ANALISIS KUALITATIF
Disusun oleh :
Kelompok 3 (Tiga)
Nama Anggota :
- M. Pramudya Niko Putra Farhan
- Salsabila Rezki Ananda
- Tasya Nadia Utami
Kelas : 1 KB
Instruktur : Meilianti, S.T.,M.T.
Puji syukur kita panjatkan kehadira Tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan kekuatan dan segala pengertian sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “Analisis Kualitatif”
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar......................................................................................................... i
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................ 3
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analisis adalah salah satu cabang dari ilmu kimia yang
mempelajari yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui
komposisi, struktur, danfungsi kimiawinya. Kimia analisis telah dimanfaatkan
secara luas dalam berbagaimacam disiplin ilmu seperti kedokteran, farmasi,
arkeologi, forensik, pemantauankualitas lingkungan dan lain sebagainya (Huda,
2009).
1
Dalam percobaan ini, yang akan dianalisa adalah apakah ada kation
– kation yang terdapat di dalam sampel dan apa jenis dari kation yang
terkandung dalam sampel. Pengidentifikasian kation - kation didasarkan pada
prinsip reaksi warna.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Analisis Kualitatif
3
meniup dengan lembut sehingga kerucut dalam berayun-ayun pada
zat yang diperiksa. Suatu nyala mengoksidasi diperoleh dengan
memegang mulut pipa tiup itu kira-kira sepertiga ke dalam nyala dan
meniup lebih kuat arah sejajar dengan puncak pembakar, puncak
nyala dibiarkan mengenai zat tersebut
c) Uji nyala.
Senyawa logam tertentu diuapkan dalam nyala dalam Bunsen tak
terang memberikan warna yang karakteristik pada nyala
itu. Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga
dapat dilakukan uji warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi
kation dengan reaksi kering. Untuk uji reaksi kering metode uji nyala
yang sering dilakukan adalah:
4
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
Bersihkan sebuah kawat dengan mencelupkannya ke dalam
asam hidroklorida pekat
Panaskan pada bunsen. Ulangi prosedur ini sampai kawat
tidak menimbulkan warna pada nyala api Bunsen.
Basahi kawat dengan asam dan kemudian celupkan ke dalam
sedikit bubuk padatan yang akan diuji sehingga ada beberapa
bubuk padatan yang menempel pada kawat tersebut.
Bakar kawat pada nyala Bunsen.
Ulangi prosedur dari awal jika warna nyala memudar,
5
(2) Reaksi nyala beilshein
Biasanya dilakukan dengan cara kawat tembaga yang telah bersih
dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada
halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.
6
kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul
warna hijau.
d) Uji manik boraks
Uji manik boraks dilakukan dengan menggunakan kawat platina
membentuk suatu lingkaran kecil yang dipanasi dalam nyala bunsen
kemudian dibenamkan ke dalam bubuk boraks. Zat padat yang
menempel disimpan dalam bagian nyala yang terpanas, garam akan
membengkak dan melepaskan air kristalnya dan menyusut sebesar
lingkaran kawat platina dan membentuk manik kaca, transparan dan tak
berwarna.
Prosedur pengujian adalah sebagai berikut:
Panaskan kawat nikrom sampai pijar
Setelah pijar masukan kedalam natrium yang akan diuji :
Panaskan kembali sampai membentuk manik mirip kaca
Masukan kedalam sampel yang akan dianalisis
Panaskan dalam nyala reduksi dan oksidasi
Amati manik yang terbentuk pada setiap pengujian nyala reduksi dan
oksidasi dalam keadaan panas dan dingin
Setelah dilakukan tiap uji manik dilepaskan dengan cara bersihkan
kawat nikrom dari kawat sebelumnya dengan cara dipukuk-pukul
bagian kawat yang terdapat maniknya setelah bersih celupkan
kedalam HCl lalu panaskan sampai pijar
Panaskan kawat nikrom sampai pijar
Setelah pijar masukan kedalam natrium yang akan diuji
Panaskan kembali sampai membentuk manik mirip kaca
Masukan kedalam sampel yang akan dianalisis
Panaskan dalam nyala reduksi dan oksidasi
Amati manik yang terbentuk pada setiap pengujian nyala reduksi dan
oksidasi dalam keadaan panas dan dingin
7
Setelah dilakukan tiap uji manik dilepaskan dengan cara bersihkan
kawat nikrom dari kawat sebelumnya dengan cara dipukul-pukul
bagian kawat yang terdapat maniknya setelah bersih celupkan kedalam
HCl lalu panaskan sampai pijar
2) Reaksi Basah
Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan.
Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan
pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis
kualitatif dilakukan dengan cara basah. Reaksi basah dilakukan
terhadap zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan
terbentuknya endapan, pembebasan gas dan perubahan warna. Reaksi basah
merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang sering digunakan pada
umumnya.
8
a) Reaksi Pengendapan
b) Reaksi Asam-Basa
c) Reaksi Redoks
Zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkan dengan air,
merupakan pengoksidasi kuat yang dipengaruhi oleh pH dari mediumnya.
9
dalam asam, MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2+ (warna merah muda) + 4H2O
dalam larutan netral, MnO4- + 4H+ + 3e →MnO2 (endapan coklat) +
2H2O
dalam larutan basa, MnO4- + e → MnO42- ( warna hijau)
Keterangan:
a = daerah suhu rendah
b = daerah nyala paling panas
c = daerah oksidasi bawah
d = daerah oksidasi atas
e = daerah reduksi atas
f = daerah reduksi bawah
Secara garis besar nyala api Bunsen terdiri atas tiga bagian yaitu
1. Kerucut dalam ADB yang berwarna biru, di mana dalam kerucut dalam ini
sebagian besar terdiri atas gas-gas yang tidak terbakar.
10
2. Ujung terang D yang hanya tampak bila lubang udara sedikit ditutup.
Uji pendahuluan yang kedua adalah reaksi nyala kation. Reaksi nyala
kationdilakukan dengan cara mencelupkan kawat ni-krom ke dalam larutan
HCl terlebih dahulukemudian dibakar. Fungsi dari larutan HCl adalah untuk
11
membilas atau mengangkatkotoran pada kawat sehingga memudahkan dalam
identifikasi.
Klasifikasi Kation
2. Golongan II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut,
kadmium, arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan
timah(III) (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIa
dan keenam yang terakhir sub-golongan IIb. Sementara sulfida dari kation
dalam golongan IIa tak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida
dari kation dalam golongan IIb justru dapat larut.
12
3. Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrongen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dengan
suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah
kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan
mangan(II). Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation
didefinisikan ke dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifatnya terhadap
pereaksi. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu secara
sistematik, dapat ditetapkan ada atau tidaknya kation-kation berdasarkan
golongannya
4. Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I,
II, III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat
dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium, dan barium.
Klasifikasi Anion
13
dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini
mengandung hanya satu atom.
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif
lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam
larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Kelas A
a. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer :
Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide,
nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
2. Kelas B
14
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Analisis kualitatif yang bertujuan untuk mengenali komposisi atau struktur
bahan kimia cukup banyak jenisya. Sesuai dengan jenis bahan kimia yang
terdapat dalam sampel analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi
bagian kajian dari kimia organik sehingga tidak dimasukan dalam bagian kimia
analitik. Bahan kimia dalam sampel organik juga cukup banyak ragamnya
sesuai dengan struktur dari bahan tersebut. Bahan kimia organik molekuler
berbeda cara penetapannya dengan bahan kimia anorganik ionik. Dimana kation
tersebut memiliki 5 golongan dan anion memiliki 3 gologan yaitu, gol sulfat,
gol halide, dan gol nitrat.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2012.
http://coretanwanitabiasa007.blogspot.com/2012/11/klasifikasi-kation-
dan-anion.html?m=1 diakses pada tanggal 19 Oktober 2020
2. Anonim, 2019. https://www.bukusekolah.net/2019/04/analisis-reaksi-
kering-dan-reaksi-basa.html diakses pada tanggal 19 Oktober 2020
3. Fajar Ramdhan, 2018.
https://id.scribd.com/document/391633607/Percobaan-i-Analisis-
Pendahuluan diakses pada tanggal 19 Oktober 2020
4. Halima Siregar,2017. https://id.scribd.com/doc/307198573/BAB-I-
KIMIA-ANALISA-KUALITATIF diakses pada tanggal 19 Oktober
2020
5. Sutresna, 2007.
https://www.google.co.id/amp/s/pdfslide.net/amp/documents/laporan-
analisis-kualitatif-uji-pendahuluan.html diakses pada tanggal 19
Oktober 2020
16