DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha-Esa yang telah melipahkan
rahmatnya dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Teknologi Fermentasi Hasil
Pertanian, dengan judul “Proses Fermentasi Pada Produk Bahan Pangan”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Sulfianti, SP., M.Si
dan Fitriani Basrin, S.TP., MP yang telah membantu baik secara moral maupun
materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah saling mendukung dalam menyelesaikan tugas laporan ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan pratikum yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusun, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca guna
menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
Semoga laporan pengamatan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan……………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1
1.2. Rumusan Masalah
3. Apa yang terjadi pada apel yang direndam pada air gula ?
4. Bagaimana proses terjadinya penumbuhan mikroorganisme pada nasi ?
2
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tempe
Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi
terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa
jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh oryzae, Rh
stolonifer (kapang roti), atau Rh arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara
umum dikenal sebagai “ragi tempe”.
3
memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan
kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik
3
umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak
patennya sehingga penggunanya dilindungi undang-undang (memerlukan
lisensi dari pemegang hak paten).
B. Roti
Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air,
yang difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan
ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan
berbagai bahan seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk
menambahkan kadar protein didalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa
tertentu. Roti termasuk makanan pokok dibanyak negara Barat. Roti adalah
bahan dasar pizza dan lapisan luar roti lapis. Roti biasanya dijual dalam
bentuk sudah diiris, dan dalam kondisi segar yang dikemas rapi dalam
plastik.
4
4
Dalam bebapa budaya, roti dipanggang sangat penting sehingga
menjadi bagian ritual keagamaan. Roti adalah makanan olahan tertua
didunia. Bukti dari 30.000 tahun lalu di Eropa memperlihatkan residu tepung
dipermukaan bebatuan yang digunakan untuk menumbuk makanan.
Kemungkinan pada waktu itu tepung sudah mulai diekstraksi dari umbi-
umbian, misalnya dari tumbuhan jenis Typha dan tumbuhan paku. Tepung
ini ditebarkan diatas batu yang datar, dibakar dengan api, menjadi flatbread
primitif.
C. Tape
Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang
difermentasi. Makanan tradisional ini populer di Jawa dan dikenal diseluruh
tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tepe
singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).
5
D. Cuka Apel
Cuka apel adalah cairan hasil fermentasi buah apel segar yang mula-
mula gula diubah menjadi alkohol (etanol), kemudian alkohol ini diubah
menjadi asam asetat (Anonymous, 2006).
Apel adalah tanaman buah yang biasa tumbuh diiklim sub tropis, apel
di Indonesia dikembangkann di beberapa wilayah, terutama di wilayah
Pasuruan, khususnya di Kecamatan Tutur Nongkojajar. Pada pembuatan
Cuka apel, buah apel yang dipakai dalam pembuatannya adalah jenis Apel
hijau malang (manalagi) nama latinnya Malus sylvestris mill yang berasal
dari Australia dan kini sedang dikembangkan di Indonesia (Anonymous,
2005). Apel untuk cuka biasanya terlalu masam dan sepat untuk dimakan
segar tetapi memberikan rasa yang memuaskan pada cuka.
Apel merupakan salah satu jenis buah yang banyak peminatnya baik
dikonsumsi secara langsung (sebagai pencuci mulut) maupun setelah melalui
proses pengolahan seperti dalam bentuk selai, keripik, jus apel, dan lain
sebagainya (Anonymous, 1986).
6
6
E. MOL Dari Nasi
MOL (Mikroorganisme Lokal) adalah sekumpulan mikroorganisme yang
bermanfaat sebagai starter dalam penguraian, fermentasi bahan organik menjadi
pupuk organik padat maupun cair. Secara umum, mikroba yang terkandung dalam
MOL adalah sebagai berikut:
1. Bakteri fotosintetik: bakteri bebas yang mengsintesis senyawa nitrogen,
gula dan substansi bioaktof lainnya. Hasil metabolit yang diproduksi dapat
diserap langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk
perkembangan mikroorganisme yang menguntungkan.
