Anda di halaman 1dari 8

EFEK KONSUMSI JAJANAN TEBU BATANG TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

PADA SISWA-SISWI KELAS V SDN 3 PALIMANAN TIMUR KECAMATAN PALIMANAN


KABUPATEN CIREBON
Cahyo Nugroho1
1
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Email address: Cahyo Nugroho@yahoo.com

Abstrak
Tanaman tebu merupakan jenis tumbuhan golongan rumput-rumputan yang banyak mengandung air
dan serat, bila tebu dipotong akan terlihat serat-serat dan cairan manis. Tumbuhan tebu selain memiliki
kandungan nira dan serat terdapat juga, kandungan mineral yang cukup banyak didalamnya yaitu fosfor, zat
besi, kalsium, kalium dan magnesium yang baik untuk kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsumsi batang tebu terhadap kebersihan gigi dan
mulut pada siswa-siswi kelas V SDN 3 Palimanan Timur Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
Jenis penelitiaan yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), yaitu penelitian yang
menggunakan satu kelompok subjek serta melakukan sebelum dan sesudah perlakuan atau biasa disebut
dengan rancangan one group pre test and post test design (Notoatmodjo, 2010) yaitu pemeriksaan
kebersihan gigi siswa-siswi kelas V sebelum dan sesudah memakan batang tebu. Populasi penelitian ini
adalah siswa-siswi SDN 3 Palimanan Timur Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon tahun akademik
2016-2017 yang berjumlah 301 siswa-siswi. Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai /
karakteristiknya kita ukur dan nantinya kita pakai untuk menduga karakteristik dari populasi. Menentukan
besarnya sampel yaitu apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
penelitian populasi, sedangkan apabila subjeknya lebih besar dapat diambil 10-15% atau 20-55% (Arikunto,
2006). Pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan tingkat kebersihan gigi dan mulut pada siswa
kelas V SDN 3 Palimanan Timur kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah
mengkonsumsi batang tebu yaitu rata-rata nilai OHI-S mengalami penurunan yaitu dari 2,5 dengan kriteria
sedang menjadi 0,9 dengan kriteria baik.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulkan pengukuran tingkat
kebersihan gigi dan mulut pada siswa-siswi kelas V sesudah mengkonsumsi batang tebu menambah kriteria
OHI-S baik. Mengkonsumsi batang tebu (Saccharum officinarum) sebanyak 2 potong dengan berat 5gram
selama penelitian dapat menambah kriteria baik dalam kebersihan gigi dan mulut pada siswa-siswi kelas V.
Kata Kunci: Tebu batang, Kebersihan gigi dan mulut.

