BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui manfaat lamun (Enhalus acoroides) sebagai bahan dasar pangan alternatif
Untuk mengetahui jumlah kadar air dan kadar abu pada bahan dasar teh daun Lamun (Enhalus
acoroides).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut
dangkal. Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar
rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang
tumbuh di darat. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae). Lamun adalah satu-satunya
kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup secara permanen di bawah permukaan air
laut yang dangkal. Lamun termasuk ke dalam tumbuhan berbiji tertutup dan berbunga atau
yang disebut dengan tumbuhan angiospermae. Lamun dalam jumlah banyak disebut juga
dengan Padang Lamun. Padang lamun merupakan hamparan lamun yang terbentuk oleh satu
jenis lamun atau lebih. Lamun hidup di air laut yang dangkal sehingga mendapatkan penetrasi
cahaya matahari yang cukup untuk proses fotosintesis. (Hutomo dan Nontji 2014).
Struktur lamun sama seperti rumput di darat, mempunyai tunas berdaun yang tegak, tidak
berserat, tungkai-tungkai yang merayap efektif untuk perkembangbiakan. Lamun juga
berbuah, berbunga dan menghasilkan biji. Lamun memiliki akar berbentuk seperti tali,
berjumlah banyak dan tidak bercabang. Panjangnya antara 18,50-157,65 mm dan
diameternya antara 3,00-5,00 mm. Bentuk daun seperti pita, tepinya rata dan ujungnya
tumpul, panjangnya antara 65,0-160,0 cm dan lebar antara 1,2-2,0 cm. Tumbuhnya
berpencar dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari beberapa individu atau kumpulan
individu yang rapat. Enhalus acoroides merupakan jenis lamun yang mempunyai ukuran
paling besar, helaian daunnya dapat mencapai ukuran lebih dari 1 meter. (Hutomo dan
Nontji 2014).
Senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh lamun yaitu alkaloid, Tanin, Steroid, Flavonoid dan
Saponin merupakan beberapa contoh senyawa bioaktif yang ditemukan pada akar dan daun
lamun. (Hutomo dan Nontji 2014).
PEMBAHASAN
Berdasarkan isi jurnal tersebut, topik bahasan jurnal terkait daun lamun telah dibahas secara
lengkap dan cukup rinci serta pada bagian pembahasan juga telah menyampaikan hasil analisis
yang telah dibandingkan berdasarkan SNI. akan tetapi, kurang menjelaskan dampak atau
pengaruh penggunaan teh lamun yang mungkin ditimbulkan apabila kadar abu teh yang
melebihi batas maksimal.
Dalam penelitian ini, proses pengeringan teh lamun dilakukan menggunakan sinar matahari
selama 24 jam. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar senyawa aktif yang terkandung dalam
daun lamun tidak rusak atau ikut menguap bersama air saat proses pengeringan berlangsung.
kESIMPULAN
Singkat padat jelas, 1 paragraf aja nyimpulin isi keseluruhan termasuk bagaimana pendapat ttg
jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Hutomo, M. & Nontji, A., 2014. Panduan Monitoring Padang Lamun. COREMAP - CTI Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Lestari, M., Rusliana, E., Saleh, M., & Rasulu, H. (2018). Techno : Jurnal Penelitian Sifat Kimia
Dan Organoleptik Teh Herbal Daun Pala. 07(Mm), 177–190.
Ngurah, I. G., & Aviantara, A. (2020). Pengaruh Waktu Pelayuan dan Suhu Pengeringan
terhadap Karakteristik Teh Herbal Daun Bambu Tabah, 223–230
Lagawa, I.N.C., Kencana, P.K.D &, Aviantara I.G.N.A. 2020. Pengaruh Waktu Pelayuan dan
Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Teh Herbal Daun Bambu Tabah (Gigantochloa
nigrociliata BUSE-KURZ). Jurnal Beta (Biosistem dan Teknik Pertanian), 8(2): 223-230
Balasooriya, R., Kooragoda, M., & Jayawardhane, P. (2019). Comparative analysis on physical
and chemical characteristics of commercially manufactured / processed green tea in Sri Lanka.
International Journal of Food Science and Nutrition, 4(4), 43–47.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.110 02.854 41.
B, Nurhidayah., Soekendarsi, E., & Erviani, A. E. (2019). Kandungan Kolagen Sisik Ikan
Bandeng Chanos-Chanos Dan Sisik Ikan Nila Oreochromis Niloticus Collagen. Bioma : Jurnal
Biologi Makassar, 4(1), 39–47.
Kusumaningrum, R., Supriadi, A. & Hanggita, S.R.J. 2013. Karakteristik dan Mutu Teh Bunga
Lotus (Nelumbo nucifera). Jurnal Fishtech, 2(1): 9-21.