Anda di halaman 1dari 25

PERCOBAAN 1 :

IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mempelajari metode analisis kualitatif untuk identifikasi kation
2. Mengetahui reaksi penetapan untuk kation
3. Mempelajari metode analisis kualitatif untuk identifikasi anion

II. Keselamatan Kerja


Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam
percobaan ini adalah:
1. Hati–hati saat bekerja dengan larutan kimia.
2. Perhatikan MSDS dari tiap bahan yang digunakan dalam praktikum
ini (MSDS terdapat dalam lampiran).
3. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke wadah buangan limbah
padat.
4. Peralatan gelas ditangani dengan hati-hati.
5. Hati-hati saat bekerja dengan listrik.

III. Dasar Teori


Praktikum Kimia Analisis yang dilaksanakan dibagi pada dua
golongan utama yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif meliputi analisis kation dan anion, sementara
analisis kuantitatif untuk metoda titrasi dan metoda instrumentasi.
Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah
ion yang bermuatan negatif. Ion satu dengan lainnya dapat
dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation
dan anion merupakan penyusun suatu senyawa, sehingga untuk
menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat
dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion yang
dikandungnya. (Bassett, 1994)
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation
yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh
dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan
atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari
kation tersebut. (Ismono, 1978)
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis zat atau
komponen yang terkandung dalam suatu sampel. Analisis kualitatif
dilakukan sebelum melakukan analisis kuantitatif, karena perlu
diketahui komponen yang terkandung dalam suatu sampel untuk
menyesuaikan metode yang digunakan. Analisis kualitatif secara
konvensional dapat dilakukan secara visual, baik dalam keadaan
kering maupun basah. Dalam keadaan kering analisis dapat
dilakukan melaui pengenalan bentuk dan warna, bau serta warna
nyala. (Khopkar, 1990)
Untuk mempermudah pengujian kation dan anion secara
bersamaan, Proses analisis diawali dengan pembuatan ekstrak
soda, dimana endapan/residu yang terbentuk digunakan untuk uji
kation dan filtratnya digunakan untuk uji anion. Pengujian kation
yang diendapkan sebagai karbonat kemudian dilarutkan dengan
HCl dan dipanaskan untuk menghilangkan karbonatnya (pelepasan
CO2). Pengendapan selanjutnya hanya dikelompokkan sebagai
golongan kation yang mengendap dengan penambahan klorida,
hidroksida dan/atau karbonat.Dengan adanya pengelompokan yang
tealah disederhanakan ini diharapkan dapat lebih mempersingkat
pada analisis selanjutnya. Langkah pengujian selanjutnya adalah uji
identifikasi dengan menggunakan pereaksi khusus sesuai dengan
jenis kation atau anion yang telah diduga sebelumnya melalui
reaksi penggolongan sebelumnya. Pada analisis basah terdapat
beberapa tahapan. Langkah pertama yang dilakukan adalah
dengan cara melarutkan sampel dengan pelarut yang sesuai.
Pelarut pertama yang digunakan adalah air. Jika sampel tidak larut
dalam air, maka selanjutnya dapat digunakan asam klorida, asam
nitrat dan air raja (HNO 3 : HCl 1:3). Untuk keperluan pengujian
kelarutan ini, selalu menggunakan zat dalam jumlah yang sesedikit
mungkin dalam volume pelarut yang sesuai. Mula-mula pengujian
kelarutan dilakukan dalam keadaan dingin,jika setelah dikocok
dengan kuat tidak memberikan hasil (tidak larut) maka dilanjutkan
dengan pemanasan. Jika dalam keadaan panas tidak juga larut
walaupun sudah dilakukan pengocokan/pengadukan, maka
dilanjutkan dengan menggunakan pelarut lainnya sesuai dengan
urutan yang telah disebutkan sebelumnya. Jika sudah ditemukan
pelarut yang sesuai, dapat dilakukan analisis lebih lanjut, yaitu
analisis pengenalan kation. Dalam sampel yang nyata biasanya
terdapat lebih dari dua senyawa, maka diperlukan metode/cara
analisis yang sistematis untuk dapat menentukan secara pasti
komponen yang terdapat dalam suatu sampel tersebut. (Vogel,
1985)
Kelima golongan kation dan ciri khas golongan-golongan ini
adalah sebagai berikut:
Golongan I : kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer.
Golongan II : kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam
klorida, tetapi membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer.
Golongan III : kation golongan ini tak bereaksi dengan asamm
klorida encer, ataupun dengan hydrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral atau amoniak.
Golongan IV : kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia
golongan I, II, III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan
amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam.
Golongan V : kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
reagensiareagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan
kation yang terakhir. (Raymond, 2005)
Pemisahan anion-anion yang memungkinkan adalah
menggolongkannya dalam golongan-golongan utama¸ berdasarkan
pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya
dan garam zinknya.
Pada analisis sistematik dari kation maka golongan logam-logam
yang akan diidentifikasidipisahkan menurut golongan berikut:
a. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan
asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb2+, Ag+, Hg+,
Hg2+.
b. Golongan II : Kation golongan ini tidak membentuk dengan
asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini
adalah Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, Sb3+, Sn2+.
c. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam
klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalamsuasana netral / amoniakal.
Kation golongan ini Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
d. Golongan IV : Kation golongan ini tidak membentuk endapan
dengan pereaksigolongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan denganammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalamsuasana netral atau sedikit asam. Ion
golongan ini adalah Ba, Ca, Sr .
e. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi
dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan
golongan kation yangterakhir. Kation golongan ini meliputi :
Mg2+, K+, NH4+. (Raymond, 2005)
Identifikasi Anion dilakukan setelah dilakukan identifikasi
terhadap kation, identifikasi anion relatif lebih sederhana karena
gangguan-gangguan ion-ion lain yang ada dalam larutan masih
mungkin untuk diabaikan.
Secara umum, anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Golongan Sulfat : SO42-, CO32-, Cr2O42-, AsO43-, AsO33-, PO43-,
SO32-, BO33-.
2. Golongan Halida : Cl-, Br-, I-, S2-.
3. Golongan Nitrat: NO3, NO2, CH3COO-.
Uji pendahuluan yang dilakukan terhadap sampel yang
dianalisis dapat memberikan petunjuk yang sangat penting dan
akan memudahkan analisis lebih lanjut. Untuk beberapa ion
tertentu uji pendahuluan sudah memberikan kepastian. Beberapa
uji pendahuluan yang akan kita kerjakan dalam praktikum kali ini
adalah:
1. Uji pendahuluan secara organoleptis
2. Uji pendahuluan untuk kation
3. Uji pendahuluan untuk anion (Raymond, 2005)

