Anda di halaman 1dari 6

I.

ANALISIS SITUASI
Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi
kesehatan yang akan berguna dalam menetapkan permasalahan, sehingga proses perencanaan
pemecahan masalah dapat dilakukan. Proses pemecahan masalah harus dapat benar-benar
memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat, dimana untuk hal tersebut diperlukan
dukungan informasi yang tepat dari proses analisis situasi.
Hendrick L Blum mengemukakan konsep tentang faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan.

Faktor penduduk 
herediter / keturunan

Faktor
Faktor Derajat Pelayanan
Lingkungan Kesehatan Kesehatan
Fisik Fisik Promotif
Biologis Mental Preventif
Sosio -kultural • Sosial Kuratif
Rehabilitatif

Faktor perilaku
Sikap
• Gaya hidup

Berdasarkan kerangka di atas, analisis situasi kesehatan sebaiknya meliputi 5 (lima) aspek,
yaitu :
 Analisis derajat (masalah) kesehatan, termasuk masalah gizi
 Analisis lingkungan kesehatan, meliputi lingkungan fisik, bilogi, ekonomi, sosial dan cultural
 Analisis perilaku kesehatan, meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang
kesehatan
 Analisis faktor kependudukan, termasuk faktor keturunan
 Analisis program dan pelayanan kesehatan
Analisis yang menggunakan kerangka pendekatan Blum ini akan memotret situasi kesehatan,
kemudian hasilnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang harus
dipecahkan.
1. Analisis derajat (masalah) kesehatan
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, bukan saja sehat dalam arti bebas dari
penyakit, tetapi termasuk tercapainya kesejahteraan fisik, social dan mental. Penyimpangan sedikit
dari pengertian itu sudah menyebabkan seseorang dikategorikan tidak sehat.
Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator, yaitu kesepakatan
mengenai kuantifikasi fenomena yang terjadi, sehingga suatu keadaan dengan mudah dapat
diabndingkan dengan standar, dengan daerah lain dan dengan waktu yang lain (trend).
Dalam menganalisis masalah kesehatan, diperlukan kemampuan untuk mengaplikasikan
metode dan konsep epidemiologi, sebab pada dasarnya ukuran-ukuran yang dipergunakan dalam
menggambarkan masalah atau derajat kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemilogi, seperti mortalitas
dan morbiditas.
 Mortalitas
Angka kematian (mortalitas) merupakan indikator status kesehatan dan indicator kependudukan.
Jenis angka kematian yang mempunyai kepekaan lebih terhadap masalah kesehatan adalah
Angka Kematian Bati (Infant Mortality Rate), Angka Kematian menurut Penyebab (Cause Spesific
Death Rate) dan Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate), apabila dibandingkan dengan
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) dan Angka Kematian menurut Umur ( Age Specific
Death Rate).
 Morbiditas
Angka kesakitan (morbiditas) adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu. Caranya
dengan mengukur angka insidens (Incidence Rate) dan angka prevalensi (Prevalence Rate).
i. Angka Insidensi adalah jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu, dalam waktu tertentu.
Angka insidens = Jumlah kasus baru x 1000/100 %
Jumlah penduduk berisiko
ii. Angka prevalensi adalah jumlah orang yang menderita penyakit tertentu (kasus baru +
kasus lama) dalam suatu kelompok masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.
Angka prevalensi = Jumlah penderita x 1000/100 %
Jumlah penduduk
iii. Indeks Pengalaman Karies
Index DMF untuk gigi tetap
- D (decayed) adalah gigi mempunyai satu atau lebih tanda serangan karies, yang tidak
ditambal akan tetapi masih dapat ditambal.
- M (missing) adalah gigi telah dicabut (hancur sendiri) oleh karena karies atau harus
dicabut oleh karena karies.
 Mo = gigi yang telah dicabut
 Mi = gigi yang masih harus dicabut
- F (filled) adalah gigi telah mempunyai satu atau lebih tambalan yang masih baik.
(Jika gigi mempunyai satu atau lebih tambalan, tetapi terdapat serangan karies baru
pada gigi yang sudah ditambal disebut D & F)
Indeks def untuk gigi sulung
- d (decayed) adalah gigi punya satu atau lebih tanda serangan karies yang tidak
ditambal akan tetapi masih dapat ditambal.
- e (indicated for extraction) : gigi karies yang tidak dapat ditambal lagi dan harus
dicabut (Gigi sulung yang tidak ada pada waktu pemeriksaan tidak dihitung sebab
tidak mungkin diketahui dengan pasti apakah gigi tersebut diganti oleh gigi tetap atau
dicabut oleh karena karies)
- f (filled) adalah gigi punya satu atau lebih tambalan yang masih baik (Bila pada suatu
gigi sulung yang telah mempunyai satu atau lebih tambalan yang masih baik, terdapat
lagi serangan karies yang baru disebut d.f
Cara-cara pengukuran / perhitungan
- Indeks DMF adalah jumlah rata-rata dari gigi geligi tetap perorangan yang rusak (D),
hilang karena karies (M) atau ditambal (F).
Indeks DMF = Jumlah gigi DMF
Jumlah orang yang diperiksa
- Indeks D adalah jumlah rata-rata dari gigi geligi tetap perorangan yang rusak (D).
- Indeks df adalah jumlah rata-rata dari gigi geligi susu yang rusak (d) dan yang ditambal
(f).
Indeks df = Jumlah gigi df
Jumlah anak-anak yang diperiksa
- Prevalensi karies adalah perluasan karies pada suatu daerah tertentu dan pada waktu
tertentu.
= jumlah orang dengan 1 /lebih gigi yang D/M/F/D+M+F x 100 %
jumlah orang yang diperiksa
Prevalensi karies bisa diukur dengan :
= Jumlah orang yang diperiksa bebas karies x 100 %
Jumlah orang yang diperiksa
2. Analisis lingkungan kesehatan
Lingkungan fisik meliputi keadaan geografik, karakteristik topografi, keadaan cuaca, tempat
atau gedung, fasilitas kesehatan, listrik, ruangan, sarana dan prasarana. Social budaya meliputi tingkat
pendidikan, kepercayaan, adat istiadat, kebiasaan, pola makan dan norma-norma dalam masyarakat.
Sosial ekonomi meliputi pekerjaan dan penghasilan, sedangkan sosial politik adalah aturan-aturan
yang berkaitan dengan aspek hokum, kebijakan instansi, pemerintah setempat.
Salah satu faktor yang berhubungan dengan kesehatan gigi dalam analisis lingkungan
kesehatan adalah perbedaan kadar flouridasi air minum, apabila kadar fluor sekitar 1 ppm akan
menyebabkan prevalensi karies gigi yang rendah.

