Anda di halaman 1dari 42

PETUNJUK PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN

MODUL 3.1
PENGENALAN PROSES TERJADINYA PENYAKIT

PEMERIKSAAN MIKROSKOPI
DAN
PENGECATAN GRAM

NAMA : ................................................................
NIM : ................................................................
KELOMPOK : ................................................................
ASISTEN PRAKTIKUM : ................................................................
DOSEN PEMBIMBING : ................................................................

Bagian Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
2017
Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

Kata Pengantar

Selamat datang di dunia mikrobiologi!

Topik praktikum mikrobiologi dalam Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya


Penyakit selaras dengan topik kuliah tatap muka di modul yang sama dan diharapkan dapat
membuat mahasiswa lebih paham mengenai hal yang diajarkan dalam kuliah tatap muka.
Praktikum diharapkan dapat membantu mahasiswa mulai mengenal bidang mikrobiologi
kedokteran dan mikroorganisme yang dipelajari didalamnya.

Buku petunjuk praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
praktikum mikrobiologi dalam Modul 3.1 mahasiswa semester 3 Program Studi Pendidikan
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Petunjuk praktikum dan sekaligus
loogbook praktikum yang ada didalamnya ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i
dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan
terencana.

Penyusun menyakini bahwa Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan


Proses Terjadinya Penyakit ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan petunjuk praktikum ini untuk periode
berikutnya. Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada asisten
mikrobiologi Muhammad Fajar Shodiq, Laksita Dinnyaputeri, Eka Susanti, Rahma Athifah
Amelia yang telah membantu dalam penyusunan buku ini serta semua pihak yang telah
membantu secara langsung maupun tidak langsung.

Semarang, Agustus 2017

Penyusun
dr. Purnomo Hadi, M.Si. Biotek, Sp.MK
dr. Helmia Farida, M.Kes, Sp.A, Ph.D
dr. Rebriarina Hapsari, M.Sc, Sp.MK

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 1


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

Peraturan Praktikum

Untuk keamanan dan kenyamanan peserta didik, asisten, laboran, dan instruktur dalam
Praktikum 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit ini, BACALAH DENGAN TELITI
peraturan Praktikum Mikrobiologi sebagai berikut: (ketidakpatuhan terhadap peraturan
praktikum dapat menyebabkan peserta didik tidak diijinkan mengikuti praktikum)

1. Kartu peserta praktikum wajib ditempeli foto peserta dan wajib dibawa setiap kali
praktikum mikrobiologi.

2. Gunakan alat pengaman diri (APD) sesuai dengan materi yang dipraktikumkan. Bagi
mahasiswi yang berambut panjang, rambut harus dikucir tidak boleh tergerai. Bagi
mahasiswi yang berjilbab, jilbab dimasukkan kedalam jas praktikum. Kancing jas
praktikum dikancingkan seluruhnya.

3. Letakkan hanya bahan yang diperlukan untuk praktikum laboratorium di atas meja
praktikum. Dompet, HP, buku tambahan, dll. harus diletakkan di tas atau di meja
laboratorium yang tidak digunakan untuk praktikum (meja tanpa preparat praktikum di
atasnya) untuk mencegah kontaminasi kuman pada barang pribadi. Perhatian: HP
tidak diperkenankan digunakan selam a praktikum berlangsung, walaupun
untuk memfoto preparat.

4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok, atau aktivitas tangan menyentuh mulut/
mukosa selama kegiatan di laboratorium. Jika anda harus melakukan aktivitas tersebut,
cuci tangan kemudian keluar dari laboratorium.

5. Jika anda memecahkan media/tabung kultur, segera beritahukan orang-orang di sekitar


anda untuk tidak mendekati daerah yang terkontaminasi, cuci tangan dan laporkan ke
laboran/instruktur.

6. Laporkan semua kejadian kecelakaan di laboratorium (terbakar, tidak sengaja kontak


dengan bahan infeksius, tergores, terkena pisau, dll.) kepada instruktur.

Mahasiswa yang melakukan tindakan yang menciptakan kondisi tidak aman bagi orang lain,
melukai orang lain, merusak properti laboratorium, atau bersenda gurau dapat dikeluarkan
dari ruang praktikum dan dapat dilaporkan kepada koordinator modul untuk tidak
diperkenankan mengukuti ujian praktikum mikrobiologi.

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 2


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

Surat Pernyataan

Asisten/ Instruktur praktikum telah menyampaikan prosedur keamanan bersama saya dan
telah memberikan kesempatan untuk bertanya. Saya membaca dan mengerti peraturan
Praktikum Mikrobiologi, dan saya setuju untuk mengikuti peraturan tersebut.

Saya menyadari bahwa jika saya tidak mematuhi peraturan praktikum dapat menyebabkan
saya dikeluarkan dari ruang praktikum dan tidak diperkenankan mengikuti ujian Praktikum
Mikrobiologi Modul 3.1.

