Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA I
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA

OLEH :
NAMA : Immanuel Sena Aji Pamungkas
NIM : B0A021020
ASISTEN : Adelia Kusuma Widyastuti

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKONOLOGI
LABORATERIUM KIMIA DASAR
JURUSAN BUDIDAYA PERKIKANAN
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS JENDRAL SEODIRMAN PURWOKERTO
2021
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii


IDENTIFIKASI ZAT KIMIA ............................................................................................. 1
I. TUJUAN.................................................................................................................. 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 1
III. PROSEDUR DAN PERCOBAAN ....................................................................... 3
1. Alat .................................................................................................................. 3
2. Bahan ............................................................................................................... 3
3. Skema Kerja .................................................................................................... 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 8
1. Data pengamatan ............................................................................................. 8
2. Pembahasan ..................................................................................................... 9
V. KESIMPULAN ................................................................................................... 14
1. Kesimpulan .................................................................................................... 14
2. Saran .............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
ANION DAN KATION

I. TUJUAN

.1. Mengidentifikasi ion-ion logam Ag⁺, Pb²⁺, Hg²⁺, Fe²⁺, Na²⁺ dalam larutan
dengan menggunakan pereaksi pembentukan endapan, warna, gas, dan bau
yang dapat diamati.

2. Mengidentifikasi anion-anion Br⁻, SO₄²⁻, Fe(CN)₆⁴⁻, Cr₄²⁻, SO₃²⁻ dengan


pereaksi atas dasar perbedaan kelarutan garam perak dan barium.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kimia analitik dibagi menjadi dua bidang yaitu analisis kulialitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat
kimia, mengenai unsur atau senyawa yang ada pada suatu sampel. Sedangkan,
analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu
dalam suatu sampel. Zat tersebut dinyatakan sebagai konstituen atau analit,
penyusun sebagian kecil atau sebagian besar suatu sampel yang dianalisis.
Urutan menguji suatu zat yang tidak diketahui yaitu dengan membuat sampel
atau contoh yang akan dianalisis. Sampel tersebut berupa cairan atau larutan.
Setelah itu, dilakukan pengujian ion pada larutan yang telah dihasilkan. Di dalam
pengidentifikasian berbagai konsentrasi pada suatu campuran ion, terdapat
beberapa tahap seperti pemisahan ion melalui proses pengendapan dan pelarutan
kembali endapan tersebut. Adanya pengujian spesifik untuk ionion yang akan
diidentifikasi dengan menambah reagen atau pereaksi yang akan memberi warna
pada endapan. Warna tersebut memberikan karakteristik tertentu pada ion.

Tahap terakhir dalam suatu analisis yaitu perhitungan analit pada sampel.
Metode analisis gravimetrik sering digunakan dalam metode analisis. Metode ini
merupakan salah satu bagiandari kimia analitik. Tahap pengukuran pada metode
gravimetrik yaitu penimbangan. Secara fisik, analit dipisahkan dari semua

1
komponen sampel maupun pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang
paling sering digunakan untuk memisahkan analit dari komponen lain;
elektrolisis, ekstraksi pelarut, kromatografi, dan pengatsiran atau volatilisasi
yang termasuk metode penting dalam suatu pemisahan (Underwood, 2002).

Metode analisis kualitatif dilakukan secara konvensional dengan memakai


visualisasi berdasarkan larutan. Pengujian larutan dilakukan dengan
mengelompokkan ion yang bersifat mirip satu sama lain. Pengelompokkan
yang dimaksudkan yaitu pengendapan kelompok ion. Dengan ini didapatkan
enam kelompok endapan ion. Kelompok tersebut yaitu golongan klorida (I),
golongan sulfide (II), Golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV),
golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI). Metode ini menggunakan
pereaksi golongan dan pereaksi yang spesifik, gunanya untuk mengetahui jenis
anion atau kation. Cara memisahkan ion menggunakan metode analisis
kualitatif ini harus mengikutin prosedur kerja. Zat yang akan diamati harus
disiapkan dan diubah ke dalam bentuk larutan. Caranya dengan mengendapkan
ion logam pada golongan satu-persatu, endapan lalu dipisahkan dari larutannya
dengan cara disaring atau diputar dengan setrifugasi. Endapan tadi dicuci untuk
membersihkan dari larutan pokok atau filtrat dan setiap logamnya harus
dipisahkan (Wiro, 2009).

Ada dua uji yang digunakan dalam analisis kualitatif yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering digunakan untuk zat yang bersifat padatan
dan dilakukan dalam keadaan kering tanpa larutan. Sedangkan reaksi basah
digunakan untuk zat yang bersifat larutan. Petujuk ini dilakukan dengan
pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi, dan uji manik. Suatu
reaksi dapat diketahui sedang berlangsung yaitu dengan terbentuknya
endapan pembebasan gas dan pembebasan warna.

