PRAKTIKUM I
PERCOBAAN DANGKE
OLEH:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENDAHULUAN
Latar Belakang
protein3,2 g, lemak 3,7 g, laktosa 4,6 g, zat besi 0,1 mg, kalsium 120 mg, dan
vitamin A IU. Susu sangat penting untuk mendorong pertumbuhan tubuh sejak
kecil sampai dewasa. Di lain pihak susu merupakan bahan pangan yang mudah
rusak dan dapat menjadi sumber penyakit bagi manusia bila mana tidak
mendapatkan penganan khusus dan kurang higienis (Nafyanti dan Adriani, 2015).
dengan tahu berwarna putih kekuningan yang bahannya dari susu kerbau atau
susu sapi yang berasal dari Sulawesi selatan. Dangke mengandung protein yang
tinggi yang dibuat dengan cara di fermentasi dengan menggunakan bahan alami
atau tanpa pengawetan buatan. Dangke memiliki kandungan air 47,75%, abu
2,32%, lemak33,89%, protein 17,01% serta vitamin dan mineral (Suryani, 2015).
terdapat pada getah tanaman pepaya. Enzim papain bisa diperoleh dengan cara
yang sangat mudah, karena tumbuhan pepaya sangat mudah tumbuh di daerah
menggores buah pepaya maka getahnya akan keluar, dan hasilnya akan digunakan
sebagai enzim papain. Enzim papain mempunyai daya tahan oanas paling tinggi
diantara enzim – enzim proteolitik lainnya. Sifat enzim papain yaitu dapat bekerja
secara optimum pada suhu 50-60 derajat dan pH 5-7, serta memiliki aktivitas
proteolitik antara 70-100 unit/gram (Yuniawati dkk, 2008). Hal inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak
mengenai Percobaan Dangke yaitu untuk mengetahui cara pembuatan dangke dan
dangke.
budaya asli Indonesia, maupun sebagai industri skala rumah tangga yang
di Kabupaten Enrekang. Peranan dangke susu sapi tidak hanya sebatas alternatif
dangke susu kerbau, tetapi juga harus diupayakan agar dangke susu sapi memiliki
kualitasdan tingkat penerimaan yang sama dengan dangke susu kerbau (Hatta,
2013)
protein 3,2%, laktosa 4,7%, abu 0,855, air 87,25%, serta bahan kering 12,75%.
Kandungan gizi yang lengkap menjadi alasan tingginya kebutuhan dan permintaan
masyarakat akan susu. Komposisinya yang ideal selain air susu mengandung
semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung
didalam air susu dapat diserap oleh darah dan dimanfaatkan oleh tubuh (Anindita
dalam hal kandungan gizi dan juga keamanan pangan. Terdapat syarat cemaran,
maksimum yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh susu segar yang baik, maka
semua usaha harus ditujukan untuk memperkecil jumlah bakteri yang ada pada
ketersediaan bahan baku susu dan bahan penggumpal (enzim dan asam) dari
Indonesia sendiri sebenarnya produk susu ini sudah potensi untuk dikembangkan
mempunyai lahan yang cukup untuk budidaya papaya (Malaka dkk., 2015).
namun tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih
hingga kekuningan. Dangke merupakan bahan pangan dengan nilai gizi yang
tinggi. Dangke dari susu kerbau terdiri dari air 47,75%; abu 2,32%; lemak
14,8%, kadar air 55%, dan kadar abu 2,1%. Pembuatan dangke dapat dilakukan
baik. Kandungan air yang tinggi pada dangke menyebabkan dangke mudah
menyebabkan diare pada anak-anak dan orang dewasa (Arini dkk, 2011).