2. Lactobacillus sp
Berfungsi untuk mengurai bahan organik dengan cepat seperti ragi berfungsi
dalam pembelahan sel mikroorganisme yang menguntungkan seperti
actinomycetes dan bakteri asam laknat.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Langkah Kerja
Dalam pembuatan tempe, dilakukan dua perlakuan. Perlakuan
pertama yaitu biji kedelai yang di rendam dan di rebus, sedangkan
perlakuan kedua yaitu biji kedelai yang langsung direbus dan tanpa
perendaman.
1. Perlakuan pertama (K)
1) Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus,
dilakukan penyortian. Caranya tempatkan biji kedelai pada
tampah, kemudian ditampi.
2) Biji kedelia dicuci dengan air yang mengalir.
3) Biji kedelai yang sudah bersih dimasukkan kedalam panci berisi
air, kemudian direbus selama 30 menit atau sampai mendekati
setengah matang.
4) Kedelai yang sudah direbus kemudian direndam hingga
menghasilkan kondisi asam.
5) Setalah direndam kulit arinya dikupas. Caranya, kedelai
dimasukkan kedalam air, kemudian remes-remes sambil dikuliti
hingga akhirnya didapatkan keping-keping kedelai.
6) Keping kedelai dicuci sekali lagi, dengan cara yang sama seperti
mencuci beras yang hendak ditanak.
8
7) Keping kedelai dimasukkan kedalam dandang lalu ditanak, mirip
seperti menanak nasi.
8) Setelah matang, angkat, lalu dihamparkan tipis-tipis diatas
tampah. Ditunggu sampai dingin, airnya menetes habis, dan
keping kedelai mengering.
9) Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi. Pemberian ragi
pada kedelai dicampurkan sambil diaduk hingga merata.
10) Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi
menggunakan plastik.
11) Peram bungkusan kedelai. Jangan lupa pada bungkusan kedelai
dilakukan penusukan dengan lidi. Tujuannya agar udara segar
dapat masuk kedalam bahan tempe.
12) Sesudah diperam semalaman, keesokan harinya tempe yang
dibuat telah jadi dan siap dikonsumsi.
9
8) Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi
menggunakan plastik.
9) Peram bungkusan kedelai. Jangan lupa pada bungkusan kedelai
dilakukan penusukan dengan lidi. Tujuannya agar udara segar
dapat masuk kedalam bahan tempe.
10) Sesudah diperam dalam beberapa malam dan keesokan harinya
tempe yang dibuat telah jadi dan siap dikonsumsi.
Hari Pertama
Bisa kita lihat perbedaan pada gambar diatas ini, pada pertama tempe
yang direbus dan direndam sudah mulai tumbuh bakteri sedangkan pada
tempe yang hanya direbus masih mengembun dan belum terlihat adanya
tumbuh bakteri. Pada hari kedua tempe yang direbus dan direndam sudah
benar-benar menjadi tempe karena bakterinya tumbuh banyak, sedangkan
pada tempe yang hanya direbus baru mulai tumbuh bakteri.
Hari Kedua
10
3.2. Proses Pembuatan Roti
A. Alat dan Bahan:
Tepung terigu 250 g
Ragi instan 1 sdm
Susu bubuk 1½ sdm
Margarin 1 sdm
Gula pasir 1 sdm
Telur 1 butir
Air 100 ml
B. Langkah kerja
Campurkan semua bahan kecuali margarin, lalu uleni sampai
setengah kalis (dengan memasukkan air sedikit demi sedikit), setelah
setengah kalis masukkan margarin lalu uleni lagi sampai kalis, kemudian
diamkan sampai mengembang dan tutup dengan kain pada suhu ruang
kurang lebih 1 jam, setelah mengembang keluarkan gas dengan
dipipihkan, lalu bagi adonan menjadi beberapa bagian (kurang lebih 40 g)
lalu diamkan lagi kurang lebih 20 menit, setelah itu masukkan isian (fla
coklat) lalu susun pada cetakan kemudian diamkan kurang lebih 10-15
menit lalu panggang selama 20 menit pada suhu sedang.
11
Pada dasarnya, proses ketika roti mengembang yaitu karbon dioksida
diproduksi dan dilepaskan pada adonan, membuatnya jadi lebih
mengembang. Rata-rata, lama waktu yang dibutukan oleh adonan kue
atau roti ini untuk mengembang adalah selama 1 jam, sebelum kemudian
dipanggang menggunakan oven.
