Disusun oleh :
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ini. Tak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga kami dapat
menyusun laporan ini dengan judul, “Identifikasi Anion Nitrat dan Nitrit dalam Air Mineral Isi
Ulang dengan metode Spektrofotometri UV-Vis” dengan baik dan tepat waktu.
Tujuan dari pembuatan laporan ini tak lain untuk memberikan informasi mengenai
Identifikasi Anion yang terkandung dalam air. Kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Kami menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
menyusun laporan ini. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati, apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian kami
memohon maaf dan terimakasih.
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
2.1 Kimia Analisis.......................................................................................................................6
2.2 Pengertian Anion...................................................................................................................6
2.3 Identifikasi Anion..................................................................................................................6
2.4 Klasifikasi Anion...................................................................................................................7
2.5 Nitrit.......................................................................................................................................8
2.6 Nitrat......................................................................................................................................8
2.7 Spektrofotometri....................................................................................................................8
2.8 Spektrofotometri UV-Vis.......................................................................................................8
2.9 Pengertian Air Minum...........................................................................................................9
BAB III METODOLOGI..............................................................................................................10
3.1. Analisa Kandungan Nitrat dan Nitrit dalam Air Minum Isi Ulang menggunakan metode
Spektrofotometri UV-Vis...........................................................................................................10
3.1.1. Alat...............................................................................................................................10
3.1.2. Bahan............................................................................................................................11
3.1.3. Cara Kerja....................................................................................................................11
3.2. Analisis Kation dan Anion Air Tanah di daerah Sukabumi Jawa Barat............................12
3.2.1. Alat...............................................................................................................................12
3.2.2. Bahan............................................................................................................................14
3.2.3. Cara Kerja....................................................................................................................14
3.3. Removal of ABS From Water by Chloride Cycle Anion Exchange..................................15
3.3.1. Alat...............................................................................................................................15
3.3.2. Bahan............................................................................................................................16
3.3.3. Cara Kerja....................................................................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................17
BAB V KESIMPULAN................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu zat terpenting dalam kehidupan setelah udara, karena seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi membutuhkan air. Di dalam sel tumbuhan terkandung lebih
dari 75% air, sel hewan terkandung lebih dari 67% air dan pada tubuh manusia terkandung 70%
air (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
Air tanah merupakan air yang didapatkan dari air hujan yang mengikuti peraliran siklus air
atau disebut siklus hidrologi, yang mana air tersebut meresap ke dalam tanah dan tertampung
ke dalam persediaan air di bawah tanah.
Air ini memiliki berbagai manfaat untuk keberlangsungan hidup. Meskipun pada nyatanya
sumber daya air dikatakan melimpah namun hanya sebagian kecil yang dapat dimanfaatkan
secara langsung. Seiring bertambahnya populasi, kebutuhan suplai air terus meningkat. Namun
sekarang, air tanah sudah tidak efektif untuk dikonsumsi karena telah tercemar oleh rembesan
air limbah dari permukaan. Salah satunya dari limbah rumah tangga hasil cucian baju dengan
deterjen ,yang mana tinggi akan kandungan ABS (Alkyl Benzene Sulfonate), dengan
konsentrasi anatar 22-30%.
Perusahaan penyedia air minum berkembang untuk dapat memenuhi pasokan air untuk
masyarakat. Juga didukung oleh beberapa sumber air di pegunungan. Air minum dalam
kemasan menjadi solusi sumber air minum, namun harganya relatif mahal. Maka muncul lah
ide dengan membuka depot air minum isi ulang yang harganya relatif terjangkau (Bambang
dkk., 2014).
Menurut Badan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) air minum isi ulang harus melalui
beberapa tahap penyaringan yakni, menggunakan filter dan sinar ultra violet (UV), Reverse
Osmosis (RO), Hexagonal, dan Ozonisasi. Depot air minum isi ulang seharusnya memenuhi
persyaratan PERMENKES nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum dan harus lolos pengujian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baik
parameter fisika, kimia, maupun biologi.
