Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES

PENGUJIAN KUALITAS AIR SUSU

Kelompok A4

Anggota Kelompok :

Tiara Wulansari 40040121650058

Enggar Sulistyo Wibisono 40040121650091

Tarissya Putri Ernanto 40040121650095

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
2022
ABSTRAK
Untuk menambahkan salah satu kebutuhan gizi pada masyarakat di
Indonesia dapat dibantu oleh susu, karena di dalam susu terdapat kandungan
yang baik untuk dalam tubuh seperti susu mengandung protein sebanyak 3,2%,
kemudian lemak 3,6%, laktosa 4,7%, dan mineral yang terkandung adalah
0,8%. Dalam praktikum pengujian kualitas air susu ini bertujuan untuk dapat
mengetahui tentang pengujian kualitas air susu terhadap mikroba dengan
dengan menggunakan uji methylene blue dan uji alcohol. Dalam praktikum ini
menggunakan sampel susu segar baru dan susu segar lama, dengan
menggunakan uji methylene blue dan uji alcohol. Dengan kedua uji tersebut
kami dapat mengetahui jika semakin lama waktu penyimpanan susu maka akan
semakin banyak bakteri yang terdapat di dalamnya, hasilnya dapat dilihat
berupa perubahan warna dalam susu dan terdapat gumpalan di dalam susunya.
Kemudian untuk penelitian dalam jurnal yang kelompok A4 pilih yaitu
tujuannya untuk mengamati dan mengkaji pengaruh dari ketinggian tempat
terhadap kualitas dan kuantitas produksi susu. Dengan menggunakan 3 sampel
susu sapi yang berada di ketinggan berbeda, yaitu sampel susu dataran tinggi
dengan ketinggian 1065 mdpl, dataran sedang dengan ketinggian 789 mdpl,
dan dataran rendah dengan ketinggan 449 mdpl dan menggunakan 4 metode
pengujian yaitu ada uji organoleptik, uji alcohol, uji pemeriksaan berat jenis,
dan juga uji resazurin. Yang dimana dalam keempat uji tersebut dapat
mengetahui hasil produksi susu yang bagus terdapat di daerah dataran tinggi
dan dataran sedang yaitu dengan mutu dan kualitas yang excellent sedangkan
untuk di dataran rendah dengan mutu dan kualitas yang good.