Asisten praktikum, Yang menyatakan,

_________________________ _________________________

Mengetahui,

Dosen pembimbing

_________________________

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 3


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

PRAKTIKUM I PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS MIKROORGANISME

BAB I. PENGENALAN MIKROSKOP

1. PENDAHULUAN

Ada beraneka ragam bentuk kehidupan di alam. Sebagian bisa dilihat dengan mata
telanjang, tetapi banyak juga jenis organisme yang dapat dilihat hanya hanya dengan alat
bantu, seperti mikroskop (mikroorganisme). Kelompok kehidupan ini diantaranya adalah
jenis eukariot uniseluler, seperti amuba dan jamur, maupun golongan prokariot, yaitu bakteri.
Sebagian dari mikroba ini terbukti sering mengakibatkan penyakit pada manusia, sehingga
perlu kiranya kita dapat mempelajari mereka, walaupun untuk itu kita memerlukan
mikroskop.

Mikroskop berasal dari bahasa Yunani (micros: kecil, skopein: melihat). Mikroskop
membantu kita untuk dapat melihat benda-benda yang kecil menjadi besar dan tepat pada
jarak pandang mata normal, yaitu 10 inci ( 25 cm). Hal ini disebabkan oleh susunan sistem
lensa mikroskop yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk bayangan yang
besar dari benda yang diperiksa tepat pada fokus mata.

Jenis-jenis mikroskop berdasarkan sumber cahaya (iluminasi):

1. Mikroskop cahaya
a. Mikroskop medan terang (brightfield)
b. Mikroskop medan gelap (darkfield)
c. Mikroskop fase kontras
d. Mikroskop fluoresens

2. Mikroskop elektron

Pada kesempatan ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah mikroskop medan
terang, yang selanjutnya akan disebut dengan mikroskop saja.

2. SASARAN BELAJAR

Setelah mengikuti program praktikum ini mahasiswa diharapkan:

- Mampu menjelaskan bagian-bagian utama mikroskop beserta fungsinya


- Dapat menggunakan dan menjelaskan kemampuan mikroskop untuk mengamati sel
mikroba (perbandingan ukuran sel manusia dan mikroba, reaksi pengecatan Gram
bakteri, spora bakteri, yeast cell/sel ragi, struktur jamur filamen)

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 4


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

- Mengapresiasikan ukuran sel bakteri (prokariot) dan sel ragi (eukariot) dan memahami
mengapa diperlukan mikroskop untuk mengamatinya
- Dapat mengidentifikasi morfologi sel manusia (epitel, limfosit), sel bakteri dan sel ragi
- Dapat merawat mikroskop

3. M IKRSOKOP DAN BAGIAN-BAGIANNYA

Gam bar 1: mikroskop dan bagian-bagiannya.

Bagian-bagian mikroskop :

1. Lensa okuler (Eyepiece): lensa tempat mata melihat pada mikroskop. Umumnya
mempunyai daya pembesaran 10x atau 15x. Mikroskop ada yang mempunyai 1
lensa okuler (monocular) atau 2 lensa okuler (binocular)
2. Tube/barrel/body: badan mikroskop yang berupa tabung optik yang
menghubungkan eyepiece dan lensa obyektif.
3. Base (alas): sebagai alas berdirinya mikroskop.
4. Arm: penyangga tabung dan penghubung antara tabung dengan base.
Merupakan tempat terbaik untuk memegang/membawa mikroskop.

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 5


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

5. Stage: bidang tempat meletakkan obyek/benda yang dilihat; beserta stage clips:
alat penjepit obyek.
6. Coarse focus/adjustment: pengatur (menaikkan atau menurunkan) lensa obyektif
kasar, sehingga obyek dapat dilihat.
7. Fine focus/adjustment: pengatur lensa obyektif halus, untuk memfokuskan obyek.
8. Revolving nosepiece: tempat lensa-lensa obyektif melekat, dapat diputar untuk
memilih lensa obyaktif yang akan digunakan.
9. Lensa obyektif: lensa yang berhadapan langsung dengan obyek. Umumnya
terdiri dari 3 4 buah lensa dengan pembesaran yang berbeda-beda:
a. Low power objective (pembesaran 10x), lensa paling pendek.
b. High power objective (pembesaran 45x).
c. Oil immersion objective (pembesaran 100x), lensa paling panjang.
10. Kondensor: suatu susunan lensa yang berguna untuk memfokuskan cahaya
dalam menerangi obyek. Sangat diperlukan untuk pembesaran kuat. Kondensor
ini bisa dinaikan untuk mendapatkan penerangan yang lebih kuat, atau
diturunkan untuk mengurangi intensitas cahaya.
11. Iris diafragma: alat pengatur pemasukan cahaya ke obyek. Sangat penting dalam
mengatur kontras bayangan.
12. Illuminator: Sumber cahaya permanent. Sebagian mikroskop sumber
penerangan menggunakan movable mirror, berupa cermin dengan dua
permukaan, cermin datar (biasanya digunakan bila sumber penerangan berasal
dari matahari) di satu sisi dan cermin cekung (biasanya digunakan bila sumber
penerangan berasal dari lampu) di sisi yang lain. Pada mikroskop generasi baru
pada umumnya menggunakan lampu listrik sebagai sumber cahaya.

