Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia UNPAR 2017 ISSN 2477-1694

Teknologi Proses dan Produk Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia


Bandung, 6 September 2018

Studi Pembubukan Larutan Jagung Menggunakan Spray Dryer untuk Pembuatan Susu
Bubuk Alternatif

Arum Nismaya Wijayanti, Atikasari, Yuliana Khoirunnisa, Rosita Devi Anggraini, dan Ari Diana Susanti*
Program Studi Diploma III, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Universitas Surakarta
*aridiana@staff.uns.ac.id

Abstrak
Konsumsi susu sapi di Indonesia masih tergolong rendah yaitu 12 L/kapita. Hal tersebut disebabkan
selain karena kurangnya pasokan susu, juga karena masyarakat kurang suka dengan rasa dan bau amis
susu sapi, dan kasus ketidakmampuan tubuh dalam mencerna lactase (lactase Intolerant). Disisi lain
Indonesia merupakan negara penghasil jagung terbesar ke-7 di dunia. Susu jagung mengandung protein
(1,64%) dan lemak (2,79%). Komposisi tersebut hampir mirip dengan susu sapi (protein – 2,90% dan
lemak – 0,30%). Selain itu, jagung tidak mengandung lactase sehingga berpotensi sebagai pengganti susu
sapi bagi konsumen yang menderita lactase intolerant.
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pemungutan sari jagung, pasteurisasi sari jagung menjadi
susu jagung, dan pembubukan susu jagung. Pemungutan sari jagung dilakukan dengan dua metode, yaitu
metode dengan pemasakan dan metode tanpa pemasakan. Hasil pemungutan sari jagung dengan metode
pemasakan mempunyai rasa manis, aroma jagung kuat, dan berwarna kuning tua cerah. Sedangkan sari
jagung yang diperoleh dengan metode tanpa pemasakan mempunyai rasa gurih, aroma seperti susu
kedelai, dan berwarna putih susu. Selanjutnya sari jagung dipasteurisasi untuk menghambat dan
membunuh mikroorganisme yang terkandung di dalamnya. Sari jagung dari metode pemasakan
dipasteurisasi secara High Temperature Short Time (HTST) yaitu pemanasan dengan suhu 70-80 oC
selama 15 menit. Sedangkan sari jagung dari metode tanpa pemasakan di pasteurisasi dengan metode
Low Temperature Long Time (LTLT) yaitu dengan memanaskan pada temperatur 65 oC selama 30 menit.
Susu jagung yang diperoleh kemudian diumpankan ke dalam spray dryer. Hasil percobaan menunjukkan
400 ml susu jagung yang diumpankan dengan kondisi operasi suhu inlet 150oC, suhu outlet 120oC,
tekanan udara panas 5 Kg/cm2 G, dan waktu operasi 2 jam akan menghasilkan 15 gram susu jagung
bubuk.
Kata Kunci: jagung, lactase intolerant, pasteurisasi, spray dryer, susu sapi

Abstract
The milk consumption in Indonesia is relatively low (12 L / capita). This is due in part to the lack of
supply of milk, also because the community is less fond of the taste and smell of cow’s milk, and cases of
the body's inability to digest lactose (lactose Intolerant). On the other hand Indonesia is the world's
seventh largest corn producer in the world. Corn contains protein (1.64%) and fat (2.79%). The
composition is almost similar to cow's milk (protein – 2.90% and fat – 0.30%). In addition, corn does not
contain lactase so it is potential as a substitute for cow's milk for consumers who suffer from lact ose
intolerant.
The study was conducted in three stages, namely the collection of maize juice, corn pasteurization into
corn milk, and corn milk powder. Harvesting of corn extract is done by two methods, namely method
with cooking and non cooking method. The result of corn extract by cooking method has sweet taste,
strong corn aroma, and bright yellow color. While the corn extract obtained by the method without
cooking has a savory taste, aroma likes soy milk, and milk-white. Further juice is pasteurized to inhibit
and kill the microorganisms contained in it. Corn juice from cooking method is pasteurized in High
Temperature Short Time (HTST) which is heating with temperature 70-80 oC for 15 minutes. While the
essence of the method without the cooking method in pasteurization with Low Temperature Long Time
(LTLT) method is by heating at a temperature of 65oC for 30 minutes. The obtained corn milk is then fed
into the spray dryer. The experimental results show that 400 ml of corn milk fed with operating conditions
inlet temperature 150oC, outlet temperature 120oC, hot air pressure 5 Kg / cm 2 G, and operation time 2
hours will produce 15 grams of milk powdered corn.
Keywords: corn, lactose intolerant, pasteurization, spray dryer, cow's milk.

Jurusan Teknik Kimia,


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Katolik Parahyangan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia UNPAR 2017 ISSN 2477-1694
Teknologi Proses dan Produk Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia
Bandung, 6 September 2018

PENDAHULUAN Waktu dan tempat penelitian


Susu merupakan sumber gizi utama bagi manusia Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan
terutama bayi. Setiap tahun konsumsi susu sapi di lt. 4 Gd VI, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret,
Indonesia masih tergolong rendah yaitu 12 L/kapita. Hal Surakarta, Laboratorium Kimia, Fakultas Pertanian
tersebut disebabkan selain karena kurangnya pasokan Sebelas Maret, Surakarta, Laboratorium Teknologi II
susu, juga karena masyarakat kurang suka dengan rasa Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Gadjah Mada,
dan bau amis susu sapi, dan kasus ketidakmampuan dan Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam-LIPI,
tubuh dalam mencerna lactase (lactase Intolerant). Gunung Kidul, Yogyakarta pada bulan April sampai Juli
Dibandingkan dengan susu sapi, jagung mempunyai 2018.
kandungan protein dan lemak hampir menyamai kadar
protein dan lemak jagung (Bertha, 2006). Alat dan Bahan
Susu jagung merupakan minuman yang sehat untuk di Alat-alat yang digunakan pada pembuatan susu
konsumsi, terutama bagi penderita lactase intolerant dan jagung meliputi panci, kompor, baskom, saringan,
program diet. Jagung manis mentah mengandung protein blender, gelas ukur, timbangan, termometer, pisau dan
sekitar 3,70% dan lemak 1,20% (Jacos, 1980). Selain itu, spray dryer. Analisis kadar air dan kadar abu
jagung manis juga mengandung air, karbohidrat, pati, dan menggunakan metode termogravimetri dan seperangkat
serat. alat pengabuan. Alat untuk analisis kadar protein
Kualitas kadar lactase susu jagung rendah, tidak menggunakan metode Kjeldahl. Alat untuk uji kadar
mengandung kolesterol dan tidak menyebabkan alergi, lemak menggunakan metode Soxhlet. Uji sensori
sehingga dapat di konsumsi oleh penderita lactase menggunakan metode uji organoleptik. Sementara itu,
intolerant. Akan tetapi, susu jagung memiliki cita rasa bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi
langu (beany flavour), sehingga kurang disukai oleh jagung manis yang diperoleh dari pasar tradisional di
masyarakat. Rasa langu tersebut dapat diatasi dengan Surakarta, air, serta maltodekstrin 10%. Pada analisis
teknologi pengolahan yang tepat dan penggunaan jagung protein digunakan larutan HCl 0,1 N, larutan NaOH 45%,
yang sesuai. Cita rasa langu dari susu jagung dapat larutan NaOH 0,1 N, K2SO4, CuSO4, H2SO4, indikator
disamarkan dengan penambahan perasa, seperti coklat, pp, indikator metil jingga, dan aquades. Bahan yang
vanila, pandan, jahe, mocca, dan kayu manis (Santoso, digunakan dalam analisis kadar lemak adalah susu
1994). jagung. Adapun indikator yang digunakan untuk uji
Mengingat penyimpanan susu jagung tidak bertahan organoleptik meliputi rasa, aroma, tekstur, dan warna
lama maka dapat dilakukan inovasi untuk proses terhadap produk.
pengeringan susu jagung cair menjadi susu bubuk. Proses
pengeringan tersebut adalah dengan menggunakan proses Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam
teknologi spray dryer,sehingga susu jagung tersebut
penelitian ini adalah jumlah perbandingan air yang
menjadi susu jagung bubuk. Proses pengeringan spray
digunakan dalam pembuatan susu jagung. Perbanding
dryer merupakan salah satu metode untuk
berat dan volume 1:2 (perlakuan 1), 1:2,5 (perlakuan 2),
menghilangkan sebagian kandungan air dalam suatu
1:3 (perlakuan 3), 1:3,5 (perlakuan 4), 1:4 (perlakuan 5).
sampel basah, dengan begitu massanya akan berkurang.
Produk yang dihasilkan dari proses spray dryer akan
Cara Kerja
tahan lama dibandingkan dengan susu jagung cair, karena
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pemungutan
bakteri membutuhkan air untuk hidup dan berkembang
sari jagung, pasteurisasi sari jagung menjadi susu jagung,
biak. Produk dengan masa simpan yang lebih lama akan
dan pembubukan susu jagung.
mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Menurut
Suwedo-Hadiwiyoto (1983), penggunaan spray dryer Pemungutan sari jagung
akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan Pemungutan jagung manis dilakukan dengan
penggunaan drum dryer karena spray dryer dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu. Kemudian jagung
menghasilkan partikel susu yang lebih halus, sehingga manis dikupas dari klobot hingga tersisa satu lembar.
sangat mudah larut dalam air dingin dan tidak Setelah itu, dilakukan proses pengambilan sari jagung
meninggalkan ampas. dengan cara pemasakan atau tanpa pemasakan. Sari
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk jagung tanpa pemasakan dapat diperoleh dari
menghasilkan produk susu nabati berupa susu jagung penghalusan jagung manis mentah yang sudah dipipili.
bubuk yang dihasilkan dengan proses spray dryer sebagai Sedangkan sari jagung dengan pemasakan dapat
alternatif penderita lactase intoleran dan gaya hidup diperoleh dari penghalusan jagung manis yang sudah
sehat. dikukus dan dipipili. Pengukusan dilakukan dengan
menggunakan panci selama 15 menit atau benar-benar
METODE matang. Setelah matang, jagung manis dipipili dan

Jurusan Teknik Kimia,


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Katolik Parahyangan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia UNPAR 2017 ISSN 2477-1694
Teknologi Proses dan Produk Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia
Bandung, 6 September 2018

ditimbang sebelum dihaluskan dengan menggunakan dalam saluran pencernaannya. Dikarenakan susu kedelai
blender. Selanjutnya jagung manis dihaluskan dengan cair memiliki daya simpan yang kurang tahan lama maka
menggunakan perbandingan jagung : air = 1 : 4 (b/v) diharapkan dengan dilakukannya pengeringan dengan
spray dryer dapat memperpanjang umur simpan susu
Pasteurisasi jagung, sehingga susu jagung dapat dipasarkan secara
Bubur jagung yang dihasilkan kemudian disaring meluas.
secara bertahap dengan kain saring untuk mendapatkan Pengujian karakteristik kimia meliputi pengujian
susu jagung. Kemudian susu jagung tersebut kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan
dipasteurisasi dengan cara High Temperature Short Time kadar karbohidrat. Pengamatan parameter sifat sensoris
(HTST) dan Low Temperature Long Time (LTLT). menggunakan uji organoleptik yang meliputi warna,
HTST yaitu pemanasan pada temperature 70-80 oC selama aroma, rasa, dan tekstur.
15 menit dan LTLT yaitu pemanasan pada temperature
65oC selama 30 menit. Proses pasteurisasi ini tidak Rendemen Susu Jagung Bubuk
sampai mendidih pada suhu ±90oC, lalu ditambahkan Rendemen susu jagung bubuk yang dihasilkan dalam
maltodekstrin 10% sebagai pengisi. percobaan ini sebesar 15 gram dari 400 ml susu jagung
cair, jadi hanya sekitar 3,75% dari volume sampel susu
Pembubukan susu jagung jagung cair sebelum dilakukan pengeringan dengan
Pembubukan susu jagung dilakukan dengan spray
menggunakan pengeringan spray dryer pada suhu inlet dryer. Tinggi rendahnya rendemen susu jagung bubuk
150oC dan suhu outlet 120oC. Selanjutnya bubuk yang yang dihasilkan pada penelitian ini disebabkan
sudah dihasilkan diambil dan dikemas menggunakan penggunaan bahan pengisi maltodekstrin 10%. Menurut
pembungkus plastik. Nurika (2000), penambahan bahan pengisi perlu
dilakukan untuk menurunkan kecenderungan bubuk
Analisa karakteristik jagung melekat pada dinding spray dryer, sehingga rendemen
Susu jagung bubuk yang sudah jadi disimpan dalam yang dihasilkan lebih tinggi daripada produk yang
pembungkus plastik. Kemudian dilakukan analisis dihasilkan tanpa penambahan maltodekstrin. Selain itu,
kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan penggunaan maltodekstrin akan menghasilkan kualitas
dilakukan uji organoleptik yang meliputi warna, aroma, bubuk yang baik secara fisika, kimia, dan organoleptik.