B. Langkah Kerja
1. Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.
2. Singkong yang telah dikupas dipotong sesuai keinginan.
3. Cuci singkong yang telah dipotong hingga bersih.
4. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air kedalam panci
sampai kira-kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
5. Setelah air mendidih masukkan singkong kedalam panci kukus, lalu
kukus hingga singkong ¾ matang, kira-kira ketika singkong sudah
bisa ditusuk dengan garpu.
6. Setelah singkong matang, angkat singkong yang telah masak lalu
letakkan disuatu wadah lebar atau tampa, atau baskom kemudian
didinginkan.
7. Sambil mengipas-ngipas, teman satu kelompok menyiapkan wadah
sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah atau
baskom.
8. Setelah singkong benar-benar dingin, kemudian masukkan singkong
ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi.
12
9. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup dengan daun
pisang. Atau bisa langsung dibungkus dengan daun pisang.
10. Singkong ini harus benar-benar tertutup agar mendapatkan hasil
yang maksimal.
11. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2
hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah
menjadi tape.
13
Dalam proses pembuatan tape singkong terjadi reaksi fermentasi atau
peragian. Reaksi yang terjadi pada singkong menjadi tape adalah glukosa
(C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui termentasi
akan menghasilkan etanol (2C2H5OH) dan karbondioksida (CO2).
Reaksi fermentasi ini disebut juga dengan respirasi anaerob yang
dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan. Respirasi
anaerob adalah suatu jenis respirasi yang tidak memerlukan oksigen (O2)
yang dilakukan oleh mikroorganisme (seperti bakteri dan jamur). Dalam
setiap reaksi respirasi anaerob atau fermentasi akan menghasilkan etanol
(salah satu golongan alkohol) dan karbondioksida.
13
3.4. Fermentasi Pada Buah Apel
A. Alat dan Bahan
Apel
Gula
Air
Toples
Pisau
B. Langkah kerja
1. Potong-potong apel sampai berukuran kecil.
2. Letakkan apel yang sudah dipotong-potong kedalam toples yang
sudah dicuci bersih dan masukkan air.
3. Tambahkan gula sebagai pemanis, lalu tutup dengan kuat.
4. Biarkan toples berisi campuran apel dan air berada ditempat
gelap selama 3 hingga 4 minggu. Jangan lupa untuk mengaduk
sesekali agar potongan-potongan apel bercampur.
5. Setelah 3 -4 minggu, tiriskan apel dari cairan rendaman. Apel
yang tidak digunakan lagi dapat dijadikan kompos.
6. Air rendaman apel yang sudah ditiriskan didiamkan kembali
selama 3-4 minggu.
7. Ketika warna sudah lebih pekat, cuka apel sudah siap
dikonsumsi.
14
14
Asam cuka dapat dihasilkan dari senyawa etanol atau bahan alam
yang mengandung gula melalui proses fermentasi. Fermentasi asam cuka
adalah proses oksidasi lanjutan dari alkohol oleh bakteri tertentu yang
menghasilkan asam cuka. Proses fermentasi ini berlangsung dalam
keadaan aerob (dengan menggunakan oksigen). Ada beberapa jenis cuka
yang dihasilkan dari buah yaitu cuka apel dan juga anggur.
Cuka yang berasal dari apel merupakan cairan hasil fermentasi buah
apel segar yang mengubah gula menjadi alkohol (etanol) kemudian
alkohol diubah menjadi asam asetat.
B. Langkah Kerja
Simpan nasi pada nampan lalu ratakan, setelah itu taburkan ragi pada nasi
lalu campurkan hingga rata. Setelah itu simpan nasi pada suhu ruang.
15
memperkembangbiakkan bakteri mikroorganisme yang semulannya
sedikit menjadi banyak.
15
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
16
16
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tempe
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Roti
Zuhdi ma’sum. 2006. Pengaruh suhu penyimpanan dan waktu fermentasi terhadap
http://fitrihariana.gurusiana.id/article/2020/2/praktik-pembuatan-tapai-singkong
https://food.detik.com/info-kuliner/cuka-apel-dan-cuka-anggur-fermentasi-
terbuat-dari-buat
http://dpkp.jogjaprov.go.id/bava/mudahnya+membuat+mikroorganisme+lokal