1
Cahyo Nugroho./IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017 Januari 2(1): 1-8

PENDAHULUAN (menggerus) yang dapat membersihkan


permukaan gigi. Gerakan mengunyah akan
Tebu termasuk famili Graminae
merangsang sekresi saliva yang
(rumput-rumputan), genus Saccharum.
mengandung agen antibakteri. Saliva juga
Saccharum officinarum adalah jenis tebu
dapat menghilangkan sisa-sisa makanan
yang paling banyak dibudidayakan dan
atau membilas gigi, menetralisasi zat-zat
dipilih petani karena kualitasnya sangat
asam yang ada dari sisa makanan yang
baik untuk pembuatan gula. Tanaman tebu
terperangkap dalam sela-sela pit dan fisur
dapat tumbuh di daerah yang beriklim
permukaan gigi, namun saliva saja belum
panas dan sedang yaitu pada suhu sekitar
mampu membersihkan permukaan gigi
22–27°C dengan daerah penyebaran antara
secara optimal (Haida, 2014). Kebersihan
35°LS dan 39°LU. (Marliani, 2011).
gigi dan mulut adalah suatu keadaan
Tanaman tebu mempunyai batang tinggi
terbebasnya seluruh permukaan gigi baik
kurus, tidak bercabang, dan tumbuh tegak.
dari plak maupun kalkulus. Mengukur
Tanaman tebu dapat tumbuh baik, tinggi
kebersihan gigi dan mulut adalah suatu
batangnya dapat mencapai 2-5 meter atau
upaya untuk menentukan kebersihan gigi
lebih. Akar tanaman tebu adalah akar
dan mulut seseorang umumnya
serabut dan tanaman ini termasuk dalam
menggunakan suatu indeks (Putri, dkk.,
kelas Monocotyledone. Tebu dapat hidup
2010).
dengan baik pada ketinggian 5-500 meter
Tumbuhan tebu selain memiliki
diatas permukaan laut. (Iswanto, 2009).
kandungan nira dan serat terdapat juga,
Tanaman tebu merupakan jenis
kandungan mineral yang cukup banyak
tumbuhan golongan rumput-rumputan
didalamnya yaitu fosfor, zat besi, kalsium,
yang banyak mengandung air dan serat,
kalium dan magnesium yang baik untuk
bila tebu dipotong akan terlihat serat-serat
kesehatan (Rukmana, 2015). Kandungan
dan cairan manis. Cairan manis yang
senyawa-senyawa kimia yang terdapat
terkandung dalam tebu disebut nira dengan
pada tanaman tebu memiliki banyak
kandungan persentase 87,5% dan seratnya
manfaat untuk kesehatan, ini dibuktikan
12,5% dari bobot tebu (Tarigan, 2012).
pada penelitian yang dilakukan Natinal
Nira merupakan perasan yang
Center for Scientific Research, Havana,
diperoleh dari penggilingan tebu yang
Kuba menyatakan bahwa air tebu memiliki
memiliki warna coklat kehijauan. Nira di
kandungan sejenis alkohol yang mampu
dalam tebu memiliki kandungan sukrosa
menekan sintesa kolestrol tanpa efek
dan seratnya mengandung selulosa yang
samping. Hasil penelitian tersebut
merupakan dua komponen utama
menunjukkan bahwa pemberian
penyusun tanaman tebu, masing-masing
octacosanol 10 mg perhari terbukti
komponen tersebut tersusun atas bahan-
menunjukkan penurunan total kolestrol
bahan gula sederhana. Sukrosa atau yang
darah 17,5%. Kandungan gula dalam air
biasa dikenal sebagai gula pasir banyak
perasan tebu, menurut Soegiharjo dari
ditemukan pada tanaman tebu. Sukrosa
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
merupakan gabungan dari glukosa dan
Mada Yogyakarta, memiliki efek
fruktosa. Glukosa dan fruktosa yang tidak
antidiabetik. Cairan tebu mengandung
berikatan ditemukan pada tebu dalam
saccharant (bukan saccharine), suatu
jumlah yang lebih sedikit dibanding
senyawa jenis polisakarida non-pati yang
dengan sukrosa (Masruroh, 2015).
berkhasiat sebagai antidiabetik dan masih
Serat yang terdapat dalam tanaman
banyak khasiat serta manfaat tumbuhan
tebu mengandung selulosa, pentosan dan
tebu untuk kesehatan lainnya (Rukmana,
lignin yang sangat berguna untuk
2015).
kebersihan gigi dan mulut. Sifat mekanis
Anak berusia 10-11 umumnya
dari serat tebu yang dikunyah membantu
mempunyai pengetahuan dan keterampilan
menimbulkan efek seperti sikat