rasa, tekstur. Masing-masing metode analisis dapat Hasil pembubukan susu jagung cair disajikan dalam
dilihat pada Tabel 1. Gambar 1.
Tabel 1. Metode Analisi Susu Jagung
Jenis Analisa Metode
Kadar air Metode oven
Kadar abu Metode penetapan tottal
abu
Kadar protein Metode Kjeldahl
Kadar lemak Metode ekstraksi
soxhlet
Kadar karbohidrat By difference
Uji sensoris (organoleptik) Kesukaan Gambar 1. Penampakan Fisis Pembubukan dengan Spray
Dryer

Hasil Analisis Susu Jagung


HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air
Susu jagung merupakan produk susu nabati yang Kadar air merupakan banyaknya jumlah air yang
memiliki komposisi yang sangat baik bagi tubuh karena terkandung dalam sampel bahan. Kadar air sangat
kandungan protein dalam jagung manis yang hampir penting karena dapat mempengaruhi penampakan,
sama dengan susu sapi dan rendahnya lemak, sehingga tekstur, dan cita rasa pada produk. Kadar air dalam suatu
susu jagung dapat dijadikan sebagai pengganti susu sapi bahan dapat menentukan kesegaran dan keawetan produk
karena harganya yang lebih murah tetapi memiliki tersebut. Kandungan air yang terlalu tinggi
kandungan protein yang hampir sama. Selain itu, susu mengakibatkan produk cepat basi karena bakteri, kapang,
jagung juga dapat dikonsumsi oleh penderita lactose dan khamir dapat berkembang biak. Semakin rendah
intolerance, atau orang-orang yang tidak mampu kadar air, maka pertumbuhan mikroorganisme semakin
mencerna laktosa karena tidak memiliki enzim laktase lambat, sehingga produk bisa bertahan lama. Sebaliknya,

Jurusan Teknik Kimia,


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Katolik Parahyangan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia UNPAR 2017 ISSN 2477-1694
Teknologi Proses dan Produk Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia
Bandung, 6 September 2018

semakin tinggi kadar air maka semakin, maka semakin


cepat mikroorganisme berkembang biak, sehingga Tabel 1. Hasil Analisa Uji Proksimat 1:4
pembusukan berlangsung cepat (Winarno, 2002). No Macam Analisa Susu Susu Sapi
Jagung
Kadar Abu Hasil Analisa (%wb)
Kadar abu merupakan campuran dari komponen 1 Air 95,59 % 88,6%a
anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan 2 Abu 0,07% 0,5%b
pangan (Astuti, 2012). Penentuan kadar abu dimaksudkan 3 Lemak 0,98% 0,30% a
untuk mengetahui kandungan komponen yang tidak 4 Protein 3,24% 2,9% a
mudah menguap (komponen anorganik atau garam 5 Karbohidrat 0,12% 4,5% a
mineral) yang tetap tinggal pada pembakaran dan
pemijaran senyawa organik (Nurilmala, 2006). (a Koswara, 2006 & b Satiarini, 2006)

Kadar Protein Berdasarkan Tabel 1. hasil uji proksimat kadar protein


Adanya unsur nitrogen merupakan ciri khas senyawa- dan lemak hampir sama dengan kadar protein dan lemak
senyawa protein karena unsur itu tidak ditemukan dalam pada susu sapi. Dari serangkaian uji yang dilakukan,
senyawa-senyawa lemak dan karbohidrat. Oleh karena didapatkan bahwa kandungan terbesar dari susu jagung
itu, kadar protein dalam suatu bahan bisa ditentukan adalah air yaitu sebesar 95,59 % sedangkan kandungan
dengan mengukur kadar nitrogen dalam susu. Penetapan air susu sapi sebesar 88,6%.
kadar protein dengan metode kjeldahl merupakan metode Uji penerimaan produk oleh calon konsumen
tidak langsung yaitu melalui penetapan kadar N dalam merupakan salah satu uji yang menyangkut penilaian
bahan yang disebut protein kasar (Sumantri, 2013). seseorang terhadap kesukaan atau ketidaksukaan suatu
Prinsip metode kjeldahl ini adalah senyawa-senyawa produk. Uji kesukaan dilakukan untuk mengetahui
yang mengandung nitrogen tersebut mengalami oksidasi tingkat penerimaan konsumen terhadap susu jagung yang
dan dikonversi menjadi ammonia dan bereaksi dengan dihasilkan. Kriteria uji penerimaan calon konsumen yang
asam pekat membentuk garam amonium. Kemudian dilakukan meliputi aroma, rasa, warna dan tekstur dari
ditambahkan basa untuk menetralisasi suasana reaksi dan susu jagung. Total koresponden pada uji ini sebanyak 25
kemudian didestilasi dengan asam dan dititrasi untuk orang. Hasil uji penerimaan calon konsumen disajikan
mengatahui jumlah N yang dikonversi. dalam Lampiran III. Hasil uji organoleptik dapat dilihat
pada Tabel 2.
Kadar Lemak
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik Susu Jagung
yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai Rasaa Warnab Arom
panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan, 1 2 3 1 2 3 1 2 3
kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman dan sayur- 12% 28% 60% 20% 32% 48% 8% 68% 24%
sayuran (Ketaren, S., 1986). a
(1) tidak enak, (2) kurang enak, (3) enak, b(1) tidak
Penentuan kadar minyak atau lemak suatu bahan menarik, (2) kurang menarik, (3) menarik, c(1) apek, (2)
dapat dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi khas jagung, (3) wangi, dan d(1) berserat, (2) agak
dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang berserat, (3) tidak berserat.
efisien, karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh
kembali. Pemisahan antara minyak dan pelarut dilakukan Berdasarkan uji organoleptik yang meliputi rasa,
dengan proses distilasi. warna, aroma, dan tekstur diperoleh hasil bahwa tingkat
rasa 60% mengatakan rasa susu jagung enak. Untuk
Kadar Karbohidrat warna 48% responden menyebutkan menarik, dari aroma
Kadar karbohidrat ditentukan dengan metode by 68% responden mengatakan bau khas jagung dan tekstur
difference yaitu dengan perhitungan melibatkan kadar air, 52% responden mengatakan agak berserat.
kadar abu, kadar protein dan kadar lemak. Berikut ini
adalah persamaan yang digunakan dalam menghitung PENUTUP
kadar karbohidrat dengan metode by difference. Kadar
Simpulan
karbohidrat (%) = 100% – (% kadar air + %kadar abu +
1. Proses pembuatan susu jagung dilakukan melalui 3
%kadar protein + % kadar lemak).
tahap yaitu pemungutan sari jagung, pasteurisasi
sari jagung menjadi susu jagung, dan pembubukan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, susu jagung
susu jagung. Pemungutan sari jagung dilakukan
dari jagung manis dengan formulasi 1:4 dilakukan analisa
dengan dua metode yaitu pengukusan dan tanpa
proksimat terhadap produk susu jagung tersebut. Berikut
pengukusan.
hasil analisa proksimat ditampilkan pada Tabel 1.

Jurusan Teknik Kimia,


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Katolik Parahyangan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia UNPAR 2017 ISSN 2477-1694
Teknologi Proses dan Produk Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia
Bandung, 6 September 2018

2. Metode pemungutan sari jagung dengan Gambar Fisik Jagung.


pengukusan dipilih karena memberikan hasil susu https://br.pinterest.com/pin/337347828315094724/
jagung yang berwarna kuning tua cerah, beraroma . Diunduh pada 13 Juli 2018.
khas jagung dan berasa manis.
3. Formula optimum bahan baku pengolahan jagung Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian
manis menjadi sumber susu nabati penganti susu Mutu Susu dan Hasil
sapi adalah dengan perbandingan 1:4 Olahannya. Liberty. Yogyakarta. Diunduh pada 30
(%berat:volume) menghasilkan karakteristik susu Juni 2018.
jagung bubuk dengan teskstur lembut dan daya larut
tinggi.
4. Susu jagung yang dihasilkan memiliki kandungan
air sebesar 95,59%, mineral abu 0,07%, protein Handayani. 2017. Identifikasi Bakteri Escherichia Coli
sebesar 3,24%, lemak sebesar 0,98 %, dan Pada Minuman Teh.
karbohidrat sebesar 0,12%. https://scholar.google.co.id/scholar?
q=jurnal+identifikasi+e+coli. Diunduh pada 10 Juli
DAFTAR PUSTAKA 2018.
Agustina, Titin. 2016. Outlook Susu KomoditasPertanian
Subsektor Peternakan. Jakarta:Pusat Data dan Sistem Hariyadi, P. Pengeringan Beku dan Aplikasinya di
Informasi Pertanian. Diunduh pada 13 Juli 2018. Industri Pangan.
http://seafast.ipb.ac.id/lectures/itp530/11-itp
Astuti, 2012. Analisis Kadar Abu. %20530-pengeringanbeku.pdf.
http://astutipage.wordpress.com/tag/kadar-abu/. Diunduh pada 30 Juni 2018.
Diunduh pada 14 Juli 2018.
Henderson, S. M., and R. L. Perry. 1976. Agricultural
Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia Process Engineering. 3rd
(SNI). Standar Mutu Susu Bubuk. 2006. Diunduh ed. The AVI Publ. Co., Inc, Wesport,
pada 13 Juli 2018. Connecticut, USA. Diunduh pada 28
Juni 2018.
Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia
(SNI). Standar Mutu Susu Segar. 1998. Diunduh pada Herrington, B. L. (1985) Milk and Milk processing. Mc
13 juli 2018. graw-Hill Book Co, New
York, USA. Diunduh pada 29 Juni 2018.
Bizri NJ dan Wahem AL. 1994. Citric Acid and
Antimicrobials Affect Johnson, Lawrence A. 1991. Corn :Production,
Microbiological Stability and Quality of Tomato Processing, and Utilization. In.
Juice.J. of Food Science 59 Diunduh pada 29 Juni 2018.
(1) : 130-134. Diunduh pada 9 Juli 2018.
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan
Chafid, Mohammad. 2015. Outlook Komoditas Lemak Pangan, UI Press,
Pertanian Tanaman Pangan Jakarta. Diunduh pada 1Juli 2018.
Jagung. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian. Diunduh pada Klaus J. Lorenz.. and Karel Kulp (eds). Handbook of
10 Juli 2018. Cereal Science and
Technology. Marcell Dekker, Inc. New York.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, (2001) Daftar Diunduh pada 24 Juni 2018.
Komposisi Bahan
Makanan, Penerbit Bhratara, Jakarta Koswara, S. 2006. Isoflavon Senyawa Multi Manfaat
Dalam Kedelai.
Fitriyani. 2017. Perbedaan Kualitas Susu Sapi dan Susu www.ebookpangan.com. Diunduh pada 13 Juli
Kedelai. 2018.
https://www.columbiaasia.com/indonesia/
health-articles/perbedaan kualitas- susu-sapidan- Kwartiningsih,endang dan Inayati. 2014. Petunjuk
susu-kedelai. Diunduh pada 19 Juli 2018. Praktikum Kimia Organik. Universitas Sebelas Maret.
Diunduh pada 6 Juli 2018.

