Anda di halaman 1dari 15

Pemanfaatan Susu Kedelai sebagai Bahan Pensubtitusi Susu Sapi dalam

Pembuatan Es Krim Labu Kuning

Utilization Of Soy Milk As Cow's Milk Substitute For Making Of Pumpkin


Ice Cream

Neneng Prihatin1, Faizah Hamzah2, Yusmarini2


1
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Email korespondensi: Khairatuntitin145@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi yang tepat antara susu
sapi dan susu kedelai dalam pembuatan es krim labu kuning. Penelitian ini
dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan
lima perlakuan dan empat ulangan, dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%.
Perlakuan dalam penelitian ini adalah SSSK1( susu sapi 100%), SSSK2 (susu
kedelai 25%: susu sapi 75%), SSSK3 (susu kedelai 50%: susu sapi 50%), SSSK4
(susu kedelai 25%: susu sapi 75%), SSSK5 (susu kedelai 100%). Parameter yang
diamati meliputi overrun, waktu leleh, kadar protein, kadar lemak, total padatan
dan penilaian sensori secara deskriptif dan hedonik (arna,aroma,tekstur dan rasa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan SSSK2
(susu kedelai 25%: susu sapi 75%) dengan hasil nilai overrun 20,56%, waktu
leleh 18,34 menit, kadar protein 3,21%, kadar lemak 3,08% dan total padatan
28,20%. Hasil penilaian secara hedonik yaitu suka dengan penilaia deskriptif
yaitu warna sedikit kuning, rasa susu sapi, tekstur agak lembut.

Kata kunci : es krim, labu kuning, susu kedelai.

ABSTRACT
This study aimed to obtain an appropriate formulation between cow's milk and
soy milk in making of pumpkin ice cream. This experiment was conducted
experimentally using a random design with five treatments and three replications
and followed by DNMRT at 5% level. The treatment in this study were SSSK1
(100% cow’s milk), SSSK2 (25 % soy milk : 75% cow’s milk), SSSK3 (50% soy
milk: 50% cow’s milk), SSSK4 (25% soy milk: 75% cow’s milk), SSSK5 (100%
soy milk). The parameters observed were overrun, melting time, protein content,
fat content, total solids, descriptive and hedonic sensory evaluation (colour,
flavor, texture, and taste). The results of the study showed that the best treatment
was the treatment of SSSK2 (25% soy milk: 75% cow’s milk) with the result of
20.56% overrum, 18.34 minutes melting time, 3.21% protein content, 3.08% fat
content and 28.20% total solids. The results of a hedonic assessment of the likes
with the descriptive color is slightly yellow, flavored cow's milk, rather soft
texture.

Keywords: Ice cream, pumpkin, soymilk

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau

JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018


PENDAHULUAN Susu kedelai kaya akan
mineral dan vitamin. Menurut Astuti
Es krim merupakan salah (2008), keunggulan susu kedelai
satu makanan yang sangat digemari dibanding dengan susu sapi adalah
dan produk ini menjadi sajian susu kedelai tidak mengandung
istimewa di berbagai negara. Es krim kolesterol. Selain itu susu kedelai
merupakan salah satu jenis makanan memiliki kandungan fitokimia yaitu
yang disukai oleh konsumen dari suatu senyawa dalam bahan pangan
semua usia mulai dari anak-anak yang mempunyai khasiat kesehatan,
sampai orang dewasa. Menurut diantaranya isoflavon 10 mg per 100
Standardisasi Nasional Indonesia g dan fitoesterogen sebesar 2,22 g per
No.01-3713-1995, es krim adalah 100 g berat bahan (Astawan dan
jenis makanan semi padat yang dibuat Kasih, 2008). Susu kedelai tidak
dengan cara pembekuan tepung es mengandung laktosa, rendah lemak,
krim atau dari campuran susu, lemak bebas kolesterol, teknologi
hewani maupun nabati. pembuatannya relatif mudah, biaya
Lemak susu (krim) produksi murah dan dapat diolah
merupakan bahan utama dalam lebih lanjut menjadi soyghurt,
pembuatan es krim. Fungsi lemak mayones dan es krim (Astawan,
susu (krim) untuk memberi tekstur 2004).
halus, meningkatkan citarasa, serta Es krim dengan penambahan
dapat memperindah kenampakan es rasa dan pewarna banyak dijumpai di
krim. Lemak susu (krim) yang biasa pasaran, antara lain es krim dengan
digunakan yaitu susu sapi yang penambahan kacang-kacangan dan
harganya lebih mahal, sehingga buah, salah satunya dengan
menjadikan harga es krim di pasaran penambahan labu kuning.
juga mahal. Lemak yang biasa Penambahan labu kuning dalam
diperoleh dari susu sapi dapat pembuatan es krim bertujuan
digantikan oleh lemak yang berasal menambah nilai gizi, memberi warna
dari tanaman seperti kelapa dan es krim, dan meningkatkan nilai
kacang-kacangan seperti kacang ekonomi dari labu kuning tersebut.
kedelai. Labu kuning juga mengandung
Kedelai tidak hanya karbohidrat, protein, lemak, mineral
digunakan sebagai sumber protein, (kalsium, fosfor, besi, natrium,
tetapi juga sebagai pangan fungsional kalium dan tembaga), beta-karoten,
yang dapat mencegah timbulnya tiamin, niacin, vitamin C, inulin dan
penyakit degeneratif diantaranya serat pangan yang sangat dibutuhkan
penuaan dini, jantung koroner dan untuk menjaga kesehatan. Selain itu,
hipertensi. Senyawa isoflavon yang labu kuning merupakan salah satu
terdapat pada kedelai berfungsi jenis buah yang mengandung
sebagai antioksidan. Pemilihan susu karotenoid mencapai 160 mg per 100
kedelai dalam pembuatan es krim g berat bahan (Wahyuni dan
selain mengandung lemak juga Widjanarko, 2015).
mengandung protein yang cukup Berdasarkan latar belakang
tinggi dan protein susu kedelai tersebut maka penulis telah
memiliki sifat fisiko kimia yang mirip melakukan penelitian dengan judul
susu sapi. Pemanfaatan Susu Kedelai sebagai
Bahan Pensubtitusi Susu Sapi dalam

2
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Pembuatan Es Krim Labu Kuning. Metode Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk Metode yang digunakan dalam
memperoleh formulasi yang tepat penelitian ini adalah metode
antara susu sapi dan susu kedelai eksperimen, dengan menggunakan
dalam pembuatan es krim labu rancangan acak lengkap (RAL) non
kuning. faktorial dengan lima perlakuan dan
tiga kali ulangan sehingga diperoleh
15 satuan percobaan. Perlakuan
METODOLOGI
dalam penelitian ini adalah
perbandingan susu sapi dan susu
Tempat dan Waktu
kedelai berdasarkan total susu yang
Penelitian dilaksanakan di
digunakan sebagai yaitu:
Laboratorium Pengolahan Hasil
SSSK1 : Susu sapi 100%
Pertanian dan Laboratorium Analisis
SSSK2 : Susu sapi 75% susu kedelai
Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
25%
Universitas Riau, Jalan Bina Widya
SSSK3 : Susu sapi 50 % susu kedelai
Kelurahan Simpang Baru Kecamatan
50%
Tampan Kota Pekanbaru. Penelitian
SSSK4 : Susu sapi 25% susu kedelai
dilaksanakan selama enam bulan,
75%
yaitu bulan Desember 2016 sampai
SSSK5 : Susu kedelai 100 %
bulan Juli 2017.
Analisis Data
Bahan dan Alat Data yang diperoleh akan
Bahan yang digunakan dalam dianalisis secara statistik dengan
pembuatan es krim adalah kedelai mengggunakan uji ANOVA. Jika F
dan labu kuning yang sudah matang hitung lebih besar atau sama dengan
dengan warna daging kuning orange F tabel maka dilanjutkan dengan Uji
diperoleh dari pasar Simpang Baru DNMRT pada taraf 5%.
Panam, susu sapi full cream cair
merek Frisian Flag, gula pasir, CMC
dan garam. Bahan-bahan yang Pelaksanaan Penelitian
digunakan dalam analisis adalah Persiapan Pasta Labu Kuning
akuades, selenium, KMnO4 0,1N, Proses pembuatan pasta labu
H3BO 4%, HCl 0,1N, H2SO4 pekat, kuning mengacu Anam dan
indikator phenophtalein 1%, alkohol Handajani (2010), Labu kuning yang
96%, sabun pencuci dan tisu. sudah tua dengan warna kuning tua
Alat yang digunakan dalam dipotong kecil-kecil berbentuk dadu
penelitian adalah timbangan analitik, kemudian dikukus selama 15 menit
mixer, blender, freezer, kompor, pada suhu ± 100ºC. Labu kuning
panci, wadah stainless steel, pisau yang telah dikukus kemudian dikupas
dan sendok. Alat-alat yang digunakan kulitnya dan dihancurkan
dalam analisis diantaranya adalah menggunakan blender sampai
gelas ukur, cawan petri, cawan berbentuk pasta labu kuning.
porselin, desikator, oven, penjepit,
kertas saring, spatula, pipet tetes, labu Persiapan Susu Kedelai
kjeldahl, labu lemak, sentrifuse, Proses pembuatan susu
buret, erlenmeyer, sarung tangan, kedelai mengacu pada Yusmarini et
stopwatch, wadah untuk uji sensori, al. (2009). Biji kedelai kering disortir
kamera digital dan alat tulis. dan direndam dalam air selama 8 jam,
kemudian dicuci dan ditiriskan lalu

3
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
direbus hingga matang dan dicuci. blender sambil ditambahkan air panas
Kedelai matang dihancurkan dengan

air panas dengan perbandingan kedelai dan didinginkan. Hasil dekstruksi


: air yaitu 1 : 6, kemudian disaring dipindahkan ke dalam labu ukur 50 ml
dengan menggunakan kain bersih yang dan labu kjeldahl yang masih terdapat
telah dicuci dengan air panas. Susu residu dibilas tiga kali dengan 10 ml
kedelai yang dihasilkan kemudian akuades. Akuades bilasan dimasukkan
dimasak pada suhu ±80ºC selama ke dalam labu ukur dan volumenya
5 menit. Proses pembuatan susu ditetapkan hingga 50 ml lalu
kedelai dapat dilihat pada Lampiran 2. dihomogenkan. Sebanyak 10 ml
sampel diambil dari labu ukur,
Tahap Pembuatan Es Krim kemudian dimasukkan ke dalam labu
Proses pembuatan es krim labu kjeldahl dan ditambahkan dengan 10 ml
kuning mengacu pada Syahputra larutan NaOH 40%.
(2008). Bahan-bahan dicampurkan Destilat ditampung dengan
seperti susu full cream dan susu kedelai menggunakan erlenmeyer yang berisi
sesuai perlakuan, pasta labu kuning, larutan H3BO3 1% sebanyak 25 ml dan
kuning telur, gula dan CMC diaduk tiga tetes larutan tashiro campuran dari
hingga homogen. Campuran bahan metil merah dan metil biru (larutan
dipasteurisasi pada suhu ±80ºC selama berwarna biru). Destilasi dilakukan
5 menit. Setelah itu adonan diaduk sampai terbentuk warna ungu seulas
menggunakan mixer selama 15 menit (warna ungu tidak hilang dalam waktu
pada wadah stainless steel yang sepuluh detik). Selanjutnya larutan
sekelilingnya diberi es batu. Kemudian blanko dibuat dengan menggunakan
adonan dimasukkan ke dalam freezer akuades tanpa menambahkan sampel,
selama 4 jam. Lalu diaduk namun cara mengerjakannya sama
menggunakan mixer selama 15 menit. dengan pada sampel.
Adonan yang telah diaduk dimasukkan
kembali dalam freezer selama 4 jam, Kadar Lemak
kemudian diaduk menggunakan mixer Penentuan kadar lemak
selama 15 menit sampai mengembang mengacu pada Sudarmadji et al. (1997).
dan kemudian dimasukkan ke dalam Sebanyak 5 g es krim dimasukkan ke
cup dan disimpan dalam freezer hingga dalam labu ekstraksi, kemudian
mengeras, sehingga diproleh es krim. akuades sebanyak 10 ml ditambahkan
Diagram alir pembuatan es krim labu lalu diaduk sampai membentuk pasta
kuning dapat dilihat pada Lampiran 3. dan ditambahkan 1 ml ammonium
hidroksida pekat lalu dipanaskan dalam
Kadar Protein penangas air pada suhu 60-70ºC selama
Penentuan kadar protein 15 menit diaduk dan didinginkkan.
mengacu pada Sudarmadji et al. (1997) Kemudian indikator pp sebanyak 3
sampel ditimbang 1-2 g dan tetes dam 10 ml alkohol 96%
dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. ditambahkan ke dalam labu ekstraksi,
Kemudian ditambahkan selenium ditutup labu ekstraksi tersebut dan
sebanyak 0,5 g dan 5 ml H2SO4. diaduk selama 1 menit. Selanjutnya
Sampel didestruksi dengan cara disentrifugasi selama 60 detik pada
mendidihkan campuran tersebut sampai 3000 rpm sampai terjadi pemisahan
terbentuk cairan jernih tidak berwarna fasa air dan eter. Kemudian lapisan

4
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
eter tersebut dituangkan ke dalam labu Total Padatan
lemak (yang telah diketahui bobotnya), Penentuan total padatan
sedangkan lapisan air digunakan untuk mengacu pada Sudarmadji et al.,
ekstraksi berikutnya. (1997). Cawan porselen terlebih
Ekstraksi kedua sebanyak 5 ml dahulu dipanaskan pada suhu 105 oC
alkohol 96%, etil eter 15ml dan selama 1 jam, kemudian didinginkan
petroleum eter sebanyak 15 ml dalam desikator selama 30 menit dan
ditambahakan ke dalam labu ekstraksi, ditimbang beratnya. Sampel sebanyak
labu ekstraksi ditutup dan dikocok 2 g ditimbang dan ditempatkan ke
dengan kencang selama 1 menit. dalam cawan porselen kemudian
Setelah itu, labu ekstraksi diputar dimasukkan ke dalam oven yang
menggunakan alat sentrifugasi pada bersuhu 105oC selama 1 jam
3000 rpm selama 60 detik sehingga (pengukuran dimulai saat oven tepat
terjadi pemisahan fasa air dan eter bersuhu 105oC) setelah itu cawan
dengan jelas. Ekstraksi yang ketiga porselen yang berisi sampel
sama dengan ekstraksi kedua. dimasukkan ke dalam desikator selama
Setelah ketiga reaksi dilakukan pelarut 30 menit dan ditimbang dengan neraca
diuapkan di atas penangas air, lalu analitik. Perlakuan pemanasan cawan
selanjutnya labu lemak yang berisi porselen dan penimbangan dilakukan
lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam berulang kali hingga diperoleh berat
oven pada suhu 105ºC selama 30 menit konstan.
lalu didinginkan dalam desikator
selama 20 menit dan ditimbang. Penilaian Sensori
Penilaian sensori mengacu
Overrun pada Setyaningsih et al. (2010).
Penentuan overrun es krim Penilaian sensori dilakukan oleh 30
mengacu pada Arbuckle dan Marshall orang panelis semi terlatih untuk
(1996). Overrun merupakan melakukan uji deskriptif dan 80 orang
pengembangan es krim antara sebelum panelis tidak terlatih untuk uji hedonik.
dan setelah pembekuan es krim. Uji deskriptif dilakukan untuk
Pengukuran overrun pada penelitian ini mendeskripsikan es krim melalui
dilakukan dengan cara adonan es krim beberapa atribut mutu yaitu warna,
sebelum pengadukan awal dan sesudah aroma, tekstur dan rasa. Uji ini
pengadukan akhir diukur volumenya dilakukan oleh panelis (mahasiswa
dengan menggunakan beaker glass Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Riau) yang telah
Waktu Leleh mengikuti matakuliah Evaluasi Sensori.
Penentuan waktu leleh Parameter uji deskriptif meliputi warna
mengacu Goff (2002). Waktu (sangat kuning, kuning, agak kuning,
pelelehan diukur dengan cara putih kekuningan dan putih), aroma
minimbang sebanyak 5 g es krim dan (sangat beraroma susu kedelai,
kemudian dimasukkan ke dalam cawan beraroma susu kedelai (langu), antara
petri. Perlakuan ini dilakukan pada beraroma susu kedelai (langu) dan labu
suhu ruang ±31ºC. Waktu leleh adalah kuning (langu), agak beraroma labu
waktu yang diperlukan es krim untuk kuning dan beraroma labu kuning),
meleleh sempurna diukur dengan tekstur (sangat lembut, lembut, agak
satuan menit. lembut, tidak lembut dan sangat tidak
lembut), rasa (sangat berasa susu

5
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
kedelai, berasa susu kedelai, agak masing-masing perlakuan kecuali
berasa susu kedelai, berasa susu sapi perlakuan SSSK2 dan SSSK3. Tabel
dan sangat berasa susu sapi). Contoh 1menunjukkan bahwa perlakuan SSSK1
kuesioner uji deskriptif dapat dilihat memiliki kandungan protein tertinggi
pada Lampiran 4. 3,57% dan SSSK5 mengandung protein
Uji hedonik dilakukan untuk terendah 2,02%. Semakin banyak
mengetahui tingkat kesukaan panelis jumlah susu kedelai yang digunakan
terhadap es krim. Penilaian uji hedonik kandungan protein es krim cenderung
menggunakan skor 1-7 (sangat tidak lebih rendah. Hal ini disebabkan
suka sekali, sangat tidak suka, suka, karena kadar protein susu full cream
antara suka dan tidak suka, tidak suka, lebih tinggi dibandingkan kadar protein
sangat suka dan sangat suka sekali). susu kedelai. Kadar protein susu full
Panelis diminta untuk menilai masing- cream 11% (komposisi kemasan susu
masing sampel pada formulir yang full cream merek Frisian Flag),
telah disajikan. Formulir uji hedonik sedangkan susu kedelai 2,84% (hasil
dapat dilihat pada Lampiran 5. analisis laboratorium). Semakin banyak
Penyajian sampel es krim penggunaan susu kedelai dan semakin
diawali dengan menyiapkan alat di sedikit penggunaan susu full cream
dapur persiapan, kemudian menyiapkan kadar protein es krim labu kuning
sampel es krim sebanyak satu sendok semakin menurun, begitu pula
es krim ±25 g pada wadah sampel yang sebaliknya semakin sedikit penggunaan
telah diberi nomor kode angka acak. susu kedelai dan semakin banyak
Sampel yang telah diberi kode angka penggunaan susu full cream kandungan
acak disusun dalam satu nampan dan protein semakin meningkat. Es krim
disajikan ke dalam ruang pengujian perlakuan SSSK1, SSSK2 dan SSSK3
beserta formulir kuesioner. sudah memenuhi Standar Nasional
Indonesia No.01-3713-1995 yaitu
Analisis Data minimal 2,7%, sedangkan perlakuan
Data yang diperoleh dari SSSK4 dan SSSK5 belum memenuhi
pengamatan total padatan, overrun, standar Standar Nasional Indonesia
waktu leleh, kadar lemak, kadar No.01-3713-1995.
protein, uji hedonik dan uji deskriptif Menurut Fatimah (2013),
dianalisis secara statistik dengan semakin tinggi penggunaan susu skim
menggunakan analisis (ANOVA). dalam pembuatan es krim
Apabila Fhit ≥ Ftabel maka dilanjutkan meningkatkan kandungan protein es
dengan uji Duncan’s New Multiple krim 7,20% (perbandingan susu skim :
Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. ubi jalar merah : 8 : 2) dan semakin
tinggi penggunaan ubi jalar merah akan
HASIL DAN PEMBAHASAN menurunkan kandungan protein es krim
yaitu 3,62% (perbandingan susu skim :
Kadar Protein ubi jalar merah : 6 : 4). Hasil penelitian
Hasil sidik ragam menunjukkan Tampubolon (2017) menunjukkan
bahwa perbandingan susu sapi dan susu bahwa semakin tinggi penggunaan
kedelai dalam pembuatan es krim labu minyak sawit merah dalam pembuatan
kuning berpengaruh nyata (p<0,05) es krim maka akan menurunkan
terhadap kadar protein es krim labu kandungan protein es krim 2,05%
kuning. Kandungan protein pada es (perbandingan susu full cream : minyak
krim labu kuning berbeda nyata untuk sawit merah : 91 : 9) dan semakin

6
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
tinggi penggunaan susu full cream akan kuning. Rata-rata kadar lemak es krim
meningkatkan kandungan protein es labu kuning berkisar 1,74-3,70%.
krim 3,03% (perbandingan susu full Berdasarkan Standar Nasional
cream : minyak sawit merah : 97:3). Indonesia No.01-3713-1995, kadar
lemak es krim minimal 5%. Tabel 1
Kadar Lemak menunjukkan kadar lemak pada
Hasil sidik ragam menunjukkan penelitian ini belum memenuhi
bahwa perbandingan susu sapi dan susu persyaratan SNI es krim yaitu minimal
kedelai dalam pembuatan es krim labu 5%. Hasil penelitian Pamungkasari
kuning berpengaruh nyata (p<0,05) (2008) menunjukkan bahwa semakin
terhadap kadar lemak es krim labu banyak jumlah susu kedelai yang
kuning. ditambahkan dalam pembuatan es krim
Kandungan lemak pada es krim ubi jalar ungu kadar lemak semakin
labu kuning berbeda nyata untuk menurun, yaitu berkisar 6,69-3,9%
masing-masing perlakuan, tetapi untuk dengan rasio penambahan susu kedelai
perlakuan SSSK3 dan SSSK4 berbeda yaitu 0, 25%, 50%,75% dan 100%. Es
tidak nyata. Tabel 1 menunjukkan krim dengan kadar lemak rendah baik
perlakuan SSSK1 memiliki kadar lemak untuk konsumen yang menjalankan diet
tertinggi 3,70% dan SSSK5 memiliki rendah lemak.
kandungan lemak terendah 1,74%. Hal
ini dikarenakan perbedaan kadar lemak Overrun
bahan baku yang digunakan. Kadar Overrun terjadi akibat Hasil
lemak susu kedelai lebih rendah sidik ragam menunjukkan bahwa
dibanding susu full cream. Kadar perbandingan susu sapi dan susu
lemak susu kedelai 2,0% (hasil analisis kedelai dalam pembuatan es krim labu
laboratorium) sedangkan kadar lemak kuning berpengaruh nyata (p<0,05)
susu full cream 12% (komposisi dalam terhadap overrun es krim labu kuning.
kemasan susu full cream merek Frisian Tabel 1 menunjukkan bahwa
Flag). Sehingga semakin sedikit nilai overrun semakin rendah seiring
penggunaan susu full cream dan meningkatnya subtitusi susu kedelai
semakin banyak penggunaan susu yang ditambahkan ke dalam es krim
kedelai kadar lemak es krim labu labu kuning. Nilai overrun yang relatif
kuning semakin menurun. tinggi diperoleh dari perlakuan SSSK1
Lemak sangat dibutuhkan yaitu 21,79% sedangkan pada
dalam pembentukan tekstur es krim perlakuan SSSK5 memiliki nilai
yang lembut. Selama proses overrun terendah yaitu 7,03%.
pengadukan, partikel lemak akan Overrun erat hubunganya dengan
terkonsentrasi pada permukaan rongga kandungan lemak pada es krim. Lemak
udara sehingga meningkatkan volume yang terkandung pada susu sapi dalam
overrun. Hal inilah yang menyebabkan penelitian ini sebesar 12% (komposisi
lemak dapat memberikan tekstur yang kemasan susu full cream merek Frisian
lembut, dan citarasa yang diinginkan Flag) sedangkan kandungan lemak
pada es krim. Seiring bertambahnya pada susu kedelai 2,0% (hasil analisis
susu kedelai kandungan kadar lemak laboratorium), sehingga semakin
semakin rendah maka akan bertambahnya susu kedelai maka
mempengaruhi konsentrasi pada kandungan lemak semakin menurun
permukaan es krim, sehingga dan menyebabkan overrun juga
mempengaruhi tekstur dari es krim labu menurun. Menurut Friberg dan