Uji nyala yang terdapat pada uji spektroskopi disebut spektra nyala. Cara
memanfaatkannya dengan memisahkan cahaya dari rona-rona komponen
dan mengidentifikasikan kation yang ada menggunakan perangkat rona
tertentu. Contohnya yaitu uji manik boraks, menggunakan sehelai kawat

2
platinum yang serupa dengan uji nyala untuk uji manik boraks. Sedangkan
cara menguji manik fosfat pada umumnya sama dengan uji manik boraks.
Uji manik fosfat diisi dengan garam mikrosmotik. Uji manik karbonat
disiapkan dengan melelehkan sedikit natrium karbonat di lingkungan kawat
platinum pada nyala bunsen, sehingga diperoleh pantulan putih yang tidak
tembus cahaya (Soemanto, 2000).

Sedangkan reaksi basah dibuat dari zat-zat berupa larutan. Dari reaksi ini
akan terbentuk endapan, pembebasan gas dan perubahan warna. Reaksi analisis
kualitatif dilakukan dengan cara basah dan terperinci. Metode ini sangat
bermanfaat dan sering diguanakan, oleh karena itu harus memperhatikan
langkah- langkahnya. Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, gelas
piala, labu Erlenmeyer, batang pengaduk, botol cuci, pengendapan dengan
reagen berlebih, pengendapan hidrogen sulfat, penyaringan, penyaringan
pelepasan endapan dari kertas saring, penguapan, dan pengeringan endapan
(Retno, 2012).

III. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Alat

Alat yang diganakan dalam Praktikum Identifikasi Anion dan


Kation, yaitu kawat platina, pembakar bunsen, jarum osche, pipet tetes,
tabung reaksi, dan panci perebusan.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam Praktikum Identifikasi Anion dan


Kation, yaitu larutan HCl pekat, KCl 5%, NaCl 5%, dan CaCl₂ 5%, AgNO₃
1%, HCl 1%, NH₄OH 1%, Pb(NO₃)₂ 1%, KI 1%, HgCl₂ 1%, FeSO₄ 1%,
NaOH 1%, BaCl₂ 1%, (NH₄)₂CO₃ 1%, NH₄Cl 1%, dan kertas lakmus
merah. Sedangkan, bahan untuk identifikasi anion dengan reaksi basah
yaitu KBr 1%, Na₂SO₄ 1%, K₄Fe(CN)₆ 1%, H₂SO₄ pekat, H₃PO₄ 1%,
(NH₄)₂MoO₄ 1%, HNO₃ 1%, Na₂C₂O₄ 1%, dan Na₂S₂O₃ 1%.

3
3. Sekema Kerja

A. Identifikasi Kation pada Reaksi Basah

4
5
B. Identifikasi anion Dengan Reaksi Basah

6
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data pengamatan
A. Identifikasi Kation pada Reaksi Basah

8
B. Identifikasi Anion pada Reaksi Basah

2. Pembahasan
Identifikasi merupakan tanda pengenal diri, penentu atau penetapan
identitas seseorang dan pengenalan tanda-tanda atau karakteristik suatu hal
berdasarkan pada tanda pengenal (Hardawinati, 2003). Identifikasi disini
dinyatakan sebagai salah satu analisis kualitatif yang dilakukan dengan dua cara,
yaitu kimia dan fisiokimia. Suatu zat dapat direaksikan dan diidentifikasikan
apabila zat tersebut direaksikan dengan zat lain dan membentuk senyawa baru.
Inilah yang disebut reaksi kimia. Sedangkan, zat perubah tersebut disebut reagen
atau pereaksi. Kimia analitik dibagi menjadi dua bidang yaitu analisis kulialitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat
kimia, mengenai unsur atau senyawa yang ada pada suatu sampel. Sedangkan,
analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu

9
dalam suatu sampel. Pada analisis kualitatif terdapat dua macam uji, yaitu uji
reaksi kering dan uji reaksi basah. Reaksi kering diterapkan untuk zat-zat yang
bersifat padat dan dilakukan dalam keadaan kering dengan tanpa melarutkan
contoh, seperti pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi, dan uji
manik. Zat yang dapat diidentifikasi dalam reaksi ini harus memiliki sifat
berikut, yaitu dapat melebur, dapat menghasilkan warna berbeda pada nyala
bunsen, mudah menguap (volatile), dan redoks. Sedangkan reaksi basah
diterapkan untuk zat-zat yang bersifat larutan atau cairan. Suatu reaksi dapat
berlangsung dengan terbentuknya endapan, pembebasan gas, dan perubahan
warna. Sebagian besar analisis kualitatif dilakukan dengan cara reaksi basah
(Svehla, 1985).