4
Syarat fisik yang harus terpenuhi antara lain, jernih, tidak terdapat endapan, tidak berbau,
tidak berasa atau tawar dan memiliki suhu ruang antara 10-25 derajat Celcius. Syarat kimiawi
salah satunya, mengandung mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti Zn
(seng), Fe (zat besi), Cu (tembaga), Mn (mangan) dan Cl (klorida), sesuai kebutuhan. Tidak
boleh terkandung logam berat yang dapat merusak tubuh misalnya, Hg (merkuri atau air raksa),
Pb (timbal), As (arsen), Cd (kadmium) dan Cr (kromium). Dan pH yang dimiliki harus netral
dan memiliki cukup kandungan yodium. Dan syarat biologi yang juga harus terpenuhi yakni
bebas akan berbagai macam kuman dan bakteri, dengan menguji di laboratorium (Amelia,
2020).
Tujuan dilakukaknya percobaan ini adalah untuk menganalisa adanya nitrit dan nitrat
yang terkandung dalam beberapa sampel air isi ulang. Dimana air isi ulang tersebut dikonsumsi
oleh penduduk yang tiap tahun jumlah penduduk bertambah pesat.
Untuk syarat kadar maksimal untuk nitrat 10 mg/L dan nitrit 1 mg/L berdasarkan eraturan
Pemerintah No.20/1990 dan Permenkes No.416/l990 tentang Pengendalian Air, dan untuk nitrit
maksimal 0,06 mg/L pada Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengidentifikasi adanya anion dalam sampel bisa dilakukan dengan salah satu uji
coba dengan larutan perak nitrat. Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan
ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai
garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam)
(Sahirman, 2013).
6
anion berdasarkan reaksi dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan
asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer aau H2SO4
encer, anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula
identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang
diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. (Sahirman, 2013)
a. Golongan I: Perubahan yang terlihat seperti perubahan gas dan / atau pembentukan
endapan, dengan asam hidroklorik encer. Contoh anion dari kelompok ini adalah karbonat,
silikat, sulfida, sulfit, dan tiosulfat.
b. Golongan 2: Anion dari golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan ion barium dalam medium netral. Contoh anion dari kelompok
ini adalah sulfat, fosfat, fluorida, dan borat.
c. Golongan 3: Anion tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau dengan ion barium
dalam medium netral. Anion membentuk endapan dengan ion perak dalam media asam
nitrat encer. Contoh anion dari kelompok ini adalah klorida, bromida, iodida, dan tiosianat.
d. Golongan 4: Anion umum, yang tidak bereaksi dengan reagen grup sebelumnya,
membentuk kelompok anion terakhir, yang meliputi ion nitrit, nitrat, dan klorat. Umumnya
anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:
a. Golongan Sulfat : SO4-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-, AsO4-
7
2.5 Nitrit
Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang hanya sebagian teroksidasi. Nitrit hanya bisa
ditemukan di limbah yang sudah basi atau lama, dalam artian tidak dapat ditemukan di
limbah yang masih baru. Nitrit memiliki sifat sementara alias tidak dapat bertahan lama
melalui proses terjadinya oksidasi antara amoniak dan nitrat. Nitrit bersumber dari bahan-
bahan yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan di pabrik industri. Nitrit tidak tetap
dan dapat berubah menjadi amoniak atau dioksidasi menjadi nitrat (Ginting, 2007).
2.6 Nitrat
Nitrat (NO3-), merupakan ion anorganik alami bagian dari siklus senyawa
senyawa organik, seperti: urea, protein, asam nukleat, dan senyawa anorganik
2.7 Spektrofotometri
Spektrofotometri ialah gabungan alat optik dan elektrik beserta sifat-sifat kimia fisiknya.
Spektrofotometri terdiri dari spektrometer yaitu dapat menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer yang merupakan alat pengukur intensitas
cahaya yang telah ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Maka dapat diartikan apabila
Spektrofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur cahaya secara relatif
apabila energi tersebut sudah ditransmisikan, direfleksikan sebagai fungsi panjang
gelombang.
8
dilakukan dengan pembentukan kompleks atau dengan cara oksidasi sehingga analit menjadi
berwarna (Dwi Warono, Syamsudin, 2013).
BAB III
9
METODOLOGI
10
Kuvet Sebagai pengukur
konsentrasi reagen yang
dibaca pada
spektrofotometer.
3.1.2. Bahan
Bahan Fungsi
Granul Zn Untuk menguji ketetapan kadar nitrat
asam sulfanilat 2 mL Untuk menguji ketetapan kadar nitrit
Naftil etilendiamin dihidroklorida Untuk menguji ketetapan kadar nitrit
2 ml dan nitrat
11
↓
Dibiarkan bereaksi selama kurang lebih 10 menit, lalu granul Zn dipisahkan dan
larutan digenapkan dalam labu ukur 10 mL
↓
3.2. Analisis Kation dan Anion Air Tanah di daerah Sukabumi Jawa Barat
3.2.1. Alat
Alat Gambar Fungsi
12
Sebagai wadah logam
atau sampel yang akan
Kontener 60 Liter diukur.
Untuk pengukur
absorbansi suatu sampel
Spektrofotometer UV-
cair.
Visible
Perlengkapan volumetrik
Erlenmeyer
Untuk memindahkan
cairan dengan volume
kecil atau tetesan.
Pipet tetes
13
Gelas piala Untuk
menghomogenkan
larutan dengan sampel
air tanah agar bisa
dianalisis.
3.2.2. Bahan
Bahan Fungsi
Sampel air Sebagai bahan yang akan diuji coba.
Sebagai larutan penitrasi sehinggga
HCl 0,004 N
larutan mencapai titik akhir (pH 4.5).
2 ml Larutan Fe(NH4)(SO4)2 Untuk menguji kadar ion klorida.
12H2O Untuk menguji kadar ion klorida.
2 ml Larutan Hg-thiasianat Untuk menguji kadar ion klorida.
Larutan penyangga untuk
20 ml Larutan Buffer
mempertahankan pH
14
Dimasukkan 25 mL sampel air dipipet dan pada Erlenmeyer 250 mL.
↓
15
Gelas Ukur Sebagai wadah bahan
kimia dan mengukur
volume bahan kimia
3.3.2. Bahan
Bahan Fungsi
Sampel resin bentuk klorida Menghilangkan ABS pada air
Air sampel Sebagai bahan yang akan diuji coba
Air deionisasi Air deionisasi ialah air yang mampu
menetralkan mineral tetapi tidak bisa
menghilangkan senyawa organik seperti
bakteri patogen
Diamati hasilnya
16
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB IV PEMBAHASAN
Dari uji coba yang telah dilakukan bahwa sampel air limbah sukar untuk dielusi atau
dengan kata lain disingkirkan Analit dari adsorben dengan pengaliran suatu larutan resin
bentuk klorida. Hal ini mampu hilang hanya sekitar kurang dari 5%, artinya semua upaya
untuk mengelusinya gagal. Bahkan larutan pengksidasi seperti natrium hipoklorit, hidrogen
peroksida , dan asam klorat tidak memiliki efek yang sigifinikan. Sedangkan sejumlah asam
nitrat pada konsentrasi mulai dari 1 N hingga 12 N mengelusi beberapa ABS ketika
diterapkan pada ikatan yang ditinggikan hal ini ditemukan 75-80%.
17
Anion bikarbonat (HCO3-) didominasi dalam lapisan tanah bagian tengah, dengan
kandungan sekitar 44,96-90,86%, kecuali beberapa sampel yang didominasi oleh anion
sulfat(SO4 2-). Lapisan ini memiliki sirkulasi yang buruk dan kandungan padatan terlarut
yang tinggi. Selain anion anion tersebut yang terdapat dalam air tanah, dapat dimungkinkan
anion golongan nitrit dan nitrat juga ditemukan di air tanah , hal ini terbukti dengan
percobaan yang telah dilakukan dengan dengan beberapa sampel air isi ulang dibawah ini.
Dari hasil percobaan kelima sampel air isi ulang, konsentrasi senyawa nitrat yang
tertinggi terkandung pada sampel air isi ulang nomor 5 yaitu sebesar 4,80 mg/L. Sedangkan
konsentrasi nitrit tertinggi terdapat juga di sampel air isi ulang nomor 5 juga yaitu sebesar
0,037 mg/L. Konsentrasi nitrat rendah terdapat pada sampel air isi ulang nomor 3 dan 4.
Sedangkan konsentrasi nitrit terendah terdapat juga pada sampel air isi ulang nomor 3 dan 4
sebesar 0,013 mg/L dan 0,016 mg/L.
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa kelima sampel tersebut yang memenuhi ketetapan
standarisasi KEP.MEN.KES.RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Adalah sampel 1,2,3,dan
4. Sedangkan sampel ke 5 tidak termasuk karena bersifat asam. Karena sampel ke 5
menunjukkan pH sebesar 4,55 hal ini menunjukkan pH dibawah standar yang ditetapkan
yaitu dibawah 6,5 sampai 8,5.
Nilai pH yang kurang dari 6,5 memiliki sifat yang lebih asam sehingga bersifat korosi
apabila tersentuh oleh organ tubuh atau mengonsumsinya. Air yang bersifat asam berpotensi
melepaskan logam dari pipa seperti tembaga (Cu), timah (Pb), dan seng (Zn), sehingga air
mengandung zat tersebut. Hal ini mempengaruhi estetika air isi ulang atau air yang
dikonsumsi, yaitu menyebabkan rasa asam pada air tersebut dan hal ini tidak baik bagi
18
kesehatan tubuh. Sebaliknya, nilai pH yang tinggi memang tidak langsung menyebabkan
masalah kesehatan, tetapi menyebabkan masalah estetika air yaitu rasa menjadi pahit saat
dikonsumsi (Singh and Mosley, 2003).
Aktifitas mikroba dalam tanah dan air yang menguraikan sampah kemudian dioksidasi
menjadi nitrat dan nitrit sehingga dapat disebut ion-ion anorganik alami. Sehingga senyawa
ini dapat sering ditemukan dalam air bawah tanah dan permukaan (Amanati,2016).
Limbah hasil rumah tangga oleh pemukiman juga mempengaruhi kandungan dari nitrit
(Aswandi,2006). Hal ini sangat mempengaruhi kesehatan manusia yakni menyebabkan
Methamoglobinemia dan keracunan (Soeparman,2001).
Sebagai pencegahan diperlukan pengadaan air bersih untuk kebutuhan kegiatan rumah
tangga sesuai peraturan internasional WHO , Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.492/MenKes/PER/IV/2010 dan APHA (American Public Health Association)
(Sisca,2006).
19
BAB V
KESIMPULAN
BAB V KESIMPULAN
Dalam percobaan untuk memproduksi air bersih dilakukan beberapa analisi. Hal ini
bertujuan agar menghasilkan air yang layak dikonsumsi diantaranya dengan menganalisis
beberapa sample air isi ulang untuk mengetahui sejumlah anion yang tidak layak
dikonsumsi.
Dalam percobaan elusi air, dapat disimpulkan apabila sampel air limbah sukar untuk
dielusi atau dengan kata lain disingkirkan Analit dari adsorben dengan pengaliran suatu
larutan resin bentuk klorida. Hal ini mampu hilang hanya sekitar kurang dari 5%, artinya
semua upaya untuk mengelusinya gagal.
Kemudian dari hasil percobaan analisis senyawa nitrit dan nitrat dengan dapat
disimpulkan kandungan senyawa nitrat dan nitrit pada kelima sampel air isi ulang telah
memenuhi persyaratan KEP.MEN.KES RI NO.492/MENKES/PER/IV/2010 yakni pada
senyawa nitrat diperoleh dibawah 50 mg/L dan pada senyawa nitrit diperoleh dibawah 3
mg/L. Kemudian, dalam uji coba elusi dari ABS.
20
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, Irving M. Lewon, Sidney M. 1962. "Removal ABS from water by Chloride Cycle
Anion Exchange", dalam jurnal : American Water Works Association Volume 54 Nomor
5 (hlm. 537-543).
Amelia, Fiona. 2020. “Kenali Ciri-ciri Air Minum yang Layak Konsumsi”,
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3394465/kenali-ciri-ciri-air-minum-yang-
layak-konsumsi, diakses pada 09 September 2021 pukul 14.16 WIB.
Emilia, Ita. 2019. "Analisa Kandungan Nitrat dan Nitrit dalam Air Minum Isi Ulang
Menggunakan Metode Spektrofotometri", dalam jurnal : Jurnal Indobiosains Volume 1
Nomor 1(hlm. 38-44).
Hendrawati. Maryam, Siti. 2018. "Analisis Kation dan Anion Air Tanah di Daerah Sukabumi
Jawa Barat", dalam jurnal : Valensi Volume 1 Nomor 2 (hlm. 87-91).
Warono, Dwi. Syamsudin. 2013. “Unjuk Kerja Spektrofotometer Untuk Analisa Zat Aktif
Ketoprofen”, dalam jurnal : Konversi Volume 2 Nomor 2 (hlm. 57-65).
21