Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI ANION

Disusun oleh :

Mash’ulatul Eryl Fatdilla : 40040121650001

Arien Bella Saputri : 40040121650006

Ade Kurnianto : 40040121650007

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ini. Tak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga kami dapat
menyusun laporan ini dengan judul, “Identifikasi Anion Nitrat dan Nitrit dalam Air Mineral Isi
Ulang dengan metode Spektrofotometri UV-Vis” dengan baik dan tepat waktu.

Tujuan dari pembuatan laporan ini tak lain untuk memberikan informasi mengenai
Identifikasi Anion yang terkandung dalam air. Kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Kami menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
menyusun laporan ini. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan laporan ini.

Dengan segala kerendahan hati, apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian kami
memohon maaf dan terimakasih.

Wassalamualaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh.

Semarang, 8 September 2021

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
2.1 Kimia Analisis.......................................................................................................................6
2.2 Pengertian Anion...................................................................................................................6
2.3 Identifikasi Anion..................................................................................................................6
2.4 Klasifikasi Anion...................................................................................................................7
2.5 Nitrit.......................................................................................................................................8
2.6 Nitrat......................................................................................................................................8
2.7 Spektrofotometri....................................................................................................................8
2.8 Spektrofotometri UV-Vis.......................................................................................................8
2.9 Pengertian Air Minum...........................................................................................................9
BAB III METODOLOGI..............................................................................................................10
3.1. Analisa Kandungan Nitrat dan Nitrit dalam Air Minum Isi Ulang menggunakan metode
Spektrofotometri UV-Vis...........................................................................................................10
3.1.1. Alat...............................................................................................................................10
3.1.2. Bahan............................................................................................................................11
3.1.3. Cara Kerja....................................................................................................................11
3.2. Analisis Kation dan Anion Air Tanah di daerah Sukabumi Jawa Barat............................12
3.2.1. Alat...............................................................................................................................12
3.2.2. Bahan............................................................................................................................14
3.2.3. Cara Kerja....................................................................................................................14
3.3. Removal of ABS From Water by Chloride Cycle Anion Exchange..................................15
3.3.1. Alat...............................................................................................................................15
3.3.2. Bahan............................................................................................................................16
3.3.3. Cara Kerja....................................................................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................17
BAB V KESIMPULAN................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu zat terpenting dalam kehidupan setelah udara, karena seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi membutuhkan air. Di dalam sel tumbuhan terkandung lebih
dari 75% air, sel hewan terkandung lebih dari 67% air dan pada tubuh manusia terkandung 70%
air (Widiyanti dan Ristiati, 2004).

Air tanah merupakan air yang didapatkan dari air hujan yang mengikuti peraliran siklus air
atau disebut siklus hidrologi, yang mana air tersebut meresap ke dalam tanah dan tertampung
ke dalam persediaan air di bawah tanah.

Air ini memiliki berbagai manfaat untuk keberlangsungan hidup. Meskipun pada nyatanya
sumber daya air dikatakan melimpah namun hanya sebagian kecil yang dapat dimanfaatkan
secara langsung. Seiring bertambahnya populasi, kebutuhan suplai air terus meningkat. Namun
sekarang, air tanah sudah tidak efektif untuk dikonsumsi karena telah tercemar oleh rembesan
air limbah dari permukaan. Salah satunya dari limbah rumah tangga hasil cucian baju dengan
deterjen ,yang mana tinggi akan kandungan ABS (Alkyl Benzene Sulfonate), dengan
konsentrasi anatar 22-30%.

Perusahaan penyedia air minum berkembang untuk dapat memenuhi pasokan air untuk
masyarakat. Juga didukung oleh beberapa sumber air di pegunungan. Air minum dalam
kemasan menjadi solusi sumber air minum, namun harganya relatif mahal. Maka muncul lah
ide dengan membuka depot air minum isi ulang yang harganya relatif terjangkau (Bambang
dkk., 2014).

Menurut Badan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) air minum isi ulang harus melalui
beberapa tahap penyaringan yakni, menggunakan filter dan sinar ultra violet (UV), Reverse
Osmosis (RO), Hexagonal, dan Ozonisasi. Depot air minum isi ulang seharusnya memenuhi
persyaratan PERMENKES nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum dan harus lolos pengujian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baik
parameter fisika, kimia, maupun biologi.

4
Syarat fisik yang harus terpenuhi antara lain, jernih, tidak terdapat endapan, tidak berbau,
tidak berasa atau tawar dan memiliki suhu ruang antara 10-25 derajat Celcius. Syarat kimiawi
salah satunya, mengandung mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti Zn
(seng), Fe (zat besi), Cu (tembaga), Mn (mangan) dan Cl (klorida), sesuai kebutuhan. Tidak
boleh terkandung logam berat yang dapat merusak tubuh misalnya, Hg (merkuri atau air raksa),
Pb (timbal), As (arsen), Cd (kadmium) dan Cr (kromium). Dan pH yang dimiliki harus netral
dan memiliki cukup kandungan yodium. Dan syarat biologi yang juga harus terpenuhi yakni
bebas akan berbagai macam kuman dan bakteri, dengan menguji di laboratorium (Amelia,
2020).

Tujuan dilakukaknya percobaan ini adalah untuk menganalisa adanya nitrit dan nitrat
yang terkandung dalam beberapa sampel air isi ulang. Dimana air isi ulang tersebut dikonsumsi
oleh penduduk yang tiap tahun jumlah penduduk bertambah pesat.

Untuk syarat kadar maksimal untuk nitrat 10 mg/L dan nitrit 1 mg/L berdasarkan eraturan
Pemerintah No.20/1990 dan Permenkes No.416/l990 tentang Pengendalian Air, dan untuk nitrit
maksimal 0,06 mg/L pada Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air.

Berdasarkan pernyataan di atas, diperlukan penelitian akan pengurangan kandungan ABS


(Alkyl Benzene Sulfonate) dalam air permukaan dengan menggunakan senyawa anion Kloride
dan menganalisa kualitas air minum yang di produksi oleh Depot Air Minum Isi Ulang
(DAMIUS) berdasarkan kadungan anion senyawa nitrit dan nitrat menggunakan metode
Spektrofotometri UV-Vis. Sehingga diharapkan tidak timbul kekhawatiran pada masyarakat
yang mengkonsumsi.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kimia Analisis
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dananalisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang menganalisis zat-zat. Hal ini berkaitan
dengan mengetahui unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.Sedangkan
analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam
sampel (A.L. Underwood : 1993).

2.2 Pengertian Anion


Untuk memudahkan analisis anion, Maka cara yang tepat dilakukan pertama ialah
menggunakan senyawa yang mudah larut dalam air. Pada umumnya garam-garam natrium
mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air,sehingga
apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan
Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang
mengganggu tersebut (Anonim : 2011).

Untuk mengidentifikasi adanya anion dalam sampel bisa dilakukan dengan salah satu uji
coba dengan larutan perak nitrat. Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan
ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai
garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam)
(Sahirman, 2013).

2.3 Identifikasi Anion


Cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam
perak, garam-garam kalsiun, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion
menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel ialah menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam
perak dan garam hariannya, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya.
Gilreath menggolongkan anion berdasarkan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam-garam
peraknya yang terlarut. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan tahapan yang
digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi

6
anion berdasarkan reaksi dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan
asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer aau H2SO4
encer, anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula
identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang
diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. (Sahirman, 2013)

2.4 Klasifikasi Anion


Penggolongan anion secara umum dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan reaksinya
dengan asam klorida encer dan perbedaan kelarutan barium dan garam perak. Keempat
kelompok anion dan karakteristik dari kelompok ini adalah sebagai berikut:

a. Golongan I: Perubahan yang terlihat seperti perubahan gas dan / atau pembentukan
endapan, dengan asam hidroklorik encer. Contoh anion dari kelompok ini adalah karbonat,
silikat, sulfida, sulfit, dan tiosulfat.

b. Golongan 2: Anion dari golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan ion barium dalam medium netral. Contoh anion dari kelompok
ini adalah sulfat, fosfat, fluorida, dan borat.

