Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

MATA KULIAH PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

DOSEN PENGAMPU : Dr. Puspita Nurlitasari., S.T

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


FATHIMAH AZZAHRA 200104007
HASNA LABIBAH MARDYAH 200104010
PARHAN JAJULI 200104014
RIFANY URUBA IKLIMATUNNISA 200104016
CHRISTINA WIJAYA 200104026
IMAM FATUROHMAN 200104027
UNIK WAHYUNI 200104058
ISMI FATHIYA KHOIRUNNISA 200104050

PRODI TEKNOLOGI PANGAN HALAL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..1
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………2
A. 5W+1H Identifikasi Anion dan Kation……………..………………………………….2
B. Maksud dan Tujuan Percobaan………………………………………………………...3
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………………………..4
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………………..7
I. Alat dan Bahan …………………………………………………………………………7
II. Prosedur Kerja ………………………………………………………………………..7
BAB IV HASIL PENGAMATAN VIDIO PRAKTIKUM……………………………………...10
BAB V PENUTUP………………………………………………………………………………12
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………12

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. 5W+1H Identifikasi Anion dan Kation


Kation adalah atom unsur yang melepaskan elektron kulit terluar agar konfigurasi
elektron mencapai keadaan oktet atau stabil. Anion adalah ion bermuatan negatif sedangkan
kation bermuatan positif. Michael Faraday memperkenalkan kata anion untuk ion bermuatan
negatif, dan kation untuk ion bermuatan positif . Saat ion terbentuk, sebuah atom akan melepas
atau menerima elektron. Jika atom menerima elektron, maka akan berubah menjadi atom
bermuatan negatif (anion). Contohnya, Cl-, Br-, OH-, dsb. Sedangkan, ketika atom melepaskan
elektron, maka atom akan bermuatan positif (kation). Contohnya, Na+, K+, Ca+ , dsb.
Dalam tata nama senyawa ion kita perlu menggunakan kation dan anion, karena senyawa
ion terdiri dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif). Sehingga pada penamaannya kation
dan anion jangan diperlukan untuk menyusun nama senyawa ion. Dimana anion dan kation
diletakan dalam penamaan senyawa ion? nama senyawa ion terdiri dari nama kation di awal
kemudian diikuti dengan nama anion di akhir. Contoh:
KBr : kalium bromida
BaCl2 : barium klorida
Ag2S : perak sulfida
Al(NO3)3 : aluminium nitrat
FeS : besi(II) sulfida
Fe2O3 : besi(III) oksida
CuSO4 : tembaga(II) sulfat
NH4CN : amonium sianida
Bagaimana tata cara penamaan Senyawa Ion menggunakan kation dan anion
1. KATION
- Kation dari unsur logam diberi nama sama dengan unsur logam tersebut.
Contoh: ion natrium (Na+), ion kalsium (Ca2+), ion perak (Ag+)
- Jika logam dapat membentuk kation dengan muatan berbeda, jumlah muatannya
ditulis dengan angka Romawi dalam tanda kurung setelah nama unsur logam itu.
Contoh: ion besi(II) (Fe2+), ion besi(III) (Fe3+)
- Kation dari unsur nonlogam umumnya memiliki akhiran -ium.
Contoh: ion amonium (NH4+), ion hidronium (H3O+)
2. ANION
- Anion monoatom diberi nama dengan akhiran -ida pada nama unsur tersebut.
Contoh: ion hidrida (H−), ion oksida (O2−), ion nitrida (N3−), ion fluorida (F−)
- Anion poliatom yang mengandung unsur oksigen (oksoanion) diberi nama dengan
akhiran -at ataupun -it. Akhiran -at digunakan untuk anion poliatom yang
memiliki atom O lebih banyak dibanding anion dengan akhiran -it.

