Anda di halaman 1dari 27

Praktika Legal Drafting

Materi III :
Hirarki dan Asas Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang
• UU dalam arti material adalah setiap keputusan pemerintah. Adapun
keputusan pemerintah tergolong menjadi peraturan pusat dan peraturan
daerah.
• Peraturan pusat adalah peraturan tertulis yang dibuat oleh pemerintah yang
berlaku diseluruh atau sebagian wilayah negara.
• Peraturan setempat adalah setiap peraturan tertulis yang dibuat oleh
penguasa setempat dan hanya berlaku di daerah itu saja.
• Baik peraturan pusat ataupun daerah keduanya disebut sebagai peraturan
negara.
Urutan-Urutan Tata perundang-Undangan semakin ke atas
mempunyai kedudukan lebih tinggi, sebaliknya semakin
berkedudukan rendah akan bersifat sebagai pengaturan atau
petunjuk pelaksanaan.
Hirarki Peraturan Perundang-Undangan
UU No 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
c. Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan Daerah
- Peraturan Daerah Provinsi
- Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
- Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat
UU No 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan perundang-undangan
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Ketetapan MPR
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
f. Peraturan Daerah Provinsi
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
“Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial,
Bank Indonesia, Menteri, Badan, Lembaga, atau Komisi yang
setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah
atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang
setingkat.”
Keterangan
• UUD 1945 : Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) merupakan hukum dasar
tertulis Negara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum dalam
penyelenggaraan negara.
• Tap MPR : merupakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai
pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR.
• UU : yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama
Presiden. Perlu diketahui bahwa undang-undang merupakan produk bersama dari
presiden dan DPR (produk legislatif), dalam pembentukan undang-undang ini
bisa saja presiden yang mengajukan RUU yang akan sah menjadi Undang-
undang jika DPR menyetujuinya, dan begitu pula sebaliknya.
Perpu : Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam
hal ihwal kegentingan yang memaksa (negara dalam keadaan darurat),
dengan ketentuan sebagai berikut:
Perpu dibuat oleh presiden saja, tanpa adanya keterlibatan DPR
a. Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut.
b. DPR dapat menerima atau menolak Perpu dengan tidak mengadakan
perubahan.
c. Jika ditolak DPR, Perpu tersebut harus dicabut.
• Peraturan Pemerintah : Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh presiden untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya.
• Peraturan Presiden : Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
presiden untuk menjalankan perintah peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi atau dalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintah.
• Perda Provinsi : Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama
Gubernur.
• Perda Kabupaten/Kota : Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten atau Kota dengan
persetujuan bersama Bupati atau Walikota.
Materi Muatan UU
a. Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang;
c. Pengesahan perjanjian internasional tertentu;
d. Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau
e. Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
Materi Muatan Perpu dan PP
Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang sama dengan
materi muatan Undang-Undang.

Materi Muatan PP
Materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi untuk menjalankan Undang-
Undang sebagaimana mestinya.
Materi Muatan Pepres dan Perda
Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh Undang-
Undang, materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah, atau materi untuk
melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.

Materi Muatan Perda


Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut
Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi..
Contoh
a. UUD 1945
b. Ketetapan MPR
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
d. Peraturan Pemerintah (Perauran teknis)
e. Peraturan Presiden (Kelembagaan Produk)
f. Peraturan Daerah Provinsi
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Asas-Asas Keberlakuan Peraturan Perundang-
Undangan

Asas adalah aksioma yang memberi jalan


pencahayaannya jika sesuatu aturan diperlakukan atau
aturan yang mana harus diperlakukan bila terjadi
bentrokan beberapa aturan dalam pelaksanaannya.
1) Asas Lex Speciali Derogat Lex Generalis

• Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang


yang bersifat umum, dimana pembuat undang-undang itu sama.
• Contoh : Undang-undang tentang perkawinan dengan undang-undang
perikatan dalam kitab undang-undang hukum perdata.
• UU tentang perkawinan (UU No 01 Tahun 1974) adalah lex spesialis
sedangkan UU perikatan (KUHP) adalah lex generalis
2) Asas Lex Posteriore Derogat Lex Priori
• Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan undang-undang yang
berlaku terdahulu, dimana hal yang diatur oleh kedua undang-undang tersebut
mengenai suatu hal yang tertentu dalam makna dan tujuan berbeda atau
bertentangan sekalipun.
• Contoh : Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku (UU 12/11), Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
• Pilih yang menguntungkan terdakwa.
3) Asas Undang-Undang Tidak Berlaku Surut

• UU hanya boleh dipergunakan pada peristiwa yang disebutkan pada


UU tersebut dan peristiwa itu terjadi setelah UU itu dinyatakan
berlaku.
• UU yang dibuat hari ini tidak dapat menjangkau peristiwa hukum
yang lalu.
• Contoh : UU tentang narkotika, ini hanya berlaku bagi peristiwa
yang ada sangkut pautnya dengan narkotik dan peristiwa narkotik
yang terjadi setelah UU itu diberlakukan.
4) Asas Welvaartstaat
• UU sebagai sarana untuk semaksimal mungkin dapat mencapai
kesejahteraan spiritual dan material bagi masyarakat maupun individu
melalui pembaharuan dan pelestarian.
• Asas ini mencegah pembuat UU sewenang-wenang, sehingga bagi suatu
UU perlu dipenuhi beberapa syarat:
- Terbuka dalam pembuatan UU
- Partisipasi masyarakat (baik dengan usul tertulis ataupun dengar
pendapat (hearing) atau dengan cara lainnya)
Asas-Asas lain,,
Asas yang merupakan pegangan para pembuat perutana perundang-
undangan, yaitu
- Asas Deskresi
- Asas Adapsi
- Asas Kontinuitas
- Asas Prioritas
1) Asas Deskresi/Asas Oportunitas/Asas kebebasan

Bahwa pejabat pembuat undang-undang memiliki hak istimewa


dalam kedudukannya sebagai aparatur pemerintah. hak istimewa
inilah yang disebut sebagai hak untuk menyelenggarakan
kesejahteraan masyarakat. Dan ini merupakan konsekuensi logis
dari setiap negara yang memiliki tipe Negara “Welfare State”
seperti Indonesia. Syarat tersebut harus digunakan sepanjang
tidak merugikan kepentingan umum dan belum ada aturan
hukumnya.
2) Asas Adaptasi
Setiap keputusan pemerintah yang dibuat dalam bentuk peraturan
perundangan haruslah dibuat dengan mempertimbangkan
kemungkinan adanya perubahan yang buat dalam rangka
penyesuaian diri dengan keadaan. Penerapan asas ini terlihat pada
kata-kata clausule yang terdapat pada akhir alenia dari setiap
aturan perundangan. Biasanya yang menjadi kata kunci adalah:
jika terdapat kekeliruan dalam aturan perundangan ini, maka akan
diadakan peninjauan kembali.
3) Asas Kontinuitas

Asas kontinuitas adalah asas yang menjamin


keberlangsungan suatu peraturan perundangan dalam
berlakunya. Jadi walaupun pejabat pembuat aturan itu
berganti ganti, aturannya tetap berlaku.
4) Asas Prioritas

Asas prioritas adalah asas yang mengutamakan


kepentingan umum. Karena setiap perundangan yang
dibuat haruslah memperlihatkan keutamaan perhatian
pada kepentingan umum.
Asas Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik
• kejelasan tujuan;
• kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
• kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
• dapat dilaksanakan;
• kedayagunaan dan kehasilgunaan;
• kejelasan rumusan; dan
• keterbukaan.
Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan
Harus Mencerminkan Asas
a. pengayoman;
b. kemanusiaan;
c. kebangsaan;
d. kekeluargaan;
e. kenusantaraan;
f. bhinneka tunggal ika;
g. keadilan;
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan
i. pemerintahan;
j. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
k. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai