Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROSES PENGOLAHAN KERIPIK BAYAM HIJAU


(Amaranthus tricolor L)

Disususn oleh : salma


Nim : 54.451.19.012

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL BUMI


POLITEKNIK PALU
TAHUN 2021/2022
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Proses pengolahan keripik bayam hijau ” ini dengan baik dan penuh tanggung
jawab.

Sebagai penulis tentunya mengucapkan begitu banyak terimah kepada Allah


SWT dan pihak-pihak yang telah ikut serta membantu kami sebagai penulis dalam
penyusunan makalah ini hingga selesai dengan tepat waktu.

Penulis sadar bahwa tentunya masih banyak kekurangan yang ada dalam
makalah ini, namun tentunya penulis sebagi manusia biasa yang tak luput dari
salah. Penulis juga sangat berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam
menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca umumnya dan bagi penulis
khususnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR........................................................................................ I
DAFTAR ISI.................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang..................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah............................................................................4
1.3. Tujuan Penulis.................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian sayuran...........................................................................5
2.2. Klasifikasi sayuran...........................................................................6
2.3. Kandungan dan manfaat sayuran.....................................................7
BAB III METODE DAN PEMBAHASAN
3.1.Pembuatan keripik bayam................................................................9
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpukan....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. latar belakang
Bayam hijau (Amaranthus tricolor L) merupakan salah satu tumbuhan
yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya untuk digunakan untuk sayuran
hijau. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam 100 gram daun bayam adalah 2.3
gram protein, 3.2 gram karbohidrat, 3 gram besi dan 81 gram kalsium. Bayam
juga kaya akan berbagai macam vitamin dan mineral, yakni vitamin A, vitamin C,
niasin, thiamin, fosfor, riboflavin, natrium, kalium dan magnesium. Produksi
bayam di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010
produksinya mencapai 152.334 ton dan meningkat menjadi 160.513 ton pada
tahun 2011 (BPS, 2012). Bayam terdapat 3 jenis yaitu bayam hijau (bayam cabut),
bayam merah dan bayam putih. Bayam hijau (bayam cabut), yaitu bayam yang
memiliki bentuk daun yang kecil dan lembut, bayam ini sering disebut dengan
bayam cabut (Amaranthus Tricolor. L), juga ada bayam berdaun lebar, tebal dan
agak liat yang disebut bayam tahunan (Amaranthus Hybridus.L) (Lingga, 2010).
Menurut Lingga (2010) bayam mengandung vitamin yang lengkap. Bayam
bermanfaat mencegah berbagai penyakit karena melindungi dan memperkuat
tubuh melalui berbagai cara. Kandungan vitamin pada bayam sangatlah banyak
diantara kandungan vitamin pada bayam adalah vitamin A, B2, B6, B12, C, K,
mangan, magnesium, zat besi, kalsium, kalium, dan fosfor.
Tanaman bayam banyak diusahakan oleh petani dalam skala usaha kecil,
sehingga belum dapat mengimbangi permintaan pasar. Permintaan pasar yang
tinggi dimungkinkan antara lain sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk,
perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat. Selain itu di
kota-kota besar tumbuh permintaan pasar yang menghendaki komoditas sayuran
dengan kualitas yang baik (Aribawa, 2003). Hasil survai produksi tanaman
sayuran dan buah-buahan di Indonesia menunjukan bahwa luas panen bayam
mencapai 45 325 hektar dengan produksi sebesar 134 159 ton atau rata-rata 2.96
ton per hektar (Direktorat Jenderal Hortikultura 2014). Tingkat potensial produksi
tanaman bayam dapat mencapai 20 ton per hektar (Wijaya 2006).
1.2. Rumusan Masalah
1. pengertian sayuran ?
2. klasifikasi sayuran ?
3. kandungan dan manfaat sayuran?
4. Proses pembuatan kripik bayam?