7
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Larsson (1997), es krim yang merek Frisian Flag) sedangkan
menggunakan bahan nabati sebagai kandungan protein susu kedelai pada
sumber lemak membuat emulsi menjadi penelitian ini sebesar 2,84% .
tidak stabil sehingga overrun menjadi
tidak stabil dan menyebabkan nilai Waktu Leleh
overrun cenderung rendah. Hasil sidik ragam
Lemak dapat mempengaruhi menunjukkan bahwa perbandingan susu
terkstur es krim yang dihasilkan, sapi dan susu kedelai dalam pembuatan
karena lemak mempengaruhi es krim labu kuning berpengaruh nyata
kekentalan es krim yang menjadikan (p<0,05) terhadap waktu leleh es krim
tekstur es krim lebih lembut. Lemak labu kuning. Tabel 1 menerangkan
juga mempengaruhi overrun karena bahwa waktu leleh es krim labu kuning
pada saat proses mixing akan yang diperoleh dari penelitian ini
mengakibatkan terjadinya penyebaran berkisar antara 10,18-20,29 menit.
lemak dan membentuk jaringan di Waktu leleh yang paling cepat
sekitar udara. Proses mixing dilakukan diperoleh dari perlakuan SSSK1 dan
pada suhu rendah berkisar 10ºC yang waktu leleh paling lama diperoleh dari
akan menyebabkan terjadinya perlakuan SSSK5. Semakin banyak
kristalisasi lemak, proses kristalisasi jumlah susu kedelai yang digunakan
sangat penting untuk membentuk akan menghasilkan waktu leleh lebih
globula lemak membentuk tiga dimensi lama.
dan memerangkap udara dan mengikat Waktu leleh berkaitan dengan
air sehingga menambah volume es overrun, semakin tinggi overrun maka
krim. Hasil penelitian Pangga (2015) semakin cepat es krim tersebut meleleh,
menyatakan bahwa overrrun semakin begitu pula sebaliknya semakin rendah
meningkat seiring bertambahnya overrun maka semakin lambat es krim
kandungan lemak dalam es krim dan tersebut meleleh. Overrun dipengaruhi
rata-rata overrun yang dihasilkan oleh kandungan protein dan lemak yang
berkisar 6,89-21,80%. terdapat dalam kandungan es krim. Hal
Overrun juga dipengaruhi oleh ini sejalan dengan Muse dan Katel
protein. Kandungan protein es krim (2004) yang menyatakan bahwa waktu
labu kuning diperoleh dari susu sapi leleh es krim dipengaruhi oleh jumlah
dan susu kedelai yang menimbulkan udara dalam adonan es krim, kristal es
buih pada saat pengadukan. Menurut dan kandungan lemak es krim. Sejalan
Suprayitno at al. (2001), semakin tinggi dengan hasil penelitian Pangga (2015)
kandungan protein maka semakin yang menyatakan bahwa kecepatan
tinggi overrun, hal ini dikarenakan meleleh es krim dipengaruhi oleh
protein dapat membentuk buih karena bahan-bahan yang digunakan dalam
bersifat amfifilik berperan sebagai pembuatan adonan dan juga besarnya
surface active untuk pembentuk dan presentase overrun yang dihasilkan
penstabil fase gas terdispersi. Semakin karena dalam adonan akan membentuk
banyak penggunaan susu sapi, rongga-rongga udara yang akan terlepas
kandungan protein akan semakin bersama dengan melelehnya es krim.
meningkat dan menyebabkan buih Waktu leleh juga berkaitan
semakin banyak sehingga overrun juga dengan tekstur, kekentalan adonan dan
meningkat. Kandungan protein susu jumlah pengemulsi atau penstabil yang
sapi pada penelitian ini sebesar 11% terdapat pada es krim. Kandungan
(komposisi kemasan susu full cream protein yang terdapat dalam adonan

8
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
berperan sebagai penstabil. Penstabil labu kuning berkisar 25,73%-30,73%
memiliki daya ikat air yang tinggi dan sehingga es krim labu kuning dengan
dapat membetuk gel sehingga molekul berbagai subtitusi susu kedelai pada
air akan terperangkap. Pembentukan penelitian ini belum memenuhi syarat
gel akan meningkatkan kekentalan dan Standar Nasional Indonesia yaitu
es krim akan lebih lama untuk meleleh. minimal 34%.

Total Padatan Penilaian Sensori Es Krim Labu


Hasil sidik ragam Kuning
menunjukkan bahwa perbandingan susu
sapi dan susu kedelai dalam Warna
pembuatan es krim labu kuning
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap Hasil sidik ragam
total padatan es krim labu kuning. menunjukkan bahwa perbandingan susu
Total padatan es krim labu kuning sapi dan susu kedelai berpengaruh
berbeda nyata untuk masing-masing nyata (p<0,05) terhadap warna es krim
perlakuan tetapi untuk perlakuan secara deskriptif maupun secara
SSSK5 berbeda tidak nyata. Rata-rata hedonik.
total padatan yang diperoleh berkisar Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin
25,73-30,73%. Total padatan tertinggi banyak penambahan susu kedelai warna
diperoleh pada perlakuan SSSK1 es krim menjadi lebih kuning dan
30,73% sedangkan yang paling rendah disukai oleh panelis. Perlakuan SSSK1
pada perlakuan SSSK5 25,73% dan (susu sapi 100%) memiliki skor 3,26
SSSK4 26,10%. Hal ini dikarenakan (agak kuning), hal ini dikarenakan susu
perbedaan penggunaan bahan baku sapi memiliki karakteristik berwarna
yang digunakan. Semakin banyak susu lebih putih dibandingkan susu kedelai,
kedelai yang digunakan nilai total sehingga saat dicampur dengan pasta
padatan semakin menurun. labu kuning menjadikan warna es krim
Total padatan es krim labu menjadi agak kuning. Sedangkan nilai
kuning berasal dari susu sapi, susu tertinggi yang diberikan oleh panelis
kedelai, kuning telur dan penambahan pada perlakuan SSSK5 (100% susu
pasta labu kuning sebesar 12%. Total kedelai) dengan skor 4,76 (sangat
padatan es krim labu kuning berkurang kuning). Hal ini dikarenakan susu
seiring banyaknya susu kedelai dan kedelai memiliki karakter berwarna
semakin sedikitnya jumlah susu sapi. putih kekuningan sehingga semakin
Hal ini karena kandungan susu total banyak jumlah susu kedelai yang
padatan susu kedelai lebih rendah ditambahkan maka warna kuning pada
dibandingkan susu sapi. Total padatan es krim labu kuning yang dihasilkan
susu kedelai berkisar 7,17% dan total semakin jelas. Warna kuning es krim
padatan susu full cream berkisar disebabkan oleh kandungan karotenoid
11,78% sehingga memberikan yang menjadikan es krim berwarna
pengaruh yang berbeda terhadap setiap kuning.
perlakuan. Tabel 1 menunjukkan bahwa
Hasil penelitian Pamungkasari semakin banyak susu kedelai, tingkat
(2008), menyatakan bahwa total kesukaan panelis terhadap warna es
padatan es krim ubi jalar yang telah krim semakin meningkat. Panelis lebih
disubtitusi susu kedelai berkisar menyukai es krim dengan skor 4,76
36,27%-42,07%. Total padatan es krim (sangat kuning) dengan skor hedonik

9
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
5,86 (sangat suka). Hasil penelitian sangat suka) terhadap atribut aroma es
Hartati dan Husnul (2012) krim. Panelis lebih menyukai es krim
menunjukkan bahwa panelis lebih yang mempunyai aroma khas susu sapi
menyukai es krim labu kuning dengan dibandingkan susu kedelai. Hasil
penambahan labu kuning sebanyak 100 penelitian Pamungkasari (2008)
g dan yogurth cair sebanyak 200 g dan menyatakan semakin banyak susu
mendapat skor 4,1 (suka) dengan warna kedelai yang digunakan akan
orange kekuningan. menyebabkan aroma yang dihasilkan
dari es krim menjadi langu (beany
Aroma flavor). Es krim ubi jalar dengan
Hasil sidik ragam subtitusi susu kedelai 25% dan 50%
menunjukkan bahwa perbandingan susu disukai oleh panelis, sedangkan es krim
sapi dan susu kedelai memberikan ubi jalar dengan substitusi susu kedelai
pengaruh nyata (p<0,05) terhadap 75% dan 100% panelis menilai netral,
atribut aroma es krim labu kuning semakin besar substitusi susu kedelai
secara uji deskriptif dan secara uji dalam es krim ubi jalar menjadikan
hedonik. kesukaan panelis terhadap parameter
Penambahan susu kedelai aroma semakin turun.
menyebabkan es krim beraroma langu. Tabel 1 menunjukkan bahwa
Semakin banyak penambahan susu hasil uji deskriptif terhadap atribut
kedelai aroma es krim akan semakin aroma berkisar antara 1,1-4,76
langu. Aroma langu disebabkan (beraroma langu sampai sangat
senyawa etil-vinil- keton yang beraroma susu sapi). Penilaian
dihasilkan oleh enzim lipoksigenase. tertinggi terhadap atribut aroma pada
Esvandiari et al. (2010), menyatakan perlakuan SSSK1 (tanpa subtitusi susu
bahwa enzim lipoksigenase bereaksi kedelai) yaitu 4,76 (sangat beraroma
dengan lemak menghasilkan senyawa susu sapi), sedangkan nilai terendah
organik etil-vinil-keton. Selain itu, bau pada perlakuan SSSK5 (100% susu
langu pada kedelai merupakan indikator kedelai) yaitu 1,1 ( beraroma langu).
adanya senyawa golongan flavonoid.
Flavonoid merupakan golongan dari Tekstur
senyawa fenolik yang memiliki Hasil sidik ragam menunjukkan
aktivitas antioksidan. Senyawa fenolik bahwa perbandingan susu sapi dan susu
tersusun atas cincin aromatik yang kedelai berpengaruh nyata (p<0,05)
mengandung satu atau dua gugus OH terhadap tekstur es krim labu kuning
sehingga menyebabkan aroma langu. secara deskriptif maupun uji hedonik.
Menurut Astawan (2004), timbulnya Tabel 1 menunjukkan bahwa es
bau langu (beany flavor) pada susu krim memiliki tekstur sangat tidak
kedelai diakibatkan oleh aktivitas lembut sampai lembut dengan skor
enzim lipoksigenase atau lipoksidase 1,00-4,03. Semakin banyak susu
yang terdapat dalam biji kedelai. kedelai yang ditambahkan akan
Enzim tersebut menghasilkan etil vinil mengakibatkan tekstur es krim menjadi
keton yang menyebabkan rasa dan bau tidak lembut. Hal ini berhubungan
langu. dengan kandungan lemak pada es krim
Tabel 1 menunjukkan bahwa yang semakin menurun dengan
rata-rata hasil uji hedonik terhadap bertambahnya jumlah susu kedelai.
aroma es krim berkisar 4,47-5,85 Lemak susu berperan penting
(antara suka dan tidak suka sampai dalam mempengaruhi tekstur es krim.

10
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Lemak yang terdapat dalam adonan es penerimaan terhadap perubahan rasa es
krim akan menghalangi terjadinya krim akibat subtitusi susu kedelai
pengkristalan es krim. Kandungan
karena rasa merupakan atribut yang
lemak susu yang terlalu rendah akan sangat menentukan penerimaan panelis
membuat kristal es besar dan tekstur atau konsumen, oleh sebab itu rasa
lebih kasar (Marshall dan Arbuckle, suatu produk makanan sangat
1996). Hasil penelitian Jumiati (2015)
dipengaruhi oleh komposisi bahan
menunjukkan bahwa semakin tinggi penyusun formulasinya. Produk
lemak yang dikandung dalam es krim makanan dapat diterima oleh konsumen
menghasilkan es krim yang lembut, apabila produk tersebut sesuai dengan
karena lemak dapat menghambat yang diinginkan.
pembentukan kristal es yang besar pada Hasil sidik ragam
saat pembekuan. menunjukkan bahwa perbandingan susu
Tekstur merupakan keadaan sapi dan susu kedelai berpengaruh
partikel-partikel yang menyusun
nyata (p<0,05) terhadap atribut rasa es
keseluruhan body es krim. Tekstur krim labu kuning secara deskriptif
sangat dipengaruhi oleh lemak sebagaimaupun uji hedonik. Tabel 1
bahan baku es krim. Formulasi yang menunjukkan bahwa es krim
disusun dalam penelitian ini seluruhnya
mempunyai skor rasa 1,3-5,00 (sangat
tersusun oleh lemak yang cukup rendahberasa susu kedelai sampai sangat
yaitu 1,74-3,70% sehingga tekstur yang
berasa susu sapi). Semakin banyak
dihasilkan sangat tidak lembut sampaipenambahan susu kedelai es krim akan
agak lembut. berasa susu kedelai, dan es krim yang
Tabel 1 menunjukkan bahwa dihasilkan memiliki rasa yang masih
panelis lebih menyukai es krim dengandisukai oleh panelis sebaliknya
tekstur lembut. Semakin banyaksemakin banyak susu sapi yang
penggunaan susu sapi, es krim yang ditambahkan maka es krim akan berasa
digunakan akan semakin lembut susu sapi dan lebih disukai oleh panelis.
teksturnya dan lebih disukai panelis. Tabel 1 menunjukkan bahwa
Hal ini sejalan dengan Waladi (2015) hasil uji hedonik yang dilakukan oleh
yang menyatakan bahwa es krim panelis memberi penilaian 4,83-6,00
dengan tekstur lembut lebih disukai (suka sampai sangat suka) terhadap
oleh panelis karena bahan baku yang atribut rasa es krim labu kuning.
digunakan yaitu lemak susu sapi dan Panelis sangat menyukai es krim labu
padatan non lemak. Menurut
kuning dengan kandungan susu sapi
Ismunandar (2004), lemak susu selain yang lebih banyak, hal ini dikarenakan
memberi tekstur halus juga
es krim dengan susu sapi lebih banyak
berkontribusi memberikan efek sinergis
memiliki kandungan lemak yang lebih
terhadap rasa. tinggi. Lemak dibutuhkan untuk
membentuk struktur emulsi dan
Rasa memberikan citarasa dan menurunkan
Rasa merupakan sensasi yang titik beku. Rasa pada es krim
terbentuk dari hasil perpaduan bahan merupakan kombinasi citarasa dan
pembentuk dan komposisi pada suatu aroma, yang dibuat untuk memenuhi
produk makanan yang ditangkap oleh selera konsumen (Rohmah, 2013).
indera pengecap. Pengujian rasa
terhadap es krim labu kuning Penentuan Es Krim Perlakuan
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat Terpilih

11
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Tabel 1. Rekapitulsi hasil penilaian sensori es rim perlakun terpilih
Parameter uji Standar Perlakuan
SSSK1 SSSK2 SSSK3 SSSK4 SSSK5
Analisis kimia
Overrun IRT* 35-50% 21,79e 20,56d 15,85c 10,95b 7,03a
Waktu leleh 10-15 menit 10,18a 13,12b 14,29c 18,39d 20,29e
Kadar protein SNI min. 2,7% 3,57d 3,21c 3,07c 2,61b 2,02a
Kadar lemak SNI min. 5,0% 3,70d 3,08c 2,61b 2,12b 1,74a
Total padatan SNI min. 34% 30,73d 28,60c 26,88b 26,10a 25,73a
Uji deskriptif
Warna Normal 3,26a 3,56ab 3,36b 4,06c 4,76d
Aroma Normal 4,76e 3,96d 3,06c 2,00b 1,10a
Tekstur Normal 4,03e 3,26d 2,06c 1,66b 1,00a
Rasa Normal 5,00e 3,47d 3,07c 2,00b 1,13a
Uji hedonik
Warna 4,94a 5,00a 5,25b 5,5c 5,86d
Aroma 1,10a 2,00b 3,06c 3,96d 4,76e
Tekstur 5,00d 4,91c 4,11b 3,76a 2,90a
Rasa 6,00e 5,00d 4,95c 4,87b 4,83a
Produk pangan harus memiliki belum memenuhi SNI No 01-3713-
nilai gizi yang baik. Produk pangan 1995 tentang es krim akan tetapi
yang diproduksi diharapkan memenuhi perlakuan yang dipilih adalah perlakuan
syarat mutu yang telah ditetapkan. SSSK2, demikian juga halnya dengan
Salah satu syarat mutu yang menjadi total padatan. Berdasarkan uji hedonik
acuan produk pangan adalah Standar warna dan aroma panelis lebih
Nasional Indonesia. menyukai perlakuan SSSK5 sedangkan
Hasil rekapitulasi data untuk hedonik tekstur dan rasa panelis
berdasarkan parameter overrun, waktu lebih menyukai perlakuan SSSK2.
leleh, kadar protein, kadar lemak, total Berdasarkan hasil rekapitulasi
padatan dan analisis sensori dapat analisis es krim tersebut, maka es krim
dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan yang dipilih ada adalah perlakuan
parameter kadar protein kelima SSSK2. Es krim perlakuan tersebut
perlakuan berbeda nyata, oleh karena memiliki overrun 20,56, waktu leleh
itu es krim labu kuning perlakuan 13,12 menit, kadar protein 3,21%,
terbaik adalah SSSK1 (susu sapi 100%), kadar lemak 3,08d dan total padatan
akan tetapi perlakuan SSSK1, SSSK2 28,60%. Berdasarkan penilaian sensori
dan SSSK3 dipilih karena memiliki secara deskriptif es krim perlakuan
kadar protein yang dan masih SSSK2 (susu sapi 25% : susu kedelai
memenuhi Standar Nasional Indonesia 75%) berwarna agak kuning, beraroma
No.01-3713-1995. susu sapi, tekstur agak lembut dan
penilaian terhadap rasa secara hedonik
Tabel 1. Rekapitulasi hasil penilaian es yaitu suka.
krim perlakuan terpilih
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang KESIMPULAN DAN SARAN
sama menunjukkan berbeda tidak nyata
(p<0,05).
Sumber: * Sandi (2017) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Tabel 1 menunjukkan bahwa dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
kandungan lemak dan total padatan

12
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
1. Perbandingan susu sapi dan susu Gramedia Pustaka Utama.
kedelai dalam pembuatan es krim Jakarta.
labu kuning berpengaruh nyata
terhadap overrun, waktu leleh, Astuti, S. 2008. Isoflavon kedelai dan
kadar protein, kadar lemak, total potensinya sebagai penangkap
padatan dan penilaian sensori secara radikal bebas. Jurnal Teknologi
deskriptif dan hedonik. Industri dan Hasil Pertanian.
2. Perlakuan terpilih berdasarkan 13(2): 126-136.
parameter yang diuji adalah SSSK2 Badan Standardisasi Nasional. 1995. Es
(susu sapi 75% : susu kedelai 25%) Krim. SNI 01-3713-1995.
dengan overrun 20,56, waktu leleh Jakarta.
13,12 menit, kadar protein 3,21%,
kadar lemak 3,08% dan total Campbell, J.R. dan R.T. Marshall.
padatan 28,60%. Berdasarkan 2000. The Science Providing
penilaian sensori secara deskriptif Milk for Men. McGraw-Hill
es krim perlakuan SKSS2 berwarna Book Company. New York.
agak kuning, beraroma susu sapi, Dwi, S.T. 2006. Pengaruh Tingkat
tekstur agak lembut dan penilaian Penggunaan Starter Yogurth
terhadap rasa secara hedonik yaitu terhadap Overrun, Kecepatan
suka. Meleleh, dan Mutu
Organoleptik Fermented Ice
Saran Cream. Skripsi. Universitas
Perlu dilakukan penelitian lebih Brawijaya. Malang.
lanjut dengan penambahan bahan
pangan yang mengandung lemak tinggi Estiasih, T. 2005. Kimia dan Teknologi
untuk meningkatkan kandungan gizi Pengolahan Kacang-kacangan.
dan tekstur es krim labu kuning Universitas Brawijaya. Malang.
menjadi lebih lembut serta memenuhi
syarat mutu es krim sehingga Esvandiari, M., H. Sholihin, dan A.
menjadikan produk berkualitas dan Suyatna. 2010. Studi kinerja
analisis finansial layak dikembangkan. adsorbsi arang aktif bentonit
pada aroma susu kedelai. Jurnal
Daftar Pustaka Sains dan Teknologi Kimia.
1(2): 135-149
Anam dan Handajani. 2010. Mi kering
waluh (Cucurbita moschata) Fatimah. 2013. Pemanfaatan Ubi Jalar
dengan antioksidan dan pewarna Merah sebagai Bahan
alami. Jurnal Caraka Tani. Tambahan dalam Pembuatan Es
25(1): 72-78. Krim Secara Tradisional dengan
Penambahan CMC. Skripsi.
Arbuckle, W.S. dan R.T. Marshall.
Universitas Muhammadiyah
1996. Ice Cream 5th Edition.
Surakarta. Surakarta.
Chapman and Hall. New York.
Friberg, S.E. dan K. Larrson. 1997.
Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan
Food Emulsion. Marcell
Produk Makanan Olahan. Tiga
Dekker, Inc. New York.
Serangkai. Solo.
Goff, H.D. 2000. Finding Science in
Astawa, M dan Kasih, A.L. 2008.
Ice Cream. Departement of
Khasiat Warna-Warni Makanan.

