Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRATIKUM

KIMIA DASAR 1

IDENTIFIKASI ZAT KIMIA

OLEH:

NAMA : Atha Nugraha

NIM : L1C020059

KELOMPOK : 3 (tiga)

HARI/TANGGAL : Rabu,11 Oktober 2020

ASISTEN : Ikhda Sabrina

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UVIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN ILMU KELAUTAN


PURWOKERTO
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i


I. TUJUAN ....................................................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 1
III. PROSEDUR PERCOBAAN .................................................................................... 3
3.1. Alat ............................................................................................................................ 3
3.2. Bahan......................................................................................................................... 3
3.3. Cara Kerja ................................................................................................................ 3
3.3.1. Cara Kerja Identifikasi Logam-Logam Alkali Dengan Cara Reaksi Nyala .... 3
3.3.2. Cara Kerja Identifikasi Kation Dengan Cara Reaksi Basah ............................ 3
3.3.3. Cara Kerja Identifikasi Anion Dengan Cara Reaksi Basah ............................. 4
3.4. Skema Kerja.............................................................................................................. 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 11
4.1.Hasil Pengamatan .................................................................................................... 11
Tabel 1. Hasil Identifikasi Kation.............................................................................. 11
Table 2. Hasil Identifikasi Anion ............................................................................... 11
4.2.Pembahasan ............................................................................................................. 12
A. identifikasi Kation dengan Cara Reaksi Basah ................................................. 12
B. Identifikasi Anion dengan Cara Reaksi Basah .................................................. 14
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 18
5.1.Kesimpulan .............................................................................................................. 18
5.2.Saran ........................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

i
1

IDENTIFIKASI ZAT KIMIA

I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi adanya logam K,Na, dan Ca dalam suatu bahan.
2. Mengidentifikasi ion-ion logam dalam larutan yang mewakili logam-logam dari
golongan 1 sampai 5.
3. Mengindetifikasi anion-anion dalam larutan yang mewakili anion-anion atau sisa
asam dari golongan 1 sampai dengan golongan 4

II. TINJAUAN PUSTAKA


Dalam kehidupan di lingkungan ini semua tidak lepas dari adanya unsur logam disetiap
hal-hal yang dilakukan. Unsur logam merupakan kebutuhan hidup yang tidak akan bisa
dihilangkan keberadaannya. Dengan begitu manusia melakukan identifikasi dan analisis
tentang unsur logam yang terdapat di kehidupan. Kimia analisis dapat dibagi dalam 2
bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas
tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam
suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu
zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Analisa kualitatif merupakan salah satu cara paling efektif untuk mempeljari kiia da.
Unsur-unsur serta ion-ionnya. Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk
menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan
spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis
kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat
adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya
perubahan warna, bau dan timbulnya gas. (G. Svehla : 1985). Penelitian atau analisa
kualitatif ditunjukan agar kita mengetahui bahan atau senyawa apa yang ada dalam suatu
sampel tiap bahan atau senyawa memiliki reaksi yang berbeda, misal terdapat perubahan
warna (Sikanna,2016
Kation merupakan ion-ion yang memiliki muatan positif untuk ngenalisis secara
kualitatif, kation-kation dimasukkan dalam lima golongan dengan tiap-tiap golongan
memiliki sifat dan reaksi yang berbeda dari beberapa reagenlia. Jika dalam suatu sampel
terdapat reaksi yang menunjukan positif dari suatu golongan, maka hasilnya dipisahkan
untuk pemeriksaan ion/analit yang lebih lanjut reagenlia atau pereaksi yang paling umum
dipakai yaitu hidrogen sulfida, asam klorida , ammonium sulfida dan ammonium
karbonat.Prinsip yang digunakan dalam hal ini ialah pengendapan jadi dapat dikatakan
reksi yang paling umum merupakan reaksi perbedaan kelarutan dari kation-kationtersebut
(Svehla, 1985).
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat. Reaksi kering ialah sejumlah uji
yang berguna dan dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh.
Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi, dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam
larutan. Suatu rekasi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan
pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas rekasi analisis kualitatif
dilakukan dengan cara basah. Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara
kualitatif yang sering digunakan pada umumnya (Svehla, 1985).
2

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi
kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering,
yakni tanpa melarutkannya. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa
tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan
zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan,
dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif
dilakukan dengan cara basah (G. Svehla : 1985).
3

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1. Alat
Pada pratikum kali alat-alat laboratorium yang digunakan adaalah batang
pengaduk beaker glass, botol reagen, filler, jarum Osche, lakmus merah, pembakar
Bunsen, pipet tetes, sarung tangan, dan tabung reaksi.
3.2. Bahan
Bahan- bahan untuk pratikum kali ini menggunakan HCL, KCL, NaCl, AgNO3,
NH4OH, PB(NO3)2, KI, HgCl2, FeSO4-, NaOH, BaCl2, (NH4)2CO3, HNO3, NH4CI, NaBr,
AgNO3, Na2SO4, K4Fe(CN)6, H3PO4, (NH4)2NoO3, Na2Co2-O4, N2SO2O3 .
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Cara Kerja Identifikasi Logam-Logam Alkali Dengan Cara Reaksi Nyala
a. Mencuci jarum Osche yang terbuat dari patina terutama bagian ujungnya dengan cara
mencelupkan ke dalam HCL pekat dalam botol reagen tertutup dan dalm lemari asam.
b. Memasukkan ujung jarum ke dalam api Bunsen di daerah fusi, sampai tidak
menimbulkan warna apapun dari api Bunsen.
c. Mencelupkan lagi ujung jarum Osche tersebut ke dalam HCL tadi kemudian dicelupkan
ke dalam larutan bahan dalam tabung reaksi saudara yang diduga mengandung logam K,
Na, dan Ca mengugganakan larutan 5% KCL, NaCI, CaCI 2
d. Membakar ujung jarum Osche yang membawa larutan tersebut pada api Bunsen di
daerah oksidsi. Untuk bahan-bahan yang mudah menguap pembakaran dilakukan di
daerah fusi.
e. Atas dasar warna yang timbul dalam nyala api bunse, tetapkan ketiga bahan tersebut
yang mengandung K, Na, dan Ca.

3.3.2. Cara Kerja Identifikasi Kation Dengan Cara Reaksi Basah


a. Ditambahkan 1 mL larutan 1% AgNO (gol.1) dengan 1 mL pereaksi larutan 1% HCL. Lalu,
mengamati apa yang terjadi, kemudian tambah larutan pereaksi 1% NH4OH dan melihat
perubahan endapan yang terbentuk .
b. Ditambahkan 1 Ml larutan Pb(NO3)2 (gol.1) dengan 1 mL pereaksi larutan 1% KI.
Mengamati apa yang terjadi setelah itu mendidihkan larutan tersebut dalam penangas air.
Mengamati apa yang terjadi setelah didinginkan dan pada saat mendidih.
c. Ditambahkan 1 mL ;arutan 1% HgCl2 (gol.3) dengan 1 mL pereaksi larutan 1% KI.
Mengamati apa yang terjadi, kemudian menambahkkan lagi 4 mL preaksi tersebut.
Mengamati kembali perubahan yang terbentuk.
d. Ditambahkan 1 mL larutan 1% FeSO4 (gol.3) dengan1 mL pereaksi larutan 1% NaOH.
Mengamati apa yang terjadi, kemudia mengocok larutan tersebut. Lalu, mengamati
endapan yang terbentuk.
e. Ditambahkan 1 mL ;arutan 1% BaCl2 (gol.4) dengan 1 mL larutan pereaksi 1% (NH4)2C03.
Mengamati apa yang terjadi, kemudian menambahkan 1% pereaksi larutan NHO3,
Mengamati endapan yang timbul.
f. Ditambahkan 1 mL larutan 1% NaOH (gol.5) dengan 1 mL pereaksi 1% NH4Cl. Mengamati
apa yang terjadi jika kertas lakmus merah ditaruh pada bibir rabung dan bagaimana baunya?
Jika tidak ada lakmus maja ambil batang gelas dimasukkan ke dalam HCL pekat dan ditaruh
di atas mulut tabung reaksi.
4