IV. Peralatan yang digunakan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
- Tabung reaksi - Gelas arloji
- Pipet tetes - Gelas kimia/beker
- Penjepit - Kertas saring
- Pembakaran spiritus - Corong pisah

V. Bahan yang digunakan


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
- Pb(NO3)2 0,25 - HgCl2 0,05 M
- HCl 1 M - Kl 0,1 M
- KOH 0,5 M - AgNO3
- CuSO4.5H2O 0,1 M- H2SO4
- CdSO4 0,25 M - Na2SO4
- AlCl3 0,33 M - HCl
- Na2CO3 0,5 M - K2CrO4
- CoCl2.6H20 0,2 M - K2Cr2O7
- CaCl2.2H2O 0,5 M - CH3COONa
- H2SO4 - KMnO4
- Ba (NO3)2 0,25 M - Na2CO3
- NaCl

VI. Prosedur percobaan


A. Identifikasi kation

Mahasiswa diberi sampel yang berisi 3 jenis kation

Dari sejumlah sampel tersebut, mahasiswa dipersilahkan


mengidentifikasi jenis kation di dalam sampel tersebut .

Prosedur analisa kation di bawah ini merupakan salah satu


pilihan untuk penentuan jenis kation:

Identifikasi Kation Golongan I (Ag+, Hg+, Hg2+, Pb2+):


Identifikasi Kupri (Cu2+ )

 Tambahkan larutan KOH/NaOH, muncul endapan biru.


Bila dipanasi menjadi endapan hitam
 Tambahkan Larutan KI, muncul endapan putih dengan
warna larutan cokelat.

Identifikasi Aluminium (Al3+)

 Tambahkan larutan KOH/NaOH, muncul endapan putih


seperti dadih
 Tambahkan larutan Na2CO3 sedikit demi sedikit muncul
endapan yang akan larut dalam reagen .berlebih
B. Identifikasi anion secara langsung

Anion golongan I (Cl-, Br-, SO42- , SO32- )


Larutan uji larutan pereaksi
1 NaCl + AgNO3
NaCl + H2SO4
2 Na2SO4 + BaCl2 + HCl
Na2SO4 + AgNO3

Anion golongan II (S2O3 2- , S2- , PO43- , CrO42- , CrO72- )


Larutan uji larutan pereaksi
1 K2CrO4 + H2SO4
K2CrO4 + AgNO3
2 K2Cr2O7 + H2SO4
K2Cr2O7 + AgNO3

