Disusun Oleh:
Hanida Desira Nailufar ( 40040121650037 )
Annisa Rahmania Sabrina Afra ( 40040121650038 )
Nabila Putri Karyadi ( 40040121650039 )
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum kimia analisa yang
berjudul “Laporan Identifikasi Anion” ini tepat pada waktunya.
Terima kasih saya ucapkan kepada IbuHeny Kusumayanti, ST, MT.yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan praktikum yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan praktikum ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................12
METODOLOGI.............................................................................................................................12
3.1.1 Alat..........................................................................................................................12
3.1.2 Bahan.......................................................................................................................12
3.2 Studi Pengaruh Anion Asetat Terhadap Kelarutan Li2co3 Sebagai Dasar Recovery
Litium Pada Kondisi Terlindi Asam Asetat...............................................................................13
3.2.1 Alat..........................................................................................................................13
3.2.2 Bahan.......................................................................................................................15
3.3 Jejak identifikasi dari sulfate anion di botol dan sampel air yang dikumpulkan dari kota
kota besar di berbagai provinsi di saudi Arabia.........................................................................16
3.3.1 Alat..........................................................................................................................16
3.3.2 Bahan.......................................................................................................................17
3.4.1 Alat..........................................................................................................................19
3.4.2 Bahan.......................................................................................................................21
3
3.4.3 Cara Kerja................................................................................................................21
BAB IV..........................................................................................................................................23
PEMBAHASAN............................................................................................................................23
4.3 Jejak Identifikasi Dari Sulfat Anion Di Botol Dan Sampel Air Yang Dikumpulkan Dari
Kota Kota Besar Di Berbagai Provinsi Di Saudi Arabia...........................................................27
BAB V...........................................................................................................................................31
PENUTUP.....................................................................................................................................31
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................31
5.2 Saran.....................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................32
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui danmengidentifikasi anion dalam suatu sampel dengan
menggunakanbeberapa pereaksi.
1.2. 2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian kimia analitik dan kategorinya
2. Untuk mengetahui pengertian anion dan identifikasi anion
5
3. Mengetahui jenis-jenis analisa kimia
4. Untuk mengetahui pengertian ion
5. Untuk mengetahui pengertian larutan
6. Untuk mengetahui pengertian Molaritas
7. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dalam bahan yang kami gunakan
8. Untuk mengetahui pengertian Analisa anion
9. Untuk mengetahui pengertian reaksi pengendapan
10. Untuk mengetahui sifat-sifat larutan
11. Untuk mengetahui aplikasi anion
12. Untuk mengetahui pengertian Litium karbonat
13. Untuk mengetahui prosedur kerja kadar linier alkilbenzene sulfonat
14. Untuk mengetahui prosedur kerja Pengaruh Anion Asetat
15. Untuk mengetahui prosedur kerja dari sulfate anion di botol dan sampel air yang
dikumpulkan dari kota kota besar di berbagai provinsi di saudi Arabia.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
analisis klasik adalah volume dan gravimetri. Dalam pengukuran volumetrik, jumlah reagen
diukur, dan dalam pengukuran gravimetri, massa zat diukur. (Sahirman, 2013)
b) Metode modern
Analisis modern adalah analisis berdasarkan sifat fisikokimia zat. Sifat fisik dan kimia
zat sangat spesifik dan dapat dideteksi pada. Misalnya, interaksi radiasi elektromagnetik dengan
sifat fisik dan kimia suatu zat menyebabkan penyerapan, emisi, dan difusi, yang digunakan
dalam teknik analisis spektral. Sifat fisikokimia lainnya seperti rotasi optik, konduktivitas listrik,
konduktivitas termal, pembagian konten antara dua fase dan perbedaan absorbansi pada, dan
resonansi magnetik inti membuat teknik analisis saat ini lebih unggul. Dalam analisis ini, metode
menggunakan alat terbaru, sehingga disebut juga metode analisis terbaru. (Sahirman, 2013)
2.2 Anion
Anion adalah ion bermuatan negatif yang terbentuk dari atom netral dengan
meningkatkan jumlah elektron. Ketika sebuah atom menarik satu atau lebih elektron ke orbit
terluarnya, ion negatif terbentuk. Uji pendahuluan pertama untuk mengidentifikasi anion
didasarkan pada sifat fisik seperti bau, warna, pembentukan endapan, pembentukan gas dan
kelarutan. (Sahirman, 2013)
8
tidak peka untuk anion yang lain. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan alam suatu
analisis anion oleh anion lain, maka diperlukan langkah awal proses pemisahan. (Luneta Aurelia,
dkk, 2014)
2.6 Ion
Ion adalah suatu Atom, molekul atau senyawa dengan muatan positif atau negatif.