Getah Pepaya dan Enzim Papain
Pepaya adalah salah satu komoditi yang juga menjadi ciri khas Kabupaten
Enrekang, yang secara turun temurun getahnya yang mengandung enzim papain
Getah papaya sebagai bahan penggumpal. Proses penggumpalan susu oleh enzim
diawali dengan proses gelatinasi, dimana bila terjadi hidrolisis protein secara
ektensif yang dipengaruhi oleh suhu pemanasan dan konsentrasi enzim akan
getah pepaya mengandung enzim papain, yaitu enzim proteolitik yang terdapat
pada getah tanaman papaya (Carica papaya L). Secara umum yang dimaksud
dengan papain adalah papain yang dimurnikan maupun papain yang masih kasar.
Semua bagian papaya seperti buah, daun, tangkai daun, dan batang mengandung
enzim papain dalam getahnya, tetapi bagian yang paling banyak mengandung
akibat dari penambahan enzim getah pepaya (Carica papaya) yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu pengaruh prosessing pembuatan dangke seperti suhu
dangke sangat dipengaruhi oleh proses gelatinasi yang disebabkan oleh beberapa
faktor seperti suhu dan lama pemanasan, kandungan lemak, jenis susu yang
2017).
Curd dan Whey
komposisi akhir kasein pada curd. Setelah stadium presifitasi maka perubahan
distribusi kasein terjadi. Produksi curd dipengaruhi oleh pemberian larutan enzim
papain kasar. Tingginya produksi curd diperoleh pada pemberian larutan enzim
susu, krim, susu skim atau buttermilk dengan rennet atau enzim lainnya dalam
pembuatan keju, kasein serta produk lain yang sejenis dengan jumlah whey yang
dihasilkan sekitar 80-90% dari total volume susu yang digunakan. Karakteristik
fisik dan kimia whey memiliki perbedaan berdasarkan jenis, level konsentrasi
bahan penggumpal, suhu dan waktu pemanasan (Sulmiyati dan Ratmawati, 2017).
Whey dangke dapat diolah menjadi berbagai produk yang salah satunya
saat ini dan mempunyai nilai jual yang baik. Komponen nutrisi whey dangke juga
Dangke dilaksanakan pada hari Minggu, 23 Februari 2020 pukul 08.00 WITA
Materi Praktikum
adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Memasukkan susu ke
dalam panci dan memanaskan. Menambahkan garam pada susu yang telah
demi sedikit pada susu pada suhu 40°C. Mengamati hingga terdapat gumpalan
pada susu. Setelah gumpalan terbentuk naikkan suhu hingga 95°C dan
curd memadat, susu kemudian disaring (memisahkan curd dan whey). Selanjutnya
Whey
Masak hingga
Cetak mencapai
suhu 95°C
Dangke Curd
Warna
Putih Kuning
1 2 3 4 5 6
Keterangan:
1. Putih 4. Putih Kuning
2. Agak Putih 5. Agak Kuning
3. Kurang Putih 6. Kuning
Tekstur
Hancur Padat
1 2 3 4 5 6
Keterangan:
1. Hancur 4. Agak Padat
2. Agak Hancur 5. Kurang Padat
3. Kurang Hancur 6. Padat
Cita Rasa
Tidak Terasa Susu Sangat Terasa Susu
1 2 3 4 5 6
Keterangan:
1. Tidak Terasa Susu 4. Agak Terasa Susu
2. Agak Terasa Susu 5. Terasa Susu
3. Kurang Terasa Susu 6. Sangat Terasa Susu
Kesukaan
Tidak Suka Sangat Suka
1 2 3 4 5 6
Keterangan:
1. Tidak Suka 4. Sedikit Suka
2. Agak Suka 5. Suka
3. Kurang Suka 6. Sangat Suka
HASIL DAN PEMBAHASAN
Warna
warna pada dangke yaitu 2 agak putih, hal ini dapat disebabkan oleh kualitas susu
yang digunakan dalam praktikum. Hal ini sesuai dengan pendapat Hatta dkk.