Anion golongan III (CH3COO- , NO2- , CO3 2- , NO3- )


Larutan uji larutan pereaksi
1 CH3COONa + H2SO4, panaskan
CH3COONa + AgNO3
2 NaNO2 + HCl
NaNO2 + AgNO3
NaNO2 + FeSO4 + H2SO4
NaNO2 + KMnO4 + H2SO4
Larutan uji larutan pereaksi
3 Na2CO3 + HCl
Na2CO3 + BaCl2
4 NaNO3 + HCl
NaNO3 + FeSO4 + H2SO4 (p)
NaNO3 + H2SO4

VII. Hasil Pengamatan


A. Identifikasi Kation :

No Kation Perlakuan Pengamatan


+ HCl 6 M - Endapan + warna keruh
+ Air panas - Endapan + warna jernih
1. Sampel A + K2CrO4 - Yellow solid (Pb2+)
+ NH3 6M - Endapan putih
+ Ag(NH3)2 - White precipitate (AgCl)
+ HCl 1M - Endapan putih
+ KI - Setelah dipanaskan ,dan
2. Sampel B di biarkan sampai dingin
muncul endapan kuning

+ KOH - Endapan putih seperti


dadih
3. Sampel C + Na2CO3 - Endapan yang larut dalam
reagen
B. Analisis Anion :
 Anion Golongan I

N Larutan uji Larutan pereaksi Hasil


o
1. NaCl AgNO3 Endapan putih Larutan keruh
NaCl H2SO4 Tidak bereaksi
2. Na2SO4 BaCl2 + HCl Endapan putih Larutan keruh
Na2SO4 AgNO3 Endapan warna bening

 Anion Golongan II

N Larutan Uji Larutan pereaksi Hasil


O
1. K2CrO4 H2SO4 Larutan warna orange
K2CrO4 AgNO3 Endapan merah bata
2. K2Cr2O7 H2SO4 Larutan warna orange
K2Cr2O7 AgNO3 Endapan warna cokelat

 Anion Golongan III

N Larutan Uji Larutan pereaksi Hasil


O
CH3COONa H2SO4, panaskan Tidak bereaksi
1.
CH3COONa AgNO3 Endapan putih
Larutan keruh
2 NaNO2 HCl Gelembung gas muncul
NaNO2 AgNO3 Endapan putih
NaNO2 FeSO4 + H2SO4 Larutan hijau kekuningan
NaNO2 KMnO4 + H2SO4 Tidak bereaksi

selanjutnya

(tabel dibaliknya)

3 Na2CO3 HCl Tidak bereaksi


Na2CO3 BaCl2 Terbentuk gelembung
Larutan putih pekat
4 NaNO3 HCl Tidak bereaksi
NaNO3 FeSO4 + H2SO4 Tidak bereaksi
(p)

NaNO3 H2SO4 Tidak bereaksi

VIII. Tugas
Selesaikanlah tugas-tugas berikut untuk melengkapi laporan
sementara percobaan ini!
1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi saat percobaan ini!

 Anion golongan I
1. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
2. 2NaCl+H2SO4 2HCl + Na2SO4
3. Na2SO4 + BaCl2 + HCl BaSO4 + HCI + 2NaCl
4. Na2SO4 + 2AgNO3 2NaNO3 + Ag2SO4

 Anion golongan II
1. 2 K2CrO4 + H2SO4 K2CrO7 + K2SO4 + H2O
2. K2CrO4 + 2AgNO3 2KNO3 + AgCrO4
3. K2Cr2O7+2H2SO4 2K2SO4 + 2Cr2(SO4)3+8H2O + 3O2
4. 2K2Cr2O7+2AgNO3 2KNO3 + AgCr2O7

 Anion golongan III


1. 2CH3COONa + H2SO4 NaSO4 + 2CH3COOH
2. CH3COONa + AgNO3 CH3COOAg + NaNO3
3. NaNO2 + HCl NaCl + HNO2
4. NaNO2 + AgNO3 NaNO3 + AgNO2
5. 4NaNO2+FeSO4+4H2SO4 4H2O + Fe(SO4)3 + 4NO +
2Na2SO4
6. 5NaNO2+2KMnO4 + 3H2SO4 3H2O + K2SO4 + 2MnSO4
+ 5NaNO3
7. Na2CO3+HCl H2O + CO2 + 2NaCl
8. Na2CO3+BaCl2 2NaCl + BaCO3
9. NaNO3+HCl NaCl + HNO3
10. 2NaNO3+2FeSO4 + 2H2SO4 2H2O + Fe2(SO4)3 + 2NO2
+ Na2SO4
11. 2NaNO3+H2SO4 Na2SO4 + 2HNO3

IX. Analisa
Setelah melalui praktikum pendahuluan tentang kation dan
anion, dan mempelajari reaksi-reaksi kimia yang dapat terjadi pada
setiap kation dan anion. Pada praktikum ini akan diberikan sampel
dan kemudian melakukan analisis untuk mengetahui komponen
kation apa saja yang terkandung dalam sampel tersebut, dalam
sampel, kemungkinan akan terdapat dua atau lebih kation.
Untuk pengujian pertama adalah pengujian kation dengan
menguji 3 sampel diantaranya sampel A, sampel B dan sampel C
yang belum kita ketahui kandungan yang ada pada ketiga larutan
tersebut. Setelah melakukan percobaan sampel A kami golongkan
kedalam Kation Golongan I, hal ini terbukti ketika larutan sampel A
direaksikan dengan Pb2+ membentuk endapan kuning (yellow solid)
yang merupakan sifat utama dari Pb. Ketika bereaksi dengan NH3
membentuk edapan gray-black yang merupakan identifikasi kation
Hg. Dan juga pada Ag(NH3)2 yang bereaksi membentuk white
precipitate (AgCl) yang merupakan sifat dari logam Ag. Sehingga
beberapa reaksi diatas menunjukan bahwa Sampel A termasuk
kedalam Golongan I. Untuk Sampel B bereaksi menghasilkan
endapan putih , sedangkan saat dipanaskan dan dibiarkan dingin
muncul endapan berwarna kuning. Sehingga berdasakan
percobaan sampel B termasuk kedalam golongan kation yang
mengandung Pb2+. Dan untuk sampel C berdasarkan percobaan
yang kami lakukan larutan ini tidak mengandung kation Cu 2+ karena
saat bereaksi dengan KOH tidak menghasilkan endapan biru
melainkan endapan putih seperti dadih yang merupakan sifat kation
Al3+ dan untuk lebih memastikannya kami juga mereaksikan larutan
yang memiliki endapan putih dadih tersebut dengan Na2CO3 yang
membuat endapan larut dalam reagen dan sudah jelas sampel C itu
mengandung kation Al3+.
Kemudian untuk pengujian berikutnya adalah pengujian
Identifikasi Anion menjadi 3 golongan yaitu Anion Golongan I yaitu
Cl-,Br-,SO42-,SO32- ; Anion Golongan II yaitu S2O3 2-
, S2- , PO43- ,
CrO42- , CrO72- ; dan pada Anion Golongan yaitu CH3COO- , NO2- ,
CO3 2- , NO3- . Sehingga dapat saya jabarkan sebagai berikut :

 Anion Golongan I :

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3

Ketika kedua larutan tersebut direaksikan menghasilkan


endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium nitrat
(NaNO3). Hal tersebut disebabkan oleh ion Cl pada larutan
tersebut.

2NaCl + H2SO4 2HCl + Na2SO4


Larutan garam direaksikan dengan asam asetat menghasilkan
produk samping HCl, namun tidak didapati reaksi apapun dan
perubahan apapun.

Na2SO4 + 2AgNO3 2NaNO3 + Ag2SO4

Ketika larutan Na2SO4 direaksikan dengan campuran larutan


BaCl2 +HCl dari hasil pengamatan didapati endapan putih dan
terjadi perubahan warna menjadi putih susu. Dan ketika larutan
natrium sulfat (NaSO4) di reaksikan dengan perak nitrat
(AgNO3) akan menghasilkan sodium nitrat (NaNO3) akan
menghasilkan endapan dari sodium nitrat dan larutan berwarna
bening karena sodium nitrat berbentuk kristal bening tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak terjadi perubahan. Dari hasil
pengamatan didapati endapan warna bening atau kristal dari
sodium nitrat.

 Anion Golongan II :

K2CrO4 + H2SO4 K2Cr2O7 + K2SO4 +H2O


Perubahan yang terjadi adalah warna kuning menjadi jingga,
hal ini dikarenakan sifat dari H2CrO4 yang memiliki warna
orange.

K2CrO4 + 2AgNO3 Ag2CrO4 + 2KNO3

Perubahan warna dari kuning kemerah-merahan menjadi


merah bata dan terdapat banyak endapan. Hal tersebut
dikarenakan reaksi menghasikan Ag2CrO4.

2K2Cr2O7 + 2H2SO4 K2Cr2O7 + K2SO4 +H2O

Ketika larutan kalium dikromat (K 2Cr2O7) direaksikan dengan


asam sulfat encer (H2SO4) perubahan yang terjadi adalah
terbentuknya kristal merah kekuningan.

