Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN KARIES GIGI PADA IBU HAMIL PENGUNJUNG POLI

KIA/KB PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO


TAHUN 2013

Usulan Penelitian Untuk Karya Tulis Ilmiah

Jurusan Keperawatan Gigi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Diajukan oleh :

Ni -------------------------------------(nama mahasiswa)
717125070101133

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

Desember 2014

0
1. Latar belakang

Menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

menuliskan bahwa kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik,

mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang

produktif secara sosial dan ekonomis……? (tdk ada refensi yg diacu).

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau

masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan kesehatan ini, baik kesehatan

individu, kelompok, atau masyarakat harus diupayakan.Upaya mewujudkan

kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat, lembaga

pemerintah, ataupun swadaya masyarakat (LSM).Upaya mewujudkan

kesehatan tersebut, dapat dilihat dari dua aspek, yakni pemeliharaan kesehatan

dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek,

yakni kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitative (pemulihan kesehatan

setelah sembuh dari sakit atau cacat). Sedangkan kesehatan mencakup dua

aspek, yakni: preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan

kesehatan itu sendiri). Kesehatan perlu ditingkatkan karena kesehatan itu

relatif dan mempunyai bentangan yang luas. Oleh sebab itu upaya kesehatan

promotif ini mengandung makna bahwa kesehatan seseorang, kelompok, atau

1
individu harus selalu diupayakan sampai tingkat yang optimal (Notoatmodjo,

2003).

Ada empat faktor penting yang dapat menimbulkan karies yaitu plak gigi,

karbohidrat yang cocok (terutama gula), permukaan gigi yang rentan, waktu.

Keempat faktor ini bekerja sama seperti berikut. Beberapa macam bakteri plak

mempunyai kemampuan untuk melakukan fermentasi substrak karbohidrat

dalam makanan yang sesuai (misalnya glukosa dan sukrosa) sehingga

membentuk asam dan mengakibatkan turunnya pH sampai dibawah 5 atau 4,5

dalam tempo 1-3 menit. Plak tersebut tetap asam untuk beberapa waktu.Untuk

kembali ke pH normal sekitar 6-7, diperlukan waktu sekitar 30-60

menit.Perubahan pH plak beberapa waktu setelah berkumur-kumur dengan

glukosa. Adalah anjloknya pH yang berulang-ulang ini yang dalam waktu

tertentu mengakibatkan terjadinya demineralisasi pada permukaan gigi yang

rentan, dan proses karies pun dimulai (Kidd dan Smith, 2002).

Data karies gigi menururt Riset Kesehatasan Dasar………tambahkan

disini……

Kehamilan adalah masa yang unik dalam kehidupan seorang wanita dan

ditandai oleh perubahan fisiologis dan hormonal yang kompleks.Perubahan ini

dapat mempengaruhi kesehatan mulut selama kehamilan.Terjadinya fluktuasi

hormonal dapat mempengaruhi cairan servikular, serum, saliva, dan jaringan

gingiva. Kesehatan rongga mulut yang buruk dapat mempengaruhi kualitas

hidup seseorang. Nyeri, infeksi, dan gigi yang hilang dapat mempengaruhi

cara orang berbicara, makan, dan bersosialisasi, mempengaruhi fisik, mental,

2
Pada
untukAlinea ini belummasalah
mendapatkan memuatkaries
ttg masalah karies
gigi pd ibu gigimaka
hamil pada cari
ibu hamil,
jurnal2hanya
penelitian yg
memuat teori2
terkait dengan masalah karies gigi pd ibu hamil. Mis cari di goolge mis: goolge
scholar
dan kesejahteraan sosial. Setiap peningkatan kerusakan gigi selama kehamilan

mungkin karena perubahan pola makan dan kebersihan mulut. Mual dan

muntah dalam kehamilan dapat menyebabkan erosigigi (Bartini, 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh melalui survei awal di Puskesmas Tuminting

Kecamatan Tuminting Kota Manado pada tanggal 31 Januari 2013 didapatkan

jumlah ibu-ibu hamil yang berkunjung pada 3 bulan terakhir di bagian

kesehatan ibu dan anak (BKIA) berjumlah 600 pengunjung. Sedangkan dari

hasil pemeriksaan yang dilakukan pada 10 orang ibuhamil, dengan 5 ibu hamil

pada trimester pertama, 3 ibu hamil trimester kedua dan 2 ibu hamil trimester

ketiga. Dari hasil pemeriksaan diperoleh DMF-T yaitu 3,9 yang berartitelah

melebihi standar yang telah ditetapkan oleh WHO yaitu < 3, oleh sebab itu

penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran

pengetahuan tentang karies gigi pada ibu hamil di puskesmas Tuminting

Kecamatan Tuminting Kota Manado.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan

“Bagaimanakah Gambaran Karies Gigi Pada Ibu Hamil di Puskesmas

Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado?”.