2
Cahyo Nugroho./IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017 Januari 2(1): 1-8

untuk melakukan berbagai jenis kegiatan. dengan warna kuning, hijau, merah, ungu
Sifat sosial dan psikologi anak yang serta perpaduan dari warna tersebut.
berusia 10-11 tahun mengalami keadaan Peneliti sewaktu kecil banyak
yang lebih menonjol, baik anak laki-laki menjumpai anak-anak yang sedang
maupun perempuan. Anak pada usia ini memakan batang tebu tanpa seizin
biasanya akan melakukan sesuatu untuk pemiliknya, mereka sering memakan
memperoleh perhatian orang dewasa dan batang tebu diantara rindangnya pohon-
juga akan berbuat sebaik-baiknya apabila pohon tebu, dengan sangat lahap sebagai
memperoleh dorongan atau motivasi dari penghilang dahaganya dicuaca yang sangat
orang dewasa, kondisinya tidak stabil, panas. Banyak orang tua yang bekerja
memiliki kepuasan yang besar dari suatu menjadi petani, mereka sering
kemampuan yang dicapai, memiliki membawakan batang tebu untuk anak-
kepercayaan yang tinggi terhadap orang anaknya dirumah sebagai bawaan bekerja
dewasa dan membeci kegagalan dari kebun maupun sawahnya, untuk itu
(Ramliani, 2013). tidak aneh bahwa hampir semua penduduk
Anak-anak pada usia ini mulai sekitar daerah tersebut, sangat menyukai
memperhatikan perkembangan dunia luar. tanaman yang satu ini.
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut dapat Peneliti sewaktu bersekolah di
diarahkan kepada apa yang kita sebut SDN 3 Palimanan Timur, peneliti banyak
dengan memupuk tanggung jawab menjumpai jajanan yang sangat digemari
terhadap diri sendiri dan masyarakat. anak-anak saat itu. Jajanan yang cukup
Tanggung jawab inilah yang diperlukan, praktis dan murah, anak-anak biasa
sebab seperti yang telah diketahui menyebutnya jajanan ini dengan sebutan
kesehatan mulut yang diabaikan akan tebu potong. Tebu potong merupakan
memberikan akibat yang mempengaruhi suatu jajanan tebu yang dijual dalam
hubungannya dengan masyarakat bentuk potongan-potongan kecil yang di
sekelilingnya seperti rasa rendah diri, masukan kedalam plastik, hal ini
berbicara tidak jelas dan sebagainya dimaksudkan agar konsumen yang identik
menjadi akibat dari gigi dan mulut yang dengan anak-anak lebih mudah untuk
tidak terpelihara kesehatannya mengonsumsinya tanpa harus bersusah
(Tomasowa, 1983). payah membuka kulitnya. Jajanan tebu
Pada wilayah tempat tinggal potong ini merupakan cemilan yang sangat
peneliti, tepatnya di Kabupaten Cirebon disukai anak-anak usia sekolah dasar dan
daerah Palimanan merupakan perkebunan banyak yang mencari karena rasanya yang
tebu dan pabrik gula Rajawali terdapat manis, enak, murah harganya, serta baik
disana. Palimanan memiliki kondisi tanah untuk kesehatan. Tebu potong adalah suatu
yang sangat subur dan masih terdapat jajanan lokal di sekolah dasar yang harus
lahan kosong yang cukup luas, maka tidak dipertahankan, karena jajanan ini adalah
heran bahwa banyak penduduk desa gemar jajanan yang aman dari bahan-bahan
menanam tanaman yang dapat kimiawi dan sangat menunjang dalam
dimanfaatkan untuk dikonsumsi, dari kesehatan khususnya gigi serta mulut.
tanaman pokok seperti padi, singkong, Hasil survey awal yang telah
berbagai umbi-umbian, sayur-sayuran, dilakukan peneliti pada hari rabu tanggal 3
buah-buahan dan banyak juga yang Februari 2016 terhadap 10 orang anak usia
menanam pohon tebu. Tanaman tebu 10-11 tahun di Kecamatan Palimanan
adalah tanaman yang sangat digemari Kabupaten Cirebon. Untuk pemeriksaan
untuk dikonsumsi dari anak-anak sampai terhadap kebersihan gigi dan mulut
orang dewasa. Jenis tebu yang sering terdapat rata-rata nilai OHI-S dengan
ditanam masyarakat daerah sekitar kriteria buruk 50%, kriteria sedang 50%
Palimanan berjenis Ps yaitu jenis tebu dan kriteria baik tidak ada. Tingginya rata-

3
Cahyo Nugroho./IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017 Januari 2(1): 1-8

rata nilai OHI-S dikarenakan kurangnya Alat yang dipakai dalam penelitian adalah
pengetahuan dan kesadaran tentang sebagai berikut: diagnostic set (sonde, eksavator,
pinset, kaca mulut), Nier beiken,lembar
kebersihan gigi dan mulut. Pada survey pemeriksaan OHIS, timbangan kue.
awal yang telah dilakukan peneliti bahwa Bahan yang dipakai dalam penelitian ini
pada anak-anak SD sudah jarang sekali adalah kapas, cotton roll dan alcohol, benicide.
mengkonsumsi tebu potong dan Tahap pelaksanaan adalah tahap yang akan
tergantingan oleh makanan fast food atau dilaksanakan pada siswa-siswi kelas V SDN 3
Palimanan Timur Kecamatan Palimanan
makanan cepat saji. Kabupaten Cirebon yang akan dilaksanakan pada
Berdasarkan pengalaman dan tanggal 4 Mei 2016.
pemaparan diatas penulis tertarik ingin a. Pertama, kegiatan yang dilakukan yaitu
melihat bagaimana kebersihan gigi dan pemeriksaan awal kebersihan gigi dan mulut
mulut siswa-siswi sekolah dasar yang siswa-siswi dengan menggunakan alat ukur
OHI-S.
mengonsumsi batang tebu, sekaligus b. Kedua, kegiatan yang dilakukan yaitu siswa-
menuangkannya kedalam sebuah karya siswi diminta untuk mengunyah potongan
tulis ilmiah yakni, “Pengaruh Konsumsi batang tebu yang di buat berukuran kecil
Batang Tebu Terhadap Kebersihan Gigi dengan panjang satu tebu berukuran 3cm dan
dan Mulut Pada Siswa-siswi Kelas V SDN berat 5 gram per anak mendapat dua potong
batang tebu. Perlakuan untuk mengunyah
3 Palimanan Timur Kecamatan Palimanan potongan batang tebu harus menggunakan
Kabupaten Cirebon” dua sisi pengunyahan yang dilakukan secara
bergantian.
BAHAN DAN METODE c. Ketiga yang dilakukan yaitu pemeriksaan
Jenis penelitiaan yang digunakan adalah akhir kebersihan gigi dan mulut siswa-siswi
eksperimen semu (Quasi Experiment), yaitu kelas V dengan menggunakan alat ukur OHI-
penelitian yang menggunakan satu kelompok S.
subjek serta melakukan sebelum dan sesudah Peneleitian ini bertujuan untuk melihat
perlakuan atau biasa disebut dengan rancangan one adanya pengaruh konsumsi batang tebu terhadap
group pre test and post test design (Notoatmodjo, kebersihan gigi dan mulut pada siswa-siswi kelas
2010) yaitu pemeriksaan kebersihan gigi siswa- V SDN 3 Palimanan Timur, dengan cara
siswi kelas V sebelum dan sesudah memakan menganalisa data menggunakan tekhnik distribusi
batang tebu. frekuensi kemudian diukur rata-rata kebersihan
Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi gigi dan mulut siswa-siswi kelas V menggunakan
SDN 3 Palimanan Timur Kecamatan Palimanan alat ukur OHI-S sebelum dan sesudah diberi
Kabupaten Cirebon tahun akademik 2016-2017 perlakuan mengunyah tebu.
yang berjumlah 301 siswa-siswi. Sampel adalah
sebagian dari populasi yang nilai / karakteristiknya HASIL
kita ukur dan nantinya kita pakai untuk menduga Tabel 1. Subjek Penelitian berdasarkan jenis
karakteristik dari populasi. Menentukan besarnya kelamin
sampel yaitu apabila subjek kurang dari 100 lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya
penelitian populasi, sedangkan apabila subjeknya Jenis Persentase
lebih besar dapat diambil 10-15% atau 20-55% No. Kelamin Jumlah (%)
(Arikunto, 2006). Pengambilan sampel untuk
penelitian ini adalah purposive sampling pada 1 Laki-laki 26 53,1
siswa-siswi kelas V SDN 3 Palimanan Timur
Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, sesuai 2 Perempuan 23 46,9
inklusi kriteria peneliti yaitu : Jumlah 49 100
1. Responden bersedia untuk menjadi subjek
penelitian.
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan
2. Responden bersedia untuk mengunyah
bahwa di kelas V SDN 3 Palimanan Timur
batang tebu.
memiliki kelompok terbesar yang terdapat pada
3. Responden memiliki gigi permanen yang
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
sudah tumbuh (16, 11, 26, 36, 31, 46)
sebanyak 26 murid dari 49 murid dengan
4. Responden memiliki kegiatan pembelajaran
persentase sebesar 53,1%.
yang tidak mendekati Ujian Nasional.

4
Cahyo Nugroho./IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017 Januari 2(1): 1-8

Tabel 2. Distribusi frekuensi sampel penelitian mengkonsumsi batang tebu terdapat pada
berdasarkan golongan umur responden yang memiliki kriteria OHI-S baik yaitu
sebanyak 40 murid dari 49 murid dengan
Golongan Persentase persentase sebesar 81,63%. Berdasarkan tabel di
No. umur Jumlah (%) atas menujukan bahwa serat bila dikunyah akan
membantu menimbulkan efek seperti sikat
1 10 tahun 23 46,9 (menggerus) yang dapat membersihkan permukaan
gigi.
2 11 tahun 26 53,1

Jumlah 49 100 Tabel 5. Distribusi frekuensi sampel penelitian


berdasarkan kriteria OHI-S sebelum dan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa di sesudah mengkonsumsi batang tebu.
kelas V SDN 3 Palimanan Timur memiliki
kelompok terbesar yang terdapat pada responden
berumur 11 tahun yaitu sebanyak 26 murid dari 49
murid dengan persentase sebesar 53,1%.

Tabel 3. Distribusi frekuensi sampel penelitian


berdasarkan kriteria OHI-S sebelum mengkonsumsi
batang tebu.
Jumlah Jumlah
Kriteria Persentase nilai
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa adanya
No OHI-S (%) OHI-S perubahan tingkat kebersihan gigi dan mulut pada
1 Baik 2 4,08 2 siswa kelas V SDN 3 Palimanan Timur kecamatan
2 Sedang 38 77,55 84,37 Palimanan Kabupaten Cirebon sebelum dan
sesudah mengkonsumsi batang tebu yaitu rata-rata
3 Buruk 9 18,37 35,5
nilai OHI-S mengalami penurunan yaitu dari 2,5
Jumlah 49 100 121,87 dengan kriteria sedang menjadi 0,9 dengan kriteria
Rata-rata nilai OHI-S 2,5 baik.