Jurusan Teknik Kimia,


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Katolik Parahyangan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia UNPAR 2017 ISSN 2477-1694
Teknologi Proses dan Produk Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia
Bandung, 6 September 2018

Liu K. S. (1997). Soybeans: Chemistry, technology, and


utilization. New York, Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawas Obat dan
Chapman & Hall. Diunduh pada 10 Juli 2018. Pangan SNI 7388:2009
tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba
Martin, J.M. dan W.H. Leonard. 1949. Principles of Field dalam Media Pangan.
Crop Production : The Diunduh pada 16 Juni 2018.
Mac Milland Co. Inc., New York. Diunduh pada
8 Juli 2018. Utami, Isni. 2005. Daftar Komposisi Bahan Makanan .
Jakarta: Departemen
Maulina CA, Rossarah A, Djaeni M. 2013. Aplikasi Kesehatan Republik Indonesia. Diunduh pada
Spray Dryer untuk 15 Juni 2018.
Pengeringan Larutan Garam Amonium Peklorat
sebagai Bahan Propelan. Warisno. 1998. Budi Daya Jagung Hibrida. Kanisius,
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2(4) : 84- Yogyakarta. Diunduh pada
92. Diunduh pada 15 Juli 2018. 5 Juli 2018.
Muhadjir, F. 1988. Karakteristik Tanaman Jagung. Balai
Penelitian dan Winarno, 2004. Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia
Pengembangan Teknologi Pangan. Bogor. Pustaka Utama, Jakarta.
Diunduh pada 10 Juli 2018. Diunduh pada 5 Juli 2018.

Nurilmala, M, M. Wahyuni, H. Wiratmaja. 2006.


Perbaikan Nilai Tambah Wirakartakusumah, M.A.. 1989. Prinsip Teknik Pangan.
Limbah Tulang Ikan Tuna (thunnus sp) Menjadi Departemen Pendidikan
Gelatin Serta Analisis dan Kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan
Fisika Kimia. Jurnal Buletin Teknologi Hasil Tinggi PAU IPB, Bogor.
Perikanan. 9(2):22-33. Diunduh pada 1 Juli Diunduh pada 9 Juli 2018.
2018.
Zuhra, Sofyana, Cut Erlina. 2012. Pengaruh Kondisi
Pomeranz Y. (1991). Functional properties of food Operasi Alat Pengering
components (2nd ed), Semprot Terhadap Kualitas Susu Bubuk Jagung.
California. Academic Press, Inc. Diunduh pada 9
Juli 2018.

Rahman dan Yuyun. 2005. Penanganan Pascapanen


Cabai Merah. Kanisius.
Yogyakarta. Diunduh pada 11 Juli 2018.

Satiarini, Bertha. 2006. Kajian Produksi dan


Profitabilitas Pembuatan Susu
Jagung. Fakultas Teknologi Pertanian IPB.
Diunduh pada 9 Juli 2018.

Setya, A. W. 2012. Teknologi Pengolahan Susu. Fakultas


Teknologi Pertanian
Universitas Slamet Riyadi. Surakarta. Diunduh
pada 25 Juni 2018.

Sudarmadji S, Suhardi, Haryono B. 1989. Analisa bahan


makanan dan pertanian.
Liberty, Yogyakarta. Diunduh pada 27 Juni
2018.

Sumantri, dan Rohman, A. (2013) Analisis Makanan .


Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Halaman 7-10. Diunduh pada
16 Juni 2018.

Jurusan Teknik Kimia,


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Katolik Parahyangan

Anda mungkin juga menyukai