Anda di halaman 1dari 6

ENZIM PENCERNAAN

(Makalah ini disusun sebagai Tugas Pengganti UAP Biokimia Program Studi
Pendidikan Biologi Semester 3 Kelas A)
Dosen Pengampu : Dina Rahma Fadillah, M. Si.

Disusun Oleh:

Nama : Ahmad Faiz Muzaki NIM : (11180162000026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M/1440 H
PEMBAHASAN

Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organik, yang dilakukan dalam
laboratorium memerlukan suatu kondisi yang ditentukan oleh beberapa faktor seperti
suhu, tekanan, waktu, dan lain-lain. Apabila salah satu kondisi tidak sesuai dengan apa
yang seharusnya dibutuhkan maka reaksi tidak dapat berlangsung dengan baik. Tubuh
kita merupakan laboratorium yang sangat rumit, sebab di dalamnya terjadi reaksi kimia
yang sangat beragam. Penguraian zat-zat yang terdapat dalam makanan kita,
penggunaan hasil, uraian untuk memperoleh energi, penggabungan kembali hasil, uraian
untuk membentuk persediaan makanan dalam tubuh serta banyak macam reaksi lain
yang apabila dilakukan di dalam laboratorium atau in vitro membutuhkan keahlian
khusus serta waktu yang lama, dapat berlangsung dengan baik di dalam tubuh atau in
vivo tanpa memerlukan suhu tinggi dan dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh kita dimungkinkan
karena adanya katalis yang disebut enzim.1
Enzim adalah protein yang mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia. Enzim
biasanya terdapat dalam sel dengan konsentrasi yang sangat rendah, di mana mereka
dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengubah posisi kesetimbangan; artinya baik laju
reaksi maju maupun laju reaksi kebalikannya ditingkatkan dengan kelipatan yang sama.
Kelipatan ini biasanya di sekitar 103 sampai 1012.2 Sumardjo (2008) menambahkan
bahwa enzim merupakan suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur
perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat ini dihasilkan oleh organ-organ
hewan dan tanaman, yang secara katalitik menjalankan berbagai reaksi, seperti
pemecahan hidrolisis, isomerisasi, adisi, transfer radikal, dan kadang-kadang pemutusan
rantai karbon. Selain itu, kebanyakan enzim yang terdapat di dalam alat-alat atau organ-
organ organisme hidup berupa larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah,
darah, cairan lambung, dan cairan pankreas. Enzim terdapat di bagian dalam sel. Hal ini
terikat erat dengan protoplasma. Enzim juga ada di dalam mitokondria dan ribosom.

1
La Ode Sumarlin, Biokimia: Dasar-dasar Biomolekul dan Konsep Metabolisme, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2018), hlm. 75.
2
Philip W. Kuchel dan Gregory B. Ralston, Biokimia Edisi Kedua, (Jakarta: Erlangga, 2006),
hlm. 49.

1
Dalam mengolah suatu makanan pada mulut, maka akan terjadi proses mekanis
maupun kimiawi. Proses mekanis yang terjadi pada mulut mengakibatkan tekstur atau
bentuk makanan menjadi lebih kecil dan halus. Selain itu, pada proses kimiawi terjadi
pengubahan zat-zat kompleks pada makanan menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Kedua proses tersebut tidak lepas dari peran kelenjar yang berupa cairan yang biasa
disebut dengan kelenjar air liur atau saliva. Kelenjar saliva terdiri dari tiga pasang
kelenjar yaitu parotid, submandibular, dan sublingual yang terletak sepanjang rahang
dari telingga hingga dagu. Kelenjar ini dipengaruhi oleh aktivitas sistem syaraf simpatik
dan parasimpatik. Sekitar 1 liter per hari saliva disekresi ke dalam rongga mulut. Saliva
mengandung 99% air yang membantu dalam melarutkan makanan.
Enzim yang terkandung dalam saliva adalah α-amilase (menghidrolisa ikatan α-
1,4 glikosida) dan lipase yang diproduksi kelenjar serous di lidah bagian belakang
mulut. Mukus melumasi dan melapisi makanan serta melindungi lapisan mukosa mulut.
Senyawa anti bakteri dan antivirus juga terdapat pada saliva. Selain itu, antibodi
immunoglobulin A dan senyawa organik seperti urea, pospat, dan bikarbonat juga
merupakan bagian dari saliva.3 Pada saat proses mengunyah makanan sebagaimana
yang telah di sebutkan di atas, terjadi pencampuran antara makanan dengan saliva.
Bercampurnya saliva ini bukan hanya menyebabkan terjadi pemecahan ukuran makanan
di mulut, melainkan juga terjadi proses digesti. Hal tersebut disebabkan terdapatnya
kandungan enzim ptialin dalam saliva, yang dapat mengubah amilum menjadi maltosa.
Saliva juga membuat proses menelan lebih mudah sebab mengandung banyak air yang
berfungsi sebagai pelumas.4

3
Novita Wijayanti, Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi, (Malang: UB Press, 2017),
hlm. 29—30.
4
Asmadi, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,
(Jakarta: Penerbit Salemba Medika, 2008), hlm. 75.

2
Sumber gambar: https://eightysix2016.wordpress.com/2016/04/05/sistem-
pencernaan-manusia/

3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya, enzim
merupakan golongan dari protein yang berfungsi sebagai biokatalisator atau
reaksi-reaksi yang berlangsung di dalam tubuh. Zat ini dihasilkan oleh organ-
organ hewan dan tanaman, yang secara katalitik menjalankan berbagai reaksi,
seperti pemecahan hidrolisis, isomerisasi, adisi, transfer radikal, dan kadang-
kadang pemutusan rantai karbon. Selain itu, kebanyakan enzim yang terdapat di
dalam alat-alat atau organ-organ organisme hidup berupa larutan koloidal dalam
cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung, dan cairan pankreas.
Enzim terdapat di bagian dalam sel. Hal ini terikat erat dengan protoplasma.
Enzim juga ada di dalam mitokondria dan ribosom. Enzim yang bekerja pada
mulut yang merupakan salah satu organ pencernaan adalah enzim amilase yang
berfungsi untuk memecah pati (amilum) menjadi maltosa.

B. Saran
Penyusun berharap dengan adanya makalah sederhana ini dapat
membantu pembaca untuk mengetahui berbagai enzim pencernaan beserta
fungsinya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dari dosen
pembimbing dan teman-teman sekalian, agar dapat menyusun lebih baik lagi
kedepannya.

4
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Denny37. (2016, 5 April). Sistem Pencernaan Manusia. Diakses pada 2 Januari 2020
pukul 12.00 WIB, dari https://eightysix2016.wordpress.com/2016/04/05/sistem-
pencernaan-manusia/.

Kuchel, Philip W. dan Gregory B. Ralston. 2006. Biokimia Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.

Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sumarlin, La Ode. 2018. Biokimia: Dasar-dasar Biomolekul dan Konsep Metabolisme.


Jakarta: UIN Jakarta Press.

Wijayanti, Novita. 2017. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi. Malang: UB
Press.

Anda mungkin juga menyukai