Anda di halaman 1dari 66

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-


Nya sehingga penyusunan Modul Praktikum Mata Kuliah Biologi
Pertanian ini dapat diselesaikan. Modul praktikum ini menjadi
pedoman dalam pelaksanaan praktikum Biologi Pertanian yang
merupakan salah satu mata kuliah wajib yang diambil oleh
mahasiswa Program Studi Agronomi, Agroekoteknologi, Agribisnis,
Ilmu Tanah dan Proteksi Tanaman di Fakultas Pertanian,
Universitas Lambung Mangkurat.
Dalam modul ini akan dipelajari berbagai bentuk morfologi
bagian-bagian tumbuhan, serangga, fungi dan bakteri serta
praktik dasar perbanyakan tanaman. Melalui pelaksanaan
praktikum diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami
prinsip-prinsip dasar yang telah diajarkan dalam kegiatan
perkuliahan.
Terimakasih diucapkan kepada semua Asisten Praktikum
Tahun 2023 yang telah membantu dalam penyusunan dan
pelaksanaan praktikum ini. Semoga modul ini bermanfaat dan
dapat memperlancar penyelenggaraan praktikum Biologi Pertanian,
Universitas Lambung Mangkurat.

Banjarbaru, 01 Februari 2023

Tim Penyusun
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Sebelum praktikum dimulai, praktikan diwajibkan untuk


mempersiapkan diri sebaik-baiknya terhadap materi praktikum
yang akan berlangsung.
2. Praktikan diwajibkan hadir 10 menit sebelum praktikum
dimulai untuk mengisi presensi yang disediakan.
3. Praktikan yang tidak dapat hadir diharuskan menyerahkan
surat keterangan dokter jika sakit atau surat permohonan izin
dari orang tua/wali. Apabila ketidakhadiran disebabkan karena
praktikan mengikuti suatu kegiatan, diminta untuk
menyerahkan surat izin dari penyelenggara kegiatan tersebut.
Keabsenan praktikan lebih dari 1 pertemuan tanpa izin/surat
sakit akan berdampak tidak dapat mengikuti UAP.
4. Praktikan diwajibkan mengenakan pakaian yang sesuai kode
etik (rapi, sopan, tidak ketat dll.).
5. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum dan merokok
selama praktikum berlangsung.
6. Praktikan diwajibkan memperhatikan penjelasan asisten dan
mengikuti keseluruhan acara praktikum dengan baik.
7. Praktikan diperkenankan untuk bertanya tentang hal-hal yang
tidak dipahami ketika berlangsungnya praktikum.
8. Pada setiap materi, akan diberikan pra/post-test.
9. Setiap praktikan wajib membuat laporan sementara dan
mengerjakan tugas materi sebelumnya sebagai syarat untuk
mengikuti pratikum materi selanjutnya.
10. Ujian praktikum akan diadakan setelah seluruh materi
praktikum selesai.
11. Nilai kelulusan akan ditentukan berdasarkan pra/post-test,
laporan sementara, nilai keaktifan dan nilai ujian akhir.
12. Bagi praktikan yang tidak memenuhi peraturan yang berlaku
akan dikenakan sanksi ringan atau berat yang akan
diumumkan kemudian.
13. Kontrol kehadiran praktikan meliputi presensi masing-masing
kelompok; asisten bertanya ke praktikan dengan sistem panggil;
tugas sementara dikumpul di akhir praktikum; dan mengulangi
penjelasan materi dari asisten dan berdiskusi.
14. Hal-hal yang belum tertuang dalam peraturan tata tertib ini
akan diatur lebih lanjut oleh koordinator praktikum.
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKTIKUM I. PENGENALAN MIKROSKOP DAN
PENGAMATAN SEL TUMBUHAN ........ 1

PRAKTIKUM II. MORFOLOGI DAUN ............................ 8

PRAKTIKUM III. MORFOLOGI BATANG DAN AKAR ..... 11

PRAKTIKUM IV. MORFOLOGI BUNGA DAN PROSES


PENYERBUKAN .................................. 18

PRAKTIKUM V. MORFOLOGI BUAH DAN BIJI ............ 22

PRAKTIKUM VI. TATA LETAK DAUN PADA BATANG..... 30

PRAKTIKUM VII. PERKECAMBAHAN DAN PERBANYAKAN


GENERATIF ....................................... 35

PRAKTIKUM VIII. PERBANYAKAN VEGETATIF MELALUI


DAUN DAN BATANG ........................... 41

PRAKTIKUM IX. MORFOLOGI SERANGGA .................. 45

PRAKTIKUM X. MORFOLOGI HIFA, SPORA FUNGI


DAN SEL BAKTERI ............................. 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 61


PRAKTIKUM I

PENGENALAN MIKROSKOP DAN PENGAMATAN SEL


TUMBUHAN

Dasar Teori

Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein =


melihat) merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan
laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat
bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang
berukuran sangat kecil (mikroskopis).
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop,
yaitu: bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif dan
lensa okuler. Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan
mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar,
penjepit kaca objek dan sumber cahaya.
Pada perkembangannya mikroskop mampu memberi
kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan
perkembangan sejarah mikrobiologi. Salah satu penggunaan
mikroskop yang paling sering adalah untuk pengamatan sel
organisme.
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana
yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk
hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan
berlangsung di dalam sel.
Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu
sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel organisme
eukariotik lainnya. Fitur-fitur berbeda tersebut meliputi vakuola
yang besar, dinding sel yang tersusun atas selulosa dan protein,
2

plasmodesmata, plastida terutama kloroplas yang mengandung


klorofil dan tidak berflagella.
Pada tumbuhan tingkat tinggi, epidermis adalah lapisan
jaringan luar, biasanya setebal satu lapis sel saja, yang menutupi
permukaan organ, seperti daun, batang, akar, dan bunga.
Epidermis biasanya tipis, tidak memiliki klorofil dan pada
permukaan yang menghadap ke luar terlapisi oleh kutin yang
menghasilkan kutikula atau lapisan malam.

Bagian-bagian Mikroskop

Gambar 1. Bagian Mikroskop Monokuler

1. Bagian Mekanis
1.1. Kaki dasar / basis: dapat berbentuak tapal kuda, persegi atau
bentuk yang lain.
1.2. Pilar, lengan dan engsel penggerak berfungsi untuk
mengatur kedudukan mikroskop sesuai keinginan.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

1.3. Meka benda: tempat untuk meletakkan benda / objek yang


akan diamati. Pada bagian tengah meja terdapat lubang yang
berpungsi untuk meloloskan cahaya dari cermin pemantul.
Di bawah meja terdapat sub-punggung yang melekat pada
kondensor yang berfungsi memfokuskan cahaya ke objek
yang diamati. Di bawah kondensor terdapat diafragma untuk
mengatur banyak dan sedikitnya cahaya yang diperlukan.
1.4. Sekrup penggerak sediaan/objek yang berfungsi untuk
menggerakkan objek ke muka dan ke belakang (sekrup atas)
menggerakkan sediaan ke kiri dan ke kanan (sekrup bawah).
1.5. Sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan
jumlahnya 2 buah atau menjadi satu yang mempunyai 2
fungsi yaitu sebagai pengatur atau penggerak kasar
(makrometer) dan halus (mikrometer).
2.2. Bagian Optik
2.1. Cermin berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber
cahaya ke objek yang diamati.
2.2. Lensa kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke
objek yang sedang diamati.
2.3. Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang
diperlukan saat sedang mengamati objek.
2.4. Lensa objektif yang letaknya dekat dengan sediaan
biasanya terdapat 2 atau 3 lensa yang dipasang sekaligus
pada mikroskop dengan 3 lensa objektif yaitu 4X, 10X dan
40X.
2.5. Lensa okuler terletak pada bagian atas tabung berdekatan
dengan mata apabila seseorang mengamati objek dengan
mikroskop. Lensa okuler biasanya mempunyai perbesaran
5X, 10X, 12,5X dan 15X.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

Tujuan Praktikum

1. Mengenali bagian-bagian mikroskop, jenis-jenis mikroskop, dan


fungsi bagian mikroskop serta dapat menggunakan dan
memelihara mikroskop dengan baik.
2. Mengamati dan mengenali bentuk sel/ jaringan mati dan hidup
tumbuhan.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan adalah:


1. Aquades
2. Preparat penampang melintang gabus batang ubi kayu
(Manihot utilisima).
3. Preparat penampang melintang tangkai daun sawi (Brassica
juncea L.).
4. Preparat penampang melintang batang bayam (Amaranthus
spp.).
5. Preparat penampang melintang rimpang kunyit (Curcuma
domestica L.).
6. Preparat penampang membujur daun Hydrilla verticillata L.

Alat

Alat yang digunakan adalah:


1. Mikroskop cahaya monokuler.
2. Kaca benda, kaca penutup, pinset, pipet tetes dan preparat.
3. Silet/Cutter.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
5

4. Kain flanel.
5. Buku gambar dan alat tulis/pensil warna.
6. Lembar kerja, laporan sementara.

Prosedur Kerja

Memelihara Mikroskop

1. Mikroskop harus selalu dibawa dan diangkat dalam posisi


tegak.
2. Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga jumlah
lensa objektif lemah berjarak ±1 cm dari atas meja benda.
3. Aturlah penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada posisi
tegak agar debu tidak banyak menempel.
4. Setiap akan menggunakan mikroskop, bersihkan lensa atau
bagian lainnya dengan kain lap bersih dari bahan halus
(flannel).