1.3. Tujuan Penulis


Tuajaun penulis membuat makalah ini agar pembaca dapat mengetahui
cara pembuatan keripik bayam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. pengertian sayuran
Sayuran merupakan salah satu kebutuhan pangan manusia. Saat ini
pertumbuhan jumlah penduduk sangat pesat sehingga diduga pada masa
mendatang akan terdapat kesenjangan antara jumlah penduduk dengan kebutuhan
pangan. Menurut teori Malthus, jumlah penduduk meningkat secara geometris
(deret ukur), sedangkan produksi pangan meningkat secara arismatik (deret hitung)
(Rosyetti, 2009). Terkait dengan kebutuhan pangan yang terus meningkat, maka
diperlukan upaya peningkatan pemanfaatan terhadap keanekaragaman tanaman
untuk memenuhi kebutuhan manusia (Pugalenthi et al., 2005). Diantara
keanekaragaman pangan yang terdapat di Indonesia, maka sayuran lokal
merupakan sumber pangan yang berpotensi dapat memenuhi kebutuhan gizi
manusia.
Keanekaragaman sayuran merupakan kekayaan biodiversitas yang sangat
penting dalam kehidupan. Kanekaragaman sayuran merepresentasikan sumber
makanan, pakan, obat-obatan dan banyak produk lainnya dalam kehidupan di
bumi. Indonesia memiliki nutrisi kekayaan sayuran dengan kandungan nutrisi
tinggi, bermanfaat bagi kesehatan dan berpotensi secara ekonomi. Sayuran lokal
merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia yang
dikenal sebagai Mega Biodiversity Country. Mempertimbangkan arti penting
sayuran sebagai bahan pelengkap makanan utama, maka sayuran ini dapat
dieksploitasi pada tingkat komersial.
Salah satu sayuran dengan daya adaptasi tingi yaitu Bayam merupakan
salah satu tanaman pangan tertua di dunia yang berasal dari Amerika, yang telah
dibudidayakan sekitar 6700 tahun SM (Departement Agriculture, Forestry and
Fisheries, 2010). Tanaman ini tergolong sayuran daun sumber gizi bagi penduduk
di negara sedang berkembang, karena kandungan vitamin dan mineralnya yang
relatif tinggi. Dalam 100 g daun bayam (Amaranthus tricolor) terkandung 39.9 g
protein, 358 mg kalsium, 2.4 mg besi, 0.8 mg seng, 18 mg vitamin A, 62 mg
vitamin C (Yang dan Kedding 2009). Bayam termasuk tanaman yang memiliki
daya adaptasi tinggi pada berbagai ekosistem, baik yang optimum maupun pada
kondisi marjinal.
2.2. klasifikasi sayuran
Bayam merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi
daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat
besi yang penting. Bayam merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika tropic,
namun kini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis seluruh dunia. Di
Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun tumbuh di daerah panas dan
dingin, tetapi tumbuh lebih subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang
udaranya gak panas (Dalimarta, 2006).
2.2.1. Klasifikasi
Klasifikasi Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus hybridus L. (Saparinto, 2013).
2.2.2.Morfologi Bayam Hijau
a. Akar (Radix) Amaranthus hybridus L. memiliki akar tunggang, tidak
berkayudan berwarna putih kekuningan. Akarnya ketika masih segar berwarna
kuning abu-abu (Dalimartha, 2006).
b. Batang ( Caulis ) Amaranthus spinosus L. berbentuk berbatang bulat,
tegak,termasuk berbatang basah. Batang berwarna hijau atau kemerahan,
bercabang banyak (Sahat & Hidayat, 2006).
c. Daun (Folium) Daun spesies ini termasuk daun tunggal,bundar telur,
memanjang sampai lanset, tata letak daun tersebar, daun berselang-
seling,bulat atau oval, menyempit kebagian ujungnya, panjang tangkai daun 2-
8 cm, berujung runcing serta urat-urat daun yang kelihatan jelas, tulang daun
menyirip,tepi daun rata, bertangkai panjang,letak berseling warnanya hijau,
berbentuk bundar telur memanjang. Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm.
Lebar daun 0,5 Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur memanjang.Tangkai
daun berbentuk bulat dan permukaannya opacus. Panjang tangkai daun 0,5
sampai 9,0 cm. Bentuk tulang daun bayam duri penninervis dan tepi daunnya
repandus (Dalimartha, 2006).
d. Bunga (flos) Bunga berkelamin tunggal, bunga majemuk kumpulan bunganya
berbentuk bulir untuk bunga jantannya sedangkan bunga betina berbentuk
bulat, yang terdapat 10 dibagian bawah duduk di ketiak daun atau ujung atas
batang,bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan
ketiak percabangan, padat berwarna hijau. Kelopak bunganya berbentuk
corong. Ujung bertaju, warna hijau agak putih. Daun tenda bunga setinggi-
tingginya 2,5 mm Merupakan bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau.
Bunga setiap bunga memiliki berbilangan 5 daun mahkota berlepasan,
panjangnya 1,5-2,5 mm. Bakal biji satu. Bunga ini termasuk bunga inflorencia
(Sahat & Hidayat, 2006).
e. Buah (Fruktus) Buah mengandung biji yang sangat kecil, berbentuk bulat
panjang dan berwarna hitam mengkilat. Berbentuk lonjong berwarna hijau
dengan panjang 1,5 mm (Dalimartha, 2006).
f. Biji (Semen) Berbiji bulat kecil berwarna hitam dengan panjang antara 0,8 – 1
mm (Sahat & Hidayat, 2006).
2.3. kandungan dan manfaat sayuran
Kandungan nutrisi yang terdapat dalam 100 gram daun bayam adalah 2.3
gram protein, 3.2 gram karbohidrat, 3 gram besi dan 81 gram kalsium. Bayam
juga kaya akan berbagai macam vitamin dan mineral, yakni vitamin A, vitamin C,
niasin, thiamin, fosfor, riboflavin, natrium, kalium dan magnesium. Produksi
bayam di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010
produksinya mencapai 152.334 ton dan meningkat menjadi 160.513 ton pada
tahun 2011 (BPS, 2012).Serat memiliki fungsi yang tidak digantikan oleh zat lain
dalam memicu kondisi fisiologis dan metabolisme yang dapat memberikan
perlindungan pada saluran pencernaan. Serat makanan tidak dicerna dalam usus,
sehingga tidak berfungsi dalam menghasilkan energi. Dalam ilmu gizi, serat
makanan terdapat pada sayuran dan buah. Serat makanan juga berguna
mengurangi asupan kalori. Dietseimbang rendah kalori disertai diet tinggi serat
bermanfaat sebagai strategi menghadapi obesitas. Kecukupan asupan serat kini
dianjurkan semakin tinggi, mengingat banyak manfaat yang menguntungkan
untuk kesehatan tubuh. Adequate Intake (AI) untuk serat makanan bagi orang
dewasa adalah 20 - 35 g/hari. Bayam mengandung serat 0,8 mg/100 g bahan
(Kusharto, 2006).
BAB III
METODE DAN PEMBAHASAN
3.1. Pembuatan keripik bayam
A. Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan yaitu:
a) Sayur bayam hijau
b) Tepung beras/rose brand
c) Bawang putih
d) Ketumbar
e) Kemiri
f) kunyit
g) Air secukupnya
h) Minyak goreng
i) garam