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa di kelas


V SDN 3 Palimanan Timur memiliki kelompok PEMBAHASAN
terbesar sebelum mengkonsumsi batang tebu
terdapat pada responden yang memiliki kriteria Penelitian dilakukan pada siswa-siswi kelas
OHI-S sedang yaitu sebanyak 38 murid dari 49 V SDN 3 Palimanan Timur Kecamatan Palimanan
murid dengan persentase sebesar 77,55%. Kabupaten Cirebon dengan sasaran jumlah 49
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa masih murid. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 Mei
rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan 2016 hingga 20 Mei 2016 dengan dibantu 3 orang
gigi dan mulut pada anak kelas V SDN 3 mahasiswa tingkat III Jurusan Keperawatan Gigi
Palimanan Timur. Politeknik Kesehatan Tasikmalaya yang
sebelumnya dilakukan kalibrasi.
Tabel 4. Distribusi frekuensi sampel penelitian Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi
berdasarkan kriteria OHI-S sesudah perhatian yang sangat penting dalam pembangunan
mengkonsumsi batang tebu. kesehatan, dan salah satunya disebabkan oleh
rentannya kelompok anak usia sekolah terhadap
Jumlah Jumlah
Persentase nilai gangguan kesehatan gigi. Gangguan kesehatan gigi
Kriteria
dan mulut pada umumnya berkaitan dengan
No OHI-S (%) OHI-S
kebersihan gigi dan mulut. Pada hasil penelitian
1 Baik 40 81,63 26,4 Kusnoto, dkk., dalam jurnalnya (2003) mengenai
2 Sedang 9 18,37 17,7 kebersihan gigi dan mulut yang diukur dengan
3 Buruk 0 0 0 menggunakan OHI-S indeks menunjukkan bahwa
rata-rata kebersihan gigi dan mulut murid-murid
Jumlah 49 49 100
sekolah dasar kelas IV-VI di wilayah DKI Jakarta
Rata-rata nilai OHI-S 0,9 termasuk kategori sedang yaitu 53,8% dari seluruh
murid yang diperiksa. Pada jurnal hasil penelitian
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat menunjukkan Kusnoto tersebut sesuai dengan hasil penelitian
bahwa di kelas V SDN 3 Palimanan Timur yang peneliti lakukan dimana kebersihan gigi dan
memiliki kelompok terbesar sesudah mulut pada siswa-siswi kelas V di SDN 3

