Studi Pembubukan Larutan Jagung Menggunakan Spray Dryer untuk Pembuatan Susu
Bubuk Alternatif
Arum Nismaya Wijayanti, Atikasari, Yuliana Khoirunnisa, Rosita Devi Anggraini, dan Ari Diana Susanti*
Program Studi Diploma III, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Universitas Surakarta
*aridiana@staff.uns.ac.id
Abstrak
Konsumsi susu sapi di Indonesia masih tergolong rendah yaitu 12 L/kapita. Hal tersebut disebabkan
selain karena kurangnya pasokan susu, juga karena masyarakat kurang suka dengan rasa dan bau amis
susu sapi, dan kasus ketidakmampuan tubuh dalam mencerna lactase (lactase Intolerant). Disisi lain
Indonesia merupakan negara penghasil jagung terbesar ke-7 di dunia. Susu jagung mengandung protein
(1,64%) dan lemak (2,79%). Komposisi tersebut hampir mirip dengan susu sapi (protein – 2,90% dan
lemak – 0,30%). Selain itu, jagung tidak mengandung lactase sehingga berpotensi sebagai pengganti susu
sapi bagi konsumen yang menderita lactase intolerant.
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pemungutan sari jagung, pasteurisasi sari jagung menjadi
susu jagung, dan pembubukan susu jagung. Pemungutan sari jagung dilakukan dengan dua metode, yaitu
metode dengan pemasakan dan metode tanpa pemasakan. Hasil pemungutan sari jagung dengan metode
pemasakan mempunyai rasa manis, aroma jagung kuat, dan berwarna kuning tua cerah. Sedangkan sari
jagung yang diperoleh dengan metode tanpa pemasakan mempunyai rasa gurih, aroma seperti susu
kedelai, dan berwarna putih susu. Selanjutnya sari jagung dipasteurisasi untuk menghambat dan
membunuh mikroorganisme yang terkandung di dalamnya. Sari jagung dari metode pemasakan
dipasteurisasi secara High Temperature Short Time (HTST) yaitu pemanasan dengan suhu 70-80 oC
selama 15 menit. Sedangkan sari jagung dari metode tanpa pemasakan di pasteurisasi dengan metode
Low Temperature Long Time (LTLT) yaitu dengan memanaskan pada temperatur 65 oC selama 30 menit.
Susu jagung yang diperoleh kemudian diumpankan ke dalam spray dryer. Hasil percobaan menunjukkan
400 ml susu jagung yang diumpankan dengan kondisi operasi suhu inlet 150oC, suhu outlet 120oC,
tekanan udara panas 5 Kg/cm2 G, dan waktu operasi 2 jam akan menghasilkan 15 gram susu jagung
bubuk.
Kata Kunci: jagung, lactase intolerant, pasteurisasi, spray dryer, susu sapi
Abstract
The milk consumption in Indonesia is relatively low (12 L / capita). This is due in part to the lack of
supply of milk, also because the community is less fond of the taste and smell of cow’s milk, and cases of
the body's inability to digest lactose (lactose Intolerant). On the other hand Indonesia is the world's
seventh largest corn producer in the world. Corn contains protein (1.64%) and fat (2.79%). The
composition is almost similar to cow's milk (protein – 2.90% and fat – 0.30%). In addition, corn does not
contain lactase so it is potential as a substitute for cow's milk for consumers who suffer from lact ose
intolerant.
The study was conducted in three stages, namely the collection of maize juice, corn pasteurization into
corn milk, and corn milk powder. Harvesting of corn extract is done by two methods, namely method
with cooking and non cooking method. The result of corn extract by cooking method has sweet taste,
strong corn aroma, and bright yellow color. While the corn extract obtained by the method without
cooking has a savory taste, aroma likes soy milk, and milk-white. Further juice is pasteurized to inhibit
and kill the microorganisms contained in it. Corn juice from cooking method is pasteurized in High
Temperature Short Time (HTST) which is heating with temperature 70-80 oC for 15 minutes. While the
essence of the method without the cooking method in pasteurization with Low Temperature Long Time
(LTLT) method is by heating at a temperature of 65oC for 30 minutes. The obtained corn milk is then fed
into the spray dryer. The experimental results show that 400 ml of corn milk fed with operating conditions
inlet temperature 150oC, outlet temperature 120oC, hot air pressure 5 Kg / cm 2 G, and operation time 2
hours will produce 15 grams of milk powdered corn.
Keywords: corn, lactose intolerant, pasteurization, spray dryer, cow's milk.
ditimbang sebelum dihaluskan dengan menggunakan dalam saluran pencernaannya. Dikarenakan susu kedelai
blender. Selanjutnya jagung manis dihaluskan dengan cair memiliki daya simpan yang kurang tahan lama maka
menggunakan perbandingan jagung : air = 1 : 4 (b/v) diharapkan dengan dilakukannya pengeringan dengan
spray dryer dapat memperpanjang umur simpan susu
Pasteurisasi jagung, sehingga susu jagung dapat dipasarkan secara
Bubur jagung yang dihasilkan kemudian disaring meluas.
secara bertahap dengan kain saring untuk mendapatkan Pengujian karakteristik kimia meliputi pengujian
susu jagung. Kemudian susu jagung tersebut kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan
dipasteurisasi dengan cara High Temperature Short Time kadar karbohidrat. Pengamatan parameter sifat sensoris
(HTST) dan Low Temperature Long Time (LTLT). menggunakan uji organoleptik yang meliputi warna,
HTST yaitu pemanasan pada temperature 70-80 oC selama aroma, rasa, dan tekstur.
15 menit dan LTLT yaitu pemanasan pada temperature
65oC selama 30 menit. Proses pasteurisasi ini tidak Rendemen Susu Jagung Bubuk
sampai mendidih pada suhu ±90oC, lalu ditambahkan Rendemen susu jagung bubuk yang dihasilkan dalam
maltodekstrin 10% sebagai pengisi. percobaan ini sebesar 15 gram dari 400 ml susu jagung
cair, jadi hanya sekitar 3,75% dari volume sampel susu
Pembubukan susu jagung jagung cair sebelum dilakukan pengeringan dengan
Pembubukan susu jagung dilakukan dengan spray
menggunakan pengeringan spray dryer pada suhu inlet dryer. Tinggi rendahnya rendemen susu jagung bubuk
150oC dan suhu outlet 120oC. Selanjutnya bubuk yang yang dihasilkan pada penelitian ini disebabkan
sudah dihasilkan diambil dan dikemas menggunakan penggunaan bahan pengisi maltodekstrin 10%. Menurut
pembungkus plastik. Nurika (2000), penambahan bahan pengisi perlu
dilakukan untuk menurunkan kecenderungan bubuk
Analisa karakteristik jagung melekat pada dinding spray dryer, sehingga rendemen
Susu jagung bubuk yang sudah jadi disimpan dalam yang dihasilkan lebih tinggi daripada produk yang
pembungkus plastik. Kemudian dilakukan analisis dihasilkan tanpa penambahan maltodekstrin. Selain itu,
kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan penggunaan maltodekstrin akan menghasilkan kualitas
dilakukan uji organoleptik yang meliputi warna, aroma, bubuk yang baik secara fisika, kimia, dan organoleptik.
rasa, tekstur. Masing-masing metode analisis dapat Hasil pembubukan susu jagung cair disajikan dalam
dilihat pada Tabel 1. Gambar 1.
Tabel 1. Metode Analisi Susu Jagung
Jenis Analisa Metode
Kadar air Metode oven
Kadar abu Metode penetapan tottal
abu
Kadar protein Metode Kjeldahl
Kadar lemak Metode ekstraksi
soxhlet
Kadar karbohidrat By difference
Uji sensoris (organoleptik) Kesukaan Gambar 1. Penampakan Fisis Pembubukan dengan Spray
Dryer