3.3.3. Cara Kerja Identifikasi Anion Dengan Cara Reaksi Basah


a. Ditambahkan 1 mL larutan 1% NaBr (gol.1) t dengan 1 mL pereaksi larutan 1% AgNO3.
Mengamati hal apa yang terjadi
b. Ditambahkan 1 mL larutan 1% Na2SO4 (gol.2) dengan 1 mL pereaksi larutan 1% BaCI2.
Mengamati hal yang terjadi.
c. Ditambahkan 1 mL larutan 1% K4Fe(CN)6 (gol.2) m dengan 1 mL larutan H2SO4 pekat
dengan hati-hati dan menggunakan pipet tetes. Mengamati hal yang terjadi.
d. Ditambahkan 1 mL larutan 1% H3PO4 (gol.3) dengan 1 ml pereaksi larutan 1%
(NH4)2MoO3 dan 1 mL 1% HNO3, kemudian sedikit dipanaskan lalu didinginkan.
Mengamati hal yang terjadi.
e. Ditambahkan 1 mL larutan 1% Na2C2O4 (gol.3) dengan pereaksi 1 mL larutan 1% H2SO4
pekat dengan hati-hati menggunakan pipet tetes. Mengamati hal yang terjadi.
f. Ditambahkan 1 mL larutan 1% Na2S2O3 (gol.4) dengan peraksi larutan 1% AgNO3.
Mengamati hal yang terjadi.

3.4. Skema Kerja


A. Identifikasi Logam-Logam Alkali dengan Cara Reaksi Nyala

Jarum Osche Bagian Ujung

Dicuci dalam larutan HCL pekat


Dimasukkan ke dalam api bunsen

Dicelupkan lagi dalam HCL pekat

Dicelupkan dalam larutan bahan 5% KCL, NaCl, dan


CaCl2
Dibakar ujung jarum Osche yang membawa larutan
pada api bunsen
Ditetapkan ketiga bahan yang mengandung
K,Na, dan Ca