4. CARA M ENGGUNAKAN M IKROSKOP:

1. Bila memindahkan mikroskop, biasakan selalu membawa mikroskop dengan satu


tangan pada Arm dan tangan lainnya pada Base. Jaga agar menempel pada
tubuhmu.
2. Buka selimut mikroskop, pasang listriknya, tempatkan kelebihan panjang kabel di
atas meja! Jika kamu letakkan di bawah meja, kelebihan kabel dapat tersangkut
di kaki atau lututmu!
3. Selalu mulai dengan kekuatan rendah (perbesaran objektif 4x atau 10x)
4. Tempatkan slide pada meja preparat (stage), dengan spesimen langsung di atas
pusat lubang tempat masuknya sinar.
5. Cobalah melihat preparat melalui eyepiece. Bila memakai kacamata, usahakan
dilepas. Bila yang terlihat bulu matamu, dekatkan mata lebih dekat lagi ke
eyepiece. Bila menggunakan mikroskop yang monokuler, biasakan melihat
dengan kedua mata tetap terbuka. Bila masih kesulitan, tutup satu mata.
6. Atur cahaya sesuai kebutuhan.

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 6


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

7. Jika menggunakan perbesaran/ kekuatan rendah (100x total), gunakan lensa


obyektif 10x, kemudian naikkan stage sampai titik paling terdekat dengan lensa
objektif 10x. Titik ini merupakan daerah titik api lensa obyektif. Mulai dari titik ini
carilah fokus bayangan dengan cara menurunkan stage secara pelan-pelan
dengan knob pengatur kasar (coarse focus) sampai melihat bayangan preparat
kemudian fokuskan dengan knob pengatur halus (fine focus) sampai obyek
terlihat jelas.
8. Atur diafragma sambil melihat melalui eyepiece sampai kamu mendapatkan
bayangan yang lebih detail. Kekuatan rendah memerlukan sinar yang lebih
sedikit. Gambaran kan menjadi lebih detail atau kontras dengan sedikit
sinar! Sinar yang terlalu banyak m em buat bayangan tidak jelas.
9. Setelah kamu dapatkan bayangan pada kekuatan rendah (100x total), atur dan
pilih lapangan pandang yang kamu inginkan. Buat dokumentasi bila diperlukan.
10. Bila kegiatan akan dilanjutkan dengan pengamatan dengan kekuatan tinggi
(400x), tempatkan spesimen pada pusat lapangan pandang. Ganti lensa obyektif
dari 10x menjadi 40x dengan memutar revolving nosepiece tanpa merubah posisi
stage dengan knob coarse focus maupun fine focus.
11. Pada posisi ini jarak antara lensa obyektif dan spesimen sangat dekat.
Mengambil slide atau menggerakkan knob coarse focus akan dapat
menyebabkan pecahnya slide dan kemungkinan merusak lensa obyektif. Jadi
dalam hal ini hanya gunakan knob fine focus untuk mendapatkan fokus
bayangan.

5. PENGAM ATAN DENGAN M ENGGUNAKAN OBYEKTIF M INYAK EM ERSI

Untuk pengamatan sel prokariot mutlak diperlukan mikroskop dengan kekuatan


maksimal (1000x total), untuk itu diperlukan obyektif dengan minyak emersi. Minyak
emersi ini selain berguna untuk melumasi lensa agar tidak pecah, juga bermanfaat
dalam mengoptimalkan masuknya sinar dan meningkatkan Numerical Aperture lensa
obyektif. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Letakkan slide pada stage dan tentukan lokasi yang akan diamati dengan
menggunakan obyektif 40x.

2. Tempatkan obyek yang dipilih dalam pengamatan pada pusat lapangan pandang.
Atur pencahayaan sehingga detail terlihat optimal.

3. Geser lensa obyektif 40x keluar lokasi pengamatan, teteskan satu tetes minyak
emersi pada pusat lubang masuknya sinar.

4. Geserkan lensa obyektif minyak emersi (100x) pada posisi pengamatan. Mikroskop
yang mempunyai obyektif parfocal, ini berarti menempatkan obyek pada daerah titik
api lensa obyektif dan posisi ini akan membuat ujung lensa obyektif terendam dalam
minyak emersi. Pengaturan fokus selanjutnya cukup dengan knob fine focus. Bila
lensa obyektif bukan jenis parfocal, atur lensa obyektif sampai menyentuh tetesan
minyak emersi sambil dilihat dari samping secara horizontal. Apabila lensa obyektif

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 7


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

tidak menyentuh minyak emersi, maka dipastikan preparat tidak akan terlihat pada
perbesaran 1000x ini.

5. Atur fokus bayangan dengan knob fine focus. Bila ini tidak berhasil, coba cari fokus
dengan coarse focus dahulu. Bila bayangan sudah terlihat, fokus yang lebih detail
bisa dicari dengan knob fine focus. Bila tetap tidak terlihat setelah diulang beberapa
kali, pastikan bahwa preparat tidak terbalik dan daerah preparat yang ingin dilihat
berada di tengah-tengah tempat masuknya cahaya.

6. Bila fokus sudah didapatkan, atur diafragma, sehingga detail obyek terlihat optimal.

6. PEM ELIHARAAN M IKROSKOP

1. Transport:
Jika kamu membawa mikroskop untuk dipindahkan dari satu tempat ke
tampat lain, jangan digeser, tetapi angkat mikroskop dengan satu tangan
memegang bagian arm, sedangkan tangan lain menyangga pada base.