Mencari Bidang Penglihatan

1. Naikkan tabung menggunakan makrometer (pemutar kasar)


hingga lensa objektif tidak membentur meja/panggung bila
revolver diputar-putar.
2. Tempatkan lensa objektif pembesaran lemah (4X atau 10X)
dengan menggunakna revolver sampai berbunyi klik (posisi satu
poros dengan lensa okuler).
3. Bukalah diafragma sebesar-besarnya dengan menarik
tangkainya ke belakang.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
6

4. Aturlah bentuk cermin ke arah cahaya, hingga terlihat


lingkaran yang sangat terang di dalam lensa okuler, mikroskop
siap digunakan.

Mencari Bagian Sediaan

1. Naikkan tabung mikroskop menggunakan makrometer hingga


jarak antara lensa objektif dengan permukaan meja ± 3 cm.
2. Letakkan sediaan di tengah-tengah lubang meja benda.
3. Putarlah mikrometer ke belakang sampai penuh (perlahan dan
hati-hati).
4. Bidiklah penglihatan mata ke lensa okuler.
5. Untuk mendapatkan pembesaran yang kuat, putar revolver dan
lensa objektif yang sesuai.

Pengukuran Mikroskopis/Mikrometer

Untuk mengetahui ukuran objek yang diamati dengan


mikroskop dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang
disebut mikrometer objektif dan mikrometer okuler.

Menggambar Hasil

Hasil pengamatan terhadap mikroskop dapat dituangkan


dalam bentuk gambar, yang dilakukan dengan alat fotografi atau
dengan tangan (manual) disertai dengan judul dan keterangan.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
7

Pengamatan Sel/Jaringan Tumbuhan

1. Mengamati bentuk sel, bagian-bagian sel yang hidup dan


gambarkan hasil pengamatan yang dilakukan di bawah
mikroskop.
2. Melengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, buatlah
pembahasan hasil pengamatan dan kesimpulan.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
PRAKTIKUM II
MORFOLOGI DAUN

Dasar Teori

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh


dari batang, umumnya berwarna hijau (dominan mengandung
klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Fungsi daun bagi tumbuhan
adalah: pengambilan zat makanan (resorbsi), pengolahan zat
makanan (asimilasi), penguapan air (transpirasi) dan pernafasan
(respirasi).
Daun lengkap mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
upih daun/pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiole) dan
helaian daun (lamina). Sementara daun tidak lengkap adalah daun
yang tidak memiliki salah satu bagian pokok daun lengkap.
Mengenai susunan daun tidak lengkap ada beberapa
kemungkinan sebagai berikut:
1. Daun bertangkai: hanya ada tangkai dan helaian daun.
2. Daun berupih: hanya ada helaian daun dan pelepah.
3. Daun duduk: hanya ada helaian daun.
4. Daun semu: daun yang berkembang dari tangkai.
Daun majemuk adalah daun yang tangkainya bercabang-
cabang dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daun
sehingga pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun
sehingga disebut folium compositum yang disusum oleh ibu tangkai
daun (petiolus communis), tangkai anak daun (petiolus) dan anak
daun (folium). Sedangkan daun tunggal adalah daun yang tangkai
daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja yang disebut
dengan folium complex.
9

Daun majemuk ada bermacam-macam yaitu: daun


mejemuk menyirip (pinnatus), daun majemuk menjari (palmatus)
dan daun majemuk campuran (digito pinnatus). Pada daun
majemuk menjari dibagi lagi menjadi daun majemuk menjari
beranak 1, daun majemuk menjari beranak 2, daun majemuk
menjari beranak 3, daun majemuk menjari beranak 4, daun
majemuk menjari beranak 5 dan daun majemuk menjari beranak
banyak.

Tujuan Praktikum

1. Mengamati, mempelajari serta menggambarkan daun


sehingga dapat membedakan antara daun lengkap dan tidak
lengkap.
2. Membedakan daun tunggal dan daun majemuk.
3. Mengetahui fungsi daun dalam bidang pertanian.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:


1. Daun Colocasia esculenta.
2. Daun Mangifera indica.
3. Daun Saccharum officinarum / Zea mays.
4. Daun Gliricidia maculatum / Averrhoa carambola.
5. Daun Hevea brasiliensis.
6. Daun Citrus hystrix.
7. Daun Manihot utilisima.
8. Tanaman Sonchus arvensis / Aloe vera / Sanseviera sp.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai


berikut:
1. Alat tulis.
2. Pensil warna.
3. Lembar laporan sementara.

Prosedur Kerja

1. Menyiapkan bahan yang akan diamati.


2. Mengindentifikasi bagian-bagian daun untuk membedakan
antara daun lengkap, daun tidak lengkap, daun tunggal dan
majemuk.
3. Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan yang
jelas dan mencari klasifikasi masing-masing tanaman dan
memberikan hasil identifikasi pada masing-masing daun.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

PRAKTIKUM III
MORFOLOGI BATANG DAN AKAR

Dasar Teori

Morfologi dan Fungsi Batang

Batang (caulis) merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat


penting, mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh
tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh
tumbuhan.
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
berbentuk lain, tetapi selalu bersifat aktinomorf.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh
buku-buku dan tiap buku-buku terdapat daun.
c. Tumbuhnya ke atas menuju cahaya (bersifat fototrop atau
heliotrop).
d. Bertambah panjang di ujung.
e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya
tumbuhan tidak digugurkan, kecuali cabang atau ranting
yang kecil.
f. Tidak berwarna hijau, kecuali pada tumbuhan yang
umurnya pendek.
Fungsi batang adalah sebagai berikut:
a. Penyokong atau penopang.
b. Sarana transportasi atau pengangkut.
c. Tempat penyimpanan cadangan makanan.
d. Membantu proses pernapasan.
e. Alat perkembangbiakan.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

Berdasarkan tampak batang pada suatu tanaman, maka


tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak
berbatang (planta acaulis) dan tumbuhan yang berbatang jelas.
Pada tumbuhan yang berbatang jelas dapat dibedakan atas:
a. Batang basah (herbaceus).
b. Batang berkayu (lignosus).
c. Batang rumput (calmus).
d. Batang mendong (calamus).
Macam-macam bentuk batang:
a. Bulat (teres).
b. Bersegi (angularis): bersegi tiga (tringularis) dan bersegi
empat (quadrangularis).
c. Pipih : filokladia (phyllocladium) dan kladodia (cladodium).
Dilihat dari permukaannya batang tumbuh-tumbuhan juga
memperlihatkan sifat yang bermacam-macam, seperti:
a. Licin (laevis).
b. Berusuk (costatus).
c. Beralur (sulcatus).
d. Bersayap (alatus).
e. Berambut (pilosus).
f. Berduri (spinosus).
g. Memperlihatkan bekas-bekas daun.
h. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu.
i. Memperlihatkan banyak lentisel.
j. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak.
Arah tumbuh batang pada tumbuhan dibedakan atas 8 macam,
yaitu:
a. Tegak lurus (erectus).
b. Menggantung (dependens, pendulus).
c. Berbaring (humifusus).

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

d. Menjalar atau merayap (repens).


e. Serong ke atas atau condong (ascendens).
f. Mengangguk (nutans).
g. Memanjat (scadens).
h. Membelit (volubilis).
 Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis).
 Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis).
Bentuk percabangan pada batang umumnya dibedakan 3 macam
cara percabangan, yaitu:
a. Percabangan monopodial, jika batang pokok selalu tampak
jelas karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-
cabangnya.
b. Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan
karena dalam perkembangan selanjutnya dapat berhenti
pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat
pertumbuhannya dibandingkan cabangnya.
c. Percabangan dikotom atau menggarpu, dimana batangnya
setiap kali mencabang menjadi dua cabang yang sama
besarnya.
Arah tumbuh cabang adalah sebagai berikut:
a. Tegak (fastigiatus).
b. Condong ke atas (patens).
c. Mendatar (horizontalis).
d. Terkulai (declinatus).
e. Bergantung (pendulus).

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

Morfologi dan Fungsi Akar

Akar (radix) merupakan tempat masuknya air dan mineral dari


tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Akar juga berfungsi
untuk melekatkan dan menopang tubuh agar kokoh.
Pada tumbuhan tingkat tinggi sistem perakaran dapat dibedakan
menjadi dua, yakni akar serabut dan akar tunggang. Sistem akar
serabut terdapat pada golongan tumbuhan monokotil, seperti
padi dan jagung. Sistem perakaran tunggang terdapat pada
kelompok tumbuhan dikotil, seperti mangga, jambu dan nangka.
Sifat-sifat akar adalah sebagai berikut :
a. Umumnya di dalam tanah, arah tumbuh ke pusat bumi
(geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop).
b. Tidak berbuku-buku, tidak beruas, tidak mendukung
daun-daun atau sisik-sisik.
c. Warna keputih-putihan/kekuning-kuningan.
d. Ujung tumbuh lebih kecil dari pada batang.
e. Bentuk umumnya meruncing.
f. Menyerap air dan zat-zat lain dari tanah.
g. Dapat menjadi tempat penimbunan
makanan. Tugas-tugas akar adalah sebagai berikut:
a. Memperkuat berdirinya tumbuhan.
b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan.
c. Mengangkut air dan zat-zat makanan ke tempat-tempat
tubuh tumbuhan yang memerlukan.
d. Sebagai tempat penimbunan
makanan. Bagian-bagian akar terdiri atas:
a. Leher akar / pangkal akar (collum).
b. Ujung akar (apex radicis).
c. Batang akar (corpus radicis).