c. Golongan 3: Anion tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau dengan ion barium
dalam medium netral. Anion membentuk endapan dengan ion perak dalam media asam
nitrat encer. Contoh anion dari kelompok ini adalah klorida, bromida, iodida, dan tiosianat.

d. Golongan 4: Anion umum, yang tidak bereaksi dengan reagen grup sebelumnya,
membentuk kelompok anion terakhir, yang meliputi ion nitrit, nitrat, dan klorat. Umumnya
anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:

a. Golongan Sulfat : SO4-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-, AsO4-

b. Golongan Halida : Cl-, Br-, I-, S2-

c. Golongan Nitrat : NO3-, NO2-, C2H3O2-

7
2.5 Nitrit
Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang hanya sebagian teroksidasi. Nitrit hanya bisa
ditemukan di limbah yang sudah basi atau lama, dalam artian tidak dapat ditemukan di
limbah yang masih baru. Nitrit memiliki sifat sementara alias tidak dapat bertahan lama
melalui proses terjadinya oksidasi antara amoniak dan nitrat. Nitrit bersumber dari bahan-
bahan yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan di pabrik industri. Nitrit tidak tetap
dan dapat berubah menjadi amoniak atau dioksidasi menjadi nitrat (Ginting, 2007).

2.6 Nitrat
Nitrat (NO3-), merupakan ion anorganik alami bagian dari siklus senyawa

nitrogen. Kandungan nitrogen banyak ditemukan di berbagai macam

senyawa organik, seperti: urea, protein, asam nukleat, dan senyawa anorganik

seperti amonia, nitrat, dan nitrit (Manampiring, 2009).

2.7 Spektrofotometri
Spektrofotometri ialah gabungan alat optik dan elektrik beserta sifat-sifat kimia fisiknya.
Spektrofotometri terdiri dari spektrometer yaitu dapat menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer yang merupakan alat pengukur intensitas
cahaya yang telah ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Maka dapat diartikan apabila
Spektrofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur cahaya secara relatif
apabila energi tersebut sudah ditransmisikan, direfleksikan sebagai fungsi panjang
gelombang.

2.8 Spektrofotometri UV-Vis


Spektrofotometer UV-Vis atau spektrofotometer ultraviolet-sinar adalah alat yang
memanfaatkan sinar dengan panjang spektroskopi UV-VIS. Pada spektrofotometer UV-Vis
Zat diukur dalam bentuk larutan. Analit yang dapat diukur dengan spektrofotometer sinar
tampak adalah analit berwarna (sifat menyerap cahaya secara alami) atau yang dapat dibuat
berwarna (harus direaksikan dengan zat tertentu agar mampu menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu). Pembentukan warna untuk zat atau senyawa yang tidak berwarna dapat

8
dilakukan dengan pembentukan kompleks atau dengan cara oksidasi sehingga analit menjadi
berwarna (Dwi Warono, Syamsudin, 2013).

2.9 Pengertian Air Minum


Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia dengan syarat-syarat air
minum antara lain tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam-
logam berat dan senyawa-senyawa kimia yang sangat beresiko terhadap kesehatan seperti
nitrat dan nitrit menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Perlu diwaspadai, air
dari sumber alam dapat beresiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri atau zat-zat
berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100oC, banyak zat
berbahaya , terutama logam berat dan senyawa kimia berbahaya yang sukar dihilangkan
dengan cara ini. Semakin bertambahnya penduduk semakin banyak jumlah air yang
dibutuhkan, sehingga banyak cara untuk mencari sumber air baru agar tidak kehabisan
persediaan air. Air tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan. Air tanah
sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari
tangki septic tank maupun air permukaan (Sisca, 2016).

BAB III

9
METODOLOGI

BAB III METODOLOGI


3.1. Analisa Kandungan Nitrat dan Nitrit dalam Air Minum Isi Ulang menggunakan
metode Spektrofotometri UV-Vis
3.1.1. Alat
Alat Gambar Fungsi
Spektrofotometri UV-Vis Sebagai pengukur
Shimatzu 1800 absorbansi suatu sampel
cair dengan
menggunakan panjang
gelombang di daerah
UV (200-350nm) dan
sinar tampak (350-800
nm).
Timbangan Analitik Metler Sebagai pengukur massa
Toledo benda yang sangat
ringan.