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah gambaran karies

gigi pada ibu hamil di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota

Manado?

4. Manfaat Penelitian

3
a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan gigi dan mulut yang

berkaitan karies gigi pada ibu hamil.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Ibu hamil pengunjung Puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber atau bahan informasi

kepada ibu hamil di puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota

Manado untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi institusi dalam perpustakaan

JurusanKeperawatan GigiPoltekkes Kemenkes Manado serta sebagai

bahankajian untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara langsung dalam

melakukan penelitian serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat.

5. Tinjauan Pustaka

A. Karies Gigi

a. Pengertian karies gigi

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,

dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad

renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan.Tandanya adalah

adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh

4
kerusakan bahan organiknya.Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan

kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang

dapat menyebabkan nyeri (Kidd dan Beccal, 1992).

b. Penyebab Terjadinya Karies

1. Plak

Menurut WHO (1978) yang dikutip Sriyono (2005), plak

adalah kesatuan struktur yang khusus dan berubah-ubah yang

dihasilkan oleh kolonisasi dan pertumbuhan mikroorganisme pada

permukaan gigi, yang terdiri dari berbagai spesies dan stain

mikroba yang melekat erat pada matriks ekstra seluler plak sifatnya

sangat lengket dan mampu membantu melekatkan bakteri-bakteri

tertentu pada permukaan gigi. Dalam beberapa hari plak ini akan

bertambah tebal dan terdiri dari berbagai macam mikroorganisme,

akhirnya flora plak yang tadinya kokus oleh bentuk kokus

menjadi flora campuran yang terdiri atas kokus, batang dan

filament (Kidd dan Bechal, 1992).

Streptococcusmutans dan laktobasilusmerupakan kuman

yang kariogenik karena mampu segera membuat asam

darikarbohidrat yang dapat diragiakan. Menurut Gibbons dan

Baghart (1967), Jordan dan Keys (1996) dalam buku Kidd

menemukan bahwa Streptococcus kariogenik mempunyai sifat

tertentu yang memegang peranan utama dalam proses karies gigi,

yaitu Streptococcus mempermentasikan berbagai jenis karbohidrat

5
menjadi asam sehingga mengakibatkan turunnya pH (Kidd dan

Bechal, 1992). Turunnya pH mengakibatkan terjadinya

demeneralisi dari permukaan email yang rentan, sehingga

terjadinya pelarutan dari kalsium fosfat email yang menyebabkan

kerusakan email maka terjadilah karies (Putri dkk, 2011).

2. Korbohidrat

Karbohidrat yang tertinggal didalam mulut dan

mikroorganisme, merupakan penyebab dari karies gigi.Karbohidrat

ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan

sintesa polisakarida ekstra sel. Sintesa polisakarida ekstra sel dari

sukrosa lebih cepat dibandingkan dengan glukosa, fruktosa dan

laktosa.Oleh karena itu sukrosa merupakan gula paling kariogenik

walaupun gula lainnya tetap berbahaya.Sukrosa merupakan gula

paling banyak dikonsumsi maka sukrosa merupakan penyebab

karies yang utama (Kidd dan Bechal, 1992).

3. Kerentanan gigi

Plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi

terbentuknya karies. Oleh karena itu kawasan gigi yang

memudahkan pelekatan sangat mungkin diserang karies. Kawasan-

kawasan yang mudah diserang karies tersebut yaitu pit dan fisur

pada permukaan oklusal molar dan premolar, permukaan halus

didaerah aproksimal sedikit dibawah titik kontak, email pada

tepian didaerah leher gigi sedikit di atas tepi gingival, permukaan

6
akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat pelekatan pada

pasien dengan resesi gingival karena penyakit periodontium, tepi

tumpatan yang kurang, permukaan gigi yang berdekatan dengan

gigi tiruan dan jembatan (Kidd dan Bechal, 1992).

4. Waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali

mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa

proses karies tersebut terdiri atas proses perusakan dan perbaikan

yang silih berganti, karena itu bila saliva ada didalam lingkungan

gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitung hari atau

minggu, melainkan dalam bulan atau tahun (Kidd dan Bechal,

1992).

c. Proses Terjadinya Karies Gigi

Proses terjadinya karies gigi karena disebabkan faktor host, agent,

substrat, dan didukung oleh faktor ke empat yaitu faktor waktu. Proses

terjadinya karies gigi akan terjadi bila ke empat faktor yang telah

disebutkan diatas saling bekerja sama dan masing-masing memenuhi

kondisi yang sesuai. Seperti penjamu bersifat rentan, mikroflora yang

bersifat kriogenik, substrat yang sesuai dan jangka waktu yang cukup

memadai untuk terjadinya proses perubahan pada ke empat faktor yang

saling berkaitan tersebut (Bahar, 2011).

d. Perjalanan Karies

7
1. Karies Enamel

Karies yang belum sampai dentin, baru sampai pada dentino

enamel junction. Karies enamel tidak selalu memberi keluhan,

kecuali bila sudah sampai dentino enamel junction, karena disitu

terdapat ujung-ujung saraf namun bila rangsangan dihilangkan rasa

linu akan segera hilang.

2. Karies Dentin

Karies sudah sampai ke dentin tetapi masih jauh dari pulpa kira-

kira setengah pulpa. Apabila diberi rangsangan makanan atau

minuman manis, asam, panas dan dingin akan terasa linu tetapi

hanya sebentar, rasa linu ini hilang 1 menit setelah penyebabnya

dihilangkan. Kadang sakit bila kemasukan makanan tetapi kalau

rangsangan dihilangkan maka rasa sakit akan segera hilang dan

tidak ada rasa sakit secara spontan.

3. Karies Pulpa

Karies yang sudah mencapai pulpa sehingga pulpa mengalami

peradangan.Gejala yang terasa berupa rasa sakit secara spontan dan

rasa sakit yang timbul dengan atau tanpa adanya rangsangan

(DepKes, 1996).

e. Pengukuran Status Karies Gigi

Status karies gigi atau angka karies seseorang dapat dilihat hasil

pengukuran dengan menggunakan ukuran atau indeksDMF-T (Decay,

Missing, Filling-Teeth) menyatakan suatu keadaan gigi geligi

8
seseorang yang mengalami kerusakan, hilang, ataupun perbaikan yang

disebabkan oleh karies (Depkes RI, 2009). Pengertian masing-masing

komponen dari DMF-T (Decay, Missing, Filling-Teeth) adalah sebagai

berikut:

D = Decay yaitu kerusakan gigi permanen karena karies yang masih

dapat ditambal.

M = Missing yaitu gigi permanenyang hilang karena karies atau gigi

karies yang mempunyai indikasi untuk cabut.

F = Filling yaitu gigi permanen yang telah ditambal karena karies.

Angka-angka hasil pengukuran DMF-T (Decay, Missing, Filling-

Teeth) dapat digunakan untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi

seseorang yaitu jumlah karies menurut umur, peningkatan jumlah

karies dalam waktu tertentu, membuat rencana program dan untuk

melaksanakan program evaluasi yaitu jika angka Decay (D) rendah

dibandingkan sebelumnya berarti suatu program yang dijalankan hasil

(Herijulianti dkk, 2001). Karies gigi dapat dinilai dengan

menggunakan indeks DMF-T dimana standar DMF-T menurut WHO ≤

3.

f. Hubungan Karies Gigi Pada Ibu Hamil

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan terhadap

penyakit gigi dan mulut. Pada awal kehamilan ibu hamil biasanya

merasa lesu dan muntah-muntah yang biasanya berlangsung selama

tiga bulan pertama.Keadaan ini disebabkan oleh peningkatan hormon

9
esterogen dan progesteron. Ibu hamil cenderung mengutamakan

kondisi kandungan atau bayinya sehingga kurang memperhatikan

kesehatan lainnya, termasuk memelihara kebersihan gigi dan

mulutnya.Sehingga menjadi rawan atau peka terhadap karies gigi dan

radang gusi. Meningkatnya karies gigi sudah ada pada masa kehamilan

disebabkan karena perubahan lingkungan di sekitar gigi dan

kebersihan mulut yang kurang. Faktor-faktor yang dapat mendukung

terjadinya karies gigi atau gigi berlubang yaitu pH saliva pada ibu

hamil lebih asam, waktu hamil biasanya sering memaka makanan

cemilan/snack yang banyak mengandung gula, akibatnya serangan

asam pada plak yang dipercepat dengan adanya asam dari msulut dapat

mempercepat terjadinya gigi berlubang. Kehamilan menjamin

sejumlah perubahan fisiologis yang rumit yang dapat bermanifestasi

dalam tubuh wanita.Hal ini dapat mencakup peningkatan sekresi

hormon seks perempuan, yaitu estrogen dan progesteron, yang penting

dalam menyediakan janin dengan lingkungan yang ideal untuk

pertumbuhan serta mempersiapkan ibu untuk pengiriman.Selain

perubahan sistemik utama yang disebabkan oleh kehamilan seperti

yang diamati dalam endokrin, kardiovaskular pernafasan, sistem ginjal,

perubahan fisik lokal juga dapat terjadi, termasuk perubahan dalam

rongga mulut (Suresh dan Radfar, 2004).

g. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Karies Gigi pada Ibu Hamil

10
Kehamilan tidaklah langsung menyebabkan karies gigi,

meningkatnya karies gigi atau menjadi lebih cepatnya proses karies

yang sudah ada pada masa kehamilan lebih disebabkan karena

perubahan lingkungan di sekitar gigi dan kebersihan mulut yang

kurang. Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses

karies yang sudah ada pada wanita hamil sepertipH saliva wanita

hamil lebih asam jika dibandingkan yang tidak hamil. Kemudian

waktu hamil biasanya sering memakan-makanan cemilan/snack yang

banyak mengandung gula. Adanya rasa mual dan muntah membuat

wanita hamil malas memelihara kebersihan rongga mulutnya,

akibatnya serangan asam pada plak yang dipercepat adanya asam dari

mulut karena mual atau muntah jadi dapat mempercepat proses

terjadinya karies gigi (Forest, 1995). Perubahan rongga mulut yang

terlihat selama kehamilan terdiri dari gingivitis, pembesaran gingiva

granulomapiogenik dan perubahan glandula sarivarius.Sirkulasi

estrogen yang meningkat, menyebabkan terjadinya gingivitis dan

pembesaran gingivapada ibu hamil. Peningkatan terjadinya

angiogenesis, dihubungkan dengan hormon seks dan faktor iritasi

gingiva oleh plak, yang diyakini merupakan penyebab granuloma

piogenik.Hal ini utamnya terjadi pada aspek labial dan interdental

papila. Hal ini terjadi sepanjang waktu kehamilan, tetapi dilaporkan

umumnya terjadi pada kehamilan pertama selama trimester pertama

dan kedua (Leman, 2012).

11
h. Perawatan Gigi Dan Mulut Pada Ibu Hamil

Pada awal kehamilan perawatan gigi dan mulut harus lebih

diperhatikan, karena mual dan muntah akan mempengaruhi

kebersihan gigi dan mulut. Bersihkanlah gigi dan mulut dengan

menyikat gigi secara teratur. Jika ibu mual dipagi hari, sikat gigi

setelah bangun tidur perlu dilakukan dengan pelan-pelan dan hati-hati.

Hindari menyikat gigi segera setelah makan, karena akan merangsang

muntah (Bartini, 2012).

Untuk menghindari perubahan pada gigi dan gusi sebaiknya banyak

mengkonsumsi vitamin dan kalsium termasuk susu olahan (Nirwana,

2011).

6. Kerangka Konsep

Baik
Karies gigi Ibu hamil DMF-T
Kurang Baik

7. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

12
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan yang diperoleh di

lapangan atau secara nyata (Notoamodjo, 2005).

b. Variabel Penelitian

Variabel penelitian hanya satu variable (monovariabel) yaitu Karies Gigi

pada Ibu Hamil di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota

Manado.

c. Definisi Operasional

1. Karies gigi adalah penyakit gigi berlubang yang ditemui pada ibu hamil

pada saat pemeriksaan, pengukuran karies gigi berdasarkan standar

WHO yaitu ≤ 3. Karies gigi baik jika DMF-T≤ 3, tidak baik jika DMF-

T>3.

Pemeriksaan karies gigi dilakukan dengan menggunakan alat

diagnose set berupa kaca mulut, sonde, pinset dan excavator.

2. Ibu hamil adalah Ibu yang hamil trimester I, II, dan III yang memiliki

karies gigi.

d… Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ibu hamil

pengunjung ……….