A. .Identifikasi Kation dengan Reaksi Basah


Reaksi kering merupakan uji pada analisis kualitatif. Uji ini
dilakukan dengan cara, zat yang akan dianalisis dilarutkan terlebih dahulu
dalam suatu zat pelarut. Keuntungan dari reaksi ini yaitu percobaan kimia
kan lebih mudah dilihat dari segi perubahan warna maupun endapan yang
terbentuk. Bau gas yang ditimbulkan juga membantu dalam
mengidentifikasinya. Selain itu, reaksi basah mudah dilakukan dan memberi
efek perubahan yang spesifik (Kartika dan Vaulina, 2017).

Percobaan ke-1 Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan


0,1 mL larutan AgNO₃ 1% ditambah 0,1 mL larutan HCL 1%. Dihasilkan
Dihasilkan larutan berwarna putih keruh dan terbentuk endapan AgCl.
Penambahan HCl berfungsi untuk mempercepat adanya endapan atau
gumpalan yang terbentuk.

AgNO₃ + NH₄OH AgCl + HNO₄ (Svehla,1985)

Endapan AgCl ditambahkan NH₄OH menjadi warna putih keruh,


,membentuk endapan kompleks.

AgCl + NH₄OH Ag(NH₃)₂ + 2H₂O (Svehla,1985)

10
Hasil dari percobaan ke-1 yang dilakukan sesuai referensi, dihasilkan
larutan berwarna putih dan endapan berwarna putih (Svehla, 1985).

Percobaan ke-2

Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL


Pb(NO₃)₂ 1% ditambah 0,1 mL larutan Kl 1%. Dihasilkan larutan
berwarna kuning pekat. Setelah dididihkan larutan menjadi berwarna
kuning cerah. Namun, hasil percobaan kali ini tidak sesuai dengan
refrensi, yang mana Pb²⁺ Sebagai kation dan Pbl₂ sebagai endapan, yang
berwarna kuning menjadi tidak berwarna (Svehla, 1985).

Pb(NO₃)₂ + 2Kl Pbl₂ + 2KNO₃ (Svehla,1985)

Percobaan ke-3

Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1mL HgCl₂


1% ditambah o,1 mL larutan Kl 1%. Dihasilkan larutan tak berwarna
atau bening.

HgCl₂ + 2Kl Hgl₂ + KCl (Svehla,1985)

Setelah penambahan KI berlebih, warna larutan tetap tidak berwarna atau


bening. Penambahan KI pada larutan berfungsi untuk membentuk tetraioso
agar memperkuat dua persamaan reaksi setelah penambahan KI berlebih.
Maka, hasil percobaan ketiga ini sudah sesuai referensi.

Percobaan ke-4

Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL. FeSO₄ 1%


ditambah 1 mL larutan NaOH 1%. Dihasilkan larutan berwarna
kekuningan. Namun percoaan ini tidak sesuai dengan refrensi, yang
seharusnya larutan berubah warna menjadi kecoklatan.

FeSO₄ + 2NaOH Fe(CH)₂ + Na₂SO₄ (Harjadi, 1990).

Percobaan ke-5

11
Dalam percobaan imi dilakukan dengan mereaksikan 1 mL BaCl₂ 1%
ditambah 0,1 mL larutan (NH₄)₂CO₃ 1%. Dihasilkan larutan tidak berwarna
atau bening.

BaCl₂ + (NH₄)₂CO₃ BaCO₃ + 2NH₄O (Svehla,1985)

Setelah ditambah larutan HNO₃ 1% larutan tetap tidak berwarna.


Percampuran BaCl₂ + (NH₄)₂CO₃ menghasilakn larutan yang terlarut dan
homogen.

BaCO₃ + 2NH₄O Ba(NO₃)₂ + H₂O + CO₂ (Svehla,1985)

Ternyata percobaan ini tidak sesuai dengan refrensi, yang seharusnya


larutan berubah warna menjadi putih keruh (Svehla,1985).

Percobaan ke-6

Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL NaOH 1%


ditambah 1 mL larutan NH₄Cl 1%. Dihasilkan larutan tidak berwarna atau
bening. Lalu, dipanaskan bersama kertas lakmus merah, diperoleh
perubahan lakmus menjadi warna kemerahan. Larutan ini kemudian
ditambahkan NaOH, lalu dipasnaskan kembali. Menghasilkan larutan tanpa
endapan. Percobaan ini juga tidak sesuai dengan referensi, yang seharusnya
didapatkan perubahan lakmus merah menjadi biru.

NaOH + NH₄Cl NaCl + NH₄OH (Svehla,1985)

B. Identifikasi Kation dengan Reaksi Basah

Anion dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan yang apabila


direaksikan dengan HCl encer akan mengeluarkan gas atau uap dan anion
yang apabila direaksikan dengan larutan tertentu akan menghasilkan
endapan. Reaksi basah dapat digunakan untuk analisis makro, semimakro,
dan mikro (Harjadi, 1990). Reaksi basah merupakan pengujian dengan
proses pelarutan. Teknik uji ini melibatkan pelarut yang sesuai. Oleh karena
itu, teknik ini disebut juga teknik uji kelarutan (Svehla, 1985).

12
Percobaan ke-1

Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL KBr 1%


ditambah 0,1 mL larutab AgNO₃ 1%. DIhasilkan larutan seperti didih
berwarna pekat (Harjadi, 1990). Dari hasil percobaan ini didapat larutan
berwarna putih keruh.

KBr + AgNO₃ KNO₃ + AgBr (Harjadi, 1990)

Namun, data hasil percobaan tidak sesuai dengan refrensi.

Percobaan ke-2

Dalam percobaan ini dilakukan dengan meraksikan 1 mL Na₂SO₄ 1%


ditambah larutan BaCl₂ 1%. Dihasilkan endapan BaSO₄ warna larutan putih
keruh (Harjadi, 1990).

Na₂SO₄ + BaCl₂ 2NaCl + BaSO₄

Dari hasil percobaan ini didapat larutan berwarna putih keruh.

Percobaan ke-3

Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL K₄Fe(CN)₆


1% ditambah 0,1 mL larutan H₂SO₄ 1%. TIdak terjasi perubahan warna,
larutan tetap berwarna kuning jernih. Data hasil percobaan ini sudah sesuai
dengan refrensi.

Percobaan ke-4

Dalam percobaan ini dilakukan dengan meraksikan 1 mL H₃PO₄ 1%


ditambah 1mL larutan (NH₄)₂MoO₄ 1% serta 1 mL larutan HNO₃ 1%.
Dihasilkan perubahan warna menjadi kuning .

H₃PO₄ + 12(NH₄)₂MoO₄ + 12HNO₃ (NH₄)₃PO₄ + 12MoO⁴ + 12NH₄O


+ 12H₂O (Svehla, 1985)

Dari data hasil percobaan ini diperoleh larutan tidak berwarna. Oleh karena
itu, data hasil percobaan ini tidak sesuai dengan refrensi (Harjadi, 1990).

13
Percobaan ke-5

Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL Na₂C₂O₄ 1%


ditambah 1 mL larutan H₂SO₄ pekat. Dihasilkan perubahan warna menjadi
putih keruh (Svehla, 1985).

Na₂C₂O₄ + H₂SO₄ Na₂SO₄ + H₂C₂O₄(Svehla, 1985)

Dari data percobaan ini didapatkan larutan tidak berwarna. Oleh karena itu,
data hasil percobaan tidak sesuai dengan refrensi (Svehla, 1985).

Percobaan ke-6

Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 0,1 mL Na₂SO₄


1% ditambah 1 mL larutan AgNO₃ 1%. Dihasilkan larutan tidak berwarna.
Ini menyatakan, data hasil percobaan sudah sesuai dengan refrensi (Svehla,
1985).

Na₂SO₄ + AgNO₃ 2NaNO₃ + Ag₂SO₄ (Svehla, 1985).

V. KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini tentang “Identifikasi Zat Kimia Aninon dan
Kation”, antara lain:

1. Identifikasi kation dengan reaksi basah menghasilkan beberapa warna dan


endapan yang dapat diamati pada setiap percampuran larutan.

2. Identifikasi anion dengan rekasi basah menghasilkan beberapa warna dan


endapan yang dapat diamati pada setiap percampuran larutan, penanda ada atau
tidaknya anion dalam larutan yang diujikan

2. Saran

Pada setiap percobaan yang dilakukan perlu memerhatikan kelengkapan alat


yang akan dipakai, keselamatan kerja pada laboratorium, kebersihan alat dan

14
laboratorium, kadar kemurnian bahan, dan kepekaan indra penglihatan dan
penciuman dalam mengidentifikasikan suatu larutan atau perubahan reagen.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azharman. 2010. Kimia Dasar I. Jakarta: Erlangga.

Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif. Yogyakarta: UNY Press.

Hardawinati, Y. 2003. Mengenal Identifikasi, Individualisasi, dan Evaluasi.


Jakarta: Repository.

Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.

JR., R.A. Day dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.

Kartika, Dwi dan Eva Vaulina. 2017. Modul Praktikum Kimia Dasar I Unsoed.
Purwokerto.

Retno. 2012. Partikel Zat Kimia. Jakarta: Erlangga.

Soemanto. 2000. Ilmu Kimia Universitas. Jakarta: Erlangga.

Suchio. 1985. Chemistry. London: CC Health and Comp.

Svehla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan

Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Wiro. 2009. Analisis Kualitatif Kation dan Anion. Jakarta: EGO.

16

Anda mungkin juga menyukai