2
Contoh: ion nitrat (NO3−), ion nitrit (NO2−). ion sulfat (SO42−), ion sulfit
(SO32−)
- Anion yang diturunkan dari penambahan H+ pada oksoanion diberi nama dengan
menambahkan awalan hidrogen atau dihidrogen.
- Contoh: ion hidrogen karbonat (HCO3−), ion dihidrogen fosfat (H2PO4−)

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


 Maksud Percobaan
1. Mengetahui dan memahami analisis kation dan anion serta memahami
karakteristik suatu sampel.
 Tujuan Percobaan
2. Menentukasn sifat dan karakteristik dari satu sampel
3. Menentukan golongan dan spesifik kation dari sampel
4. Menentukan golongan dan spesifik anion dari sampel

3
BAB II
LANDASAN TEORI

Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-
cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Pada dasarnya konsep
analisis kimia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu analisis kimia yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau bahan yang tidak diketahui. Sedangkan analisis kuantitatif yaitu analisis
kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada dalam suatu sampel
(contoh).
Ada dua aspek penting dalam analisis kimia cara kualitatif, yaitu pemisahan dan
identifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, keasaman, pembentukan senyawa
kompleks, oksidasi reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Pada dasarnya, sebelum suatu
bahan dianalisis secara kuantitatif, perlu dilakukan terlebih dahulu analisis kualitatif.
Setelah melakukan analisis kualitatif maka diketahui komponen apa atau pengotor apa
dalam sampel tertentu, hal ini seringkali diperlukan informasi tambahan mengenai berapa
banyaknya masing-masing komponen atau pengotor tersebut.
Suatu analisa kimia sebenarnya terdiri atas empat langkah utama, yaitu; pertama
pengambilan atau pencuplikan sampel (sampling), yakni memilih suatu sampel yang
mewakili dari bahan yang akan dianalisis.Kemudian mengubah analitnya menjadi suatu
bentuk yang sesusi untuk pengukuran. Selanjutnya melakukan pengukuran. Dan terakhir
perhitungan dan penafsiran pengukuran.
Analisis kimia kuantitatif yang klasik menyangkut analisis gravimetri dan titrimetri.
Dalam analisis gravimetri, zat yang akan ditentukan diubah ke dalam bentuk endapan
yang sukar larut, selanjutnya dipisah dan ditimbang. Sedangkan analisis titrimetri yang
sering disebut analisis volumetri, zat yang akan ditentukan dibiarkan bereaksi dengan
suatu pereaksi yang diketahui sebagai larutan standar (baku). Kemudian volume larutan
tersebut yang diperlukan untuk dapat bereaksi sempurna tersebut diukur. Selain kedua
metode analisis tersebut diatas, dalam analisis dasar ini akan dipelajari pula metode
spektroskopi absorbsi.
Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektik utuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode kualitatif kita
menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik.
Kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan.
Adapun jenis analisis yang sering digunakan yaitu analisis semimikro. Hal ini karena
adanya keuntungan pada analisis semimikro. Adapun keuntungan analisis semimikro
yaitu penggunaan zat yang sedikit, kecepatan analisis tinggi, ketajaman pemisahan yang
meningkat, penggunaan asam sulfida lebih sedikit, dan dapat menghemat peralatan.