2. Memegang dan membersihkan


Jangan pernah memegang lensa dengan jari. Tangan mengandung minyak
yang akan menempel pada lensa dan bertahan lama. Bersihkan lensa hanya dengan
kertas lensa. Setelah pemakaian, bersihkan lensa dari minyak emersi dengan
menggunakan kertas lensa. Tissue atau sapu tangan mengandung serat yang dapat
membuat lensa tergores. Bersihkan dengan cara gerakan satu arah, bukan gerakan
memutar yang akan dapat menggores lensa. Minyak yang mengering dapat
dibersihkan dengan menggunakan xylene, tetapi harus hati-hati karena dapat
melarutkan perekat lensa!

3. Penyimpanan:
Setelah mikroskop dalam keadaan bersih, putar nosepiece dalam posisi pada
obyektif kekuatan paling rendah (10x), turunkan sampai mencapai ttitik terendah
mendekati stage. Selanjutnya tutup dengan penutup debu, masukkan dalam ruangan
dengan kelembaban rendah untuk mencegah tumbuhnya jamur pada lensa,
misalnya pada ruang berAC atau lemari yang diberi lampu pijar.

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 8


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

BAB II. IDENTIFIKASI MIKROSKOPIS

1. PENDAHULUAN

Identifikasi mikroskopis merupakan pemeriksaan yang murah, mudah dan cepat. Pada
beberapa kasus, pemeriksaan mikroskopis ini mempunyai nilai diagnosis yang tinggi,
misalnya pada kasus gonorrhoeae, meningitis dan infeksi saluran kemih.

Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis mikroskopis ini adalah melakukan
pengamatan dengan seksama, sehingga pemeriksaan yang sederhana ini dapat membantu
dalam memastikan penyebab infeksi. Pengamatan tidak hanya terhadap mikroba yang yang
mungkin ditemukan pada spesimen, melainkan juga harus diperhatikan juga tanda-tanda
reaksi jaringan yang sering memberikan petunjuk terhadap jenis infeksi yang dihadapi.
Misalnya bila dalam pengamatan mikroskopis ditemukan banyak leukosit, ini menandakan
adanya infeksi bakterial. Adapun kerusakan struktur/ anatomi sel dan adanya benda inklusi
menandakan adanya infeksi oleh bakteri intra-seluler obligat atau virus.

Untuk mengoptimalkan informasi yang didapatkan dalam mengamati mikroba secara


mikroskopis, maka selain bentuk sel mikroba, juga perlu diperhatikan arrangement (model
gerombolan sel), ukuran sel mikroba, reaksi terhadap pengecatan, dan bangunan khusus
bila ditemukan. Pengamatan yang detail ini akan membantu dalam mengidentifikasi jenis
mikroba.

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 9


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

Dalam mengamati bentuk sel mikroba, maka perlu diperhatikan bentuk sel tersebut.
Secara umum, ada tiga bentuk sel bakteri, yaitu bentuk bulat (coccus), batang
(bacil) dan spiral. Kalau diamati dengan lebih teliti lagi, bentuk coccus ini ada variasinya,
ada yang bulat sferis, seperti kelereng, tetapi ada juga yang seperti biji kopi berpasangan
(misalnya Neisseria sp.) atau seperti nyala lilin (misalnya Pneumococcus). Begitu juga
terdapat bakteri yang berbentuk batang, ada yang berujung tumpul, ada yang berujung
papak, dan ada juga yang langsing (misalnya M. tuberculosis) atau tidak teratur (misalnya
Corynebacteria sp.). Ukuran sel mikroba juga bervariasi, yang khas pada masing-masing
jenisnya. Bakteri kelompok Bacillus dan Clostridia umumnya mempunyai ukuran yang relatif
besar, 3 5 kali ukuran bakteri pada umumnya yang rata-rata sekitar 1m. Apalagi jika
menemukan jenis jamur atau parasit yang bisa berukuran 8 20 m. Arangement atau
susunan sel juga memberikan gambaran khas dari masing-masing jenis bakteri. Ada yang
tersusun soliter (satu-satu), tetapi ada pula yang cenderung bergerombol dengan jumlah
tertentu, misalnya berdua-dua (diplococcus), berempat-empat (tetracoccus), berderet seperti
rantai (streptococcus) atau bergerombol tidak teratur seperti anggur (staphylococcus).

Berikut adalah klasifikasi mikroba berdasarkan bentuk:

1. Kokus
Kuman berbentuk bulat dapat tersusun sebagai berikut:
a. Mikrokokus, tersendiri (single).
b. Diplokokus, berpasangan dua-dua.
c. Tetrade, tersusun rapi dalam kelompok empat sel.
d. Sarsina, kelompok delapan sel yang tersusun rapi dalam bentuk kubus.
e. Streptokokus, tersusun seperti rantai.
f. Stafilokokus, bergerombol tak teratur seperti untaian buah anggur.

2. Basilus
Kuman berbentuk batang dengan panjang bervariasi dari 2-10 kali diameter kuman
tersebut.
a. Kokobasilus, batang yang sangat pendek menyerupai kokus.
b. Fusiformis, dengan kedua ujung batang meruncing.
c. Streptobasilus, sel-sel bergandengan membentuk suatu filamen.