Hasil Pengamatan
5

B. Identifikasi Kation dengan Cara Reaksi Basah

1 mL larutan 1% AgNO3

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1% HCL

Diamati
Ditambahkan dengan pereaksi larutan 1% NH40H

Dilihat endapan yang dibtentuk

Hasil Pengamatan

1 mL Larutan 1 % Pb(NO)3

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1% KI

Diamati

Didihkan dalam penangas air

Didinginkan

Diamati

Hasil Pengamatan
6

1 mL larutan 1% HgCl2

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1% KCL

Diamati

Ditambahkan 4 mL pereaksi tersebut

Dilihat endapan yang dibtentuk

Hasil Pengamatan

1 mL larutan1% FeSO4

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1% NaOH

Diamati

Dikocok

Dilihat endapan yang terbentuk

Hasil Pengamatan
7

1 mL larutan 1% BaCl2

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1% (NH4)2CO3

Diamati
Ditambahkan dengan pereaksi larutan 1% HNO3

Dilihat endapan yang dibtentuk

Hasil Pengamatan

1 mL larutan 1% NaOH

Ditambahkan 1 mL pereaksi larutan 1% NH4Cl

Diamati yang terjadi jika lakmus merah ditaruh di bibir tabung


dan bagaimana baunya

Jika tidak ada lakmus, diganti dengan batang gelas dimasukkan


kedalam HCl pekat dan ditaruh diatas mulut tabung

Apa yang dapat dilihat

Hasil Pengamatan
8

C. Identifikasi Anion dengan Cara Reaksi basah


1 mL larutan 1% NaBr

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1%AgNO3

Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan

1 mL larutan 1% Na2SO4

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1% BaCl

Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan

1 mL larutan 1% K4Fe(CN)6

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1% H2SO4 pekat


dengan hati-hati menggunakan pipet tetes

Diamati apa yang terjadi

Hasil Penggamatan
9

1 mL larutan 1% H3(PO)4

Ditambahkan 1 mL pereaksi 1%
(NH4)2MoO3 dan 1 mL HNO3

Dipanaskan sebentar

Didinginkan

Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan

1 mL larutan 1% Na2C 2O4

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1% H2SO4 pekat


dengan hati-hati menggunakan pipet tetes
Diamati apa yang terjadi

Ditambahkan 1 mL pereaksi larutan


1% AgNO3

Hasil Pengamatan
10

1 mL larutan 1% Na2S2O3

Ditambahkan 1mL pereaksi larutan 1% AgNO3

Diamati apa yang terjadi pada perubahan warna


dan endapan

Hasil Pengamatan
11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Identifikasi Kation
No Perlakuan Pengamatan
1. -1 mL AgNO3 1% + 1 mL HCl -larutan berwarna putih keruh dan terdapat
-Ditambah larutan 1% NH4OH endapan putih
-tidak ada endapan
2. -1 mL larutan Pb(NO3)2 + 1 mL larutan -larutan berwarna kuning, tidak terdapat
1% KI endapan
-Dididihkan dalam penangas air lalu -larutan berwarna kuning pudar, tidak
didinginkan terdapat endapan
3. -1 mL larutan 1% HgCl2 + 1 mL larutan -larutan berwarna orange dan terdapat
1% KI -Ditambahkan 4 mL larutan KI endapan merah
-larutan tidak berwarna dan tidak terdapat
endapan
4. -1 mL larutan FeSO4 1% + 1 mL larutan -larutan tidak berwarna
NaOH 1% -terdapat endapan putih
-Dikocok
5. 1 mL larutan BaCl2 1% + 1 mL larutan -larutan berwarna putih pudar dan terdapat
(NH4)2CO3 endapan putih
-Ditambah larutan HNO3 1% -tidak terdapat endapan
6. -1 mL larutan NaOH 1% + 1 mL larutan -larutan tidak berwarna
NH4Cl 1% -kertas lakmus berwarna merah
-Dipanaskan lalu diletakkan lakmus
merah pada bibir tabung
Table 2. Hasil Identifikasi Anion
No Perlakuan Pengamatan
1. -1 mL larutan KBr 1% dimasukkan ke -larutan tidak berwarna
dalam tabung reaksi -larutan berwarna putih
-1 mL larutan KBr 1% + 1 mL larutan -terdapat endapan putih
AgNO3 -tidak ada gelembung gas
2. -1 mL larutan Na2SO4 dimasukkan ke larutan tidak berwarna
dalam tabung reaksi -larutan berwarna putih
-1 mL larutan Na2SO4 + 1 mL larutan -terdapat endapan putih
BaCl2 -tidak ada gelembung gas

3. -1 mL larutan K4Fe(CN)6 dimasukkan -larutan berwarna kuning


ke dalam tabung reaksi -larutan berwarna kehijauan
-1 mL larutan K4Fe(CN)6 + 1 mL -tidak ada endapan
larutan H2SO4 pekat
4. -1 mL larutan H3PO4 1% + 1 mL -larutan tidak berwarna
larutan (NH4)2MoO3 -larutan tidak berwarna
-Ditambah 1 mL HNO3 1% dan -terdapat endapan kuning -tidak ada
dipanaskan sebentar lalu didinginkan gelembung gas
5. -1 mL larutan Na2C2O4 dimasukkan ke -larutan tidak berwarna
dalam tabung reaksi -1 mL larutan -larutan tidak berwarna
Na2C2O4 + larutan H2SO4 pekat -terdapat gelembung gas
12

6. -1 mL larutan Na2S2O3 dimasukkan ke -larutan tidak berwarna


dalam tabung reaksi -larutan berwarna kecokelatan
-1 mL larutan Na2S2O3 + larutan -terdapat endapan hitam -tidak ada
AgNO3 1% gelembung gas