K2Cr2O7 + 2AgNO3 Ag2CrO7 + 2 KNO3


Perubahan dari reaksi diatas adalah adanya endapan kemerah
bataan. Dari hasil pengamatan didapati endapan merah bata
karena menghasilkan produk Ag 2CrO7 yang membentuk
endapan.
 Anion Golongan III :

NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl


Ketika larutan natrium nitrit (NaNO 2) direaksikan dengan asam
klorida (HCl) tidak didapati reaksi perubahan apapun, baik
warna maupun munculnya endapan.

NaNO2 + AgNO3 AgNO2 + Na2O3


Terjadi perubahan menjadi putih keruh dan didapatkan adanya
endapan, hal ini terjadi karena reaksi ini menghasilkan produk
AgNO2 yang berwarna putih sehingga membentuk endapan
putih.

2NaNO2+2FeSO4+2H2SO4 2H2O + Fe(SO4)3+2NO+Na2SO4

Ketika larutan natrium nitrit direkasikan dengan FeSO 4 dan


H2SO4 dari hasil pengamatan didapati larutan berwarna hijau
dikarenakan sifat kimia dari FeSO4 adalah berwarna hijau.

5NaNO2+2KMnO4 + 3H2SO4 3H 2O + K2SO4 + 2MnSO4


+ 5NaNO3

Dari reaksi yang terjadi hanya menghasilkan sedikit gelembung


udara, namun tidak terjadi perubahan apapun.

Na2CO3+HC H2O + CO2 + 2NaCl

Ketika larutan natrium karbonat (Na2CO3) di reaksikan dengan


asam klorida (HCl) dari hasil pengamatan tidak terjadi reaksi.

Na2CO3+BaCl2 2NaCl + BaCO3


ketika direaksikan dengan BaCl2 membentuk gelembung dan
larutannya berwarna pekat. Sedangkan ketika Larutan NaNO3
direaksikan dengan HCl, campuran FeSO 4+H2SO4 tidak
menunjukkan adanya reaksi sama sekali, baik dari perubahan
warna maupun munculnya endapan.

X. Penutup
A. Kesimpulan
Setelah melalui praktikum pendahuluan tentang kation dan
anion, dan mempelajari reaksi-reaksi kimia yang dapat terjadi
pada setiap kation dan anion, dapat disimpulkan bahwa
1. Golongan I : kation golongan ini membentuk endapan dengan
asam klorida
2. Golongan II: kation golongan ini bereaksi dengan asam
klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer.
3. Golongan III: kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam
klorida encer. Ataupun dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk
endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
aminiakal.
4. Golongan IV: kation golongan ini bereaksi dengan golongan I,
II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium
karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam.
5. Golongan V: kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi
dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan
golongan kation yang terakhir.
Kemudian pada Analisa Kualitatif Anion tidak begitu
sistematik seperti pada identifikasi kation. Karena dilakukan untuk
mengetahui jenis zat atau komponen yang terkandung dalam
suatu sampel. Analisis kualitatif dilakukan sebelum melakukan
analisis kuantitatif, karena perlu diketahui komponen yang
terkandung dalam suatu sampel untuk menyesuaikan metode
yang digunakan. Analisis kualitatif secara konvensional dapat
dilakukan secara visual, baik dalam keadaan kering maupun
basah. Dalam keadaan kering analisis dapat dilakukan melaui
pengenalan bentuk dan warna, bau, maupun endapan garam-
garam perak didalamnya.

B. Saran
- Praktikan diharapkan memahami modul sebelum praktikum
dilakukan
- Hati-hati terhadap bahan-bahan kimia yang diuji, salah satu
contohnya adalah saat pengambilan asam pekat
- Hati-hati terhadap alat-alat penunjang jalannya praktikum

XI. Daftar Pustaka


Bassett Poedjatmaka A.H. Setiono L., (1994). Buku Ajar Vogel Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, edisi 4.
Ismono, (1978) Dasar-dasar Kimia Analitik Kuantitattif, Bandung :
Institut Teknologi Bandung.
Khopkar, S.M., Rahardjo, A. Sapto (1990). Konsep Dasar Kimia
Analitik, Jakarta : Universitas Indonesia.
Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Kualitatif Makro dan Semi Makro,
Jakarta : PT. Kalman Pustaka
Raymond, 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, JIlid 2 Edisi
Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta
Jurnal Sementara
Foto Lampiran Praktikum

Anda mungkin juga menyukai