Water Bath Untuk memanaskan dan


penghomogenan suatu
larutan.

Tabung reaksi Untuk mereaksikan dua


bahan kimia atau lebih

10
Kuvet Sebagai pengukur
konsentrasi reagen yang
dibaca pada
spektrofotometer.

Labu ukur untuk membuat dan


mengencerkan bahan
kimia atau larutan pada
volume tertentu

Pengaduk Mengaduk larutan.

3.1.2. Bahan
Bahan Fungsi
Granul Zn Untuk menguji ketetapan kadar nitrat
asam sulfanilat 2 mL Untuk menguji ketetapan kadar nitrit
Naftil etilendiamin dihidroklorida Untuk menguji ketetapan kadar nitrit
2 ml dan nitrat

3.1.3. Cara Kerja


3.1.3.1. Penetapan kadar nitrit

Dimasukkan sebanyak 3 mL sampel dan 2 mL larutan asam sulfanilat pada


tabung reaksi.

Dibiarkan bereaksi selama kurang lebih 10 menit.

11

Ditambahkan dengan 2 mL larutan naftil etilendiamin dihidroklorida, lalu diaduk


dan dibiarkan bereaksi selama kurang lebih 30 menit.

Larutan dimasukkan ke dalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada


panjang gelombang 535 nm (SNI 06-6989.9- 2004).

3.1.3.2 Penetapan kadar nitrat

Sebanyak 1 mL sampel tambahkan 0,5 – 1,5 g granul Zn.


Dibiarkan bereaksi selama kurang lebih 10 menit, lalu granul Zn dipisahkan dan
larutan digenapkan dalam labu ukur 10 mL

Diambil 3 mL dari larutan tersebut dan 2 mL larutan asam sulfanilat dimasukkan


pada tabung reaksi.

Dibiarkan bereaksi selama kurang lebih 10 menit.


Ditambahkan dengan 2 mL larutan naftil etilendiamin dihidroklorida, kemudian


diaduk dan dibiarkan bereaksi selama kurang lebih 30 menit.

Larutan dimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca absorbansinya pada panjang


gelombang 535 nm (SNI 06-2480.1991).

3.2. Analisis Kation dan Anion Air Tanah di daerah Sukabumi Jawa Barat
3.2.1. Alat
Alat Gambar Fungsi

12
Sebagai wadah logam
atau sampel yang akan
Kontener 60 Liter diukur.

Untuk pengukur
absorbansi suatu sampel
Spektrofotometer UV-
cair.
Visible

Buret Digunakan untuk


meneteskan reagen cair
dalam eksperimen yang
membutuhkan presisi.

Untuk alat ukur volume


atau zat kimia.

Perlengkapan volumetrik

Sebagai wadah bahan


bahan kimia cair.

Erlenmeyer

Untuk memindahkan
cairan dengan volume
kecil atau tetesan.
Pipet tetes

13
Gelas piala Untuk
menghomogenkan
larutan dengan sampel
air tanah agar bisa
dianalisis.

3.2.2. Bahan
Bahan Fungsi
Sampel air Sebagai bahan yang akan diuji coba.
Sebagai larutan penitrasi sehinggga
HCl 0,004 N
larutan mencapai titik akhir (pH 4.5).
2 ml Larutan Fe(NH4)(SO4)2 Untuk menguji kadar ion klorida.
12H2O Untuk menguji kadar ion klorida.
2 ml Larutan Hg-thiasianat Untuk menguji kadar ion klorida.
Larutan penyangga untuk
20 ml Larutan Buffer
mempertahankan pH

3.2.3. Cara Kerja


3.2.3.1 Analisis Ion Sulfat (SO₄²⁻)

Pembuatan larutan Buffer


Dimasukkan 50 mL sampel pada Erlenmeyer 250 mL kemudian ditambahkan 20


mL larutan buffer dan dicampurkan dengan cara diaduk menggunakan pengaduk
magnet pada kecepatan tetap selama (60±2) detik

Ditambahkan 0,3 g BaCl2 sambil diaduk


Dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm


setelah (5±0,5) menit penambahan barium klorida.