3. Spiral
a. Vibrio, berbentuk batang bengkok.
b. Spirilum, berbentuk spiral kasar dan kaku, tidak fleksibel dan dapat bergerak
dengan flagel.
c. Spirokhaeta, berbentuk spiral halus, elastik dan fleksibel, dapat bergerak dengan
aksial filamen.
Contoh:
1) Borrelia, berbentuk gelombang.
2) Treponema, berbentuk spiral halus dan teratur.
3) Leptospira, berbentuk spiral dengan kaitan pada satu atau kedua ujungnya.

Gambaran mengenai morfologi bakteri dengan bentuk dan susunan yg berbeda dapat
dilihat pada Gambar 1.

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 10


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

Gambar 1. Morfologi dan susunan bakteri

Reaksi terhadap pengecatan perlu diperhatikan bila kita mengamati preparat yang dicat
dengan cat diferensial, misalnya Gram (Gram-positif atau Gram-negatif) atau Tahan Asam
(Tahan Asam atau Tidak Tahan Asam). Bangunan khusus pada bakteri yang perlu
diperhatikan dengan pengecatan umum adalah ada tidaknya spora. Dengan pengecatan
khusus dapat dilihat adanya granula intra sel, kapsul, ataupun flagel.

Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara kuman Gram positif dan kuman
Gram negatif:

Kum an gram positif Kum an gram negatif


Dinding sel:
- Lapisan peptidoglikan Lebih tebal Lebih tipis
- Kadar lipid 1-4% 11-22%
Resistensi terhadap alkali (1% Tidak larut Larut
KOH)
Kepekaan terhadap iodium Lebih peka Kurang peka
Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Resistensi terhadap tellurit Lebih tahan Lebih peka
Sifat tahan asam Ada yang tahan asam Tidak ada yang tahan asam
Kepekaan terhadap penisilin Lebih peka Kurang peka
Kepekaan terhadap Tidak peka Peka
streptomisin

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 11


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

Ada berbagai teori tentang dasar perbedaan yang menyebabkan kelainan kedua
golongan tersebut:

1. Teori Salton
Teori ini berdasarkan kadar lipid yang tinggi (20%) di dalam dinding sel kuman Gram
negatif. Zat lipid ini larut selama pencucian dengan alkohol. Pori-pori pada dinding
sel membesar, sehingga zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan
kuman menjadi tidak berwarna.

Kuman Gram positif mengalami denaturasi protein pada dinding selnya oleh
pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan beku, pori-pori mengecil,
sehingga kompleks ungu kristal-iodium dipertahankan dan sel kuman tetap berwarna
ungu.

Bila dinding sel dilarutkan dengan lisosim (enzim), maka terbentuklah protoplas. Sel
melepaskan kompleks ungu kristal-iodium setelah dicuci dengan alkohol. Jadi
dinding sel menahan keluarnya zat warna ungu.

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 12


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

2. Permeabilitas dinding sel


Teori ini berdasarkan tebal tipisnya lapisan peptidoglikan dalam dinding sel.

Kuman Gram positif mempunyai susunan dinding sel yang kompak dengan lapisan
peptidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan. Permeabilitas kurang dan komplek ungu
kristal-iodium tidak dapat keluar.

Kuman Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, hanya 1-2 lapisan
dan susunan dinding sel tidak kompak. Permeabilitas dinding sel lebih besar,
sehingga masih memungkinan terlepasnya kompleks ungu kristal-iodium.

No. Gambar Keterangan


1. Material : Sputum
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : Coccus
Susunan : Diplo (dua-dua)
Sifat thd pengecatan : Gram +
Contoh spesies : Streptococcus
pneumoniae
(Pneumococcus)
Ciri spesifik :
Pneum ococcus
Faktor Virulensi : Kapsul polisakarida
Pemeriksaan : Tes Quellung +
Diplococcus tambahan
Contoh penyakit : Pneumonia
2. Material : Kultur
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : Coccus
Susunan : Strepto (berderet
membentuk rantai)
Sifat thd pengecatan : Gram +
Contoh spesies : Streptococcus
pyogenes
Ciri spesifik :
Streptococcus
pyogenes
Streptococcus Faktor Virulensi : Pili, Streptolisin O,
Protein M
Pemeriksaan : Katalase (-),
tambahan Bacitracin (+)
Contoh penyakit : Faringitis, Impetigo,
Demam Reumatik

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 13


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

3. Material : Pus luka


Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : Coccus
Susunan : Staphylo
(bergerombol)
Sifat thd pengecatan : Gram +
Contoh spesies : Staphylococcus
aureus
Staphylococcus
epidermidis
Ciri spesifik :
Staphylococcus
aureus
Faktor Virulensi : Enterotoksin, toksin
eksfoliatif,
leukosidin,
koagulase, katalase
Staphylococcus Pemeriksaan : Katalase (+),
tambahan koagulase (+)
Contoh penyakit : Keracunan
makanan, toxic
shock syndrome,
endokarditis infektif
4. Material : Swab discharge
vagina
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : Bacil
Susunan : Soliter
Sifat thd pengecatan : Gram +
Contoh spesies : Lactobacillus
acidophilus
Ciri spesifik :
Lactobacillus
acidophilus
Faktor Virulensi : -
Bacil Pemeriksaan : -
tambahan
Contoh penyakit : Menjaga pH vagina
agar tetap asam
5. Material : Kultur
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : Bacil berspora
Susunan : Soliter atau strepto
Sifat thd pengecatan : Gram +
Contoh spesies : Bacillus anthracis
Bacillus cereus
Ciri spesifik :
Bacillus
anthracis
Bacil Berspora Faktor Virulensi : Toxin anthrax
tersusun atas 3