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

d. Cabang-cabang akar (radix lateralis).


e. Serabut akar (fibrilla radicalis).
f. Rambut-rambut akar / bulu-bulu akar (pilus radicalis).
g. Tudung akar (calyptra).
Menurut bentuknya, akar dibedakan menjadi akar tunggang dan
akar serabut. Akar tunggang memiliki akar pokok yang tumbuh
memanjang. Pada akar pokok terdapat akar lateral (samping) yang
tumbuh ke samping. Akar lateral merupakan cabang-cabang dari
akar pokok. Akar serabut membentuk kumpulan seperti serabut-
serabut tipis. Pada akar serabut tidak terdapat akar pokok yang
tumbuh memanjang dan tiap-tiap akar memiliki bentuk maupun
panjang yang hampir sama.
Pada beberapa tumbuhan terdapat akar-akar yang mempunyai
fungsi khusus. Akar seperti ini disebut akar semu antara lain:
a. Akar Gantung
Akar gantung tumbuh dari bagian atas batang dan tumbuh ke
arah tanah. Oleh karena itu, akar tersebut terlihat
menggantung di udara. Akar gantung ini berfungsi menyerap
uap air dan gas dari udara. Namun, bila telah mencapai tanah,
akar tersebut masuk ke dalam tanah dan berfungsi menyerap
air dan garam-garam mineral. Tumbuhan yang memiliki akar
gantung misalnya beringin.
b. Akar Napas
Akar napas tumbuh keluar dari batang bagian bawah. Akar
tersebut sebagian muncul di permukaan tanah dan sebagian
lagi di dalam tanah. Akar ini terlihat seperti menopang tegaknya
batang. Akar napas mempunyai banyak celah tempat
masuknya udara. Jadi, sesuai namanya akar napas berfungsi
untuk bernafas. Tumbuhan yang mempunyai akar napas,
misalnya bakau.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

c. Akar Pelekat
Akar pelekat tumbuh di sepanjang batang. Akar pelekat
terdapat pada tumbuhan yang tumbuh memanjang. Akar ini
berfungsi untuk melekatkan batang pada tembok maupun
tumbuhan lain. Tumbuhan yang mempunyai akar pelekat,
misalnya sirih.
d. Akar Tunjang
Akar tunjang merupakan cabang akar yang tumbuh tegak
lurus ke atas. Akar tunjang terlihat menyembul ke
permukaan tanah. Akar ini banyak celah digunakan untuk
masuknya udara. Selain itu, akar tunjang membantu
menopang berat pohon. Tumbuhan yang mempunyai akar
tunjang, misalnya kayu api dan gayam.

Tujuan Praktikum

1. Mengamati dan mengetahui berbagai sifat, fungsi, bentuk dan


struktur dari batang pada masing-masing tanaman.
2. Mengetahui berbagai sifat, tugas, bentuk dan bagian-bagian
dari akar pada masing-masing tanaman.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan untuk pengamatan adalah sebagai berikut:


1. Batang mawar (Rossa sp.).
2. Batang nangka (Artocarpus integra Merr.).
3. Batang mangga (Mangifera indica).
4. Batang bayam (Amaranthus sp.).

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

5. Batang teki-tekian (Cyperus rotundus).


6. Batang bambu (Bambusa sp.).
7. Batang sawi (Brassica juncea L.).
8. Batang jambu (Psidium guajava).
9. Simpodial (kangkung rawal)
10. Menggarpu (cabai)

Alat

Alat yang digunakan adalah:


1. Buku gambar.
2. Alat tulis.
3. Kamera.
4. Lembar laporan sementara.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Menyiapkan alat yang digunakan dan bahan yang akan
diamati.
2. Mengamati bagian-bagian batang dan akar tanaman.
3. Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan
yang jelas.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

PRAKTIKUM IV
MORFOLOGI BUNGA DAN PROSES PENYERBUKAN

Dasar Teori

Bunga (flos) adalah organ reproduksi seksual yang terdapat


pada tumbuhan berbunga. Pada bunga, terdapat beberapa bagian
organ reproduksi yaitu benang sari dan putik. Fungsi bunga adalah
sebagai media berkembangbiak, dimana gamet jantan dan betina
akan menyatu untuk menghasilkan biji.warna mahkota bunga
umumnya berwarna warni dan beragam.
Warna bunga yang mencolok ini berguna agar dapat memikat
kupu-kupu atau serangga lain untuk hinggap pada bunga tersebut.
Serangga yang hinggap inilah yang mempunyai peran dalam
membantu proses penyerbukan. Bunga dibagi menjadi dua
kategori berdasarkan kelengkapan bunga, yaitu bunga lengkap dan
bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang
mempunyai dasar bunga (receptaculum), tangkai bunga (pedicellus),
putik (pistil), benang sari (stamen), mahkota (petal) dan
kelopak (sepal), contohnya adalah bunga kembang sepatu.
Sedangkan bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki
salah satu dari enam bagian dasar bunga.
Berdasarkan kelamin bunga, bunga dibedakan menjadi dua
yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga
sempurna adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan betina
dalam satu bunga, biasanya juga disebut dengan bunga banci
(hemaprodit), contohnya adalah bunga mawar sedangkan bunga
tidak sempurna hanya memiliki satu kelamin saja pada bunga
atau berbeda bunga pada satu tanaman, contohnya adalah jagung
dan pepaya.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
1

Berdasarkan tipenya bunga dibagi menjadi bunga tunggal


dan bunga majemuk, dimana dikatakan bunga tunggal apabila
pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu bunga. Sedangkan
disebut bunga majemuk dimana pada satu tangkai bunga terdapat
beberapa bunga.
Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari lalu
menempel pada kepala putik sehingga terjadi proses pembuahan
sempurna pada bunga. Penyerbukan terbagi menjadi penyerbukan
alami dan buatan. Penyerbukan alami bisa terjadi dengan bantuan
serangga yang hinggap di bunga maupun dengan bantuan angin.
Sedangkan penyerbukan buatan biasanya dilakukan untuk
kebutuhan pemuliaan tanaman, penelitian maupun untuk
mendapatkan hasil dari tanaman yang sulit menyerbuk secara
alami.
Beberapa jenis penyerbukan adalah sebagai berikut:
1. Penyerbukan silang (allogamy) dimana serbuk sari jatuh lalu
menempel di kepala putik pada bunga di tumbuhan lain
namun masih sejenis.
2. Penyerbukan sendiri (autogamy) yaitu menempelnya serbuk
sari dari satu bunga pada kepala putik dari bunga itu sendiri.
3. Penyerbukan tetangga (geitonogamy) yaitu proses
menempelnya serbuk-serbuk sari dari satu bunga pada
kepala putik yang berada di bunga lain namun masih pada
satu tumbuhan.
4. Penyerbukan bastar (hybridogamy) yaitu proses penyerbukan
dimana serbuk sari jatuh ke kepala putik dari tumbuhan lain
yang masih satu keluarga tetapi berbeda varietas.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

Tujuan Praktikum

1. Mengetahui dan membedakan bunga sempurna dan tidak


sempurna, bunga lengkap dan tidak lengkap, fungsi bunga,
dan menggambarkan bagian-bagian bunga.
2. Mengetahui macam-macam penyerbukan dan proses
penyerbukan.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Bunga Hibiscus rosa-sinensis.
2. Bunga Bougainvillea spectabilis.
3. Bunga Carica papaya L. (bunga jantan, betna dan
hermaprodit).
4. Bunga Rosa sp.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Buku gambar.
2. Alat tulis.
3. Pensil warna.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Menyiapkan alat dan bahan.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

2. Mengamati bunga kemudian menentukan jenis bunga


berdasarkan kelengkapan, kelamin, warna dan bagian-bagian
bunga.
3. Menggambar bagian-bagian bunga tersebut.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

PRAKTIKUM V
MORFOLOGI BUAH DAN BIJI

Dasar Teori

Jenis dan Bagian-bagian Buah

Buah berfungsi sebagai pelindung bagi biji dan juga sebagai


tempat cadangan makanan. Buah pada tumbuhan umumnya
dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1. Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari
bakal buah beserta bagian-bagian lain bunga yang perlahan
menjadi bagian utama buah ini.
2. Buah sungguh atau buah sejati, yang melulu terjadi dari bakal
buah dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal,
bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.