3. Analisis perilaku kesehatan


Analisis perilaku kesehatan adalah analisis konsep sehat-sakit, kepercayaan-kepercayaan
tentang kesehatan yang ada di masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, kebiasaan-kebiasaan
yang berkembang di masyarakat, serta pola perilaku dalam mengkonsumsi makanan.
Untuk status kesehatan gigi dan mulut terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas
kesehatan gigi, yaitu :
 Aspek fisik
Pemberian gizi yang salah pada saat kehamilan meyebabkan struktur gigi rentan terhadap karies,
keadaan gigi berjejal sehinggan menyebabkan mudahnya penumpukan plak dan sisa-sisa
makanan akibatnya mempermudah timbulnya karies dan radang gusi
 Aspek mental
Sebagian masyarakat percaya bahwa penyakit gigi dan mulut disebabkan oleh guna-guna,
tentunya untuk mengobati penyakitnya masyarakat tidak akan pergi ke dokter gigi melainkan akan
pergi ke dukun, akibatnya penyakit akan bertambah parah
 Aspek sosial
Nilai budaya yang berkembang di daerahnya, pengaruh sosial ekonomi yang kurang, keadaan
tersebut akan mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap kesehatan gigi dan mulut

4. Analisis faktor kependudukan


Data faktor keturunan / herediter yang mempengaruhi status kesehatan biasanya sulit di dapat,
oleh karena itu dilakukan analisis demografi. Data demografi penting untuk menentukan besaran
masalah dan besaran target program. Informasi yang di dapat dari analisis demografi diperlukan untuk
menganalisis indikator-indikator lain.
Data yang diperlukan untuk analisis kependudukan adalah jumlah, komposisi dan struktur
penduduk, pertumbuhan penduduk, mobilitas, serta persebaran penduduk. Selain itu diperlukan juga
informasi spesifik seperti jumlah bayi dan balita, ibu hamil, tingkat pendidikan, mata pencaharian dan
sebagainya.

5. Analisis program dan pelayanan kesehatan


Analisis program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan pendekatan sistem, yaitu
dengan memperhatikan input, proses dan output.

LINGKUNGAN

INPUT PROSES OUTPUT IMPACT

FEED BACK

Analisis dengan pendekatan sistem ini dilakukan dengan merinci faktor dan komponen yang
ada dalam input, bagaimana proses penyampaian pada tujuan, serta merinci yanga ada pada output.
 Analisis input : tenaga, dana, fasilitas dan sarana, kebijakan, teknologi
1) Puskesmas dengan pelayanan kesehatan gigi
2) Penyebaran alat : dental static, dental mobile, ART set
3) Keadaan alat : dental static, dental mobile
4) Penyebaran tenaga : dokter gigi, perawat gigi
 Analisis proses
1) Frekuensi kunjungan pasien
2) Beban kerja petugas : kegiatan kuratif dan kegiatan promotif-preventif
 Analisis output
1) Cakupan pelayanan : rata-rata kunjungan pasien rawat jalan gigi/hari, cakupan kelompok
rentan, cakupan ibu hanil, cakupan TK UKGS, cakupan SD + MI dengan UKGS promotif-
preventif, cakupan SD + MI dengan UKGS paripurna, cakupan SD + MI dengan pelayanan
kesehatan gigi
2) Pembinaan peran serta masyarakat : cakupan posyandu dengan UKGM, ratio kader yang
aktif
3) Upaya mempertahankan gigi tetap : ratio tambal-cabut
4) Morbiditas penyakit gigi dan mulut : % kasus gigi
5) dan mulut (5 jenis penyakit), % kasus gigi dan mulut menurut kelompok umur
(berdasarkan indikator)
(diambil dari buku pedoman profesi)

Anda mungkin juga menyukai