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 14


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

protein --> antigen


pelindung, faktor
edema, faktor lethal
Pemeriksaan : Bila ditumbuhkan
tambahan dalam agar darah,
organisme
menghasilkan
koloni non hemolitik
abu-abu sampai
putih dengan
tekstur kasar dan
gambaran ground
glass
Contoh penyakit : anthrax
6. Material : Kotoran kuda
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : Bacil berspora
Susunan : Soliter
Sifat thd pengecatan : Gram +
Contoh spesies : Clostridium tetani
Ciri spesifik :
Clostridium
tetani
Faktor Virulensi : toksin
Bacil berspora di bagian terminal tetanospasmin
Contoh penyakit : anthrax
7. Material : Kultur
Pengecatan : Neisser, perbesaran
1000x
Bentuk : Bacil bergranula
metakromatin
Susunan : Palisade,
membentuk huruf
V/L/cina
Contoh spesies : Corynebacterium
diphteriae
Ciri spesifik :
Corynebacterium
diphteriae
Bacil dengan granula Faktor Virulensi : Toxin difteri
Pemeriksaan : Kultur medium
tambahan Loeffler, tes ELEK
Contoh penyakit : Faringitis difteri

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 15


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

8. Material : Sputun
Pengecatan : Ziehl-Neelsen,
perbesaran 1000x
Bentuk : Basil langsing
Susunan : Soliter
Sifat thd pengecatan : Tahan asam (+)
Contoh spesies : Mycobacterium
tuberculosis
Ciri spesifik :
Mycobacterium
tuberculosis
Faktor Virulensi : Asam mikolat,
polisakarida
Pemeriksaan : Kultur media
tambahan Lowenstein-Jensen,
Basil tahan asam tes Niasin
Contoh penyakit : Tuberkulosis paru,
tuberkulosis ekstra
paru
9. Material : Reiz serum cuping
telinga
Pengecatan : Ziehl-Neelsen,
perbesaran 1000x
Bentuk : Bacil, granuler,
fragmen soliter,
globus
Susunan : bergerombol
Sifat thd pengecatan : Tahan asam (+)
Contoh spesies : Mycobacterium
leprae
Ciri spesifik :
Mycobacterium
leprae
Faktor Virulensi : PGL-1 (phenolic
Basil tahan asam glycolipid 1)
Pemeriksaan : -
tambahan
Contoh penyakit : lepra
10. Material : Kultur
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : Yeast/ sel ragi,
beberapa
membentuk
budding/tunas
Susunan : Soliter
Sifat thd pengecatan : Gram +
Contoh spesies : Candida albicans

:
Yeast Ciri spesifik
Candida albicans
Faktor Virulensi : Adhesin, protease,

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 16


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

kemampuan
membentuk
pseudohifa
Pemeriksaan : Germ Tube Test,
tambahan asimilasi gula-gula
Contoh penyakit : Candidiasis
11. Material : Swab dinding
vagina
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : Pseudohifa dari
candida
Susunan : Soliter
Sifat thd pengecatan : Gram +
Contoh spesies : Candida albicans
Ciri spesifik :
Candida albicans
Faktor Virulensi : Adhesin, protease
Pemeriksaan : Germ Tube Test,
pseudohifa
tambahan asimilasi gula-gula
Contoh penyakit : Candidiasis
12. Diplococcus gram negatif Material : LCS
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : Diplococcus intra-
ekstraseluler
Susunan : Diplo
Sifat thd pengecatan : Gram -
Contoh spesies : Neisseria
meningitidis
(meningococcus)
Ciri spesifik :
Neisseria
meningitidis
Faktor Virulensi : Kapsul polisakarida
Keterangan : Bakteri berada di
dalam sel darah
putih. Bentuk
diplokokus seperti
biji kopi
berpasangan
Contoh penyakit : Meningitis bakterial
akut

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 17


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

Diplococcus gram negatif Material : pus yang keluar dari


Neisseria gonorrhoeae urethra
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : diplokokus, sel
berbentuk seperti
ginjal berpasangan,
gram -, di dalam
dan di luar sel PMN
yang memenuhi
latar belakang
Susunan : Diplo
Sifat thd pengecatan : Gram -
Spesies : Neisseria
gonorrhoeae
Ciri spesifik :
Neisseria
gonorrhoeae
Faktor Virulensi : Pili, protein opa,
lipooligosakarida
Nama penyakit : Gonorrhea
13. Material : Kultur
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : bacil
Susunan : Soliter
Sifat thd pengecatan : Gram -
Contoh spesies : Escherichia coli
Ciri spesifik :
Escherichia coli
Faktor Virulensi : Endotoksin
Pemeriksaan : Tes indol (+),
bacil tambahan lactose fermenter
Contoh penyakit : Travellers diarrhea
14. Material : Kultur
Pengecatan : Gram, perbesaran
1000x
Bentuk : koma
Susunan : Soliter
Sifat thd pengecatan : Gram -
Contoh spesies : Vibrio cholerae
Ciri spesifik :
Vibrio cholerae
koma Faktor Virulensi : antigen H, antigen
O, enterotoksin
Pemeriksaan : uji oksidase (+),
tambahan kultur
menggunakan
TCBS, string test
(+)
Contoh penyakit : Kolera, diare seperti
air cucian beras