13
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
Food Science. University of Universitas Sriwijaya.
Guelp. Palembang. 57-62.
Hartati, S.E. 2011. Kajian formulasi Muchtadi T.R. dan Sugiyono. 1992.
(bahan baku, bahan pemantap) Ilmu Pengetahuan Bahan
dan metode pembuatan terhadap Pangan. PAUD IPB. Bogor.
kualitas es krim. Jurnal
Gamma. 7(1): 20-26. Muse, M.R., dan W. Kartel. 2004. Ice
cream structure elements that
Herlambang, I., W.J. Harper and B. W. affect melting rate and hardness.
Tharp. 2011. Effect of stabilizer ADSA. Journal Dairy Science.
on fat angglomeration and 87(1): 1-10.
melting resistence in ice cream.
http://www.spingerlink.com. Olifia, M.S. 2017. Pemanfaatan Susu
Diakses pada 20 Maret 2017. Full Cream dan Minyak Sawit
Jumiati. 2015. Studi pembuatan es krim Merah dalam Pembuatan Es
berbasis santan kelapa dan Krim Ubi Jalar Oranye. Skripsi
bubur ubi jalar ungu. Skripsi (Tidak dipublikasi). Universitas
(Tidak dipublikasi). Riau. Pekanbaru.
Universitas Riau. Pekanbaru.
Pangga. N.R. 2015. Penggunaan
Ismunandar. 2004. Dibalik Lembutnya Whippy Cream dalam
Es Krim. LIPI. Pembuatan Es Krim Soygurth.
http://www.Kimianet. Skripsi (Tidak dipublikasi).
lipi.go.id/utama.cgi?artikel&11 Universitas Riau. Pekanbaru.
02121768&. Diakses pada 20
Maret 2017. Pamungkasari, D. 2008. Kajian
Penggunaan Susu Kedelai
Koswara, S. 2006. Susu kedelai tak Sebagai Substitusi Susu Sapi
kalah dengan susu sapi Terhadap Sifat Es Krim Ubi
.http://www.Ebook Jalar (Ipomoea Batatas).
pangan.com/artikel/susu%20ked Skripsi. Universitas Sebelas
elai%20kalah%20dengan%20su Maret. Surakarta.
su%20sapi.pdf. Diakses pada 06
Februari 2016. Putri, M.A. 2014. Pengaruh Ekstrak
Rosella Terhadap Kualitas Es
Mahmud, M.K., Hermana., N.A. Krim Susu Kedelai. Skripsi.
Zulfianto. R.R. Aprianto, I. Universitas Negeri Padang.
Ngardiarti, B. Hartati, Berdanus Padang.
dan Tinexcelly. 2008. Tabel
Komposisi Pangan Indonesia. Rohmah. 2013. Uji Protein dan
PT Elex Media Komputindo. Glukosa Es Krim dengan
Kompas Gramedia. Jakarta. Bahan Ubi Jalar Ungu dan Susu
Kedelai Rasa Nangka Secara
Miksusanti, Fatma, Suheryanto, B. Tradisional. Skripsi.
Untari. dan Y. Adnan. 2013. Universitas Muhammadiyah
Training pembuatan selai dan Surakarta. Surakarta.
es krim labu kuning sebagai
makanan untuk kesehatan. Saleh, E. 2004. Dasar Pengolahan Susu
Jurnal Pengabdian Sriwijaya. dan Hasil Ikutan Ternak. USU

14
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018
digital Library. Universitas Skripsi. Universitas Riau.
Sumatera Utara. Medan. Pekanbaru.
Saputro, D.W. 2014. Pemanfaatan Wahyuni, D. dan S. Widjanarko. 2015.
Kacang Tolo (Vigna Pengaruh jenis pelarut dan lama
Unguiculata) Sebagai Bahan ekstraksi terhadap ekstrak
Tambahan Es Krim dengan karotenoid labu kuning dengan
Pewarna Alami Daun Bayam metode gelombang ultrasonik.
Merah (Amaranthus Tricolor Jurnal Pangan dan
L.). Skripsi. Universitas Agroindustri. 3(2): 390-401.
Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta. Waladi. 2015. Pemanfaatan Kulit Buah
Naga Merah (Hylocereus
Setyanigsih, D., A. Apriyano dan M. Polyrhizus) sebagai Bahan
Puspita. 2010. Analisis Sensori Tambahan dalam Pembuatan Es
untuk Industri Pangan dan Krim. Skripsi. Universitas Riau.
Agro. Institut Pertanian Bogor Pekanbaru.
Press. Bogor.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan
Sumarmono, J dan F. M. Suhartati. Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
2012. Yield dan komposisi keju Jakarta.
lunak (soft cheese) dari susu
sapi yang dibuat dengan teknik Yusmarini, R. Indrati, T. Utami dan Y.
direct acidifacition Marsono. 2009. Isolasi dan
menggunakan ekstrak buah identifikasi bakteri asam laktat
lokal. Jurnal Aplikasi Teknologi proteolitik dari susu kedelai
Pangan. 1(3): 65-68. yang terfermentasi secara
spontan. Jurnal Natur
Suprayitno, E., H. Kartikaningsih, dan Indonesia. 12(1): 28-33.
S. Rahayu. 2001. Pembuatan es
krim dengan menggunakan
stabilisator natrium alginat dari
Sargassum sp. Jurnal Makanan
Tradisional Indonesia. 1(3): 23-
27.
Susilorini, Eko dan E. Manik . S.
Syahputra, E. 2008. Pengaruh
Jenis Zat Penstabil dan
Konsentrasi Mentega yang
digunakan terhadap Mutu dan
Karakteristik Es Krim Jagung.
Skripsi. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Tampubolon, R.C. 2017. Pemanfaatan
Susu Full Cream dan Minyak
Kelapa Sawit Merah dalam
Pembuatan Es Krim Ubi Jalar
Ungu (Ipomea batatas L).

15
JOM UR VOLUME 5 EDISI 2 JULI S/D DESEMBER 2018

Anda mungkin juga menyukai