Buah semu
Buah semu dapat dibedakan atas:
a. Buah semu tunggal, yaitu buah yang terjadi dari satu bunga
dengan satu bakal buah.
b. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari
satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian
masing-masing dapat tumbuh menjadi buah. Di samping itu
ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan
merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali
yang berguna).
c. Buah semu majemuk, yaitu buah semu yang terjadi dari
bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti
satu buah saja.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

Buah Sejati
Buah sejati terdapat 3 golongan, yaitu:
a. Buah sejati tunggal, yaitu buah sejati yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi
satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau
banyak buah dengan satu atau banyak ruangan. Buah sejati
tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan yaitu:
(1) Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati
tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti
kulit yang kering.
(2) Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika
dinding buahnya menjadi tebal berdaging.
b. Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa
bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing
bakal buah menjadi satu buah. Menurut sifat masing-masing
buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat
dibedakan dalam:
(1) Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrid
Hort.). Dalam badan yang berasal dari dasar bunganya
yang berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah
kurung.
(2) Buah batu ganda. Pada jenis-jenis rubus (Rubus
fraxinifolius Poir.) bunga banyak bakal buah, yang
kemudian masing-masing tumbuh menjadi buah batu.
(3) Buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan
beberapa bakal buah yang masing-masing tumbuh
menjadi bumbung. Terdapat pada pohon cempaka
(Michelia champaka L.).

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

(4) Buah buni ganda, seperti di atas, tetapi bakal buah


berubah menjadi buah buni. Misalnya srikaya (Annona
squamosa L.).
c. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu
bunga majemuk, yang masing-masing bunganya
mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah
tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu
buah saja. Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah
sejati majemuk dapat dibedakan atas:
(1) Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing
bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah
buni. Misalnya pada nenas (Ananas comosus Merr.).
(2) Buah batu majemuk, misalnya terdapat pada pandan
(Pandanus tectorius Sol.). Pada pandan, rangkaian bunga
betinanya setelah mengalami penyerbukan, berubah
menjadi batu majemuk, yang masih kelihatan sebelah
luarnya. Kelompok buah tersebut merupakan kumpulan
banyak buah.
(3) Buah kurung majemuk, misalnya pada buah matahari
(Helianthus anmus L.). Bunga tumbuhan ini terdiri atas
bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subur di
tengah. Dikarenakan tiap bunga yang subur itu setelah
penyerbukan pembuahan berubah menjadi sebuah buah
kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi
suatu buah kurung majemuk.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

Dinding buah seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga


lapisan yaitu:
1. Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), lapisan tipis, tetapi
kuat atau kaku seperti dengan permukaan yang licin.
2. Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau
berserabut, dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan
inilah yang dinamakan daging buah (sarcocarpium). Misalnya
pada mangga (Mangifera indica).
3. Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang
yang mengandung bijinya, cukup tebal dan keras. Misalnya
pada kenari (Canarium commune L.) dan kelapa (Cocos nucifera
L.).
Bagian-bagian buah terdiri atas:
1. Tangkai buah, berfungsi untuk mengabungkan buah dengan
batang.
2. Kulit buah, merupakan bagian terluar buah, fungsinya
untuk melindungi daging buah.
3. Daging buah, fungsinya sebagai pelindung biji dan sebagai
cadangan makanan.

Definisi dan Bagian-bagian Biji

Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di


dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga.
Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian
yang diikuti oleh pembuahan. Biji (bahasa Latin: semen) adalah
bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Dari
sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil
yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi
kurang sesuai untuk pertumbuhan.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

Pada umumnya, struktur anatomi biji adalah sebagai berikut:


a. Kulit biji : terletak di bagian luar dan melapisi seluruh
bagian biji.
b. Hipokotil : bagian bawah aksis (pangkal) yang melekat
pada kotiledon.
c. Radikula : bagian ujung (terminal).
d. Epikotil : bagian atas (pangkal).
e. Plumula : bagian ujung, yaitu pucuk dengan sepasang
daun.
f. Kotiledon: bagian cadangan makanan.

Kulit biji (spermadermis), terletak paling luar yang berasal dari


intergumen ovule yang mengalami modifikasi selama pembentukan
biji berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam
pembentukan kulit biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian
besar dari jaringan intergumen itu dihancurkan dan diserap oleh
jaringan berkembang lain dari biji itu.
Umumnya kulit biji pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)
terdiri dari dua lapis, yaitu:
1. Lapisan kulit luar (testa) yang berfungsi sebagai pelindung
utama dari bagian dalam biji. Lapisan ini mempunyai
bentuk yang bervariasi, ada yang tipis, kaku seperti kulit,
namun ada juga yang keras seperti kayu atau batu.
2. Lapisan kulit dalam (tagmen), dimana lapisan ini lebih tipis
seperti selaput dan lebih dikenal dengan kulit ari.
Sementara pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) terdapat
tiga lapisan kulit biji, yaitu:
1. Kulit luar (sarcotesta). Kulit yang tebal dan berdaging serta
mengalami perubahan warna dari muda hingga tua.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

2. Kulit tengah (sclerotesta). Kulit yang kuat dan keras,


berkayu dan menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada
buah batu.
3. Kulit dalam (endotesta). Lapisan kulit ini biasanya melekat
pada bagian biji dan berbentu seperti selaput tipis.
Inti biji (nucleus seminis) terdiri dari:
1. Cadangan makanan, merupakan kandungan yang ada
dalam biji, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Biji
yang sedikit atau bahkan tidak ada cadangan makanan
disebut biji eskalbumin. Cadangan makanan mempunyai 2
tipe dinding sel, yaitu:
- Dinding tipis : cadangan makanannya
disimpan di dalam selnya.
- Dinding tebal : cadangan makanannya
disimpan di dinding selnya.
2. Embrio adalah calon tanaman baru yang terjadi dari
bersatunya gamet jantan dan betina pada proses
tumbuhan. Embrio terdiri dari:
a. Radikula (akar lembaga atau calon akar)
- Dikotil : berkembang menjadi akar tunggang.
- Monokotil : berkembang menjadi akar serabut.
b. Cotyledon (daun lembaga)
Merupakan daun kecil yang terletak di bawah daun pertama
kecambah.
c. Cauliculus (batang lembaga)
- Ruas batang di atas daun lembaga (internodium
epicotylum).
- Ruas batang di bawah daun lembaga
(internodium hypocotylum).

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

Tali pusar (funiculus), merupakan bagian yang menghubungkan biji


dengan plasenta. Tali pusar adalah bagian biji berbentuk
menyerupai tangkai yang menghubungkan biji dengan tembuni.
Bila biji masak, biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya ini,
dan pada biji hanya tampak bekasnya saja atau yang lebih dikenal
dengan istilah pusar biji.

Tujuan Praktikum

a. Mengetahui, mengidentifikasi dan dapat menggambarkan


buah beserta bagian-bagiannya.
b. Mengetahui, mengidentifikasi dan dapat menggambarkan
bagian-bagian biji dan fungsinya.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:


1. Buah mangga (Mangifera indica).
2. Buah strawberi (Fragaria ananassa).
3. Buah nanas (Ananas comosus Merr.).
4. Polong kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
5. Biji jagung (Zea mays).
6. Biji nangka (Artocarpus integra Merr.).

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:


1. Pisau.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
2

2. Buku gambar.
3. Alat tulis.
4. Kamera.
5. Lembar laporan sementara.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum ini sebagai berikut:


4. Menyiapkan alat yang digunakan dan bahan yang akan
diamati.
5. Pada pengamatan morfologi biji, masing-masing biji
dibelah melintang atau vertikal.
6. Mengamati bagian-bagian buah dan biji tanaman.
7. Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan
yang jelas.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

PRAKTIKUM VI
TATA LETAK DAUN PADA BATANG

Dasar Teori

Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut


buku batang (nodus). Bagian ini seringkali tampak sebagai bagian
batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai
suatu cincin, seperti pada bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum
officinarum L.) dan semua rumput pada umumnya.
Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata
letak daun. Cara untuk mengetahui bagaimana tata letak daun
pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah
daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang, yang
kemungkinannya adalah:

A. Pada setiap buku batang hanya terdapat satu daun


Pada setiap buku batang hanya terdapat satu daun
dinamakan dengan folia sparsa (tersebar). Walaupun dinamakan
tersebar, apabila diteliti justru ditemukan adanya hal-hal yang
bersifat beraturan. Jika pada suatu tumbuhan, batangnya
dianggap mempunyai bentuk silinder, maka buku-buku batang
sebagai lingkaran-lingkaran dengan jarak yang teratur pada silinder
tadi, dan tempat duduk daun adalah suatu titik pada lingkaran itu.
Ketika kita menjadikan satu titik (tempat duduk daun) sebagai
suatu titik tolak kemudian bergerak mengikuti garis yang ada di
atasnya dengan jarak terpendek, demikian seterusnya, kita akan
sampai pada garis vertikal di atas pangkal tolakan yang pertama.
Kejadian seperti ini akan terus berulang kembali, walaupun kita
menggunakan daun yang lain sebagai titik tolak.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

B. Pada setiap buku batang terdapat dua daun yang berhadapan


Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan
(terpisah oleh jarak sebesar 180o). Pada buku-buku batang
berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang
dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun yang
demikian ini dinamakan: berhadapan-bersilang (folia opposita
atau folia decussata), contoh pada mengkudu (Morinda citrifolia
L.), soka (Ixora poludosa Kurz.), dan lain-lain.
C. Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun
Tata letak daun dimana pada setiap buku batang terdapat
lebih dari dua daun dinamakan berkarang (Folia verticillata).
Ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.),
alamanda (Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander
L.). Pada tumbuhan dengan tata letak daun berhadapan dan
berkarang tak dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi juga
duduk daun yang demikian dapat juga diperlihatkan adanya
ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-daun yang tegak
lurus satu sama lain.