Kata Kunci : Susu, Pengujian Kualitas Susu, Uji Alkohol


BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Umum
1.1.1. Mahasiswa dapat mengetahui pengujian kualitas air susu terhadap
mikroba dengan menggunakan uji methylene blue dan uji alcohol
1.1.2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap
kualitas dan kuantitas produksi susu sapi
1.2. Tujuan Khusus
1.2.1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari susu segar
1.2.2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis susu
1.2.3. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan susu
1.2.4. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi kualitas susu
1.2.5. Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis pengujian kualitas air susu
1.2.6. Mahasiswa dapat mengetahui syarat – syarat susu murni berdasarkan
SNI
1.2.7. Mahasiswa dapat mengetahui aktivitas bakteri pada susu
1.2.8. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sterilisasi
1.2.9. Mahasiswa dapat mengetahui macam - macam sterilisasi
1.2.10. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pasteurisasi
1.2.11. Mahasiswa dapat mengetahui macam – macam pasteurisasi
1.2.12. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara sterilisasi dan
pasteurisasi
1.2.13. Mahasiswa dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
kualitas susu
1.2.14. Mahasiswa dapat mengetahui sifat fisika dan kimia bahan yang
digunakan
1.2.15. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari praktikum pengujian
kualitas air susu
1.2.16. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan dari praktikum pengujian
kualitas air susu
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Susu Segar
Salah satu bahan pangan yang penting sebagai kebutuhan gizi masyarakat
adalah susu. Terdapat kandungan yang ada didalamnya seperti karbohidrat,
protein, mineral, lemak, vitamin, dan enzim – enzim yang baik salah satunya
adalah Lactoferrin sebagai penyerapan zat besi dan merespon imun di dalam
tubuh manusia. (Reinhard dkk., 2018). Kemudian susu yang kualitasnya baik
untuk dikonsumsi berasal dari susu sapi yang segar. Diperlukan susu segar
karena dapat memperlambatkan penurunan kualitas susu atau massa
penyimpanan susu dapat lebih lama, dalam prosesnya sangat diperhatikan
kebersihan kandang dan ruangan air susu, aturan pada ransum sapi, teknik
pemerahan, serta perwatan air susu sampai ke tangan konsumen sangat
diperhatikan dalam prosesnya (Aziz dkk., 2007).
2.2. Jenis – Jenis Susu
Menurut Utami (2009), terdapat jenis – jenis susu diantaranya :
1. Susu Segar
Susu segara merupaka susu cair yang diperoleh dari sapi, kerbau, kuda
kambing, domba, serta hewan ternak yang dapat menghasilkan susu
dengan keadaan yang sehat dan juga bebas dari kolostrum. Terdapat
kandungan alami yang tidak kurang atau tambah dalam sesuatu apapun,
dan juga tidak bisa langsung diproses kecuali didinginkan. Dalam susu ini
terdapat kadar dari lemak susunya yaitu 3% dan total padatan bukan
lemak 8%.
2. Susu Pasteurisasi
Susu pasteurisasi merupakan susu cair yang diproses dari susu segar
kemudian dilakukan pemanasan dengan metode HTST atau High
Temperature Short Timr (metode holding) yang egera dikemas steril
dengan aseptis. Lemak pada susu 3% dan 8% untuk kadar total padatan
bukan lemak.
3. Susu UHT
Susu UHT merupakan susu cair yang diproses dari susu segar yang telah
dilakukan sterilisasi dengan suhu 135°C dengan waktu 2 detik kemudian
langsung dilakukan pengemasan steril dengan aseptis. Lemak pada susu
3% dan 8% untuk total padatan bukan lemak.
4. Susu Steril
Susu steril merupakan susu cair yang di proses dengan susu segar yang
telah dipanaskan oleh suhu 100°C sampai susu menjadi steril lalu,
pengemasannya hermetis atau kedap. Lemak pada susu 3% dan 8% untuk
total padatan bukan lemak.
5. Susu Skim
Susu skim atau susu tanpa lemak merupakan susu cair yang
menghilangkan lemak susu kemudian melakukan pasteurisasi atau
disterilisasi dengan proses yang sama dengan UHT. Lemak susu kadarnya
1,25% dan kadar proteinnya sebanyak2,7%.
6. Susu Rendah Lemak
Susu rendah lemak merupakan susu cair yang menghilangkan sebagian
lemak pada susu. 1,25% dan 3% merupakan kadar lemak susu kemudian,
sebanyak 2,7% kadar protein.
7. Susu Lemak Nabati
Susu lemak nabati merupakan susu cair dalam prosesnya lemak susu
diganti dengan lemak nabati atau yang dicampurkan dengan jumlahnya
yang setara. Kadar lemak pada susu sebanyak 3,25% dan 8,5% total
padatan yang bukan lemaknya.