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 18


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

15. Material : Kultur


Pengecatan : Burry, perbesaran
1000x
Bentuk : Spiral dengan
terminal hook/coil
Susunan : Soliter
Sifat thd pengecatan : Tidak menyerap
warna
Leptospira
Contoh spesies : Leptospira
interrogans
Leptospira biflexa
Ciri spesifik :
Leptospira
interrogans
Faktor Virulensi : Flagel, adhesin
Pemeriksaan : Serologi MAT
tambahan (microscopic
agglutination test)
Contoh penyakit : Leptospirosis
16. Material : Kerokan ulkus
durum
Pengecatan : Burry, perbesaran
1000x
Bentuk : Spiral (corkscrew)
Susunan : Soliter
Sifat thd pengecatan : Tidak menyerap
warna
Contoh spesies : Treponema
pallidum
Treponema Ciri spesifik :
Treponema
pallidum
Faktor Virulensi : Outer membrane
protein,
hyaluronidase
Pemeriksaan : Serologi MAT
tambahan (microscopic
agglutination test)
Contoh penyakit : Sifilis
17. Gambar : Penicillium
Material : Kultur
Pengecatan : LPCB (Lacto
Phenol Cotton
Blue), 400x
Keterangan : struktur
makrokonidia
berbentuk seperti
sapu
Contoh penyakit : human penicilliosis

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 19


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

18. Gambar : Rhizopus sp.


Material : kultur
Pengecatan : LPCB (Lacto
Phenol Cotton
Blue), 400x
Keterangan : Spora terletak di
dalam sporangium,
memiliki rhizoid dan
stolon
Contoh penyakit : zygomycosis

19. Gambar : Aspergillus sp.


Material : Kultur
Pengecatan : LPCB (Lacto
Phenol Cotton
Blue), 400x
Keterangan : konidiofor
bersambung
dengan fialid
Contoh penyakit : Aspergilloma,
aspergillosis

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 20


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

LATIHAN SOAL

(Carilah jawaban dari sumber yang lain, jika pertanyaan yang dimaksud
tidak dibahas dalam buku petunjuk praktikum ini)

1. Pada perbesaran berapakah digunakan minyak emersi?


Jawab:
___________________________________________________________________
________
2. Apakah kegunakan minyak emersi?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
3. Bagaimana cara membersihkan lensa mikroskop yang sudah terkena minyak emersi?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
4. Apakah faktor virulensi dari Streptococcus pyogenes?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
5. Pengecatan apa yang digunakan untuk Rhizopus sp.?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
6. Kapan endospora dibentuk pada bakteri?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
7. Apakah penyusun dominan dari dinding sel gram positif?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
8. Apakah penyusun dominan dari dinding sel gram negatif?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 21


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

9. Berapa minimum perbesaran untuk pengamatan mikroskopis bakteri?


Jawab:
____________________________________________________________________
_______
10. Sebutkan klasifikasi bakteri berdasarkan bentuk!
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
11. Sebutkan perbedaan Staphylococcus dan yeast cell pada tampilan mikroskopis
perbesaran 1000x!
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
12. Tiap fase pemeriksaan mikrobiologi yaitu pre-analitik, analitik, dan post-analitik akan
menentukan kualitas diagnostik mikrobiologi. Dalam fase pre-analitik dikenal istilah
garbage in-garbage out, apakah artinya?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
13. Apa yang diharapkan akan ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis LCS dari
pasien dengan meningitis bakterial akut?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
14. Berikanlah contoh pengecatan sederhana negatif dan positif!
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
15. Berikanlah contoh pengecatan sederhana negatif dan positif!
Jawab:
____________________________________________________________________
_______

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 22


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROSKOPIS

1.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

2.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

3.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 23


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

4.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

5.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

6.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 24


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

7.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

8.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

9.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 25


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

10.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

11.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

12.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 26


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

13.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

14.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

15.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 27


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

16.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

17.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

18.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 28


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

19.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

20.
..............................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

Asistensi Pre-Praktikum Asistensi Post-Praktikum Responsi

Asisten Asisten Dosen Pembimbing

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 29


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

CATATAN ASISTEN

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 30


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

REVISI

1.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

2.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

3.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 31


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

4.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

5.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

6.
................................................
Material :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. :
pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 32