4.2.Pembahasan
A. identifikasi Kation dengan Cara Reaksi Basah
1. Reaksi basah 1 mL larutan 1% AgNO3 ditambahkan 1 mL pereaksi larutan HCL
Pertama yang dilakukan yaitu 1 mL larutan 1% AgNO3 direaksi dengan 1 mL
pereaksi lartuan 1% HCL sehingga menghasilkan larutan yang berwarna putih keruh
dan endapan putih. Hasil ini seusai dengan referensi dari Permata dkk (2019) yang
menyatakan bahwa dengan penambahan HCLpada AgNO3 akan membentuk endapan
putih. Reaksi yang terjadi yaitu :
AgNO3 + HCL AgCL+ HNO3 (Afifah Sjahbandi,2013)
Kemudian ditambahkan NH4OH ke dalam larutan tersebut. Fungsi dari penambahan
larutan tersebut adalah untuk melarutkan endapan. Larutan yang dihasilkan yaitu
larutan tanpa endapan. Reaksinya adalah
AgCl +NH4OH Cl+H2O+Ag(NH3)2 (Afufah Sjahbandi, 2013)

Gambar 4.2.1 Reaksi AgNO3 dengan HCl dan NH4OH.

2. Reaksi basah 1 mL larutan 1% Pb(NO3)2 ditambahkan 1 mL pereaksi larutan KI


Langkah pertama yaitu 1 mL larutan 1% Pb(NO3)2 direaksi dengan 1 mL pereaksi
larutan 1% KI sehingga menghasilkan larutan yang berwarna kuning tidak terdapat
endapan. Hasil ini sesuai dengan referensi dari Permata dkk (2019) yang menyatakan
bahwa dengan penambahan KI akan membentuk endapan kuning. Kemudia larutan
didihkan dan warna menjadi kuning pudar dan tidak ada endapan. Hal ini juga sesuai
dengan Permata dkk (2019). Endapan larut dalam air mendidih sehingga tidak
berwarna dan ketika didinginkan endapan akan memisah. Reaksi yang terjadi adalah :
Pb(NO3)2 + 2KI Pbi2 + 2KNO3 (Permata dkk, 2019)

Gambar 4.2.2 Larutan Pb(NO3)2 + 2Kl


13

3. Reaksi basah 1 mL larutan 1% HgCI2 ditambahkan 1 mL pereaksi KI


Pertama yaitu 1 mL larutan HgCI2 direaksikan dengan 1 mL pereaksi larutan 1% KI
sehingga menghasilkan larutan yang berwarna oranye dengan endapan berwarna
merah. Hal ini sesuai dengan referensi dari Dr. Sahirman MP (2013). Menyatakan Hg
dalam larutan KI secara perlahan-lahan membentuk endapan merah. Reaksi yang
terjadi adalah :
HgCI2 + 2KI Hgl + 2KCI (An Nes, 2014)

Gambar 4.2.3 Larutan HgCl2 + 2Kl

4. Reaksi basah 1 mL larutan 1% FeSO4 ditambahkan 1 mL pereaksi larutan NaOH


Pertama yaitu 1 mL larutan 1% FeSO4 direaksi dengan 1 mL pereaksi larutan 1%
NaOH sehingga menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hasil ini tidak sesuai
dengan referensi dari Permata dkk (2019). Seharusnya pembentukan NaOh akan
membentuk larutan berwarna putih. Kemudian larutan dikocok sehingga
menghasilkan endapan berwarna putih. Reaksi yang terjadi :
FeSO4 + 2NaOH Fe(OH)2 + Na2SO4 (An Nes,2014)

Gambar 4.2.4 Larutan FeSO4 + NaOH


5. Reaksi basah 1 mL larutan BaCI2 ditambahkan 1 mL larutan (NH4)2CO3.
Pertama yang dilakukan 1 mL1% larutan BaCI2 direaksikan dengan 1 mL peraksi
larutan 1% (NH4)2CO3. Menghasilkan larutan yang berwarna putih pudah dengan
endapan berwarna putih. Hasil in sesuai dengan referensi dari Permata dkk(2019)
yang menyatakan larutan ammonium karbonat (NH4)2CO3 yang ditambahkan akan
membentuk endapan. Raksi yang terjadi :
BaCI2+ (NH4)2CO3 BaCO3(putih) + 2HCI (Falahiyati,2013)

Gambar 4.2.5. Larutan BaCO3 + HNO3


14

Kemudian larutan ditambahkan NHO3 yang menghilangkan endapan. Hai ini sesusai
dengan referensi dari Permata dkk (2019). Menyatakan Barium akan larut dalam
HNO3 encer dan menghilangkan endapannya. Reaksi tersebut :
BaCO3+2HNO3 H2O+CO2+Ba(NO3)2
(An Nes,2014)
6. Reaksi basah 1 mL larutan NaOH ditambahkan pereaksi 1 mL larutan NH4CI
Pertama yang dilakukan yaitu 1 mL larutan NaOH direaksikan dengan 1 mL peraksi
NH4CI sehingga menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hasil ini sesusai dengan
referensi dari Wardiyah (2016), yang menyatakan campuran antara NaOH dan NH4Cl
akan menghasilkan larutan yang tidak berwarna ammonium hidroksida. Reaksi yang
terjadi :
NH4CL + NaOH NH3+H20+NaCl ( An Nes,2014)

Gambar 4.2.6 Larutan NH4Cl + NaOH

B. Identifikasi Anion dengan Cara Reaksi Basah


1. Reaksi basah 1 mL larutan 1% NaBr ditambahkan 1 mL pereaksi larutan AgNO3
Pertama yang dilakukan adalah 1 mL larutan 1% NaBr dimasukkan ke tabung reaksi
dalam keadaan tidak berwarna, kemudian larutan ditambahkan AgNO3 yang
menyebabkan larutan menjadi warna putih dengan endapan putih tanpa ada gas. Hasil
ini tidak sesaui dengan referensi dari Niwayatul (2014) yang menyatakan
pencampuran dengan argentum nitrat akan menimbulkan endapan agak kuning.
Reaksi yang terjadi :
NaBr + AgNO3 AgBr + NaNO3 (An Nes, 2014)

Gambar 4.2.7 Laritan NaBr + AgNO


15

2. Reaksi basah 1 mL larutan Na2SO4 ditambahkan dengan 1 mL larutan peraksi BaCI2


Pertama yang dilakukana dalah 1 mL larutan 1% Na2SO4 dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dengan keadaan tidak berwarna. Lalu ditambahkan peraksi 1 mL larutan 1% BaCI2
yang menyebabkan larutan menjadi barwarna putih dengan endapan putih dan tanpa gas.
Dengan begitu hasil ini sesuai dengan referensi dari Permata dkk (2019) yang menyatakan
bahwa pencampuran BaCI2 terhadao Na2SO4 akan menghasilkan endpaan warna putih karean
BaSO4 tidak larut dalam HCL encer. Reaksi yang terjadi :

Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 + 2NaCl ( A Nes, 2014)

Gambar 4.2.8 Na2SO4 + BaCl2


3. Reaksi basah 1 mL larutan K4Fe(CN) ditambahkan pereaksi 1 mL larutan H2SO4
pekat
Langkah pertama dengan mencapurkan 1 mL larutan K4Fe(CN) yang berwarna
kuning dengan larutan 1 mL H2SO4 pekat. Lalu dipanaskan dan didinginkan.
Didapatkan hsil larutan berwarna kehijauan tidak ada endapan dan terdapat
gelembung gas. Hasil ini tidak sesuai karena warna yang harus didapatkan adalah
kuning kehijauan. Menurut Permata dkk (2019), bahwa larutan K4Fe(CN) merupakan
anion yang diidentifikasikan scara basa. Akan menghasilkan warna kuning kehijauan.
Reaksi yang terjadi :
K4Fe(CN)6 + H2SO4 + H2O K2SO4 + FeSO4 + (NH4)2SO4 + CO

Gambar 4.2.9. Larutan K4Fe(CN)6 + H2SO


16

4. Pada reaksi awal anatara 1 mL 1% H3PO4 dengan 1 mL larutan HNO3 pekat


menghasilakan larutan tidak berwarna memiliki endapan berwarna kuning dan tidak
menghasilkan gelembung gas. Setelah itu, larutan dicampurkan kembali dengan
pereaksi 1 mL larutan (NH4)2MoO3 menghasilkan larutan bening tanpa ada endapan
dan tidak menghasilkan gelembung gas. Hasil ini tidak sesusai dengan referensi.
Menurut Permata dkk (2019), menyatakan PO43- termasuk anion yang diidentifikasi
dengan ada atau tidaknya endapan. Larutan H3PO4 yang direaksikan dengan reagen
ammonium molibdat berlebih dan diasamkan dengan asam nitrat dengan cara
dipanaskan untuk mempercepat reaksi, setelah dingin akan menghasilkan endapan
berwarna kuning. Reaksi yang terbentuk :
H3PO4 + 12(NH4)2MoO3 + HNO3 (NH4)3PO4.12MoO3 + 21NH4NO3 + 12H2

Gambar 4.2.10. Larutan H3PO4 + 12(NH4)2MoO3 + HNO3

5. Pencampuran reaksi antara 1 mL Na2C2O4 dengan pereaksi 1 mL larutan H2SO4


pekat yang menghasilkan larutan bening tanpa endapan serta tidak menghasilkan
gelembung gas. Hasil ini tidak sesuai dengan referensi dari Permata dkk (2019).
Menyatakan C2O44- termasuk anion dalam golongan anion sulfat yang diidentifikasi
denga nada atau tidaknya gas karbonmonoksida yang muncul saat dipanaskan serta
jika dibakar akan muncul nyala api biru. Hasil ini tidak sesuai karena pratikan tidak
melakukan pemanasan pada campuran larutan tersebut sehingga tidak menghasilkan
gas karbon monoksida. Reaksi yang terjadi :
Na2C2O4 + H2SO4 Na2SO4 + CO + CO2 + H2O (An Nes, 2014)

Gambar 4.2.11. Larutan Na2C2O4 + H2SO4


17

6. Langkah pertama yaitu menuangkan 1 mL larutan Na2S2O4 kedalam tabung reaksi.


Sehingga diperoleh larutan tidak berwarna.. Kemudian, ditambahkan larutan AgNO3
kedalam tabung reaksi. Larutan yang dihasilkan yaitu terdapat endapan putih dan
tidak ada gelembung gas. Hasil ini sesuai dengan referensi dari Ratna Kristiani (2020)
yang menyatakan bahwa natrium tiosulfat larut dalam air, tiosulfat dari timbel perak,
dan barium larut sedikit sekali. Banyak dari tiosulfat ini larut dalam larutan natrium
tiosulfat yang berlebih, membentuk garam kompleks Larutan natrium tiosulfat yang
ditambahkan AgNO3 menghasilkan endapan putih kemudian berubah menjadi kuning
coklat dan akhirnya hitam disebabkan terjadinya argentum sulfida. Reaksi yang
terjadi yaitu :
Na2S2O3 + 2AgS2O3 Ag2S2O3 + 2NaNO3 (An Nes, 2014)

Gambar 4.2.12. Larutan Na2S2O3 + 2AgS2O3


18

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1.Kesimpulan
1. Ion logam yang terdapat pada larutan logam K, Na, dan Ca bisa diindetifikasi
dengan cara menggunakan analisis kimia kualitatif. Penerapannya adalah
menggunakan reakasi basah sebagai cara untuk mengidentifikasi ion logam
tersebut.
2. Mengidentifikasi anion-anion bisa dilakukan juga dengan menggunakan reaksi
basah. Menghasilkan perubahan warna dan hasil yang berbeda pada larutan yang
dicampurkan yang mewakili anion-anion atau sisa asam dari golongan 1 sampai 4.
5.2.Saran
1. Alat yang digunakan harus steril dari zat-zat kimia lain sehingga tidak mengubah
hasil reaksi
2. Pratikkan harus lebih teliti dalam mengukur volume sehingga reaksi yang terjadi
sesuai dengan referensi
3. Lebih teliti dalam melakukan cara kerja sehingga tidak ada proses yang
terlewatkan yang menyebabkan hasil reaksi tidak sesuai dengan referensi.
19

DAFTAR PUSTAKA
Kimia, S. D. (2019). Penuntun Kimia Dasar. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Permata, d. (2019). Penuntun Pratikum Analitik 1. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Svela, G. (1985). VOGEL : Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro (Vol.
Bagian 1. Edisi V). Jakarta: PT. Kalma Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai