KIMIA I
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
OLEH :
NAMA : Immanuel Sena Aji Pamungkas
NIM : B0A021020
ASISTEN : Adelia Kusuma Widyastuti
DAFTAR ISI
I. TUJUAN
.1. Mengidentifikasi ion-ion logam Ag⁺, Pb²⁺, Hg²⁺, Fe²⁺, Na²⁺ dalam larutan
dengan menggunakan pereaksi pembentukan endapan, warna, gas, dan bau
yang dapat diamati.
Kimia analitik dibagi menjadi dua bidang yaitu analisis kulialitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat
kimia, mengenai unsur atau senyawa yang ada pada suatu sampel. Sedangkan,
analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu
dalam suatu sampel. Zat tersebut dinyatakan sebagai konstituen atau analit,
penyusun sebagian kecil atau sebagian besar suatu sampel yang dianalisis.
Urutan menguji suatu zat yang tidak diketahui yaitu dengan membuat sampel
atau contoh yang akan dianalisis. Sampel tersebut berupa cairan atau larutan.
Setelah itu, dilakukan pengujian ion pada larutan yang telah dihasilkan. Di dalam
pengidentifikasian berbagai konsentrasi pada suatu campuran ion, terdapat
beberapa tahap seperti pemisahan ion melalui proses pengendapan dan pelarutan
kembali endapan tersebut. Adanya pengujian spesifik untuk ionion yang akan
diidentifikasi dengan menambah reagen atau pereaksi yang akan memberi warna
pada endapan. Warna tersebut memberikan karakteristik tertentu pada ion.
Tahap terakhir dalam suatu analisis yaitu perhitungan analit pada sampel.
Metode analisis gravimetrik sering digunakan dalam metode analisis. Metode ini
merupakan salah satu bagiandari kimia analitik. Tahap pengukuran pada metode
gravimetrik yaitu penimbangan. Secara fisik, analit dipisahkan dari semua
1
komponen sampel maupun pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang
paling sering digunakan untuk memisahkan analit dari komponen lain;
elektrolisis, ekstraksi pelarut, kromatografi, dan pengatsiran atau volatilisasi
yang termasuk metode penting dalam suatu pemisahan (Underwood, 2002).
Ada dua uji yang digunakan dalam analisis kualitatif yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering digunakan untuk zat yang bersifat padatan
dan dilakukan dalam keadaan kering tanpa larutan. Sedangkan reaksi basah
digunakan untuk zat yang bersifat larutan. Petujuk ini dilakukan dengan
pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi, dan uji manik. Suatu
reaksi dapat diketahui sedang berlangsung yaitu dengan terbentuknya
endapan pembebasan gas dan pembebasan warna.
Uji nyala yang terdapat pada uji spektroskopi disebut spektra nyala. Cara
memanfaatkannya dengan memisahkan cahaya dari rona-rona komponen
dan mengidentifikasikan kation yang ada menggunakan perangkat rona
tertentu. Contohnya yaitu uji manik boraks, menggunakan sehelai kawat
2
platinum yang serupa dengan uji nyala untuk uji manik boraks. Sedangkan
cara menguji manik fosfat pada umumnya sama dengan uji manik boraks.
Uji manik fosfat diisi dengan garam mikrosmotik. Uji manik karbonat
disiapkan dengan melelehkan sedikit natrium karbonat di lingkungan kawat
platinum pada nyala bunsen, sehingga diperoleh pantulan putih yang tidak
tembus cahaya (Soemanto, 2000).
Sedangkan reaksi basah dibuat dari zat-zat berupa larutan. Dari reaksi ini
akan terbentuk endapan, pembebasan gas dan perubahan warna. Reaksi analisis
kualitatif dilakukan dengan cara basah dan terperinci. Metode ini sangat
bermanfaat dan sering diguanakan, oleh karena itu harus memperhatikan
langkah- langkahnya. Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, gelas
piala, labu Erlenmeyer, batang pengaduk, botol cuci, pengendapan dengan
reagen berlebih, pengendapan hidrogen sulfat, penyaringan, penyaringan
pelepasan endapan dari kertas saring, penguapan, dan pengeringan endapan
(Retno, 2012).
1. Alat
2. Bahan
3
3. Sekema Kerja
4
5
B. Identifikasi anion Dengan Reaksi Basah
6
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data pengamatan
A. Identifikasi Kation pada Reaksi Basah
8
B. Identifikasi Anion pada Reaksi Basah
2. Pembahasan
Identifikasi merupakan tanda pengenal diri, penentu atau penetapan
identitas seseorang dan pengenalan tanda-tanda atau karakteristik suatu hal
berdasarkan pada tanda pengenal (Hardawinati, 2003). Identifikasi disini
dinyatakan sebagai salah satu analisis kualitatif yang dilakukan dengan dua cara,
yaitu kimia dan fisiokimia. Suatu zat dapat direaksikan dan diidentifikasikan
apabila zat tersebut direaksikan dengan zat lain dan membentuk senyawa baru.
Inilah yang disebut reaksi kimia. Sedangkan, zat perubah tersebut disebut reagen
atau pereaksi. Kimia analitik dibagi menjadi dua bidang yaitu analisis kulialitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat
kimia, mengenai unsur atau senyawa yang ada pada suatu sampel. Sedangkan,
analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu
9
dalam suatu sampel. Pada analisis kualitatif terdapat dua macam uji, yaitu uji
reaksi kering dan uji reaksi basah. Reaksi kering diterapkan untuk zat-zat yang
bersifat padat dan dilakukan dalam keadaan kering dengan tanpa melarutkan
contoh, seperti pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi, dan uji
manik. Zat yang dapat diidentifikasi dalam reaksi ini harus memiliki sifat
berikut, yaitu dapat melebur, dapat menghasilkan warna berbeda pada nyala
bunsen, mudah menguap (volatile), dan redoks. Sedangkan reaksi basah
diterapkan untuk zat-zat yang bersifat larutan atau cairan. Suatu reaksi dapat
berlangsung dengan terbentuknya endapan, pembebasan gas, dan perubahan
warna. Sebagian besar analisis kualitatif dilakukan dengan cara reaksi basah
(Svehla, 1985).
10
Hasil dari percobaan ke-1 yang dilakukan sesuai referensi, dihasilkan
larutan berwarna putih dan endapan berwarna putih (Svehla, 1985).
Percobaan ke-2
Percobaan ke-3
Percobaan ke-4
Percobaan ke-5
11
Dalam percobaan imi dilakukan dengan mereaksikan 1 mL BaCl₂ 1%
ditambah 0,1 mL larutan (NH₄)₂CO₃ 1%. Dihasilkan larutan tidak berwarna
atau bening.
Percobaan ke-6
12
Percobaan ke-1
Percobaan ke-2
Percobaan ke-3
Percobaan ke-4
Dari data hasil percobaan ini diperoleh larutan tidak berwarna. Oleh karena
itu, data hasil percobaan ini tidak sesuai dengan refrensi (Harjadi, 1990).
13
Percobaan ke-5
Dari data percobaan ini didapatkan larutan tidak berwarna. Oleh karena itu,
data hasil percobaan tidak sesuai dengan refrensi (Svehla, 1985).
Percobaan ke-6
V. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini tentang “Identifikasi Zat Kimia Aninon dan
Kation”, antara lain:
2. Saran
14
laboratorium, kadar kemurnian bahan, dan kepekaan indra penglihatan dan
penciuman dalam mengidentifikasikan suatu larutan atau perubahan reagen.
15
DAFTAR PUSTAKA
JR., R.A. Day dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.
Kartika, Dwi dan Eva Vaulina. 2017. Modul Praktikum Kimia Dasar I Unsoed.
Purwokerto.
16