3.2.3.2 Analisis Ion HCO3-

14
Dimasukkan 25 mL sampel air dipipet dan pada Erlenmeyer 250 mL.

Ditambahkan indikator metil merah sebanyak 1 tetes kemudian dititrasi dengan


larutan HCl 0.004 N hingga mencapai titik akhir (pH 4.5).

Dihitung konsentrasi anion HCO3- (Day, R.A.Jr. & Underwood, 2005).

3.3. Removal of ABS From Water by Chloride Cycle Anion Exchange


3.3.1. Alat
Alat Gambar Fungsi
Gelas ukur Mengukur volume
cairan atau zat kimia

Pengaduk kaca Mengaduk atau


mencampur bahan
kimia

Saringan Untuk menyaring cairan


atau bahan kimia dari
pengotornya

15
Gelas Ukur Sebagai wadah bahan
kimia dan mengukur
volume bahan kimia

3.3.2. Bahan
Bahan Fungsi
Sampel resin bentuk klorida Menghilangkan ABS pada air
Air sampel Sebagai bahan yang akan diuji coba
Air deionisasi Air deionisasi ialah air yang mampu
menetralkan mineral tetapi tidak bisa
menghilangkan senyawa organik seperti
bakteri patogen

3.3.3. Cara Kerja


Disiapkan sampel kedalam gelas ukur

Bilas air dengan air deionisasi


Disaring sampel yang sudah dibilas air dionisasi dengan saringan


Disimpan kedalam wadah


Diamati hasilnya

16
BAB IV

PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN
Dari uji coba yang telah dilakukan bahwa sampel air limbah sukar untuk dielusi atau
dengan kata lain disingkirkan Analit dari adsorben dengan pengaliran suatu larutan resin
bentuk klorida. Hal ini mampu hilang hanya sekitar kurang dari 5%, artinya semua upaya
untuk mengelusinya gagal. Bahkan larutan pengksidasi seperti natrium hipoklorit, hidrogen
peroksida , dan asam klorat tidak memiliki efek yang sigifinikan. Sedangkan sejumlah asam
nitrat pada konsentrasi mulai dari 1 N hingga 12 N mengelusi beberapa ABS ketika
diterapkan pada ikatan yang ditinggikan hal ini ditemukan 75-80%.

Tabel 1. Persentase kation dan anion sampel air tanah

17
Anion bikarbonat (HCO3-) didominasi dalam lapisan tanah bagian tengah, dengan
kandungan sekitar 44,96-90,86%, kecuali beberapa sampel yang didominasi oleh anion
sulfat(SO4 2-). Lapisan ini memiliki sirkulasi yang buruk dan kandungan padatan terlarut
yang tinggi. Selain anion anion tersebut yang terdapat dalam air tanah, dapat dimungkinkan
anion golongan nitrit dan nitrat juga ditemukan di air tanah , hal ini terbukti dengan
percobaan yang telah dilakukan dengan dengan beberapa sampel air isi ulang dibawah ini.

Dari hasil percobaan kelima sampel air isi ulang, konsentrasi senyawa nitrat yang
tertinggi terkandung pada sampel air isi ulang nomor 5 yaitu sebesar 4,80 mg/L. Sedangkan
konsentrasi nitrit tertinggi terdapat juga di sampel air isi ulang nomor 5 juga yaitu sebesar
0,037 mg/L. Konsentrasi nitrat rendah terdapat pada sampel air isi ulang nomor 3 dan 4.
Sedangkan konsentrasi nitrit terendah terdapat juga pada sampel air isi ulang nomor 3 dan 4
sebesar 0,013 mg/L dan 0,016 mg/L.

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa kelima sampel tersebut yang memenuhi ketetapan
standarisasi KEP.MEN.KES.RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Adalah sampel 1,2,3,dan
4. Sedangkan sampel ke 5 tidak termasuk karena bersifat asam. Karena sampel ke 5
menunjukkan pH sebesar 4,55 hal ini menunjukkan pH dibawah standar yang ditetapkan
yaitu dibawah 6,5 sampai 8,5.

Nilai pH yang kurang dari 6,5 memiliki sifat yang lebih asam sehingga bersifat korosi
apabila tersentuh oleh organ tubuh atau mengonsumsinya. Air yang bersifat asam berpotensi
melepaskan logam dari pipa seperti tembaga (Cu), timah (Pb), dan seng (Zn), sehingga air
mengandung zat tersebut. Hal ini mempengaruhi estetika air isi ulang atau air yang
dikonsumsi, yaitu menyebabkan rasa asam pada air tersebut dan hal ini tidak baik bagi

18
kesehatan tubuh. Sebaliknya, nilai pH yang tinggi memang tidak langsung menyebabkan
masalah kesehatan, tetapi menyebabkan masalah estetika air yaitu rasa menjadi pahit saat
dikonsumsi (Singh and Mosley, 2003).

Aktifitas mikroba dalam tanah dan air yang menguraikan sampah kemudian dioksidasi
menjadi nitrat dan nitrit sehingga dapat disebut ion-ion anorganik alami. Sehingga senyawa
ini dapat sering ditemukan dalam air bawah tanah dan permukaan (Amanati,2016).

Limbah hasil rumah tangga oleh pemukiman juga mempengaruhi kandungan dari nitrit
(Aswandi,2006). Hal ini sangat mempengaruhi kesehatan manusia yakni menyebabkan
Methamoglobinemia dan keracunan (Soeparman,2001).

Sebagai pencegahan diperlukan pengadaan air bersih untuk kebutuhan kegiatan rumah
tangga sesuai peraturan internasional WHO , Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.492/MenKes/PER/IV/2010 dan APHA (American Public Health Association)
(Sisca,2006).

19
BAB V

KESIMPULAN

BAB V KESIMPULAN
Dalam percobaan untuk memproduksi air bersih dilakukan beberapa analisi. Hal ini
bertujuan agar menghasilkan air yang layak dikonsumsi diantaranya dengan menganalisis
beberapa sample air isi ulang untuk mengetahui sejumlah anion yang tidak layak
dikonsumsi.

Dalam percobaan elusi air, dapat disimpulkan apabila sampel air limbah sukar untuk
dielusi atau dengan kata lain disingkirkan Analit dari adsorben dengan pengaliran suatu
larutan resin bentuk klorida. Hal ini mampu hilang hanya sekitar kurang dari 5%, artinya
semua upaya untuk mengelusinya gagal.

Kemudian dari hasil percobaan analisis senyawa nitrit dan nitrat dengan dapat
disimpulkan kandungan senyawa nitrat dan nitrit pada kelima sampel air isi ulang telah
memenuhi persyaratan KEP.MEN.KES RI NO.492/MENKES/PER/IV/2010 yakni pada
senyawa nitrat diperoleh dibawah 50 mg/L dan pada senyawa nitrit diperoleh dibawah 3
mg/L. Kemudian, dalam uji coba elusi dari ABS.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abrams, Irving M. Lewon, Sidney M. 1962. "Removal ABS from water by Chloride Cycle
Anion Exchange", dalam jurnal : American Water Works Association Volume 54 Nomor
5 (hlm. 537-543).

Amelia, Fiona. 2020. “Kenali Ciri-ciri Air Minum yang Layak Konsumsi”,
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3394465/kenali-ciri-ciri-air-minum-yang-
layak-konsumsi, diakses pada 09 September 2021 pukul 14.16 WIB.

Emilia, Ita. 2019. "Analisa Kandungan Nitrat dan Nitrit dalam Air Minum Isi Ulang
Menggunakan Metode Spektrofotometri", dalam jurnal : Jurnal Indobiosains Volume 1
Nomor 1(hlm. 38-44).

Hendrawati. Maryam, Siti. 2018. "Analisis Kation dan Anion Air Tanah di Daerah Sukabumi
Jawa Barat", dalam jurnal : Valensi Volume 1 Nomor 2 (hlm. 87-91).

Warono, Dwi. Syamsudin. 2013. “Unjuk Kerja Spektrofotometer Untuk Analisa Zat Aktif
Ketoprofen”, dalam jurnal : Konversi Volume 2 Nomor 2 (hlm. 57-65).

21

Anda mungkin juga menyukai