Adapun ion yang bersifat netral yaitu jika jumlah muatan positif dan negatifnya sama. Proses
pembentukan ion disebut ionisasi. Ion monoatomik berupa atom tunggal, sedangkan ion
poliatomik berupa gabungan dari beberapa atom yang berbeda.(Tim-Bestekin, 2015)
2.7 Molaritas
Molaritas (M) dalam ilmu kimia adalah salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas
suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat perliter larutan. Misalnya 0,5 senyawa X yang
terkandung dalam 1,0 liter larutan, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M). Umumnya
konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Salah satu keuntungan dalam
menggunakan molaritas adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena konsentrasi
dinyatakan dalam jumlah mol. ( dosenpendidikan, 2021)
9
mol zat terlarut
M = molaritas =
liter larutan
Keterangan :
M = Molaritas
gram = gram zat terlarut
Mr = Mr zat terlarut
v= volume larutan
( dosenpendidikan, 2021)
2.8 Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari pelarut dan zat terlarut yang berwujud gas, cair,
atau padat. Larutan ideal adalah larutan yang memiliki interaksi pelarut-pelarut yang kuat, zat
terlarut sama dengan interaksi pelarut-pelarut, tetapi larutan sebenarnya (tidak ideal) terdiri dari
partikel. Dalam larutan. (Dra. Fitri Khoerunnisa, M.Si, 2017)
10
baju dengan detergen, maka detergen hanya menghasilkan busa yang sedikit. ( Prischa Yuniarlin
Haning, 2013)
11
BAB III
METODOLOGI
3.1 Identifikasi Dan Praevaluasi Kadar Linier Alkilbezene Sulfonate (Las/Sles) Pada
Daerah Aliran Sungai Lamat Muntilan Kabupaten Magelang
3.1.1 Alat
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1. pH meter pH meter berfungsi untuk
mengukur kadar pH
ataupun keasaman suatu
benda
2. Thermometer Thermometer merupakan
alat yang digunakan untuk
mengukur suhu.
3. Spektrofotometer Spektrofotometer
berfungsi untuk mengukur
absorbansi dengan cara
melewatkan cahaya
dengan gelombang
tertentu pada kuvet (kaca).
3.1.2 Bahan
No. Nama Bahan Fungsi
1. Anionik Surfaktan Pereaksi metilen
biru
2. Air Sungai Sebagai sampel
3. CHCl 3 Pelarut dalam
industri
−¿¿
4. Cl Larutan kontrol
12
5. Sodium Laurent Sulfate Bahan pembersih
(SLES) dan pengemulsi.
3.2 Studi Pengaruh Anion Asetat Terhadap Kelarutan Li2co3 Sebagai Dasar Recovery
Litium Pada Kondisi Terlindi Asam Asetat
3.2.1 Alat
No Nama Alat Gambar Fungsi
.
13
1. Syringe Untuk
menyuntikkan
larutan
2. Reusable Syringe Filter Berfungsi untuk
menyarik
sampel yang
diletakkan di
syringe
3. Labu takar Digunakan
untuk mengukur
larutan
4. Timbangan digital Menghitung
5. Termometer Untuk
menunjukkan
suhu
6. Labu leher tiga Sebagai tempat
untuk
memasukkan
larutan
14
9. Instrumentasi ICP-OES Untuk
Perkin Elmer Optima 8300 menganalisis
sampel untuk
mengetahui
perubahan kadar
litiumnya
3.2.2 Bahan
No Bahan Fungsi
.
1. NaOH , Na 2 CO 3 , Asam Sebagai campuran litium hidroksida
asetat
2. LiOH Larutan yang akan diberikan campuran
15
Memasukkan larutan artificial kedalam labu leher tiga
3.3 Jejak identifikasi dari sulfate anion di botol dan sampel air yang dikumpulkan dari
kota kota besar di berbagai provinsi di saudi Arabia
3.3.1 Alat
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1. Filter jarum suntik PTFE Digunakan
untuk
menyaring
sampel air.
16
2. HPLC (High Performance Berfungsi
Liquid Chromatography) untuk
menentukan
kadar bahan
aktif yang
terdapat di
sample.
3. Countdown Digunakan
untuk
menghitung
waktu saat
melakukan
praktikum.
3.3.2 Bahan
No. Bahan Fungsi
1. Air Minum dari berbagai Sebagai sampel
merk
2. Metanol Sebagai campuran air
3. Natrium Sulfat Digunakan untuk mengkalibrasi
peralatan
17
3.3.3 Cara Kerja
18
3.4 IDENTIFIKASI ANION
3.4.1 Alat
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1. Tabung Reaksi Mengukur volume
suatu larutan.
19
6. Kaca Arloji penutup gelas kimia
ketika tengah proses
pemanasan sampel
(penguapan), sebagai
tempat untuk
mengeringkan padatan
dalam desikator, dll.
7. Labu Takar Untuk
menghomogenkan
larutan.
20
11. Pengaduk Untuk mengaduk
Kaca larutan
3.4.2 Bahan
No. Nama Bahan Fungsi
1. HCl yang dilarutkan dalam 100 Sebagai pelarut
ml
2. Na 2 CO 3yang dilarutkan dalam Sebagai
100 ml campuran larutan
sampel
3. BaOH Air Barit
Terjadi Endapan
22
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Dan Praevaluasi Kadar Linier Alkilbezene Sulfonate (Las/Sles) Pada
Daerah Aliran Sungai Lamat Muntilan Kabupaten Magelang.
Untuk mengidentifikasi kadar linier alkilbezene sulfonate pada daerah alisan sungai lamat
di kabupaten magelang ini menggunakan metode Metilen Biru. Metode ini berdasarkan
pembentukan garam berwarna biru yang larut dalam klorofom jika metilen biru bereaksi dengan
anionik surfaktan.Pengambilan sampel dilakukan dalam 3 wilayah yaitu pada Dusun Jagalan,
Dusun Pepe dan Dusun Kadirojo dengan masing-masing mengambil 5 titik yang berbeda. Hasil
dari penelitian dari berbagai titik pengambilan :
4.1.1 Tabel 1
Tabel 1. Hasil Konsentrasi Pada Tiap Titik Pengambilan Sampe Pada Musim Kemarau
NO KENSENTRASI pH SUHU (°C) LOKASI DUSUN
(ppm)
1. 1,04 7.50 28 Jagalan
2. 1,13 7.53 28 Jagalan
3. 1,21 7.58 28,5 Jagalan
4. 0,64 7.62 28 Jagalan
5. 1,12 7.79 28 Jagalan
6. 1,24 7.76 29 Pepe
7. 1,13 7.77 29 Pepe
8. 1,37 7,81 28 Pepe
9. 1,41 7,85 28 Pepe
10. 1,36 7,87 29 Pepe
11. 1,21 8,00 28 Balemulyo
12. 1,52 8,00 28 Balemulyo
13. 1,35 8.02 28,5 Balemulyo
14. 1,32 8.04 28,5 Balemulyo
15. 1,37 8.06 28,5 Balemulyo
Rerata 1,27 7,81 28,3
23
Dari tabel 1 identifikasi kadar yang didapatkan pada pengambilan air sampel di waktu
(musim) intensitas hujan tertinggi yaitu 1,23 ppm atau mg/L. Hasil tersebut jika dibandingkan
pada Baku Mutu Lingkungan hasilnya tidak layak dikonsumsi secara langsung maupun tidak
langsung untuk manusia. Baku mutu yang dikeluarkan adalah kurang dari 0,5 mg/L atau 0,5
ppm.
4.1.2 Tabel. 2
Tabel 2. Hasil Konsentrasi Pada Tiap Titik Pengambilan Sampe Pada Musim Penghujan
NO KENSENTRASI pH SUHU (°C) LOKASI DUSUN
(ppm)
1. 0,0773 7.66 25 Jagalan
2. 0,0164 7.63 26 Jagalan
3. 0,0540 7.66 25 Jagalan
4. 0,0292 7.65 25 Jagalan
5. 0,0336 7.47 25 Jagalan
6. 0,0083 7.66 25 Pepe
7. 0,0200 7.61 25 Pepe
8. 0,0321 7,55 25,5 Pepe
9. 0,0381 7,46 25 Pepe
10. 0,0197 7,44 26 Pepe
11. 0,0332 7,49 25 Balemulyo
12. 0,0144 7,59 25 Balemulyo
13. 0,0274 7.64 26 Balemulyo
14. 0,0394 7,70 25,5 Balemulyo
15. 0,0191 7,72 26 Balemulyo
Rerata 0,0308 7,59 25,3
Dari Tabel 2 diterangkan bahwa pada masa penghujan sungai Lamat mempunyai kualitas
dari pencemaran SLES yang berbeda dengan masa. Hal ini disebabkan karena volume dan debit
pada musim penghujan lebih tinggi yang dihasilkan oleh curah hujan tinggi. Rerata kadar SLES
pada musim penghujan ini mencapai 0,03 ppm, sedangkan untuk harga pH sebesar 7,59. Hasil
tersebut jika dibandingkan pada Baku Mutu Lingkungan adalah tidak layak untuk manusia
walaupun pada musim penghujan kadarnya lebih kecil dari yang ditentukan yaitu < 0,5 ppm.
24
Jadi, hasil analisis rerata konsentrasi SLES pada Dusun Jagalan sebesar 1,03 ppm atau
mg/L, sedangkan konsentrasi SLES pada Dusun Pepe sebesar 1,31 ppm atau mg/L dan
konsentrasi SLES pada Dusun Balemulyo sebesar 1,36 ppm atau mg/L pada musim kemarau.
Untuk kadar SLES pada musim penghujan < musim kemarau yaitu sebesar 0,03 ppm. Kadar
pada musim kemarau tersebut melampaui aturan walaupun pada musim penghujan kadarnya
kurang dari batas yang ditentukan yaitu 0,5 ppm.
4.2 Studi Pengaruh Anion Asetat Terhadap Kelarutan Li 2 CO 3 Sebagai Dasar Recovery
Litium Pada Kondisi Terlindi Asam Asetat
4.2.1 Pengaruh Anion Asetat dan Temperatur Terhadap Kelarutan Li 2 CO 3
Hasil kelarutan Li 2 CO 3 dipengaruhi oleh temperatur pada suhu 70 ° C , 80° C , dan 90 ° C
pada rentan waktu yang telah ditentukan.
Gambar 1
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa variasi asetat terhadap larutan tidak terjadi secara
linear. Variasi asetat sebanyak 0,05 mol memiliki kelarutan litium karbonat ( Li 2 CO 3) tertinggi,
namun ketika terjadi peningkatan konsentrasi anion asetat sebanyak 0,125 mol maka kelarutan
litium karbonat ( Li 2 CO 3) akan terus menurun. Apabila konsentrasi anion asetat sebesar 0,2 mol
maka akan terjadi penurunan kelarutan maksimal. Kesetimbangan pengendapan dapat terjadi
ketika kelarutan litium karbonat ( Li 2 CO 3) dengan pelarut air lebih rendah ketika penurunan
fraksi massa air ( H 2 O ) terhadap larutan campuran lebih berpengaruh dari pergeseran kearah
reaktan yang diakibatkan oleh penambahan asetat. Kesetimbangan bergeser kearah reaktan
mengakibatkan pergeseran kelarutan pada variasi konsentrasi asetat 0,275 mol dan 0,35 mol
25
yang disebabkan karena pengaruh variasi penambahan anion asetat lebih berepengaruh daripada
penurunan fraksi air ( H 2 O ) terhadap larutan.
4.2.2 Pengaruh Variasi Na 2 CO 3 Terhadap Kelarutan Li 2 CO 3
Hasil kelarutan litium karbonat ( Li 2 CO 3) dipengaruhi oleh variasi asetat dengan rentan
waktu yang telah ditentukan pada konsentrasi natrium karbonat ( Na 2 CO 3) 0,026, 0,04, 0,054,
dan 0,067 mol. Hasil dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2
Pada Gambar 2 terlihat bahwa natrium karbonat ( Na 2 CO 3) terjadi penambahan akan
berpengaruh terhadap kelarutan litium karbonat ( Li 2 CO 3). Apabila variasi natrium karbonat
semakin besar maka yang akan terjadi ialah pergeseran profil kalrutan litium karbonat akan
menurun. Penyebabnya yaitu efek ion senama akan menggeser reaksi kearah produk. Selain itu
rekasi pengendapan yang sifatnya endotermis sangat berkaitan dengan penurunan kelarutan
karena pengaruh dari suhu atau temperatur. Disisi lain juga terdapat penyimpnan pergeseran
kesetimbangan tidak linear ke arah reaktan, hal ini berpengaruh terhdap penambahan natrium
karbonat sebanyak 0,067 mol ditandai dengan terjadinya penurunan recovery Li 2 CO 3.Garam
bikarbonat yang larut kedalam air menyebabkan pergeseran yang tidak linear.
4.2.3 Pengaruh Variasi Na 2 CO 3 terhadap pergeseran pH larutan pelindi
Perubahan pH larutan natrium karbonat direntang 0,026, 0,04, 0,054, dan 0,067 mol
berpengaruh terhadap variasi Na 2 CO 3 . Hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 3.
26
Gambar 3
Dapat dilihat pada Gambar 3 adanya hubungan antara konsentrasi anion asetat dengan
perubahan pH pada larutan. Perubahan pH dapat terlihat jelas pada saat konsentrasi anion asetat
diatas 0,275 mol. Fenomenas diatas menjelaskan mengenai pelepasan karbon dioksida yang
mengakibatkan terbentuknya senyawa litium bikarbonat.
4.3 Jejak Identifikasi Dari Sulfat Anion Di Botol Dan Sampel Air Yang Dikumpulkan Dari
Kota Kota Besar Di Berbagai Provinsi Di Saudi Arabia
4.3.1 Analisis air menggunakan cairan Ultra-performa kromtografi
Metode UPLC berguna untuk analisis dan melakukan pemisahan partikel kecil
secara efisien. Selain itu, metode UPLC selama beberapa tahun ini juga diterima sebagai
teknik pemisahan yang inovatif. Agar kualitas air baik maka menggunakan optimalisasi
parameter analitik dengan cara kromatografi fase terbalik. Apabila menggunakan
kromatografi fase terbalik maka interaksi antar senyawa anorganik dan kolom hidrofobik
lebih mudah dipresidiksi. Kandungan sulfat air tidak dapat delusi oleh sistem UPLC pada
saat pelarut organik kelas HPLC digunakan sebagai pelarut selulernya. Apabila perangkat
seluler fase memilki kandungan berair atau campuran dan fase organik maka akan terjadi
elusi sulfat. Kolom yang dipelajari adalah kolom hidrofobik yang memilki kandungan
stasioner fase C18 dan C8.
Kolom lain yang dipelajari adalah kolom berdasarkan Hydrophilic Interaction
Chromatography dengan kandungan gugus amida stationer. Fase yang dipelajari yaitu fase
gerak seperti air, asetonitril, dan methanol dengan proporsi bermacam-macam berkisar dari
0,1-0,5 mL/menit. Selain itu juga mempelajari fase volume injeksi sampe, fase gerak, dan
efek konsentrasi asam format. Hidrfobik C18 juga dapat menghasilkan puncak simetris yang
27
baik termasuk wakru elusi rendah dari senyawa target. Namun C8 dan HILIC juga memilki
kekurangan seperti tailing puncak, perpecahan puncak, dan waktu elusi lebih tinggi.
Kualitas puncak tidak terpengaruh oleh penambahan pengubah organic disebut juga dengan
asam format dan hasilnya juga akan tetap serupa selama diperoleh studi kolom.
Asam format berperan penting dalam fase gerak dan dapat menampilkan puncak
Gaussian untuk bromat pada sampel air minum hal ini dibuktikan pada saat penelitian
sebelumnya. Puncak Gaussian saat 1 mL dapat tercapai dengan baik jika sampel disuntikkan
sebanyak 5mL kemudian sulfat akan membelah menjadi dua puncak. Lalu volume injeksi
sampel dikurangi dibawah kondisi kromatografi yang sama. Kolom Acquity BEH C18 fase
terbalik memilki kandungan air 75% dan methanol 25% dengan laju 0,2 mL/menit dan
volume sampel yang digunakan 1 mL akan terjadi pemisahan kromatigrafi standar sulfat
dalam sampel air. Volume injeksi sampel memilki laju aliran yang relatif rendah sehingga
volume injeksi sampel dapat digunakan sebagai parameter yang menguntungkan pada saat
menentukan sulfat yang terjadi pengupan ionik yang efektif. Identifikasi yang baik minimal
memilki lima belas titik pemindaian sehingga simetris puncak dapat didefinisikan dengan
baik. Apabila sedikit interaksi antar fase dan fase diam kolom maka volume mati kolo akan
tercapai pada saat 0,1 menit sehingga puncak sulfat dapat diperoleh meskipun laju aliran
lebih rendah. Hal ini merupakan salah satu keuntungan apabila menggunaka partikel
berukuran rendah.
4.3.2 Optimalisasi kondisi spektometri massa
Desolvasi efektifrid fase gerak, sumber ESI parameter, dan mengurangi fragmentasi ion
yang berfungsi untuk peningkatan respon ion analit dipelajari. Melakukan kalibrasi standar sulfat
dengan kadar 10 mg/L dalam sistem MS juga telah divalidasi. Kondisi suhu, desolvasi, suhu
sumber, gas delovasi, dan tegangan kapiler apabila melebihi nilai maksimum, dan tidak
signifikan maka akan berpengaruh pada percobaan. Pengaruh dari tegangan kerucut akan terlihat
pada identifikasi sulfat.
Untuk memilih ion sulfat yang melimpah menjadi m/z 97 maka menggunakan cara
pemindaian penuh dari analisis spectrum massa. Pada proses transmisi dan ionisasi dilakukan
pengoptimalan dengan cara intensitas ion sulfat dengan energi tumbukan antara 5V-50V agar
mendapatkan ion produk yang melimpah. Hal itu mengakibatkan hilangnya ion m/z 97 dan
28
2−¿ ¿ 2−¿ ¿
gugus oksigen menjadi produk SO 3 dan SO 2 Pola fragmentasi analit target dan kondisi MS
masing-masing ditunjukkan pada table 1.
29
Pada tabel 2 menunjukkan konsentrasi sulfat yang diperoleh dalam sampel air kemasan.
Konsentrasi sulfat berkisar antara 3,31 mg/L sampai 76,22 mg/L. Sebagian besar sampel yang
dianalisis, konsentrasi sulfat yang diperoleh berbeda secara signifikan dengan konsentrasi yang
diklaim pada label oleh perusahaan masing-masing. Konsentrasi sulfat dalam sampel air minum
dalam kemasan yang dianalisis ditemukan lebih rendah dari Tingkat Pencemaran Maksimum
Sekunder. Tingkat pemulihan sulfat dalam sampel air kemasan diperoleh dari 94% menjadi 97%.
Kromatogram UPLC-MS/MS sulfat yang diperoleh dalam air minum kemasan. Puncaknya
menunjukkan simetri yang sangat baik, tidak ada tailing dan tidak ada ion yang mengganggu
dengan senyawa target. Untuk mengotentikasi salib kontaminasi sistem, sampel kosong (air
Milli-Q, gratis dari sulfat) dianalisis setelah setiap sampel nyata.
Sampel air metropolitan dari wilayah yang berbeda juga dipelajari, dan total delapan
metropolitan sampel dianalisis dan semuanya diperlakukan dengan hipoklorit. Hasil yang dicapai
telah ditunjukkan pada :
Kadar sulfat berkisar antara 36,78 mg/L hingga 268,42 mg/L. Konsentrasi sulfat tertinggi
(268,42 mg/L) diperoleh pada sampel 2 dan kandungan ini lebih tinggi dari batas yang
30
ditentukan untuk air minum (250 mg/L). Dibandingkan untuk air minum dalam kemasan, sampel
air metropolitan terkandung jumlah sulfat yang lebih tinggi. Hasil yang didapat dari penelitian ini
merupakan sumber data yang berkaitan dengan ketersediaan sulfat dalam sampel air minum
dalam kemasan dan metropolitan dari Arab Saudi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kimia analitik adalah ilmu kimia yang mencakup metode untuk
menganalisa komposisi atau struktur suatu larutan. Dalam kimia analitik terdapat
dua metode analisa, yaitu analisa kuantitatif dan analisa kualititatif. Analisa
kuantitatif adalah analisa terhadap suatu sampel dengan tujuan mengetahui kadar
komposisi sampel tersebut. Sedangkan analisa kualitatif adalah analisa terhadap
suatu sampel dengan tujuan mengetahui sususan komposisi sampel tersebut.
Anion merupakan ion bermuatan negatif karena menerima banyak elektron.
Anion merupakan ion negatif karena menerima elektron. Penganalisaan anion
dilakukan dengan pengendapan dan dengan reaksi redoks. Ion monoatomik berupa atom tunggal,
sedangkan ion poliatomik berupa gabungan dari beberapa atom yang berbeda. Larutan adalah
campuran homogen dari pelarut dan zat terlarut yang berwujud gas, cair, atau padat.
5.2 Saran
Secara keseluruhan, ulasan yang kami lihat sangat bagus. Bahasa yang digunakan juga
sangat mudah dipahami. Tapi alangkahbaiknya jika beberapa kajian teoritismenjelaskan,
tapibukan dasarpemahamannya. Jurnal yang kami pakai juga sebaiknya lebih lengkap lagi dalam
mencatumkan alat dan bahan.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Indra Permana, dkk, 2020. Studi Pengaruh Anion Asetat Terhadapar Kelarutan LI2CO3
Sebagai dasar recovery Litium Pada Kondisi Terlindi Asam Asetat
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ak/article/download/6496/4615(Diakses 9 September
2021)
Mohammad Riwan, dkk, 2019. Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan
water samples collected from various provinces of Saudi Arabia
https://sciencedirect.proxy.undip.ac.id/science/article/pii/S1018364720300562/pdfft?
crasolve=1&iv=bcbe429d4d3ca75b29e7d7652e10b50f&token (Diakses 9 September
2021)
Hamka, 2019. Kimia Analisis http://repository.uhamka.ac.id/1185/1/BUKU%20AJAR
%20KIMIA%20ANALISIS.pdf (Diakses 10 September 2021)
Khoerunnisa, Fitri. 2017. Modul 1 Larutan 1
https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEKI4310-M1.pdf (Diakses
9 September 2021)
Marius Agung Sasmita Jati. 2017. Jurnal Medika Respati
http://medika.respati.ac.id/index.php/Medika/article/view/19 (Diakses 9 September
2021)
Sahirman. 2013. Analisis Kimia Dasar II
https://mirror.unpad.ac.id/bse/Kurikulum_2013/Kelas_10_SMK_Analisis_Kimia_Dasar
_2.pdf (Diakses 9 September 2021)
Tim-Bestekin. 2015. Pengertian Ion, Kation, dan Anion
https://bestekin.com/2015/11/18/pengertian-ion-kation-dan-anion/ (Diakses 9
September 2021)
Vheny Yulandari. 2018. kumpulan materi seputar farmasi
http://vhenyyulandari.blogspot.com/2018/08/laporan-anion.html (Diakses 10
September 2021)
Dosenpendidikan. 2021. Rumus Molaritas, Molalitas, Jumlah Mol, Normalitas, Fraksi Mol.
https://www.dosenpendidikan.co.id/rumus-molaritas/ (Diakses 11 September 2021)
33
Prischa Yuniarlin Haning. 2013. Metode Analisis Kation dan Anion Serta Aplikasinya Dalam
Kehidupan Sehari-hari. https://www.academia.edu/12937953/analitik (Diakses 11
September 2021)
Aris Kurniawan, 2021. Pengertian Larutan dan Kelarutan Dalam Kimia Beserta Contohnya.
https://www.gurupendidikan.co.id/larutan-dan-kelarutan/ (Diakses 11 September 2021)
Andrian Vernandes. 2017. Reaksi Pengendapan. https://www.avkimia.com/2017/08/reaksi-
pengendapan.html (Diakses 11 September 2021)
Luneta Aurelia Fatma, dkk. 2014. Laporan Praktikum Kimia Analitik.
https://lunetaaureliafatma.blogspot.com/2014/04/laporan-praktikum-kimia-analitik.html
(Diakses 11 September 2021)
Novia Rahma. 2020. Simulasi Praktikum Kimia Analisa :Identifikasi Anion”.
https://drive.google.com/file/d/1pjzNR73aHWUr1MesJnDAXQPYYsvBqQO/view?
usp=sharing (Diakses 11 September 2021)
34