4
Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara basah
digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. Cara kering
hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan informasi tersebut bersifat jangka
pendek. Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan tiga, yaitu pertama reaksi
nyala dengan kawat nikrom. Biasanya dilakukan dengan cara sedikit zat dilarutkan ke
dalam HCl pekat, diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom
yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi. Kedua
reaksi nyala beilshein. Biasanya dilakukan dengan cara kawat tembaga yang telah bersih
dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala
yang terjadi berwarna hijau. Ketiga reaksi nyala untuk borat. Dilakukan dengan cara
cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes
metanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna
hijau. Sedangkan cara basah dapat digunakan untuk analisis makro, semimakro, dan
mikro sehingga banyak keuntungan yang didapat, misalnya reaksi terjadi dengan cepat
dan mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya
endapan, perubahan warna larutan, dan timbulnya gas. Kation biasanya bereaksi dengan
reagen tertentu yang ditandai dengan terbentuknya endapan atau tidak. Jadi, bisa
dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut. Kation adalah ion yang
bermuatan positif,ada juga pengertian lain yaitu atom yang bermutan positif jika
kekurangan elektron. Anion adalah ion yang bermuatan positif, dan bisa juga di artikan
atom yang bermuatan negatif jika kelebihan elektron.
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan kedalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap reagen, kation terbagi menjadi
lima golongan, yaitu:
● Golongan I yang membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion - ion yang termasuk
dalam golongan ini adalah timbal(I), raksa (I) dan perak(I).
● Golongan II yaitu kation yang tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi akan membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk
dalam golongan ini adalah merkurium(I), tembaga, bismut, kadmium, arsenic(III), stibium(III),
stibium(V), timah(II) dan timah(IV).
● Golongan III yaitu golongan yangmembentuk endapan dengan ammonium sulfit dalam
suasana netral . Kation golongan ini antara lain nikel (II), besi (II), kromium(III), alumunium,
zink, mangan(II),kobalt (II), bes (III).
● Golongan IV akan membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan ini adalah kalsium,
stronsium dan barium.
● Golongan V merupakan kation-kation yang umum, dan biasa disebut juga golongan sisa
karena tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk

5
dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium amonium, litium, dan hidrogen.
Sedangkan anion umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu golongan sulfat; SO42-, SO32-,
PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42- , AsO43- , golongan halida; Cl- , Br- , I- , S2- dan
golongan nitrat; NO3- , NO2- , C2H3O2-.
Untuk menganalisis anion kation ada beberapa tahapan yang bisa kita lakukan yaitu
pertama uji pendahuluan yang bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah
sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh sampel yang ingin di ketahui atau uji.
Setelah uji pendahuluan, dilakukan organoleptis (menggunakan panca indra) yang di uji
biasanya berupa bentuk,warna,bau dan rasa. Tahap selanjutnya uji sifat fisik,yaitu berupa
kelarutan,keasaman,sublimasi. Kemudian melakukan mikroskopis, yaitu melihat bentuk
kristal senyawa uji yang khas di bawah mikroskop, dan terakhir reaksi nyala (Flame Test)
di lakukan dengan cara menggunakan kawat Pt atau Nicrom yang di bakar di atas api
bunsen atau api oksidasi.
Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik
dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing golongan kedalam sub
golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan
perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan.
Setelah ion-ion ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan
tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana asam setelah endapan
dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisah
golongan ini. Analisis anion dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik dari sampel
yang diuji meliputi perubahan warna, terjadinya gas/bau dari sampel yang diuji, ketika
penambahan asam sulfat encer atau pekat. Untuk menganalisis anion dalam larutan, maka
harus bebas dari logam berat dengan cara menambah larutan Na2CO3 jenuh, lalu
dididihkan. Dalam hal ini logam-logam tersebut akan terlarutkan sebagai garam karbonat,
sedangkan anionnya terlarut sebagai garam natrium.
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang
berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun
sentrifus. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu,
konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar
kelarutan endapan kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku
sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar
pemisahan kation. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu
yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi
pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa
memberikan eek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya
pembentukan kompleks yang dapat larut dengan ion sekutu tersebut. Perubahan kelarutan
karena komposisi pelarut mempunyai sedikit arti penting dalam analisis kualitatif. Jika

6
hasil kali ion lebih besar dari hasil kali kelarutan suatu endapan, maka akan terbentuk
endapan.

BAB III
METODE PENELITIAN

I. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Gelas beker
- Bunsen
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut :
- Larutan Pb(NO3)2 - Larutan Na2S
- Larutan HgCl2 - Larutan CH3COONa
- Larutan CdI2 - Larutan Na2CO3
- Larutan NaCl - Larutan Na2SO3
- Larutan NaBr - Larutan Na2SO4
- Larutan KI

II. Prosedur Kerja


Identifikasi Kation
 Pb2+
a. Perlakuan 1
Masukkan 3 tetes Pb2+ kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan larutan
Kalium iodida sebanyak 3 tetes, lalu panaskan diatas bunsen (lakukan pemanasan
hingga latutan mendidih, setelah itu celupkan tabung reaksi kedalam air es.

7
b. Perlakuan 2
Masukkan Pb2+ 3 tetes, tambahkan NaOH sebanyak 2 tetes kemudian kocok.
c. Perlakuan 3
Masukkan H2SO4 3 tetes pada Pb2+ kemudian kocok
 Hg2+
a. Perlakuan 1
Hg2+ dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan Kalium
Iodida.
b. Perlakuan 2
Hg2+ tiga tetes masukkan kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan NH3
 Cu2+
a. Perlakuan 1
Cu2+ 3 tetes masukkan kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan NH3
berlebih.
b. Perlakuan 2
Cu2+ 3 tetes masukkan kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan NaOH
(dilakukan didalam air es)
c. Perlakuan 3
3 tetes Cu2+ dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan 3 tetes
Kalium Iodida.
 Cd2+
a. Perlakuan 1
Masukkan Cd2+ kedalama tabung reaksi sebanyak 3 tetes kemudian
tambahkan NH3 sebanyak 3 tetes
b. Perlakuan 2
Masukkan 3 tetes Cd2+ kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan NaOH.
Identifikasi Anion
 Cl-
a. Perlakuan 1
Masukkan 3 tetes Cl- kedalam tabung reaksi kemudian masukkan 3 tetes pula
larut baru AgNO3, lalu dikocok.
b. Perlakuan 2
Masukkan 3 tetes Cl- kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan AgNO3
sebanyak 3 tetes.

c. Perlakuan 3
Masukkan Cl- 3 tetes kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan AgNO2
kemudian tambahkan lagi NH3 6 molar sebanyak 3 tetes lalu kocok.
 Br-
a. Perlakuan 1
Masukkan 3 tetes Br- kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan 3 tetes
H2SO4 lalu panaskan diatas bunsen.

8
 I-
a. Perlakuan 1
Masukkan 3 tetes I- kedalam tabung reaksi (sambil dicelupkan didalam air es)
kemudian tambahkan H2SO4 pekat.
b. Perlakuan 2
Buatlah 3 perlakuan
- Masukkan I- sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi kemudian
tambahkan AgNO3 kemudian kocok, lalu setelah itu masukkan HNO3
encer lalu kocok.
- Masukkan I- sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi, tambahkan
AgNO3 kemudian tambahkan Na2S2O3 lalu kocok.
- Masukkan 3 tetes I- kedalam tabung reaksi, tambahkan AgNO3
kemudian tambahkan NH3 6 molar lalu dikocok.

 S2-
a. Perlakuan 1
Masukkan 3 tetes S2- kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan 3 tetes
AgNO3.
 CH3COO-
a. Perlakuan 1
Masukkan 3 tetes CH3COO- kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan
BaCL2 lalu panaskan diatas bunsen kemudian tambahkan HCl 0,1 normal
sebanyak 3 tetes.
 S2O3 2-
Masukkan 3 tetes S2O3 2- kedalam tabung reaksi, tambahkan AgNO3 sebanyak
3 tetes
 SO4 2-
a. Perlakuan 1
Masukkan 3 tetes SO4 2- kedalam tabung reaksi, tambahkan BaCl2 kemudian
kocok.
b. Perlakuan 2
Masukkan 3 tetes SO4 2- kedalam tabung reaksi, tambahkan PbCH2(COO)2
sebanyak 3 tetes kemudian kocok.

9
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Uji spesifik kation

No. Kation Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Pb2+ - Pb2+ + 3 tetes KI - Endapan
- Pb2+ + reagen NaCH 2 berwarna
tetes emas
- Pb2+ + 3 tetes H2SO4 - Endapan
berwarna
putih
- Endapan
berwarna
putih
2. Hg2+ - Menambahkan KI - Endapan
- 2 tetes Hg2+ + NH3 berwarna
merah
- Muncul
endapan
berwarna
putih
3. Cu2+ - Cu2+ 3 tetes - Warna
ditambahkan NH3 birunya
- Cu2+ + NaOH didalam berubah
air es + dipanaskan lebih tua
- Cu2+ + KI 3 tetes - Warna biru
yang lebih
gelap
- Endapan
berwarna
coklat
4. Cd2+ - Cd2+ + NH3 3 tetes - Endapan
- Cd2+ + NaOH berwarna

10
putih
- Endapan
berwarna
putih

B. Uji spesifik anion

No. Anion Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Cl- - NaCl+AgNO3+HNO3 - Endapan
encer tidak larut
- NaCl + AgNO3 + NH3 6 - Endapan
Molar 3 tetes putih larut
2. Br- - NaBr + H2SO4 pekat 3 - Uap
tetes + dipanaskan berwarna
coklat
3. I- - KI 3 tetes + di dalam - Larutan
larutan es + H2SO4 Pekat berwarna
- KI + AgNO3 bikin 3 kuning
perlakuan : kecoklatan
1. KI + AgNO3 + HNO3 - Endapan
encer kuning
2. KI + AgNO3 + NaSO3 1. endapan
3. KI + AgNO3 + NH3 6 tidak larut
molar 2. larutan
tidak
terdispersi
3. terdispersi
4. S2- - 3 tetesan Na2S + AgNO3 - Endapan
3 tetes + dipanaskan hitam coklat,
endapan tidak
larut
5. CH3COO- - 3 tetes CH3COONa + - Endapan
FeCl3 3 tetes + berwarna
dipanaskan coklat
6. CO3 2- - Na2CO3 3 tetes + BaCl2 - Endapan
+dipanaskan + HCL 0,1 putih larut
Molar 3 tetes
7. S2O3 2- - Na2SO3 3 tetes + AgNO3 - Endapan
3 tetes putih menjadi
kuning

11
menjadi
coklat
menjadi
hitam
8. SO4 2- - Masukan SO4 2- tiga - Endapan
tetes + BaCl2 putih
- Masukan 3 tetes SO4 2- + - Terbentuk
PbCH3(COO)2 sebanyak endapan
3 tetes putih

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Setelah melakukan praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
melakukan analisis kualitatif untuk mengidentifikasi keberadaan kation dan anion di
dalam suatu sampel digunakan uji spesifik. Dengan penambahan reagen tertentu pada
larutan yang diuji, dapat diamati ciri berupa endapan dan perubahan warna dari masing-
masing larutan yang menunjukkan ada tidaknya kation dan anion dalam larutan sampel.
II. Saran Adapun saran yang kami ajukan setelah melakukan praktikum ini yaitu
sebaiknya dalam uji kation dan anion ini larutan yang akan dijadikan sampel sebaiknya
dilakukan penambahan, guna dapat menambah pengetahuan mengenai larutan sampel
yang terjadi perubahan saatdilakukan pengujiannya.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9739659/Laporan_Praktikum_Kation_Anion
http://eprints.unpam.ac.id/8793/1/TKM0201_PRAKTIKUM%20KIMIA%20ANALISA-full.pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa/issue/download/2235/100
https://www.slideshare.net/mobile/wd_amaliah/laporan-praktikum-uji-anion-dan-kation
https://wytr33.wordpress.com/2013/01/03/analisis-anion-kation-bagian-2/
https://www.slideshare.net/mobile/180774/analisis-kation-dananion-25872401
https://id.scribd.com/doc/175431724/jurnal-Analisis-Anion
https://www.slideshare.net/mobile/wd_amaliah/laporan-praktikum-uji-anion-dan-kation

13
14

Anda mungkin juga menyukai