2. Sampel yang akan digunakan yaitu Ibu hamil pengunjung Puskesmas

Tuminting dengan kehamilan pada trimester I, II, dan III. Teknik

13
pengambilan sampel dengan accidental sampling dilakukan pada

minggu ke II dan III

3. Instrumen Penelitian

a. Lembar pemeriksaan DMF-T

b. Diagnosa set (kaca mulut, pinset, sonde, excavator)

c. Gelas kumur dan air kumur

d. Alat tulis menulis

4. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota

Manado, bertempat di bagian kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).

Waktu penelitian berlangsung pada bulan April 2013.

5. Teknik pengumpulan data

1. Data primer

Data yang di peroleh secara langsung melalui pemerisaan karies gigi

catatn masa kehamilan pada ibu hamil.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari pihak Puskesmas Tuminting berupa data

pendukung lainnya yaitu profil puskesmas

6. Jalannya penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Pengajuan judul, pembuatan surat izin untuk melakukan kegiatan

survei awal, penyusunan proposal, konsultasi dan diseminar proposal.

14
b. Tahap pelaksanaan

1. Membuat izin penelitian

2. Memeriksa karies gigi dan mencatat pada lembar/format DMF-T

3. Melakukan tabulasi data, penyusunan KTI, konsultasi dan ujian

KTI.

7. Analisa data

Data yang diperoleh dinarasikan dan disajikan dalam bentuk table

distribusi frekuensiberdasarkan rumus (Sudijono, 2008).

f
P = X 100
n
Keterangan :
P : Persentase

f: Frekuensi

n: Jumlah Populasi

100 : Nilai Konstanta

15
8. Jadwal Kegiatan

No
Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Menyusun proposal
3 Observasi awal
4 Konsultasi
5 Seminar proposal
6 Pemasukan proposal
7 Penelitian

16
DAFTAR PUSTAKA

Bahar.2011. Paradigma Baru Pencegahan Karies Gigi.Lembaga Penerbit


Universitas Indonesia Jakarta.
Bartini, I.2012. Panduan dan tips Hamil Sehat. Mulia Medika. Yogyakarta
Depkes,RI.1996. Ilmu Oraldiagnostik Pada SPRG. Hal.21, 22.Depkes Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan. Jakarta.

Forest, JO. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut, Ahli bahasa. Lilian


Yuwono.Ed.Ke-2.Hipokrates. Jakarta. 114-115.
Herijulianti, E. 2001.Pendidikan kesehatan gigi.EGC. Jakarta.
Kidd and Bechal.1992.Dasar-Dasar Kries Penyakit dan
Penanggulangannya.EGC. Jakarta.
Kidd, E, A. M dan Smith, B. G. N (2002).Manual Konservasi Restoratif
Menurut Pickard.Widya Medika. Jakarta.
Kristina, A, dan kawan-kawan.2008.Ilmu Penyakit gigi dan mulut. Dep. Kes.
Jakarta
Leman, M. 2012. Pencabutan gigi selama Kehamilan. Jurnal Kedokteran gigi. 1
(1 :41 – 47). Vol…..? bulan….?

Nirwana, A, B.2011.Kapita Selekta Kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta.

Notoatmodjo, S.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Reineke Cipta


Jakarta

Sriyono.N. W.2005. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pecegahan.Medika


Fakultas Kedokteran UGM.Yogyakarta.

Sudiono, A.2008. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Rajagrafindo Persada.


Jakarta.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Pustaka Yustisia.


Yogyakarta.

Putri, M, dan kawan-kawan.2011. Ilmu Pencegahan PenyakitKeras dan


Jaringan Pendukung Gigi.EGC. Jakarta

Yuwono,L. 1993. Restorasi Gigi. Ed. Ke-2 .EGC: Jakarta.

17
LEMBAR PEMERIKSAAN KARIES GIGI

Hari / Tanggal :
Nama Ibu :
Alamat :
Umur :
Pekerjaan :
Umur Kehamilan :

21 22 23 24 25 26 27 28
18 17 16 15 14 13 12 11

31 32 33 34 35 36 37 38
48 47 46 45 44 43 42 41

DMF-T
Kondisi/Status
Kode Gigi Tetap
Sehat 0
Gigi lubang/karies 1
Tumpatan dengan karies 2
Tumpatan tanpa karies 3
Gigi dicabut karena karies 4
Gigi dicabut karena sebab lain 5
Sealant, varnish 6
Abutment, mahkota khusus 7
Gigi tidak tumbuh 8
Gigi tidak termasuk kriteria diatas 9

Index pengalaman karies

D M F Jumlah DMF-T

18

Anda mungkin juga menyukai