B. Cara membuat
1) Siapkan bayam
2) Bersihkan bayam terlebih dahulu dengan mengunkan air mengalir agar pasir
atau kotoran yang terikut bisa terbuang lalu tiriskan.
3) Halu kan semua bumbu seperti kemiri, kunyit, ketumbar, bawang putih.
4) Campurkan tepung dengan bumbu yang telah di haluskan sebelumnya dan
tambah kan sedikit garam
5) Tambahkan penyedap rasa sesuai takaran yang telah disediakan, kemudian
aduk sampai semua bahantercampur rata.
6) Taungkan air sedikit demi-sedikit sambil diaduk -aduk agar tidak terjadi
pengumpalan pada adonan.
7) Celupkan tiap lembar daun bayam kedalam adonan tepung usahkan jangan
terlalu banyak agar daun bayam tidak saling menempel.
8) Panaskan minyak lalu goreng bayam yang sudah dicelupkan dengan
adonan ,lakukan sampai semua bahan habis.
9) Tunggu hingga sedikit berubah warna/matang, lalu angkat dan tiriskan.
10) Keripik bayam siap disajikan
C. Pembahasan
Proses pembersihan dengan air mengalir yaitu agar kotoran yang ikut
terbawah saat pengambilan bahan bisa dibersihkan, dan dilakukan dengan hati
karen abahn mudah rusak.untuk bumbu yang disediakan seperi
kemiri,ketumbar,bawang putih dan kunyit untuk membuat rasa kerik lebih
gurih,saat melakukan proses pengorengan mengunakan suhu yang telah
dintunhkan agar bahan matang dengan sempurna dan dilakuka pengecekan
kerenyanya .
BAB IV
PENUTUP
4.1. kesimpukan
Tanaman bayam dapat memberi pemasukan yang cepat, karena memiliki
siklus hidup singkat. Bayam juga mudah diperbanyak dengan biji, yang tidak
memiliki masa dormansi, berukuran kecil, ringan dan berjumlah banyak sehingga
mudah tersebar.Tanaman bayam banyak diusahakan oleh petani dalam skala
usaha kecil, sehingga belum dapat mengimbangi permintaan pasar. Permintaan
pasar yang tinggi dimungkinkan antara lain sebagai akibat peningkatan jumlah
penduduk, perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat.
Keripik bayam merupaka salah satu olah sayuran yang memiliki nilai gizi yang
cukup tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Statistik Produksi Hortikultura Tahun2014.


Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementrian Pertanian.

Jurnal Agronida ISSN 2442-2541 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2016 dikutip pada
tanggal 6/12/2021.

Kusharto CM. 2006. Serat Makanan dan Peranannya Bagi Kesehatan. Jurnal
Gizi dan Pangan 1 (2), 45-54.

BPS. 2012. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. www.bps.go.id.


Diakses tanggal 5 Januari 2013.

Pugalenthi, M., Vadivel, V., & Siddhuraju, P. (2005). Alternative food/feed


perspectives of an underutilized legume Mucuna pruriens Var. Utilis – a
review. Plants Foods for Human Nutrition, 60, 201-218.

Anda mungkin juga menyukai