Bagan (skema) dan Tata Letak Daun

Tata letak daun pada batang ditempuh dengan dua jalan:


- Membuat bagan atau skema letaknya daun
Bagan tata letak daun
Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya
digambar membujur ortostikortostiknya demikian pula buku-buku
batangnya. Daun-daun digambar sebagai penampang melintang
helaian daun yang kecil. Pada bagan akan terlihat misalnya pada
daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1, 6, 11, dst atau

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang


sama.
- Membuat diagram
Diagram tata letak daun atau disingkat diagram daun
Cara untuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus
dipandang sebagai kerucut yang memanjang, dengan buku-buku
batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang sempurna. Pada
setiap lingkaran berturut-turut dari luar kedalam digambarkan
daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri nomor
urut. Dalam hal ini perlu diperhatikan, bahwa jarak antara dua
daun adalah 2/5 lingkaran, jadi setiap kali harus meloncati satu
ortostik. Spiral genetikya dalam diagram daun akan merupakan
suatu garis spiral yang putarannya semakin keatas digambar
semakin sempit.

Spirostik dan Parastik

Garis-garis ortostik yang biasanya lurus ke atas, dapat mengalami


perubahan arah karena pengaruh bermacam faktor. Garis-garis
ortostik dapat menjadi garis spiral yang tampak melingkari batang
pula. Dalam keadaan yang demikian spiral genetik sukar untuk
ditentukan, dan letak daun pada batang mengikuti ortostik yang
telah berubah menjadi garis spiral tadi, keadaan ini dinamakan
spirostik. Spirostik terjadi karena pertumbuhan batang tidak lurus
tetapi memutar. Akibatnya ortostiknya ikut memutar dan berubah
menjadi spirostik. Tumbuhan yang memperlihatkan sifat demikian,
misalnya:
- Pacing (Costus spesiousus Smith), yang mempunyai satu
spiriotik, hingga daun-daunnya tersusun seperti anak tangga
pada tangga yang melingkar.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

- Bupleurum falcatum, yang mempunyai dua spiriotik.


Pandan (Pandanus tectoris Sol.) yang memperlihatkan tiga
spiriotik.
Pada tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, seperti kelapa
sawit (Elaeis guinensis), duduk daunnya seakan-akan menurut
garis-garis spiral ke kiri atau ke kanan. Tampaknya lalu ada dua
spiral ke kiri dan ke kanan. Garis-garis spiral ini disebut: parastik.
Juga garis-garis spiral yang tampak pada buah nenas yang
menunjukkan aturan letak mata-mata pada buah nenas tadi
adalah parastik-parastik.

Tujuan Praktikum

1. Mengenal berbagai tata letak daun pada batang.


2. Menentukan rumus daun.
3. Menggambar bagan dan diagram daun.
4. Mengetahui fungsi daun bagi pertanian dalam tata letak
daun.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan adalah:


1. Morus alba / Manihot utilissima.
2. Kalanchoe pinnata.
3. Pleomele angustifolia.
4. Allamanda cathartica.
5. Rossa sp.

Alat

Alat yang digunakan adalah:


1. Alat tulis.
2. Lembar laporan sementara.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Amati bagian-bagian daun tata letak duduk daun.
2. Gambarkan bagan tata letak daun yang diamati dan
gambarkan diagram batang.
3. Tentukan rumus tata letak daun dan sudut divergensi dari
masing-masing tanaman yang diamati.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

PRAKTIKUM VII
PERKECAMBAHAN DAN PERBANYAKAN GENERATIF

Dasar Teori

Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu


tumbuhan, khususnya tumbuhanan berbiji. Dalam tahap ini,
embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman
mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia
berkembang menjadi tumbuhan muda. Proses pertumbuhan
embrio dan komponen-komponen dalam biji menjadi tumbuhan
muda ini dikenal sebagai perkecambahan.
Setelah kecambah dihasilkan, selanjutnya kecambah akan
berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sudah mempunyai akar,
batang dan daun. Perkecambahan pada tumbuhan hanya terjadi
apabila biji berada dalam lingkungan yang sesuai. Tersedianya air
dalam jumlah yang cukup, suhu yang optimum untuk kerja enzim,
udara yang cukup, cahaya dan kelembapan merupakan beberapa
syarat penting terjadinya perkecambahan.

Tipe Proses Perkecambahan

Perkecambahan benih atau biji yang terjadi melalui 2 tipe proses,


yaitu:
1. Proses fisika pada perkecambahan diawali dengan
penyerapan air oleh biji hingga setiap selnya terisi cukup air.
Adanya pasokan air menyebabkan komponen-komponen
dalam selnya mulai bekerja. Biji menyerap air dari
lingkungannya karena potensi air pada biji lebih rendah.
Secara fisiologi, proses perkecambahan ini berlangsung

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

dalam beberapa tahapan penting yang meliputi: absorbsi air,


metabolisme pemecahan materi cadangan makanan, transpor
materi hasil pemecahan dari endosperm ke embrio yang aktif
tumbuh, proses-proses pembentukan kembali materi-materi
baru, respirasi, serta pertumbuhan.
2. Proses kimia melibatkan hormon dan enzim. Ketika biji
memiliki pasokan air yang cukup, biji akan mengembang dan
menyebabkan kulit biji pecah. Setelah itu, embrio akan aktif
melepaskan hormon giberelin yang berperan dalam sintesis
enzim. Enzim yang dihasilkan menghidrolisis cadangan
makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma
sehingga menghasilkan molekul kecil yang kemudian diserap
oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit
tanaman.

Tahapan Proses Perkecambahan

Benih dikatakan berkecambah apabila sudah dapat dilihat atribut


perkecambahannya yaitu plumula dan radikula yang kemudian
tumbuh normal dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan.
Proses perkecambahan ini bisa berupa suatu proses metabolisme
yang terdiri dari proses katabolisme dan anabolisme dimana pada
katabolisme terjadi proses terjadi perombakan cadangan makanan
sehingga menghasilkan energi ATP, sedangkan pada anabolisme
terjadi sintesa senyawa protein untuk pembentukan sel-sel baru
pada embrio. Kedua proses ini terjadi secara berurutan pada
tempat yang berbeda. Tahap awal metabolisme untuk tumbuh
benih dapat diungkapkan sebagai 3 proses, yaitu:
1. Perombakan bahan cadangan.
2. Translokasi dari bagian benih ke satu bagian yang lain.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

3. Sintesa bahan-bahan yang baru.


Adapun tahapan proses perkecambahan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Tahap pertama dimulai dengan penyerapan air oleh benih,
melunaknya kulit benih dan hidrasi oleh protoplasma.
2. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan sel-sel dan enzim-
enzim serta naiknya tingkat respirasi benih.
3. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian
bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi
bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-
titik tumbuh.
4. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah
terurai di daerah maristematik untuk menghasilkan energi
dari kegiatan pembentukan komponen dalam pertumbuhan
sel-sel baru.
5. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui
proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada
titik-titik tumbuh. Pertumbuhan kecambah ini tergantung
pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permeabel
terhadap air dengan tekanan osmosis tertentu. Serapan air dan
berbagai proses biokimia yang berlangsung pada benih pada
akhirnya akan tercermin pada pertumbuhan dan perkembangan
kecambah menjadi tanaman muda (bibit), kecuali jika benih
tersebut dalam keadaan dorman.

Tipe Perkecambahan Berdasarkan Letak Kotiledon Biji

Tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur


kecambah yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki struktur biji yang


berbeda atau berdasarkan letak kotiledonnya, maka
perkecambahan dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Epigeal. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di
permukaan tanah. Hal itu terjadi karena adanya
pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga
(hipokotil) sehingga daun lembaga dan kotiledon terangkat ke
atas tanah.
2. Hipogeal. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon berada di
bawah tanah. Hal itu terjadi karena adanya pembentangan
ruas batang di atas daun lembaga (epikotil) sehingga daun
lembaga terangkat ke atas tanah tetapi kotiledonnya tetap
berada di dalam tanah.
Kedua tipe perkecambahan di atas terjadi pada tipe proses
perkecambahan yang berlangsung melalui serangkaian proses
biokimia. Perkecambahan merupakan salah satu tahapan
pertumbuhan yang terjadi pada perbanyakan generatif.