8. Susu Evaporasi
Susu evaporasi merupakan susu cair yang diproses dengan sebagian air
dihilangkan dari susu segar, kemudian dikemas secara kedap (hermetis)
dan setelah itu dilakukan pemanasan. Kadar lemak pada susu yaitu 7,5%
dan 25% untuk total padatannya.
9. Susu Kental Manis
Susu kental manis merupakan susu dalam bentuk cairan kental diproses
dengan sebagian air dihilangkan dari dampuran susu yang ditambahkan
dengan gula dan dikemas secara kedap setalah itu, susu dipasteurisasi.
Kadar lemak pada susu 8%.
10. Susu Bubuk Full Cream
Susu bubuk full cream merupakan susu yang terdiri dari proses pada
pencampuran susu cair dengan susu kental atau bisa juga dengan susu
bubuk kemudian dilakukan proses pasteurisasi dan pengeringan. Kadar
lemaknya dalam susu yaitu 26% dan kadar airnya 5%.
11. Susu Bubuk Rendah Lemak
Susu bubuk rendah lemak merupakan susu bubuk yang diproses dengan
memisahkan lemak susunya dengan alat pemisah krim kemudian
dilakukan proses pengeringan. Jenis susu ini kadar lemaknya yaitu 1,5%
dan kadar airnya 5%.
12. Susu Bubuk Bebas Lemak
Susu skim bubuk atau yang biasa diketahui susu bubuk bebas lemak
merupakan suatu susu bubuk yang diproses dengan pengerengin susu
skim pasteurisasi, dengan kadar lemak 1,5% dan kadarnya pada air 5%.
2.3. Kandungan Susu
Dalam gambaran umum untuk kandungan susu sapi yang banyak dikonsumsi
masyarakat mengandung protein 3,2%, kemudian lemak 3,6%, laktosa
sebanyak 4,7%, dan mineral yang terkandung 0,8%. Dari kandungan tersebut
tergantung jenis sapi dan penangannanya dalam ternaknya, kemudian juga
dalam prosesnya (Moeljanto & Wiryanta, 2002).
2.4. Klasifikasi Kualitas Susu
Menurut Ilmu Ternak (2014), terdapat 3 macam kualitas susu diantaranya :
1. Susu Kualitas A
Pada susu kualitas A merupakan susu dengan kualitas yang baik atau
berada di nomor 1, karena bakteri yang berada di dalam susu segar
10.000/ml dan untuk bakteri pada koliform sebanyak 10/ml.
2. Susu Kualitas B
Pada susu kualitas B merupakan susu dengan kualitas yang berada di
nomor 2, karena bakterinya sekitar 100.000 – 1.000.000/ml dan untuk
bakteri koliformnya sebanya 10/ml.
3. Susu Kualitas C
Pada susu kualitas C merupakan susu dengan kualitas yang berada di
nomor 3, kualitasnya tidak bagus bila bakterinya lebih dari 1.000.000/ml.
2.5. Jenis – Jenis Pengujian Kualitas Air Susu
1. Uji Alkohol
Dalam pegujian alcohol dalam susu digunakan untuk dapat mengetahui
kualitas susu bagus atau tidak agar dapat dipasarkan dan dikonsumsi
untuk masyarakat (Dwitania & Swacita, 2013).
2. Uji Methylene Blue
Dalam pengujian methylene blue dalam susu digunakan untuk dapat
meliha apakah ada bakteri yang ada di dalam susu (Nurul dkk., 2014).
3. Uji pH (tingkat keasaman)
Dalam pengujian pH dalam susu digunakan untuk dapat menentukan
keasamaan pada susu dengan cara menghitung log konsentrasi ion
hydrogen (asam) pada susu (G. A. F. Diastari & K. Agustina, 2013).
4. Uji Kadar Lemak
Dalam pengujian kadar lemak dalam susu digunakan untuk data
mengetahui kandungan lemak pada susu yang merupakan bagian penting
selain protein (Wirjatmadja dkk., 2020).
2.6. Syarat – Syarat Susu Murni berdasarkan SNI
Menurut Badan Standar Nasional (2011), terdapat persyaratan susu murni
berdasarkan SNI, yaitu :
1. Berat jenis (suhu minimum di 27,5 °C) syarat berdasarkan SNI adalah
1,0270 g/ml
2. Kadar lemak minimum syarat berdasarkan SNI adalah 3,0 %
3. Kadar bahan kering tanpa lemak minimum syarat berdasarkan SNI adalah
7,8%
4. Kadar protein minimum syarat berdasarkan SNI adalah 2,8%
5. Derajat asam syarat berdasarkan SNI adalah 6,0 – 7,5 °SH
6. pH syarat berdasarkan SNI adalah 6,3 – 6,8
2.7. Aktivitas Bakteri pada Susu
1. Menurut UltraMilk (2015), aktivitas bakteri baik pada susu, yaitu :
a. Lactobacillus
Lactobacillus merupakan bakteri baik yang dapat menghilangkan
prokarsinogen di dalam tubuh dan juga dapat membuat sistem
kekebalan di dalam tubuh .
b. Probiotik
Probiotik merupakan bakteri baik yang dapat menjaga miktobiota
usus di dalam tubuh dan juga dapat membuat sistem kekebalan di
dalam tubuh.
2. Menurut Widodo (2010), aktivitas bakteri jahat pada susu, yaitu:
a. Staphyloccus aureus
Staphyloccus aureus merupakan bakteri jahat yang dapat membuat
keracunan jika meminum susu yang terdapat bakteri tersebut.
b. Salmonella sp.
Salmonella sp. merupakan bakteri jahat yang terdapat di saluran
pencernaan pada hewan atau manusia dengan fesesnya.
c. Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri jahat yang terdapat di dalam susu
yang bisa membuat diare dalam perut.
2.8. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses menghilangkan mikroorganisme yang
berada di bahan maupun alat. Proses sterilisasi digunakan didalam
mikrobiologi, kemudian bidang bedah, pembuatan makanan dan obat-obatan
agar dapat menjamin tidak adanya mikroorganisme (Ani dkk., 2021)
2.9. Macam – Macam Sterilisasi
Macam – macam sterilisasi menurut Agustiningtyas (2020), terdapat :
1. Pemanasan
Macam – macam pemanasan sterilisasi :
a. Pemanasan kering, yang terdapat :
- Pemijaran, biasanya menggunakan bunsen yang prosesnya itu alat
diletakkan diatas bunsen yang menyala untuk dilakukannya
sterililasi.
- Pembakaran, biasanya digunakan untuk alat yang berbahan logam
atau kaca yang menggunakan Bunsen diletakkan di atas api yang
tidak sampai menyala.
- Hot air oven, biasanya digunakan untuk benda yang terbuat dari
kaca atau gelas, tabung erlenmeyer, petri, dan tidak boleh
berbahan plastik dan karet.
- Insinerator, biasanya digunakan untuk bahan yang infeksius
contohnya jarum bekas suntikan dan darah.
b. Pemanasan basah
- Autoklaf merupakan suatu alat yang menggunakan tekanan suhu
yang tinggi, dimana autoklaf terdiri dari autoklaf manual dan
autoklaf digital. Yang dimana pada autoklas manualini masih
sangat tergantung dengan volume air yang ada di dalamnya,
karena jika suhu semakin tinggi akan terjadinya airnya habis dan
alat tersebut dapat meledak dan untuk autoklaf digital sudah
otomatis dapat mengatur suhu dengan stabil.
2. Radiasi
Radiasi merupakan suatu proses yang dapat mensterilkan alat berbahan
plastik yang biasa kita ketahui adalah sarung tangan yang belum
digunakan, plastic sput injeksi, dan kateter.
3. Filtrasi
Filtrasi merupakan suatu proses untuk sterilisasi bahan yang sensitive
dengan panas, contohnya kimia toksik dan radioisotope.
4. Uap formaldehyde
Uap formaldhyde atau yang diketahui dengan hydrogen peroksida
biasanya untuk proses sterilisasi filter yaitu HEPA dengan BSCs.
5. Glutaraldehyde yang sifat sporisidal,yaitu proses membunuh suatu spora
dengan waktu 3-10 jam yang digunakan untuk perlatan medis, karena uap
tersebut tidak merusak lensa, logam dan karet.
2.10. Pengertian Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan suatu proses yang baik untuk sterilisasi bahan dasar
yang tidak tahan dengan panas. Dapat kita ketahui contohnya yaitu susu, susu
pasteurisasi merupakan proses pemanasan pada susu yang manfaatnua untuk
terhindar dari kerusakan susu dari pantogen atau aktivitas mikroorganisme
perusak (Setiarto, 2020).
2.11. Macam – Macam Pasteurisasi
Menurut Maulana (2012), macam – macam pasteurisasi yaitu:
1. UHT (Ultra High Temperature)
Dalam proses pemanasan dengan UHT ini menggunakan suhu 130°C
dengan waktu 0,5 detik, kemudian tekanan yang digunakan juga tinggi.
Maka dengan proses tersebut mikroba yang terdapat dimakanan dan
minuman akan mati. Susu yang diproses dengan pemanasan ini sering
disebut dengan susu steril.
2. HTST (High Temperature Short Time)
Dalam proses pemanasan dengan HTST menggunakan suhu 75°C dengan
waktu 15 detik. Alat yang biasa digunakan dalam proses ini adalah Heat
Plate Exchanger.
3. LTLT (Low Temperature Long Time)
Dalam proses pemanasan dengan LTLT ini menggunakan suhu 60°C
dengan waktu 30menit. Dengan menggunakan suhu dan waktu tersebut
maka ketahanan pada makanan atau minuman akan berbeda dengan proses
pemanasan UHT dan HTST.
2.12. Perbedaan antara Sterilisasi dan Pasteurisasi
Terdapat perbedaan sterilisasi dan paspteurisasi menurut Sterphonsays
(2022), yaitu :
Tabel 2.1. Perbedaan antara Sterilisasi dan Pasteurisasi
Sterilisasi Pasteurisasi
Daya simpan suatu produk Daya simpan suatu produk yang
menggunakan sterilisasi bisa bertahan menggunakan pasteurisasi tidak bisa
lama. bertahan lama
Suhu yang digunakan dalam proses Suhu yang digunakan dalam proses
sterilisasi yaitu 110°C – 120°C pasteurisasi yaitu 70°C – 80°C
Proses sterilisasi dapat menghancurkan Proses pasteurisasi dapat menghambat
sel vegetative dan spora dari perumbuhan mikroba dan
mikroorganisme menghancurkan sel vegetative tetapi
tidak dengan spora dari
mikrooraganisme
Sifat makanan dengan dilakukannya Sifat makanan dengan dilakukannya
proses sterilisasi dapat berubah proses pasteurisasi tidak berubah
Sterilisasi dilakukan untuk makanan Pasteurisasi dilakukan untuk makanan
yang tidak bisa tahan dengan panas yang sensitive dengan panas

2.13. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Susu


1. Jumlah Air
Jumlah air merupakan salah satu faktor dari kualitas susu yang dimana air
sangat dibutuhkan pada saat proses produksi. Apabila terjadi penurunan
ataupun peningkatan dalam memberikan airnya walaupun hanya 1% itu
dapat membuat perubahan yang sangat besar pada produksi susunya
(Karuniawati & Fariyanti, 2013).
2. Jumlah Pakan
Jumlah pakan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas susu,
dimana jika terjadi peningkatan dalam pemberian pakan bisa terjadi
peningkatan produksi susu sedangkan jika terjadi penurunan dalam
memberikan pakan akan terjadi penurunan produksi (Pasaribu dkk., 2015).
3. Massa Laktasi
Massa laktasi dapat mempengaruhi kualitas susu, yang dimana jika
semakin tinggi masa dari laktasi dapat terjasi penurunan pada sapi perah
untuk menghasilkan susu (Karuniawati & Fariyanti, 2013).
4. Interval Pemerahan
Interval pemerahan juga dapat mempengaruhi kualitas pada susu, apabila
peningkatan interval pemerahan terjadi akan membuat peningkatan pada
produksi susu kemudian, jika terjadi penurunan dalam interval pemerahan
akan membuat penurunan dalam produksi (Pasaribu dkk., 2015).
5. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja juga dapat memngaruhi kualitas sapi, jika terdapat
penambahan dalam jumlah tenaga tersebut yang berfungsi untuk budidaya
sapi perah maka akan menurun dalam jumlah produksi susunya. Karena,
tenaga kerja tersebut dibutuhkan untuk menghandle seekor sapi laktasi
yang bagusnya hanya satu orang saja (Karuniawati & Fariyanti, 2013).
2.14. Sifat Fisika dan Kimia Bahan yang Digunakan
1. Susu
Sifat fisika dan kimia dari susu menurut Okarini dan Suartiningsih (2017),
yaitu :
Tabel 2.2. Sifat Fisika dan Kimia Susu
Sifat Fisika Sifat Kimia
Bentuknya cair Kadar lemak 3,8 %
Berwarna putih tulang Protein 3,0%
Rasanya gurih Kalsium 0,19%
2. Aquadest
Sifat fisika dan kimia dari aquadest Smartlab (2014), yaitu :
Tabel 2.3. Sifat Fisika dan Kimia Aquadest

Sifat Fisika Sifat Kimia


Bentuknya Cair Rumus Kimia : H2O
Tidak Berwarna Berat Molekulnya 18.02 g/mol
Tidak berbau pHnya Netral
Titik didih 100°C Tekanan Uap 23 hPa
Densitas 1 g/cm3

3. Alcohol
Sifat fisika dan kimia dari alcohol menurut Smartlab (2014), yaitu :
Tabel 2.4. Sifat Fisika dan Kimia Alcohol

Sifat Fisika Sifat Kimia


Bentuknya Cair Rumus Kimia : C2H5OH
Tidak Berwarna Berat Molekulnya 46,07 g/mol
Berbau alcohol pHnya 7
Titik didih 78,3°C Tekanan Uap 59 hPa

4. Methylene blue
Sifat fisika dan kimia dari methylene blue menurut Smartlab (2019), yaitu:
Tabel 2.5. Sifat Fisika dan Kimia Methylene Blue

Sifat Fisika Sifat Kimia


Bentuknya padat Rumus Kimia : C16H18CIN3S.XH2O
Berwarna biru tua Berat Molekulnya
319,86 g/mol
Tidak berbau Tidak bersifat oksidator
BAB III

METODOLOGI

3.1. Jurnal (Kualitas dan Kuantitas Produksi Susu Sapi di Kemitraan PT.
Greenfields Indonesia Ditinjau dari Ketinggian Tempat)
3.1.1. Bahan
Tabel. 3.1. Bahan yang digunakan pada jurnal
No Nama Bahan Fungsi
1. Susu dipertenakan dataran Sebagai bahan sampel
tinggi (1065 mdpl)
sebanyak 250 ml
2. Susu dipertenakan dataran Sebagai bahan sampel
sedang (789 mdpl)
sebanyak 250 ml
3. Susu dipertenakan dataran Sebagai bahan sampel
rendah (499 mdpl)
sebanyak 250 ml
4. Alkohol 70% Sebagai bahan penguji untuk susu
5. Aquadest Sebagai bahan pelarut dan pembersih
alat
6. Resazurin Sebagai bahan indikator atau bahan
penguji untuk susu
3.1.2. Alat
Tabel 3.2. Alat yang digunakan pada jurnal
No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Botol 250 ml Digunakan sebagai
wadah penyimpanan
sampel susu

Gambar 3.1.
Botol 250 ml
2. Tabung Reaksi Digunakan sebagai alat
pemindahan larutan
dengan skala kecil

Gambar 3.2.
Tabung Reaksi
3. Kain saring Digunakan untuk
menyaring kotoran yang
di susu

Gambar 3.3.
Kertas Saring
4. Milk alcohol gun Digunakan sebagai
tester wadah penyimpanan
larutan alkohol

Gambar 3.4.
Milk alcohol gun
tester
5. Gelas Beaker Digunakan sebagai alat
penguji suatu larutan

Gambar 3.5.
Gelas Beaker
6. Lactoscanmerk Digunakan sebagai alat
Milkotronic pengukur kualitas susu

Gambar 3.6.
Lactoscanmerk
Milkotronic
7. Sendok Pengaduk Digunakan sebagai alat
pengaduk sampel

Gambar 3.7.
Sendok Pengaduk
8. Waterbath Digunakan sebagai alat
pemanas susu

Gambar 3.8.
Waterbath
9. Laktodensimeter Digunakan sebagai alat
pemeriksaan berat jenis