5
Cahyo Nugroho./IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017 Januari 2(1): 1-8

Palimanan Timur memiliki kategori sedang yaitu senyawa Saccharant dan vitamin B2 (ribof lavin)
77,5% dari seluruh murid yang diperiksa, bahwa yang ternyata berfungsi sebagai anti diabetes, maka
kelompok terbesar responden yang memiliki untuk penderita diabetes (kencing manis) dapat
kriteria OHI-S sedang yaitu sebanyak 38 murid dari mengkonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang
49 murid, berdasarkan hasil penelitian menunjukan mengkonsumsi gula, walaupun gula merupakan
bahwa masih rendahnya kesadaran untuk menjaga hasil pemurnian dari tebu. Penyakit yang dapat
kebersihan gigi dan mulut pada siswa-siswi kelas V diobati oleh nira tebu meliputi, meredakan jantung
SDN 3 Palimanan Timur. berdebar, melawan kanker payudara, mencegah
Siswa-siswi kelas V di SDN 3 Palimanan stroke, mengobati mimisan, mengatasi kerusakan
Timur yang terdapat di Kecamatan Palimanan gigi, meredakan sakit panas, dan mengobati batuk.
masih sangat rentan terhadap penyakit gigi dan Pada tumbuhan tebu selain banyak manfaat
mulut terutama karies gigi dan gangguan kesehatan dari niranya pada tebu juga terdapat serat yang
gigi lainnya yang diawali dengan tidak terjaganya sangat berguna bagi kesehatan gigi dan mulut.
kebersihan gigi dan mulut, keadaan tersebut Serat yang terdapat dalam tanaman tebu
dikarenakan di sekitar lokasi sekolah banyak sekali mengandung selulosa, pentosan dan lignin yang
terdapat fasilitas jajanan anak-anak yang pada sangat berguna untuk kebersihan gigi dan mulut.
umumnya jajanan bersifat manis dan melekat Sifat mekanis dari serat tebu yang dikunyah
seperti coklat, biskuit dan permen, ditambah lagi membantu menimbulkan efek seperti sikat
kebiasaan memelihara kebersihan gigi dan mulut (menggerus) yang dapat membersihkan permukaan
yang masih kurang, selain itu, sekolah ini dipilih gigi. Pendapat Haida dalam jurnalnya (2014)
menjadi lokasi penelitian karena siswa-siswinya mengatakan bahwa gerakan mengunyah akan
belum mengetahui bahwa batang tebu memiliki merangsang sekresi saliva yang mengandung agen
manfaat terhadap kesehatan gigi dan mulut, anti bakteri. Saliva juga dapat menghilangkan sisa-
meskipun mereka sering mengkonsumsinya. sisa makanan atau membilas gigi, menetralisasi zat-
Menurut Tarigan dalam bukunya (1989) zat asam yang ada dari sisa makanan yang
menyatakan bahwa makanan sangat berpengaruh terperangkap dalam sela-sela pit dan fisur
terhadap gigi dan mulut, makanan yang bersifat permukaan gigi, namun saliva saja belum mampu
membersihkan gigi yang dapat mengurangi membersihkan permukaan gigi secara optimal.
kerusakan gigi seperti apel, jambu air, bengkuang, Hasil penelitian yang dilaksanakan pada
tebu dan lain sebagainya. siswa-siswi kelas V SDN 3 Palimanan Timur
Pada hasil penelitian Tarigan dalam menunjukan adanya pengaruh mengkonsumsi
skripsinya (2012) menyatakan bahwa tumbuhan batang tebu terhadap kebersihan gigi dan mulut
tebu merupakan jenis tumbuhan golongan rumput- setelah mengkonsumsi potongan batang tebu
rumputan yang banyak mengandung air dan serat, sebanyak 2 potong setiap siswa yaitu dengan
karena serat dan air sangat berguna untuk terjadinya penurunan rata-rata nilai OHI-S dari 2,5
kebersihan gigi dan mulut. Cairan manis yang dengan kriteria sedang menjadi 0,9 dengan kriteria
terkandung dalam tebu disebut nira dengan baik.
kandungan persentase 87,5% dan seratnya 12,5% Peneliti tinggal di desa Palimanan disana
dari bobot tebu. Menurut Warsa dalam jurnalnya terdapat pabrik gula yang bernama PT. Rajawali,
(2006) menyatakan bahwa nira tebu merupakan banyak lahan warga yang ditanami tumbuhan tebu
cairan hasil perasan yang diperoleh dari selain untuk keperluan pabrik, penduduk di
penggilingan tebu yang memiliki warna coklat Palimanan juga sangat menyukai tumbuhan tebu.
kehijauan. Nira tebu terdiri dari Amylum atau Tanaman tebu adalah tanaman yang hampir semua
karbohidrat, karbohidrat ini terdiri dari warga memiikinya, banyak warga yang menanam
monosakarida (glukosa, fruktosa), disakarida tanaman tebu ini baik di kebunnya maupun hanya
(sakharosa), dan polisakharida (selulosa). di halamannya. Batang tebu merupakan tanaman
Pendapat dari Santoso dalam jurnalnya yang memiliki serat pembersih alami untuk
(2000) menyatakan bahwa glukosa dan fruktosa rongga mulut (self cleansing), namun belum
yaitu gula yang sudah diinversikan atau dipecah banyak orang yang mengetahui hal tersebut.
melalui proses hidrolisis bisa dengan menggunakan Sebagian besar masyarakat hanya mengetahui
katalis asam maupun memakai panas. Sakharosa bahwa tanaman tebu adalah tanaman penghasil
merupakan senyawa yang diambil sebanyak- gula yang biasa mereka konsumsi sehari-hari, tetapi
banyaknya dari tebu untuk dipisahkan dari bagian- tidak untuk kesehatan rongga mulut. Peneliti
bagian lain dan dikristalkan menjadi gula sehingga berpendapat dengan tingkat pengetahuan mengenai
senyawa inilah yang akan dibuat menjadi gula,. manfaat batang tebu bagi kesehatan masih sangat
Sakharosa adalah karbohidrat dan berpotensi rendah, di karenakan banyak dari mereka yang
menghasilkan asam (pH 5-6) akibat reaksi beranggapan bahwa tebu adalah tanaman yang
metabolisme Steptococcus mutan. Pendapat hanya berguna untuk bahan baku pembuatan gula.
Pratjojo dan Kusumastuti pada jurnalnya (2014) Peneliti sewaktu bersekolah di SDN 3
menyatakan bahwa, pada perasan nira terdapat Palimanan Timur, peneliti banyak menjumpai

6
Cahyo Nugroho./IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017 Januari 2(1): 1-8

jajanan yang sangat digemari anak-anak saat itu. mengkonsumsi batang tebu dominan diperoleh
Jajanan yang cukup praktis dan murah, anak-anak kriteria OHI-S sedang.
biasa menyebutnya jajanan ini dengan sebutan tebu 2. Hasil pengukuran tingkat kebersihan gigi dan
potong. Tebu potong sangat terkenal pada saat itu, mulut pada siswa-siswi kelas V sesudah
jajanan ini sangat identik dijual dengan bentuk mengkonsumsi batang tebu menambah kriteria
potongan-potongan kecil yang di masukan kedalam OHI-S baik.
plastik, hal ini dimaksudkan agar konsumen yang 3. Mengkonsumsi batang tebu (Saccharum
identik dengan anak-anak lebih mudah untuk officinarum) sebanyak 2 potong dengan berat
mengonsumsinya tanpa harus bersusah payah 5gram selama penelitian dapat menambah
membuka kulitnya. Jajanan tebu potong ini kriteria baik dalam kebersihan gigi dan mulut
merupakan cemilan yang sangat disukai anak-anak pada siswa-siswi kelas V.
usia sekolah dasar dan banyak yang mencari karena
rasanya yang manis, enak, murah harganya, serta DAFTAR PUSTAKA
baik untuk kesehatan. Tebu potong adalah suatu Admin, 2014, Kewajiban Siswa, Pengertian Siswa
jajanan lokal di sekolah dasar yang harus http://idtesis.com, Diakses pada tanggal 02
dipertahankan, walaupun tebu potong ini rasanya Februari 2016.
manis namun jajanan yang satu ini bukanlah salah
satu jajanan yang berbahaya dan dapat merusak Arikuto, S., 2006, Metodelogi Penelitian, Bina
gigi namun jajanan yang satu ini merupakan Aksara, Yogyakarta.
jajanan yang sehat dan baik untuk kesehatan Barus, Adelina, 2012, Kesehatan Gigi dan Mulut
khususnya kesehatan gigi, namun banyak diantara yang Efektif dalam Meningkatkan
mereka yang menganggap bahwa memakan batang Kecerdasan Spiritual Anak, Jurnal,
tebu ini dapat merusak gigi dikarenakan rasa yang Kedokteran Gigi Universitas Indonesia,
manis pada tebu menempel pada permukaan gigi. Jakarta.
Pendapat peniliti mengenai anggapan
siswa-siswi yang menganggap bahwa rasa manis Be KienNio., 1987, Preventive Dentristry untuk
yang terdapat pada batang tebu dapat merusak gigi, Sekolah Pengatur Perawat Gigi, YKGI,
hal ini dikarenakan masih rendahnya dan masih Bandung.
terbatasnya pengetahuan mententang manfaat tebu. Departemen Pertanian, 1984, Bercocok Tanam
Batang tebu terdapat nira dan serat, hal ini bila kita Tebu, Balai Informasi Pertanian
mengunyah batang tebu maka nira yang memiliki Kayuambon Lembang, Jawa Barat.
rasa manis akan melekat pada permukaan gigi
namun secara bersamaan juga serat yang terdapat Elleindonesia, 2012, Anak-anak sedang memakan
pada batang tebu ini dapat sebagai pemebersih potongan batang tebu
alami rongga mulut tersebut atau biasa kita sebut https://elleindonesiadventures.files.wordpr
dengan self cleansing, setelah dilakukan ess.com, Diakses pada tanggal 06 Februari
penyuluhan mengenai manfaat batang tebu yang 2016.
dilaksanakan sebelum pemeriksaan kebersihan gigi
Haida, Erida K., 2014, Perbandingan Efektivitas
dan mulut, mereka dapat memakan batang tebu ini
Mengunyah Buah Pir dan Bengkuang
tanpa khawatir giginya akan rusak maupun
Terhadap Penurunan Indeks Plak, Skripsi,
kesehatannya akan terganggu.
Fakultas Kedokteran, Universitas
Peneliti berpendapat kita perlu menjaga dan
Lambung Mengkurat, Kalimantan Selatan.
memelihara kebersihan gigi dan mulut, hal ini
sesuai dengan pendapat Barus dalam jurnalnya Iswanto, Heri A., 2009, Papan Partikel dari Ampas
(2012) yaitu memelihara kesehatan gigi anak usia Tebu (Saccharum Officinarum), Skripsi,
sekolah dapat dilakukan dengan cara memberikan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
pemahaman tentang kebersihan gigi dan mulut. Utara, Sumatera Utara.
Kepedulian akan kesehatan gigi harus ditanamkan
sejak dini, yaitu dengan tepat dalam menggosok Kartono, Kartini, 2007, Psikologi Anak (Psikologi
gigi dua kali sehari yaitu pagi dan malam hari dan Perkembangan), Mandar Maju, Bandung.
memperbanyak makanan yang berserat dan berair
Kurniawan, 2012, Karakteristik dan Kebutuhan
agar anak-anak terhindar dari masalah kesehatan
Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar,
gigi.
http://nhowitzer.multiply.com, Diakses
pada tanggal 02 februari 2016.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Kusnoto J., Jenie I., Astoeti T. E., 2003, Hubungan
maka dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut: Perilaku Terhadap Kebersihan Gigi dan
1. Hasil pengukuran tingkat kebersihan gigi dan Mulut Murid-Murid Sekolah Dasar Negeri
mulut pada siswa-siswi sebelum (SDN) DKI Jakarta, Penderita Gigi

7
Cahyo Nugroho./IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017 Januari 2(1): 1-8

Berjejal, Jurrnal, Kedokteran Gigi Sastrahidayat, Rochdjatun I., Soemarno, 1991,


Universitas Indonesia, Jakarta. Budidaya Tanaman Tropika, Usaha
Nasional, Surabaya.
Manganti, Irena, 2015, 40 Resep Ampuh Tanaman
Obat Untuk Mengobati Jantung Koroner Shoffa, Maya M., 2013, Pengaruh Mengunyah
dan Menyembuhkan Stroke, Araska Bengkuang Terhadap Penurunan Index
Publisher, Yogyakarta. PHP (Persoal Hygiene Performance) pada
Mahasiswa Tingkat IB Jurusan
Marliani, Puspita V., 2011, Analisis Kandungan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan
Hara N dan P Serta Klorofil Tebu Tasikmalaya Tahun 2013, KTI, Politeknik
Transgenik IPB 1 yang di Tanam di Jurkesgi Tasikmlaya, Tasikmalaya.
Kebun Percobaan PG Djatiroto Jawa
Timur, Skripsi, Fakultas Pertanian, Institut Tarigan, Cira M., 2012, Tinjauan Nata dari Air
Pertanian Bogor, Bogor. Tebu (Nata De Sugar Cane) Dilihat dari
Warna, Aroma, Rasa dan Tekstur, Skripsi,
Masruroh, Nailil, 2015, Pengaruh Berkumur Universitas Negeri Medan, Medan.
Larutan Sukrosa Terhadap Nilai Ambang
Nyeri pada Gigi dan Mukosa Rongga Tarigan R., 1989, Kesehatan Gigi dan Mulut, EGC,
Mulut Anak-Anak, Skripsi, Fakultas Jakarta.
Kedokteran Gigi, Universitas Jember,
Jember. Tomasowa, A. R., Wijati, S. g., Soelaeman, A.,
1983, Penuntun Umum Untuk Guru
Mutiara, Erli dkk, 2005, Pengetahuan Gizi Satu Sekolah Dasar, Departemen Kesehatan
(1). Medan: Unimed (diktat), Medan. R.I., Jakarta, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Pratjojo W., Kusumastuti E., 2014, Pembuatan
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Manisan Kering Belimbing (Averrhoa
carambola L.) Dengan Nira Tebu Sebagai
Ramliani, Fitra R., 2013, Pengaruh Konsumsi Buah Pengawet Alami, Jurnal, Jurusan Kimia
Strawberry Terhadap Kebersihan Gigi dan FMIPA Universitas Negeri Semarang,
Mulut pada Siswa Kelas V SDN Semarang.
Sukakarya 2 Kecamatan Samarang
Kabupaten Garut Tahun 2013, KTI, Putri. M. H., Herijulianti. E., Nurjannah. N, 2009,
Politeknik Keperawatan Gigi Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan
Tasikmalaya, Tasikmalaya. Keras dan Jaringan Pendukung Gigi,
Rukmana, Rahmat, 2015, Untung Selangit dari EGC, Jakarta.
Agribisnis Tebu, Lily Publisher,
Yogyakarta. Warsa W. I., 2006, Kajian Pengaruh Fouling Pada
Pemurnian Nira Tebu, Jurnal, Jurusan
Santoso, Budi., 2000, Proses Pembuatan Gula dari Teknik Kimia, UPN “Veteran” Jawa
Tebu Pada PG X, Jurnal, Fakultas Teknik Timur, Surabaya.
Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai