Tim Penyusun
TATA TERTIB PRAKTIKUM
Halaman
PRAKTIKUM I. PENGENALAN MIKROSKOP DAN
PENGAMATAN SEL TUMBUHAN ........ 1
Dasar Teori
Bagian-bagian Mikroskop
1. Bagian Mekanis
1.1. Kaki dasar / basis: dapat berbentuak tapal kuda, persegi atau
bentuk yang lain.
1.2. Pilar, lengan dan engsel penggerak berfungsi untuk
mengatur kedudukan mikroskop sesuai keinginan.
Tujuan Praktikum
Bahan
Alat
4. Kain flanel.
5. Buku gambar dan alat tulis/pensil warna.
6. Lembar kerja, laporan sementara.
Prosedur Kerja
Memelihara Mikroskop
Pengukuran Mikroskopis/Mikrometer
Menggambar Hasil
Dasar Teori
Tujuan Praktikum
Bahan
Alat
Prosedur Kerja
PRAKTIKUM III
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR
Dasar Teori
c. Akar Pelekat
Akar pelekat tumbuh di sepanjang batang. Akar pelekat
terdapat pada tumbuhan yang tumbuh memanjang. Akar ini
berfungsi untuk melekatkan batang pada tembok maupun
tumbuhan lain. Tumbuhan yang mempunyai akar pelekat,
misalnya sirih.
d. Akar Tunjang
Akar tunjang merupakan cabang akar yang tumbuh tegak
lurus ke atas. Akar tunjang terlihat menyembul ke
permukaan tanah. Akar ini banyak celah digunakan untuk
masuknya udara. Selain itu, akar tunjang membantu
menopang berat pohon. Tumbuhan yang mempunyai akar
tunjang, misalnya kayu api dan gayam.
Tujuan Praktikum
Bahan
Alat
Prosedur Kerja
PRAKTIKUM IV
MORFOLOGI BUNGA DAN PROSES PENYERBUKAN
Dasar Teori
Tujuan Praktikum
Bahan
Alat
Prosedur Kerja
PRAKTIKUM V
MORFOLOGI BUAH DAN BIJI
Dasar Teori
Buah semu
Buah semu dapat dibedakan atas:
a. Buah semu tunggal, yaitu buah yang terjadi dari satu bunga
dengan satu bakal buah.
b. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari
satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian
masing-masing dapat tumbuh menjadi buah. Di samping itu
ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan
merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali
yang berguna).
c. Buah semu majemuk, yaitu buah semu yang terjadi dari
bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti
satu buah saja.
Buah Sejati
Buah sejati terdapat 3 golongan, yaitu:
a. Buah sejati tunggal, yaitu buah sejati yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi
satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau
banyak buah dengan satu atau banyak ruangan. Buah sejati
tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan yaitu:
(1) Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati
tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti
kulit yang kering.
(2) Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika
dinding buahnya menjadi tebal berdaging.
b. Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa
bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing
bakal buah menjadi satu buah. Menurut sifat masing-masing
buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat
dibedakan dalam:
(1) Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrid
Hort.). Dalam badan yang berasal dari dasar bunganya
yang berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah
kurung.
(2) Buah batu ganda. Pada jenis-jenis rubus (Rubus
fraxinifolius Poir.) bunga banyak bakal buah, yang
kemudian masing-masing tumbuh menjadi buah batu.
(3) Buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan
beberapa bakal buah yang masing-masing tumbuh
menjadi bumbung. Terdapat pada pohon cempaka
(Michelia champaka L.).
Tujuan Praktikum
Bahan
Alat
2. Buku gambar.
3. Alat tulis.
4. Kamera.
5. Lembar laporan sementara.
Prosedur Kerja
PRAKTIKUM VI
TATA LETAK DAUN PADA BATANG
Dasar Teori
Tujuan Praktikum
Bahan
Alat
Prosedur Kerja
PRAKTIKUM VII
PERKECAMBAHAN DAN PERBANYAKAN GENERATIF
Dasar Teori
Tujuan Praktikum
Bahan
Alat
Prosedur Kerja
Perkecambahan
PRAKTIKUM VIII
PERBANYAKAN VEGETATIF MELALUI DAUN DAN BATANG
Dasar Teori
Stek berasal dari kata stuk (bahasa Belanda) dan cuttage (Inggris)
yang artinya potongan. Sesuai dengan namanya, perbanyakan ini
dilakukan dengan menanam potongan pohon induk ke dalam media
agar tumbuh menjadi tanaman baru. Bagian tanaman yang
ditanam dapat berupa akar, batang, daun, atau tunas.
Stek batang umumnya dilakukan pada jenis tanaman yang
berkayu namun memiliki diameter batang yang tidak besar.
Banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak menggunakan stek
bagian batang. Contoh tanamannya adalah mawar, kembang
sepatu, melati, nilam, bougenvil dan sebagainya.
Stek daun dapat dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias
yang berbatang sukulen, berdaun tebal dan memiliki kandungan air
tinggi. Contohnya, begonia, sanseviera, violces, wijayakusuma,
Zamia curcas dan cocor bebek. Bahan stek dapat berupa daun utuh,
atau hanya berupa potongan-potongan daun, tergantung pada jenis
tanamannya.
Tujuan Praktikum
Bahan
Alat
Prosedur Kerja
PRAKTIKUM IX
MORFOLOGI SERANGGA
Dasar Teori
Tujuan Praktikum
Bahan
Alat
Prosedur Kerja
PRAKTIKUM X
MORFOLOGI HIFA, SPORA FUNGI DAN SEL BAKTERI
Dasar Teori
1. Secara Aseksual
Dalam perkembangbiakan secara aseksual, suatu individu baru
dihasilkan dari duplikat genetik “leluhur” tanpa kontribusi genetik
dari individu lain. Metode yang paling sederhana dari reproduksi
fungi secara aseksual ini adalah:
a. Fragmentasi talus (tubuh fungi). Dalam fungi yang berfilamen,
miselium dapat terpotong-potong menjadi beberapa segmen,
dan setiap segmennya dapat tumbuh menjadi individu baru.
b. Tunas (budding), adalah mekanisme reproduksi fungi secara
aseksual yang terjadi pada sebagian besar ragi (yeast) dan
beberapa fungi berfilamen. Dalam proses ini, tunas (sel anak)
tumbuh pada permukaan sel ragi atau hifa, dengan
sitoplasma yang tidak bersekat dengan sel induk. Nukleus
dari sel induk kemudian membelah diri, satu inti pindah ke
tunas, dan satunya lagi tetap pada sel induk. Sel induk dapat
memproduksi banyak tunas melalui permukaannya dengan
terus menerus mensintesis sitoplasma dan pembelahan inti.
Setelah tunas berkembang pada titik tertentu, meskipun
belum terpisah dari sel induk, sel tunas itu sendiri sudah dapat
Gambar 1. Sporangium
Konidia (konidiospora) adalah spora eksogen yang terbentuk pada
ujung hifa yang disebut konidiofor (Gambar 2). Spora aseksual ini
Konidia
Konidifor
Gambar 2. Konidia
2. Secara Seksual
Reproduksi fungi secara seksual terdiri dari tiga urutan tahap,
yaitu:
Plasmogami, merupakan penyatuan (fusion) sitoplasma dari
dua sel induk tanpa penyatuan inti, sehingga terdapat dua
inti haploid dalam satu sel.
Kariogami, merupakan penyatuan dua inti (haploid) sehingga
membentuk inti baru (zigot) yang diploid.
Meiosis, merupakan pembelahan sel yang mereduksi
kromosom menjadi setengahnya (diploid menjadi haploid).
Inti yang haploid dari meiosis ini umumnya dimasukkan ke
dalam spora yang disebut meiospora.
Fungi memiliki berbagai metode untuk menyatukan dua inti haploid
yang cocok. Beberapa memproduksi sel seksual (gamet) khusus
yang dilepaskan oleh gametangia yang kemudian menyatu, proses
ini disebut dengan konjugasi gametangia. Beberapa ada yang
melakukan kontak dua gametangia yang dapat dibedakan jenisnya
(antheridium dan arkegonium), proses ini disebut dengan kontak
gametangia. Kemudian dapat juga gamet jantan jatuh pada
Spora seksual adalah spora yang dihasilkan dari penyatuan dua inti
induk, sehingga terjadi variasi genetik yang sangat penting untuk
beradaptasi dengan lingkungan. Zigospora adalah spora yang
dihasilkan dari peleburan dua hifa yang cocok (Gambar 3). Contoh
Fungi yang menghasilkan spora ini adalah Rhizopus.
Gambar 3. Zigospora
Askospora merupakan spora yang terdapat atau diproduksi di
dalam askus (Gambar 4). Spora jenis ini khusus terdapat pada
fungi yang diklasifikasikan sebagai Ascomycota. Umumnya,
sebuah askus dapat mengandung delapan askospora, yang
merupakan hasil meiosis yang diikuti dengan mitosis.
Gambar 4. Askospora
Basidiospora merupakan spora yang dihasilkan oleh sel khusus
yang disebut basidium (Gambar 5). Basidiospora ini khusus
terdapat pada Fungi yang diklasifikasikan sebagai Basidiomycota.
Pada bagian bawah mangkok fungi Basidiomycota, terdapat jutaan
dari basidium ini. Sebuah basidium biasanya memiliki empat
basidiospora (kadang berjumlah dua atau delapan). Oleh karena
itu, sebuah fungi memiliki kemampuan untuk melepaskan miliaran
spora.
Gambar 5. Basidium-basidiospora
Lactophenol cotton blue (LCB) adalah pewarna yang digunakan
untuk membuat preparat semi permanen fungi/kapang. Komposisi
LCB diantaranya yaitu phenol untuk mematikan organisme hidup,
lactic acid untuk mengawetkan atau menjaga struktur kapang dan
cotton blue untuk mewarnai kitin dan selulosa pada dinding sel
kapang sehingga tampak berwarna biru.
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui teknik pewarnaan spora fungi
2. Mengetahui bentuk sel, hifa, miselia, dan spora dari kapang
(fungi)
3. Mengetahui cara membuat apusan bakteri
4. Mengetahui teknik pewarnaan Gram bakteri
5. Mengetahui bentuk sel dan sifat Gram bakteri
Bahan
Alat
1. Petridish.
2. Kaca penumpu.
3. Slide glass (gelas objek).
4. Cover glass (kaca penutup).
5. Jarum ose/ent.
6. Lampu spriritus.
7. Laminar air flow.
Prosedur Kerja
Sterilisasi Alat
1. Disiapkan petridish dan diletakkan di dalam petridish kertas
saring, kaca penumpu, slide glass dan cover glass.
2. Disterilkan petridish yang telah dibungkus dengan kertas.
3. Petridish yang sudah steril digunakan untuk membuat media
kubus untuk mengamati morfologi fungi.
DAFTAR PUSTAKA
Evert, R.F. 2006. Esau’s Plant Anatomy, 3rd Ed. Meristems, cell and
tissues of the plant body-their structure function and
development. Wiley-Intercience, New Jersey.