(2013) yang menyatakan bahwa warna dangke susu sapi adalah putih kekuningan,
sedangkan warna dangke susu kerbau berkisar antara putih (30,6%), putih
Tekstur
tekstur pada dangke yaitu 6 (Padat) disebakan karena pemanasan suhu yang
teratur. Hal ini sesuai dengan pendapat Yasir dan Wijaya (2019) yang menyatakan
bahwa dangke yang dihasilkan dengan menggunakan cetakan manual lebih padat
sehingga gumpalan saling menyatu dan hasilnya lebih kompak dan padat.
Cita Rasa
cita rasa pada dangke yaitu 4 (hampir terasa susu). Hal ini sesuai dengan pendapat
Soraya (2016) yang menyatakan bahwa dangke adalah sebutan keju dari daerah
rasanya mirip dengan keju, namun tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu
yang berwarna putih bersih hingga kekuningan. Makanan khas ini dibuat dengan
bahan dasar susu segar dari kerbau yang digumpalkan dengan menggunakan
Kesukaan
kesukaan pada dangke yaitu 4 (hamper suka). Tingkat kesukaan ini tentunya dapat
dipengaruhi oleh komponen yang terkandung pada dangke. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sulmiyati dan Said (2018) yang menyatakan bahwa Tingkat kesukaan
panelis sangat dipengaruhi oleh rasa pahit yang terdapat pada dangke. Rasa pahit
Kesimpulan
Pemanasan yang baik yakni susu dipanaskan dalam panci terbuka dengan api kecil
memiliki cita rasa yang gurih dan enak bagi para penikmatnya.
Saran
bahan yang digunakan agar mendapat hasil yang lebih baik sehingga disukai oleh
konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Anindita .N. S Dan D.S. Soyi. 2017. Studi kasus: pengawasan kualitas pangan
hewani melalui pengujian kualias susu sapi yang beredar dikota
Yogyakarta. jurnal peternakan indonesia. 19(2): 96-105.
Fatma, Soeporno, Nurliyani, Chusnul H., Dan Muhammad T. 2012. Karasteristik
whey limbah dangke dan potensinya sebagai produk minuman dengan
menggunakan lactobacillus acidophilus FNCC 0051. Jurnal Agritech.
12(4) : 352 -360.
Soraya A. 2016. Kualitas mikrobiologis dangke dengan berbagai jenis pelapis dan
lama penyimpanan pada suhu ruang dan suhu refrigerasi. Skripsi.
Fakultas peternakan universitas hasanuddin Makassar.
Sulmiyati S. dan Said N. S. 2018. Karasteristik dangke susu kerbau dengan
penambahan crude papain kering. Jurnal Agritech. 38 (3): 345-352.
Sulmiyati, Said N. S. dan Deka U. F. 2017. Tingkat kekerasan dan mikrostruktur
dangke susu kerbau dengan level bubuk getah pepaya (carica papaya).
Jurnal Agroveteriner. Universitas Sulawesi Barat. 5(2): 118-125.
Suryanih. K., Subagiana.W. Saribu. L.D. 2015. Ilmu Produksi Ternak Perah.
Kbk. Fakultas Peternakan Universitas Udayana.
.
Yasir M.W dan Wijaya M. 2019. Modifikasi alat pencetak dangke dalam
meningkatan kualitas dan produktivas praduk dangke. Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian. 5(2) : 47-53.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Perhitungan Percobaan Dangke
Warna
( 1 X n )+ ( 2 X n )+ (3 X n )+ ( 4 X n ) … … dst
=
ℇn
( 1 X 1 ) + ( 2 X 1 )+ 8
=
4
11
=
4
= 4 ( Agak Putih)
Tekstur
( 5 X 2 )+ ( 6 X 2 )
=
4
24
=
4
= 6 (Padat)
Cita Rasa
( 4 X 1 ) +( 5 X 3 )
=
4
19
=
4
= 4 (Hampir Terasa Susu)
Kesukaan
( 4 X 1 ) +(5 X 3)
=
4
19
=
4
=4 (Hampir suka)