokuler (kanan).

Penggunaan Mikroskop Majemuk:


1. Siapkan preparat yang akan diamati dengan cara meletakkannya pada
permukaan gelas obyek bersih yang sudah diberi satu tetes air
2. Tutup spesimen tersebut dengan kaca penutup (coverglass), hindari
terbentuknya gelembung udara pada peparat, .
3. Letakkan preparat di atas meja pentas atau di bawah lensa obyektif mikroskop
majemuk.
4. Posisikan lensa dengan perbesaran terendah tepat di atas gelas obyek, dan
dengan mengamati dari samping turunkan lensa mendekati permukaan gelas
preparat sampai maksimum.
5. Jika gambar bayangan masih terlalu kecil, gunakan lensa dengan perbesaran
yang lebih tinggi/kuat dengan cara memegang dan memutar pangkal lensa
obyektif sampai pada posisi yang tepat (ada bunyi ‘klik”).
6. Dengan posisi mata pada lensa okuler, gunakan knop pemutar halus untuk
menaikkan posisi lensa sampai didapatkan gambar yang lebih jelas (fokus).
7. Amati dengan seksama dan gambar hasil yang anda amati di bawah
mikroskop (jangan lupa menyertakan perbesaran total yang digunakan)

Penggunaan Mikroskop Stereo:


1. Tempatkan mikroskop stereo beserta transformatornya, hubungkan dengan
sumber listrik.
2. Tekan tombol "ON" pada transformator, pergunakan voltase yang sesuai
dengan yang tercantum pada mikroskop.
3. Letakkan spesimen pada cawan petri.
4. Nyalakan lampu (pelu diingat bahwa lampu mempunyai umur tertentu
sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan keperluan saja).
5. Amati spesimen mula-mula dengan lensa mikroskop perbesaran rendah
kemudian dilanjutkan dengan perbesaran yang lebih tinggi.
6. Cari fokus dengan cara mengatur posisi lensa obyektif naik atau turun dengan
menggunakan knop pengatur fokus kasar
7. Setelah diperoleh bayangan yang fokus, pertajam fokus tersebut dengan
menggunakan knop pengatur halus.
8. Amati dengan seksama dan gambar hasil yang anda amati di bawah
mikroskop (jangan lupa menyertakan perbesaran total yang digunakan).

Catatan penting bagi asisten dan praktikan:


1. Pada mikroskop binokuler, usahakan menggunakan kedua mata terbuka untuk
mengamati obyek
2. Apabila sudah mendapatkkan fokus yang tepat pada perbesaran tetentu, misal
10x, dan ingin meningkatkan ke objektif dengan perbesaran yang lebih tinggi
(40x), maka posisi lensa maupun meja pentas tidak perlu dinaikkan atau
diturunkan untuk menghindarkan ujung lensa objektif membentur cover glass
karena masih terdapat sisa jarak antara cover glass dengan lensa objektif
3. Pada saat memindahkan mikroskop, peganglah lengan mikroskop dengan
tangan kanan, sedang tangan kiri digunakan untuk menyangga kaki
mikroskop.
4. Pilih meja dengan permukaan yang datar dan kuat untuk meletakkan
mikroskop
5. Pastikan bahwa voltase listrik yang anda gunakan sesuai untuk mikroskop.
6. Bersihkan semua kotoran yang ada pada mikroskop dengan menggunakan
kertas tissue, tetapi jangan sekali-kali mengusap bagian lensa. Bagian lensa
hanya boleh dibersihkan dengan tisu yang khusus untuk lensa.

Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pengenalan mikroskop dan penggunaannya ialah:
1. Mengenal berbagai jenis mikroskop
2. Mengenali bagian-bagian penting mikroskop serta masing-masing
fungsinya
3. Mengetahui prosedur penggunaan mikroskop secara baik dan benar

Alat dan Bahan


1. Mikkroskop majemuk
2. Mikroskop stereo
3. Alat tulis

Cara Kerja
1. Amati mikroskop yang ada di Laboratorium
2. Amati bagian-bagian dari mikroskop tersebut
3. Catat bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya
4. Catat perbedaan antara mikroskop majemukdan stereo
5. Foto atau gambar mikroskop tersebut

Lembar Kerja
Nama Mikroskop Foto/Gambar Fungsi Bagian- Perbedaan
Bagian mikroskop Mikroskop
Majemuk
Stereo
IV. PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN

Pendahuluan
Struktur tumbuhan terdiri dari dua sistem, yaitu sistem akar dan sistem pucuk.
Sistem akar terdiri dari organ akar, sedangkan sistem pucuk terdiri dari organ
batang, daun, dan bunga. Masing-masing organ tersebut memiliki fungsi yang
tidak dapat digantikan satu sama lain. Akar berfungsi sebagai penyerap air dan
unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Batang berfungsi sebagai penyangga
sehingga tumbuhan dapat berdiri tegak, mengangkut air dan zat hara dari akar
kedaun serta juga dapat berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Daun berfungsi sebagai tempat membuat makanan melalui proses fotosintesis,
tempat pertukaran gas melalui stomata, dan juga sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan, contohnya pada bayam dan kol.

Organisme tumbuhan tersusun dari sel, jaringan, organ, dan sistem organ. Sel
merupakan organisasi terkecil dari materil yang mengandung kehidupan.
Beberapa ahli biologi mengatakan adanya kehidupan didalam suatu partikel yang
lebih kecil dari sel yang terkecil di sebut virus. Sel gabus adalah jaringan yang
tersusun dari sel-sel parenkim gabus. Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus
dibentuk oleh kambium gabus atau felogen dan terletak disebelah bawah dari
jaringan epidermis. Epidermis adalah jaringan yang terletak paling luar pada
setiap organ tumbuhan (akar, batang dan daun, bunga, buah, dan biji) . Korteks
adalah letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat
sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan
parenkim

Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi
yang sama membentuk organ. Jaringan permanen dikategorikan menjadi tiga
kelompok utama: epidermis (jaringan pelindung, terdiri dari sel-sel yang
menyusun lapisan luar daun dan bagian-bagian tumbuhan yang masih muda),
jaringan pengangkut (menyusun xilem dan floem), dan jaringan dasar (mencakup
parenkim, klorenkim, kolenkim, dan sklerenkim).

Stomata merupakan bagian pada epidermis organ tumbuhan yang terdiri dari suatu
celah yang dikelilingi oleh sel khusus yang disebut sel penjaga. Stomata sangat
penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya
pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan sistem ruang antar sel yang berada
pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini menyebabkan stomata sangat
berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis. Stomata terdapat pada sisi atas
dan bawah daun, atau hanya pada permukaan bawah saja. Daun dengan
pertulangan menyirip seperti pada dikotil, stomatanya tersebar, sedangkan daun
dengan pertulangan sejajar, seperti pada Gramineae, stomatanya tersusun berderet
sejajar.

Tujuan Praktikum
1. Praktikan diharapkan mengetahui cara preparasi daun jagung, daun lebar
bawang, dan batang jagung
2. Dapat menunjukkan organel-organel objek yang diamati
3. Perbedaan bentuk stomata terbuka dan tertutup serta penyebarannya
4. Mengetahui bentuk sel bawang, sel gabus, dan stomata tanaman dikotil
dan monokotil

Alat dan Bahan


Mikroskop, kaca preparat, kutek putih , cover glass, selotip/lakban putih, tissue,
metilen blue, cutter, Bahan amatan (objek).......

Cara Praktikum
1. Sampel yang akan dijadikan objek disiapkan dan dibersihkan
2. Preparasi daun untuk pengamatan stomata
Daun diberi kuteks putih pada bagian belakang daun karena pada bagian
terebut paling banyak stomata. Pembubuhan kuteks tidak terlalu tebal,

10
10
tunggu hingga kering lalu tempelkan selotip putih sepanjang 3cm. Secara
perlahan selotip di lepas kemudian ditempelkan ke kaca preparat.
Objek siap diamati dibawah mikroskop.
3. Preparasi bawang merah
Bawang merah secara perlahan diambil kulit yag berwarna merah
menggunakan cutter dan pinset. Setelah diambil epidermis diletakkan pada
kaca preparat lalu ditetesi dengan metilenblue lalu ditimpa dengan cover
Glass. Objek Siap diamati dibawah mikroskop
4. Preparasi pengamatan sel gabus (batang singkong)
Sayat tipis gabus dengan menggunakan silet yang tajam. Letakkan diatas
kaca objek. Tetesi dengan air lalu tutup dengan cover glass. Objek Siap
diamati dibawah mikroskop

Tugas Praktikan
1. Gambar Manual Objek yang teramati pada pembesaran 40x
2. Sebutkan fungsi dari masing2 organel yang teramati
3. Sebutkan perbedaan dari bentuk dan posisi stomata C3, C4 dan CAM.
4. Sebutkan jenis-jenis stomata

Contoh hasil pengamatan di bawah mikroskop:

Stomata tanaman dikotil


Stomata Monokotil
Sel Gabus

Lembar Kerja

No Gambar/Foto Fungsi Keterangan


V. PENGAMATAN STRUKTUR HEWAN

Pendahuluan
Tubuh hewan tersusun atas banyak sel yang pada tempat tertentu sel-sel itu
membentuk jaringan, Contoh jaringan pada hewan adalah jaringan epitelium,
jaringan otot, dan jaringan tulang. Jaringan berkelompok bekerja bersama
melaksanakan fungsi tertentu membentuk suatu organ, misalnya organ jantung
dan hati. Beberapa jaringan organ bekerja bersama melaksanakan fungsi tertentu
membentuk sitem organ, misalnya sistem pencernaan, sistem transportasi, sistem
dan sistem reproduksi. Jaringan, organ, dan sistem organ bersama - sama
membentuk tubuh organisme.

Tujuan Praktikum
1. Mengetahui struktur hewan secara mikroskopi
2. Memahami fungsi dari masing-masing jaringan yang diamati

Cara Kerja
1. Siapkan preparat yang telah ditentukan
2. Amati di bawah mikroskop
3. Gambar atau foto objek yang ditemukan di bawah mikroskop

Jaringan Hepar

Tugas Praktikan
1. Mencari fungsi dari masing-masing sel yang diamati
2. Cari perbedaan sel hewan dan tumbuhan lainya
VII. DETERMINASI BUNGA

Pendahuluan

Determinasi tumbuhan bunga merupakan proses dalam menentukan nama


/ jenis tumbuhan bunga secara spesifik. determinasi bertujuan untuk mendapatkan
suatu spesies spesifik mungkin dan tepat sasaran, karena dalam proses
pemanfaatannya, tumbuhan memiliki berbagai jenis varietas yang kadang
membingungkan, digunakan untuk penelitian. untuk itulah, dibutuhkan suatu
acuan yang
mendetail untuk menentukan se spesifik mungkin suatu tumbuhan, agar
tepat sasaran dalam pemanfaatannya. Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan
pada banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun
anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat
kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh
kekerabatannya. Untuk dapat mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi
ataupun identifikasi, Determinasi merupakan upaya membandingkan suatu
tumbuhan bunga dengan satu tumbuhan bunga lain yang sudah dikenal
sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan).
Klasifikasi tumbuhan bunga pada dasarnya merupakan pembentukan
kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat
disusun ke dalam takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat
yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung
orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pengklasifikasian itu. Klasifikasi tumbuhan dapat diketahui dari morfologi
tumbuhan tersebut

Tujuan Praktikum
1. Mengetahui klasifikasi suatu tanaman bunga
2. Mengetahui perbedaan morfologi beberapa bunga
Alat-alat yang diperlukan antara lain:
1. Buku Determinasi Tumbuhan (Bagian Bunga)
2. Alat tulis

Bahan-bahan yang diperlukan sebagai berikut:


1. Bunga Bugenvil
2. Bunga Kaca Piring
3. Bunga Heliconia
4. Bunga Asoka

Cara kerja

1. Mengamati bunga dan bagian-bagiannya


2. Mengikuti langkah-langkah dalam Buku Determinasi Tumbuhan (Bunga)
dimulai dari ciri tanaman, akar, batang, daun, sampai bentuk bunga (bunga
sempurna/lengkap) samapi ditemukan klasifikasi (nama Famili-nya)

Tugas Praktikan

1. Jelaskan fungsi dari akar, batang, daun,dan bunga dari literatur (minimal 3
sumber)
VIII. HERBARIUM

PENDAHULUAN
Herbarium adalah bahan tanaman yang telah diawetkan yang berguna
untuk pengamtan diluar musim atau hanya sebagai koleksi saja. Definisi
Herbarium pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat
yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor
Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan
tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya
sebagai koleksi ilmiah (Ramadhanil, 2003).
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak
disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk
herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen
yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan
herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya
buah (Setyawan dkk, 2005).

Tujuan Praktikum
1. Praktikan diharapkan dapat memiliki keterampilan dan seni dalam
mengawetkan tanaman.
2. Praktikan dapat mengetahui metode pembuatan herbarium secara
konvensional dan modern menggunakan microwave
Cara kerja
1. Praktikan menentukan jenis bahan yang akan diawetkan. Sebaiknya bukan
dari tanaman sukulen seperti kaktus karena akan sulit untuk dikeringkan.
2. Daun, Bunga atau akar yang akan diawetkan dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan alkohol bukan air karena alkohol cepat menguap sedangkan
air akan menambah lama waktu pengeringan.
3. Jika bahan awetan berupa batang yang tebalnya lebih dari 0,3 cm maka
dapat dibelah bagian belakang agar cepat kering dan mudah pada saat akan
dilaminating
4. Jika menggunakan teknik pengawetan konvensional dapat menggunakan
tumpukan buku yang tebal. Bahan diletakkan didalam buku yang
sebelumnya dialasi oleh tissue kemudian dibiarkan selama 1 bulan (balik-
balik setiap minggu untunk mengecek apakah tissue rusak karena jamur
dll). Jika rusak segera ganti tissue tersebut agar jamur tidak merusak
awetan.
5. Jika menggunakan mikrowave. Bahan di letakkan di kaca mikrowave yang
telah dialasi oleh tissue atau kertas lalu heat in 1-5 menit.
6. Bahan yang telah kering sempurna setelah 1bulan untu awetan
konvensional dan 1-5 menit menggunakan mikrowave dapat di tempel
dikertas karton atau HVS sesuai selera.
7. Untuk menjaga agar awetan tetap pada posisi sebelum dilaminatng
sebaiknya beberapa titik disolasi/lem
8. Pemberian labeling dan deskripsi dilakukan pada bagian belakang sebelum
dilaminating berupa tanggal pengambilan, lokasi, nama herbarium serta
deskripsi mengenai awetan tersebut.
IX. DETERMINASI SERANGGA

Pendahuluan
Serangga merupakan golongan binatang yang gerbesar, kira-kira 75% dari
jumlah binatang yang hidup telah diketahui manusia adalah serangga. Serangga
ada yang menguntungkan manusia misalnya lebah, tetapi banyak yang sangat
merugikan karena merusak tanaman dan menyebarkan penyakit manusia dan
binatang ternak. Ukuran serangga cukup beragam, yang terkecil besarnya kurang
dari 0,25 mm, sedangkan yang terbesar mencapai 15-25 cm.
Secara morfologi tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga
bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya,
hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah
kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah
konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa suture yang menurut teori
evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami penyatuan. Torak
terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari + 9 ruas.
Caput merupakankepalaserangga yang berfungsisebagaitempatmelekatnyaantena,
mata majemuk, mata oseli, dan alat mulut. Berdasarkan posisinya kepala serangga
dibagi menjadi tiga, yaitu hypognathous, prognathous, dan ephistognathous.
Hypognathous apabila alat mulutnya menghadap ke bawah, contoh serangganya
adalah belalang Acrididae prognathous apabila alat mulutnya menghadap ke
depan, contoh serangganya adalah kumbang Carabidae dan ephistognathous
apabila alatmulutnya menghadap ke belakang, contoh serangga adalah semua
serangga ordo Hemiptera (Pedigdo, 1989).

Sesungguhnyatubuhseranggaterdiritidakkurang 20 ruas.
Enamruasterkonsolidasimembentukkepala, tigaruasmembentuktoraksdan 11
ruasmembentuk abdomen. Tidaksepertihalnya vertebrata,
seranggatidakmemilikikerangkadalam,
olehkarenaitutubuhseranggaditopangolehpengerasandindingtubuh yang
berfungsisebagaikerangkaluar (eksoskleton). Proses
pengerasandindingtubuhtersebutdinamakansklerotisasi.
Dindingtubuhataukulitseranggadisebut integument. Integument terdiriatassatu
lapis epidermis (yang dapatmenghasilkanlapisanluar yang keras), selput
(membran) dasardankutikula (Jumar, 2000).

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui taksonomi serangga.

Cara kerja
1. Amati spesimen insektarium yang kalian dapatkan
2. Gambar masing-masing amatan
3. Berikan klasifikasi dan tunjukkan bagaian-bagian dari masing-masing
organ amata tersebut dengan menggunakan buku determinasi serangga
Gambar Klasifikasi Keterangan
X. INSEKTARIUM

Insektarium ialah awetan serangga. Pembuatan insektarium bertujuan untuk


mempelajari taksonomi (identifikasi, deskripsi, dan klasifikasi) serangga,
mempelajari keanekaragaman, sejarah hidup, perilaku, ekologi, habitat, dan
distribusi serangga, sebagai materi pembanding identifikasi untuk membantu
program pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), dan untuk
keperluan pameran (display) dengan maksud memperkenalkan jenis-jenis
serangga di sekitar kita.

Berdasarkan cara penyimpanannya koleksi serangga dibedakan menjadi koleksi


kering dan basah. Koleksi kering berupa spesimen yang ditusuk jarum, spesimen
dalam kertas papilot (amplop kertas atau kantong plastik), dan spesimen awetan
slide (gelas kaca). Sedangkan koleksi basah merupakan spesimen yang diawetkan
di dalam alkohol 70% atau 80%.
Spesimen serangga yang dikumpulkan merupakan berupa koleksi mati dan dalam
keadaan utuh (lengkap). Spesimen hasil pengumpulan harus diproses secara
benar sesuai dengan kelompoknya. Proses yang dimaksud adalah mulai dari cara
mematikannya, membawa ke laboratorium sampai siap untuk diopset. Kesalahan
pemrosesan dapat menggagalkan pengumpulan koleksi yang bermutu. Kegagalan
sering terjadi karena kesalahan penggunaan bahan kimia untuk mematikan
serangga, penyimpanan sementara di lapangan dan pengepakan. Secara garis
besar tahap pemrosesan spesimen yaitu: mematikan, fiksasi, dan mengopset
(mounting), pengawetan, dan penyimpanan.

Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa memahami pentingnya pembuatan insektarium
2. Mahasiswa mampu membuat insektarium

Cara Kerja:
Pembuatan awetan basah:
1. Cari serangga yang akan diawetkan

20
20
2. Pastikan serangga tersebut utuh (lengkap)
3. Celupkan serangga ke dalam wadah yang yang berisi alkohol 70%,
kemudian tutup rapat
4. Cantumkan informasi (nama umum serangga, klasifikasi serangga, tanggal
koleksi, lokasi asal spesimen)

Pembuatan awetan kering:


1. Cari serangga yang akan diawetkan
2. Pastikan serangga tersebut utuh (lengkap)
3. Untuk mematikan serangga, masukan serangga ke dalam toples yang
sudah diberi kapas yang dibasahi kloroform
4. Siapkan suntikan yang berisi etanol atau alkohol (90%), lalu suntikan ke
bagian dada (thorax)
5. Selanjutnya, tancapkan serangga di gabus dengan menggunakan jarum
pentul
XI. ANALISIS VEGETASI

Pendahuluan
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis
dan hidup bersama-sama. Kumpulan dari berbagai jenis tumbuhan yang masing-
masing tergabung dalam populasi yang hidup dalam suatu habitat dan berinteraksi
antara satu dengan yang lain yang dinamakan komunitas. Analisis vegetasi
bertujuan untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta struktur (biomassa,
kerapatan tumbuh, pelapisan tajuk, dll) pada suatu vegetasi. Analisis tersebut
digunakan untuk mempelajari suatu komunitas tumbuhan.

Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme
lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai
keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan
vegetasi di tempat lain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Pengamatan
yang dilakukan di sekitar kampus meliputi faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik
antara lain tanaman dan hewan. Faktor abiotik yaitu suhu, intensitas cahaya
matahari, batu-batuan, tekstur tanah.

Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa memahami tentang analisis vegetasi
2. Mahasiswa memahami hubungan analisis vegetasi dengan faktor biotik
dan abiotik

Cara Praktikum

1. Tentukan lahan yang akan diamati (tanaman budidaya, semak belukar)


2. Ukur area tersebut dalam bentuk segi empat ukuran 1x1 m
3. Pagari area tersebut dengan menggunakan tali rafia
4. Amati unsur-unsur biotik dan abiotik yang ada di dalam area tersebut
(intensitas cahaya matahari, tumbuhan dan hewan apa saja yang ada di dalam
area tersebut, jenis tanah/batu/pasir)
5. Buat tabel pengamatan, bedakan berdasarkan tempatnya

Tugas Praktikan
1. Sebutkan fungsi analisis vegetasi berdasarkan literatur seperti jurnal atau
text book minimal 3 sumber pustaka!
XII. SELEKSI ALAM (EVOLUSI)

Pendahuluan
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi,
dan seleksi. Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme
menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan
menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang
menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan
ini.

Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil


sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk
hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan
punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya.

Tujuan Praktikum
1. Membuktikan bahwa evolusi dapat terjadi akibat proses seleksi alam dan
adaptasi.
2. Mengetahui dan memahami hubungan antara seleksi dan proses adaptasi.

Alat dan Bahan yang diperlukan sebagai berikut:


1. Kertas karton berwarna kuning, hitam, biru dan merah muda.
2. Gunting
3. Penggaris
4. Stopwatch
5. Tali Rafia
6. Wadah kertas

Cara Kerja
1. Potong kertas karton berwarna kuning, hitam, biru dan merah muda masing-
masing sebanyak 100 buah
2. Masukkan semua potongan kertas ke dalam wadah.
3. Campurkan secara merata kertas yang ada dalam wadah.
4. Ukur area tanah berumput seluas 1x1 meter dan beri batas menggunakan tali
rafia.
5. Sebarkan semua potongan kertas pada area tanah berumput yang sudah diukur
6. Setiap predator mengambil potongan daun tersebut selama satu menit secara
bergantian
7. Setiap setelah satu predator mengambil potongan kertas tersebut, catat jumlah
masing-masing kertas yang terambil pada lembar kerja.
8. Sebarkan kembali potongan kertas yang terambil ke area tanah berumput agar
jumlah potongan kertas kembali 100 buah.

Tugas Praktikan
1. Kertas warna apakah yang paling banyak terambil? Beri penjelasan mengapa
demikian!
2. Kertas warna apakah yang paling sedikit terambil? Beri penjelasan yang tepat!
3. Kertas warna apakah yang paling banyak tersisa? Beri penjelasan!
4. Kertas warna apakah yang paling sedikit tersisa? Beri penjelasan!
5. Bagaimana perbandingan jumlah kertas yang terambil maupun yang tersisa
untuk setiap urutan makin banyak atau sedikit? Mengapa terjadi demikian?
6. Dalam percobaan ini kertas menggambarkan apa? Pengambilan kertas
menggambarkan apa?
7. Apakah percobaan ini dapat mempermudah pemahaman anda tentang proses
seleksi alam dan adaptasi? Beri alasan!

Anda mungkin juga menyukai