Tujuan Praktikum

1. Melakukan perbanyakan tanaman secara generatif


menggunakan benih dari beberapa jenis tanaman.
2. Mengetahui tipe perkecambahan biji, proses perkecambahan
dan mengetahui keadaan morfologi kecambah dari berbagai
jenis biji.
3. Menggambarkan bagian-bagian dari kecambah yang tumbuh.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
3

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan untuk pengamatan adalah sebagai berikut:


1. Biji jagung (Zea mays).
2. Biji kacang hijau (Vigna radiata).
3. Biji jeruk.
4. Media: tanah, pupuk kandang dan sekam.
5. ZPT: Golden Gibb atau sejenis
6. Air.

Alat

Alat yang digunakan adalah:


1. Buku gambar.
2. Alat tulis.
3. Cutter.
4. Gelas air mineral.
5. Lembar laporan sementara.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

Prosedur Kerja

Perkecambahan

1. Masing-masing benih direndam selama 24 jam.


2. Menyiapkan media perkecambahan berupa campuran tanah
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
3. Menyiapkan wadah perkecambahan berupa gelas air mineral
yang di bagian bawahnya dilubangi dan diisi dengan media
perkecambahan.
4. Mengecambahkan benih 3 jenis tanaman dadah
perkecambahan masing-masing 2 benih per wadah.
5. Menjaga kelembaban dan mengamati perkecambahan selama
1 minggu.
6. Benih yang berkecambah salah satunya diambil dan secara
berhati-hati dibersihkan dari media yang menempel.
7. Mengamati tipe perkecambahan dari masing-masing benih.
8. Menggambarkan dan menentukan bagian-bagian kecambah
(radikula, plumula, hipokotil, epikotil) dari masing-masing
benih.
9. Pada kecambah yang lain, tetap dipelihara pada media tanam
sebagai bahan perbanyakan generatif selama 8 minggu.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

PRAKTIKUM VIII
PERBANYAKAN VEGETATIF MELALUI DAUN DAN BATANG

Dasar Teori

Perbanyakan tanaman (plant propagation) adalah proses


menciptakan tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian
tanaman, seperti biji, stek, umbi, dan bagian tanaman lainnya.
Tujuan utama dari pembiakan tanaman adalah untuk mencapai
pertambahan jumlah, memelihara sifat-sifat penting dari tanaman
dan juga untuk mempertahankan eksistensi jenisnya. Ada dua cara
perbanyakan tanaman, yaitu:
1. Perbanyakan secara seksual atau generatif.
Perbanyakan secara seksual atau generatif adalah proses
perbanyakan dengan menggunakan salah satu bagian dari
tanaman, yaitu biji. Biji adalah organ tanaman yang terbentuk
setelah terjadinya proses fertilisasi (menyatunya/ meleburnya
gamet jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap sebagai
tanaman mini karena di dalamnya sudah terdapat bagian-bagian
tanaman yang tersusun dalam massa yang kompak.
2. Perbanyakan secara aseksual atau vegetatif.
Perbanyakan secara aseksual atau vegetatif adalah proses
perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian
tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, ranting, pucuk, umbi
dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan
induknya. Prinsip dari perbanyakan vegetatif adalah merangsang
tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang
menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun
sekaligus. Perbanyakan tanaman dengan vegetatif dapat dilakukan
dengan berbagai cara dan salah satunya adalah dengan stek.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

Stek berasal dari kata stuk (bahasa Belanda) dan cuttage (Inggris)
yang artinya potongan. Sesuai dengan namanya, perbanyakan ini
dilakukan dengan menanam potongan pohon induk ke dalam media
agar tumbuh menjadi tanaman baru. Bagian tanaman yang
ditanam dapat berupa akar, batang, daun, atau tunas.
Stek batang umumnya dilakukan pada jenis tanaman yang
berkayu namun memiliki diameter batang yang tidak besar.
Banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak menggunakan stek
bagian batang. Contoh tanamannya adalah mawar, kembang
sepatu, melati, nilam, bougenvil dan sebagainya.
Stek daun dapat dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias
yang berbatang sukulen, berdaun tebal dan memiliki kandungan air
tinggi. Contohnya, begonia, sanseviera, violces, wijayakusuma,
Zamia curcas dan cocor bebek. Bahan stek dapat berupa daun utuh,
atau hanya berupa potongan-potongan daun, tergantung pada jenis
tanamannya.

Tujuan Praktikum

1. Mengetahui teknik perbanyakan tanaman melalui daun dan


batang dengan cara stek.
2. Mengetahui cara pemeliharaan bibit hasil perbanyakan
secara vegetatif.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan untuk pengamatan adalah sebagai berikut:

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

1. Batang (salah satunya): mawar (Rosa sinensis) /


bougenvil (Bougainvillea spectabilis) / melati Jakarta
(Jasminum angulare).
2. Cocor bebek (Kalanchoe pinnata).
3. Air.
4. Media: tanah, pupuk kandang dan sekam.
5. ZPT: Golden Gibb atau sejenisnya.

Alat

Alat yang digunakan adalah:


1. Buku gambar.
2. Alat tulis.
3. Cutter atau gunting tanaman.
4. Gelas air mineral.
5. Lembar laporan sementara.

Prosedur Kerja

Perbanyakan melalui Daun

1. Daun dipotong dengan menggunakan cutter.


2. Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah : pupuk
kandang : sekam dengan perbandingan 1:1:1.
3. Menyiapkan wadah tanam berupa gelas air mineral yang di
bagian bawahnya dilubangi dan kemudian diisi dengan media
tanam.
4. Menanam 2 daun per media tanam.
5. Menjaga kelembaban dan memelihara selama 8 minggu.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

6. Mengamati pertumbuhan tunas dan akar pada masing-


masing stek daun.

Perbanyakan melalui Stek Batang

1. Batang dipotong dengan menggunakan cutter/gunting


tanaman.
2. Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah : pupuk
kandang : sekam dengan perbandingan 1:1:1.
3. Menyiapkan wadah tanam berupa gelas air mineral yang di
bagian bawahnya dilubangi dan kemudian diisi dengan media
tanam.
4. Menanam 1 batang per media tanam.
5. Menjaga kelembaban dan memelihara selama 8 minggu.
6. Mengamati pertumbuhan tunas dan akar pada masing-
masing stek batang.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

PRAKTIKUM IX
MORFOLOGI SERANGGA

Dasar Teori

Serangga adalah sebutan umum bagi kelompok hewan yang


termasuk dalam classis (kelas) insecta (dalam bahasa latin, insecti:
serangga), yang merupakan salah satu classis dari phylum (filum)
Arthropoda. Hewan yang termasuk classis insecta memiliki ciri
khusus yaitu kakinya berjumlah enam atau tiga pasang yang
menyebabkan disebut Hexapoda (Hexa: enam; podos: kaki).
Tubuh serangga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada
dan perut. Morfologi serangga secara umum dicontohkan dengan
belalang (Orthoptera) yaitu, kepala, toraks, abdomen, antena,
mata, tarsus, koksa, trokhanter, timpanum, spirakel, femur, tibia,
ovipositor dan serkus.
Berdasarkan ordonya, serangga dapat dibedakan menjadi beberapa
ordo, yaitu sebagai berikut:
1. Ordo Orthoptera (bangsa belalang).
2. Ordo Hemiptera (bangsa kepik).
3. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang).
4. Ordo Diptera (bangsa lalat / nyamuk).
5. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu-kupu / ngengat).
6. Ordo Odonata (bangsa capung).

Tujuan Praktikum

1. Mengenali berbagai macam bangsa serangga.


2. Mengetahui morfologi serangga.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan untuk pengamatan adalah sebagai berikut:


1. Capung.
2. Kupu-kupu.
3. Ngengat.
4. Belalang.
5. Kumbang.
6. Lalat.
7. Kepik.
Disiapkan insectarium dari praktikum matkul entomologi

Alat

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:


1. Alat tulis.
2. Buku gambar.
3. Lembar laporan sementara.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum ini sebagai berikut:


1. Siapkan bahan dan alat.
2. Mengamati bagian-bagian serangga.
3. Menggambar serangga serta bagian-bagiannya.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

PRAKTIKUM X
MORFOLOGI HIFA, SPORA FUNGI DAN SEL BAKTERI

Dasar Teori

Fungi atau jamur atau cendawan merupakan kelompok organisme


eukariot, kebanyakan multiseluler namun ada yang uniseluler
dengan ciri khas yaitu talusnya berupa benang-benang hifa yang
membentuk miselium dan memperoleh makanan dengan cara
menyerap zat organik secara langsung (bersifat heterotrof). Fungi
tersebar luas di alam, kebanyakan hidup bebas di darat dan di air.

Ciri dan Struktur Fungi

Golongan fungi memiliki ciri, yaitu:


 Tidak memiliki klorofil.
 Tubuhnya terdiri dari filamen atau benang bercabang-cabang
yang disebut hifa.
 Benang hifa berkumpul membentuk suatu anyaman masa
atau gumpalan yang disebut miselium.
 Cara hidupnya bersifat heterotrof, baik parasit ataupun
saprofit.
Adapun struktur dari fungi dapat dijelaskan sebagai berikut.
 Merupakan bagian vegetatif fungi yang berbentuk benang.
Hifa memiliki sel yang memanjang dengan jumlah nukleus
yang dipisahkan menjadi beberapa bagian oleh septa atau
septum.
 Merupakan cabang- cabang hifa yang terlihat seperti
anyaman.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian
4

 Hifa senositik. Merupakan hifa pada fungi yang tidak


memiliki sekat.
 Hifa monositik. Merupakan hifa pada fungi yang memiliki
sekat dengan satu inti sel.
 Hifa dikariotik. Merupakan hifa yang memiliki dua inti sel.
 Hifa haustoria. Merupakan hifa khusus pada fungi parasit
yang memiliki fungsi untuk menyerap makanan pada
inangnya.

Tipe Reproduksi Fungi

1. Secara Aseksual
Dalam perkembangbiakan secara aseksual, suatu individu baru
dihasilkan dari duplikat genetik “leluhur” tanpa kontribusi genetik
dari individu lain. Metode yang paling sederhana dari reproduksi
fungi secara aseksual ini adalah:
a. Fragmentasi talus (tubuh fungi). Dalam fungi yang berfilamen,
miselium dapat terpotong-potong menjadi beberapa segmen,
dan setiap segmennya dapat tumbuh menjadi individu baru.
b. Tunas (budding), adalah mekanisme reproduksi fungi secara
aseksual yang terjadi pada sebagian besar ragi (yeast) dan
beberapa fungi berfilamen. Dalam proses ini, tunas (sel anak)
tumbuh pada permukaan sel ragi atau hifa, dengan
sitoplasma yang tidak bersekat dengan sel induk. Nukleus
dari sel induk kemudian membelah diri, satu inti pindah ke
tunas, dan satunya lagi tetap pada sel induk. Sel induk dapat
memproduksi banyak tunas melalui permukaannya dengan
terus menerus mensintesis sitoplasma dan pembelahan inti.
Setelah tunas berkembang pada titik tertentu, meskipun
belum terpisah dari sel induk, sel tunas itu sendiri sudah dapat

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
4

menumbuhkan tunas baru dengan proses yang sama. Pada


akhirnya tunas terpisah dari sel induk dan menjadi individu
baru. Tunas yang terlepas dari hifa dari fungi berfilamen
berlaku seperti spora (berkecambah dan tumbuh menjadi hifa
baru), “spora” ini disebut dengan blastospora.
c. Spora aseksual fungi. Meskipun telah mempelajari fragmentasi
dan tunas, tetapi sebagian besar fungi berkembangbiak
dengan menghasilkan spora aseksual. Spora yang dihasilkan
secara aseksual seringkali dinamakan dengan mitospora, dan
spora-spora ini dihasilkan dengan berbagai macam cara.
Terdapat dua jenis utama dari spora aseksual, yaitu
sporangiospora dan konidia (konidiospora).

Sporangiospora adalah spora yang dihasilkan di dalam


sporangium (Gambar 1). Spora ini bersifat endogen karena
dihasilkan dan disimpan di dalam sporangium sampai matang dan
siap untuk disebarkan. Spora aseksual ini digunakan pada
reproduksi Fungi Chytridiomycota dan Zygomycota. Terdapat dua
jenis utama sporangiospora, yaitu zoospora (motil) dan aplanspora
(non-motil).

Gambar 1. Sporangium
Konidia (konidiospora) adalah spora eksogen yang terbentuk pada
ujung hifa yang disebut konidiofor (Gambar 2). Spora aseksual ini

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

digunakan pada reproduksi fungi Ascomycota dan Basidiomycota.


Terkadang spora yang dihasilkan dapat memiliki dinding tebal,
spora ini disebut dengan klamidospora atau klamidokonidia.

Konidia

Konidifor

Gambar 2. Konidia

2. Secara Seksual
Reproduksi fungi secara seksual terdiri dari tiga urutan tahap,
yaitu:
 Plasmogami, merupakan penyatuan (fusion) sitoplasma dari
dua sel induk tanpa penyatuan inti, sehingga terdapat dua
inti haploid dalam satu sel.
 Kariogami, merupakan penyatuan dua inti (haploid) sehingga
membentuk inti baru (zigot) yang diploid.
 Meiosis, merupakan pembelahan sel yang mereduksi
kromosom menjadi setengahnya (diploid menjadi haploid).
Inti yang haploid dari meiosis ini umumnya dimasukkan ke
dalam spora yang disebut meiospora.
Fungi memiliki berbagai metode untuk menyatukan dua inti haploid
yang cocok. Beberapa memproduksi sel seksual (gamet) khusus
yang dilepaskan oleh gametangia yang kemudian menyatu, proses
ini disebut dengan konjugasi gametangia. Beberapa ada yang
melakukan kontak dua gametangia yang dapat dibedakan jenisnya
(antheridium dan arkegonium), proses ini disebut dengan kontak
gametangia. Kemudian dapat juga gamet jantan jatuh pada

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

gametangia betina yang disebut dengan spermatisasi. Proses lain


namun paling jarang terjadi adalah penyatuan dua hifa yang
disebut dengan somatogami.

Spora Seksual Fungi

Spora seksual adalah spora yang dihasilkan dari penyatuan dua inti
induk, sehingga terjadi variasi genetik yang sangat penting untuk
beradaptasi dengan lingkungan. Zigospora adalah spora yang
dihasilkan dari peleburan dua hifa yang cocok (Gambar 3). Contoh
Fungi yang menghasilkan spora ini adalah Rhizopus.

Gambar 3. Zigospora
Askospora merupakan spora yang terdapat atau diproduksi di
dalam askus (Gambar 4). Spora jenis ini khusus terdapat pada
fungi yang diklasifikasikan sebagai Ascomycota. Umumnya,
sebuah askus dapat mengandung delapan askospora, yang
merupakan hasil meiosis yang diikuti dengan mitosis.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

Gambar 4. Askospora
Basidiospora merupakan spora yang dihasilkan oleh sel khusus
yang disebut basidium (Gambar 5). Basidiospora ini khusus
terdapat pada Fungi yang diklasifikasikan sebagai Basidiomycota.
Pada bagian bawah mangkok fungi Basidiomycota, terdapat jutaan
dari basidium ini. Sebuah basidium biasanya memiliki empat
basidiospora (kadang berjumlah dua atau delapan). Oleh karena
itu, sebuah fungi memiliki kemampuan untuk melepaskan miliaran
spora.

Gambar 5. Basidium-basidiospora
Lactophenol cotton blue (LCB) adalah pewarna yang digunakan
untuk membuat preparat semi permanen fungi/kapang. Komposisi
LCB diantaranya yaitu phenol untuk mematikan organisme hidup,
lactic acid untuk mengawetkan atau menjaga struktur kapang dan
cotton blue untuk mewarnai kitin dan selulosa pada dinding sel
kapang sehingga tampak berwarna biru.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

Bakteri. Bakteri berukuran mikroskopis, umumnya tidak berwarna


dan transparan sehingga tidak terlihat kontras dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, penting dilakukan suatu
pewarnaan menggunakan teknik tertentu. Fungsi pewarnaan
pada mikroba adalah
a). memberi warna pada sel atau bagian-bagiannya sehingga
kontras dan tampak lebih jelas,
b). untuk menunjukkan bagian-bagian struktur sel,
c). membedakan antar-mikroba dan
d). menentukan pH dan potensial oksidasi reduksi ekstraseluler dan
intraseluler (Jutono, dkk., 1980).
Pembuatan apusan bakteri merupakan tahap awal sebelum
dilakukan pewarnaan (Gambar 6). Pembuatan preparat bakteri atau
apusan bakteri yang paling banyak digunakan dalam pengecatan
bakteri adalah dengan membuat lapisan suspensi/pulasan bakteri
di atas gelas benda kemudian dikeringanginkan dan dilalukan
beberapa kali di atas api spirtus (Jutono dkk., 1980).
Dalam pembuatan pulasan bakteri yang siap diwarnai, perlu
dilakukan fiksasi terlebih dahulu yang bertujuan antara lain:
a). mencegah mengkerutnya globula-globula protein sel,
b). merubah afnitas cat,
c). mencegah terjadinya otolisis sel,
d).dapat membunuh mikroba secara cepat dengan tidak
menyebabkan perubahan-perubahan bentuk atau strukturnya,
e). melekatkan bakteri di atas gelas benda dan
f). membuat sel-sel lebih kuat/keras.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

Gambar 6. Cara Membuat Apusan bakteri

Pewarnaan secara umum digunakan untuk mengetahui


morfologi sel bakteri, namun terdapat pula teknik pewarnaan untuk
mengetahui beberapa bagian dari sel bakteri seperti endospora,
kapsul dan flagella. Beberapa teknik pewarnaan yang sering
digunakan diantaranya: Pewarnaan negatif (negative staining),
pewarnaan sederhana, pewarnaan asam (acid fast staining – Ziehl-
Neelsen and Kinyoun), pewarnaan endospora (Endospore staining –
Schaeffer-Fulton or Wirtz-Conklin), pewarnaan Gram (Gram
staining), dsb.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

Konfirmasi jenis Gram bakteri dapat dilakukan menggunakan


KOH 10%. Pewarnaan untuk jamur diantaranya menggunakan
teknik: Lactophenol blue stain, PAS and methenamine silver
staining dan Gomori methenamine silver (GMS) stain.
Beberapa sel bakteri memiliki struktur yang aktif berupa sel
vegetatif dan struktur yang pasif yaitu spora. Spora selain
merupakan struktur yang inaktif juga dapat tahan terhadap kondisi
yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Spora sepertinya
halnya sel vegetatif dapat diwarnai sehingga dapat diamati
lebih seksama. Teknik pewarnaan adalah pewarnaan differensial,
yaitu menggunakan lebih dari satu pewarna yang hasilnya dapat
membedakan spora dari sel vegetatif.
Pengecatan atau pewarnaan Gram dikembangkan pertama kali
oleh Hans Christian Joachim Gram (1884) dan termasuk
pengecatan diferensial karena dapat membedakan bakteri yang
bersifat Gram positif dan Gram negatif. Bakteri Gram positif
mengikat cat utama (crystal violet) yang berwarna ungu dengan kuat
sehingga tidak dapat dilunturkan oleh cat peluntur dan tidak
diwarnai lagi oleh cat lawan (safranin), hal ini disebabkan karena
sifat dinding sel dan sitoplasmanya yang mempunyai afinitas kuat
terhadap kompleks crystal violet dan iodine (iodium). Bakteri
Gram negatif tidak mengikat cat utama secara kuat, sehingga dapat
dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh cat lawan
sehingga tampak berwarna merah. Perbedaan sifat bakteri Gram
positif dan gram negatif tidak mutlak tegas dan spesifik, tetapi
masih tergantung pada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
variasi dalam pengecatan Gram.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

Gambar 7. Pengecatan Gram pada sel bakteri

Gambar 8. Berbagai bentuk sel bakteri (Talaro & Talaro, 1999)

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

Tujuan Praktikum
1. Mengetahui teknik pewarnaan spora fungi
2. Mengetahui bentuk sel, hifa, miselia, dan spora dari kapang
(fungi)
3. Mengetahui cara membuat apusan bakteri
4. Mengetahui teknik pewarnaan Gram bakteri
5. Mengetahui bentuk sel dan sifat Gram bakteri

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini:


1. Media PDA.
2. Lactophenol cotton blue
3. Crystal violet (cat Gram A); Larutan Iodine (cat Gram B);
Alkohol 96% (cat Gram C); Safranin (cat Gram D)
4. Aquades.
5. Kertas saring.
6. Biakan Trichoderma spp.
7. Biakan Beauveria basiana.
8. Biakan Fusarium spp.
9. Biakan Colletotrichum spp.
10. Biakan Pyricularia oryzae.
11. Biakan bakteri Ralstonia solanacearum
12. Biakan bakteri Bacillus subtilis/ Bacillus thuringiensis

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini:

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

1. Petridish.
2. Kaca penumpu.
3. Slide glass (gelas objek).
4. Cover glass (kaca penutup).
5. Jarum ose/ent.
6. Lampu spriritus.
7. Laminar air flow.

Prosedur Kerja

Pengamatan Mikroskopik Fungi (Kapang)


1. Dibersihkan gelas objek dan kaca penutup dengan alkohol
70% sampai bebas lemak, kemudian diteteskan beberapa
tetes larutan laktofenol atau laktofenol cotton blue di atas
permukaan gelas objek tersebut.
2. Diambil sedikit koloni biakan dengan jarum inokulasi (jarum
ose/ent), diletakkan dalam tetesan laktofenol dan diuraikan
dengan jarum preparat dengan cara hati-hati, Diusahakan
miselium basah terkena laktofenol.
3. Ditutup dengan kaca penutup sedemikian rupa sehingga
tidak terdapat gelembung udara dalam preparat, dibersihkan
kelebihan laktofenol dengan kertas isap.
4. Diamati dengan mikroskop memakai lensa obyektif
pembesaran 10X, kemudian dengan pembesaran 40X.
Pengamatan untuk melihat morfologi konidia atau spora,
digunakan pembesaran 100X.
5. Dicatat dan digambar semua yang diamati seperti :
miselium (bercabang atau tidak, berseptum atau tidak,
halus atau kasar) , konidia, spora, konidiofor.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
5

Sterilisasi Alat
1. Disiapkan petridish dan diletakkan di dalam petridish kertas
saring, kaca penumpu, slide glass dan cover glass.
2. Disterilkan petridish yang telah dibungkus dengan kertas.
3. Petridish yang sudah steril digunakan untuk membuat media
kubus untuk mengamati morfologi fungi.

Membuat Media Kubus


1. Dibuka tutup petridish yang steril di laminar air flow (LAF), lalu
diletakkan slide glass yang ada dalam petridish pada kaca
penumpu.
2. Diteteskan media PDA pada slide glass dan dibiarkan dingin.
3. Diambil fungi yang sudah dibiakkan dengan jarum inokulasi dan
diletakkan pada media PDA yang ada pada slide glass.
4. Ditutup media PDA yang ada biakan fungi dengan cover glass.
5. Diteteskan air pada kertas saring yang ada pada petridish untuk
memberikan kelembaban.
6. Disimpan pada suhu ruang selama beberapa hari.
7. Dingkat slide glass dan diletakkan pada mikroskop.
8. Diamati morfologi fungi yang tumbuh (hifa, kodiofor dan
spora/konidia).

Pembuatan Apusan Bakteri


1. Labellah gelas benda yang kering dan bersih. Sterilkan jarum ose
dengan memijarkannya pada nyala bunsen dan dinginkan.
2. Jika kultur dalam bentuk cair (suspensi), ambillah 1 ose penuh
dan letakkan di tengah-tengah gelas benda dan ratakan seluas ±
1 cm2.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
6

3. Jika kultur dalam medium padat, ambillah dengan jarum ose


satu bagian kecil kultur dan letakkan di tengah gelas benda yang
sebelumnya telah diberi aquadest steril/NaCl dan ratakan
4. Biarkan kering dengan mengangin-anginkan gelas benda
5. Fiksasi pulasan bakteri dengan melewatkan di atas nyala bunsen
(hati-hati, jangan sampai terlalu kering/gosong), tergantung jenis
pengecatannya.
6. Pulasan bakteri siap diwarnai.

Pengecatan Gram pada Sel Bakteri


1. Dibersihkan objek gelas menggunakan alkohol 70% dan tissue
untuk menghilangkan noda dan lemak yang menempel.
2. Dibuat pulasan bakteri di atas gelas objek, keringkan dan fiksasi
dengan api (lihat teknik Pembuatan apusan/pulasan bakteri)
3. Diteteskan cat crystal violet (Gram A) dan diamkan 60 detik.
4. Buanglah sisa cat dan cuci sisanya dengan air mengalir.
5. Teteskan larutan iodine (Gram B) dan diamkan selama 60 detik.
6. Buang sisa cat dan cuci sisanya dengan air mengalir
7. Teteskan larutan peluntur yaitu alkohol (Gram C) diamkan kira-
kira 30 detik. (hati-hati jangan sampai berlebihan yang
mengakibatkan kesalahan hasil).
8. Buang sisa cat dan cuci sisanya dengan air mengalir
9. Teteskan safranin (Gram D) dan diamkan selama 60 detik.
10. Cuci kembali dengan air mengalir, keringkan dengan cara
menganginanginkan di udara dan keringkan sisa
airmenggunkana kertas tisu.
11. Diamati menggunakan mikroskop perbesaran lemah sampai
perbesaran kuat (1000x) dan diteteskan minyak immersi.
12. Digambar bentuk sel (Gambar 8) dan sifat Gramnya.

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
6

DAFTAR PUSTAKA

Backer, 1969. Flora of Java. N.V.P. Noordhoff- Groningen- The


Netherlands.

Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. (2008). Biologi 1 Ed 8. Erlangga.


Jakarta.

Culter, D., Botha, T & Stevenson, D. 2007. Plant Anatomy.


Blackwell Publishing Ltd. USA

Esau, K. 1962. Anatomy of Seed Plants. Jhon Wiley. New York

Evert, R.F. 2006. Esau’s Plant Anatomy, 3rd Ed. Meristems, cell and
tissues of the plant body-their structure function and
development. Wiley-Intercience, New Jersey.

Haryanti, S. (2010). Jumlah dan distribusi stomata pada daun


beberapa spesies tanaman dikotil dan monokotil. Anatomi
Fisiologi, 18(2), 21-28.

Hidayat, E. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB Press. Bandung

Hidayat, E.1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan


Tumbuhan. ITB Press. Bandung

Kartasapoetra, A.G. 1988. Pengantar Anatomi Tumbuhan-tumbuhan


(Tentang Sel dan Jaringan). Bina Aksara. Jakarta.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius. Yogyakarta

Nugroho, L., Purnomo., & Issirep S. 2006. Struktur dan


Perkembangan Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta

Pelczar, M.J & E.C.S. Chan., 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi I.


Diterjemahkan oleh Hadioetomo, dkk. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.

Suradinata, T. 1998. Struktur Tumbuhan. Angkasa Bandung.


Bandung.

Waluyo, L., 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas
6

Modul Praktikum Biologi


Pertanian Fakultas

Anda mungkin juga menyukai