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

PRAKTIKUM II PENGECATAN GRAM

1. PENDAHULUAN
Pada pengecatan gram, cat pertama (primary stain) yang dipakai ialah crystal violet
yang memberi warna biru keunguan (purple-blue). Dengan penambahan larutan iodine
yang berfungsi sebagai mordant, akan terbentuk ikatan crystal violet-iodine yang
berwarna hitam-keunguan (purple-black) yang melekat pada komponen magnesium-
nucleic acid dari dinding kuman yang sulit lepas. Mordant berarti dapat membuat bentuk
tak terlarut (insoluble) karena berikatan dengan cat pertama. Ethyl alkohol 95% pada
tahap dekolorisasi bersifat sebagai bahan pelarut, berfungsi sebagai pelarut lemak dan
protein dehydrating agent. Aktivitasnya tergantung dari keberadaan lipid. Pada kuman
gram (+) dindingnya mengandung sedikit lipid sehingga terlarutkan juga sedikit dan
terbentuk lubang kecil yang dapat ditutup oleh protein yang mengalami dehidrasi,
sehingga warna pertama akan menetap. Sedangkan pada kuman gram (-), dindingnya
mengandung banyak lipid sehingga yang dilarutkan juga banyak dan terbentuk lubang
yang besar yang tidak dapat ditutup oleh protein yang dehidrasi. Hal ini mengakibatkan
pelepasan warna pertama sehingga kumannya menjadi tidak berwarna. Tahapan paling
kritikal adalah tahapan dekolorisasi ini karena kalau berlebihan akan menyebabkan
overdecolorization. Counterstain yang digunakan dapat safranin atau air fuchsin, yang
akan memberikan warna merah.

2. BAHAN CAT
1. Carbol gentian violet
Alcohol gentian violet 10ml
Carbol 90ml
2. Larutan lugol
Iodida 1g
Kalium Iodida 2g
Aquadest 300ml
3. Alkohol 95%
4. Larutan safranin atau air fuchsin

3. CARA KERJA

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 33


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

1. Membuat preparat:
a. Suspensi kuman:
i. Ambil 1 mata ose 1 l suspensi kuman
ii. Biarkan kering di udara
b. Koloni kuman:
i. Letakkan setetes air pada kaca obyek
ii. Sentuhkan ose pada permukaan koloni
iii. Celupkan ose pada tetes air pada kaca obyek, ratakan pada
permukaan kaca obyek
iv. Biarkan kering di udara
c. Flora pada sela gigi (kontrol positif pengecatan)
i. Gosok sela gigi dengan tusuk gigi
ii. Ratakan pada permukaan kaca obyek
iii. Biarkan kering di udara

2. Melakukan fiksasi preparat:


a. Pegang kaca obyek dengan penjepit kayu
b. Lewatkan kaca di atas api beberapa kali

3. Mengecat preparat:
a. Letakkan preparat di atas rak pengecatan, genangi dengan karbol gentian
violet selama 10-60 detik. Bilas dengan air mengalir.

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 34


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

b. Genangi preparat dengan larutan Grams iodine selama 10-60 detik. Bilas
dengan air mengalir.
c. Dekolorisasi menggunakan ethyl alkohol 95% tetes demi tetes sampai gentian
violet tidak tampak larut lagi. Hati-hati jangan sampai overdekolorisasi. Segera
bilas dengan air mengalir.
d. Genangi dengan safranin selama 40-60 detik. Bilas dengan air mengalir
e. Keringkan dengan kertas saring/kertas tisu dan setelah kering periksa dengan
mikroskop menggunakan minyak emersi (pembesaran lensa obyektif 100x).

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 35


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

LATIHAN SOAL

(Carilah jawaban dari sumber yang lain, jika pertanyaan yang dimaksud
tidak dibahas dalam buku petunjuk praktikum ini)

1. Pada pengamatan di mikroskop, warna apa yang akan tampak pada bakteri gram (+)
dan mengapa?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
2. Pada pengamatan di mikroskop, warna apa yang akan tampak pada bakteri gram (-)
dan mengapa?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
3. Warna ungu yang diserap dinding sel bakteri pada pengecatan gram berasal dari ...
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
4. Fiksasi pada pengecatan gram dilakukan dengan cara ...
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
5. Warna latar belakang preparat pengecatan gram adalah ...
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
6. Mengapa dapat terjadi overdekolorisasi?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
7. Bahan cat apakah yang bersifat sebagai primary stain?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
8. Bahan cat apakah yang bersifat sebagai mordant?

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 36


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

Jawab:
____________________________________________________________________
_______
9. Bahan cat apakah yang bersifat sebagai counter stain?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______
10. Termasuk jenis pengecatan apakah Gram?
Jawab:
____________________________________________________________________
_______

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 37


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

LAPORAN PRAKTIKUM PENGECATAN GRAM

Material :
Bakteri yang ditemukan :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit :
Keterangan tambahan :

Asistensi Pre-Praktikum Asistensi Post-Praktikum Responsi

Asisten Asisten Dosen Pembimbing

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 38


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

CATATAN ASISTEN

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 39


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

REVISI

Material :
Bakteri yang ditemukan :
Bentuk :
Susunan :
Pengecatan :
Sifat thd. pengecatan :
Contoh spesies :
Faktor virulensi :
Contoh penyakit :
Keterangan tambahan :

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 40


Praktikum Mikrobiologi Modul 3.1 Pengenalan Proses Terjadinya Penyakit

REFERENSI

1. http://shs.westport.k12.ct.us/mjvl/biology/microscope/microscope.htm
2. http://www.microscope-microscope.org/microscope-home.htm
3. Talaro K, Talaro a, Foundations in microbiology. 2-nd ed. WCB-MaGraw-Hill. Boston.
1996.
4. Syahrurachman, Agus. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa
Aksara.
5. Jawetz.2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta :EGC

Bagian Mikrobiologi FK UNDIP 41

Anda mungkin juga menyukai