Gambar 3.9.
Laktodensimeter
10. Rak Tabung Digunakan sebagai
Reaksi wadah untuk meletakkan
tabung reaksi

Gambar 3.10
Rak Tabung Reaksi
11. Gelas Ukur Digunakan sebagai
wadah mengukur volume
larutan

Gambar 3.11.
Gelas Ukur
12. Refrigenerator Sebagai alat pendingin
sampel

Gambar 3.12.
Refigenerator
13. Kertas Putih Sebagai alat periksa
warna pada susu

Gambar 3.13.
Kertas Putih

3.1.3. Cara kerja


3.1.3.1.Pemeriksaan Organoleptik Susu
3.1.3.1.1. Uji Warna
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Susu diukur menggunakan gelas ukur sebayak 5ml,


kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Warna susu diamati dengan menggunakan kertas


putih

3.1.3.1.2. Uji Bau

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Susu diukur menggunakan gelas ukur sebayak 5ml,


kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Setelah sudah dimasukkan, kemudian hirup aroma


susu untuk dikethui baunya
3.1.3.1.3. Uji Rasa
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Susu diambil dengan menggunakan pipet tetes


secukupnya

Susu diteteskan ke telapak tangan, lalu dicipipi.


Kemudian amati rasanya

3.1.3.1.4. Uji Kekentalan

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Susu diukur menggunakan gelas ukur sebayak 5ml,


kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Lalu tabung reaksi dikocok hingga homogen dan


diamati hasilnya

3.1.3.1.5. Uji Kebersihan

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Susu disaring dengan memakai kain saring

Lalu amati hasilnya, susu yang kotor akan tersaring


kotorannya di saringan
3.1.3.2. Uji Alkohol

Siapkan alat dan bahan

Masukkan alcohol 70% ke dalam milk alcohol gun tester

Celupkan pistol alcohol kedalam susu sampai lubang


tercelup

Setelah itu, pistol alcohol diangkat dan dibalik sampai


tabung kacanya keluar sampel susu dan cairan alcohol 70%

Pistol alcohol dikocok hingga homogen dan amati hasilnya


pada dinding tabung milk alcohol gun test

3.1.3.3. Pemeriksaan Berat Jenis


Siapkan alat dan bahan

Susu dimasukkan kedalam gelas beaker, kemudian diaduk


menggunakan batang pengaduk

Masukkan sampel susu ke dalam tabung reaksi dengan cara


melalui dinding tabung tanpa memunculkan buih

Celupkan laktodensimeter ke tabung reaksi hingga


pergerakkan airnya turun naik

Kemudian hasil diamati dan hasil variabel dihitung


menggunakan rumus :
BJ = Skala + (27,5 – T) X 0,0002
3.1.3.4. Uji Kualitas Susu
Siapkan alat dan bahan

Bersihkan lactoscan dengan menggunakan aquades

Sebelum dimasukkan kedalam gelas beaker susu diaduk


dengan batang pengaduk hingga homogen, kemudian
dimasukkan ke dalam gelas beaker sebanyak 25ml

Kemudian masukkan susu kedalam tabung lactosan

Tekan tombol “OK” agar sampel susu tersedot kedalam


saluran inlet dan mulainya alat tersebut untuk menguji
kualitas susunya

Kemudian amati dan catat hasilnya

3.1.3.5. Uji Resazurin


Siapkan alat dan bahan

Masukkan susu kedalam gelas ukur sebanyak 10ml,


dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan menambahkan
1mL resazurin

Kemudian susu dipanaskan menggunakan suhu 36°C


selama 30 menit

Hasilnya diamati dan dicatat


3.2. Praktikum Pengujian Kualitas Air Susu
3.2.1. Bahan
Tabel 3.3. Bahan yang digunakan pada praktikum
No Nama Bahan Fungsi
1. Susu sapi segar baru Digunakan sebagai sampel yang diuji
2. Susu sapi segar lama Digunakan sebagai sampel yang diuji
3. Methylene blue Digunakan sebagai bahan penguji pada
kualitas susu
4. Etanol 70% Digunakan sebagai bahan pengji pada
kualitas susu

3.2.2. Alat
Tabel 3.4. Alat yang digunakan pada praktikum
No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Tabung Digunakan sebagai wadah
Reaksi untuk mereakasikan sampel
dengan reagen
Gambar 3.14.
Tabung Reaksi
2. Rak Tabung Digunakan sebagai wadah
Reaksi untuk meletakkan tabung
reaksi

Gambar 3.15.
Rak Tabung Reaksi
3. Gelas Beaker Digunakan sebagai wadah
reagen

Gambar 3.16.
Gelas Beaker
4. Thermometer Digunakan sebagai alat
pengukur suhu

Gambar 3.17.
Thermometer
5. Pipet Tetes Digunakan sebagai alat
untuk memindahkan cairan
dalam skala kecil

Gambar 3.18.
Pipet Tetes
6. Kompor gas Digunakan sebegai alat
pemanas pada saat proses
sterilisasi alat

Gambar 3.19.
Kompor Gas
7. Penjepit Digunakan sebagai alat
penjepit tabung reaksi

Gambar 3.20.
Penjepit
8. Panci Digunakan sebagai wadah
untuk mensterilkan alat

Gambar 3.21.
Panci
9. Kompor Digunakan sebagai alat
listrik pemanas pada saat
pemanasan susu sapi atau

Gambar 3.22. proses pasteurisasi


Kompor Listrik
10. Klem dan Digunakan sebagai alat
Statif penjepit pada thermometer

Gambar 3.23.
Klem dan Statif
11. Gelas Ukur Digunakan sebagai wadah
mengukur suatu larutan

Gambar 3.24.
Gelas Ukur
12. Corong Kaca Digunakan sebagai alat
membantu masuknya larutan
ke tabung reaksi atau gelas
ukur
Gambar 3.25.
Corong Kaca
13. Kapas Digunakan sebagai penutup
tabung reaksi

Gambar 3.26.
Kapas
14. Tissue Digunakan untuk
membersihkan suatu larutan
dan juga mengeringkan alat
yang telah disterilisasi
Gambar 3.27.
Tissue
3.2.3. Cara kerja
3.2.3.1. Sterilisasi Alat
Siapkan alat yang akan digunakan

Cuci alat tersebut dengan air mengalir

Alat dikeringkang menggunakan tissue, kemudian


dimasukkan kedalam panci yang berisi air hangat diatas
kompor

3.2.3.2. Tahap Pateurisasi


Siapkan alat dan bahan

Masukkan susu sapi segar baru dan lama kedalam gelas


beaker sebanyak masing-masing 50ml

Kemudian susu tersebut dipanaskan menggunakan kompor


listrik, lalu diukur suhunya sampai 86°C menggunakan
thermometer

Setelah itu didiamkan hingga susu sampel tersebut dingin


selama 8 menit
3.2.3.3. Uji Methylene Blue
Siapkan alat dan bahan

Susu segar dimasukkan kedalam gelas ukur sebanyak 8ml,


kemudian dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi

Masukkan methylene blue ke dalam masing – masing


tabung reaksi sebanyak 4 tetes menggunakan pipet tetes

Tutup tabung reaksi menggunakan kapas, kemudian kocok


sebanyak 3x hingga homogen

Kemudian didiamkan selama 4 x 30 menit dan diamati


perubahan yang terjadi sesuai dengan variable waktu yang
ditentukan

3.2.3.4. Uji Alkohol


Siapkan alat dan bahan

Susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Masukan etanol 70% kedalam masing – masing tabung


reaksi sebanyaj 4 tetes menggunakan pipet tetes

Tutup tabung reaksi menggunakan kapas, kemudian kocok


sebanyak 3x hingga homogen

Kemudian didiamkan selama 4 x 15 menit dan diamati


perubahan yang terjadi sesuai dengan variable waktu yang
ditentukan
DAFTAR PUSTAKA

Agustiningtyas, I. (2020). Sterilisasi – Laboratorium Mikrobiologi Fk Uii. In Maret


2020. Https://Fk.Uii.Ac.Id/Mikrobiologi/Materi/Sterilisasi/

Ani, M., Astuti, E. D., Nardina, A. E., & Dkk. (2021). Biologi Reproduksi Dan
Mikrobiologi - Google Books.
Https://Www.Google.Co.Id/Books/Edition/Biologi_Reproduksi_Dan_Mikro
biologi/Xkpkeaaaqbaj?Hl=Id&Gbpv=1&Dq=Sterilisasi+Adalah&Pg=Pa142
&Printsec=Frontcover

Aziz, K. A., Marzuki, S., & Budiraharjo, K. (2007). Analisis Strategi Rantai Pasok
Agribisnis Susu Pasteurisasi Cv. Cita Nasional Kabupaten Semarang. Journal
Of Experimental Psychology: General, 136(1), 23–42.

Bsn. (2011). Sni 3141.1:2011 Susu Segar-Bagian 1: Sapi. Standar Nasional


Indonesia, 1–4.

Dwitania, D., & Swacita, I. (2013). Uji Didih, Alkohol Dan Derajat Asam Susu
Sapi Kemasan Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Denpasar. Indonesia
Medicus Veterinus, 2(4), 437–444.

G. A. F. Diastari, I., & K. Agustina, K. (2013). Uji Organoleptik Dan Tingkat


Keasaman Susu Sapi Kemasan Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota
Denpasar. Indonesia Medicus Veterinus, 2(4), 453–460.

Ilmu, T. (2014). Pengertian, Kualitas Dan Pemalsuan Susu - Ilmu Ternak.


Https://Www.Ilmuternak.Com/2014/09/Pengertian-Susu-Dan-Penyakit-
Yang.Html

Karuniawati, R., & Fariyanti, A. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Produksi Susu Sapi Perah Di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
Provinsi Jawa Barat. Forum Agribisnis : Agribusiness Forum, 3(1), 73–86.

Maulana, E. (2012). Otomatisasi Proses Mixing Pada Susu Pasteurisasi Disusun


Untuk Memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Teknik Otomasi.
Moeljanto, R. D., & Wiryanta, B. T. W. (2002). Khasiat & Manfaat Susu Kambing :
Susu Terbaik Dari Hewan Ruminansia (P. 56). Agromedia Pustaka.

Nurul Husna, Ambar Umara, C. R. (2014). Uji Kualitas Susu | Nurul Yeollipop -
Academia.Edu. Https://Www.Academia.Edu/25731387/Uji_Kualitas_Susu

Okarini, I. A., & Suartiningsih, N. P. M. (2017). Susu Sebagai Bahan Pangan


Kimia, Mikrobiologi, Manfaat, Penanganan Susu Dan Limbah. Jurnal Teknik
Industri, 4(2), 75–89.
Https://Simdos.Unud.Ac.Id/Uploads/File_Penelitian_1_Dir/B88eb5fafa765a
8ae940bfa1da3144f4.Pdf

Pasaribu, A., Firmansyah, & Idris, N. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Di Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, Xviii(1), 28–35.

Reinhard Immanuel Abraham, Dr. Ir. Bambang Hidayat, & Dr. Ir. Sjafril Darana,
S. . (2018). Identifikasi Kualitas Kesegaran Susu Sapi Melalui Pengolahan
Citra Digital Berdasarkan Metode Content-Based Image Retrieval (Cbir)
Dengan Klasifikasi Decision Tree | Abraham | Eproceedings Of Engineering.
E-Proceeding Of Engineering, 5(2), 2048–2055.

Setiarto, R. H. B. (2020). Teknologi Pengawetan Pangan Dalam Perspektif


Mikrobiologi.
Https://Www.Google.Co.Id/Books/Edition/Teknologi_Pengawetan_Pangan_
Dalam_Perspe/Jmpneaaaqbaj?Hl=Id&Gbpv=1&Dq=Pasteurisasi+Adalah&P
g=Pa107&Printsec=Frontcover

Smartlab. (2014). Lembar Data Keselamatan Bahan. Www.Smartlab.Co.Id

Smartlab. (2019). Lembar Data Keselamatan Bahan.

Sterphonsays. (2022). Perbedaan Antara Pasteurisasi Dan Sterilisasi.


Https://Id.Strephonsays.Com/Pasteurization-And-Vs-Sterilization-2458

Ultramilk. (2015). Bakteri Baik Pada Susu | Mymilk.Com.


Https://Mymilk.Com/Milkeveryday/Manfaat-Susu/Bakteri-Baik-Pada-Susu
Utami, I. (2009). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Mengenai Susu Dan
Faktor Lainnya Dengan Riwayat Konsumsi Susu Selama Masa Usia Sekolah
Dasar Pada Siswa Kelas 1 Smp Negeri 102 Dan Smp 1 Pb Sudirman Jakarta
Timur Tahun 2009.

Widodo, S. (2010). Bakteri Yang Sering Mencemari Susu: Deteksi, Patogenesis,


Epidemiologi, Dan Cara Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian, 29(3),
96–100. Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/122473-Id-Bakteri-
Yang-Sering-Mencemari-Susu-Detek.Pdf

Wirjatmadja, R., Astuti Mussa, O. R. P., Widyawati, R., & Pratama, M. D. W.


(2020). Perbandingan Kadar Lemak Dan Berat Jenis Susu Sapi Perah Friesian
Holstein (Fh) Di Bendul Merisi, Surabaya (Dataran Rendah) Dan Nongkojajar,
Pasuruan (Dataran Tinggi). Vitek : Bidang Kedokteran Hewan,
10(November), 15–19. Https://Doi.Org/10.30742/Jv.V10i0.47
LAMPIRAN

1. Foto Hasil Pengamatan


1.1. Percobaan 1

Gambar Uji Alkohol Gambar Uji Metyhlene Blue


1.2. Percobaan 2

Gambar Uji Alkohol Gambar Uji Metyhlene Blue


1.3. Percobaan 3

Gambar Uji Alkohol Gambar Uji Metyhlene Blue


1.4. Percobaan 4

Gambar Uji Alkohol Gambar Uji Metyhlene Blue

Anda mungkin juga menyukai